1
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR METAKOGNISI UNTUK MEMAHAMI BACAAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 THERESIA KRISWIANTI NUGRAHANINGSIH1, ISWAN RIYADI2 HERSULASTUTI3 1
Universitas Widya Dharma Klaten,
[email protected] Universitas Widya Dharma Klaten,
[email protected] 3 Universitas Widya Dharma Klaten,
[email protected]
2
Kata kunci: strategi belajar metakognisi, membaca pemahaman.
Abstrak Makalah ini merupakan kajian teori untuk penelitian dengan judul Model Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis Strategi Belajar Metakognisi yang akan dilaksanakan di SMP Kabupaten Klaten. Salah satu hal terpenting yang membedakan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya perubahan proses pembelajaran, dari siswa yang diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Oleh karenanya, Kurikulum 2013 menuntut siswa belajar aktif. Penyajian materi dimulai dari masalah nyata yang sering dijumpai siswa, antara lain disajikan dalam bentuk bacaan. Untuk itu, kemampuan siswa memahami bacaan sangat diperlukan.Berbagai hasil penelitian telah menunjukkan dengan jelas adanya pengaruh yang signifikan penguasaan membaca pemahaman bukan hanya terhadap pelajaran bahasa namun juga terhadap peningkatan prestasi belajar pada pelajaran yang lain. Namun sayangnya kebanyakan guru belum optimal mengajarkan strategi membaca agar siswa memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap bacaan yang sedang dihadapi. Meskipun penelitian-penelitian tersebut secara konsisten menunjukkan hasil yang membuktikan bahwa metakognisi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, namun penelitian-penelitian tersebut masih sangat terbatas pada intervensi metakognisi secara terpisah-pisah. Makalah ini meyakini bahwa strategi belajar metakognisi dalam kegiatan membaca yang secara khusus diajarkan oleh guru akan membantu siswa memahami bacaan baik secara literal maupun secara komprehensif. Strategi belajar metakognisi menggaris bawahi, strategi belajar metakognisi membuat catatan tepi, strategi belajar metakognisi membuat rangkuman, strategi belajar metakognisi membuat peta konsep ketika dilakukan secara berurutan dalam satu waktu akan banyak membantu siswa memahami bacaan.
PENDAHULUAN Makalah ini merupakan kajian teori untuk penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis Strategi Belajar Metakognisi yang akan dilaksanakan di SMP Kabupaten Klaten. Gagasan awal dari tulisan ini adalah atas diberlakukannya kurikuluim 2013 yang menekankan aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari aktivitas diberitahu menjadi aktivitas mencari tahu..Di samping itu makalah ini juga dilandasi oleh keprihatinan bahwa selama ini para guru tidak pernah mengajari siswanya dengan strategi belajar dalam membaca pemahaman, sehingga pemandangan umum yang terjadi adalah bahwa siswa dibiarkan sendiri dengan gaya belajarnya masing masing tanpa ada bimbingan dari guru. Scientific based approach dalam kurikulum 2013 yang harus dilaksanakan dimulai dari kegiatan mengamati, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu bentuk pengamatan dapat dilakukan dengan menghadirkan bacaan bagi siswa. Pada titik inilah benar-benar diperlukan ketrampilan membaca pemahaman yang baik. Membaca adalah sebuah proses yang di dalamnya seseorang bukan hanya butuh tahu isi teks secara langsung, tetapi juga diperlukan pemahaman terhadap apa yang ada di balik teks tersebut. Menurut Grabe [13], membaca adalah sebuah ketrampilan esensial dan bahkan mungkin merupakan ketrampilan yang terpenting bagi siswa dalam rangka