ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
PENERAPAN REORDER POINT UNTUK PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT. SWAKARYA ADHI USAHA KABUPATEN BANYUASIN Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak. CA NIDN.0213057201 Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengendalian bahan baku yang dilakukan di PT. Swakarya Adhi Usaha yang berlokasi di Jl. Raya Palembang-Betung Km.38 Desa Pangkalan Panji Kecamatan Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Dari data-data perusahaan yang peneliti dapatkan, ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bahan baku produksi yang menyebabkan sering terkendalanya pengerjaan, penyelesaian serta pengiriman hasil produksi ke konsumen. Oleh sebab itu diperlukan diterapkannya metode pengendalian persediaan yang baik guna mendukung ketersediaan bahan baku produksi sehingga tujuan utama perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau laba dapat tercapai. Namun dalam memenuhi persediaan bahan baku produksi perusahaan masih berdasarkan budget permintaan dari konsumen yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan lebih baik jika perusahaan dalam melakukan pengendalian persediaannya menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) sehingga kekurangan maupun kelebihan persediaan bahan baku produksi dapat dihindarkan. Kata Kunci :
Metode Pengendalian, Persediaan, Bahan Baku Produksi, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP).
Untuk
menjamin
kelancaran
dan
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
kesinambungan produksi, maka baik perusahaan
Proses produksi agar kegiatan produksi
dagang maupun manufacture perlu mengadakan
dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang
persediaan karena persediaan merupakan unsur
diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh
modal kerja yang sangat penting dan secara
perusahaan dalam satu periode, maka diperlukan
berkesinambungan akan berputar dalam siklus
adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan
perputaran
pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan
perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan
agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat
operasional perusahaannya serta dapat mencapai
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen
tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan,
baik dalam kualitas maupun kuantitas waktu
maka perlu diadakan suatu tindakan yang terarah
penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan itu sendiri
dalam mengendalikan persediaan yang ada dalam
juga
perusahaan. Dalam mencapai hasil usaha yang
diperlukan
penyesuaian
dalam
efisiensi
kerja
perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara
Produksi,
hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang
persediaan sehingga dapat menekan biaya produksi
tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-
yang akan timbul atau terjadi.
menimbulkan
adanya
pemborosan
yang
mengakibatkan kerugian finansial.
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
maka
dengan
diperlukan
Swakarya
Adhi
Harga
Agar
layak
PT.
berkaitan
perusahaan.
penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki
faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan akan
yang
modal
Pokok
pengendalian
Usaha
adalah
perusahaan yang bergerak di bidang manufacture dan Perdagangan alat-alat Pabrik Kelapa Sawit
21
(PKS) di lingkungan Sinarmas Group. Dalam
pabrik kelapa sawit di PT. Swakarya Adhi Usaha
kegiatan usahanya PT. Swakarya Adhi Usaha
dapat diterapkan.
menjual produk-produk tersebut ke pabrik-pabrik kelapa sawit yang terdapat di kota Palembang.
2.
LANDASAN TEORI
Kemudian juga mendistribusikan produk-produk
2.1
Pengertian Persediaan
tersebut ke daerah-daerah seperti Jambi, Lampung,
Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan
Prabumulih, Lubuk Linggau, Lahat, Bangka,
perdagangan
ataupun
Belitung dan Papua.
(manufacture)
serta
Berdasarkan
dari
apa
yang
telah
perusahaan
perusahaan
pabrik
jasa
selalu
di
mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan,
kemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk
para pengusaha akan dihadapkan pada resiko
mengambil judul dalam penelitian ini, yaitu :
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat
”PENERAPAN REORDER POINT UNTUK
memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI
permintaan barang atau jasa. Hal tersebut dapat
ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT.
terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya
SWAKARYA ADHI USAHA KABUPATEN
barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat,
BANYUASIN”.
yang
berarti
kesempatan 1.2
Rumusan Masalah
seharusnya
Persediaan bahan baku memiliki kaitan yang
apabila
pengusaha memperoleh
didapatkan.
keuntungan
akan
kehilangan
keuntungan Persediaan
yang
yang
diadakan
diharapkan
dari
sangat erat dengan proses produksi dimana
persediaan tersebut lebih besar dari pada biaya-
kepuasan konsumen merupakan sesuatu yang
biaya yang ditimbulkannya.
