PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DILIHAT DARI SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BILANGAN PECAHAN KELAS VII B SMP BENTARA WACANA MUNTILAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh: ROSALINA LILY SETIAWATI NIM : 111414079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan
(Amsal 1:7)
Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan
segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu
yang
ajaib;
aku
mau
bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, yang Mahatinggi
(Mazmur 9:1-2)
Karya ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbing hidupku Kedua orang tuaku, Bapak Antonius Sugiarta dan Ibu Cicilia Pipin Susanti Adikku, Leonardo David Setiawan Almarhumah Nenekku Elisabeth Harjo Winarno Sahabatku, Novita Rizki Anggraini dan Dionesia Desi Wirratna Santi Serta almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Rosalina Lily Setiawati. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dilihat dari Sikap Tanggung Jawab dan Prestasi Belajar Siswa pada Bilangan Pecahan Kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pendidikan karakter di sekolah dapat dikembangkan melalui pembelajaran. Matematika dapat mengembangkan dan menyampaikan pendidikan karakter bagi siswa. Maka, untuk mengembangkan dan menumbuhkan karakter pada diri siswa harus ada niat dan usaha dari tiap bagian di SMP Bentara Wacana Muntilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap tanggung jawab siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan kelas VII B SMP. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Data sikap tanggung jawab siswa didapat dari kuesioner sikap tanggung jawab siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data tersebut dianalisis dengan menentukan nilai kuesioner dan mengkategorikan nilai tersebut. Prestasi belajar siswa didapat dari nilai kuis, dan tes akhir kemudian dianalisis dengan menentukan nilai prestasi belajar, menentukan rata-rata, mengkategorikan nilai prestasi belajar, dan menentukan persentase kelulusan pada tes akhir. Hasil penelitian pada pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa (1) Sikap tanggung jawab siswa mengalami tidak mengalami peningkatan signifikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari kuesioner sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata nilai sikap tanggung jawab siswa adalah 77.70, sementara dari kuesioner sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata nilai sikap tanggung jawab siswa adalah 77.83. Berdasarkan kategori sikap tanggung jawab siswa, kedua rata-rata tersebut termasuk kategori tinggi. (2) Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari tes awal didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 52.24, dan dari tes akhir didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77.44. Dengan menggunakan kategori prestasi belajar, nilai rata-rata prestasi belajar awal siswa kategori rendah, dan nilai rata-rata prestasi belajar akhir siswa kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan prestasi belajar siswa 68%. Dari prestasi belajar siswa yang didapat maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang diberikan untuk siswa. Kata kunci: sikap tanggung jawab, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Rosalina Lily Setiawati. 2016. The Implementation of Cooperative Learning Model of STAD type Viewed from Responsibility and Student Learning Achievement in Fraction Numeral at VII B in Bentara Wacana Junior High School Muntilan in Academic Year 2015/2016. Thesis of Mathematics Education Study Program Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The characters of an education at school can developing by learning achievement. Mathematic can be one of ways to develop and share, that the characters of an education for our students. So, to develop and to grow, exactly about to blow up that characters, to every students should be have motivates and efforts from each the part of Bentara Wacana Junior High School Muntilan. The research was aimed at determining the responsibility and learning achievement of the students in learning mathematic on fraction numeral. The research was categorized as a descriptive research type quantitative and qualitative. The subjects of this research were the students of grade VII B Bentara Wacana Junior High School Muntilan in academic year 2015/2016 which were 25 students. Data of responsibility of the student were obtained from questionnaire responsibility of the student before and after in learning by using cooperative learning model type STAD. Data were analyzed to determine the responsibility of students questionnaire and determine the category for students responsibility. Student learning achievement outcomes were derived from the scores of pre test, quizzes and post test and then analyzed by the scores, determine mean, determine the category of the scores, and percentage of post test accomplishment. The results of the research in learning to implement cooperative learning model type STAD show that : (1) The responsibility of students increases constant after implementing cooperative learning model type STAD. Before implementing cooperative learning model type STAD the average of responsibility the students is 77.70, and after implementing cooperative learning model type STAD the average of responsibility the students is 77.83. Based on the category of students responsibility, both averages belong to high category. (2) Students achievement increases significantly by implementing cooperative learning of STAD model. In the pre test the average shows 52.24 and in the post test the average reaches 77.44. By implementing learning achievement category, the average in the pre test is low while the average score in the post test is very high. The percentage of the number of students obtain score ≥ 75 is 68%. From, students achievement and students responsibility students have, the model of cooperative learning type STAD can be an alternative learning model implemented in students learning. Keywords: Responsibility, Learning Achievement, Cooperative Learning Model of STAD type.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ini dengan baik dan lancar guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, diantaranya: 1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik untuk Program Studi Pendidikan Matematika yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama pembuatan skripsi ini;
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Beni Utomo, M. Sc, dan Ibu C. Novella Krisnamurti, M. Sc, selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini; 6. Ibu Elisabeth Juni, S.Si, selaku kepala sekolah di SMP Bentara Wacana Muntilan yang telah memberikan ijin penelitian; 7. Ibu Aprilia Dwi Gloriani, S.Pd. Si, selaku guru mata pelajaran matematika SMP
Bentara
Wacana
Muntilan
yang
telah
membimbing
dan
mendampingi dalam pelaksanaan penelitian; 8. Siswa-siswi SMP Bentara Wacana Muntilan kelas VII B dan VII C, terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya dalam membantu pelaksanaan penelitian; 9. Bapak Antonius Sugiarta, Ibu Cicilia Pipin Susanti, dan adik Leonardo David Setiawan, terima kasih atas doa dan dukungan dari orang tua dan kakak yang terkasih; 10. Kedua sahabatku, Novita Rizki Anggraini dan Dionesia Desi Wirratna Santi yang telah berjuang bersama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian; 11. Teman-teman satu dosen pembimbing, Neri, Sunny, Deni, Vonti, Cicil, Tari, Danik, Susi, Lilik terima kasih telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan untuk teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2011 yang telah berjuang bersama; 12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis berharap semoga
skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis
sebagai pribadi untuk terus meningkatkan kemampuan sebagai calon pendidik (guru) dan juga semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xxii
BAB I.
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
8
C. Pembatasan Masalah .......................................................
8
D. Rumusan Masalah ...........................................................
8
E. Tujuan Penelitian .............................................................
9
F. Batasan Istilah .................................................................
9
G. Manfaat Penelitian ...........................................................
10
H. Sistematika Penulisan …………………………………..
11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II.
BAB III.
KAJIAN PUSTAKA ..............................................................
13
A. Deskripsi Teori ................................................................
13
1. Definisi Belajar .......................................................
13
2. Definisi Matematika …............................................
14
3. Pembelajaran yang Efektif ………………………...
16
4. Pembelajaran Matematika …………………………
17
5. Prestasi Belajar .......………………………………..
18
6. Sikap ...……………………………………………..
20
7. Sikap Tanggung Jawab ……………………………
23
B. Model Pembelajaran Kooperatif………………………..
26
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif………….........
26
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ....................
29
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif .................
30
4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ..........................
31
C. Model Pembelajaran STAD ………………………........
32
1. Komponen Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD ……………………………………………... 2. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD ..
33
D. Materi Pembelajaran .......................................................
41
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan …
42
2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan ………
46
E. Kerangka Berpikir ...........................................................
51
METODOLOGI PENELITIAN .............................................
55
A. Jenis Penelitian ................................................................
55
xiii
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Tempat dan Waktu Pengambilan Data………………….
56
C. Subyek Penelitian ………………………………………
56
D. Obyek Penelitian ……………………………………….
56
E. Rancangan Penelitian ………………………………….
57
F. Variabel Penelitian ..........................................................
59
1. Variabel Bebas .........................................................
59
2. Variabel Terikat .......................................................
59
G. Bentuk Data …………………………………………….
59
1. Data Sikap Tanggung Jawab Siswa ……………….
59
2. Data Prestasi Belajar Siswa ………………………..
60
H. Teknik Pengumpulan Data ……………………………..
60
1. Pengamatan / Observasi …………………………...
60
2. Kuesioner ………………………………………….
61
3. Wawancara ………………………………………...
62
4. Tes …………………………………………………
62
I. Instrumen Penelitian ……………………………………
62
1. Perangkat Pembelajaran …………………………...
63
2. Sikap Tanggung Jawab Siswa ……………………..
66
3. Prestasi Belajar Siswa …………………………….
69
J. Teknik Uji Coba Instrumen ............................................
71
1. Validitas Instrumen ………………………………...
71
2. Reliabilitas ………………………………………….
74
3. Tingkat Kesulitan …………………………………..
75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K. Uji Coba Instrumen ….....................................................
75
1. Validitas Butir Soal ………………………………..
76
2. Reliabilitas …………………………………………
76
3. Tingkat Kesulitan ………………………………….
77
L. Teknik Analisis Data
BAB IV.
77
1. Kelayakan Analisis ………………………………...
77
2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD……….
78
3. Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa ………..
78
4. Sikap Tanggung Jawab Siswa ……………………..
79
5. Prestasi Belajar Siswa ……………………………...
83
6. Pendalaman Hasil Penelitian ……………………….
85
PELAKSANAAN PENELITIAN, KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBEHASAN .. A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………………………
86
1. Observasi …………………………………………...
86
2. Pelaksanaan Penelitian ……………………………
87
3. Pelaksanaan Pembelajaran …………………………
88
B. Kelayakan Analisis …………………………………….
96
C. Deskrispi Data .................................................................
97
86
1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD ……...
97
2. Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa ……….
99
3. Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD………………………… 4. Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD………………………………………. 5. Prestasi Belajar Sebelum Penggunaaan Model STAD ……………………………………………...
101
xv
103 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Prestasi Belajar Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD ……………………………………………... 7. Prestasi Belajar Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD ……………………………………………... 8. Prestasi Belajar Sesudah Penggunaaan Model STAD ……………………………………………... D. Pembahasan …………………………………………….
108
1. Sikap Tanggung Jawab Siswa ……………………..
116
2. Prestasi Belajar Siswa ……………………………..
118
E. Pendalaman Hasil Penelitian ...........................................
120
F. Keterbatasan Penelitian ...................................................
136
PENUTUP ..............................................................................
137
A. Kesimpulan ......................................................................
137
B. Saran ................................................................................
138
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
139
LAMPIRAN ...............................................................................................
142
BAB V.
xvi
110 113 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Kriteria Poin Kemajuan Siswa ………………………………
39
Tabel 2.2
Kriteria Penghargaan Tim …………………………………...
39
Tabel 3.1
Kisi-kisi Lembar Aktifitas Siswa 1 ………………………….
64
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Aktifitas Siswa 2 ………………………….
65
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Keterlaksanaan RPP………………………
65
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Pengamatan Sikap Siswa ………………....
67
Tabel 3.5
Kisi-kisi Kuesioner Siswa 1 …………………………………
68
Tabel 3.6
Kisi-kisi Kuesioner Siswa 2 …………………………………
68
Tabel 3.7
Kisi-kisi Wawancara ………………………………………...
69
Tabel 3.8
Kisi-kisi Kuis 1 ………………………………………….......
Tabel 3.9
Kisi-kisi Kuis 2 ……………………………………………...
70
Tabel 3.10
Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika ……………………..
70
Tabel 3.11
Kategori Koefisien Korelasi ………………………………...
73
Tabel 3.12
Kategori Reliabilitas ………………………………………...
74
Tabel 3.13
Kategori Tingkat Kesulitan …………………………………
75
Tabel 3.14
Validitas Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika …………...
76
Tabel 3.15
Tingkat Kesulitan Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika ….
77
Tabel 3.16
Kriteria Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siswa …………...
80
Tabel 3.17
Kategori Sikap Tanggung Jawab Siswa ……………………..
81
Tabel 3.18
Kategori Sikap Tanggung Jawab Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………………………………... Distribusi Frekuensi Kuesioner sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD …………………
81
Tabel 3.19
xvii
70
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.20
Kategori Sikap Tanggung Jawab Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………………………………... Distribusi Frekuensi Kuesioner sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………… Kategori Prestasi Belajar Siswa ……………………………..
82
85
Tabel 4.1
Kategori Sikap Tanggung Jawab Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model STAD …………………………………... Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………... Kegiatan Selama Pengambilan Data ……………………….
Tabel 4.2
Daftar Pembagian Kelompok ………………………………..
90
Tabel 4.3
Keterlaksanaan RPP …………………………………………
98
Tabel 4.4
Persentase Keterlaksanaan RPP ……………………………..
98
Tabel 4.5
Rincian Siswa yang Diamati Observer ………………….......
99
Tabel 4.6
Data Skor Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa ……...
100
Tabel 4.7
Persentase Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa ……..
101
Tabel 4.8
Data Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………………….. Statistik Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………………….. Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………… Data Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………………….. Statistik Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………………….. Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………… Data Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Statistik Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD………………………………….. Data Prestasi Belajar Siswa Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Statistik Prestasi Belajar Siswa Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD ……………………………………………….
101
Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24
Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18
xviii
83 84
85 88
102 102 104 104 105 106 106 107 108 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19
109
Tabel 4.26
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD………………………………….. Data Prestasi Belajar Siswa Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Statistik Prestasi Belajar Siswa Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD ………………………………………………. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD………………………………….. Data Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Statistik Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………………………………………. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD………………………………….. Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa pada Tes Akhir …………
Tabel 4.27
Penghargaan Kelompok ……………………………………..
120
Tabel 4.28
120
Tabel 4.29
Pengelompokkan Sikap Tanggung Jawab dan Prestasi Belajar Siswa ……………………………………………….. Jawaban Responden Pertanyaan 1 …………………………..
Tabel 4.30
Jawaban Responden Pertanyaan 2 …………………………..
122
Tabel 4.31
Jawaban Responden Pertanyaan 3 …………………………..
123
Tabel 4.32
Jawaban Responden Pertanyaan 4 …………………………..
124
Tabel 4.33
Jawaban Responden Pertanyaan 5 …………………………..
125
Tabel 4.34
Jawaban Responden Pertanyaan 6 …………………………..
125
Tabel 4.35
Jawaban Responden Pertanyaan 7 …………………………..
126
Tabel 4.36
Jawaban Responden Pertanyaan 8 …………………………..
127
Tabel 4.37
Jawaban Responden Pertanyaan 9 …………………………..
128
Tabel 4.38
Jawaban Responden Pertanyaan 10 …………………………
129
Tabel 4.39
Jawaban Responden Pertanyaan 11 …………………………
129
Tabel 4.40
Jawaban Responden Pertanyaan 12 …..……………………..
130
Tabel 4.41
Jawaban Responden Pertanyaan 13 ..………………………..
131
Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25
xix
111 111 112 113 114 114 115
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.42
Jawaban Responden Pertanyaan 14 ..………………………..
132
Tabel 4.43
Jawaban Responden Pertanyaan 15 ..………………………..
133
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Bilangan Pecahan ………………………….........................
47
Gambar 4.1
Histogram Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………. Histogram Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ………………………. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD ………………………. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD …………………………. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD …………………………. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD ……………………….
102
Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6
xxi
105 107 109 111 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………...
142
A.2 Lembar Aktifitas Siswa ………………………………………..
158
A.3 Kuis Siswa ……………………………………………………..
160
A.4 Tes Akhir Siswa ……………………………………………….
162
A.5 Kunci Jawaban dan Pedoman Skor ……………………………
164
A.6 Kuesioner Siswa ……………………………………………….
174
A.7 Lembar Keterlaksanaan RPP …………………………………..
179
A.8 Lembar Pengamatan Sikap Siswa ……………………………...
181
A.9 Lembar Wawancara ……………………………………………
183
LAMPIRAN B B.1 Uji Coba Instrumen …………………………………………….
184
LAMPIRAN C C.1 Contoh Hasil Lembar Aktifitas Siswa …………………………
190
C.2 Contoh Hasil Kuis Siswa ………………………………………
192
C.3 Contoh Hasil Tes Akhir Siswa …………………………………
194
C.4 Contoh Hasil Kuesioner Siswa ………………………………...
196
C.5 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP ………………………..
201
C.6 Hasil Pengamatan Sikap Siswa ………………………………...
213
C.7 Penghargaan Kelompok Siswa …………………………………
225
C.8 Dokumentasi …………………………………………………...
227
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN D D.1 Surat Ijin Penelitian ....................................................................
xxiii
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa
ini,
pendidikan
di
Indonesia
mengalami
banyak
perubahan. Sebagai warga Indonesia, dapat diketahui dalam UUD 1945 bahwa cita-cita luhur bangsa Indonesia yang juga merupakan tujuan didirikannya bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bentuk nyata untuk mencapai tujuan ini adalah dengan adanya pendidikan. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai pribadi yang utuh. (Herman Hudojo, 1988:1) Karakter setiap warga negara menjadi salah satu kekuatan suatu bangsa. Jika setiap warga memiliki karakter yang kuat, maka bangsa tersebut memiliki martabat dan disegani bangsa lain. Dewasa ini, budi pekerti luhur, kesantunan, religiusitas yang dijunjung tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa asing dan jarang ditemui di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan karakter merupakan jawaban untuk permasalahan karakter yang terjadi di masyarakat. Menurut Ratna Megawangi (dalam Dharma Kesuma dkk, 2011:5) pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anakanak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Pendidikan karakter di sekolah dapat
dikembangkan
dan
dioptimalkan melalui pembelajaran. Namun, masih ada masalah ketidaktepatan mengenai makna pendidikan karakter yang beredar di masyarakat. Masyarakat masih mendefinisikan pendidikan karakter itu hanya mata pelajaran agama dan kewarganegaraan, pendidikan karakter itu pelajaran budi pekerti, pendidikan karakter adalah pelajaran baru, dan masih banyak definisi yang salah mengenai pendidikan karakter (Dharma Kesuma dkk, 2011:5), padahal semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah dapat dikembangkan untuk menyampaikan pendidikan karakter. Tidak terkecuali pelajaran yang dapat dikembangkan adalah matematika. Matematika adalah konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Herman Hudojo, 1988:5 ). Pembelajaran matematika ikut berperan dalam perkembangan pendidikan karakter pada siswa. Upaya ini dilakukan agar matematika tidak hanya pada penguasaan materi.