menjadi siswa yang berprestasi akademik memuaskan. Membaca komprehensif adalah sebuah hasil proses interaksi antara teks, latar belakang pengetahuan (pengetahuan tentang isi dan pengetahuan tentang karakteristik teks), konteks bacaan motivasi dan tujuan yang dimilki pembaca selama proses membaca (Pecjak, [26]). Lebih spesifik lagi, Tierney [33] mengatakan bahwa membaca pemahaman adalah tujuan akhir para siswa dalam memperoleh pemahaman tentang dunia dan tentang diri mereka sendiri, yang pada akhirnya akan memungkinkan mereka mampu berfikir dan bereaksi terhadap apa yang mereka baca. Oleh karena itu siswa perlu mengetahui bahwa pemahaman adalah tujuan akhir dari kegiatan membaca dan sekaligus merupakan sebuah proses yang akan terjadi berulang kali. Tugas utama guru dalam mengarahkan siswanya menjadi pembaca yang
3
efektif adalah dengan mengajarkan sejumlah strategi membaca. Beberapa hasil penelitian menyarankan bahwa starategi yang komprehensif dapat diajarkan dan ketika dapat terlaksana maka itu dapat mengembangkan sistem pemrosesan memori yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman (Center, Freeman, Robertson and Outhred, [6]; Grambrell [14]. The National Reading Panel (2000) menegaskan bahwa strategi-strategi komprehensif sangat penting untuk membangun pembacapembaca yang kuat. Membantu siswa mengkonstruk makna dari teks merupakan hal penting namun sering menjadi pekerjaan yang susah ketika para siswa kurang memiliki strategi membaca yang efektif (Al-Alwan, [1]) Berbagai penelitian telah menunjukkan dengan jelas bahwa siswa dapat diajarkan strategi membaca dan bahwa pengajaran strategi membaca yang melibatkan aspek kognisi, metakognisi dan motivasi terbukti efektif meningkatkan pemahaman terhadap teks yang mereka baca (Eilers Linda, [8]; Klingner Jannet, [19]). Meskipun penelitian-penelitian tersebut secara konsisten menunjukkan hasil yang membuktikan bahwa metakognisi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, namun penelitian-penelitian tersebut masih sangat terbatas pada intervensi metakognisi secara terpisah-pisah (Kiewra, [17]; Kirkgoz, [19]). Makalah ini akan mengkaji beberapa strategi belajar berbasis metakognisi sebagai satu kesatuan ketrampilan yang akan diajarkan kepada siswa untuk membantu memahami bacaan secara lebih mendalam.
Membaca Pemahaman Membaca pemahaman oleh Snow [31] dapat diartikan sebagai “the process of simultaneously extracting and constructing meaning through interaction and involvement with written language”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal. Membaca pemahaman dapat terlaksana apabila terdapat berbagai kegiatan
di dalam kelas antara lain (National Research Council [23]): 1) mengajarkan membaca lancar; 2) membangun keterkaitan antar pengetahuan siswa; 3) membangun kosakata siswa 4) menentukan kata kata mana yang akan diajarkan;5) mengajarkan kosakata; 6) mengajarkan strategi membaca; 7) mengembangkan kemampuan metakognisi; 8) melibatkan diri dalam isi bacaan Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh The US National Reading Panel [5] menyoroti teknik pengajaran yang telah terbukti efektif dalam mempromosikan pemahaman bacaan yakni: 1) pemantauan pemahaman; 2) diagram untuk belajar kosa kata baru; 3) struktur cerita yang melatih fokus pada alur cerita, karakter dan peristiwa utama; 4) menjawab pertanyaan; 5) membangkitkan pertanyaan; 6) summarisation,
membuat
ringkasan
dengan
mengidentifikasi
dan