sangat penting, akan tetapi perusahaan memiliki
Menurut
Irham
kemampuan
(2012:109)
suatu
Persediaan
tingkat penjualan yang tidak merata sehingga
adalah
perusahaan
dalam
sering timbul masalah kelebihan atau kekurangan
mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang
bahan baku. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
baik barang mentah, barang setengah jadi dan
peneliti merumuskan permasalahan yang ada pada
barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi
perusahaan tersebut
yakni, apakah penerapan
pasar yang stabil maupun berfluktuasi. Menurut
metode Reorder Point untuk persediaan bahan baku
Rudianto (2012:222) Persediaan adalah sejumlah
produksi alat pabrik kelapa sawit pada PT.
barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses
Swakarya Adhi Usaha Kabupaten Banyuasin dapat
yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk
diterapkan?
dijual atau diproses lebih lanjut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
1.3
Tujuan Penelitian
pengertian persediaan adalah barang yang dibeli
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
atau diproduksi oleh perusahaan dengan tujuan
mengetahui
pengendalian
dilakukan oleh perusahaan ketersediaan
bahan
baku
bahan
baku
yang
untuk dijual kepada pelanggan atau pembeli.
dalam menjamin produksinya
serta
2.2
memberikan analisa apakah penerapan Reorder Point untuk persediaan bahan baku produksi alat
Jenis-Jenis Persediaan Dari segi konsep manajemen persediaan,
konsep
manajemen
persediaan
berbeda-beda
berdasarkan kategori perusahaan seperti perusahaan
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
22
pabrik
(manufacture),
perusahaan
dagang,
tukang kayu dalam perusahaan mebel dan
perusahaan jasa dan lain sebagainya.
lain-lain.
Menurut Rudianto (2012:165) jenis-jenis
3.
Biaya Overhead Pabrik
persediaan dalam perusahaan manufaktur adalah
Yaitu berbagai jenis biaya selain biaya bahan
persediaan barang yang dimiliki terdiri dari
baku langsung dan biaya tenaga kerja
beberapa jenis yang berbeda. Jenis persediaan yang
langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam
ada dalam suatu perusahaan manufaktur antara lain:
proses produksi.
1.
Menurut Sudana (2011:227) ada beberapa
Persediaan Bahan Baku (Raw Material
2.
Inventory)
jenis biaya yang perlu dilakukan oleh manajemen
Yaitu bahan dasar yang menjadi komponen
untuk mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan
utama suatu produk walaupun dalam produk
dengan pembelian dan penyimpanan persediaan
tersebut terdapat unsur yang lain.
yaitu :
Persedian Barang Dalam Proses (Work In
1.
Process Inventrory)
terdiri atas: biaya modal atas dana yang terkait
Yaitu bahan baku yang telah diproses untuk
pada persediaan, biaya penyimpanan dan
diubah menjadi barang jadi tetapi hingga
penanganan persediaan, biaya assuransi, pajak
akhir suatu periode tertentu belum selesai
atas persediaan dan penyusutan atau keausan.
proses produksinya. 3.
Biaya penyimpanan (carrying cost) yang
2.
Biaya pemesanan (ordering cost) yang terdiri
Persediaan Barang Jadi (Finished Goods
atas:
Inventory)
pengiriman barang, dan penanganannya.
Yaitu bahan baku yang telah diproses
3.
biaya
pengiriman
order,
biaya
Biaya kehabisan persediaan (cost of running
menjadi produk jadi yang siap pakai dan
short), yang terdiri dari: kerugiaan penjualan,
siap dipasarkan.
kehilangan goodwill pelanggan dan biaya
Menurut Rudianto (2012:165) jenis-jenis
akibat kemacetan jadwal produksi.
biaya
dalam
dikelompokkan
perusahaan menjadi
manufaktur
Karena sangat luasnya pengertian dan jenis
kelompok
persediaan maka dalam pembahasan selanjutnya
beberapa
berdasarkan spesifikasi manfaatnya, yaitu :
peneliti hanya akan menekankan pada masalah
1.
persediaan bahan baku saja. Ada yang perlu diingat
2.
