PENERAPAN STRATEGI PREDICTION GUIDE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MURID KELAS III SD NEGERI 030 TAMPAN PEKANBARU
Oleh ERFINA NIM. 10818004713
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/ 2012 M
PENERAPAN STRATEGI PREDICTION GUIDE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MURID KELAS III SD NEGERI 030 TAMPAN PEKANBARU
Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Oleh ERFINA NIM. 10818004713
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/ 2012 M
ABSTRAK Erfina (2010)
: Penerapan Strategi Prediction Guide untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Murid Kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru
NIM
: 10818004713
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar murid dalam pelajaran matematika kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru melalui penerapan strategi pembelajaran prediction guide. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas III C SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah murid sebanyak 42 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran prediction guide untuk meningkatkan hasil belajar murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali ulangan harian I dan siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dan satu kali ulangan harian II. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: Perencanaan/persiapan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi Prediction Guide dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III C SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Ketuntasan hasil belajar murid sebelum tindakan dikategorikan rendah dengan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 47%, sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar murid setelah tindakan pada siklus I adalah 61,90% dan persentase hasil belajar murid siklus II adalah 78,57%, dengan kategori keberhasilan 100% dari jumlah murid, artinya seluruh murid telah mencapai nilai keberhasilan yang telah ditetapkan (minimal 75%). Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran prediction guide dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III C SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru.
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
BAB II
ii iii v vii viii
Latar Belakang ....................................................................... Definisi Istilah ....................................................................... Batasan Masalah ..................................................................... Rumusan Masalah .................................................................. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................
1 6 8 8 8
KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis ................................................................. 1. Hasil Belajar Matematika .................................................. 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 3. Strategi Pembelajaran Prediction Guide ........................... 4. Kelebihan Strategi Pembelajaran Prediction Guide ......... 5. Penerapan Strategi Prediction Guide ................................ B. Penelitian yang Relevan ........................................................ C. Hipotesis Tindakan ................................................................ D. Indikator Keberhasilan ..........................................................
10 10 15 17 19 22 26 26 27
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Bentuk Penelitian ................................................................... Subjek dan Objek Penelitian ................................................. Tempat Penelitian .................................................................. Rencana Penelitian ................................................................ Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .................................... Teknik Analisis Data .............................................................
28 29 29 29 33 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian ................................................... B. Hasil Penelitian ...................................................................... 1. Sebelum Tindakan ........................................................... 2. Siklus I ............................................................................ 3. Siklus II ...........................................................................
37 41 41 44 62
C. Pembahasan ...........................................................................
81
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
87 87
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Interval dan Kategori Aktivitas Guru dan Siswa ................................
35
2. Keadaan Guru SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru .............................
38
3. Keadaan Murid SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru ...........................
40
4. Sarana dan Prasarana SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru ..................
41
5. Skor Hasil Belajar Murid Sebelum Tindakan .....................................
43
6. Aktivitas Guru Pertemuan Siklus I .....................................................
51
7. Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II .........................................
52
8. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Pertama Siklus I ...........
54
9. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Kedua Siklus I ..............
55
10. Hasil Belajar Murid Siklus I ...............................................................
57
11. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I ..................................................
58
12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid Siklus I .......................
59
13. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ...........................................
60
14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus II ...........
70
15. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II ..............
71
16. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga Siklus II ..............
72
17. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Pertama Siklus II ..........
73
18. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Kedua Siklus II ............
74
19. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Ketiga Siklus II ............
75
20. Hasil Belajar Murid Siklus II ..............................................................
77
21. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus II .................................................
78
22. Rekapitulasi Aktivitas Murid Siklus II ...............................................
79
23. Rekapitulasi Hasil Belajar Murid Siklus II .........................................
80
24. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Murid ...........................................
83
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Guru sebagai tenaga kependidikan memegang peranan yang amat penting dan strategis dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus kreatif dalam menemukan hal-hal baru untuk mencapai prestasi pembelajaran yang optimal. Jajaran pengelola pendidikan, baik instansi yang membawahi sekolah, maupun guru sebagai pelaksana lapangan pendidikan, diharapkan mampu mewujudkan tujuan minimal standar pendidikan nasional yaitu membentuk manusia berkualitas yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu tujuan dari Sekolah Dasar adalah menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Usaha menyiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan
2
seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada murid termasuk di dalamnya mata pelajaran matematika. 1 Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempunyai keterkaitan paling banyak dengan cabang ilmu yang lain, ilmu yang bersifat universal. Matematika merupakan ilmu yang mendasari pengembangan tekhnologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan Matematika diskrit. Untuk menguasai dan merancang teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini 2. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat dan efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika dan membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan penafsiran solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sifat saling menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika , serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.3
1
Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2006, hlm. 40. 2
Ibid, hlm. 40.
3
Ibid, hlm. 40.
3
Untuk mencapai tujuan tersebut, tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain sesuai dengan sepuluh kompetensi (kemampuan) yang dimilikinya. Namun sebagai inti dari kegiatan pendidikan sekolah, proses belajar mengajar sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh murid. Dari uraian di atas, dapat dijelaskan betapa pentingnya pelajaran Matematika diterapkan kepada peserta didik. Sehubungan dengan hal itu, di SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru, pelajaran Matematika telah diajarkan pada peserta didiknya dan berusaha meningkatkan hasil belajar Matematika murid secara maksimal. Metode ceramah, latihan ataupun penugasan merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit. Namun dalam kenyataannya, peneliti melihat penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran yang menguasai pembelajaran dengan baik hanya guru yang bertugas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan murid hanya terbatas apa yang dikuasai guru. Selanjutnya akibat yang timbul dari metode ceramah yang digunakan dalam proses pembelajaran murid cenderung bosan terhadap materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar murid kurang memuaskan.
4
Sedangkan metode latihan ataupun penugasan yaitu metode ini menekankan pada pencapaian siswa yang diperoleh dari teknik mengerjakan tugas yang diberikan dan latihan intensif. Kelebihan metode pembelajaran ini adalah mengarahakan siswa untuk mandiri dan lebih rajin dalam mengerjakan latihan dan tugas, guru bertugas mengevaluasi hasil belajar siswa. Secara umum, metode ini diterapkan pada materi matematika dan kecakapan motoris seperti menulis, dan melafalkan huruf. Sedangkan kekurangan metode pembelajaran ini adalah bagi anak didik yang tingkat kecerdasannya lebih dari rata-rata, metode ini kadang terkesan membosankan, dan membuat anak susah berinisiatif. Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru telah berusaha meningkatkan hasil belajar murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun penulis menemukan gejala-gejala dalam proses pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut : 1. Murid merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru hal ini terlihat ketika dilakukan post test sebagian besar murid tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. 2. Kurang bervariasinya metode yang dipergunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab dan pemberian tugas. 3. Jika diberikan pekerjaan rumah sebagian (50%) siswa tidak mampu mengerjakan tugas tersebut dengan benar. 4. Jika tugas-tugas tersebut ditanyakan kembali oleh guru, hanya sebagian kecil (20%) dari siswa yang mengerti dengan tugas yang telah dikerjakannya.
5
5. Jika soal yang dianggap sulit, siswa yang berkemampuan rendah tidak berusaha untuk
mengerjakannya,
tetapi
menunggu
hasil
dari
temannya
yang
berkemampuan tinggi selesai mengerjakannya. 6. Hasil belajar murid di akhir semester hampir 60% dari jumlah murid mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 60 terutama pada pelajaran Matematika. 7. Metode pembelajaran yang dilakukan guru hanya metode ceramah dan pemberian tugas. Guru mengawali proses pembelajaran dengan menjelaskan materi pelajaran secara terus menerus tanpa memperhatikan murid menyimak atau tidak penjelasan yang disampaikan guru, selanjutnya guru memberi tugas kepada murid. Hal ini membuat murid bosan dan tidak suka dengan pembelajaran matematika. Sehingga hasil belajar murid rendah, banyak murid yang tidak mencapai ketuntasan dalam belajar. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar murid khususnya pada pelajaran
Matematika
umumnya
rendah.
Berdasarkan
analisa
sementara
berkemungkinan dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru selama ini. Pada dasarnya banyak upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar murid, salah satu strategi mengajar yang dapat dijadikan alternatif adalah strategi Prediction Guide. Strategi Prediction Guide adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan murid di dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir.
4
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak murid untuk belajar
4
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD: Yogyakarta, 2007, hlm. 4
6
secara aktif. Karena melalui strategi ini murid dapat bekerjasama satu dengan yang lainnya melalui kelompok-kelompok kecil. Murid dapat menyampaikan jawabanjawaban yang menurut mereka benar. Keadaan seperti ini akan dapat meningkatkan aktivitas murid yang bermuara pada peningkatan hasil belajarnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Hartono bahwa pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian murid/anak didik agar tetap tertuju pada hasil pembelajaran. 5 Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai tindakan perbaikan hasil belajar murid khususnya pada pelajaan Matematika melalui suatu penelitian
dengan
judul
“Penerapan
Strategi
Prediction
Guide
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Murid Kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru”.
B. Definisi Istilah 1. Penerapan Penerapan adalah proses, cara menerapkan sesuatu6. Dalam hal ini adalah cara menerapkan Strategi Prediction Guide untuk meningkatkan hasil belajar Matematika.
