PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI KASUS DI PENGADILAN SRAGEN)
Abstrak :Tindak pidana narkotika harus disikapi serius oleh pihak kepolisian maupun hakim sebagai institusi pengambil keputusan pengadilan. Hakim mempunyai wewenang untuk melaksanakan pengadilan dan hakim wajib memahami akibat yang ditimbulkan terhadap bahaya dari narkotika tersebut khususnya bagi generasi muda karena pada akhirnya suatu putusan hakim dapat memberi pengaruh dan akibat yang positif maupun negatif baik itu bagi pelaku tindak pidana maupun bagi korban tindak pidana Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana narkotika diharapkan mampu membuat jera bagi para pengedar narkotika ataupun pemakainya.
Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera, tertib, dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai bentuk untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut, maka perlu peningkatan usaha-usaha di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan narkotika sebagai obat, di samping untuk pengembangan ilmu pengetahuan Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukantanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009tentangnarkotika), yang termasuk jenis narkotika adalah : tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja serta garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Negara Indonesia dicurigai sebagai tempat produsen narkotika terbesar, karena banyak kasus yang dibongkar oleh polisi ternyata berupa kasus-kasus narkotika yang melibatkan industri rumah tangga yang memproses bahan baku narkotika menjadi narkotika yang siap dipasarkan di dalam danluar negeri. Hal ini tentu saja harus disikapi serius oleh pihak kepolisian maupun hakim sebagai institusi pengambil keputusan pengadilan. Hakim mempunyai wewenang untuk melaksanakan pengadilan dan hakim wajib memahami akibat yang ditimbulkan terhadap bahaya dari narkotika tersebut khususnya bagi generasi muda karena pada akhirnya suatu putusan hakim dapat memberi pengaruh dan akibat yang positif maupun negatif baik itu bagi pelaku tindak pidana maupun bagi korban tindak pidana Putusan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana narkotika diharapkan mampu membuat jera bagi para pengedar narkotika ataupun pemakainya. Hal ini dilatarbelakangi bahwa seringkali sulit untuk mengungkap siapa sesungguhnya dalang di balik kejahatan narkotika itu. Karena, yang banyak ditangkap adalah pengedar atau pengguna yang tidak tahu mata rantai di atasnya yang sebenarnya lebih berbahaya. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian penting dalam suatu penelitian hukum. Agar pemasalahan yang akan diteliti dapat dipecahkan, maka perlu disusun dan dirumuskan suatu permasalahan yang jelas dan sistematis. Dengan adanya perumusan masalah berarti seorang peneliti telah mengidentifikasi persoalan yang hendak diteliti, sehingga sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, tegas, dan terarah guna mencapai sasaran yang diharapkan. Suatu perumusan masalah idealnya adalah sederhana saja tetapi cukup jelas. Maksudnya yaitu mudah dimengerti dan tidak bertele-tele. Dengan adanya perumusan masalah yang jelas akan didapat kesimpulan hasil penelitian yang baik dan tidak mengembang. Bagaimanakah penerapan pidana terhadap tindak pidana narkotika di Pengadilan Negeri Sragen dan Bagaimanakah dasar pertimbangan putusan hakim?