mengintegrasikan rincian untuk membuat ringkasan yang koheren dan ringkas dari teks; 7) beberapa strategi mengajar. Penelitian Cubukcu [11] yang berjudul “How to Enhance Reading Comprehension through Metacognitive Strategies”, mengembangkan model pembelajaran dengan strategi metakognisi untuk pembelajaran vocabulary dan reading comprehension. Penelitian ini menghasilkan bahwa pemahaman membaca dapat dikembangkan melalui instruksi yang sistematis dalam strategi metakognitif pembelajaran bahasa. Adapun strategi pembelajaran metakognitif yang diajarkan adalah: 1) using strengths, yakni menyadari kelebihan-kelebihan diri sendiri sehingga dapat fokus pada teks, dan informasi yang ada pada teks; 2) inferring meaning, yakni ketika membaca, mengartikan kata-kata yang tidak dimengerti; 3) using background information, yakni mempertimbangkan kembali dan merevisi latar belakang pengetahuan berdasarkan isi teks; 4) evaluating, yakni ketika membaca, mengevaluasi teks untuk menentukan yang mana yang bermanfaat untuk pengetahuan dan pemahaman atas subyek; 5) searching according to goals, yakni mencari informasi yang relevan dengan tujuan membaca; 6) reading goals, yakni mengevaluasi apakah yang dibaca relevan dengan tujuan membaca; 7) distinguishing, yakni ketika membaca membedakan informasi yang sudah diketahui dengan informasi baru; 8) deciding on the difficulty, yakni mencatat bagaimana mudahnya atau sulitnya bacaan itu dibaca; 9) revising, ketika membaca,
5
mempertimbangkan dan merevisi pertanyaan awal tentang topik berdasarkan atas isi teks; 10) guessing the later topics, yakni mengantisipasi informasi yang akan dimunculkan kemudian pada teks
Strategi Belajar Metakognitif Metakognisi yang oleh Flavell [9] dibagi dalam dua komponen besar yakni: 1) pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang tugas dan pengetahuan tentang strategi, dan 2) pengalaman atau regulasi metakognitif (metacognitive experiences or regulation) telah membuka jalan bagi yang lain untuk lebih menggali berbagai komponen yang dapat dikembangkan dari metakognisi ini. Zohar & David [35] menyebutkan bahwa metakognisi dengan berbagai subkomponennya membuka ruang yang semakin lebar kepada peneliti untuk mengembangkan subkomponen-subkomponen yang semakin sempit dan lebih spesifik. Makalah ini mengembangkan salah satu komponen pengetahuan tentang strategi dalam metakognisi sebagaimana dapat dilihat dalam gambar berikut. Metakognisi Model Flavell
Monitoring dan pengaturan diri sendiri
Pengetahuan tentang orang
Strategi Belajar Metakognisi
Pengetahuan tentang tugastugas
Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan tentang Strategi (meliputi “mengapa” dan “bagaimana” menggunakan strategi
1. Menggaris bawahi 2. Membuat catatan tepi 3. Membuat rangkuman 4. Membuat peta konsep
Gambar 1,1. Strategi Belajar Metakognisi dikembangkan dari Model Flavell
1. Strategi Belajar Metakognisi Menggarisbawahi/Underlining/ Highlighting Menggarisbawahi atau highlighting gunanya untuk menandai bagian penting dari teks sebagai sarana untuk mengarahkan perhatian kepada bacaanbacaan yang paling penting untuk diperhatikan. Dengan memberi tanda-tanda berupa garis bawah siswa akan membaca lebih banyak dan ketika dibaca ulang, akan diperoleh sejumlah besar gagasan-gagasan penting dalam bacaan (Asay & Schneider, [2]). Hingga tahun tujuh puluhan, metode belajar dengan teknik menggaris bawahi buku teks banyak dilakukan pada pengajaran tingkat dasar dan menengah, lalu kemudian, karena kemajuan teknologi, berkembang menjadi highlighting. Popularitas dari metode ini salah satunya adalah asumsi bahwa teknik menggarisbawahi akan membantu siswa mempermudah mendapatkan gagasan utama dalam teks tersebut (Suzanne, Woodrow, [32]).