Biaya Bahan Baku Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli
oleh pihak manajer perusahaan bahwa untuk
bahan baku yang telah digunakan demi
memiliki persediaan yang selalu dalam keadaan
menghasilkan produk jadi tertentu dalam
stabil,
volume tertentu. Contohnya: harga beli kain
ketersediaan biaya (reserve cost) yang dalam
per potong pakaian, harga beli kayu per unit
keadaan cukup. Jika kondisi ini tidak terpenuhi
meja dan sebagainya.
maka perusahaan akan mengalami masalah dalam
Biaya Tenaga Kerja Langsung
aktivitas produksinya.
Yaitu
biaya
membayar
yang
pekerja
dikeluarkan yang
terlibat
untuk secara
langsung dalam proses produksi. Contohnya: tukang jahit dalam perusahaan
garmen,
pihak
manajemen
membutuhkan
Menurut Irham (2012:111) biaya persediaan manufaktur ada tiga komponen yaitu : 1.
Bahan baku atau bahan mentah, biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk.
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
23
2.
Tenaga kerja, biaya tenaga kerja langsung
2.
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk
3.
Safety Stock (Persediaan Pengamanan) Menurut Sofyan Assauri (2004:186) Safety
jadi.
Stock (Persediaan Pengamanan) adalah persediaan
Overhead, biaya tidak langsung pada proses
tambahan yang diadakan untuk melindungi atau
manufaktur.
menjaga
Seperti:
sarana
penyusutan
peralatan manufaktur, gaji penyelia dan biaya
kemungkinan
terjadinya
kekurangan
bahan (Stock Out).
prasarana. 3. 2.3
Reorder Point (ROP) Menurut Dermawan Sjahrial (2012:200)
Metode Pengendalian Persediaan Persediaan adalah suatu istilah umum yang
Jumlah persediaan yang harus tetap ada pada saat
menunjukan segala sesuatu atau sumber – sumber
pemesanan dilakukan disebut dengan titik pesan
daya, organisasi yang disimpan antisipasinya
kembali (Reorder Point).
terhadap
pemenuhan
sedangkan
Sedangkan menurut Sudana (2011:227)
Pengendalian adalah serangkaian kebijaksanaan
Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus
dan
dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya
pengendalian
permintaan,
yang
memonitor
tingkat
persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan
disebut dengan Reorder Point (ROP).
harus di isi dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Adapun metode yang digunakan adalah
Adapun rumus dari ROP (Reorder Point) adalah :
sebagai berikut :
1.
Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Sudana (2011:227) EOQ adalah
jumlah persediaan yang harus dipesan dengan biaya yang minimal. Dalam model EOQ biaya persediaan
ROP = Lt x Q Keterangan : ROP = Reorder Point Lt
= Lead Time (hari, minggu atau bulan)
Q
= Pemakaian rata-rata (per hari, per minggu, atau per bulan)
yang dipertimbangkan adalah biaya penyimpanan
Menurut
persediaan dan biaya pemesanan persediaan. Dalam pelaksanaannya dapat dirumuskan seperti berikut :
Manahan
(2013:99) Terdapat
P.
Tampubolon
dua system yang dapat
diterapkan untuk menentukan kapan pemesanan kembali diadakan, yaitu :
EOQ =
2.F.S C.P
a)
Sistem Quantity Reorder Point (Q/R System)
Keterangan :
Yang dimaksud dengan System Quantity
EOQ
= Jumlah pesanan yang ekonomis
Reorder Point adalah jumlah persediaan yang di
F
= Biaya pemesanan setiap kali pesan
order kembali sangat tergantung pada kebutuhan
S
=
C
Jumlah kebutuhan persediaan dalam
persediaan
unit tiap tahun
kenyataannya penggunaan persediaan bahan tidak
Biaya penyimpanan per tahun yang
pernah konstan dan selalu bervariasi.
proses
konversi,
pada
= dinyatakan dalam persentase dari harga beli persediaan
P
untuk
= Harga beli per unit persediaan
b)
Sistem Persediaan Periodik Sistem ini merupakan cara pemesanan secara
Interval Waktu Konstan (setiap; Minggu, Bulan,
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
24
atau
Triwulan,
bervariasi
dsb),
tetapi
jumlah
pesanan
tergantung
pada
berapa
jumlah
diktat kuliah dan sumber lainya yang ada hubunganya dengan masalah yang dibahas.
penggunaan bahan antara waktu pesanan yang lalu dan waktu pemesanan berikutnya. Oleh sebab itu
3.3
berdasarkan interval waktu yang tetap maka
Sumber Data Jenis
data
yang
digunakan
dalam
pesanan kembali (reorder point) dilakukan tanpa
penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :
memperhatikan jumlah persediaan yang masih ada.
a.