Karakteristik
dalam
matematika
secara
tidak
langsung
mengajarkan cara berpikir cerdas, bertanggung jawab, terbuka, kreatif, inovatif, produktif, berpikir secara umum, dan konsisten. Menurut Dharma Kesuma (2011:10), penguasaan akademik diposisikan sebagai media atau sarana untuk mencapai tujuan pengembangan karakter. Maka, untuk mengembangkan dan menumbuhkan karakter pada diri siswa harus ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
niat dan usaha dari tiap bagian di sekolah demikian pula dengan SMP Bentara Wacana Muntilan. SMP Bentara Wacana Muntilan merupakan salah satu sekolah swasta kristen di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Dari hasil Ujian Nasional (UN) 2015, sekolah berhasil mendapatkan peringkat 9 tingkat SMP Negeri dan swasta se-kabupaten Magelang. Siswa yang diterima menjadi siswa di SMP Bentara Wacana berasal dari berbagai latar belakang sekolah asal. Siswa tidak harus memiliki kemampuan yang tinggi untuk dapat bersekolah di SMP Bentara Wacana Muntilan, karena sekolah ini menerima berbagai kemampuan murid yang mendaftar, tanpa adanya seleksi khusus. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di kelas VII SMP Bentara Wacana Muntilan pada bulan Agustus 2015 menunjukkan bahwa sekolah sudah menanamkan karakter. Karakter merupakan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seseorang. Seperti, kegiatan pembelajaran yang dimulai pada pukul 07.00 pagi, tetapi 10 menit sebelum bel masuk siswa diwajibkan sudah berada di lingkungan sekolah, jika siswa terlambat maka harus melapor ke guru piket dan mendapat poin hukuman. Aturan tersebut menanamkan nilai karakter yaitu disiplin waktu. Dan, waktu 10 menit sebelum pembelajaran digunakan untuk renungan pagi. Kegiatan yang dilakukan sebelum pembelajaran menanamkan nilai karakter yaitu religiusitas. Setiap kelas VII memiliki organisasi kelas. Organisasi kelas terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara. Dengan adanya organisasi diharapkan siswa yang memiliki jabatan dapat bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
jawab dengan tugasnya. Siswa juga dilatih bertanggung jawab dengan adanya jadwal piket. Apabila siswa tidak melaksanakan piket, maka siswa tersebut mendapatkan poin hukuman. Berdasarkan pengamatan peneliti,menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika berjalan dengan cukup baik. Guru matematika pada kelas VII masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Guru menyadari kelemahan dari metode tersebut, sehingga pembelajaran terkadang siswa cepat jenuh dan bosan saat pembelajaran matematika berlangsung. Saat siswa diberikan kesempatan oleh guru menanyakan hal yang belum dimengerti, hanya beberapa siswa yang bertanya pada guru. Jika tidak ada siswa yang bertanya, guru tetap melanjutkan materi lanjutan tanpa menunjuk siswa untuk bertanya atau melanjutkan dengan latihan soal. Masih banyak siswa yang belum memahami materi yang dijelaskan, namun tidak mau bertanya. Dan masih ada siswa yang tidak mau menjelaskan ke teman yang belum paham. Sehingga, keaktifan kelas belum terbentuk saat pembelajaran matematika dan belum terlihat kerja sama antar siswa. Ketika guru meminta mengerjakan latihan soal banyak siswa yang masih kebingungan dan malah menjadikan siswa tidak mau mengerjakan latihan soal. . Siswa yang sudah paham materi yandijelaskan dapat mengerjakan latihan soal yang diberikan guru dengan baik. Namun, masih banyak siswa yang belum memahami penjelasan guru kebingungan saat mengerjakan soal yang diberikan guru. Ketika ada siswa lain yang bertanya pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
guru berkeliling dalam kelas, Siswa yang tidak dapat mengerjakan soal tersebut punya kesempatan untuk mencontek hasil pekerjaan teman yang dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru. Siswa yang hanya mencontek tidak peduli dengan penyelesaian soal tersebut. Siswa hanya menyalin pekerjaan milik teman tanpa pemahaman bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Hal ini terlihat ketika pengerjaan soal di dalam kelas. Kondisi ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru saat pembelajaran di sekolah. Peneliti juga melihat masih banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah ketika guru memberikan tugas rumah untuk siswa. Tidak sedikit siswa yang hanya menyalin pekerjaan rumah milik teman lain yang sudah mengerjakan. Kemudian, peneliti berusaha mencari keterangan dari siswa yang menyalin pekerjaan teman melalui wawancara. Siswa mengungkapkan alasan siswa menyalin pekerjaan milik teman lain, karena siswa tersebut tidak menemukan penyelesaian dan takut dimarahi guru jika mencontek tugas di sekolah dan pekerjaan rumah. Keadaan seperti ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Dan saat diadakan kuis ataupun ulangan sebagai prestasi belajar, banyak siswa yang mendapatkan nilai jelek. Sehingga, prestasi belajar yang didapat siswa kurang maksimal. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru matematika di kelas VII. Sebenarnya sekolah sudah memiliki model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
kelompok dengan jam di luar jam pembelajaran. Jam tersebut dinamakan jam tutor. Jam tutor tersebut dapat digunakan semua pelajaran, dan jam tutor tersebut dikoordinasi dengan jadwal tutor yang sudah diatur. Jam tutor adalah jam belajar kelompok siswa dengan anggota kelompok yang memiliki kemampuan heterogen dengan menunjuk salah satu siswa sebagai ketua atau yang membimbing anggota dalam kelompok yang belum memahami materi tanpa adanya aturan dalam pembelajaran kelompok. Tetapi pada kenyataannya saat jam tutor siswa malah terlihat mengobrol hal yang tidak berkaitan dengan materi dengan teman sekelompoknya. Dan saat pembelajaran biasa, masih jarang guru di sekolah ini yang menggunakan model pembelajaran berkelompok. Kondisi ini yang mengharuskan guru untuk memikirkan cara atau metode yang tepat dalam memfasilitasi siswa agar siswa dapat lebih memahami materi matematika dengan baik dan dapat mengembangkan karakter dalam diri siswa tersebut. Guru harus bisa membuat pembelajaran menarik dan menyenangkan. Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif diharapkan kelas menjadi aktif dan dapat memfasilitasi siswa untuk memahami materi serta menyampaikan pendidikan karakter di dalamnya. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan (Rusman, 2012:203)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Dari penelitian sejenis yang dilakukan oleh Agathon Charis Irawan,(2012) dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Pangudi Luhur Gantiwarno dapat meningkatkan sikap siswa dan hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok. Dengan model pembelajaran kooperatif ini, siswa dapat memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2012: 203). Melihat penguasaan siswa terhadap materi matematika khususnya pokok bahasan bilangan pecahan, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok. Pada model pembelajaran kooperatif STAD memiliki aturan dalam pembelajarannya. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan mengembangkan karakter setiap siswa. Sehingga, masalah utama yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah penerapan model STAD (Student Teams Achievement Division) dalam mengetahui perbedaan sikap tanggung jawab siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan pada siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran matematika di kelas VII B masih berpusat pada guru. 2. Kondisi kelas belum aktif saat proses pembelajaran matematika berlangsung. 3. Kemampuan interaksi antar siswa dan guru masih kurang dalam proses pembelajaran. 4. Sikap tanggung jawab yang dimiliki siswa masih kurang dalam proses pembelajaran matematika. 5. Prestasi belajar siswa yang didapat belum maksimal. 6. Kemampuan kerja sama antar siswa belum terlihat. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada sebuah tindakan untuk mengetahui perubahan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada bilangan pecahan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mengemukakan rumusan masalah dalam peneletian ini sebagai berikut : “Apakah penerapan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat mengetahui perubahan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada bilangan pecahan di kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan?” E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai upaya untuk mengetahui perubahan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada bilangan pecahan kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan” F. Batasan Istilah 1. Model Pembelajaran Kooperatif STAD Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Robert E. Slavin, 2005:11). Siswa dibentuk dalam kelompok belajar. Kelompok belajar terdiri dari empat orang atau lebih dengan kemampuan yang heterogen dan dibentuk tanpa memperhatikan jenis kelamin, dan suku. Guru mempresentasikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim. Setiap anggota tim harus menguasai materi agar saat kuis di akhir pembelajaran dapat mengerjakan soal yang diberikan secara individu tanpa adanya bantuan dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Sikap Tanggung Jawab Tanggung
jawab
adalah
kemampuan
seorang
individu
yang
mengusahakan perubahan yang positif dan melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh daya yang dimiliki terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan dalam bentuk interaksi sosial yang baik dan intensif. (Lickona, 2012) 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Untuk mengetahui prestasi belajar dapat menggunakan evaluasi belajar dalam bentuk tes. 4. Bilangan Pecahan Definisi: Suatu bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dengan
adalah bilangan bulat dan
pembilang dan bilangan
. Bilangan
disebut
disebut penyebut (Dewi Nuharini, 2008:41).
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Memberikan gambaran kepada guru mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Membentu dalam memilih dan menentukan alternatif metode pembelajaran
apa
yang
sebaiknya
digunakan
dalam
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pembelajaran agar sasaran pencapaian meningkatnya sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika benar-benar tepat dan efektif. 2. Bagi Siswa Membantu siswa-siswi kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan dalam
mengetahui
perbedaan
sikap
tanggung
jawab
dalam
pembelajaran matematika. Membantu dan melatih siswa agar membiasakan diri dalam kerja kelompok, dengan berdiskusi siswa dapat
berpikir
kritis,
saling
menyampaikan
pendapat
dan
menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. 3. Bagi Sekolah Memberikan masukan dan dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam meneliti serta meningkatkan wawasan tentang alternatif model pembelajaran sebagai calon guru di masa yang akan datang. H. Sistematika Penulisan 1. Bagian Pendahuluan Skripsi Pada bagian ini memuat beberapa hal yang terdiri dari judul skripsi, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Bagian Isi Skripsi Pada bagian ini memuat lima bab yang terdiri: BAB I
:
Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan istilah, manfaat penelitian, dan memuat sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Kajian
Pustaka
meliputi
modelpembelajaran
kooperatif,
deskripsi model
teori,
pembelajaran
STAD, materi pembelajaran, dan kerangka berpikir. BAB III :
Metodologi penelitian meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu pengambilan data, subyek penelitian, obyek penelitian, rancangan penelitian, variabel penelitian, bentuk
data,
teknik
pengumpulan
data,
instrumen
penelitian, teknik uji coba instrumen, uji coba instrumen, dan teknik analisis data. BAB IV :
Pelaksanaan penelitian meliputi deskripsi pelaksanaan penelitian, kelayakan analisis, deskripsi data, pembahasan, dan pendalaman hasil penelitian.
BAB V :
Penutup meliputi kesimpulan, kelemahan, dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiranlampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Definisi Belajar Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan sikap seseorang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Eveline Siregar & Hartini Nara, 2010: 3). Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (dalam Eveline Siregar & Hartini Nara, 2010: 4) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Gagne belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Belajar adalah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek.Aspek-aspek tersebut adalah (Eveline Siregar & Hartini Nara, 2010: 4). a. Bertambahnya jumlah pengetahuan, b. Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, c. Adanya penerapan pengetahuan, d. Menyimpulkan makna, e. Menafsirkan dan mengitkannya dengan realitas, f. Adanya perubahan sebagai pribadi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaru obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja (Eveline Siregar & Hartini Nara, 2010: 5). 2. Definisi Matematika Matematika dapat didefinisikan sebagai penelaahan tentang struktur-struktur. Penelaahan terhadap struktur inilah yang merupakan ciri matematika yang berkembang sampai saat ini. Dari uraian di atas, sasaran matematika lebih dititik beratkan ke struktur sebab sasaran terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
bilangan dan ruang tidak banyak artinya lagi dalam matematika. Kenyataan yang lebih utama ialah hubungan-hubungan antara sasaran antara sasaran-sasaran itu dan aturan-aturan yang menetapkan langkahlangkah operasinya. Ini mengandung arti bahwa matematika sebagai ilmu mengenai struktur akan mencakup tentang hubungan, pola, maupu bentuk seperti yang telah dikemukakan di atas (Herman Hudojo, 1988: 2). Struktur yang ditelaah adalah struktur dari sistem-sistem matematika. Dapat dikatakan pula, matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsepkonsep abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik dengan menggunakan pembuktian deduktif. Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, symbolsimbol
diperlukan.
Simbol-simbol
itu
penting
untuk
membantu
memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Simbolisasi itu barulah berarti bila suatu symbol itu dilandasi suatu ide. Jika kita harus memahami ide yang terkandung dalam symbol tersebut. Ide harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Herman Hudjojo 1988: 3). 3. Pembelajaran yang Efektif Menurut Winkel (dalam Eveline Siregar & Hartini Nara, 2010: 12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadiankejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Sedangkan menurut Gagne, pembelajaran adalah pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar (Eveline Siregar & Hartini Nara 2010: 12). Dari beberapa pengertian pembelajaran, maka dapat disimpulkan ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut (Eveline Siregar & Hartini Nara 2010: 12) : a. Merupakan upaya sadar dan disengaja. b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar. c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan. d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Dalam melaksanakan pembelajaran, perlu diperhatikan pula prinsp-prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang lebih optimal. Selain itu akan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memberikan dasar-dasar teori untuk membangun sistem intruksional yang berkualitas tinggi. 4. Pembelajaran Matematika Pola tingkah laku manusia yang tersusun menjadi suatu model sebagai prinsip-prinsipbelajar yang diaplikasikan ke dalam matematika. Prinsip belajar ini haruslah dipilih sehingga cocok untuk mempelajari matematika. Matematika yang berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, jelas belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. Mempelajari konsep B yang mendasarkan kepada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu. Karena matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami lebih dulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses pembeajaran matematika. Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Di dalam proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab sesorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir itu orang itu menyusun hubungan-hubungan anatar bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikiran orang itu sebagai pengertian-pengertian. Dari pengertian tersebut terbentuklah pendapat yang pada akhirnya ditariklah kesimpulan. Tentunya kemampuan berpikir seseorang itu dipengaruhi oleh intelegensinya. Dengan demikian terlihat adanya kaitan antara intelegensi dengan proses belajar matematika (Herman Hudojo, 1988: 3) 5. Prestasi Belajar Menurut KBBI prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang. Sangatlah wajar apabila dari mereka yang memiliki intelegensi tinggi diharapkan akan dapat diperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Prestasi belajar menurut Gronlund (dalam Nyanyu Khodijah, 2014: 89) adalah hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Untuk mengetahui prestasi belajar, yang telah dicapai diperlukan evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah dengan tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Tes yang mengukur prestasi (achievement test). Tes prestasi dimaksudkan alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai prestasi belajar (Saifuddin Azwar, 1987: 7). Bila dilihat dari tujuan dari pengukuran prestasi belajar, maka suatu tes dapat melakukan fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik, dan fungsi sumatif. Fungsi penempatan adalah penggunaan tes prestasi guna melakukan klasifikasi individu ke dalam bidang atau jurusan yang cocok. Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dapat dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran. Dalam hal ini maka hasil tes prestasi merupakan umpan balik kemajuan belajar, dan karena itu biasanya dilakukan di tengah suatu program yang sedang berjalan. Hasil tes prestasi formatif dapat menyebabkan perubahan kebijaksanaan mengajar atau belajar, apabila perlu. Fungsi diagnostik ditentukan oleh tes prestasi apabila hasil tes yang didapat digunakan untuk melihat kesukaran-kesukaran dalam belajar, mencari kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki. Sedangkan fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran. Karena itu tes prestasi sumatif merupakan pengukuran akhir dalam sustu periode pengajaran. Hasil tes prestasi sumatif biasanya dipakai untuk menentukan apakah seorang siswa dapat dinyatakan lulus program tersebut, apakah siswa dapat dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dapat melanjutkan ke program pengajaran yang lebih tinggi. Suatu tes prestasi sumatif pada program tertentu dapat dipandang sebagai tes prestasi formatif bagi suatu proses pengajaran yang lebih luas yang merupakan rangkaian program-program pengajaran bertahap (Saifuddin Azwar, 1987: 7). 6. Sikap Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereakai terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan (Slameto 2013: 188). Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain : a. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam. b. Melalui imitasi Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, di samping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan. c. Melalui sugesti Di sini seseorang membentuk suatu sikap terhadap obyek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
pengaruh yang dating dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya. d. Melalui identifikasi Di sini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi atau badan tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya meniru dalam hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamar, identifikasi seperti ini sering terjadi antara anak dengan ayah, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, antara anggota suatu kelompok dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut yang dianggap paling mewakili kelompok yang bersangkutan. Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Heri Purwanto dalam A. Wawan & Dwi M, 2010: 34) : a. Sikap positif kecendurungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu b. Sikap negatif terdapat kecendurungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Ciri-ciri sikap adalah (Heri Purwanto dalam A. Wawan & Dwi M, 2010: 34) : a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat teretntu yang mempermudah sikap pada orang itu. c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Heri Purwanto dalam A. Wawan & Dwi M, 2010: 34) : a. Pengalaman pribadi b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting c. Pengaruh kebudayaan d. Media massa e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama f. Faktor emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