5
Hartono, dkk. PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2008. hlm. 39 6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 1198
7
2. Strategi Prediction Guide Strategi Prediction guide terdiri dari dua kata yaitu Prediction dan Guide. Dalam kamus inggris- indonesia, Echol mengartikan bahwa Prediction berarti ramalan, perkiraan atau prediksi. Sedangkan guide berarti buku pedoman, pandu, memandu, menuntun, atau mempedomani. Jadi, Prediction Guide berarti panduan atau penuntun prediksi. 3. Meningkatkan Meningkatkan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan (usaha, kegiatan)7. Adapun usaha yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika. 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental murid. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar”. 8
7 8
Depdikbud, Op. Cit, hlm 1661 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm. 3
8
C. Batasan Masalah Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini pada materi ”bangun datar” pada pelajaran matematika kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Karena pada materi ini menjumpai adanya suatu masalah dalam hasil belajar siswa D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan penerapan strategi Prediction Guide dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun datar murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun datar murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru melalui penerapan strategi pembelajaran Prediction Guide. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian diatas maka manfaat yang akan diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: a. Bagi murid, dengan penerapan strategi Prediction Guide dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Murid Kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. b. Bagi guru, dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih suatu model pembelajaran yang efektif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar murid.
9
c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar murid. 2) Meningkatkan pembelajaran.
produktivitas
sekolah
melalui
peningkatan
kualitas
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika Dalam kegiatan pendidikan di sekolah, belajar merupakan aktivitas yang paling utama dalam upaya memberikan bekal kompetensi kepada peserta didik. Kompetensi yang diharapkan jelas akan mewujudkan perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara individu dan kolektif. Menurut Hilgard, belajar adalah suatu proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 1 Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor. 2 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaktif dengan lingkungannya. 3 Hartono mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4 Selanjutnya Hartono, dkk menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses 1
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2008. hlm. 229 Ibid. hlm. 229 3 Syafii. Strategi Belajar Mengajar. 2002. Jakarta. Rineka Cipta. 2007. hlm. 1 4 Hartono, Strategi Pembelajaran, Pekanbaru: LSFK2P, hlm. 1 2
10
11
aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. 5 Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu secara menyeluruh. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.6 Selanjutnya menurut Dimyati dan Mujiono mengatakan bahwa : Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan berakhirnya batas dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian atau (proses, cara, perbuatan mencapai) tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental murid. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 7 Menurut bloom, dkk. Hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain. Yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. 8 Hasil belajar murid pada materi pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang 5
Hartono, Op Cit. 2008. hlm. 9 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2008. hlm 22 7 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Proses Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta, 2000, hlm 3 8 Herry Asep Hermawan. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007. hlm. 27 - 32 6
12
dilakukan murid. Atau dengan kata lain, hasil belajar murid pada mata pelajaran matematika merupakan apa yang diperoleh murid dari proses belajar matematika. Degeng yang dikutip oleh Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.9 Dalam konteks tulisan ini, yang diukur dari hasil belajar murid pada mata pelajaran matematika, mengacu dari berbagai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah tujuan pembelajaran yang disusun berdasarkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yaitu kemampuan murid dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Dimana ranah kognitif ini terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pemahaman yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Aplikasi yaitu menerapkan pengetahuan ke dalam kehidupan nyata. Analisis yaitu memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Sedangkan evaluasi yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, cara kerja, metode, dan sebagainya. 10 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni menerima, menanggapi, menghargai, mengatur diri dan menjadikan pola hidup. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar, keterampilan, dan kemampuan bertindak. Ranah psikomotor ini memiliki lima tingkatan
9
Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. 2007. hlm. 139. 10 Nana Sudjana. Op Cit. 2008. hlm 22
13
keterampilan yakni keterampilan gerakan refleks, keterampilan pada gerakangerakan dasar, kemampuan konseptual, kemampuan di bidang fisik, dan keterampilan gerakan-gerakan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Ketiga ranah tersebut seiring sejalan dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh murid yang benar-benar menguasai materi tentang bangun datar maka akan muncul hasrat atau keinginan untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang materi tersebut.11 Berdasarkan pengelompokan di atas, maka hasil belajar matematika lebih terarah pada hasil belajar kognitif. Dimana murid belajar memahami konsepkonsep yang ada dalam materi pelajaran matematika, salah satunya adalah bangun datar. Sedangkan Gagne mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe hasil belajar yaitu : a. Belajar kemahiran intelektual (kognitif) Ada tiga tipe yang termasuk dalam belajar kemahiran intelektual, yaitu belajar membedakan atau diskriminasi, belajar konsep, dan belajar kaidah. b. Belajar informasi verbal Belajar informasi verbal adalah belajar menyerap atau mendapatkan, menyimpan dan mengkomunikasikan berbagai informasi dari berbagai sumber. c. Belajar mengatur kegiatan intelektual Belajar mengatur kegiatan intelektual adalah belajar untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan konsep dan kaidah yang dimiliki.
11
Ibid. hlm. 22
14
d. Belajar sikap Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, apakah berarti atau tidak bagi dirinya. e. Belajar keterampilan motorik Belajar keterampilan motorik berkenaan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan gerak anggota tubuh.12 Sementara itu Tulus Tu’u mengemukakan bahwa : Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau diperguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai Tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.13
Berdasarkan kedua pendapat yakni yang dikemukakan oleh Blom dan Gagne, maka terdapat perbedaan di antara keduanya, jika Blom membagi hasil belajar atas tiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) maka Gagne membagi hasil belajar menjadi 5 aspek (kemahiran intelektual, informasi verbal, mengatur kegiatan intelektual, belajar sikap dan keterampilan motorik. Menurut analisas menulis, hasil belajar secara garis besar dikelompokkan atas 3 ranah saja yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Karena informasi verbal
12 13
hlm. 75
Wina Sanjaya. Op cit, hlm. 233-234. Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Murid, Grasindo, Jakarta, 2004,
15
dan mengatur kegiatan intelektual dapat dikelompokkan ke dalam hasil belajar kognitif. Dari pendapat para ahli tersebut jelas bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang menjadi milik murid sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilaksanakannya dan merupakan penentu akhir dalam melaksanakan rangkaian aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar atau prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang murid setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang dimaksud hasil belajar matematika merupakan hasil yang dicapai oleh seorang murid setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas, khususnya pada materi bangun datar murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Muhibbin Syah ada 3 faktor yang memperngaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikiut : 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa 2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di luar diri siswa.
16
3) Faktor pendekatan belajar yakni jenis belajar siswa yang meliputi teknik dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. 14 Sedangkan menurut Tulus Tu’u faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1). Kecerdasan Artinya bahwa tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang murid sangat menentukan keberhasilannya untuk mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai dengan kecerdasan yang ada pada dirinya. 2). Bakat. Bakat diartikan sebagai kemampuan yang ada pada seseorang yang di bawahnya sejak lahir sebagai warisan dari orang tuanya. 3). Minat dan perhatian Minat adalah kecendrungan besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian saling berkaitan erat satu dengan yang lainnya, minat dan perhatian yang tinggi pada suatu materi akan memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajar murid. 4). Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu, motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar, jika siswa mempunyai motif
14
Muhibbin, Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Rineka Cipta: Bandung. 2005. hlm. 132
17
yang kuat hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang lebih baik. 5). Cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi oleh cara belajarnya. Cara belajar yang efisien memungkinkan siswa mencapai prestasi yang tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. 6). Lingkungan keluarga Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif yang sangat berpengaruh terhadap prestasi murid. 7). Sekolah Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar murid. 15 Dari ungkapan di atas dapat kita pahami bahwa faktor keberhasilan siswa dapat dipengaruhi
oleh diri siswa itu sendiri, terutama kemampuan
yang
dimilikinya. Sedangkan yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dari lingkungan yang dominan adalah kualitas pengajaran. 3. Strategi Pembelajaran Prediction Guide Strategi Prediction Guide adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan murid di dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir. 16 Pertama kali murid diminta untuk menebak apa yang akan muncul dalam topik tertentu. Selama penyampaian materi, murid dituntut untuk mencocokkan hasil 15
Tulus Tu’u. Op Cit. hlm 78
16
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD: Yogyakarta, 2007, hlm. 4
18
tebakan mereka dengan materi yang disampaikan guru. Prediction Guide ini merupakan strategi pembelajaran aktif dimana selama penyampaian materi siswa dituntut mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru. Strategi prediction guide dapat memberikan arah belajar siswa lebih berfikir logis dan menarik karena siswa diminta untuk menerka hal-hal yang ada dalamsuatu topik dimana siswa belum tahu
secara mendalam isi dari topik
tersebut. Hal ini dapat mendukung siswa untuk berfikir kreatif dalam mempelajari suatu materi matematika yang sebagian besar siswa menganggap matematika adalah momok. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran prediction guide, diharapkan siswa dapat terlibat dalam pelajaran sejak awal pertemuan hingga akhir dan tetap mempunyai
perhatian
ketika
pengajar
menyampaikan
materi.