METODE PENELITIAN Sifat penelitian menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, dimana penelitian bertujuan memberikan gambaran, melukiskan serta memaparkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk memberikan data awal yang diteliti tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lain. Dalam hal ini penulis mencoba menggambarkan tentang putusan hakim yang telah dilakukan terhadap pelaku tindak pidana narkotika. Adapun data yang digunakan adalah data Sekunder dan data primer Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan secara yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif adalah yaitu penelitian dengan menerangkan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dihubungkan dengan kenyataan yang ada di lapangan kemudian dianalisis dengan membandingkan antara tuntutan nilai-nilai ideal yang ada di dalam peraturan perundang-undangan dengan kenyataan yang ada di lapangan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tindak pidana narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang meresahkan masyarakat, upaya untuk menekan tindak pidana narkotika merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilakukan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Penegak hukum di pengadilan merupakan salah satu upaya untuk memiliki beban dalam upaya penegakan hukum di pengadilan adalah hakim. Peranan hakim dalam memberikan putusan yang tepat dan adil dalam perkara narkotika diharapkan mampu menekan semakin meningkatnya tindak pidana narkotika. Sebelum hakim menjatuhkan putusan, hakim terlebih dahulu menyusun suatu pertimbangan sebagai dasar dan alasan mengapa hakim mengambil putusan yang sedemikian rupa. Pertimbangan hakim merupakan yang terpenting dan menentukan dalam penjatuhan putusan pengadilan, untuk itu penulis mengadakan penelitian serta pembahaan tentang pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana narkotika di Pengadilan Negeri Sragen. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pidana narkotika, maka berikut ini disampaikan putusan yang diperoleh dalam penelitian yaitu putusan Pengadilan Negeri Sragen No. 10/Pid.Sus/2014/PN.SRG Pengadilan Negeri Sragen
yang memeriksa dan mengadili perkara pidana biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut atas perkara terdakwa : I.
Nama lengkap : WIDODO als DODOK Bin PAWIRO Tempat lahir
: Sragen
Umur/Tgl. Lahir : 36 tahun/ 01 Pebruari 1978 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia/WNI
Tempat Tinggal : Dukuh Ngablan Rt.03/01, Kel Ngandul , Kec Sumberlawang, Kab Sragen Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Terdakwa ditahan oleh : 1. Penyidik sejak tanggal 04 Desember 2013 No.Pol.Sp.Han / 127 / XII/2013/. Dites Narkoba sejak tanggal 04 Desember 2013 sampai dengan tanggal 23 Desember 2013. 2. Perpanjangan penahanan oleh Penuntut umum tanggal 13 Desember 2013 No, : Tap366/0.3.4/Euh,1/12/2013. Sejak tanggal 24 Desember 2013 sampai dengan tanggal 01 Pebruari 2014. 3. Penuntut umum tanggal 23 Januari 2014 No.Print-139/0.3.26/Et/01/2014, sejak tanggal 23 Januari 2014 sampai dengan tanggal 11 Pebruari 2014. Menimbang, para terdakwa menyatakan tidak didampingi Penasehat Hukum dan menghadapi sendiri pemeriksaan perkara ini, namun oleh karena Para Terdakwa didakwa melanggar pasal 82 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, maka Majelis Hakim menunjuk HARI SUPAROMO, SH, Advokat/Konsultan Hukum, beralamat di Jalan Raya Solo-Boyolali Km. 15 Kuwiran, Banyudono, Kabupaten Boyolali, berdasarkan Penetapan Ketua Majels Hakim Nomor : 21/Pen.PH/2008/PN.Bi untuk mendampingi Para Terdakwa di persidangan.