7. Sikap Tanggung Jawab Tanggung jawab secara literal berarti “kemampuan untuk merespons atau menjawab”. Itu artinya tanggung jawab berorientasi terhadap orang lain, memberikan bentuk perhatian, dan secara aktif memberikan respons terhadap apa yang mereka inginkan. Tanggung jawab menekankan pada kewajiban positif untuk saling melindungi satu sama lain. Sebuah tanggung jawab moral tidak secara langsung meminta kita untuk „mengorbankan‟ sesuatu. Akan tetapi, tanggung jawab lebih bersifat meminta kita untuk mencoba, melalui cara apapun yang kita dapat, dari sekadar tahu sampai dengan mendukung satu sama lain, meringankan beban sesama, dan membuat dunia ini sebagai tempat yang lebih baik bagi semua orang. Tanggung jawab merupakan sikap saling membutuhkan, tidak mengabaikan orang lain yang sedang dalam keadaan sulit. Kita menolong orang dengan komitmen yang telah kita buat, dan apabila kita tidak menolong mereka, artinya kita membuat sebuah kesulitan baru bagi mereka. Pada akhirnya, sikap tanggung jawab ditekankan pada mengutamakan hal-hal yang hari ini dianggap penting sebagai suatu perbaikan di masa yang akan datang dengan didasari‟hak-hak‟ (Thomas Lickona, 2012: 73). Menurut Mohamad Mustari bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan. Dengan tertibnya penggunaan hak dan kewajiban timbulah rasa tanggung jawab. Tanggung jawab yang baik berada pada perimbangan yang serasi antara perolehan hak dan penunaian kewajiban. Untuk itu perlu ada perumusan konsep tanggung jawab manusia secara lengkap. Orang yang bertanggung jawab kepada dirinya adalah orang yang bisa melakukan kontrol internal sekaligus eksternal. Kontol internal adalah satu keyakinan bahwa ia boleh mengontrol dirinya, dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya adalah hasil dari usahanya sendiri. Orangorang dari kategori ini merasa bahwa nasib mereka tidak ditentukan oleh kekuatan luar. Manusia memang tidak sewajarnya bersifat terlalu angkuh dengan kekuatan dirinya yang tidak seberapa. Di samping itu, mereka juga perlu yakin terhadap faktor takdir, terutama di dalam memastikan kesuksesannya adalah faktor yang mutlak (Mohamad Mustari, 2014: 19). Menurut
Sukanto
(dalam
Mohamad
Mustari,
2014:
20)
menyatakan bahwa di antara tanggung jawab yang mesti ada pada manusia adalah: a. Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur, dan memohon petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Semesta. Tak ada seorang pun manusia yang lepas bebas dari tanggung jawab, kecuali orang itu gila atau anak-anak. b. Tanggung jawab untuk membela didri dari ancaman, siksaan, penindasan, dan perlakuan kejam dari mana pun datangnya. c. Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat kekurangan ekonomi. d. Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga. e. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar. f. Tanggung jawab berpikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta terhadap nilainilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana yang berguna dan mana yang merugikan kita. Dalam kebebasan berpikir perlu ada pemupukan kreasi yang berarti mampu mencari pemecahan masalah-masalah hidup yang kian rumit kita hadapi, dan menciptakan alternatif baru yang berguna bagi masyarakat. g. Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk pencemaran. Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara sungguhsungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan, dan tingkah lakunya. Orang yang bertanggung jawab kepada dirinya adalah orang yang bisa melakukan kontrol internal sekaligus eksternal. Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
internal adalah satu keyakinan bahwa ia boleh mengotrol dirinya dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya adalah hasil dari usahanya sendiri. Manusia harus bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. Maka kita sebagai manusia harus belajar untuk menerima tanggung jawab total terhadap diri sendiri. Jika kita tidak dapat mengatur diri kita sendiri maka berarti kita memberikan pada orang lain untuk mengontrol diri kita. Kebiasaan itu lebih kuat daripada kesadaran. Kita kadang ingin melakukan sesuatu sesuai dengan keadaan, tetapi pas waktunya kita malah melakukan hal yang lain. Oleh karena itu, untuk tanggung jawab ini kita harus membiasakan diri menjadi orang yang bertanggung jawab (Mohamad Mustari 2014: 25). B. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Koperatif Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. (Nurulhayati dalam Rusman, 2012: 201). Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif ini adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Rusman, 20012: 201).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan beragumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugastugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian selama dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagau macam mata pelajaran. (Robert E. Slavin, 2005: 4). Konsep dalam pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Namun, siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. (Rusman, 2012: 203)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah (1) pembelajaran secara tim (2) didasarkan pada manajemen kooperatif (3) kemauan untuk bekerja sama dan (4) keterampilan bekerja sama. (Rusman, 2012: 207). Prinsip pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson ada lima unsur dasar yaitu (1) prinsip ketergantungan positif (2) tanggung jawab perseorangan (3) interaksi tatap muka (4) partisipasi dan komunikasi dan (5) evaluasi proses kelompok. Prosedur atau langkah dalam pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahapan (Rusman, 212) yaitu (1) penjelasan materi (2) belajar kelompok (3) penilaian dan (4) pengakuan tim. Teknik pembelajaran yang dipelajari oleh John Hopkins University adalah metode Student Team Learning (Pembelajaran Tim Siswa). Tiga konsep penting bagi metode ini adalah (1) penghargaan bagi tim (2) tanggung jawab individu dan (3) kesempatan sukses yang sama. (Robert E. Slavin, 2005: 10). Pembelajaran
kooperatif
dapat
dijelaskan
dalam
beberapa
perspektif yaitu : 1) Perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2) Perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar
karena
mereka
menginginkan
semua
anggota
kelompok
memperoleh keberhasilan. 3) Perspektif perkembangan kognitif artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. (Sanjaya dalam Rusman, 2012:206) 2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Adapun karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut. (Rusman, 2012: 207) a. Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan dalam tim. Tim harus mampu membuat setiap anggota tim belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya memiliki tiga perencanaan
fungsi,
yaitu: (a)
pelakasanaan
Fungsi
menunjukkan
manajemen sebagai bahwa
pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang aagar proses pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) Fungsi manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. c. Kemampuan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. d. Keterampilan Bekerja Sama Kemauan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson (Lie dalam Rusman, 2012: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut. a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdepence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung
pada
usaha
yang
dilakukan
oleh
kelompok
tersebut.Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
masing anggota kelompok. Maka, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Maka, setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahapan yaitu sebagai berikut. (Rusman, 2012: 213)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
a. Penjelasan Materi Tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. b. Belajar Kelompok Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. c. Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian kemampuan kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya (Rusman, 2012: 213). “Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersamadalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.” d. Pengakuan Tim Pengakuan Tim adalah penerapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
C. Model Pembelajaran STAD STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. (Robert E. Slavin, 2005:143) 1. Komponen Utama Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD STAD terdiri atas lima komponen utama – presentasi kelas,tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. a. Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusipelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi juga bisa memasukkan presentasi audiovisiual. Bedanya Presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. b. Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjaan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permaslah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim ini memberikan dukungan
kelompok
bagi
kinerja
akademik
penting
dalam
pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswasiswa mainstream. c. Kuis Setelah sekitar atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
d. Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan. Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi taka da siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. e. Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. 2. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD a. Tahap Persiapan 1) Materi STAD dapat digunakan bersama materi-materi kurikulum yang dirancang
khusus
untuk
Pembelajaran
Tim
Siswa
yang
disebarluaskan oleh John Hopkins Team Learning Project atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
dapat juga digunakan bersama materi-materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan
materi yang dibuat oleh guru. Materi John Hopkins
tersedia untuk bidang studi Matematika mulai dari kelas dua sampai sepuluh, Seni Berbahasa mulai dari kelas tiga sampai kelas delapan sekolah menengah pertama dan Ilmu Fisika, dan topiktopik lainnya. 2) Membagi para siswa ke dalam tim. Seperti yang sudah kita lihat, tim-tim STAD mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Di dalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempat kulit putih, dan seperempat minoritas boleh saja membentuk Tim yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, dan tiga siswa kulit putih dan satu siswa minoritas. Tim tersebut juga harus terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi, seorang berprestasi rendah,dan dua lainnya yang berprestasi sedang. Guru yang menentukan anggota tim tiap kelompok. Namun jangan biarkan siswa memilih sendiri anggota kelompoknya, karena mereka cenderung akan memilih siswa lain yang setara dengan mereka. 3) Menentukan Skor Awal Pertama Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya.
Apabila
guru
memulai
STAD
setelah
guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
memberikan tiga kali atau lebih kuis siswa sebagai skor awal. Atau jika tidak, gunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu. 4) Membangun Tim Sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apa pun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk saling mengenal satu sama lain. Misalnya, tim boleh saja diberikan kesempatan untuk menciptakan logo tim, baner, lagu, atau syair. b. Tahap Pengajaran Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di dalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, pengrahan praktis tia komponen dari keseluruhan pelajaran di dalam kelas. Kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang independen, secara berturut-turut. c. Tahap Belajar Tim Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang guru sampaikan di dlam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk menilai diri sendiri dan teman sekelasnya. Pada awal pelaksanaan, guru harus menyampaikan kepada para siswa apa artinya bekerja dalam tim. Khususnya sebelum memulai kerja tim guru dapat membahas aturan tim sebagai berikut : 1) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahawa teman satu tim telah mempelajari materi dengan baik. 2) Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman dalam satu tim menguasai pelajaran tersebut. 3) Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu jika belum menguasai sebelum bertanya pada guru. 4) Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan suara pelan. d. Tahap Ujian Pertama, bagikan kuisnya dan berikan waktu yang sesuai kepada para siswa untuk menyelesaikannya. Siswa dilarang ekerja sama untuk mengerjakan kuis tersebut. Pada saat ini para siswa harus memperlihatkan apa yang telah mereka pelajai secara individual. Buatlah para siswa berpindah meja agar terpisah dari anggota tim. Guru sesegera mungkin memastikan skor kuis dan skor tim untuk digunakan pada kelas selanjutnya. e. Tahap Rekognisi Tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
1) Menghitung Skor Individual dan Tim Setelah melaksanakan kuis, sesegera mungkin menghitung skor kemajuan individual dan skor tim,berilah penghargaan kepada tim yang mendapat skor tertinggi. Jika memungkinkan, umumkanlah skor tim. Ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirnya
akan
meningkatkan
motivasi
mereka
untuk
melakukan yang terbaik. a) Poin Kemajuan. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana skor kuis mereka melampaui skor awal mereka: Tabel 2.1 Kriteria Poin Kemajuan Siswa Skor Kuis Poin Kemajuan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (lepas dari skor awal) 30
b) Skor Tim. Untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir. Jika pecahan, skor harus dibulatkan. Skor tim lebih tergantung pada skor kemajuan daripada skor kuis awal. 2) Merekognisi Prestasi Tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tiga macam tingkatan penghargaan diberikan disini. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Tim Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan 15 ≤ rata-rata skor < 20 Tim Baik ( Good Team ) 20 ≤ rata-rata skor < 25 Tim Hebat ( Great Team) 25 ≤ rata-rata skor ≤ 30 Tim Super ( Super Team )
Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk menjadi tim sangat baik sebagian besar anggota tim harus memiliki skor di atas skor awal mereka, dan untuk menjadi tim super sebagian besar anggota tim harus memiliki skor setidaknya sepuluh poin di atas skor dasar mereka. Peraturan ini dapat diubah kriterianya. 3) Mengembalikan Kuis Set yang Pertama Guru akan membagikan kuis set yang pertama kepada para siswa. Guru perlu menjelaskan sistem poin kemajuan tersebut. a) Tujuan
utama
dari
sistem
poin
kemajuan
adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan skor awal mereka dan semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. b) Para siswa harus menyadari skor tiap orang dalam tim mereka adalah penting. Tiap anggota dapat mengumpulkan poin kemajuan maksimal jika mereka dapat melakukan yang terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
c) Sistem poin kemajuan ini sifatnya adil karena setiap orang hanya berkompetensi dengan dirinya sendiri dan berusaha untuk menigkatkan kinerja mereka. 4) Menghitung Skor Awal Pada setiap periode yang telah ditentukan, guru menghitung kembali skor rata-rata siswa pada semua kuis dan berikan skor awal baru siswa. 5) Mengubah Tim Setelah beberapa kali melakukan STAD atau pada akhir tiap periode yang telah ditentukan, tempatkan kembali para siswa ke dalam tim yang baru. Ini memberikan kesempatan baru kepada siswa yang memiliki skor rendah agar beerja dengan teman yang lain dan jaga agar programnya tetap segar. 6) Memberi Penilaian Kartu laporan penilaian harus didasarkan pada skor kuis terbaru para siswa, bukan pada poin kemajuan atau skor tim mereka. Akan tetapi, nilai kartu laporan siswa harus terpisah dari skor tim mereka karena nantinya terkesan kurang adil (Robert E. Slavin, 2005: 163) D. Materi Pembelajaran Pada penelitian ini, guru akan mempresentasikan materi bilangan pecahan yang meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan 2. Perkalian dan pembagian bilangan pecahan Materi bilangan pecahan dalam pembelajaran matematika di SMP Bentara Wacana Muntilan menggunakan buku Matematika dan Konsep Aplikasinya untuk Kelas VII SMP yang ditulis oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni pada tahun 2008 yang diterbitkan oleh pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional yang disarikan sebagai berikut: 1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan a. Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan bulat Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan bulat, ubahlah bilangan bulat itu ke dalam bentuk bilangan pecahan dengan penyebut sama dengan penyebut bilangan pecahan itu. Kemudian, jumlahkan atau kurangkan pembilangnya sebagaimana pada bilangan bulat. Jika bilangan pecahan tersebut berbentuk bilangan pecahan campuran, jumlahkan atau kurangkan bilangan bulat dengan bagian bilangan bulat pada bilangan pecahan campuran. Contoh 2.1 Menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan bulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
1) 2)
Penyelesaian : 1) Langkah 1 : menyamakan penyebut dari kedua bilangan pecahan dengan satu bilangan yang sama, yaitu KPK dari penyebut pada soal, kemudian pembilang diganti dengan nilai yang sesuai dengan cara penyebut baru dibagi penyebut asal lalu dikalikan dengan pembilang asal.
Langkah 2 : menjalankan operasi penjumlahan pada bilangan pecahan.
Langkah 3 : menyederhanakan bilangan pecahan.
2) Langkah 1 : mengubah bilangan pecahan campuran dengan bilangan pecahan biasa dengan cara mengalikan penyebut dengan bilangan bulat dan menambahkan dengan pembilang bilangan pecahan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Langkah 2 : menyamakan penyebut dari kedua bilangan pecahan dengan satu bilangan yang sama, yaitu KPK dari penyebut pada soal, kemudian pembilang diganti dengan nilai yang sesuai dengan cara penyebut baru dibagi penyebut asal lalu dikalikan dengan pembilang asal.
Langkah 3 : menjalankan operasi pengurangan pada bilangan pecahan.
b. Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan pecahan Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua bilangan pecahan, samakan penyebut kedua bilangan pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-penyebutnya. Kemudian, baru dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya. Contoh 2.2 Menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan pecahan 1) 2)
Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
1) Langkah 1 : menyamakan penyebut dari kedua bilangan pecahan dengan satu bilangan yang sama, yaitu KPK dari penyebut pada soal, kemudian pembilang diganti dengan nilai yang sesuai dengan cara penyebut baru dibagi penyebut asal lalu dikalikan dengan pembilang asal.
Langkah 2 : menjalankan operasi penjumlahan pada bilangan pecahan.
Langkah 3 : menyederhanakan bilangan pecahan.
2) Langkah 1 : mengubah bilangan pecahan campuran dengan bilangan pecahan biasa dengan cara mengalikan penyebut dengan bilangan bulat dan menambahkan dengan pembilang bilangan pecahan tersebut.
Langkah 2 : menyamakan penyebut dari kedua bilangan pecahan dengan satu bilangan yang sama, yaitu KPK dari penyebut pada soal, kemudian pembilang diganti dengan nilai yang sesuai dengan cara penyebut baru dibagi penyebut asal lalu dikalikan dengan pembilang asal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Langkah 3 : menjalankan operasi pengurangan pada bilangan pecahan.
Langkah 4 : menyederhanakan bilangan pecahan.
c. Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan Untuk setiap bilangan bulat
maka berlaku
1) Sifat tertutup: 2) Sifat komutatif: 3) Sifat assosiatif: (
)
(
)
4) Bilangan (0) adalah unsur identitas pada penjumlahan
5) Invers dari
adalah
dan invers dari
adalah , sedemikian
sehingga (
)
(
)
Sifat-sifat tersebut juga berlaku pada penjumlahan bilangan bilangan pecahan, artinya sifat-sifat berlaku jika bilangan pecahan. 2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan a. Perkalian bilangan pecahan
adalah bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Untuk mengetahui cara menentukan hasil perkalian pada bilangan pecahan, perhatikan gambar 2.1
Gambar 2.1 Bilangan Pecahan
Pada gambar 2.1 tampak bahwa luas daerah yang diarsir menunjukkan bilangan pecahan bagian dari luas keseluruhan.
Di lain pihak, daerah yang diarsisr menunjukkan perkalian . Jadi, dapat dikatakan bahwa luas daerah yang diarsir sama dengan bilangan pecahan
.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Untuk mengalikan dua bilangan pecahan penyebut atau dapat ditulis
dan
dengan
dilakukan dengan .
Contoh 2.3 Menentukan hasil perkalian bilangan pecahan.
1) 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Penyelesaian:
1) Langkah 1 : mengalikan pembilang bilangan pecahan dengan pembilang bilangan pecahan, dan penyebut bilangan pecahan dengan penyebut bilangan pecahan.
Langkah 2 : menyederhanakan bilangan pecahan.
2) Langkah 1 : mengubah bilangan pecahan campuran dengan bilangan pecahan biasa dengan cara mengalikan penyebut dengan bilangan bulat dan menambahkan dengan pembilang bilangan pecahan tersebut.
Langkah 2 : mengalikan pembilang bilangan pecahan dengan pembilang bilangan pecahan, dan penyebut bilangan pecahan dengan penyebut bilangan pecahan.
Langkah 3 : menyederhanakan bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
b. Sifat-sifat perkalian pada bilangan pecahan Untuk setiap bilangan bulat
berlaku
1) Sifat tertutup: 2) Sifat komutatif: 3) Sifat asosiatif: (
)
(
)
4) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan: (
)
(
)
6)
(
)
(
)
)
5) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan: (
(
); bilangan 1 adalah unsur identitas pada
perkalian. Sifat-sifat ini juga berlaku pada perkalian bilangan bilangan pecahan. c.