2. Strategi Belajar Metakognisi Membuat Catatan Tepi/Note Taking. Kirkgoz [18] menekankan bahwa tujuan utama membuat catatan (note taking) adalah untuk menangkap poin penting dari buku teks atau pelajaran dan menyimpannya, dengan tujuan bisa digunakan di kemudian hari dalam rangka revisi, khususnya untuk tujuan menghadapi ujian atau menulis ringkasan maupun laporan laporan yang membutuhkan catatan. Dalam konteks note taking dapat bermanfaat ketika siswa mempelajari kembali materi pelajaran, Penelitian tentang note taking/membuat catatan, yang berpengaruh terhadap penelitian penelitian berikutnya datang dari Di Vesta and Gray [7], yang menemukan bahwa membuat catatan mengandung dua kegiatan sekaligus yakni, proses dan produk. Mereka menyatakan bahwa sebelum catatan terwujud, ada proses (encoding) yang mendahului apa yang terjadi dalam pikiran seseorang agar catatan terwujud dan berbentuk catatan (external storage). Shrager & Mayer [30] menegaskan bahwa kegiatan note taking juga akan menghasilkan kemampuan problem solving siswa dan kemampuan mengingat kembali tetapi bukan mengingat dan mengenali kata demi kata. Sementara Jones & Hunter [15] menyatakan bahwa note-taking menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat kembali, memahami, dan
7
ketahanan dalam mempelajari materi pelajaran.
3. Strategi Belajar Metakognisi Membuat Rangkuman/Summarizing Strategi belajar metakognisi membuat rangkuman mengajarkan siswa begaimana membedakan ide-ide yang paling penting dalam teks, bagaimana mengabaikan informasi yang tidak relevan dan bagaimana mengintegrasikan ideide pokok dalam cara yang berarti. Mengajarkan siswa untuk membuat rangkuman akan meningkatkan memori tentang apa yang dibacanya. Bagi sebagian besar siswa, strategi inti yang mereka gunakan ketika menerima pelajaran adalah mencatat apa yang dikatakan guru selama pelajaran berlangsung kemudian membaca kembali catatan tersebut pada waktu berikutnya (Kiewra; Peper & Mayer, [16]). Agar catatan tersebut mudah dipahami ketika dibaca kembali, maka bentuk yang paling sesuai adalah ringkasan yang benar dari catatan-catatan yang dibuat siswa. Ringkasan, menurut Ponce [27], merupakan sebuah produk pemahaman yang sebenarnya, dan mungkin merupakan strategi membaca yang paling penting dan berpengaruh saat belajar dan memahami. Penelitian Armbruster & Anderson [3] menemukan bahwa kemampuan membuat ringkasan yang baik akan membuat siswa mampu mengingat kembali informasi dengan jumlah yang lebih banyak dalam test essay, dan mampu mengingat informasi dengan jumlah yang sama banyak untuk tes jawaban pendek. Sementara itu penelitian Knitsch & Kozminsky, [20], dan Winograd, [34] mendapatkan bahwa siswa di tingkat dasar bisa diajari membuat ringkasan dengan cara mengurangi kalimat demi kalimat yang tidak penting sehingga hanya tinggal kalimat yang penting saja. Sedangkan bagi mahasiswa, membuat ringkasan berdasarkan penilaian masing-masing mahasiswa terhadap seluruh teks kemudian membuat inti sari dengan kalimat mereka sendiri. 4. Strategi Belajar Metakognitif Membuat Peta Konsep/Concept Mapping Peta konsep merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antar konsep yang terdapat pada suatu bacaan. Novak & Gowin [25] menggambarkan bahwa peta konsep merupakan peta visual yang menunjukkan alur-alur untuk menghubungkan makna konsep konsep. Lebih lanjut dikemukakan bahwa peta
konsep membantu siswa dan guru untuk melihat gagasan-gagasan utama yang harus diperhatikan dalam mengerjakan tugas tugas khusus, dan setelah selesai, peta konsep juga membantu mereka membuat ringkasan agar lebih mudah dievaluasi. Selanjutnya, Novak & Gowin [25] menegaskan bahwa ketika siswa menyusun peta konsep, sesungguhnya siswa sedang mengarahkan keenam tingkat taksonomi Bloom, khususnya kognitif tingkat tinggi yakni analisis, sintesis dan evaluasi. Pada tingkat analisis, siswa harus menggunakan kemampuannya dalam membedakan, mengkategorisasi, memilah di antara konsep, sementara pada tingkat sintesis, siswa akan mengerahkan kemampuannya dalam menyusun, mengkonstruk, menciptakan, mendesain peta menurut pandangan siswa sendiri, sedangkan pada tingkat evaluasi siswa akan mengakses, menaksir dan membandingkan hubungan-hubungan di dalam peta. Sementara Liu menyatakan bahwa sangatlah penting bagi siswa untuk membuat peta sendiri sebab akan memberi kesempatan siswa merefleksi pemahaman mereka yang sesungguhnya.