Data Primer Yaitu data yang dikumpulkan secara langsung
3.
METODOLOGI PENELITIAN
dari
objek
yang
3.1
Lokasi Penelitian
mengumpulkan data di PT. Swakarya Adhi
Adapun lokasi penelitian yang dilakukan
Usaha
Kabupaten
diteliti.
Banyuasin
Peneliti
meliputi
oleh peneliti adalah di PT. Swakarya Adhi Usaha
keadaan umum perusahaan atau gambaran
yang berlokasi di Jl. Raya Palembang-Betung Km.
umum perusahaan yaitu data tentang sejarah
38 Desa Pangkalan Panji Kecamatan Pangkalan
perusahaan, struktur organisasi serta visi dan
Balai Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan,
misi perusahaan.
tepatnya di dalam lokasi Perkebunan Kelapa Sawit
b.
Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak lain
milik PT. Sawit Mas Sejahtera (Sinarmas Group).
setelah mengalami proses pengolahan dan Metode Pengumpulan Data
juga mempelajari masalah yang berhubungan
Dalam melakukan penelitian terhadap data-
dengan objek yang diteliti melalui buku-buku
data yang berhubungan dengan penelitian pada PT.
pedoman, literatur yang disusun para ahli
Swakarya Adhi Uaha, peneliti mendapatkan data
yang berhubungan dengan masalah yang
dengan menggunakan metode, yaitu :
diteliti.
3.2
a.
Observasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lokasi
b.
yang
dituju
guna
3.4
Teknik Analisis Data Dalam menganalisa data yang dikumpulkan,
mendapatkan
informasi yang diinginkan.
peneliti menggunakan teknik deskriftif. Teknik
Wawancara
deskriftif
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengungkapkan, menguraikan, dan menjelaskan
melakukan tanya jawab lisan secara langsung
data-data yang diperoleh dengan kata-kata yang
kepada Staff dan karyawan yang memiliki
sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian
kapabilitas untuk
ini dapat terungkap secara objektif.
memberikan
data
dan
adalah
suatu
metode
yang
informasi yang diperlukan dalam penelitian. c.
PEMBAHASAN
langsung
Analisa penerapan metode pengendalian
terhadap dokumen yang berhubungan dengan
persediaan pada PT. Swakarya Adhi Usaha
pembuatan penelitian pada perusahaan.
Kabupaten
Library Research
pengendalian persediaan yaitu Metode Economic
Yaitu suatu cara mengumpulkan data dengan
Order Quantity (EOQ) dan Metode Reorder Point
Yaitu
d.
4.
Dokumentasi melakukan
pengamatan
Banyuasin
menggunakan
metode
jalan membaca dan mempelajari buku-buku
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
25
(ROP)
yang
keduanya
memiliki
keterkaitan,
adapun hasil analisanya adalah sebagai berikut :
biaya penyimpanan sebesar 10 % per tahun (penyusutan) dari harga beli persediaan dan biaya pemesanan sebesar Rp. 900.000,- per pesanan.
4.1
Analisa Penggunaan Metode Economic
Maka
Order Quantity (EOQ)
ekonomis adalah sebagai berikut :
Sebelum
menentukan
pada
perhitungan
besarnya
jumlah
pesanan
tingkat
persediaan berapa pemesanan harus dilakukan
Diketahui : F = Rp. 900.000,-
kembali agar barang datang tepat pada waktunya
S = 100 Lbr
(Reorder Point), maka kita harus menentukan
C = 10 %
terlebih dahulu berapa jumlah pesanan yang
P = Rp. 4.500.000,-
ekonomis setiap kali dilakukan pemesanan serta frekuensi waktu pemesanan yang dapat ditentukan dengan menggunakan Metode Economic Order
Maka : EOQ
=
2.F.S
Quantity (EOQ).