Pembagian Bilangan pecahan Telah dipelajari bahwa operasi pembagian pada bilangan bulat
merupakan invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada pembagian bilangan pecahan. Contoh 2.4 Menentukan hasil pembagian pecahan 1) 2)
Penyelesaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
1) Langkah 1 : mengubah pembilang bilangan pecahan dari pembagi menjadi penyebut bilangan pecahan dan penyebut bilangan pecahan menjadi pembilang bilangan pecahan.
Langkah 2 : mengalikan pembilang bilangan pecahan dengan pembilang bilangan pecahan, dan penyebut bilangan pecahan dengan penyebut bilangan pecahan.
Langkah 3 : menyederhanakan bilangan pecahan.
2) Langkah 1 : mengubah pembilang bilangan pecahan dari pembagi menjadi penyebut bilangan pecahan dan penyebut bilangan pecahan menjadi pembilang bilangan pecahan.
Langkah 2 : mengalikan pembilang bilangan pecahan dengan pembilang bilangan pecahan, dan penyebut bilangan pecahan dengan penyebut bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Langkah 3 : menyederhanakan bilangan pecahan.
Dengan mengamati uraian diatas secara umum dapat dikatakan sebagai berikut. Untuk sebarang bilangan pecahan berlaku
dan
dengan
dimana merupakan kebalikan (invers) dari
E. Kerangka Berpikir Dewasa ini, metode ceramah masih banyak digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ini sudah ada sejak lama,dapat dikatakan bahwa metode ceramah adalah metode paling tradisional. Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Tak jarang pula siswa bersikap tenang dan diam. Apakah sikap ini menunjukkan mereka memahami apa yang sudah diajarkan oleh guru, ataukah mereka malu untuk bertanya karena belum paham dengan apa yang diajarkan guru. Sikap merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Masih banyak siswa yang bersikap pasif di dalam kelas. Metode ceramah tak jarang membuat siswa bosan dalam menerima pelajaran. Tidak hanya bosan, biasanya siswa juga susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
menangkap materi yang dijelaskan oleh guru. Masih banyak siswa yang enggan menanyakan materi yang belum dipahami. Pada dasarnya siswa kurang memiliki sikap tanggung jawab. Hal ini ditunjukkan dari saat pengerjaan tugas dan pengerjaan pekerjaan rumah. Banyak siswa yang belum memahami hanya menyalin pekerjaan teman tanpa memahami bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut Dimana seharusnya siswa harus memahami materi yang diajarkan.Dari sikap
tanggung
jawab
yang
seharusnya
dimiliki
siswa
dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dan ketika sikap tanggung jawab individu yang ditumbuhkan dalam diri siswa muncul,maka salah satu akibatnya adalah kecurangan dalam pengerjaan tugas, pengerjaan pekerjaan rumah, ulangan bahkan ujian bisa diminimalkan. Sebagai lembaga pendidikan seperti sekolah, sekolah wajib untuk meningkatkan sikap tanggung jawab dalam diri siswa melalui pembelajaran. Sehingga, muncul ide untuk melihat sikap tanggung jawab dalam diri siswa dan prestasi belajar siswa. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab siswa. Pembelajaran kooperatif sendiri berarti bekerja sama untuk mencapai satu tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran kooperatif yang aktif adalah siswa. Siswa menyusun konsep dan mencari jalan keluar sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah. Model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana adalah model STAD. Pada model ini siswa diminta mengikuti alur belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
STAD dan mematuhi aturan dalam STAD. Guru mempresentasikan materi kepada siswa. Siswa disini harus benar-benar memperhatikan presentasi dari guru agar siswa dapat mengerjakan tugas kelompok dan kuis pada akhir pembelajaran. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama, dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelompok yang lain dan bersaing mendapatkan penghargaan dari guru. Penghargaan didapat dari hasil kuis mereka, tiap siswa dapat menyumbangkan poin dari nilai kuis tersebut. Dari uraian di atas, setiap siswa bertanggung jawab mengerjakan tugas kelompok tanpa menyalin pekerjaan milik anggota kelompok yang lain dan memahami materi yang diajarkan agar pada kuis setiap siswa dapat menyumbangkan poin terbaik siswa untuk kelompoknya. Tidak hanya itu, pada pembelajaran dengan menggunakan model STAD para siswa diajak untuk bekerja dalam kelompok. Sehingga jika ada anggota kelompok yang masih belum memahami materi, teman dalam satu kelompok harus bertanggung jawab agar siswa tersebut dapat memahami materi. Sehingga saat mengerjakan tugas kelompok siswa tersebut benarbenar paham dan tidak hanya menyalin milik anggota kelompok yang sudah dapat menyelesaikan, namun siswa tersebut dapat memahami penyelesaian dari soal tersebut. Dari sini, dapat dilihat tanggung jawab kelompok dan kerja sama dalam kelompok .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Dengan adanya model STAD, diharapkan dapat mengurangi kebosanan siswa di dalam pembelajaran dalam kelas dan menumbuhkan kerja sama antar siswa. Sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan memiliki sikap tanggung jawab baik tanggung jawab individu maupun tanggung jawab dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menjawab persoalanpersoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersagkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan tanpa adanya manipulasi (Nana Syaodih Sukma, 2009). Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan sikap tanggung jawab kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan (Nana Syaodih Sukma, 2009). Penelitian kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
B. Tempat dan Waktu Pengambilan Data Pengambilan data ini dilaksanakan pada: Waktu
: Agustus-Oktober 2015
Tempat
: SMP Bentara Wacana Muntilan
Alamat
: Jalan Lettu Sugiarno 40A Pucung Rejo, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
C. Subyek Penelitian Sekolah ini memiliki 3 kelas untuk kelas VII, 3 kelas untuk kelas VIII, dan 3 kelas untuk kelas IX. SMP Bentara Wacana Muntilan memiliki siswa dengan kemampuan heterogen. Peneliti memilih siswa kelas VII B sebagai subyek penelitian karena kemampuan siswa di kelas VII B merata dan peneliti mendiskusikan subyek penelitian dengan guru matematika. Jumlah siswa di kelas VII B sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. D. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
E. Rancangan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk satu kelas, kelas tersebut diberikan perlakuan khusus yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan pecahan. Pada penelitian ini peneliti sebagai observer dalam
pembelajaran
di
kelas.
Dalam
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa akan dibagi menjadi 6 kelompok, 5 kelompok beranggotakan 4 siswa, dan 1 kelompok beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok didasarkan pada hasil tes awal yang diberikan guru mengenai bilangan bulat. Sebelum masuk dalam kelompok siswa wajib memperhatikan guru mempresentasikan materi. Setelah guru selesai mempresentasikan materi kepada siswa, siswa masuk di dalam kelompok yang sudah ditentukan guru. Setiap siswa mendapat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang digunakan untuk berdiskusi dalam setiap kelompok. Setiap anggota di dalam kelompok wajib memahami materi yang diberikan. Apabila diskusi dalam kelompok sudah selesai maka siswa berkesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan di akhir pembelajaran siswa diberikan kuis. Sebelum masuk pembelajaran materi bilangan pecahan, siswa diberikan tes awal mengenai bilangan bulat oleh guru. Tujuan diberikan tes awal adalah mengetahui kemampuan awal siswa dan menentukan skor awal siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Dan tes awal ini berfungsi untuk memudahkan guru membagi kelompok siswa secara non homogen. Tiap akhir pembelajaran diadakan kuis. Kuis ini berfungsi sebagai alat pengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan didiskusikan dalam kelompok. Setiap nilai kuis yang didapatkan siswa diberikan skor kemajuan, sehingga setiap siswa berusaha untuk memberikan skor terbaik untuk kelompoknya. Tak hanya itu, setiap siswa yang sudah paham mengenai materi yang dipelajari, juga memiliki tanggung jawab dalam kelompok untuk memberikan penjelasan kepada siswa yang belum paham. Sehingga tiap kelompok bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Dan saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati aktivitas dan sikap siswa dalam kelas. Setelah semua materi pembelajaran disampaikan, siswa diberikan tes akhir. Tujuan diberikan tes akhir adalah mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan materi bilangan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selain dengan pengamatan peneliti, siswa diberikan kuesioner sikap siswa siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah atau memengaruhi variabel lain. Dalam penenlitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan sikap tanggung jawab. Datum keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diperoleh dari skor hasil observasi yang dilakukan observer selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan data sikap tanggung jawab siswa didapatan dari skor pengisian kuesioner sikap siswa. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Data prestasi belajar didapatkan dari skor hasil tes awal, kuis, dan tes akhir. G. Bentuk Data Bentuk data dalam penelitian ini berupa angka dan uraian. Berikut adalah bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Data Sikap Tanggung Jawab Siswa Data sikap tanggung jawab siswa didapatkan melalui lembar pengamatan sikap tanggung jawab siswa yang dinilai oleh peneliti dan skor sikap tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
jawab siswa yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner diisi oleh siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dirancang secara khusus. 2. Data Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar berupa skor hasil belajar yang diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar pada awal pembelajaran sebelum menggunakan model kooperatif tipe STAD oleh guru, kuis di setiap akhir pertemuan oleh peneliti yang didiskusikan dengan guru, dan tes prestasi belajar pada akhir pembelajaran sesudah menggunakan model kooperatif tipe STAD oleh peneliti yang didiskusikan dengan guru yang dirancang secara khusus dan dikerjakan oleh siswa. H. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengamatan / Observasi Pengamatan atau observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan untuk mempersiapkan observasi disebut pedoman observasi. Tujuan utama observasi adalah (1) untuk mengmpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, (2) untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik) interaksi antara peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (Zainal Arifin, 2009:153). 2. Kuesioner Untuk memperoleh data sikap siswa, digunakan pula kuesioner yang diisi oleh siswa sendiri. Angket atau kuesioner memiliki banyak keuntungan diantaranya (1) siswa dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga obyektivitas dapat terjamin (2) informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen (3) dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah siswa yang besar dijadikan sampel (Zainal Arifin, 2009: 166). Tujuan dari angket atau kuesioner adalah (1) untuk memperoleh data tingkah laku hasil dan proses belajarnya sebagai bahan untuk menganalisis tingkah laku siswa, (2) untuk memperoleh data hasil belajar dan proses belajar yang dicapai, (3) untuk memperoleh data sebagai bahan menyusun proses belajar mengajar (Nana Sudjana, 2010: 72) Angket
atau
kuesioner
ini
berisi
pernyataaan-pernyataan
yang
berhubungan antara pembelajaran matematika dan sikap siswa. Kuesioner sikap siswa ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu obyek atau fenomena tertentu. Pernyataan-pernyataan dalam lembar kuesioner sikap siswa dibedakan dalam dua kategori, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. (Syofian Siregar, 2014: 25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
3. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi. (Suharsimi Arikunto, 2013: 44) 4. Tes Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Di sekolah, tes sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dilihat dari bentuk jawaban siswa, tes dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes tindakan. Tes merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur kemampuan siswa. (Zaenal Arifin, 2009: 117) I. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua macam instrumen yang akan digunakan. Adapun instrumen tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
1. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan faktor pendukung terlaksananya pembelajaran yang efektif. Pada penelitian ini, perangkat pembelajaran yang digunakan adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan LAS (Lembar Aktivitas Siswa) yang dibuat dengan mengacu model pembelajaran STAD dengan materi segi empat pada bangun datar. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun oleh peneliti dengan mengacu pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan materi operasi bilangan pecahan pada bilangan pecahan. Materi Pembelajaran : Bilangan Pecahan Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat operasi hitung pada bilangan pecahan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 2.1 Melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1) Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan. 2) Menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
3) Memahami sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. 4) Menggunakan sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari-hari. 5) Menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan pecahan. 6) Menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan. 7) Memahami sifat-sifat operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan. 8) Menggunakan sifat operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari-hari. b. Lembar Aktifitas Siswa (LAS) Lembar Aktifitas Siswa atau LAS dirancang untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengerjaan dalam kelompok. LAS juga berfungsi sebagai fasilitator yang dapat mendeskripsikan langkah-langkah yang dapat memberikan suatu kesimpulan untuk suatu permasalahan. Lembar Aktifitas Siswa dibagi menjadi dua bagian yaitu LAS 1, dan LAS 2. LAS 1 membahas operasi penjumlahan dan pengurangan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
bilangan pecahan. LAS 2 membahas operasi perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan.
No 1 2 3
4
No 1 2 3
4
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Aktifitas Siswa 1 Indikator No.Soal Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan 1a,1b, 1c,1d bilangan pecahan Menyelesaikan operasi hitung pengurangan 2a, 2b, 2c, 2d bilangan pecahan Menggunakan sifat operasi hitung penjumlahan 3 bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari Menggunakan sifat operasi hitung pengurangan 4 bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Aktifitas Siswa 2 Indikator No.Soal Menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan 1a,1b, 1c, 2a, 2b pecahan Menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan 3a, 3b, 3c, 3d pecahan Menggunakan sifat operasi hitung perkalian 4 bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari Menggunakan sifat operasi hitung pembagian 5 bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari
c. Keterlaksanaan RPP Kegiatan observasi dilaksanakan selama berlangsungnya penelitian proses pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Proses pembelajaran ini diamati dengan lembar keterlaksanaan RPP. Observasi atau pengamatan diamati oleh peniliti dan dua rekan peneliti. Adapun peneliti dan observer mengisi lembar keterlaksanaan RPP dengan cara memberikan tanda () pada lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
observasi jika seseuai dengan indikator yang diberikan pada lembar observasi tersebut. Jika tidak sesuai dengan indikator yang diberikan maka diberikan tanda tidak (×).
No 1 2 3 4 5
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan RPP Indikator No. Item Guru melakukan pendahuluan 1a, 1b, 1c, 1d Guru melakukan eksplorasi 2a, 2b, 2c Guru melakukan elaborasi 2d Guru melakukan konfirmasi 2e, 2f, 2g Guru melakukan kegiatan akhir 3a, 3b, 3c
2. Sikap Tanggung Jawab Siswa Instrumen sikap tanggung jawab siswa ini didapatkan dari lembar pengamatan sikap tanggung jawab siswa, dan kuesioner sikap tanggung jawab siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. a. Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa Kegiatan observasi dilaksanakan selama berlangsungnya penelitian proses pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Proses observasi sikap tanggung jawab siswa dengan menggunakan lembar pengamatan sikap tanggung jawab siswa. Observasi atau pengamatan diamati oleh peniliti dan dua rekan peneliti. Adapun peneliti dan observer mengisi lembar keterlaksanaan RPP dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
lembar pengamatan sikap tanggung jawab siswa dengan cara memberikan tanda () pada lembar observasi jika seseuai dengan indikator yang diberikan pada lembar observasi tersebut. Jika tidak sesuai dengan indikator yang diberikan maka diberikan tanda tidak (×). Setiap observer dan peneliti mengamati perilaku siswa yang dituliskan di lembar pengamatan sikap siswa dan mengamati aktivitas 2 kelompok atau 8 orang siswa. Adapun lembar pengamatan sikap tanggung jawab siswa sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Sikap Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Siswa mempersiapkan ruang kelas Siswa mempersiapkan buku dan alat tulis Siswa mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran Siswa antusias dengan pembelajaran kelompok Siswa saling berdiskusi dalam kelompok Siswa berani berpendapat dalam kelompok Siswa saling membantu satu sama lain dalam mengerjakan LAS Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok Siswa menanggapi pembahasan soal yang dipresentasikann kelompok presentasi Siswa merangkum apa yang diperoleh selama pembelajaran Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
No. Item 1a, 1b 2a, 2b, 2c 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f 4a 4a, 4b,4c 6a, 6b 7a 8a 9a 10a 11a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
b. Kuesioner Kuesioner dibagikan sebelum dan sesudah siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner sikap siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD : Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner 1 No 1 2
Indikator Sikap siswa terhadap pelajaran Matematika Sikap siswa saat mengikuti pelajaran Matematika Sikap siswa saat mendapat tugas dari guru Sikap siswa terhadap pembelajaran berkelompok Sikap siswa terhadap nilai yang diperoleh saat pelajaran matematika Jumlah
3 4 5
No. Item Positif 1 3, 9, 13, 18 5, 7 2, 12
No. Item Negatif 8, 15 6, 11, 20
16
14, 19
10
10
4, 10 17
Kisi-kisi kuesioner sikap siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner 2 No
Indikator
1 2
Sikap siswa terhadap pelajaran Matematika Sikap siswa saat mengikuti pelajaran Matematika
3 4 5
Sikap siswa saat mendapat tugas dari guru Sikap siswa terhadap pembelajaran berkelompok Sikap siswa terhadap nilai yang diperoleh saat pelajaran matematika Sikap siswa saat pembelajaran dalam kelompok Sikap siswa terhadap presentasi hasil diskusi
6 7
No. Item Positif 1 3, 9, 13, 18 5, 7 2, 12 16
No. Item Negatif 8, 15 6, 11, 20 4, 10 17 14, 19
22 21
25 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
No
8 9 10
Indikator
No. Item Positif Sikap siswa terhadap kuis dan penghargaan 28, 23 kelompok Sikap siswa dalam membangun pemahaman 30 Sikap siswa terhadap interaksi dalam kegiatan 27 pembelajaran Matematika 16 Jumlah
No. Item Negatif 26 29 14
c. Wawancara Wawancara dilaksanakan setelah menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Adapun kisi-kisi wawancara dengan siswa adalah : Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara No 1 2 3 4
5 6
Indikator Tanggapan siswa mengenai pembelajaran kelompok Sikap tanggung jawab kelompok siswa ketika berdiskusi dalam kelompok Sikap tanggung jawab individu siswa ketika pembelajaran dalam kelompok Sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika secara klasikal di dalam kelas Sikap tanggung jawab siswa dalam belajar secara individu di luar jam kelas Dukungan orang tua siswa dalam pembelajaran matematika
No Pertanyaan 1,2 3,5 4,12 8,9,10
6,7,13,14 11,15
3. Prestasi Belajar Siswa Instrumen prestasi belajar ini berupa tes tertulis bagi semua siswa kelas VII B. Tes ini digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan siswa secara individu dan mengukur sikap tanggung jawab individual dan tanggung jawab kelompok saat pembelajaran yang sudah dilakukan siswa saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen prestasi belajar yang digunakan yaitu tes awal, kuis 1, kuis 2 dan tes akhir. Instrumen ini dibuat dengan pertimbangan guru dan dosen. Adapun instrumen prestasi belajar tes akhir ini dalam bentuk soal uraian dengan 6 nomor soal yang dibuat peneliti berdasarkan pertimbangan dari guru dan dosen pembimbing yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut merupakan kisi-kisi tes akhir hasil belajar siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan :
No 1 2 3
No 1 2 3
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuis 1 Indikator Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan Menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan pecahan Menggunakan sifat operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuis 2 Indikator Menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan pecahan Menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan Menggunakan sifat operasi hitung perkalian bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari
No.Soal 1a,1b 2a, 2b 3
No.Soal 1a,1b 2a, 2b 3
Tabel 3.10 Kisi-kisi Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika No. Indikator Soal 1 Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan.