PENGADILAN NEGERI TERSEBUT : Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negari Boyolali Nomor : 187/Pen.Pid/2008/PN.Bi, tertanggal 20 Agustus 2008 tentang penunjukkan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut; Telah membaca penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 187/Pen.Pid/2008/PN.Bi, tertanggal 20 Agustus 2008 tentang penetapan hari siding perkara tersebut. Telah membaca surat-surat dalam berkas perkara. Telah
mendengarkan
keterangan
saksi-saksi
dan
keterangan
terdakwa
di
persidanganTelah memeriksa dan mencocokkan barang bukti Menimbang, bahwa terdakwa oleh Jaksa Penuntut Umum. Terdakwa diajukan ke persidangan berdasarkan surat dakwaan Nomor : Reg.Perk PDM-49/Boyol/Ep.02/07/2008 tertanggal Agustus 2008 yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut : PRIMAIR : 1. Bahwa terdakwa WIDODO Als. DODOK Bin PAWIRO terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”PENYALAH-GUNA NARKOTIKA GOLONGAN I BUKAN TANAMAN JENIS SABU-SABU BAGI DIRI SENDIRI” sebagaimana tercantum dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dalam dakwaan kedua ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 3. Menyatakan barang bukti berupa: -
4 (empat) buah plastic klip transparan bekas sisa sabu, 1(satu) buah alat hisap sabu/bong, 5 (lima) buah potongan sedotan plastic warna putih yang ujungnya dipotong runcing, 2 (dua) buah katenbad, 1(satu) buah korek api gas berwarna hijau, 2 (dua0 buah kertas grenjeng alumunium foil, 1(satu) buah pipet kaca, 2 (dua) pack kecil plastic klip transparan, 2 (dua) pack sedotan plastic warna putih, 1 (satu) buah Gillette merk goal dan 2 (dua) buah bungkus rokok merk Dji Sam Soe wana kuning emas agar dirampas untuk dimusnakan ;
-
1 (satu) buah HP merk Nexian warna unggu nomor Sim Card 087836166048 agar dirampas untuk Negara ;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ; Menimbang, bahwa terdakwa diajukan dipersidangan oleh penuntut umum dengan surat dakwaan yang bunyi selengkapnya sebagai berikut;
kesatu : Bahwa terdakwa WIDODO Als. DODOK BinPAWIRO pada hari selasa tanggal 03 Desember 2013 sekitar jam 13.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan desember tahun 2013 bertempat didalam kamar tidur rumah terdakwa di Dukuh Ngablan Rt.03 Rw.o1 Kelurahan Ngandul Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen atau setidaktidaknya disuatu tempat di daerah hukum Pengadilan Negeri Sragen, secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut: - Bahwa berdasarkan dari masyarakat dan hasil penyidikan, maka saksi Gunawan dan saksi Nur Wijayadi beserta team Dit Res Narkoba Polda Jateng pada hari selasa tanggal 03 Desember 2013 sekitar jam 13.00 Wib melakukan penangkapan terhadap terdakwa Widodo Als. Dodok Bin. Pawiro yang sedang duduk di teras rumahnya, ketika dilakukan pengledahan terhadap badan atau rumah terdakwa telah ditemukan barang bukti berupa 4 (empat) buah plastic klips transfaran bekas sisa sabu, 5(lima) buah potongan sedotan plastic warna putih yang ujungnya runcing, 2(dua) buah katenbad, 2(dua) buah kertas grenjeng alumunium fouil, 1(satu) buah pipet kaca, 2(dua) buah pack plastic klibs transparan, 1(satu) buah Gillette merk goal, semua dimasukan ke dalam bungkus rokok dji saam soe warna kuning emas yang diletakan di atas almari kamar tidur terdakwa, serta 1(satu) buah korek api gas warna hijau dan 2(dua) pack sedotan plastic warna putih yang diletakan di atas almari kamar tidur rumah terdakwa, 1(satu) buah hp merk Nexian warna unggu dengan simcard 087836166048 terdawa