Selama
penyampaian materi siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi dengan materi yang disampaikan oleh pengajar, sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas akan menyenangkan dan siswa tidak akan bosan dan mampu memahami materi yang akan disampaikan karena dalam strategi tersebut tidak hanya guru yang berperan aktif tapi juga peserta didik ikut aktif. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak murid untuk belajar secara aktif. Dengan strategi ini murid diharapkan dapat terlibat dalam pelajaran dan tetap mempunyai perhatian ketika guru menyampaikan materi. Dengan strategi ini murid dapat menggunakan kemampuan otak mereka tanpa harus dipaksa. Murid terlibat secara aktif saat guru menyampaikan materi
19
pendidikan. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga fisik. Langkah-langkah strategi Prediction Guide menurut Hisyam Zaini adalah sebagai berikut:17 a. Tentukan topik yang akan Anda disampaikan, b. Bagi murid ke dalam kelompok-kelompok kecil c. Guru meminta murid untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam pembelajaran d. Murid diminta untuk membuat perkiraan-perkiraan itu di dalam kelompok kecil e. Sampaikan materi pelajaran secara interaktif f. Selama proses pembelajaran, murid diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi Anda. Kelas akan menjadi lebih dinamis jika diadakan kompetisi antar kelompok untuk mencari kelompok dengan prediksi yang paling banyak benarnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa strategi pembelajaran Prediction Guide memperioritaskan pada keaktivan murid. Keaktivan murid akan berdampak pada peningkatan hasil belajar murid. Karena murid yang aktif akan selalu bertanya tentang permasalahan yang dihadapinya. 4. Kelebihan Strategi Pembelajaran Prediction Guide Strategi Pembelajaran Prediction Guide merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Adanya pembelajaran
17
Ibid. hlm. 4 -5.
kooperatif akan memupuk
20
pembentukan kelompok kerja dengan lingkungan yang positif. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang belajar dalam situasi pembelajaran kelompok di dorong dan diharapkan untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasi usahanya untuk menyelesaikan
tugas tersebut secara bersama-sama. Menurut
peneliti, proses pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Lie menyebut bahwa pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dan 4-5 orang saja.18 Kunandar menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.19
18
Anita Lie. Cooperative Learning. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta. 2007. hlm. 28 Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2007. hlm. 337 19
21
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Kunandar menyatakan bahwa pembelajaran dengan kooperatif memiliki begitu banyak keunggulan diataranya yaitu: 1) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial 2) Mengembangkan kegembiraan dalam belajar yang sejati 3) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan 4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. 5) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial 6) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 7) Menghilangkan
siswa
dari
penderitaan
akibat
kesendirian
atau
keterasingan dan sebagainya20. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa belajar secara kolompok. Anggota kelompok harus heterogen baik kognitif, jenis
20
Kunandar, Ibid, hlm. 340
22
kelamin, suku, dan agama. Belajar dan bekerja secara kolaboratif, dengan struktur kelompok yang heterogen.21 Siswa bekerjasama setelah guru menyajikan bahan ajar. Mereka dapat bekerja secara berpasangan dan saling membandingkan jawaban, membahas tiap perbedaan, dan saling tolong menolong manakala terdapat kesalahan pengertian (mis understanding). Mereka dapat membahas teknik atau pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah, atau mereka dapat saling mengajukan soal atau kuis mengenai materi yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan teman-teman sekelompok, coba menilai kekuatan dan kelemahan mereka sendiri sehingga dapat membantu mereka untuk berhasil baik dalam kuis. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sangat banyak alasan yang meyakinkan bahwa pembelajaran kooperatif memang pantas untuk dilaksanakan dalam pembelajaran matematika, terlebih lagi jika guru betul-betul mampu menguasai kelas serta materi yang akan dibahas. Jika semua prinsip di atas dilaksanakan maka akan tercapai keberhasilan yang diinginkan oleh guru. Namun jika dalam pelaksanaan hanya menargetkan salah satu konsep dasar saja, maka akan menyebabkan efektifitas dan produktifitas model ini secara akademis terbatas. Pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk membantu siswa agar tidak terlalu tergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. Dengan adanya interaksi selama Pembelajaran kooperatif ini dapat 21
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Nusa Media: Bandung. 2008. hlm. 11
23
meningkatkan hasil siswa dan memberikan rangsangan berfikir. Dengan adanya hasil siswa dalam mengikuti pembelajaran akan diikuti dengan hasil belajar yang optimal. 5. Penerapan Strategi Prediction Guide Di dalam pengertian strategi Prediction guide terdiri dari dua kata yaitu Prediction dan Guide. Dalam kamus inggris- indonesia, Echol mengartikan bahwa Prediction berarti ramalan, perkiraan atau prediksi. Sedangkan guide berarti buku pedoman, pandu, memandu, menuntun, atau mempedomani. Jadi, Prediction Guide berarti panduan atau penuntun prediksi. Sedangkan menurut Hisyam Zaini mengartikan prediction guide, sebagai tebak pelajaran. Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan untuk melibatkan peserta didik atau siswa di dalam pembelajaran secara aktif, mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk mengungkapkan pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Dengan strategi ini, siswa di tuntut untuk aktif dan diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru maupun yang mereka peroleh dari sumber belajar.22 Penerapan Strategi Prediction Guide dalam pembelajaran matematika dapat dijabarkan sebagai berikut.
22 22
Ibid. hlm. 4 -5.
24
a. Tahap Persiapan Pada tahap ini terlebih dahulu guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, lembar tugas murid, lembar observasi aktivitas guru dan murid, dan lembar soal evaluasi. Pada tahap persiapan guru membagi murid dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang murid yang heterogen dari segi konigtif dan afektif. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal
:
a. Guru melakukan apersepsi terhadap pelajaran yang telah lalu dengan melakukan tanya jawab b. Guru memotivasi murid dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2) Kegiatan Inti: a. Guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan b. Guru mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk c. Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok d. Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok
25
e. Guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan f. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya g. Guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. h. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan 3) Kegiatan Akhir
:
a. Guru memberi kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami b. Guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu c. Guru memberikan tugas rumah kepada murid Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa Pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk membantu siswa agar tidak terlalu tergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. Dengan adanya interaksi selama Pembelajaran kooperatif ini dapat meningkatkan hasil siswa dan memberikan rangsangan berfikir. Dengan adanya hasil siswa dalam mengikuti pembelajaran akan diikuti dengan hasil belajar yang optimal. Mencermati langkah Langkah-langkah strategi Prediction Guide, maka
penulis berasumsi bahwa
26
strategi ini cocok untuk menyampaikan materi bangun datar seperti langkah meminta murid untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam pembelajaran seperti menemukan sifat-sifat bangun datar dan persegi panjang. Sedangkan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan strategi pembelajaran Prediction Guide ini adalah materi yang sesuai. Artinya sebelum guru masuk pada pokok bahasan yang sebenarnya guru harus memberikan contoh-contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari murid dan membawanya kepada konsep-konsep yang nyata. B. Penelitian yang Relevan Dari beberapa karya ilmiah yang penulis baca, penulis menjumpai judul yang ada unsur relevan dengan judul yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Irawan tahun 2009 dari Fakultas Tarbiyah UIN Sultan Syarif Kasim dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Prediction Guide Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 013 Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar. Adapun unsur relevannya adalah sama-sama menggunakan Pembelajaran Kooperatif Prediction Guide namun pada pelajaran yang berbeda. Adapun hasil penelitian saudara Irawan menunjukkan bahwa Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Prediction Guide Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 013 Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar, berhasil. Hasil belajar siklus I rata-rata sebesar 60, dengan ketuntasan 65%, sedangkan pada siklus II rata-rata sebesar 75, dengan ketuntasan mencapai 78%.
27
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: jika strategi Prediction Guide diterapkan pada proses pembelajaran matematika maka akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru semester genap tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok bangun datar. D. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila murid yang memiliki hasil belajar yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 75 % dari seluruh murid di kelas. Untuk murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru KKM yang dtetapkan di sekolah yakni 60. Dengan demikian indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 75% dari seluruh siswa mencapai nilai di atas 60.
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakanriset-tindakan” yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Menurut Arikunto penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. 1 Tindakan kelas yang diberikan pada penelitian ini adalah penerapan strategi Prediction Guide dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika murid. Wardani menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dipakai dalam kelas melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar murid menjadi meningkat.2 Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan melakukan tindakantindakan tertentu yang belum pernah diterapkan sebelumnya guna memperbaiki proses pembelajaran yang tujuannya untuk meningkatkan hasil belajar matematika murid. Dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan adalah menerapkan strategi prediction guide dalam pembelajaran matematika. 1 2
hlm. 1.4
Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. hlm. 58. Wardani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004.
29
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah murid kelas IIIC SD Negeri 030 Pekanbaru semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah murid sebanyak 42 orang murid yang terdiri dari 22 orang murid laki-laki dan 20 orang murid perempuan. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi Prediction Guide untuk meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III SD Negeri 030 Pekanbaru. C. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 030 Pekanbaru tepatnya di kelas IIIC. D. Rencana Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IIIC SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Adapun waktu penelitian ini direncanakan bulan Januari hingga Juni 2010. Mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan tiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IIIC tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah murid 42 orang, yang terdiri dari 22 orang murid laki-laki dan 20 orang murid perempuan.
30
2. Variabel yang Diselidiki Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1) Penerapan strategi Prediction Guide (variabel bebas) dan 2) hasil belajar matematika (variabel terikat). 3. Rencana Tindakan Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2010. Penelitian ini terdiri dari beberapa siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hal dimaksudkan agar guru dan murid dapat beradaptasi dengan model pembelajaran yang diteliti, sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar selanjutnya. Apabila target dalam penelitian ini belum tercapai, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) observasi dan 4) Refleksi. a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, dilaksanakan oleh guru dan observasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran, dengan standar kompetensi Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah menghitung persegi dan persegi panjang, khusunya pada materi pokok bangun datar.