Mudah a b c
Sedang
Sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
No. Indikator Soal 2 Menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan pecahan. 3
4 5
6
Menggunakan sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari-hari Menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan pecahan. Menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan.
Mudah
Sedang
a b c a b c
a b a b c
Menggunakan sifat operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari.
Sulit
J. Teknik Uji Coba Instrumen Tes hendaknya disusun sesuai dengan prinsip dan prosedur penyusunan tes. Setelah digunakan perlu diketahui apakah tes tersebut berkualitas baik atau kurang baik, maka perlu dilakukan analisis kualitas tes. Analisis kualitas tes menunjuk pada dua hal pokok, yaitu validitas dan reliabilitas. Kedua hal ini merupakan karakteristik alat ukur yang baik. Sehingga, validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur (Syofian Siregar, 2014: 46) 1. Validitas Instrumen Dalam mengukur validitas, perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas butir soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
a. Validitas Isi Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Jika
dilihat
dari
segi
kegunaannya dalam penilaian hasil belajar, validitas isi ini sering disebut juga validitas kurikuler dan validitas perumusan. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang yang sedang diuji. Pada penelitian ini sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan validitas isi dengan uji pakar. Para pakar yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika di kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan. Setelah dilakukan uji pakar maka peneliti dapat melakukan penelitian untuk menguji valid atau tidaknya instrumen tersebut. b. Validitas Butir Soal Penentuan validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dengan cara mengkorelasikan antara skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus korelasi Product Moment dari Pearson adalah sebagai berikut: ∑ √
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel dan variabel = Banyaknya siswa = Skor tiap butir soal untuk setiap siswa = Total skor keseluruhan setiap siswa Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3. 11 Kategori Koefisien Korelasi Nilai Kategori 0.81 – 1.00 Sangat Tinggi 0.61 – 0.80 Tinggi 0.41 – 0.60 Cukup 0.21 – 0.40 Rendah 0.00 – 0.20 Sangat Rendah
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Pearson dengan taraf signifikasi 5%. Jika tersebut valid.
product moment dari maka butir soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
2. Reliabilitas Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach yang dinyatakan dengan: [
][
]
Keterangan: = banyaknya butir soal = jumlah varians skor tiap item = varians skor total
Rumus untuk mencari varians adalah: ∑
Jika
∑
maka soal tersebut reliabel.
Untuk menafsirkan reliabilitas dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3. 12 Kategori Reliabilitas Nilai Kategori 0.81 – 1.00 Sangat Tinggi 0.61 – 0.80 Tinggi 0.41 – 0.60 Cukup 0.21 – 0.40 Rendah 0.00 – 0.20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
3. Tingkat Kesulitan Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya tingkat kesulitan. Tiga macam tingkat kesulitan yaitu mudah, sedang, dan sukar, Tingkat kesulitan soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Tingkat kesulitan pada masing-masing butir soal dapat dihitung menggunakan rumus :
Keterangan : = Tingkat kesulitan = Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah = Skor maksimal soal yang bersangkutan Menurut Nana Sudjana (dalam 2010:137) kriteria tingkat kesulitan : Tabel 3.13 Kategori Tingkat Kesulitan Nilai Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 031 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah
K. Uji Coba Instrumen Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu tes hasil belajar matematika diuji cobakan pada kelas yang berbeda dari kelas yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
diteliti. Uji coba tes hasil belajar matematika siswa dilakukan di kelas VII C pada hari Senin 14 September 2015 pada jam ke 1 – 2. Hasil uji coba instrumen adalah sebagai berikut: 1. Validitas Butir Soal Tabel 3.14 Validitas Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika No.Soal Validitas Keterangan 1a 0.411 Valid 1b 0.627 Valid 1c 0.565 Valid 2a 0.350 Valid 2b 0.556 Valid 2c 0.719 Valid 3a 0.675 Valid 3b 0.584 Valid 3c 0.682 Valid 4a 0.694 Valid 4b 0.641 Valid 5a 0.703 Valid 5b 0.854 Valid 5c 0.786 Valid 6 0.669 Valid -
2. Realibilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji reliabel atau tidaknya instrument penelitian yang akan digunakan. Berdasarkan perhitungan didapatkan reliabilitas tes hasil belajar matematika adalah sehingga dapat dikatakan bahwa tersebut reliabel dengan kriteria tinggi.
,
tes hasil belajar matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
3. Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan setiap butir soal. Tabel 3.15 Tingkat Kesulitan Tes Akhir Prestasi Belajar Matematika No.Soal 1a 1b 1c 2a 2b 2c 3a 3b 3c 4a 4b 5a 5b 5c 6
Tingkat Kesulitan 0.928 0.797 0.957 0.899 0.826 0.768 0.667 0.710 0.638 0.812 0.841 0.855 0.826 0.783 0.768
Keterangan Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
L. Teknik Analisis Data 1. Kelayakan Analisis Kelayakan analisis pada penelitian ini dilihat dari banyaknya subyek penelitian yang direncanakan sebelun penelitian dan banyaknya subyek pada saat pengambilan data. Pelaksanaan penelitian yang direncanakan dapat diikuti oleh seluruh siswa di kelas sehingga data yang diperoleh lengkap sejumlah siswa di kelas tersebut. Kelayakan analisis data dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Data yang diperoleh layak untuk dianalisis jika presentase kelayakan lebih besar atau sama dengan (≥) 80%. 2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD Analisis data keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pengamatan sikap siswa secara umum dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
Dengan ketentuan skor tertinggi 1 dan terendah 0. Skor didapat jika tanda () pada lembar observasi . Dan jika terdapat tanda (×) pada lembar observasi maka diberikan skor 0. Dalam melakukan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD kegiatan yang direncanakan dalam RPP dapat terlaksana (≥) 80%, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran tersebut terlaksana dengan baik. 3. Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa Analisis data pengamatan sikap tanggung jawab siswa :
Dalam pengamatan atau observasi sikap siswa dalam pembelajaran, peneliti sebagai observer yang mengamati proses pembelajaran di kelas. Peneliti juga meminta bantuan dua teman peneliti yang juga berperan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
observer untuk membantu mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan atau observasi sikap siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran yang telah dibuat dan dipersiapkan oleh peneliti. Pengisian lembar pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran dilakukan pada saat observer melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran. Cara pengisiannya yaitu dengan memberikan tanda cek (√) jika sesuai pernyataan pada lembar pengamatan pada saat proses pembelajaran dan memberikan tanda (×) sesuai dengan jika tidak sesuai pernyataan pada lembar pengamatan pada saat proses pembelajaran. Hasil lembar pengamatan sikap siswa dianalisa secara deskriptif. 4. Sikap Tanggung Jawab Siswa Sikap tanggung jawab siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab kuesioner sikap tanggung jawab siswa yang dijawab secara pribadi oleh setiap siswa yang hadir saat pelaksanaan penelitian. Data diambil saat sebelum dan sesudah pembelajaaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data sikap siswa diambil dari skor tiap pernyataan pada lembar kuesioner masing-masing siswa. Data yang didapat dianalisis dengan perhitungan skala Likert sehingga data tersebut merupakan data mentah yang kemudian dideskripsikan berdasarkan statistika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Penskoran kuesioner sikap berdasarkan skala Likert adalah sebagai berikut: Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siswa Pilihan Pernyataan Skor Penyataan Positif Pernyataan Negatif SL (Selalu) 4 1 SR (Sering) 3 2 J (Jarang) 2 3 TP (Tidak Pernah) 1 4
Dan untuk pengelompokan data sikap tanggung jawab siswa ditentukan dengan langkah sebagai berikut ( Ating Somantri & Sambas Ali Muhidin, 2006: 40 ) a. Menentukan skor maksimal, yaitu skor jawaban pernyataan kuisioner tertinggi dikalikan banyak item. b. Menentukan nilai maksimal, yaitu skor maksimal (1) dibagi skor maksimal dikali 100. c. Menentukan skor minimal, yaitu skor jawaban pernyataan kuisioner terendah dikalikan banyak item. d. Menentukan nilai minimal, yaitu skor minimal (3) dibagi skor maksimal dikali 100. e. Menetukan nilai tengah, yaitu hasil penjumlahan nilai maksimal (2) dan nilai minimal (4) dibagi dua. f. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasil penjumlahan nilai minimal (4) dengan nilai tengah (5) dibagi dua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
g. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasil penjumlahan nilai maksimal (2) dengan nilai tengah (5) dibagi dua. h. Buatlah skala yang menggambarkan nilai minimal, nilai kuartil 1, nilai tengah nilai kuartil 3 dan nilai maksimal. Keterangan : Tabel 3.17 Kategori Sikap Tanggung Jawab Siswa Kategori Nilai Sangat Rendah Nilai Minimal ≤ x < Kuartil 1 Rendah Kuartil 1 ≤ x < Nilai Tengah Tinggi Nilai Tengah ≤ x < Kuartil 3 Sangat Tinggi Kuartil 3 ≤ x ≤ Nilai maksimal
Dengan menggunakan langkah tersebut didapat kategori untuk sikap tanggung jawab sebelum penggunaan model STAD. a. Skor Maksimal
: 4 × 20 = 80
b. Nilai Maksimal
:
c. Skor Minimal
: 1 × 20 = 20
d. Nilai Minimal
:
e. Nilai Tengah
:
f. Nilai Kuartil 1
:
g. Nilai Kuartil 3
:
0
h. Skala Kategori Sikap Tabel 3. 18 Kategori Sikap Tanggung Jawab Sebelum Penggunaan Model STAD Kategori Nilai Sangat rendah 25 ≤ x < 43.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
43.75 ≤ x < 62.50 62.50 ≤ x < 81.25 81.25 ≤ x ≤ 100
Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan : Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD Kategori Skor Sangat Rendah 25 – 43.74 Rendah 43.75 – 62.49 Tinggi 62.50 – 81.24 Sangat Tinggi 81.25 – 100
Dengan menggunakan langkah tersebut didapat kategori untuk sikap tanggung jawab sesudah penggunaan model STAD. a. Skor Maksimal
: 4 × 30 = 120
b. Nilai Maksimal
:
c. Skor Minimal
: 1 × 30 = 30
d. Nilai Minimal
:
e. Nilai Tengah
:
f. Nilai Kuartil 1
:
g. Nilai Kuartil 3
:
0
h. Skala Kategori Sikap Tabel 3.20 Kategori Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Kategori Nilai Sangat rendah 25 ≤ x < 43.75 Rendah 43.75 ≤ x < 62.50 Tinggi 62.50 ≤ x < 81.25 Sangat Tinggi 81.25 ≤ x ≤ 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Keterangan : Tabel 3.21 Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Kategori Skor Sangat Rendah 25 – 43.74 Rendah 43.75 – 62.49 Tinggi 62.50 – 81.24 Sangat Tinggi 81.25 – 100
5. Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab kuis dan tes hasil belajar yang dijawab oleh setiap siswa yang hadir dalam pelaksanaan penelitian yang mengikuti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes prestasi belajar matematika adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana prestasi belajar siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Data yang diperoleh berdasarkan lembar jawab tes prestasi belajar matematika, kemudian dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian, sehingga data tersebut merupakan data mentah. Untuk menghitung nilai siswa digunakan langkah sebagai berikut ( Ating Somantri & Sambas Ali Muhidin, 2006:40 ) a. Menentukan skor maksimal, yaitu skor jawaban pernyataan kuisioner tertinggi dikalikan banyak item. b. Menentukan nilai maksimal, yaitu skor maksimal (1) dibagi skor maksimal dikali 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
c. Menentukan skor minimal, yaitu skor jawaban pernyataan kuisioner terendah dikalikan banyak item. d. Menentukan nilai minimal, yaitu skor minimal (3) dibagi skor maksimal dikali 100. e. Menetukan nilai tengah, yaitu hasil penjumlahan nilai maksimal (2) dan nilai minimal (4) dibagi dua. f. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasil penjumlahan nilai minimal (4) dengan nilai tengah (5) dibagi dua. g. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasil penjumlahan nilai maksimal (2) dengan nilai tengah (5) dibagi dua. h. Buatlah skala yang menggambarkan nilai minimal, nilai kuartil 1, nilai tengah, nilai kuartil 3 dan nilai maksimal. Keterangan : Tabel 3.22 Kategori Prestasi Belajar Siswa Kategori Nilai Sangat Rendah Nilai Minimal ≤ x < Kuartil 1 Rendah Kuartil 1 ≤ x < Nilai Tengah Tinggi Nilai Tengah ≤ x < Kuartil 3 Sangat Tinggi Kuartil 3 ≤ x ≤ Nilai maksimal
Dengan menggunakan langkah tersebut didapat kategori untuk prestasi belajar sebelum dan sesudah penggunaan model STAD. 1. Nilai Maksimal
:
2. Nilai Minimal
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
3. Nilai Tengah
:
4. Nilai Kuartil 1
:
5. Nilai Kuartil 3
:
75
Sehingga, didapat kategori prestasi belajar siswa sebelum penggunaan model STAD adalah : Tabel 3.23 Kategori Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model STAD Kategori Nilai Sangat Rendah 0 ≤ x < 25 Rendah 25 ≤ x < 50 Tinggi 50 ≤ x < 75 Sangat Tinggi 75 ≤ x ≤ 100 Tabel 3.24 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model STAD Kategori Skor Sangat Rendah 0 – 24 Rendah 25 – 49 Tinggi 50 – 74 Sangat Tinggi 75 – 100
6. Pendalaman Hasil Penelitian Pendalaman hasil penelitian ini dilakukan dengan wawancara untuk menganalisis siswa yang memiliki sikap tanggung jawab dan prestasi belajarnya tergolong diskonkordan atau tidak berkorelasi positif. Pendalaman ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Observasi Setelah mendapatkan ijin untuk melaksanakan penelitian di SMP Bentara Wacana Muntilan, peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi dilakukan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015. Observasi dilakukan di kelas VII A, VII B, dan VII C pada hari yang sama karena pada hari kamis, semua kelas mendapatkan pelajaran matematika yang diampu oleh ibu Aprilia Dwi Gloriani atau yang lebih akrab dipanggil ibu Lia. Observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk melihat keadaan sekolah terlebih kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian. Peneliti juga ingin melihat dan mengetahui sikap siswa, karakter siswa, dan juga kondisi kelas saat pembelajaran matematika berlangsung. Peneliti juga ingin mengenal karakter ibu Lia dari cara mengajar beliau di dalam kelas. Dari observasi tiga kelas tersebut, peneliti menyimpulkan secara umum mengenai hasil observasi yang didapat yaitu antara lain pembelajaran matematika di kelas VII masih berpusat pada guru, kondisi kelas belum aktif saat proses pembelajaran matematika berlangsung, kemampuan interaksi antar siswa dan guru masih kurang dalam proses pembelajaran, kemampuan kerja
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
sama antar siswa belum terlihat dan sikap tanggung jawab yang dimiliki siswa masih kurang dalam proses pembelajaran matematika. 2. Pelaksanaan Penelitian Dengan berbagai pertimbangan, peneliti memutuskan memilih kelas VII B sebagai kelas penelitian dengan persetujuan guru mata pelajaran. Pegambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015 sampai dengan 1 Oktober 2015 pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Kelas VII B memiliki jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 11 siswa putra dan 14 siswa putri. Selama kegiatan pengambilan data penelitian guru mata pelajaran tetap menjadi guru bagi siswa kelas VII B dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peneliti berperan sebagai observer yang bertugas untuk mengamati seluruh proses pembelajaran di dalam kelas VII B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD peneliti dibantu oleh 2 orang rekan peneliti yang bertugas untuk mengamati seluruh proses pembelajaran di dalam kelas VII B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi bilangan pecahan. Proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung 1 kali prtemuan untuk tes awal, 2 kali pertemuan dengan tambahan 1 kali pertemuan untuk tes akhir pembelajaran, dan 1 kali pertemuan untuk wawancara siswa. Selama proses pembelajaran peneliti dan 2 rekan peneliti mengamati aktivitas ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
pembelajaran berlangsung, dan pada akhir pembelajaran peneliti membagikan kuesioner lembar keterlaksanaan RPP dan lembar pengamatan sikap siswa yang akan diisi peneliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya setelah mendapat pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap 1 2 3 4
Tabel 4.1 Kegiatan Selama Pengambilan Data Waktu Kegiatan Kamis, 3 September 2015 Tes Awal dan kuesioner I Kamis, 10 September 2015 Kegiatan Pembelajaran 1 Senin, 14 September 2015 Kegiatan Pembelajaran II Senin, 21 September 2015 Tes Akhir dan kueioner II
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan Dalam satu kali pertemuan jumlah 3 jam pelajaran. Satu jam pelajaran dengan waktu 40 menit. Satu minggu siswa mendapatkan 6 jam pelajaran untuk mata pelajaran matematika. Berikut adalah uraian singkat mengenai proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara garis besar, dengan perincian kegiatan sebagai berikut : a. Pertemuan 1 Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 3 September 2015 pada pukul 07.10 – 09.10. Pada pertemuan ini diadakan ulangan materi bilangan bulat oleh guru. Ulangan pada materi bilangan bulat ini digunakan peneliti sebagai tes awal siswa kelas penelitian. Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
bilangan bulat merupakan materi prasyarat dari materi bilangan pecahan, sehingga ulangan ini dapat dijadikan tes awal. Tes awal ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII B SMP Bentara Wacana yang berjumlah 25 siswa. Selain digunakan nilai ulangan, tes awal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan digunakan untuk membagi kelompok siswa pada saat pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembagian kelompok dengan menggunakan tes awal juga harus didiskusikan dengan guru mata pelajaran yang mengampu agar kemampuan siswa dalam kelompok merata. Pada pertemuan ini juga guru membagikan kuesioner yang dibuat oleh peneliti sebagai kuesioner sikap siswa sebelum siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru menjelaskan pilihan pada kuesioner agar siswa mengetahui perbedaan setiap pilihan isian pada kuesioner. b. Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 10 September 2015 pada jam 07.10 – 09.10. Pada awal pertemuan guru menyampaikan hasil ulangan materi bilangan bulat yang juga menjadi tes awal siswa. Guru juga membahas pekerjaan rumah yang beliau berikan pada siswa dan menjelaskan
materi
sebelumnya.