C.P
Dalam model EOQ biaya persediaan yang dipertimbangkan
adalah
biaya
=
penyimpanan
2 (900.000)(100) 0,1 (4.500.000)
persediaan dan biaya pemesanan persediaan. Dalam
pelaksanaannya
dapat
=
dirumuskan
450.000
seperti berikut :
EOQ =
=
2.F.S C.P
Frekuensi pemesanan dalam satu tahun =
EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomis F
= Biaya pemesanan setiap kali pesan
S
= Jumlah kebutuhan persediaan dalam unit
S/EOQ atau 100/20 = 5 kali. Jika satu tahun 360 hari, maka pemesanan dilakukan setiap 72 hari (360/5). Sedangkan untuk total biaya persediaan pada jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) adalah
tiap tahun = Biaya penyimpanan per tahun yang dinyatakan dalam persentase dari harga beli persediaan P
400
= 20 Lembar per pesanan
Keterangan :
C
180.000.000
= Harga beli per unit persediaan
Berdasarkan kasus kekurangan persediaan
sebagai berikut : TC = CP (Q/2) + F (S/Q) = (0,1)(4.500.000)(20/2) + 900.000 (100/20) = Rp. 4.500.000 + Rp. 4.500.000 = Rp. 9.000.000,4.2
Analisa Penggunaan Metode Reorder
bahan baku, atas bahan baku pembuatan Lori buah
Point (ROP)
cap. 5 ton yaitu MS Plate 6 mm x 6’ x 20’
Setelah nilai dari pesanan yang ekonomis
sebanyak
3,64
lbr
maka
jika
Perusahaan
setiap kali dilakukan pemesanan serta frekuensi
membutuhkan persediaan MS Plate 6 mm x 6’ x
waktu
20’ sebanyak 100 lbr untuk tahun 2013, bahan baku
menggunakan Metode Economic Order Quantity
tersebut diperoleh dari pembelian ke pihak lain
(EOQ) telah kita dapatkan maka kita dapat
dengan harga Rp. 4.500.000,- per lembar serta
menentukan
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
pemesanan
pada
yang
tingkat
kita
hitung
persediaan
dengan
berapa
26
pemesanan harus dilakukan kembali agar barang
digunakan setiap hari sehingga jumlahnya akan
datang tepat pada waktunya Reorder Point (ROP).
semakin berkurang, dan ketika jumlah persediaan
Adapun rumus dari Reorder Point (ROP) adalah :
mencapai ROP, yaitu sebanyak 2,8 lembar, perusahaan harus melakukan pemesanan kembali
ROP = Lt x Q
sebanyak
EOQ.
Pemesanan
harus
dilakukan
Keterangan :
sebelum persediaan habis, karena perusahaan harus
ROP = Reorder Point
selalu memiliki persediaan untuk memperkecil
Lt
= Lead Time (hari, minggu atau bulan)
resiko kehabisan persediaan, dan dibutuhkan waktu
Q
= Pemakaian rata-rata (per hari, per minggu,
untuk melakukan pemesanan sampai barang yang
atau per bulan)
dipesan tiba di perusahaan. Dengan asumsi jangka
Berdasarkan kasus kekurangan persediaan
waktu pemesanan (lead time) dan pemakaian
bahan baku, atas bahan baku pembuatan Lori buah
persediaan adalah pasti, maka pesanan persediaan
cap. 5 ton yaitu MS Plate 6 mm x 6’ x 20’
akan datang tepat ketika jumlah persediaan di
sebanyak
perusahaan
perusahaan sudah habis atau nol. Hal yang sama
membutuhkan waktu 10 hari untuk melakukan
akan terulang kembali setiap 72 hari, karena dalam
pemesanan
satu tahun perusahaan melakukan pemesanan untuk
3,64
lbr
sampai
maka,
jika
persediaan
yang
dipesan
diterima di perusahaan (sesuai informasi dari
memenuhi kebutuhan persediaan sebanyak 5 kali.
Assisten PPIC pada halaman 30 Bab III) dan agar perusahaan tidak kehabisan persediaan, maka
4.3
Perbandingan
Penerapan
Metode
perusahaan sudah harus melakukan pemesanan
Reorder Point (ROP) dengan Metode
kembali ketika jumlah persediaan mencapai titik
Berdasarkan
ROP yaitu sebagai berikut :
Customer Untuk Persediaan Bahan Baku
Diketahui :
Produksi Pada
Maka :
Lt Q ROP
= 10 Hari = 20/72 = 0,28 Lbr = Lt x Q = 10 x 0,28 = 2,8 Lbr
Budget
PT.