31
2) Meminta teman sejawat untuk menjadi observer. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang menghitung keliling persegi dan persegi panjang 2) Guru mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk 3) Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok 4) Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok 5) Guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masingmasing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan 6) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya 7) Guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. 8) Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan c. Observasi Dalam pelaksanaan penelitian juga melibatkan pengamat, tugas dari pengamat tersebut adalah untuk melihat aktivitas guru dan murid selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberi masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, sehingga masukan-
32
masukan dari pengamat dapat dipakai untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Pengamatan ditujukan untuk melihat aktivitas guru dan murid selama proses berlangsungnya pembelajaran. Dalam hal ini yang akan dijadikan observer adalah wali kelas IIIC yaitu ibu Dra. Sriwati. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat merefleksikan diri dangan melihat data observasi guru dan murid selama pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari tahap observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisa, dari hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi bangun datar dengan strategi Prediction Guide untuk meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Data yang direfleksi adalah data tentang aktivitas guru dan murid dan data tentang hasil belajar matematika murid. Selain itu, pelaksanaan strategi prediction guide yang dilakukan guru di kelas juga direfleksi untuk mengetahui kelemahan yang terjadi dan direncanakan perbaikan untuk siklus selanjutnya. E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : jenis data kualitatif dan data kuantitatif, yang terdiri dari : a. Aktivitas Pembelajaran Yaitu data tentang aktivitas guru dan aktivitas murid selama pembelajaran. b. Hasil Belajar Matematika
33
Yaitu data yang diperoleh dari hasil evaluasi atau ulangan harian I dan II yang dilaksanakan pada akhir siklus. 2. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik: a. Aktivitas Pembelajaran Data tentang aktivitas guru dan aktivitas murid selama pembelajaran, diperoleh melalui lembar observasi. b. Hasil belajar matematika Data tentang hasil belajar murid diperoleh dari tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus. F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran dan sejauh mana keberhasilan tindakan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran dan data ketercapaian kompetensi dasar. 1. Aktivitas Guru dan Murid Data aktivitas guru dan murid berupa penjelasan perkembangan aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan poin-poin pada lembar pengamatan penerapan strategi prediction guide.
Hasil
pengamatan
dibandingkan
dengan
karakteristik
strategi
pembelajaran prediction guide sehingga diperoleh gambaran kelemahankelemahan dan kendala yang dihadapi selama penelitian berlangsung.
34
Untuk melihat aktivitas guru dalam membina proses pembelajaran yang menggunakan 8 aktivitas, dapat dilihat dari lembar observasi yang menggunakan 4 alternatif jawaban dengan skor aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Baik (B)
=3
b. Cukup (C)
=2
c. Kurang (K)
=1
d. Tidak Dilaksanakan = 0 Sehingga jumlah skor tertinggi 8 3 24 dan skor terendah 8 0 0 . Menentukan 3 klasifikasi tingkat kesempurnaan guru dan murid dalam menggunakan strategi pembelajaran prediction guide, dapat dihitung dengan cara: a. Menentukan jumlah klasfikasi yang diinginkan, yaitu 3 klasifikasi yaitu sempurna, kurang sempurna, dan tidak sempurna. b. Menentukan interval (I), yaitu: I
24 0 8 3
c. Menentukan tabel klasifikasi standar pelaksanaan strategi pembelajaran prediction guide, yaitu: Tabel 1. Interval dan Kategori Aktivitas Guru dan Murid Interval Skor 0 7 8 - 15 16 - 24
Kategori tidak sempurna kurang sempurna sempurna
2. Hasil Belajar Matematika Analisis hasil belajar matematika murid dilakukan dengan membandingkan hasil ketercapaian KKM pada skor dasar dengan ulangan harian I dan skor
35
ulangan harian I dengan skor ulangan harian II. Berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah paa penelitian ini murid dikatakan mencapai KKM apabila skor hasil belajar yang diperoleh 60 . Dalam penelitian ini, hasil belajar murid dikatakan meningkat jika jumlah murid yang mencapai ketuntasan mencapai 75%. Persentase ketuntasan hasil belajar belajar murid secara klasikal ditentukan dengan cara:
P
F 100% N
Keterangan: F
= Frekuensi yang sedang dicari
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)
P
= Angka persentase
100% = Bilangan tetap
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 030 Tampan Kota Pekanbaru pada awalnya bernama SD Negeri 046 Kampar. SD Negeri 046 ini masuk wilayah daerah Kampar sebelum pemekaran wilayah Kota Pekanbaru. Sekolah ini berdiri pada tahun 1964, kemudian pada tahun 1995 SD Negeri 046 Kampar dipecah menjadi dua sekolah negeri yaitu SD Negeri 016 dan SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru. Pemecahan sekolah ini atas inisiatif Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PDK), mengingat tahun ke tahun murid semakin banyak. SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru pertama kali dipimpin oleh Bapak Tanizar As, A.Md. Beliau menjabat dari tahun 1995 – 2001, dan pada tahun 2002 sampai sekarang SD Negeri 030 Tampan Kota Pekanbaru dipimpin oleh Ibu Hj. Asmawirni, A.Md. 2. Keadaan Guru dan Murid a. Keadaan Guru SD Negeri 030 Tampan Kota Pekanbaru terdiri dari tenaga PNS dan tenaga honorer yang semuanya berjumlah 32 orang. Guru laki-laki berjumlah 6 orang dan guru perempuan berjumlah 26 orang. Untuk lebih jelasnya, keadaan guru yang mengajar di SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel 2. Keadaan Guru SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru No
NAMA/NIP
1 Hj. ASMAWIRNI 130 380 170 2 NASRI 130 470 738 3 ZULHEMAR, Ama.Pd 130 560 440 4 YUSRATI, S.PdI 130 711 941 5 ANISMA, Ama.Pd 130 711 941 6 AGUSTINA, Ama.Pd 130 893 352 7 ASMAR 130 943 090 8 SALMAN FARIS, S.Pd 130 998 050 9 Hj.ROHMINALYATI, S.Pd 131 299 744 10 EKO SUHARINI, Ama.Pd 130 998 310 11 MURNIA 130 633 981 12 Hj. YETNIDAR, Ama.Pd 130 998 647 13 KATMI YURNITA, Ama.Pd 131 135 037 14 RAMZIMAH 130 941 906 15 JAMILAH, S.PdI 150 303 553 16 JERNITA, S.Pd 132 287 906 17 SUPRIATIN, Ama 420 022 155 18 NOFRI HERMAN, Ama.Pd 020 0227 113 19 HERIAWAN. K, Ama.Pd 40900033 20 SAMSINAR, Ama.Pd 21 RUKIAH, S.Ag 200 542 514 22 Dra. SRIWATI 2005.42.512 23 Dra. NURAINI 2005.42.513 24 RENI HIDAYATI, S.S 2005.42.518
GOL/ RUAN JABATAN GURU G IV/B Guru Pembina
TUGAS MENGAJAR
JUMLAH JAM
Ka. SD
6 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas IIIB
26 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas ID
24 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Agama Islam
24 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas VIA
26 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas IA
24 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas IIB
24 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Orkes
24 jam
IV/B Guru Pembina Tk I
Guru Kelas VIC
26 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas IC
24 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas IIIA
26 jam
IV/A Guru Pembina
Guru Kelas VC
26 jam
IV/A Guru Penata Muda
Guru Kelas IB
24 jam
III/A Guru Penata Muda
Guru Orkes
12 jam
III/A Guru Muda Tk I
Guru Agama Islam
24 jam
II/c
Guru Peng. Muda Tk I Guru Orkes
24 jam
II/B Guru Peng. Muda Tk I Guru Kelas IVB
26 jam
II/B Guru Peng. Muda Tk I Guru Kelas IVC
26 jam
II/B Guru Peng. Muda Tk I Guru Kelas IVA
26 jam
II/B Guru Peng. Muda Tk I Guru Kelas IVB Guru Tidak Tetap Guru Armel
26 jam 24 jam
-
Guru Tidak Tetap
Guru Kelas IIIC
24 jam
-
Guru Tidak Tetap
Guru Armel
24 jam
-
Guru Tidak Tetap
Guru B. Inggris
24 jam
39
25 MUSLIM 2005.42.515 26 ARYATI, S.Si 2005.42.518 27 DEASY HERAWATI, S.Pd 28 TUTI AINA, Ama.Pd 29 ERFINA, Ama.Pd 30 EDI SUSILO, S.Pd 31 HENDRAYATI, S.Psi 32 HASNIWATI, S.Pd
-
Guru Tidak Tetap
Guru Iqro'
24 jam
-
Guru Tidak Tetap
Guru Kelas VB
26 jam
-
Guru Bantu Guru Bantu Guru Bantu Guru Bantu Guru Honor Guru Honor
Guru IPS Guru Kelas VA Guru Kelas IIA Guru B. Inggris Guru Kelas IIC Guru MTK
24 jam 26 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
b. Keadaan Murid Sebagian sarana utama dalam pendidikan murid merupakan sistem pendidikan dibimbing dan dididik agar mencapai kedewasaan yang bertanggungjawab oleh pendidik. Adapun jumlah seluruh murid SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru berjumlah 789 orang yang terdiri dari 19 kelas. Keadaan murid SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut.
40
Tabel 3. Keadaan Murid SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru No Kelas 1 IA 2 IB 3 IC 4 ID 5 II A 6 II B 7 II C 8 III A 9 III B 10 III C 11 IV A 12 IV B 13 IV C 14 VA 15 VB 16 VC 17 VI A 18 VI B 19 VI C Jumlah
Laki-laki 20 20 22 19 24 26 24 23 26 22 16 13 21 20 21 26 16 16 21 396
Perempuan 20 20 15 18 24 19 19 22 20 20 29 31 21 19 20 15 20 23 18 393
Jumlah 40 40 37 37 48 45 43 45 46 42 45 44 42 39 41 41 36 39 39 789
3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan komponen pokok yang sangat penting guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan, tanpa sarana dan prasana yang memadai pendidikan tidak akan memberikan hasil yang maksimal, secara garis besar sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru adalah sebagai berikut.