pegang ditangan dan 2(dua) bungkus rokok merk Dji Sam Soe warna kuning emas, sehingga terdakwa beserta barang bukti tersebut dibawa ke Polda Jateng guna proses lebih lanjut ; - Bawha keempat plastic klips transparan bekas bungkus sabu yang ditemukan oleh petugas Polda Jateng yang di simpan di dalam bungkus rokok Dji Sam Soe warna kuning emas yang diletakan di atas almari kamar tidur rumah terdakwa tersebut adalah bekas bungkus 2 (dua) paket sabu yang dipakai terdakwa pada bulan Oktober 2013 tanggal dan harinya lupa, 1(satu) paket sabu dipakai pada bulan Nopember 2013 tanggal dan harinya lupa, 1(satu) paket sabu dipakai pada hari senin tanggal 2 Desember 2013 sekitar jam 15,30 Wib yang belum terdakwa buang ; - Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik, maka sabu-sabu sebanyak 0,001 gram tersebut adalah benar Narkotika sesuai berita Acara Pemeriksaan Loboratoris Kriminalistik Nomor Lab : 1313 /NNF/2013 taanggal 6 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangani atas kekuatan sumpah jabatan oleh YAYUK MURTI RAHAYU, B,Sc, IBNU SUTARTO, ST dan Eko Fery Prasetyo, S,Siselaku pemeriksa pada pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Cabang Semarang yang dalam kesimpulan pada pokoknya menyatakan bahwa barang bukti Nomor : BB-2685/2013/NNF berupa 4 (empat) bungkus plastic berisi serbuk Kristal dengan berat 0,001 gram, tersebut diatas adalah mengandung METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan 1(satu) nomor urut 61 (enam puluh satu) lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009tentang Narkotika ; - Bahwa terdakwa memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan 1 bukan tanaman sebanyak 4 (empat) bungkus plastic bekas tempat serbuk Kristal masih ada serbuk Kristal dengan brat keseluruhan 0,001 gram tersebut tidak mempunyai ijin dari pihak berwenang dan terdakwa tidak berhak untuk itu karena tidak dipergunakan untuk keperluan pelayanan kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan ; Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indoneesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ; ATAU ; Kedua : Bahwa terdakwa WIDODO Als. DODOK Bin PAWIRO pada hari senin tanggal 02 Desember 2013 sekira jam 19.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan
Desember tahun 2013 bertempat di dalam kamar tidur rumah terdakwa di Dukuh Ngablan Rt.03 Rw. 01 Kelurahan Ngandul Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen atau setidak-tidaknya di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sragen, sebagai Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : -
Bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil penyidikan, maka saksi Gunawan dan saksi Nur Wijayadi beserta team dari Dit Res Narkoba Polres Jateng pada hari selasa tanggal 03 Desember 2013 sekira jam 13.00 Wib melakukan penangkapan terhadabp terdakwa Widodo Als. Dodok Bin Pawiro yang sedang duduk di teras rumahnya, ketika dilakukan penggledahan terhadap badan/rumah terdakwa telah ditemukan barang bukti berupa 4 (empat) buah plastic klips transfaran bekas sisa sabu, 5(lima) buah potongan sedotan plastic warna putih yang ujungnya runcing, 2(dua) buah katenbad, 2(dua) buah kertas grenjeng alumunium fouil, 1(satu) buah pipet kaca, 2(dua) buah pack plastic klibs transparan, 1(satu) buah Gillette merk goal, semua dimasukan ke dalam bungkus rokok dji saam soe warna kuning emas yang diletakan di atas almari kamar tidur terdakwa, serta 1 (satu) buah alat hisap sabu (bong), 1(satu) buah korek api gas warna hijau dan 2(dua) pack sedotan plastic warna putih yang diletakan di atas almari kamar tidur rumah terdakwa, 1(satu) buah hp merk Nexian warna unggu dengan simcard 087836166048 terdawa pegang ditangan dan 2(dua) bungkus rokok merk Dji Sam Soe warna kuning emas, sehingga terdakwa beserta barang bukti tersebut dibawa ke Polda Jateng guna proses lebih lanjut ;
-
Bahwa awalnya pada hari senin tanggal 02 Desember 2013 sekira jam 15.00 Wib terdakwa berkeingan mengkonsumsi sabu. Lalu terdakwa menlphone Sdr. Omay (daftar pencarian orang) untuk memesan 1(satu) paket sabu seharga Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan sepakat bertemu di daerah kreteg/jembatan sebelum Gabukan arah dari Sumberlawang, kemudian terdakwa menunggu ditempat tersebut hingga dihampiri seseorang/suruhan Sdr. Omay yang tidak dikenal oleh terdakwa dan menyerahkan 1 (satu) paket sabu dalam plastic klips transfaran, selanjutnya terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), setelah itu terdakwa pulang kerumah dan sabu disimpan di kamar terdakwa, lalu sekira jam 19.00 Wib sabu tersebut terdakwa konsumsi sendirian di kamar terdakwa, setelah terdakwa selesai mengkonsumsi sabu maka sisa-sisa sabu dan peralatannya