Kesimpulan Membaca pemahaman merupakan faktor yang sangat penting bagi siswa dalam mencapai prestasi akademik yang tinggi. Kemampuan membaca pemahaman akan muncul ketika guru mengajarkan berbagai strategi membaca
teks.
Strategi
belajar
metakognisi
berupa
ketrampilan
menggarisbawahi, membuat catatan pinggir, membuat rangkuman dan membuat peta konsep merupakan sebagian dari banyak strategi membaca yang dapat diajarkan kepada siswa. Strategi belajar metakognisi secara bersamaan melibatkan kesadaran metakognisi yakni planning, monitoring dan evaluating sekaligus melibatkan ketrampilan menerapkannya dalam bentuk strategi membaca. Strategi belajar metakognisi yang diintervensikan dalam pembelajaran akan membekali siswa dengan kemampuan memahami bacaan bukan saja secara aliteral, namun juga makna yang ada di balik bacaan tersebut. Untuk itu perlu dibiasakan strategi belajar metakognisi untuk memahami bacaan. .
9
Daftar Pustaka
[1] Alwan–Al (2011). The Effect of Using Metacognitive Reading Strategies on Reading Comprehension of Arabic Texts. IJAES, 13, 1 -18. [2] Asay&Schneider,EW,(1976). The Effect of Untrainned Student Generated Highlighting on Learning.Paper presented at the Meeting of the Northestern Educational Research Association ,Ellensville,New York, [3] Armbruster, B., & Anderso, T. Ostertag, ( 1978) Does Text Structure Summarization Instruction Facilitate Learning From Expository Text ?, Reading Research Quarterly, 22 (3), 331-346 [4] Brown, A.L., & Day, J.D (1983). Macrorules for summarizing text : The development of expertise. Journal of Verbal Learning and Verbal Behavior, 22, 1-14 [5] Cain, K. and Oakhill, J.V. (2007). Reading comprehension difficulties: correlates, causes, and consequences. In Cain, K, Reading comprehension:Nature, assesment and Teaching. [6] Center, Y., Freeman, L, Robertson G. (1999). The Effect.of Visual Imagery Training on the Reading and Listening Comprehension of Low Listening Comprehension in Year 2. Journal of Research in Reading, 22, 241-256 [7] Di Vesta,F,J, & Gray,S,G (1972) Listening and note taking .Journal of Educational Psychology (63) 8-14 [8] Eilers, Linda, H. (2009). Metacognitve Strategies Help Students to Comprehend all Text . Reading Improvement. 21. 13-25. [9] Flavell, J. (1979) Metacognition and cognitive monitoring. American Psychologist, 34(10),906-911 [10] Flavell, J. H. (1992). Perspective on Perspective Taking, Piaget,s Theory: Prospect and Possibilities 107-141. Hillsdale Erlbraum [11] Feryal CUBUKCU, 2008. How to enhance Reading Comprehension through Metacognitive Strategies, The Journal of International Social research Volume ½, Winter [12] Gagne Robert M,1985, The Conditions of Learning and Theory of Instruction,CBS College Publishing ,Canada [13] Grabe, W. (1991). Current Developments in Second Language Reading Research. TESOL Quarterly, 25 (3) 375-406. [14] Grambrell, L. (1993). Mental Imagery, Text Ilustration, and Children’s story Comprehension and Recall. Reading Research Quarterly, 28, 264-276. [15] Jones,B.Pierce,J & Hunter,B (1988) Teaching students to construct graphic representation, Educational Leadership 46,4:20-25. [16] Kiewra, P & Dubois , Roskelly ( 1991) Note taking functions and technique, Journal of Educational Psychology (83) 240-245 [17] Kiewra K A, & Fletcher,HJ. (1984) The relationship between levels of notetaking and achivement. Human Learning , 3, 273-280. [18] Kirkgoz.Y (2010) Promoting students’ note taking skills through task-based learning,Procedia Social and Behavioral Science (2) 4346-4351