41
Tabel 4. Sarana dan Prasarana SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru
NO
JENIS RUANG
1 2 3 4 5 6 7 8
Ruang Kelas Ruang Kepsek Ruang Guru Pustaka Parkir WC Guru WC Siswa Kantin Jumlah
JUMLAH UNIT 19 1 1 1 1 2 3 1 29
KONDISI Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
B. Hasil Penelitian 1. Sebelum Tindakan Pada pertemuan ini peneliti belum melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran prediction guide masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada pertemuan ini peneliti membahas tentang menemukan sifat-sifat persegi dan menggambar persegi sesuai dengan sifat-sifatnya. Pada kegiatan awal guru melakukan absensi murid dan mengingatkan kembali materi pelajaran yang telah lalu. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Memasuki kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran di papan tulis dan dilanjutkan dengan memberi contoh soal tentang menggambar persegi sesuai dengan sifat-sifatnya. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran, guru meminta murid untuk mengerjakan latiahn yang ada dibuku pegangan murid. Guru
42
membimbing murid dalam mengerjakan latihan. Sebelum memasuki kegiatan akhir guru meminta murid untuk menyediakan kertas selembar karena akan dilaksanakan evaluasi untuk memperoleh hasil belajar murid sebelum tindakan dan akan dibandingkan dengan hasil belajar murid setelah tindakan. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah kepada murid. Hasil belajar yang diperoleh murid pada evaluasi sebelum tindakan ini belum memuaskan. Hasil belajar murid tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
43
Tabel 5. Skor Hasil Belajar Murid Sebelum Tindakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kode Siswa III C - 01 III C - 02 III C - 03 III C - 04 III C - 05 III C - 06 III C - 07 III C - 08 III C - 09 III C - 10 III C - 11 III C - 12 III C - 13 III C - 14 III C - 15 III C - 16 III C - 17 III C - 18 III C - 19 III C - 20 III C - 21 III C - 22 III C - 23 III C - 24 III C - 25 III C - 26 III C - 27 III C - 28 III C - 29 III C - 30 III C - 31 III C - 32 III C - 33 III C - 34 III C - 35 III C - 36 III C - 37 III C - 38 III C - 39 III C - 40 III C - 41 III C - 42 Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas % Ketuntasan Klasikal Ketuntasan Klasikal
Skor Dasar 65 64 57 58 57 65 59 61 54 62 45 50 62 52 62 62 62 45 41 50 52 65 62 50 59 76 62 57 51 62 30 60 59 60 62 32 56 55 80 60 65 52
Keterangan tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas 57,14 20 47,62 tidak tuntas
44
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar murid sebelum tindakan dengan menerapkan strategi pembelajaran prediction guide masih tergolong rendah dengan persentase ketuntasan secara klasikalnya sebesar 47,62%. Jumlah murid yang tuntas berjumlah 20 orang murid. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan strategi prediction guide dengan pelaksanaan tindakan sebanyak dua siklus. 2. Siklus I Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran, maka direncanakan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, agar murid dapat meningkatkan hasil belajarnya. a. Perencanaan Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Pertemuan pertama pada tanggal 24 Mei, 26 Mei, dan ulangan harian I tanggal 31 Mei 2010. Jadwal pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran matematika di kelas III SD Negeri 030 Pekanbaru. Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Menyusun lembar observasi yang berkaitan dengan aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran 2) Menyusun silabus 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
45
4) Menyusun Lembar Kerja Murid (LKS) 5) Menyusun kisi-kisi soal ulangan harian I 6) Menyusun naskah soal ulangan harian I 7) Menyusun alternatif jawaban ulangan harian I b. Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama (Senin, 24 Mei 2010) Materi yang dipelajari pada pertemuan ini adalah sifat-sifat bangun datar persegi panjang yang berpedoman pada RPP – 1 dan tugas kelompok – 1. Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi berbagai bangun datar persegi panjang. Sebelum memulai pelajaran, guru bersama murid berdoa agar diberi kelancaran dan kemudahan dalam belajar. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar persegi. Kemudian guru memotivasi murid dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memasuki kegiatan inti, guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang sifat-sifat persegi panjang. Langkah selanjutnya guru mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk. Setelah semua murid berada dalam kelompok masing-masing, guru membagikan tugas kepada setiap kelompok. Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok.
46
Selanjutnya guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya. Setelah itu guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan. Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu. Guru memberikan tugas rumah kepada murid. Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pembelajaran masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama ini guru belum terbiasa dengan strategi pembelajaran diterapkan. Sedangkan aktivitas murid belum menunjukkan karakteristik pembelajaran prediction guide yang sesungguhnya. Hal ini dilihat dari aktivitas murid yang belum mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Di samping itu, murid juga belum mampu berinteraksi dengan teman kelompoknya secara baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Masih
47
banyak murid yang bekerja secara individu, ribut atau aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan belajar. Murid yang pandai masih mendominasi dalam mengerjakan tugas dan belum optimal mengajari temannya, sehingga teman yang lemah cenderung menirukan pekerjaan temannya. Di sisi lain, dalam pelaksanaan tindakan yang pertama ini masih banyak murid yang kurang memahami penerapan strategi prediction guide. 2) Pertemuan Kedua (Rabu, 26 Mei 2010) Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah sifat-sifat bangun datar segitiga yang berpedoman pada RPP – 2 dan tugas kelompok – 2. Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi berbagai bangun datar. Seperti biasanya guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama murid. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar persegi panjang. Kemudian guru memotivasi murid dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
Setelah
itu
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Memasuki kegiatan inti, guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang sifat-sifat segitiga. Langkah selanjutnya guru mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk. Setelah semua murid berada dalam kelompok masing-masing, guru membagikan tugas kepada setiap kelompok. Guru meminta murid
48
menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya. Setelah itu guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan. Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu. Guru memberikan tugas rumah kepada murid. Pada pertemuan ini, kegiatan pembelajaran sudah terlihat kemajuan yang cukup berarti. Diskusi antar murid maupun murid dengan guru sebagai peneliti sudah lebih baik dari sebelumnya, murid sudah lebih berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari temannya termasuk murid yang berkemampuan rendah. Suasana belajar lebih tenang dari sebelumnya, walaupun masih ada murid belum terlibat aktif dalam proses
49
pembelajaran. Pada pertemuan ini secara umum tampak lebih mandiri dalam membangun pengetahuannya. 3) Ulangan Harian I (Senin, 31 Mei 2010) Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan ulangan harian I. Soal dibuat berdasarkan indikator ketercapaian pada kisi-kisi soal ulangan harian I dengan jumlah soal 6 dan soal berbentuk uraian. Ulangan harian I dilaksanakan selama 70 menit. Lembar soal dan lembar jawaban disediakan oleh peneliti. Pelaksanaan ulangan harian I berjalan tertib. Semua murid mengikuti ulangan harian I. Murid diminta untuk mengerjakan soal ulangan harian I secara individu. Setelah waktu pelaksanaan ulangan harian I berakhir peneliti mengumpulkan lembar jawaban murid dan meminta murid untuk mempelajari kembali lembar soal di rumah. c. Observasi Pada bagian ini dibahas pengumpulan data dan analisis data hasil observasi aktivitas guru dan murid dan data hasil belajar murid yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus I. 1) Pengumpulan Data Data penelitian pada siklus I ini dikumpulkan dengan lembar pengamatan aktivitas guru dan murid dan tes hasil belajar murid. Observasi aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan murid pada saat proses pembelajaran
50
berlangsung melalui penerapan strategi prediction guide. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil pengamatan pada setiap kali pertemuan. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan murid dalam memahami materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yang tertuang dalam bentuk angka atau skor. 2) Hasil Analisis Data Data yang terkumpul melalui pengamatan dan hasil belajar dianalisis secara deskriptif yang dibahas sebagai berikut. a) Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Murid (1) Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi diperoleh data aktivitas guru selama siklus I sebagai berikut.