terdakwa simpan didalam bungkus rokok merk Dji Sam Soe warna kuning emas yang diletakan di atas almari kamar tidur rumah terdakwa ; -
Bahwa terdakwa mengkonsumsi sabu adalah botol diberi air putih, tutupnya diberi lubang 2 (dua) buah yang satu dipasang sedotan untuk menghisap dan lubang yang satunya dipasang pipet dan diberi sabu, lalu sabu yang ada dalam pipet tersebut dibakar dengan menggunakan korek api gas, dengan dibakarnya sabu dalam pipet tersebut kemudian mengeluarkan asap yang masuk kedalam botol yang sudah diberi air, selanjutnya asap tersebut tersangka hisap dengan menggunakan sedotan yang sudah terpasang; adapun keuntungan terdakwa mengkonsumsi sabu adalah supaya badan lebih segar dan bersemangat ;
-
Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik, maka sabu-sabu sebanyak 0,001 gram tersebut adalah benar Narkotika sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor Lab : 1313/NNF/2013 tanggal 6 Desember 2013 yang dibuat dan ditanda-tangani atas kekuatan sumpah jabatan oleh YAYUKNMURTI RAHAYU, B.Sc, IBNU SUTARTO, ST dan Eko Fery Prasetyo, S.Si selaku pemeriksa pada pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Cabang Semarang yang dalam kesimpulan pada pokoknya bahwa barang bukti Nomor : BB-2685/2013/NNF berupa 4 (empat) bungkus platik berisi serbuk Kristal dengan berat keseluruhan 0,001 gram, tersebut diatas adalah METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I (satu) Nomor urut 61 (enam puluh satu) lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;
-
Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang sebagai penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ;
Perbuatan terrdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentan g Narkotika ;
Menimbang, bahwa atas dakwaan dari Penuntut Umum tersebut diatas terdakwa menyatakan mengerti isi dan maksudnya dan tidak akan mengajukan keberatan atau eksepsi ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum dipersidangan telah mengajukan barang bukti berupa :
-
4 (empat) buah plastic klips transfaran bekas sisa sabu, 1 (satu) buah alat hisap sabu/bong, 5(lima) buah potongan sedotan plastic warna putih yang ujungnya runcing, 2(dua) buah katenbad, 1(satu) buah korek api gas warna hijau, 2(dua) buah kertas grenjeng alumunium fouil, 1(satu) buah pipet kaca, 2(dua) buah pack plastic klibs transparan, 2(dua) pack sedotan plastic warna putih, 1(satu) buah Gillette merk goal dan 2 (dua) bungkus rokok merk dji Sam Soe warna kuning emas ;
-
1 (satu) buah HP merk Nexian warna unggu nomor simcard 087836166048;
Menimbang, bahwa barang bukti tersebut diatas telah disita secara sah menurut hukum dan oleh karenanya dapat dipergunakan sebagai pembuktian ; Adapun keterangan saksi-saksi yaitu saksi GUNAWAN ARIS W dan Saksi NUR WIJAYADI Menimbang, bahwa dipersidangan tekah dibacakan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Pusat Loboratorium Forensik Nareskrim Polri Cabang Semarang Nomor Lab : 1313 /NNF/2013 tanggal 6 Desember 2013 yang dibuat dan ditanda-tangani atas kekuatan sumpah jabatan olehYAYUK MURTI RAHAYU, B.Sc, IBNU SUTARTO,ST dan Eko Fery Prasetyo, S. Si selaku pemeriksa pada pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Cabang,yang dalam kesimpulan pada pokoknya menyatakan bahwa barang bukti Nomor : BB2685/2013/NNF berupa 4 (empat) plastic berisi serbuk Kristal dengan berat 0,001 gram, tersebut diatas adalah mengandung METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I (satu) Nomor urut 61 lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang narkotika; MENGADILI 1.