Permintaan
Swakarya
Adhi
Usaha. Berdasarkan
hasil
penelitian
peneliti
terhadap Penerapan Metode Reorder Point (ROP) Berdasarkan perhitungan dari ke dua
dengan Metode Berdasarkan Budget Permintaan
metode di atas maka dapat diketahui bahwa dalam
Customer Untuk Persediaan Bahan Baku Produksi
kondisi yang bersifat pasti, ketika pesanan datang,
Pada PT. Swakarya Adhi Usaha. Maka peneliti
jumlah persediaan di perusahaan adalah sama
mencoba membuat perbandingan antara ke dua
dengan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ),
metode tersebut. Adapun perbandingannya dapat
yaitu sebanyak 20 lembar. Persediaan tersebut
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Perbandingan Penggunaan Metode Budget dan Metode ROP No 1
Permasalahan Ketersediaan Material Bahan Baku
Metode Berdasarkan Budget Permintaan
Metode Berdasarkan Reorder Point (ROP)
Ketersediaan Material Tidak Terjamin karena pengadaan material bahan baku hanya berdasarkan Budget Pekerjaan yang telah disusun sebelumnya.
Ketersediaan Material Terjamin dikarenakan jumlah stock persediaan selalu terisi kembali sebelum stock persediaan tersebut habis.
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
27
2
4.4
Jadwal Pengerjaan, Penyelesaian dan Pengiriman Hasil Produksi
Jadwal Pengerjaan, Penyelesaian dan Pengiriman hasil produksi ke konsumen sering tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan dikarenakan terkendala ketersediaan material yang kurang.
Jadwal Pengerjaan, Penyelesaian dan Pengiriman hasil produksi ke konsumen dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan dikarenakan ketersediaan material yang mencukupi.
3
Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Material
Frekuensi pemesanan bahan baku material tidak pasti / tidak terjadwal dikarenakan apabila stock material bahan baku kosong maka baru akan dilakukan pemesanan kembali.
Frekuensi pemesanan bahan baku material bisa terjadwal karena pemesanan material bahan baku dilakukan tidak sampai stock kosong melainkan ketika mencapai titik ROP.
4
Biaya Pengiriman Material Bahan Baku
Biaya Pengiriman Material Cukup Besar yaitu Rp. 2.700.000,- untuk pengiriman 4 Lbr atau Rp. 675.000,- per Lembar.
Biaya Pengiriman Material Lebih Murah yaitu Rp. 9.900.000,- untuk pengiriman 20 Lbr atau Rp. 495.000,- per Lembar.
Manfaat
Penerapan
Metode
stok material Reorder Point yang ada di
Reorder
gudang.
Point (ROP) Untuk Persediaan Bahan Baku Produksi Pada PT. Swakarya Adhi
3.
Asisten
Product
Planning
&
Inventory
Control (PPIC) melakukan cross check data
Usaha. Berdasarkan
hasil
penelitian
peneliti
alokasi pemakaian material dengan data
metode ROP sangat berguna bagi terjaminnya
sistem dan jika benar membubuhkan paraf
ketersediaan material bahan baku produksi yang
untuk dimintakan persetujuan PP pada Kepala
menyebabkan proses pengerjaan, penyelesaian dan
Unit.
pengiriman hasil produksi ke konsumen dapat dilakukan
waktu.
memeriksa
kelengkapan
dapat
kolom Diminta, selanjutnya PP dikirim ke
menghemat biaya pengiriman material bahan baku
Koordinator Workshop untuk dimintakan
karena frekuensi pemesanan bahan baku terjadwal.
persetujuan
Oleh sebab itu peneliti mencoba memberikan
persetujuan Kepala Divisi Workshop (melalui
prosedur permintaan dan penerimaan material
E-Mail).
ROP
itu
Unit
permintaan PP dan menanda tangani pada
metode
Selain
Kepala
dengan
menerapkan
tepat
4.
perusahaan
bahan baku yang menggunakan metode Reorder
5.
yang
dan
sudah
dilanjutkan
disetujui
Kepala
Point (ROP), sebagai berikut :
Workshop
(melalui
1.
Asisten Workshop mengestimasi keperluan
dimintakan
proses
material 3 (tiga) bulan yang akan datang dan
dilakukan pengadaan material.
memberikan ke bagian gudang untuk diberi
2.
6.