Selanjutnya,
guru
menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan di dalam kelas. Guru lalu membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan aturan yang harus ditaati selama proses pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam memulai pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, dengan 5 kelompok terdiri dari 4 siswa dan 1 kelompok terdiri dari 5 siswa. Berikut adalah kelompok yang disusun berdasarkan nilai tes awal dan diskusi dengan guru. Tabel 4.2 Daftar Pembagian Kelompok Kelompok 1 (Hijau) S1 S3 S4 S7 S17
Kelompok 4 (Merah) S9 S18 S23 S25
Kelompok 2 (Kuning) S5 S8 S10 S20
Kelompok 5 (Biru) S2 S12 S14 S19
Kelompok 3 (Ungu) S11 S21
Kelompok 6 (Pink) S6 S13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Kelompok 3 (Ungu) S22 S24
Kelompok 6 (Pink) S15 S16
2) Presentasi Kelas Presentasi kelas diawali dengan guru mengingatkan materi sebelumnya mengenai pengertian, jenis, penyederhanaan, bentuk lain pecahan dan guru memberikan contoh soal untuk dijawab bersamasama dalam kelas. Setelah selesai, guru memberikan materi tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Guru memberikan contoh soal untuk dijawab bersama-sama dalam kelas. Selanjutnya, guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS 1) untuk dibahas dalam kelompok yang sudah dibagi di awal pembelajaran. LAS 1 berisi tentang soal-soal tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. 3) Diskusi Kelompok Diskusi kelompok dimulai dengan siswa berkumpul dan duduk bersama dalam satu kelompok. Siswa diminta memakai kartu bewarna yang sesuai dengan kelompok mereka yang ditempelkan di baju yang terdapat nomor absen tiap siswa. Kartu ini memudahkan peneliti dan rekan peneliti untuk melihat sikap siswa dalam kelompok. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
diskusi ini siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan di LAS 1 secara bersama dalam kelompok. Dalam diskusi siswa tampak bekerja satu sama lain agar semua siswa memahami bagaimana cara menyelesaikan soal yang diberikan. Walaupun begitu masih ada siswa yang hanya melihat pekerjaan teman tanpa memahami bagaimana langkah pengerjaan yang dilalui dan masih ada siswa yang kadang tidak peduli dengan teman dalam kelompoknya yang belum bisa. Peneliti dan rekan peneliti terus mengingatkan agar setiap anggota kelompok dari tiap kelompok harus bisa dan memahami bagaimana cara menyelesaikan soal karena akan ada penilaian tiap kelompok. 4) Pembahasan Diskusi Kelompok Pembahasan diskusi kelompok ini dilakukan setelah semua siswa selesai mengerjakan soal nomor 1 dan 2 dikarenakan keterbatasan waktu. Dan soal nomor 3 dan 4 menjadi soal pekerjaan rumah karena tidak semua kelompok sudah menyelesaikan soal nomor 3 dan 4. Sehingga, pembahasan kelompok di depan kelas dibatasi nomor 1 dan 2.
Semua
kelompok
berlomba
untuk
maju.
Namun
tidak
memungkinkan jika semua kelompok maju. Sehingga hanya 2 kelompok yang maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Soal nomor 1 dipresentasikan oleh kelompok 1 (Hijau) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
soal 2 dipresentasikan oleh kelompok 5 (Biru). Dalam presentasi ini siswa memperhatikan ketika teman kelompok lain menjelaskan. Namun, siswa belum ada yang bertanya dan memberikan saran ketika ada kesempatan untuk bertanya dan memberikan saran. 5) Kuis Kuis dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan guru dan dosen. Kuis 1 diberikan 2 soal mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Kuis berjalan dengan lancar dan waktu pengerjaan tepat sesuai dengan waktu yang ditentukan peneliti. c. Pertemuan III Pertemuan III ini dilakukan hari Senin, 14 September 2015 pada pukul 09.30 – 11.30. pada pertemuan ini akan membahas materi tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan. 1) Pendahuluan Pendahuluan dimulai dengan guru memberi kesempatan siswa untuk membahas pekerjaan rumah dari LAS 1 nomor 3 dan 4. Kelompok 2 maju mempresentasikan nomor 3 dan kelompok 4 maju mempresentasikan nomor 4. Guru juga mengingatkan materi yang didapat pada pembelajaran sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
2) Presentasi Kelas Setelah selesai membahas soal dari LAS 1 dan mengingatkan materi pada pembelajaran sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini dan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran hari ini. Kemudian guru memberikan materi tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan. Guru memberikan contoh soal untuk dijawab bersama-sama dalam kelas. Selanjutnya, guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa 2 (LAS 2) untuk dibahas dalam kelompok yang sudah dibagi seperti pada pembelajaran sebelumnya. LAS 2 berisi tentang soal-soal tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan. 3) Diskusi Kelompok Setelah semua siswa mendapat LAS 2, siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya. Siswa juga menggunakan kartu berwarna yang sudah disiapkan peneliti. Selama diskusi berlangsung, peneliti dan rekan peneliti berkeliling untuk melihat aktivitas siswa dalam kelompok. Guru juga berkeliling membantu siswa jika siswa menemui kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan di LAS 2. Semua soal di LAS 2 dapat diselesaikan siswa dengan tepat waktu yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
4) Pembahasan Diskusi kelompok Pembahasan diskusi kelompok dimulai ketika semua kelompok sudah menyelelesaikan soal LAS 2. Semua kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok mereka. Setiap siswa memperhatikan teman kelompok lain yang mempresentasikan hasil penyelesaian soal pada LAS 2. Setiap siswa juga memiliki hak untuk menanyakan presentasi dari kelompok lain atau memberikan saran. Namun tidak ada satupun siswa yang bertanya atau memberikan saran. 5) Kuis Kuis dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan guru dan dosen. Kuis 2 diberikan 2 soal mengenai operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan. Kuis berjalan dengan lancar dan waktu pengerjaan tepat sesuai dengan waktu yang ditentukan peneliti. d. Pertemuan IV Pada pertemuan IV yang dilaksanakan tanggal Senin, 21 September 2015 pada pukul 09.30 – 11.30. Pada pertemuan ini peneliti menggunakan 80 menit untuk mengerjakan tes akhir dan 40 menit untuk mengisi lembar kuesioner sikap siswa sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada pertemuan ini diikuti oleh 25 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Dari semua pembelajaran yang sudah dilaksanakan, secara garis besar sudah berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan sesuai dengan langkahlangkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. B. Kelayakan Analisis Penelitian ini dilaksanakan SMP Bentara Wacana Muntilan dengan siswa kelas VII B sebagai kelas penelitian.. Pengambilan data penelitian mulai tanggal 10 September 2015 sampai dengan 1 Oktober 2015. Uji coba tes hasil belajar dilakukan pada tanggal 14 September 2015 di kelas VII C dengan jumlh murid 23 siswa. Hasil uji coba tes hasil belajar kemudian diteliti dan dihitung validitas dan reliabilitasnya. Hasil dari uji coba tes hasil belajar tersebut adalah semua soal yang akan diujikan pada kelas penelitian valid sehingga tidak dilakukan revisi atau penggantian soal. Perencanaan penelitian ini dilakukan di kelas VII B dengan jumlah siswa penelitian sebanyak 25 siswa. Persentase kehadiran pada pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu mencapai 100%. Persentase kehadiran siswa saat pengambilan data tes hasil belajar adalah 100%. Kehadiran siswa dalam penelitian ini melebihi 80% dari ketentuan kelayakan analisis, yaitu 100%
dari keseluruhan perencanaan
penelitian. Maka, data yang diambil dan didapatkan peneliti layak untuk dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
C. Deskripsi Data Setelah dilaksanakan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa data untuk dideskripsikan dan dianalisis. Data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD a. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pengambilan data dilaksanakan dua kali pertemuan pembelajaran dengan rincian 3 x 45 menit setiap pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 10 September 2015 dan hari Senin, 14 September 2015. Pengamatan keterlaksanaan RPP dilaksanakan oleh 3 observer, terdiri dari 1 observer peneliti dan 2 observer tambahan. Yang dilakukan oleh observer adalah mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VII B dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observer kemudian menuliskan keterlaksanaan pada lembar keterlaksanaan RPP. Jika keadaan sesuai dengan kriteria pada lembar keterlaksanaan RPP maka observer memberikan tanda (√) pada kolom yang ersedia dan jika keadaan tidak sesuai dengan kriteia pada lembar keterlaksanaan RPP maka observer memberikan tanda (×) . Skor yang diperoleh dengan ketentuan skor 1 pada kolom yang terisi (√) dan skor 0 pada kolom yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
terisi (×) kemudian dijumlahkan sehingga, skor yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.3 Keterlaksanaan RPP Pertemua n ke1 2 Jumlah
Observer I 13 13 26
Skor keterlaksaan olehObserver II Observer III 12 12 13 13 25 25
Jumlah 37 39 76
b. Analisis Analisis keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diperoleh dengan menggunakan rumusan dalam bab III, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.4 Persentase Keterlaksanaan RPP Pertemuan 1 2 Jumlah
Skor yang didapat 37 39 76
Skor keseluruhan 45 45 90
Persentase 82.22% 86.67% 84.44%
Dari Tabel 4.4, bisa dilihat bahwa hasil yang didapat menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan berjalan dengan baik karena persentase yang didapat dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 melebihi 80%. Pada pertemuan pertama persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
keterlaksanaan RPP sebesar 82.22% dan pada pertemuan kedua persentase keterlaksanaan RPP sebesar 86.67%. Ada peningkatan dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 sebesar 4.45%. 2. Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa Data berikut merupakan hasil pengamatan sikap tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan sesuai dengan hasil pengamatan ketiga observer. Setiap observer mengamati 8-9 anak untuk diamati sikap dalam proses pembelajaran. Tabel 4.5 Rincian Siswa yang Diamati Observer Observer 1 2 3
Siswa yang diamati S1,S3,S4,S7,S17,S5,S8,S10,S20 S11,S21,S22,S24,S9,S18,S23,S25 S2,S12,S14,S19,S6,S13,S15,S16
a. Data Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Pengambilan data pengamatan sikap tanggung jawab dilakukan saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pernyataan sikap tanggung jawab berjumlah 22 pernyataan tentang sikap tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Skor yang diperoleh sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Tabel 4.6 Data Skor Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
b. Analisis
Pertemuan ke1 2 20 20 18 20 18 20 20 21 19 20 18 20 20 21 19 20 20 21 20 21 19 20 20 21 20 21 19 21 18 20 20 21 19 21 20 21 19 21 19 18 20 21 20 21 18 18 19 21 18 19 480 509
Jumlah
Skor Total
Persentase
40 38 38 41 39 38 41 39 41 41 39 41 41 40 38 41 40 41 40 37 41 41 36 40 37 989
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 1100
90.91% 86.36% 86.36% 93.18% 88.64% 86.36% 93.18% 88.64% 93.18% 93.18% 88.64% 93.18% 93.18% 90.91% 86.36% 93.18% 90.91% 93.18% 90.91% 84.09% 93.18% 93.18% 81.82% 90.91% 84.09%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Tabel 4.7 Persentase Pengamatan Sikap Tanggung Jawab Siswa Skor yang didapat 480 509 989
Pertemuan 1 2 1 dan 2
Skor keseluruhan 550 550 1100
Persentase 87.27% 92.54% 89.91%
Dari tabel 4.7 rata-rata skor sikap tanggung jawab siswa pada pertemuan 1 adalah 87.27% dan rata-rata skor sikap tanggung jawab siswa pada pertemuan 2 adalah 92.54%. Dapat terlihat peningkatan antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 sebesar 5.27%. Maka, sikap tanggung jawab siswa saat pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pengamatan observer berlangsung dengan baik. 3. Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan data sikap tanggung jawab sebelum dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kuesioner. Jumlah pernyataan kuesioner ada 20 butir pernyataan. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.8 Data Skor Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S1
63
78.75
T
S14
57
71.25
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
57 69 59 61 59 62 62 65 69 70 56 63
71.25 86.25 73.75 76.25 73.75 77.50 77.50 81.25 86.25 87.50 70.00 78.75
T ST T T T T T ST ST ST T T
S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
62 63 71 62 63 52 59 64 63 60 67
77.50 78.75 83.75 77.50 78.75 65.00 73.75 80.00 78.75 75.00 83.75
T T ST T T T T T T T ST
b. Statistik Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.9 Statistik Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD Mean : 77.7 Nilai Terendah : 65 Median : 77.5 Nilai Tertinggi :87.5 Modus : 78.75
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori sikap. Berikut ini tabel distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 25 – 43.74 Rendah 43.75 – 62.49 Tinggi 62.50 – 81.24 19 76% Sangat Tinggi 81.25 – 100 6 24% Jumlah 25 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kategori tinggi lebih banyak dari kategori sangat tinggi. Dari tabel 4.10 dapat dilihat untuk kategori sangat rendah dan rendah tidak ada atau 0%, sedangkan untuk kategori tinggi 76% dan kategori sangat tinggi 24%. Secara keseluruhan atau rata-rata sikap tanggung jawab
keseluruhan
siswa adalah 77.7 Sehingga kategori sikap tanggung jawab siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah tinggi. 4. Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan data sikap tanggung jawab sesudah dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kuesioner. Jumlah pernyataan kuesioner ada 30 butir pernyataan. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.11 Data Skor Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
102 92 103 94 93 82 93 103 97 92 89 85 85
85 76.67 85.83 78.33 77.5 68.33 77.5 85.83 80.83 76.67 74.17 70.83 70.83
ST T ST T T T T ST T T T T T
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
88 92 87 104 102 85 79 95 98 93 102 100
73.33 76.67 72.5 86.67 85 70.83 65.83 79.17 81.67 77.5 85 83.33
T T T ST ST T T T ST T ST ST
b. Statistika Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.12 Statistik Skor Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Mean : 77.83 Nilai Terendah : 65.83 Median : 77.5 Nilai Tertinggi :86.67 Modus : 85
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori sikap. distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III:
Berikut ini tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Tanggung Jawab Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 25 – 43.74 Rendah 43.75 – 62.49 Tinggi 62.50 – 81.24 17 68% Sangat Tinggi 81.25 – 100 8 32% Jumlah 25 100%
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Kuesioner Sikap Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kategori tinggi lebih banyak dari kategori sangat tinggi. Dari tabel 4.13 dapat dilihat untuk kategori sangat rendah dan rendah tidak ada atau 0%, sedangkan untuk kategori tinggi 68% dan kategori sangat tinggi 32%. Secara keseluruhan atau rata-rata sikap tanggung jawab keseluruhan siswa adalah 77.83 Sehingga kategori sikap tanggung jawab siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
5. Prestasi Belajar Sebelum Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan
data
prestasi
belajar
sebelum
dilaksanakannya
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan nilai ulangan bilangan bulat yang dibuat oleh guru mata pelajaran. Siswa yang mengikuti ulangan berjumlah 25 siswa. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.14 Data Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD Siswa
Nilai
Kategori
Siswa
Nilai
Kategori
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
44 36 36 80 88 56 64 44 88 28 0 84 95
R R R ST ST T T R ST R SR ST ST
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
40 28 84 60 28 20 40 64 95 20 48 36
R R ST T R SR R T ST SR R R
b. Statistika Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Mean
Tabel 4.15 Statistik Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD : 52.24 Nilai Terendah : 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Median : 44 Modus : 36
Nilai Tertinggi :95
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori nilai prestasi belajar. Berikut ini tabel distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III: Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 0 – 24 3 12% Rendah 25 – 49 11 44% Tinggi 50 – 74 4 16% Sangat Tinggi 75 – 100 7 28% Jumlah 25 100%
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model STAD
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa lebih dominan siswa
dengan
kategori rendah prestasi belajarnya sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari tabel 4.16 dapat dilihat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
kategori sangat rendah 12%, kategori rendah 44%, kategori tinggi 16%, dan kategori sangat tinggi 28%. Secara keseluruhan atau rata-rata prestasi belajar yang didapat siswa adalah 52.24 Sehingga kategori prestasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah rendah. 6. Prestasi Belajar Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan data prestasi belajar kuis 1 saat dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa yang mengikuti kuis 1 berjumlah 25 siswa. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.17 Data Prestasi Belajar Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
13 10 10 13 15 10 15 5 13 15 2
86.67 66.67 66.67 86.67 100 66.67 100 33.33 86.67 100 13.33
ST T T ST ST T ST R ST ST SR
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24
14 11.5 15 15 3 4 6 15 15 5 15
93.33 76.67 100 100 20 26.67 40 100 100 33.33 100
ST ST ST ST SR R R ST ST R ST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S12 S13
15 15
100 100
ST ST
S25
15
100
ST
b. Statistik Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.18 Statistik Prestasi Belajar Kuis 1 Saat Penggunaan Model STAD Mean : 75.87 Nilai Terendah : 13.33 Median : 86.67 Nilai Tertinggi : 100 Modus : 100
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori nilai prestasi belajar. Berikut ini tabel distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III: Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Prestasi Kuis 1 Penggunaan Model STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 0 – 24 2 8% Rendah 25 – 49 4 16% Tinggi 50 – 74 3 12% Sangat Tinggi 75 – 100 16 64% Jumlah 25 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Gambar 4.4 Histogram Distribusi Prestasi Belajar Siswa Kuis I Saat Penggunaan Model STAD