51
No
1 2 3
4
5
6
7
8
Tabel 6. Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus I Dilaksanakan Tidak Aktivitas yang Diamati B C K Dilaksanakan 3 2 1 0 Menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang materi yang √ dibahas Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok √ yang telah dibentuk Membagikan tugas kepada setiap kelompok √ Meminta siswa menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan Menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya Meminta siswa untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru Meminta suswa untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan Jumlah 0 Total Skor 0
-
-
√
-
-
√
√
-
-
-
-
√
-
-
√
2 4
2 2
4 0
Dari tabel aktivitas guru pada pertemuan pertama di atas dapat diketahui bahwa tidak ada satu aktivitas pun yang dapat dilakukan guru dengan baik. Ada empat aktivitas yang tidak dilaksanakan guru pada pertemuan pertama ini. Hal ini disebabkan guru masih belum memahami langkah-langkah penerapan strategi prediction guide dengan baik. Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh guru kurang dapat memaksimalkan
52
waktu yang tersedia. Aktivitas lainnya dilakukan guru dengan cukup baik dan kurang baik. Selanjutnya, aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus I No
Aktivitas yang Diamati
Menentukan topik materi pelajaran yang 1 akan disampaikan yaitu tentang materi yang dibahas Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok 2 yang telah dibentuk Membagikan tugas kepada setiap kelompok 3
4
5
6
7
8
Meminta siswa menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan Menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya Meminta siswa untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru Meminta suswa untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan Jumlah Total Skor
Dilaksanakan B C K 3 2 1
Tidak Dilaksanakan 0
-
√
-
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
√
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
0 0
5 10
2 2
1 0
Dari tabel di atas, tampak bahwa aktivitas yang sama sekali tidak dilaksanakan guru pada pertemuan kedua hanya satu aktivitas. Hal ini disebabkan waktu proses pembelajaran matematika pada pertemuan
53
kedua berakhir. Sehingga guru tidak mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan murid. (2) Aktivitas Murid Hasil observasi aktivitas murid pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
54
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Pertama
Dari tabel hasil observasi aktivitas murid pada pertemuan pertama siklus I di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama masih banyak aktivitas yang tidak dilaksanakan murid. Hal ini disebabkan murid belum terbiasa dengan langkah-langkah strategi pembelajaran yang diterapkan. Sedangkan aktivitas yang dilakukan murid pun hanya dilakukan dengan
55
kurang baik. Suasana kelas pada pertemuan pertama ini masih sangat tidak tertib. Aktivitas murid secara klasikal hanya mencapai 37.8%. Selanjutnya aktivitas murid pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Kedua Siklus I
56
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas murid pada pertemuan kedua siklus I ini mengalami peningkatan. Hanya dua aktivitas yang tidak dilakukan murid. Sedangkan aktivitas lainnya dilakukan dengan kurang baik dan cukup baik dengan masing-masing aktivitas 4 aktivitas dan 2 aktivitas. Aktivitas yang dilakukan murid pada pertemuan kedua lebih baik di bandingkan pertemuan pertama pada siklus I. Secara klasikal aktivitas murid pada siklus I pertemuan 2 mencapai 46.2%. b) Hasil Belajar Murid Pada akhir siklus I dilaksanakan tes hasil belajar untuk mengetahui penguasaan murid terhadap materi yang dibahas. Hasil belajar murid pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
57
Tabel 10. Hasil Belajar Murid Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kode Siswa III C - 01 III C - 02 III C - 03 III C - 04 III C - 05 III C - 06 III C - 07 III C - 08 III C - 09 III C - 10 III C - 11 III C - 12 III C - 13 III C - 14 III C - 15 III C - 16 III C - 17 III C - 18 III C - 19 III C - 20 III C - 21 III C - 22 III C - 23 III C - 24 III C - 25 III C - 26 III C - 27 III C - 28 III C - 29 III C - 30 III C - 31 III C - 32 III C - 33 III C - 34 III C - 35 III C - 36 III C - 37 III C - 38 III C - 39 III C - 40 III C - 41 III C - 42 Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas % Ketuntasan Klasikal Ketuntasan Klasikal
Skor Ulangan Harian I 96 56 84 60 60 72 56 48 68 64 56 52 68 80 56 76 56 84 52 80 80 100 52 80 56 60 68 72 56 60 44 72 80 80 76 56 80 68 48 72 52 56 66,47619048 26 61,9047619 tuntas
Keterangan tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas
58
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan individu maupun ketuntasan klasikal belum tercapaik, karena jumlah murid yang mencapai ketuntasan dalam belajar belum mencapai 75%. Ketuntasan secara klasikal pada siklus I adalah sebesar
26 100% 61,90% dan berdasarkan 42
indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar murid secara klasikal yang ditetapkan dalam penelitian ini belum tercapai dan dikatakan belum berhasil. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan penelitian ini ke siklus II. d. Refleksi 1) Aktivitas Guru dan Murid Aktivitas guru pada siklus I tampak pada rekapitulasi aktivitas guru sebagai berikut. Tabel 11. Rekapaitulasi Aktivitas Guru Siklus I
No
Siklus I
1 2
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Rata-rata
B 0 0 0
Pelaksanaan C K 4 2 10 2 7 2
TD 0 0 0
Jumlah 6 12 9
Dari tabel di atas, tampak bahwa skor hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I sebesar 6 dengan kategori “tidak sempurna”, dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 12 dan dikategorikan “kurang sempurna”. Aktivitas guru pada siklus I belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Guru masih belum dapat
59
memaksimalkan waktu dengan baik dan belum memahami langkahlangkah strategi pembelajaran prediction guide. Aktivitas murid pada siklus I dapat direkapitulasi seperti pada tabel berikut.
No
1
2 3 4 5
6 7 8
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aktivitas yang Diamati SKOR % SKOR % Mendengarkan penjelasan guru dan memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi pelajaran Membentuk kelompok dengan cepat dan tertib Mengerjakan tugas dalam kelompok Menuliskan apa yang diperoleh pada akhir pembelajaran Bekerjasama dalam kelompok dan membuat perkiraan penyelesaian tugas Melakukan tanya jawab berkaitan dengan perkiraan jawaban yang ditulisnya Mengidentifikasi prediksi jawaban Mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan Jumlah Rata-rata (%)
66
52.4
73
57.9
64
50.8
78
61.9
75
59.5
93
73.8
25
19.8
42
33.3
40
31.7
46
36.5
68
54.0
68
54.0
19
15.1
42
33.3
24
19.0
24
19.0
381 47.6
302.4 37.8
466 58.3
369.8 46.2
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor aktivitas murid pada pertemuan pertama sebesar 37.8%, dan pada pertemuan kedua sebesar 46.2%. Secara umum aktivitas murid pada siklus I tidak sempurna. Murid masih belum dapat mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran prediction guide dengan baik dan benar.
60
2) Hasil Belajar Murid Hasil belajar murid pada siklus I diperoleh melalui ulangan harian yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus I. Hasil belajar murid pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Belajar Murid Siklus I
Aspek Nilai Rata-rata Kelas Siswa yang Mencapai KKM (Tuntas) Siswa yang Tidak Mencapai KKM (Tidak Tuntas) Jumlah Siswa
Nilai 66.48 26 orang (61,9%) 16 orang (38,1%) 42 orang
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah murid yang mencapai ketuntasan dalam belajar adalah sebesar 61,9%. Rata-rata hasil belajar murid secara klasikal pada siklus I sebesar 66,48 dan dikategorikan tuntas. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di kelas tersebut secara klasikal belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang diharapkan dalam penelitian ini karena jumlah murid yang tuntas belum mencapai 75%. Secara umum, selama melakukan tindakan sebanyak dua kali pertemuan banyak sekali kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru dan murid. Kekurangan-kekurangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Guru kurang tegas dalam segi waktu, sehingga waktu yang dipergunakan untuk mengerjakan tugas, tidak sesuai dengan perencanaan awal, da mengakibatkan waktu untuk kegiatan lainnya tertunda.
61
2) Pada pertemuan pertama, guru tidak meminta setiap murid membaca petunjuk yang ada pada LKS, sehingga murid merasa kebingungan apa yang harus mereka kerjakan 3) Pada saat mengerjakan tugas pada pertemuan pertama, murid belum serius karena belum terbiasa dan belum dapat berdiskusi dengan baik dalam kelompoknya 4) Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengawasan guru masih kurang sehingga masih ada murid yang kurang serius, masih bekerja secara individual dan kurang aktif dalam kelompoknya. 5) Guru kuang memotivasi murid untuk aktif dalam diskusi kelompok dan melaksanakan presentasi, sehingga masih ada murid yang tidak mempunyai mental kuat tampil ke depan. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan adalah sebagai berikut. 1) Mengatur waktu seefektif mungkin agar pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan baik 2) Memantau dan memberikan bimbingan yang lebih merata kesemua kelompok sehingga murid mengetahui apa yang harus dikerjakan dan lebih serius dalam belajar. 3) Memberikan penjelasan betapa pentingnya kerjasama dalam kelompok sehingga dalam menyelesaikan suatu permasalahan murid dapat lebih kreatif dan tidak hanya mengandalkan guru.
62
4) Guru berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memonitoring murid dan memfasilitasi semua kegiatan murid, baik secara individu maupun kelompok dengan cara bekerjasama dengan pengamat.
3. Siklus II Kenyataan pada siklus I strategi prediction guide dalam proses pembelajaran matematika masih kurang dan belum maksimal. Hasil belajar murid belum mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar murid perlu dirancang kembali suatu tindakan pada siklus II. Tindakan utama pada siklus I tetap dipertahankan pada siklus II yaitu penerapan strategi prediction guide dalam pembelajaran matematika. Langkah-langkah yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. a. Perencanaan Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2010, 4 Juni 2010, 7 Juni 2010, dan 9 Juni 2010. Siklus II merupakan tindakn lanjut dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. peningkatkan hasil belajar murid melalui strategi pembelajaran prediction guide dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah mempersiapkan RPP 3, RPP 4, RPP 5, Tugas 3, Tugas 4, dan Tugas 5, lembar observasi aktivitas
63
guru dan murid, kisi-kisi ulangan harian II, soal ulangan harian II, dan alternatif jawaban ulangan harian II. Penggunaan waktu pembelajaran perlu diatur sebaiknya
agar
pencapaian materi sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan pembelajaran lebih dijelaskan lagi pada murid sebelum pembelajaran dimulai b. Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama (Rabu, 2 Juni 2010) Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah menjelaskan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya yang berpedoman pada RPP – 3 dan tugas kelompok – 3. Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Seperti biasanya guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama murid. Selanjutnya guru mengumumkan hasil yang diperoleh murid pada ulangan harian I. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar segitiga. Kemudian guru memotivasi murid dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
Setelah
itu
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Memasuki kegiatan inti, guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang adalah menjelaskan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya. Langkah selanjutnya guru
64
mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk. Setelah semua murid berada dalam kelompok masing-masing, guru membagikan tugas kepada setiap kelompok. Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya. Setelah itu guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan. Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu. Guru memberikan tugas rumah kepada murid. Dari hasil pengamatan aktivitas murid sudah mulai terfokus pada penyelesaian LKS. Dalam kegiatan kelompok murid sudah dapat berinteraksi dengan teman kelompoknya secara baik. Murid yang lebih pandai yang pada awalnya mendominasi kegiatan pembelajaran tampak lebih bisa berbagi pengetahuan dengan kelompoknya. Selain itu, murid
65
dengan keinginan sendiri bersedia maju mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasilnya. 2) Pertemuan Kedua (Jum’at, 4 Juni 2010) Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah mengenal dan membuat jenis-jenis sudut lancip, siku-siku, dan tumpul
yang
berpedoman pada RPP – 4 dan tugas kelompok – 4. Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Seperti biasanya guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama murid. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang menjelaskan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan dan mengurutkan besar sudut menurut
ukurannya.