E-Mail) ke
meminta
Divisi
selanjutnya
Pembelian
untuk
Setelah proses pengadaan selesai material
keterangan jumlah stok up date atau bagian
dikirim ke unit melalui ekspedisi dan diterima
produksi melihat data persediaan pada sistem.
oleh bagian gudang.
Bagian
Pembelian
membuat
Permintaan
Pembelian (PP) Material sesuai estimasi
7.
gudang
melakukan
penerimaan
dengan
diperiksa mengenai kualitas dan kuantitas
keperluan 3 (tiga) bulan kedepan dikurangi
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
28
8.
9.
material yang dikirim sesuai dengan Surat
mampu mengurangi frekuensi pemesanan dan
Pengantar Barang (SPB).
biaya pemesanan. Biaya pemesanan tersebut sangat
Jika material tidak sesuai dengan permintaan
tinggi
dan tidak bisa
material
penyimpanannya, dikarenakan biaya kirim yang
dikembalikan ke supplier melalui ekspedisi
telah ditetapkan oleh pihak expedisi adalah Rp.
tersebut dan SPB pengiriman tidak ditanda
900.000,- per 1 Ton. Sehingga untuk biaya kirim 1
tangani.
(satu) lembar MS Plate 6 mm x 6’ x 20’ yang
Jika material tidak sesuai dengan permintaan
beratnya hanya 550 Kg tetap dihitung 1 Ton yang
namun masih bisa dipakai, maka material
berarti untuk biaya pengirimannya adalah tetap
tersebut tetap diterima dan SPB pengiriman
dihitung Rp. 900.000,- oleh karena itu apabila
diberi catatan dengan jelas mengenai ketidak
perusahaan menggunakan metode EOQ dan ROP
sesuaian dari spesifikasi material tersebut dan
maka ketika jumlah persediaan mencapai ROP,
SPB ditanda tangani.
perusahaan harus melakukan pemesanan kembali
dipakai,
maka
10. dari ekspedisi selanjutnya ditanda tangani
jika
dibandingkan
dengan
biaya
sebanyak EOQ.
oleh bagian gudang (kolom diterima), diparaf Kepala Administrasi dan atau Assisten PPIC
5.1
Saran
dan ditanda tangani Kepala Unit (kolom
Dari kesimpulan diatas maka saran yang
Diketahui), pihak Ekspedisi (kolom Dikirim)
dapat peneliti berikan adalah untuk mengendalikan
dan distempel Perusahaan.
persediaan
11. Copy SPB diambil 1 (satu) lembar untuk arsip bukti penerimaan. 12. Bagian
gudang
bahan
baku
produksi
sebaiknya
perusahaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) sehingga
menginput
ke
sistem
kekurangan maupun kelebihan persediaan bahan
penerimaan barang dan dicetak (Hard Copy
baku produksi dapat dihindarkan. Namun sebelum
sebagai lampiran data penerimaan Master
mengaplikasikan metode Economic Order Quantity
Stock).
(EOQ) dan Reorder Point (ROP) perusahaan harap
13. Bagian gudang menginput pemasukan barang
melakukan
pengelompokan
terlebih
dahulu
ke kartu Gudang, agar stok kartu gudang up to
material-material apa saja yang dapat dikategorikan
date.
bisa menggunakan metode tersebut, sebaiknya material yang fast moving dan material yang
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
bersifat umum.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa Metode pengendalian persediaan bahan baku produksi yang dilakukan oleh PT. Swakarya Adhi Usaha Kabupaten Banyuasin belum sepenuhnya optimal dibandingkan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) dikarenakan metode ini selain dapat menghindari dari kehabisan stock bahan baku produksi juga
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
29
DAFTAR PUSTAKA
Irham Fahmi, 2012, Manajemen Produksi dan Operasi, Bandung, Penerbit Alfabeta. Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi (Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan), Jakarta, Penerbit Erlangga. Elvy Maria Manurung, 2011, Akuntansi Dasar (Untuk Pemula), Jakarta, Penerbit Erlangga. Manahan P. Tampubolon,
2013, Manajemen
Keuangan (Finance Management), Jakarta, Penerbit Mitra Wacana Media. Dermawan Sjahrial, 2012, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta, Penerbit Mitra Kencana Media. Sudana, I Made,2011, Manajemen Keuangan Perusahaan (Teori dan Praktik), Jakarta, Penerbit Erlangga.
Jurnal ASCY, Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30
30