[19] Klingner.K.Jannet, Jennifer Urbach. ( 2010) Teaching Reading in the 21 st Century: A Glimpse at How Special Education Teachers Promote Reading Comprehension. 33, 59-74 [20] Knitsch, W., & Van Diijk, (1978) T A. Toward a model of text comprehension and production. Psychological Review, 85, 363-394. [21] Leutwyer, B (2010) Metacognitive Learning Strategies: Differential Development Patterns in High School, Metacognitive Learning 4:111-123 Mason, C.L (1992) Concept mapping : A tool to develop reflective science instruction, Science Education 76 (1) 51-63 , John Wiley and Son [22] Liu Xiufeng (2002) Using concept mapping fos assesing and promoting relational conceptual change in science, Science Education (4) 373-396 [23] National Research Council (1998). Preventing Reading Difficulties in Young Children. Washington DC: National Academy Press. [24] National Reading Council ( 2000). Teaching Children to Read: An Evidencebased Assessment of the Scientific Research Literature on Reading and its Implication for Reading Instruction. Diunduh dari http://www.nichd.gov./publication/nrp/smallbook [25] Novak, J.D, Gowin, B.D, Johansen, G.T ( 1983) The use of concept mapping and knowledge vee mapping with junior high school science students, Science Education 67 (5) 625-645 [26] PECJAK, Anja PODLESEK, 2011, Model of reading comprehension for 5th grade studens, STUDIA PSYCHOLOGICA, 53. [27] Ponce. C.W., (2000) Summarization instruction:Efects on foreign comprehension and summarization of expository texts’, Literacy Research and Instruction, 39 (4) 329-350 [28] Prado, L., & Plourde, L. (2005). Increasing reading comprehension through the explicit teaching of reading strategies: is there a difference among the genders?. Reading Improvement, 32-43. [29] Riyadi, Iswan, (2010) Pembelajaran Berbasis Metakognisi untuk Peningkatan Kompetensi Siswa , Disertasi, UPI Bandung. [30] Shrager, P & Mayer ( 1989 ) Note taking fosters generative learning strategies in novices, Journal of Educational Psychology (81) 263-264. [31] Snow, C. (2002). Reading for understanding: Towards a R&D program in reading comprehension. Washington, DC: RAND Reading Study Group [32] Suzanne E. Wade and Woodrow Trathen (1989) Effect of Self-Selected Study Methods on Learning Journal of Educalional Psychology Copyright 1989 by the American Psychologist [33] Tierney,J,. (2005). Reading Strategies and Practices, Reading Research Quarterly, 21, 422-438 [34] Winograd,P.N. (1984) Strategic difficulties in summarzing texts. Reading Research Quarterly, 19, 404-425. [35] Zohar.A & David ( 2009 ) Paving a clear path in a thick forest: a conceptual analysis of a metacognitive component Metacognition Learning 4:177–195
11