Kemudian
guru memotivasi
murid dengan
menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memasuki kegiatan inti, guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang mengenal dan membuat jenis-jenis sudut lancip, siku-siku, dan tumpul. Langkah selanjutnya guru mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk. Setelah semua murid berada dalam kelompok masing-masing, guru membagikan tugas kepada setiap kelompok. Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru meminta murid
66
untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya. Setelah itu guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan. Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu. Guru memberikan tugas rumah kepada murid. 3) Pertemuan Ketiga (Senin, 7 Juni 2010) Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah menyebutkan jenis sudut dengan memperhatikan perputaran jam yang berpedoman pada RPP – 5 dan tugas kelompok – 5. Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Seperti biasanya guru memulai pelajaran dengan berdoa bersama murid. Guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang mengenal dan membuat jenis-jenis sudut lancip, siku-siku, dan tumpul. Kemudian guru memotivasi murid dengan
67
menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memasuki kegiatan inti, guru menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang menyebutkan jenis sudut dengan memperhatikan
perputaran
jam.
Langkah
selanjutnya
guru
mengorganisasi murid ke dalam kelompok yang telah dibentuk. Setelah semua murid berada dalam kelompok masing-masing, guru membagikan tugas kepada setiap kelompok. Guru meminta murid menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru meminta murid untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya. Setelah itu guru meminta murid untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru. Guru meminta murid untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan. Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada setiap murid dan meminta murid untuk mengerjakannya secara individu. Guru memberikan tugas rumah kepada murid.
68
4) Ulangan Harian II (Rabu, 9 Juni 2010) Pada pertemuan ini guru memberikan ulangan harian II dengan memberikan tes hasil belajar. Tes dilaksanakan selama 70 menit. Pada menit ke 70, guru mengumumkan waktu mengerjakan soal tes telah habis dan semua murid mengumpulkan jawaban. c. Observasi Pada bagian ini dibahas pengumpulan data dan analisis hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan murid dan hasil belajar yang diperoleh murid selama pembelajaran pada siklus II. 1) Pengumpulan Data Data pada siklus II ini dikumpulkan dengan pengamatan dan tes hasil belajar murid. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan murid pada siklus II. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan murid dalam memahami materi pembelajaran matematika
yang
dilaksanakan
pada
siklus
II melalui
strategi
pembelajaran prediction guide. 2) Hasil Analisis Data Data yang telah terkumpul melalui hasil pengamatan dan hasil belajat dianalisis secara deskriptif yang dibahas sebagai berikut. a) Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Murid (1) Aktivitas Guru
69
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil observasi sebagai berikut.
No
1 2 3
4
5
6
7
8
Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus II Dilaksanakan Tidak Aktivitas yang Diamati Dilaksanakan B C K 3 2 1 0 Menentukan topik materi pelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang materi yang √ dibahas Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok √ yang telah dibentuk Membagikan tugas kepada setiap kelompok √ Meminta siswa menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam membuat perkiraan penyelesaian atau jawaban dari tugas yang diberikan Menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya Meminta siswa untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru Meminta suswa untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan Jumlah Total Skor
-
-
-
√
-
√
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
3 9
3 6
0 0
2 0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siklus II ini hanya dua aktivitas yang tidak dilaknsakan guru. Guru telah melakukan aktivitas yang diamati dengan cukup baik dan baik dengan sama banyak yaitu sebanyak
70
tiga aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa guru lebih memahami lagi langkahlangkah penerapan strategi pembelajaran prediction guide. Selanjutnya, hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II No
Aktivitas yang Diamati
Menentukan topik materi pelajaran yang 1 akan disampaikan yaitu tentang materi yang dibahas Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok 2 yang telah dibentuk Membagikan tugas kepada setiap kelompok 3
4
5
6
7
8
Dilaksanakan B C K 3 2 1
Tidak Dilaksanakan 0
-
√
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
3 6
0 0
0 0
Meminta siswa menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam membuat perkiraan penyelesaian √ atau jawaban dari tugas yang diberikan Menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan √ dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya Meminta siswa untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka √ selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru Meminta suswa untuk mengumpulkan tugas dan jawaban yang telah diselesaikan Jumlah 5 Total Skor 15
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan guru dengan kurang baik. Guru telah mulai melaksanakan aktivitas yang diamati dengan cukup baik dan baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
71
guru pada pertemuan kedua siklus II ini lebih baik dibandingkan aktivitas yang dilakukan pertemuan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan ketiga siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga Siklus II No
Aktivitas yang Diamati
Menentukan topik materi pelajaran yang 1 akan disampaikan yaitu tentang materi yang dibahas Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok 2 yang telah dibentuk Membagikan tugas kepada setiap kelompok 3
4
5
6
7
8
Dilaksanakan B C K 3 2 1
Tidak Dilaksanakan 0
√
-
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0 0
0 0
0 0
Meminta siswa menuliskan apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan diakhir √ pembelajaran melalui tugas yang diberikan kepada setiap kelompok Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam membuat perkiraan penyelesaian √ atau jawaban dari tugas yang diberikan Menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkenaan √ dengan tugas yang telah diperkirakan jawabannya Meminta siswa untuk mengidentifikasi prediksi jawaban yang telah mereka √ selesaikan dengan penjelasan yang disampaikan guru Meminta suswa untuk mengumpulkan √ tugas dan jawaban yang telah diselesaikan Jumlah 8 Total Skor 24
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan dengan cukup baik hanya satu aktivitas, sedangkan aktivitas lainnya dilakukan guru dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa dari hari ke hari guru melakukan aktivitas yang diamati dengan baik dan terus menuju ke arah yang lebih diharapkan.
72
(2) Aktivitas Murid Berikut akan disajikan hasil observasi aktivitas murid siklus II melalui penerapan strategi pembelajaran prediction guide. Tabel 17. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Pertama Siklus II
Dari tabel hasil observasi aktivitas murid pada pertemuan pertama siklus II hanya dua aktivitas yang tidak dilaksanakan guru, satu aktivitas yang dilakukan
73
guru dengan kurang baik, empat aktivitas yang dilakukan dengan cukup baik, dan satu aktivitas dilakukan dengankurang baik. Secara klasikal persentase aktivitas murid sebesar 53%. Selanjutnya hasil observasi aktivitas murid pada pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Kedua Siklus II
74
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas murid pada pertemuan kedua siklus II ini sudah lebih baik dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Murid sudah lebih aktif dalam kelas. Murid juga sudah dapat mengikuti langkah-langkah penerapan strategi prediction guide yang diterapkan. Secara klasikal aktivitas murid pada pertemuan 2 siklus II sebesar 66.%. Hasil observasi aktivita murid pada pertemuan ketiga siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
75
Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Murid Pertemuan Ketiga Siklus II
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas murid yang diamati pada pertemuan ketiga siklus II ini sudah jauh lebih baik dan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Murid sudah lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran prediction guide tidak dilanjutkan. Hal ini disebabkan hasil belajar murid sudah terjadi peningkatan yang
76
cukup berarti. Secara klasikal persentase aktivitas murid pada pertemuan ke 3 siklus II sebesar 76.7%. b) Hasil Belajar Murid Pada akhir siklus II diadakan tes hasil belajar dalam bentuk ulangan harian II yang tujuannya untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid terhadap materi yang dipelajari. Hasil belajar murid pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut.
77
Tabel 20. Hasil Belajar Murid Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kode Siswa III C - 01 III C - 02 III C - 03 III C - 04 III C - 05 III C - 06 III C - 07 III C - 08 III C - 09 III C - 10 III C - 11 III C - 12 III C - 13 III C - 14 III C - 15 III C - 16 III C - 17 III C - 18 III C - 19 III C - 20 III C - 21 III C - 22 III C - 23 III C - 24 III C - 25 III C - 26 III C - 27 III C - 28 III C - 29 III C - 30 III C - 31 III C - 32 III C - 33 III C - 34 III C - 35 III C - 36 III C - 37 III C - 38 III C - 39 III C - 40 III C - 41 III C - 42 Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas % Ketuntasan Klasikal Ketuntasan Klasikal
Skor Ulangan Harian II 100 90 96 78 90 90 76 70 100 90 70 54 58 84 80 100 58 90 80 80 96 90 74 90 58 100 70 100 48 100 66 48 58 56 50 60 100 62 96 80 100 80 78,95 33 78,57 tuntas
Keterangan tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar murid secara individu yang memperoleh nilai 60 atau tuntas sebanyak 33 orang murid dengan
78
persentase ketuntasan secara klasikal sebesar
33 100% 78,57% dan 42
berdasarkan indikator keberhasilan persentase ketuntasan hasil belajar murid secara klasikal dikategorikan tinggi. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar murid secara klasikal yang ditetapkan dalam penelitian ini sudah tercapai dan penelitian ini dikatakan berhasil. Oleh karena itu, peneliti menghentukan penelitian ini pada siklus II. d. Refleksi 1) Aktivitas Guru dan Murid Aktivitas guru pada siklus II tampak pada rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru siklus II sebagai berikut. Tabel 21. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus II
No
Siklus II
1 2 3
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Rata-rata
B 9 15 24 16
Pelaksanaan C K TD 6 0 0 6 0 0 0 0 0 4 0 0
Jumlah 15 21 24 20
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siklus II skor aktivitas guru adalah sebesar 15 dan dikategorikan “kurang sempurna”. Masih kurangnya aktivitas guru ini disebabkan guru masih kurang terampil dalam menerapkan strategi pembelajaran prediction guide dan dalam memaksimalkan waktu yang tersedia.