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa lebih dominan siswa dengan kategori sangat tinggi prestasi belajar kuis 1 saat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dari tabel 4.19 dapat dilihat untuk kategori sangat rendah 8%, kategori rendah 16%, kategori tinggi 12%, dan kategori sangat tinggi 64%. Secara keseluruhan atau rata-rata prestasi belajar yang didapat siswa adalah 75.87. Sehingga kategori prestasi belajar siswa kuis 1 saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sangat tinggi. 7. Prestasi Belajar Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan data prestasi belajar kuis 2 saat dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
kooperatif tipe STAD. Siswa yang mengikuti kuis 2 berjumlah 25 siswa. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.20 Data Prestasi Belajar Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
15 11 14 15 13 15 15 9 13 15 6 15 15
100 73.33 93.33 100 86.67 100 100 60 86.67 100 40 100 100
ST T ST ST ST ST ST T ST ST R ST ST
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
15 13 15 13 15 5 14 15 15 13 15 15
100 86.67 100 86.67 100 33.33 93.33 100 100 86.67 100 100
ST ST ST ST ST R ST ST ST ST ST ST
b. Statistik Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.21 Statistik Prestasi Belajar Kuis 2 Saat Penggunaan Model STAD Mean : 89.07 Nilai Terendah : 33.33 Median : 100 Nilai Tertinggi : 100 Modus : 100
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori nilai prestasi belajar. Berikut ini tabel distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kuis 2 Siswa Saat Penggunaan Model STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 0 – 24 Rendah 25 – 49 2 8% Tinggi 50 – 74 2 8% Sangat Tinggi 75 – 100 21 84% Jumlah 25 100%
Gambar 4.5 Histogram Distribusi Prestasi Belajar Siswa Kuis II Saat Penggunaan Model STAD Gambar 4.5 menunjukkan bahwa lebih dominan siswa dengan kategori sangat tinggi prestasi belajar kuis 2 saat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dari tabel 4.22 dapat dilihat untuk kategori sangat rendah 0%, kategori rendah 2%, kategori tinggi 2%, dan kategori sangat tinggi 84%. Secara keseluruhan atau rata-rata prestasi belajar yang didapat siswa adalah 89.07. Sehingga kategori prestasi belajar siswa kuis 2 saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
8. Prestasi Belajar Sesudah Penggunaan Model STAD a. Data Mentah Pengambilan
data
prestasi
belajar
sesudah
dilaksanakannya
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan nilai ulangan bilangan pecahan yang dibuat oleh peneliti yang sudah divalidasi pakar. Siswa yang mengikuti ulangan berjumlah 25 siswa. Nilai yang diperoleh adalah : Tabel 4.23 Data Prestasi Belajar Sesudah Penggunaan Model STAD Siswa
Skor
Nilai
Kategori
Siswa
Skor
Nilai
Kategori
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
41 15 21 45 45 42 45 21 45 41 3 45 45
91.11 33.33 46.67 100 100 93.33 100 46.67 100 91.11 6.67 100 100
ST R R ST ST ST ST R ST ST SR ST ST
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
40 25 42 43 28 39 10 45 45 20 37.5 43
88.89 55.56 93.33 95.56 62.22 86.67 22.22 100 100 44.44 83.33 95.56
ST T ST ST T ST SR ST ST R ST ST
b. Statistika Data tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Tabel 4.24 Statistik Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD Mean : 77.47 Nilai Terendah : 6.67 Median : 91.11 Nilai Tertinggi :100 Modus : 100
c. Kategori Dalam kasus ini akan diambil 4 kategori nilai prestasi belajar. Berikut ini tabel distribusi frekuensi berdasarkan rumusan di bab III: Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan STAD Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Rendah 0 – 24 2 8% Rendah 25 – 49 4 16% Tinggi 50 – 74 2 8% Sangat Tinggi 75 – 100 17 68% Jumlah 25 100%
Gambar 4.6 Histogram Distribusi Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa lebih dominan siswa
dengan
kategori sangat tinggi prestasi belajarnya sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari tabel 4.25 dapat dilihat untuk kategori sangat rendah 8%, kategori rendah 16%, kategori tinggi 8%, dan kategori sangat tinggi 68%. Secara keseluruhan atau rata-rata prestasi belajar yang didapat siswa adalah 77.47. Sehingga kategori prestasi belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sangat tinggi. Berdasarkan data prestasi belajar tersebut, disajikan hasil ketuntasan yang diperoleh siswa berdasarkan KKM yang digunakan sekolah yaitu KKM ≥ 75. Tabel 4.26 Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa pada Tes Akhir Siswa
Nilai
Keterangan
Siswa
Nilai
Keterangan
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
91.11 33.33 46.67 100 100 93.33 100 46.67 100 91.11 6.67 100 100
Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
88.89 55.56 93.33 95.56 62.22 86.67 22.22 100 100 44.44 83.33 95.56
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Dari tabel 4.26 diperoleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa, dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa. Nilai terendah yang didapat siswa adalah 6.67 dan nilai tertinggi siswa adalah 100. Persentase ketuntasan siswa pada tes akhir adalah 68%., dimana ada 17 siswa yang telah memenuhi KKM. D. Pembahasan 1. Sikap Tanggung Jawab Siswa Dari tabel 4.9 dengan 25 siswa yang mengisi kuesioner sebelum menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD didapat nilai
terendah adalah 65 dan nilai tertinggi adalah 87.5. Jika dilihat secara keseluruhan, maka
rata-rata
sikap tanggung jawab
siswa
sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 77.7. Berdasarkan tabel 4.10, terdapat 19 siswa dengan kategori tinggi, dan 6 siswa dengan kategori sangat tinggi. Dari tabel 4.12 dengan 25 siswa mengisi kuesioner sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD didapat nilai terendah 65.83 dan nilai tertinggi adalah 86.67. Jika dilihat secara keseluruhan maka rata-rata sikap tanggung jawab siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 77.83. Berdasarkan tabel 4.13 terdapat 17 siswa dengan kategori tinggi dan 8 siswa dengan kategori sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Berdasarkan hasil
yang didapat, menunjukkan
tidak mengalami
peningkatan signifikan terhadap sikap tanggung jawab siswa. Sikap tanggung jawab siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilihat dari rata-rata nilai kuesioner dan pengamatan observer.
Artinya,
pembelajaran matematika secara umum, siswa mau menerima dengan baik pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran tersebut. Dari data yang didapat terdapat peningkatan sikap tanggung jawab siswa dan penurunan sikap tanggung jawab siswa secara individu. Siswa yang mengalami peningkatan berjumlah 15 siswa, dan 10 siswa mengalami penurunan sikap tanggung jawab siswa. Faktor yang membuat sikap tanggung jawab siswa menurun karena siswa kurang berminat dengan adanya pembelajaran kelompok, siswa tidak lebih paham materi yang diberikan pada saat model STAD, dan tingkat kesadaran siswa akan sikap tanggung jawab masih kecil. Dari pengamatan, didapat data bahwa secara umum siswa sudah mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran matematika. Siswa juga memperhatikan apa yang dipresentasikan oleh guru. Di dalam kelompok terdapat diskusi antar siswa. Dan siswa saling membantu ketika ada teman kelompok yang belum memahami materi dan menyelesaikan soal LAS. Dan saat kelompok merasa ada kesulitan, siswa menanyakan kepada kelompok lain atau
ke guru. Sehingga, mulai terlihat keaktifan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
pembelajaran. Saat diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, setiap kelompok antusias untuk mempresntasikan di hadapan kelompok yang lain. Namun, ketika diminta untuk menanggapi dan menanyakan hasil presntasi kelompok, tidak ada satupun siswa yang bertanya atau menanggapi. Secara garis besar siswa mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai sikap tanggung jawab saat mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Prestasi Belajar Siswa Pada hasil tes awal dilakukan oleh guru dengan mengambil nilai ulangan dengan materi bilangan bulat. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95, dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan dengan kategori prestasi belajar, maka rata-rata kelas berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang belum memahami materi bilangan bulat. Pada nilai kuis I yaitu dengan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 13.33 dengan nilai rata-rata kelas adalah 75.87. Berdasarkan dengan kategori prestasi belajar, maka disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas pada kategori sangat tinggi. Pada nilai kuis II yaitu dengan materi operasi perkalian dan penjumlahan bilangan pecahan diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 33.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
dengan nilai rata-rata kelas adalah 89.07. Berdasarkan dengan kategori prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas pada kategori sangat tinggi. Dan nilai tes akhir yaitu dengan materi operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian pecahan diperolrh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 6.67 dengan nilai rata-rata kelas adalah 77.47. Berdasarkan dengan kategori prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas pada kategori tinggi. Dari data tes akhir yang diperoleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa, dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa. Persentase ketuntasan siswa pada tes akhir adalah 68%., dimana ada 17 siswa yang telah memenuhi KKM.
Dari tes akhir ini bisa dikatakan
berhasil karena lebih dari setengah jumlah siswa memahami materi sehingga mendapat nilai baik, walaupun belum sempurna. Dari prestasi belajar tersebut dapat dikatakan bahwa pretasi belajar yang diperoleh siswa sesuai harapan, ini berarti siswa memiliki sikap tanggung jawab untuk memahami materi untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Selain prestasi belajar peneliti juga memberikan penghargaan kelompok yang diperoleh dari nilai setiap individu dari masing-masing kelompok. Dari nilai yang diperoleh siswa maka didapatkan penghargaan kelompok sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Tabel 4.27 Penghargaan Kelompok Kelompok 1 ( Hijau ) 2 ( Kuning ) 3 ( Ungu ) 4 ( Merah) 5 ( Biru ) 6 ( Pink )
Rata-Rata Skor 28 22.5 30 23.75 26.25 28.75
Penghargaan Super Team Great Team Super Team Great Team Super Team Super Team
Untuk perhitungan lengkap perhagaan kelompok dapat dilihat pada lampiran. Dan dari tabel di atas, diperoleh untuk kelompok dengan penghargaan Super Team sebanyak 4 kelompok yaitu kelompok 1 ( Hijau ) , 3 ( Ungu ), 5 ( Biru ), dan 6 ( Pink ) untuk penghargaan Great Team sebanyak 2 kelompok yaitu kelompok 2 ( Kuning ), dan 4 ( Merah). E. Pendalaman Hasil Penelitian Pengelompokkan sikap tanggung jawab siswa terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
Tinggi (T)
Rendah (R)
Sikap Tanggung Jawab Siswa
Tabel 4. 28 Pengelompokkan Sikap Tanggung Jawab dan Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Matematika Siswa Tinggi (T) Rendah (R) S1,S4,S5,S7,S9,S17, S3,S8,S18,S23,S24 S21,S22,S25
Jumlah: 9
Jumlah: 5
S6,S10,S12,S13,S16
S2,S11,S14,S15,S19, S20
Jumlah: 5
Jumlah: 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Sikap Tanggung Jawab: T jika Hasil Belajar: T jika .11
Siswa yang akan di wawancara adalah siswa dengan : 3. Kategori sikap tanggung jawab rendah prestasi belajar tinggi yaitu S6,S10,S12,S13,S16 4. Kategori sikap tanggung jawab tinggi prestasi belajar rendah yaitu S3,S8,S18,S23,S24 5. Kategori sikap tanggung jawab tinggi prestasi belajar tinggi yaitu S22 6. Kategori sikap tanggung jawab rendah prestasi belajar rendah yaitu S11 Berikut adalah hasil transkrip wawancara dengan 12 siswa: Pertanyaan 1 : Apa yang kamu rasakan dengan diadakannya pembelajaran kelompok seperti kemarin? Tabel 4.29 Jawaban Responden Pertanyaan 1 Responden Respon S13 Lebih memahami materi, senang bisa membantu teman, dan pembelajarannya tidak membosankan mbak. S22 Lebih seru, lebih berinteraksi dengan guru dan teman, sbar menghadapi teman yang mengalami kesulitan. S3 Senang sama paham mbak S6 Senang bisa belajar dalam kelompok. S24 Senang mbak bisa bermain sambil belajar aku bisa sambil cerita sama teman-teman mbak. S23 Senang mbak, karena bisa melatih diri sendiri. S11 Senang mbak, dapat pengetahuan, terus pelajarannya jadi menarik mbak. S8 Senang mbak, tambah pengetahuan dan tambah semangat ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
S10 S12 S18
S16
pelajaran matematika. Asyik kok mbak belajar bareng teman itu, jadi lebih semangat. Ada senang ada sebel mbak, senengnya bisa bareng temen, tapi sebelnya saat ada temen yang ga paham-paham. Senang mbak, lebih gampang masuknya, kalau pas sama bu Lia kadang ada yang tidak paham, di kelompok dijelasin sama teman yang sudah paham. Ada senang, susah, sebel mbak. Senangnya karena bisa diskusi bareng teman. Susahnya pas ngajarin, sebelnya kalau yang diajarin pada ga paham-paham.
Dari pertanyaan 1, peneliti dapat menyimpulkan semua anak yang diwawancara menunjukkan sikap positif dengan adanya proses belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pertanyaan 2 : Apakah dengan pembelajaran kelompok ada gunanya untuk kamu dan teman-temanmu? Tabel 4.30 Jawaban Responden Pertanyaan 2 Responden Respon S13 Ada, interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa lebih aktif dalam pembelajaran S22 Ada, lebih ga malu, jujur, bantu temen, lebih sabar juga mbak S3 Ada mbak, bisa lebih paham, lebih mudeng. S6 Ada mbak, lebih mudeng S24 Ada gunanya mbak, bisa nambah wawasan, bisa mendengarkan dan menambah pemikiran teman dalam satu kelompokdan satu kelas dan yang pasti lebih paham mbak S23 Ada mbak, yang tadinya tidak jelas jadi lebih paham S11 Ada gunanya, bisa mengerti rumus-rumus dan cara mengerjakan soal. S8 Tambah pengetahuan, tambah wawasan, lebih paham tentang materi yang diajarkan. S10 Ada mbak, lebih paham dari yang biasanya kurang paham jadi paham setelah ada pembelajaran dalam kelompok S12 Ada gunanya mbak, bisa berbagi ilmu dan lebih sabar S18 Lebih enak mbak, lebih gampang masuk S16 Ada mbak, buat temen kelompok bisa tambah mengerti dan tambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Responden
Respon paham, lebih mudeng, dan lebih gampang mengerjakan soal, kalau buat aku biar lebih teliti, kalau aku salah biasanya pada dicomplain
Dari pertanyaan kedua, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab untuk memahami materi dengan proses belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pertanyaan 3 : Apakah kamu ikut ketika berdiskusi dalam kelompok? Tabel 4.31 Jawaban Responden Pertanyaan 3 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10 S12 S18 S16
Respon Ikut, pasti mbak . Ikut mbak, selalu. Ikut diskusi mbak Ikut mbak Ikut dalam diskusi mbak Ikut mbak Ikut berdiskusi mbak Ikut diskusi mbak Ikut diskusi mbak Ikut dalam diskusi mbak Ikut kok mbak Iya ikut mbak.
Dari pertanyaan ketiga, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab untuk memahami materi dengan mengikuti diskusi saat pembelajaran kelompok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Pertanyaan 4: Ketika kamu tidak paham, apakah kamu bertanya ke teman dalam kelompok? Atau bertanya dengan guru? Atau hanya diam saja? Tabel 4.32 Jawaban Responden Pertanyaan 4 Responden Respon S13 Iya tanya mbak. Pertamanya tanya kelompok lain atau tanya ke Bu Lia langsung mbak. S22 Iya mbak tanya guru sama tanya teman S3 Tanya teman mbak S6 Tanya sama teman terus kalau tidak jelas lagi diam, terus dicoba dipahami sendiri di rumah setelah pulang sekolah. S24 Tanya teman dalam kelompok, kalau tidak jelas lagi baru tanya ke guru S23 Tanya ke guru sama teman mbak S11 Menanyakan ke teman, kalau teman belum paham tanya ke Bu Lia mbak S8 Tanya sama teman terus ke guru kalau masih belum paham mbak S10 Tanya ke teman sekelompok, nanti kalau sama-sama belum jelas tanya ke guru S12 Tanya langsung ke guru mbak S18 Tanya sama guru langsung mbak S16 Tanya ke teman, tanya ke guru
Dari pertanyaan keempat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk memahami materi saat tidak jelas hampir semua siswa berusaha bertanya dengan teman atau guru. Pertanyaan 5 : Ketika temanmu tidak paham dan kamu sudah paham materi itu, apakah kamu membantu temanmu agar temanmu paham materi itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Tabel 4.33 Jawaban Responden Pertanyaan 5 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10 S12 S18 S16
Respon Iya jelasin bareng-bareng mbak Iya selalu membantu teman yang belum mengerti dan belum paham Iya mbak bantu Membantu mbak Kalau sudah paham ya membantu mbak, kalau sama-sama belum paham tanya ke guru Kalau bisa ya membantu mbak Sedikit membantu, tapi malah saya yang sering dibantu Ikut membantu, tapi saya seringnya dibantu mbak Membantu mbak Iya mbak dibantu Bantuin mbak Iya mbak membantu
Dari pertanyaan kelima, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab kelompok, saat ada teman yang belum memahami materi, siswa berusaha untuk membantu teman yang lain pada kelompok agar paham materi yang diajarkan. Hal ini juga menunjukkan sikap bekerja sama antar kelompok. Pertanyaan 6 : Jika esok hari ada pembelajaran matematika, apakah kamu belajar matematika? Atau hanya saat ada ulangan saja? Tabel 4.34 Jawaban Responden Pertanyaan 6 Responden Respon S13 Kadang mbak, kalau lagi mood, malam harinya belajar mbak, tapi kalau moodnya jelek ya tidak belajar mbak S22 Tergantung sama mood sama tergantung kondisi mbak S3 Iya, tiap ada pelajaran matematika pagi harinya, kalau ada acara, tugas, apa ulangan yang lain tidak belajar matematika S6 Kalau ada ulangan aja mbak S24 Belajar walaupun tidak ada ulangan mbak saat malam hari sebelum ada pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
S23 S11 S8 S10 S12 S18
S16
Belajar kalau ada ulangan mbak Kalau ada ulangan mbak, disuruh tiap hari belajar tapi aku males Jarang mbak belajar, males mbak buat belajar Tatap belajar mbak walaupun besok tidak ada ulangan, belajarnya malam mbak sebelum paginya matematika mbak Tetap belajar matematika walaupun tidak ada ulangan Ngulang sedikit tapi belajar mbak, walaupun tidak ada ulangan mbak, cuman belajarnya sama buka hp mbak, bbm, onstagram apa ngegame mbak Kalau ada ulangan belajar tapi tetap aja tidak bisa belajar matematika mbak, soal yang ada di ulangan tidak sama dengan yang di latihan mbak,jadi percuma mbak, belajarnya biasanya yang aku belum bisa mbak.