Menyatakan terdakwa WIDODO als DODOK Bin PAWIRO telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENYALAH GUNA NARKOTIKA GOLONGAN I BAGI DIRINYA SENDIRI”.
2.
Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada terdakwa tersebut diatas dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun.
3.
Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani terdakwa akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang telah dijatuhkan.
4.
Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan.
5.
Menetapkan barang bukti berupa :
-
4 (empat) buah plastic klips transfaran bekas sisa sabu, 1 (satu) buah alat hisap sabu (bong), 5(lima) buah potongan sedotan plastic warna putih yang ujungnya runcing, 2(dua) buah katenbad, 1(satu) buah korek api gas warna hijau, 2(dua) buah kertas grenjeng alumunium fouil, 1(satu) buah pipet kaca, 2(dua) buah pack plastic klibs transparan, 2(dua) pack sedotan plastic warna putih, 1(satu) buah Gillette merk goal, dan 2(dua) bungkus rokok merk Dji Sam Soe warna kuning emas agar dirampas untuk dimusnahkan.
-
1(satu) buah hp merk Nexian warna unggu dengan simcard 087836166048 agar dirampas untuk Negara. Membebankan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000.- (dua ribu rupiah). ANALISIS : Dari deskripsi kasus tersebut maka Majelis Hakim telah membuktikan dakwaan Primair melanggar Pasal 127 ayar (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang unsur-unsurnya sebagai berikut: 1. Barang siapa Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang sebagai subyek hukum yang didakwa melakukan suatu tindak pidana.Menimbang, bahwa para terdakwa dihadapkan ke persidangan berdasarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum Reg.NO. 10/ Pid.Sus /20014/ PN.SRG, tanggal 08April 2014.Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim menanyakan keapda para terdakwa mengenai identitas diri yang tercantum dalam surat dakwaan tersebut, para terdakwa membenarkan identitas diri tersebut adalah identitas dirinya. Menimbang, bahwa oleh karena para terdakwa membenarkan identitas diri yang tercantum dalam surat dakwaan tersebut adalah identitas dirinya, maka para terdakwa telah didakwa melakukan suatu tindak pidana. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan di atas, unsure “Barang Siapa” telah terbukti.
2. Unsur Secara Tanpa Hak dan Melawan Hukum Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim memiliki unsure ketiga yakni mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar Narkotika Golongan I. 3. Unsur Mengimpor, mengekspor,
menawarkan untuk dijual,
menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima dan menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar Narkotika Golongan I. Menimbang, bahwa unsur di atas merupakan alternatif, apabila salah satu sudah terbukti, maka unsur tersebut dianggap telah terbukti seluruhnya. Sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa : Hal-hal yang memberatkan : a) Perbuatan terdakwa telah meresahkan masyarakat. b) Perbuatan terdakwa telah runtuhnya moral dan mental sendi-sendi masyarakat khususnya generasi muda. c) Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan narkoba. Hal-hal yang meringankan : a) Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. b) Terdakwa belum pernah dihukum. c) Terdakwa berterus terang dan sopan dalam persidangan. d) Terdakwa sebagai pengguna e) Pada dasarnya dalam menerapkan sanksi pidana majelis hakim terlebih dahulu melihat aturan normatifnya dan seperti apa ancaman pidananya. Berdasarkan dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum di pengadilan maka majelis hakim akan memeriksa dakwaan mana yang terbukti apakah dakwaan primer atau subsidernya.