79
Sedangkan pada pertemuan kedua, skor aktivitas guru meningkat menjadi 21 dan dikategorikan “sempurna”. Dan pada pertemuan ketiga siklus II, skor aktivitas guru meningkat lagi menjadi 24 dan termasuk kategori “sempurna”. Aktivitas guru pada siklus II ini jauh lebih baik dibandingkan siklus I. Semua aktivitas sudah dilakukan guru dengan baik. Aktivitas Murid pada siklus II dapat direkaputilasi seperti pada tabel berikut.
No
1
2 3 4 5
6 7 8
Tabel 22. Rekapitulasi Aktivitas Murid Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aktivitas yang Diamati SKOR % SKOR % Mendengarkan penjelasan guru dan memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi pelajaran Membentuk kelompok dengan cepat dan tertib Mengerjakan tugas dalam kelompok Menuliskan apa yang diperoleh pada akhir pembelajaran Bekerjasama dalam kelompok dan membuat perkiraan penyelesaian tugas Melakukan tanya jawab berkaitan dengan perkiraan jawaban yang ditulisnya Mengidentifikasi prediksi jawaban Mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan Jumlah Rata-rata (%)
Pertemuan 3 SKOR
%
82
65.1
93
73.8
93
73.8
87
69.0
90
71.4
99
78.6
98
77.8
100
79.4
100
79.4
35
27.8
84
66.7
98
77.8
60
47.6
84
66.7
97
77.0
88
69.8
88
69.8
90
71.4
68
54.0
68
54.0
97
77.0
24
19.0
58
46.0
99
78.6
542 67.8
430.2 53.8
665 83.1
527.8 66.0
773 96.6
613.5 76.7
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan persentase aktivitas murid pada pertemuan pertama sebesar 53.8%, sedangkan pada pertemuan kedua
80
meningkat menjadi 66% dan pada pertemuan ketiga meningkat lagi menjadi 76.7%. Pada siklus II ini aktivitas murid sudah lebih baik di bandingkan siklus I. Murid sudah terbiasa dengan langkah-langkah penerapan strategi prediction guide yang diterapkan. Aktivitas yang dilakukan murid pada siklus II sudah dilakukan dengan sempurna dan sudah sesuai dengan yang diharapkan. 2) Hasil Belajar Murid Hasil belajar murid pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23. Rekapitulasi Hasil Belajar Murid Siklus II
Aspek Nilai Rata-rata Kelas Siswa yang Mencapai KKM (Tuntas) Siswa yang Tidak Mencapai KKM (Tidak Tuntas) Jumlah Siswa
Nilai 78,95 33 orang (78,57%) 9 orang (21,43%) 42 orang
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah murid yang mencapai ketuntasan pada siklus II sebanyak 33 orang murid dengan persentase ketuntasan sebesar 78,57%. Sedangkan rata-rata hasil belajar murid secara klasikal adalaj 78,95 dengan ketuntasan secara klasikal secara klasikal adalah “tuntas”. Secara umu, untuk siklus II sudah mulai lebih baik dari siklus pertama. Murid sudah mengerti dengan langkah pembelajaran, sehingga tidak terlalu banyak kesalahan yang dilakukan. Peneliti juga sudah melakukan perbaikan penggunaan waktu pada saat pembelajaran tetapi pada pertemuaan kedua tidak semua murid dapat menyelesaikan tugas karena waktu tidak cukup. Namun, hal ini sudah diperbaiki pada pertemuan ketiga. Walaupun hampir semua murid
81
sudah mulai aktif namun masih ada seorang murid masih kurang terkontrol yang ditandai dengan adanya murid yang tidak mau berdiskusi dengan kelompoknya. Selanjutnya untuk meningkatkan tingkat pemahaman murid, guru seharusnya lebih banyak soal latihan. Untuk siklus II ini peneliti tidak melakukan perencanaan untuk siklus berikutnya.
C. Pembahasan Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan murid sangat baik. Murid terlihat lebih bersemangat dalam belajar dan lebih partisipatif dalam proses pembelajaran. Dalam mengikuti setiap aktivitas pembelajaran, murid berusaha memahami materi dengan cara bertanya dengan teman, bertanya pada guru, menyimak penjelasan teman yang menampilkan hasil diskusi, dan membaca buku tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini juga terlihat dari kemajuan belajar murid, dimana murid lebih berani mengeluarkan pendapatnya dalam berdiskusi dan mampu menyelesaikan soal latihan yang ada pada lembar tugas. Selama proses penelitian di kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penelitian diantarany: pada awal pertemuan, banyak murid yang belum terbiasa dengan langkah-langkah atau tahap yang dilakukan dalam strategi pembelajaran prediction guide. Pada tahap diskusi kelompok di pertemuan pertama dan kedua, masih ada murid yang masih bekerja secara individu, tidak mau bertukar pendapat dengan anggota kelompok lainnya. Guru juga belum dapat menggunakan waktu sesuai dengan perencanaan. Untuk
82
mengatasi hal tersebut guru memberikan penjelasan betapa pentingnya kerja sama dalam kelompok sehingga dalam menyelesaikan permasalahan murid dapat lebih kreatif dan tidak hanya mengandalkan guru, guru meyakinkan murid bahwa ia mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Guru juga lebih tegas dalam penggunaan waktu agar semua tahap yang telah direncanakan dapat terlaksana. Kendala-kendala ini berusaha diperbaiki dan dilaksanakan dengan lebih baik pada pertemuan berikutnya sehingga akhirnya pelaksanaan strategi pembelajaran prediction guide dapat memberikan kesempatan kepada murid lain, bertanya kepada guru, menanggapi pertanyaan dan berargumentasi, dan meningkatkan aktivitas belajar dan rasa tanggung jawab murid serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan murid lain. Dari hasil tes hasil belajar disimpulkan bahwa hasil belajar matematika murid dengan penerapan strategi pembelajaran prediction guide mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah murid yang memiliki nilai 60 setelah tindakan yaitu pada ulangan harian I dan ulangan harian II lebih banyak dibandingkan dengan skor dasar yang diperoleh murid dengan persentase ketuntasan berturut-turut 47%, 61,90% dan 78,57%. Hasil belajar murid dapat digambarkan pada tabel distribusi frekuensi berikut.
83
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Murid FREKUENSI INTERVAL Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II 30 39 2 0 0 40 49 3 3 2 50 59 17 13 7 60 69 18 9 3 70 79 1 6 6 80 89 1 9 6 90 100 0 2 18 Jumlah Siswa 20 26 33 yang Mencapai KKM Jumlah 42 42 42 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi murid yang bernilai rendah (30 – 59) menurun dari skor dasar ke ulangan harian I dan dari ulangan harian I ke ulangan harian II. Frekuensi Murid yang bernilai tinggi (60 – 100) meningkat dari skor dasar ke ulangan harian I dan dari ulangan harian I ke ulangan harian II. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan hasil belajar murid ke arah yang lebih baik. Dari distribusi frekuensi juga dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar murid dari skor dasar ke ulangan harian I dan dari ulangan harian I ke ulangan harian II. Dengan demikian hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis tindakan yaitu penerapan strategi prediction guide dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III SD Negeri 030 Tampan Pekanbaru semester genap tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok bangun datar.
84
Jumlah murid yang tuntas pada ulangan harian sebelum tindakan sebanyak 20 orang murid (47,62%), pada siklus I meningkat menjadi 26 orang murid (61,90%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 33 orang murid (78,57%). Peningkatan hasil belajar murid berhubungan dengan tujuan utama pengunaan strategi pembelajaran prediction guide yang digunakan dalam pembelajaran matematika yaitu pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan, sebelum dilakukan tindakan rata-rata persentase siswa 57,14. Setelah dilakukan siklus I, hasil belajar siswa meningkat, sehingga mencapai rata-rata 66,47. Kemudian dilakukan siklus II, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 78,95. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi pembelajaran predicton guide dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid pada materi pokok bangun datar di kelas III SD Negeri 030 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang disarankan yaitu: 1. Pembelajaran melalui strategi prediction guide dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika murid. 2. Guru hendaknya dapat mengatur waktu sebaik mungkin dalam penerapan strategi pembelajaran prediction guide sehingga semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
88
3. Peneliti lain, diharapkan dapat mencoba strategi pembelajaran prediction guide pada materi pokok pilihan yang sesuai dengan penerapan langkah pembelajaran prediction guide.
89
88
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Lie.cooperative learning. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta. 2007 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2006 Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Hartono, Strategi Pembelajaran, Pekanbaru: LSFK2P. 2002 _______, dkk. PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2008 Herry Asep Hermawan. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD: Yogyakarta, 2007 http://nadhirin.blogspot.com/2009/08/metode-pembelajaran-efektif.html Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada: Jakarta.2007 Muhibbin, Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Rineka Cipta: Bandung. 2005 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2008 Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Nusa Media: Bandung. 2008. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. 1998 Syafii. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. 2007 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Murid, Grasindo, Jakarta, 2004
89
Wardani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. UT. 2002 Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2008