Penerapan sanksi pidana harus didasarkan pada tujuan pemidanaan karena pada dasarnya pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah melakukuan suatu kejahatan atau tindak pidana. Dalam hal ini negara berhak menjatuhkan pidana kepada pelaku kejahatan. Tujuan pemidanaan ini sebagai alat untuk menegakkan hukum dalam masyarakat. Pemberian pidana bukanlah untuk pembalasan tetapi sebagai tata tertib masyarakat dan untuk menegakkan tata tertib hukum diperlukan pidana. Selama ini dalam menjatuhkan pidana majelis hakim tidak ada kendala karena hakim bersifat independen dan mandiri. Kendala hanya saja terjadi apabila dalam proses pemeriksaan terkadang dari pihak terdakwa atau korban terlambat atau tidak hadir selain itu terkadang ada sekelompok masa yang berdemo dilingkungan pengadilan sehingga mengganggu proses pemeriksaan. Dikatakan sanksi kurang tepat sebenarnya tidak menjadi jaminan juga, setidaknya pelaksanaan sanksi pidana dapat meminimalisir tindak pidana Narkotika. Dikatakan tidak sesuai KUHP misalnya penerapan sanksi yang seharusnya penjara tetapi majelis hakim malah menjatuhkan sanksi kurungan ataupun yang lainya. Mengenai dasar pertimbangan penjatuhan putusan, majelis hakim melihat unsur- unsur tindak pidana dengan memeriksa saksi- saksi,alat bukti atau bukti yang lain yang diajukan oleh jaksa penuntut umum. Menentukan lamanya waktu penjatuhan sanksi pidana kepada terdakwa apabila majelis hakim telah memeriksa bahwa dakwaan primer terhadap terdakwa telah terbukti melanggar Pasal 127 ayat (1) hruf a sehingga dakwaan subsider tidak diperlukan lagi. Selain itu majelis hakim juga mempetimbangkan hal- hal yang memberatkan dan hal- hal yang meringankan dengan melihat serta mengingat keadaan terdakwa, sehingga majelis hakim dapat menentukan penjatuhan pidana yang adil. Lamanya pemidanaan itu berdasarkan pada subyektifitas hakim, dalam hal ini hakim melihat apakah perbuatan tingkah laku yang dilakukan oleh terdakwa bertentangan dengan Undang- Undang atau yang disebut legal justice, keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang mencangkup seluruh aspek kehidupan atau yang disebut social justice, dan keadilan yang berdasarkan standar baik dan buruk, moralitas ini berasal dari berbagai sumber yang terpenting adalah agama atau yang disebut moral justice. Bertolak dari kesimpulan di atas maka penulis memberi saran-saran yang berhubungan dengan pokok permasalahan, yaitu :
1. Hakim dalam menyusun pertimbangan hukum tentang hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa hendaknya lebih memperhatikan kekhususan yang ada dalam kasus narkotika, karena bahayanya akan mampu merusak generasi muda, oleh karena itu hakim dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang pertimbangan hakim menjatuhkan putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk itu seharusnya hakim juga memperhatikan keadaan pada saat melakukan tindak pidana yaitu menyangkut kesengajaan dan kesadaran penuh dari terdakwa, motivasi melakukan pidana dan cara melakukan tindak pidana 2. Majelis hakim sebelum menjatuhkan putusan hendaknya menguji terlebih dahulu terhadap putusan yang akan dijatuhkan,dengan demikian putusan yang akan dijatuhkan mencapai hasil yang optimal yang mana mengandung nilai-nilai keadilan, sosiologis, filosofis, serta mengandung pula nilai-nilai seluruh aspek berbangsa dan bernegara yang nantinya menjadi catatan tersendiri hakim yang bersangkutan dalam memeriksa dan menjatuhkan putusan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Adami Chazawi. 1994. Azas-azas Hukum Pidana Bagian I. Jakarta : Raja Grafindo Persada Andi Hamzah. 1994. azas-azas Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Bahder Johan Nasution, 2008Metode PenelitianIlmuHukum, Bandung :MandarMaju Leden Marpaung. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana. Jakarta : Sinar Grafika MuladidanBardaNawawiArief, 1998, Teori-teoridanKebijakanPidana, Bandung : Alumni P.A.F Lamintang, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung : Citra Aditya Rusli Muhammad, 2006, PotretLembagaPengadilan Indonesia, Jakarta : Raja GrafindoPersada Soerjono Soekanto. 2007. Factor-faktor yang mempengaruhipenegakanhukum. Jakarta : rajagrafindopersada