Dari pertanyaan keenam, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk belajar matematika. Beberapa siswa mengungkapkan bahwa hanya belajar jika ulangan dan malas belajar karena soal matematika tidak sama dengan waktu latihan dalam proses pembelajaran. Pertanyaan 7 : Kalau ada tugas matematika, apakah kamu langsung mengerjakan hari itu atau mengerjakan sehari sebelum ada pelajaran matematika. Tabel 4.35 Jawaban Responden Pertanyaan 7 Responden Respon S13 Tidak selalu dikerjain langsung mbak, kalau lagi tidak banyak kegiatan atau tidak banyak tugas langsung dikerjain mbak S22 Tergantung selo ndak mbak, lihat pelajarn yang lain ada tugas atau ulangan ndak mbak S3 Pulang sekolah langsung dikerjain mbak S6 Langsung dikerjain mbak S24 Langsung dikerjakan mbak pas hari itu juga S23 Langsung dikerjakan mbak S11 Langsung dikerjakan mbak. Biasanya kalau saya tidak bisa mengerjakan sendiri saya tanya ke teman atau guru kes mbak S8 Hari itu langsung dikerjakan mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
S10
S12 S18 S16
Dikerjain langsung mbak kalau tidak banyak tugasnya, kalau pas bareng-bareng tugasnya biasanya dikerjain sehari sebelum ada pelajaran matematika Tidak tentu mbak, sesempetnya waktunya mbak Ngerjain langsung mbak setelah tidur siang mbak Sehari sebelum ada pelajaran matematika, biasanya di share di grup whatspp kelas mbak kalau ada tugas, jadi semua anak ingat kalau ada tugas, dan kalau tidak bisa biasanya anak yang pintar share lewat whatsapp kasih screenshoot hasil pekerjaan mereka mbak. Biasanya takut dimarahin kalau tidak mengerjakan jadi tanya ke anak yang pintar mbak di grup.
Dari pertanyaan ketujuh, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak
yang
diwawancara
memiliki
sikap
tanggung
jawab
untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru walaupun dalam waktu penyelesaian berbeda-beda. Dari penuturan seorang siswa, juga terlihat adanya kerja sama untuk saling mengingatkan tugas lewat media sosial. Pertanyaan 8 : Apakah kamu mencatat hal-hal penting yang dipresentasikan guru? Tabel 4.36 Jawaban Responden Pertanyaan 8 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10 S12 S18 S16
Respon Pasti mencatat mbak Iya mbak pasti nyatet Nyatet mbak Nyatet mbak Tiap ada pelajaran matematika nyatet hal-hal yang dicatetin Bu Lia sama yang penting-penting Nyatet kok mbak Setiap ada pelajaran matematika saya nyatet kok mbak Pasti mencatat yang dicatatin guru mbak, dan apa yang kira-kira penting mbak Iya mbak pasti dicatat Nyatet kok mbak Iya mbak nyatet Iya mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Dari pertanyaan kedelapan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab untuk mencatat hal-hal yang dicatat guru maupun hal yang penting berkaitan dalam proses pembelajaran. Pertanyaan 9 : Seandainya kamu belum paham yang dipresentasikan guru kamu bertanya langsung ke guru, bertanya ke teman atau diam saja? Tabel 4.37 Jawaban Responden Pertanyaan 9 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10
S12 S18 S16
Respon Langsung tanya ke Bu Lia mbak Tanya sama guru langsung mbak kalau ga mudeng mbak Sama Bu Lia dulu kalau ga mudeng baru tanya temen mbak Tanya teman kalau tidak jelas lagi tanya ke guru Langsung tanya ke guru mbak Tanya langsung ke guru mbak Tanya langsung ke guru mbak Langsung tanya ke guru Kalau waktunya cukup ya langsung tanya ke guru tapi kalau tidak cukup tanya ke teman, kalau belum paham tanya ke guru les atau orang tua Tanya sama teman, kalau tidak paham tanya papa di rumah Tanya teman yang lebih pinter atau tanya langsung ke guru Tanya ke guru langsung mbak
Dari pertanyaan kesembilan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk memahami materi saat guru mempresentasikan materi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pertanyaan 10 : Apakah kamu sering mengerjakan latihan soal yang diberikan guru saat pelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Tabel 4.38 Jawaban Responden Pertanyaan 10 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10 S12 S18 S16
Respon Iya, saya selalu mengejakan soal mbak Sering mbak, pasti dikerjain Sering mbak Iya Sering berlatih kok mbak dan bisa ngerjain tentunya Sering mengerjakan mbak Sering mengerjakan mbak latihan soal yang diberikan bu Lia ya lumayan bisa mbak Pasti mengerjakan kok mbak, dan bisa walaupun kadang tidak bisa soalnya Matematika itu sulit mbak rumusnya Iya mbak pasti mengerjakan latihan soal Iya mbak ngerjain Kadang kalau moodnya lagi bagus langsung dikerjain mbak, kalau moodnya lagi jelek yam alas-malasan mbak. Cuma di lihat soalnya. Selalu mengerjakan mbak
Dari pertanyaan kesepuluh, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hampir anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk mengerjakan latihan soal dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa berusaha untuk mengerjakan walaupun terkadang tidak dapat menemukan penyelesaian. Pertanyaan 11 : Apakah kamu sering menunjukkan hasil ulangan kamu pada orang tuamu? Tabel 4.39 Jawaban Responden Pertanyaan 11 Responden Respon S13 Selalu menunjukkan hasil ulangan kepada orang tua mbak, kalau lagi jelek pasti inasehatin mbak paling bilang kok tidak teliti? S22 Bukan ditunjukkan lagi tapi langsung dilihat sama orang tua mbak. Pasti dimarahin kalau jelek, kalau bagus pasti biasa aja S3 Iya mbak, kalau bagus diberi semangat buat belajar lagi kalau jelek juga diberi masukan biar belajarnya ditambahin lagi S6 Kalau bagus, bilang bagus. Kalau dapat jelek tidak ditunjukkan ke orang tua mbak karena orang tua jarang menanyakan hasil ulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
S24 S23 S11 S8 S10
S12
S18
S16
Kalau bagus diberi pujian, bagus, besok ditingkatkan lagi.tapi kalau pas nilai jelek langsung dimarahi dan dipukuli mbak Tidak, eeh kasih liat orang tua ding mbak, kalau dapat bagus ya dipuji kalau jelek ya dimarahin mbak Sering mbak, ya kalau bagus dipuji kalau jelek pasti dimarahin Pasti nunjukkin ke orang tua mbak Kadang iya mbak, kadang tidak mbak. Soalnya kalau hasil ulangan kembaran saya belum di bagi jadi nunggu barengan nunjukkinnya ke orng tua. Kalau nilainya bagus ya di puji, tapi kalau jelek pasti dibandingin nilainya sama kembaran saya, sering kesel mbak kalau diperlkuin gitu Iya pasti ditunjukkin mbak, kalau bagus dipuji bilang bagus, makanya belajar terus biar nilainya bagus terus, tapi kalau jelek ya dimarahin mbak Iya mbak walaupun bagus apa jelek, tetap kasih liat ke orang tua mbak, ya paling kalau bagus dinasehatin biar dipertahanin, kalau jelek ya dinasehatin biar bukunya dipelajari Kadang ditunjukkin kadang tidak mbak. Orang tua tidak pasti di rumah mbak.Ya kalau dapet nilai bagus ya dipertahankan, kalau jelek ya dimarahin mbk
Dari pertanyaan kesebelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hampir anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk menunjukkan prestasi belajar siswa pada orang tua. Walaupun terkadang terlambat, walaupun nilai jelek siswa berusaha menunjukkan prestasi belajar yang didapatkan. Pertanyaan 12 : Apakah kuis di akhir pembelajaran membantu kamu agar giat berlatih matematika? Tabel 4.40 Jawaban Responden Pertanyaan 12 Responden Respon S13 Membantu mbak, soalnya jadi lebih banyak berlatih soal, dan jadi lebih teliti dan tau soalnya kayak apa S22 Membantu mbak, nanti aku tau salahnya dimana, jadi pas ulangan berusaha untuk lebih teliti lagi, terus tau kalau belum mudeng di bagian mana daripada saat ulangan tidak bisa mengerjakan S3 Lebih paham mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
S6 S24 S23 S11
S8 S10 S12 S18 S16
Membantu mbak dengan adanya kuis Kuis itu membantu saya mbak, jadi pas ulangan tidak merasa terbebani Iya mbak membantu Membantu kalau kuis itu mbak, biar tau cara menyelesaikannya bagaimana, tapi saya sering terganggu dengan teman yang suka jail mengganggu saya, jadi tidak konsenrasi, jadi lupa caranya. Padahal tiap mata pelajaran matematika saya bersemagat tapi ya matematika itu pelajaran yang sulit mbak Kuis itu membantu mbak, semacam berlatih soal tapi sendiri Membantu mbak Iya mbak, lebih paham dari materi sebelumnya Bantu mbak, biar lebih memahami materi yang dipelajari mbak Bantu banget mbak, jadi memahami apa ang diajarin yang didiskusiin.
Dari pertanyaan keduabelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk memahami bahwa kuis membantu siswa agar pemahaman siswa lebih mendalam.Sehingga, mereka berusaha untuk mengerjakan kuis tersebut. Pertanyaan 13 : Apakah kamu bisa belajar dirumah? Belajar di sekolah? Jika tidak apa yang menyebakan tidak bisa belajar? Tabel 4.41 Jawaban Responden Pertanyaan 13 Responden S13 S22 S3 S6 S24 S23 S11 S8 S10 S12 S18
Respon Bisa belajar kalau di rumah mbak Bisa belajar kok mbak kalau di rumah Bisa belajar di rumah mbak Bisa belajar di rumah Bisa belajar di rumah mbak Bisa belajar kok mbak Bisa kok belajar di rumah Bisa belajar di rumah kok mbak Bisa kok mbak, pelajaran matematika itu sebenernya tidak sulit tapi kalau ga memahami ya jadi sulit Bisa belajar di rumah kok mbak Bisa belajar di rumah mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Responden Respon S16 Bisa mbak, walaupun aku punya adik 3 tapi mereka tidak berani ganggu kalau akunya lagi belajar mbak
Dari pertanyaan ketigabelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara tidak memiliki hambatan saat belajar di rumah masing-masing. Pertanyaan 14 : Bagaimana cara kamu belajar matematika? Membaca? Atau berlatih soal? Tabel 4.42 Jawaban Responden Pertanyaan 14 Responden Respon S13 Membaca materi terus latihan soal mbak S22 Latihan soal-soal yang ada di buku paket nanti kalau ga paham tanya ke orang tua S3 Membaca sama latihan soal mbak S6 Latihan soal di rumah mbak S24 Pertama menghapal rumus, membaca soal, kemudian berlatih penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, lalu cari soal latihan dari internet S23 Berlatih soal sma di pahami mbak, itupun biasanya disuruh orang tua S11 Membaca catetan sama ngapalin rumus aja mbak, tidak berlatih soal S8 Latihan soal, menghapal rumus mbak biasanya S10 Dibaca dulu mbak, terus liat materinya dan rumusnya, lalu dipahami, latihan soal, terus tanya kembaran mbak kalau ada yang tidak bisa S12 Latihan soal mbak, ngapalin rumus, terus dibantu papa belajarnya S18 Baca dulu materinya, terus dijelasin sama ayah, mengerjakan latihan soal, kalau tidak jelas dan belum bisa diulangin sampai bisa. S16 Ngapalin rumus mbak, terus latihan soal kalau tidak malas. Matematika itu seru mbak, tapi bingungin dan bikin pusing. Serunya kalau bisa menyelesaikan soal kayak mecahin teka-teki mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Dari pertanyaan keempatbelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua anak yang diwawancara memiliki sikap tanggung jawab individu untuk memahami materi dengan belajar matematika. Namun masih ada beberapa siswa yang salah konsep belajar matematikanya tidak berlatih soal tetapi hanya menghapal rumus. Pertanyaan 15 : Apakah di rumah les matematika? Jika les, hari apa saja untuk les matematika? Apakah les membantumu belajar matematika? Tabel 4.43 Jawaban Responden Pertanyaan 15 Responden Respon S13 Punya jadwal les mbak, seminggu sekali mbak, maksimal 2 jam setiap pertemuan S22 Belum punya mbak, karena punya rencana bareng teman tapi tabrakan sama kegiatan lain S3 Punya jadwal les matematika seminggu tiga kali pertemuan mbak S6 Tidak ikut les mbak S24 Punya jadwal les mbak, seminggu dua kali mbak S23 Ada mbak kayaknya seminggu tiga kali mbak S11 Belum pasti mbak, jadwal lesnya kalau belum berubah berarti Senin, Rabu, Jumat S8 Tidak punya jadwal les mbak S10 Lagi tidak punya jadwal les mbak, soalnya guru lesnya lagi sibuk tidak bisa mengatur jadwal lesnya mbak S12 Tidak punya jadwal les mbak, tapi belajar bareng mbak S18 Tidak punya jadwal les mbak S16 Tidak punya jadwal les mbak
Dari pertanyaan kelimabelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari semua anak yang diwawancara hanya 4 siswa memiliki jadwal les di luar pembelajaran di sekolah. Dari hasil wawancara dengan 12 siswa, peneliti menemukan sikap tanggung jawab dalam diri siswa. Siswa mengungkapkan senang ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
diadakan pembelajaran kelompok. Siswa merasa lebih paham, meski harus membantu teman dalam kelompok yang belum paham. Interaksi antar siswa dan kelompok serta guru terlihat dengan pembelajaran kelompok seperti ini. Siswa menemukan keuntungan ketika diadakannya pembelajaran kelompok seperti lebih paham, belajar untuk sabar, belajar mengungkapkan pendapat, dan bertanya jika belum memahami materi. Tidak hanya sekedar menyalin pekerjaan teman, namun setiap siswa berusaha mengerjakan sendiri. Semua
siswa
ikut
berdiskusi
dalam
kelompok.
Siswa
mengungkapkan, ketika mereka mengalami kesulitan, mereka berusaha untuk bertanya, dari teman dalam kelompok, teman antar kelompok serta guru. Sikap tanggung jawab individu mulai berkembang. Siswa bertanggung jawab untuk memahami materi yang diberikan dan mengerjakan LAS dengan penyelesaian yang mereka pahami. Agar ketika kuis, siswa dapat memberikan sumbangan poin untuk kelompoknya. Ketika ada teman kelompok yang belum paham, siswa yang lain berusaha memberikan penjelasan ke teman kelompok yang belum paham. Sikap tanggung jawab kelompok mulai terlihat serta sikap kerja sama antar siswa. Siswa berusaha membantu agar teman yang belum paham dapat memahami materi agar nantinya ketika ada kuis di akhir pembelajaran semua anggota dalam kelompok masing-masing dapat mengerjakan dan memberikan sumbangan poin yang besar untuk kelompok tersebut.Siswa merasakan keuntungan jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
diadakan kuis di akhir pembelajaran. Siswa merasa terbantu untuk memahami materi dan mempersiapkan ulangan. Jika ada tugas matematika yang diberikan guru, siswa bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut. Tugas tersebut ada yang langsung dikerjakan ada pula sehari sebelum pembelajaran matematika. Siswa juga saling mengingatkan lewat grup media sosial yang dibuat oleh mereka sendiri. Ketika guru mempresentasikan materi hampir semua siswa mencatat apa yang ditulis di papan tulis dan penjelasan yang penting. Saat ada tugas yang diberikan guru sebelum pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa mengerjakan namun ada beberapa siswa yang hanya menyalin pekerjaan teman dan tidak mengerjakan. Ketika ada ulangan matematika, hampir semua siswa menunjukkan ke orang tua namun ada beberapa siswa yang tidak menunjukkan hasil ulangan mereka ketika jelek. Jika nilai siswa baik, orang tua memberikan semangat dan ketika jelek, orang tua memberikan nasehat. Ada pula orang tua siswa melakukan tindak kekerasan jika nilai ulangan siswa tersebut jelek. Siswa juga bisa belajar di rumah, meski tidak ada ulangan ataupun tanpa disuruh orang tua untuk belajar. Walaupun ada siswa yang belajar hanya ketika ada ulangan atau disuruh orang tua. Ada pula siswa yang malas belajar karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
soal yang diberikan waktu ulangan berbeda dengan yang diberikan waktu latihan. Sehingga siswa tersebut memilih untuk tidak belajar. Biasanya siswa belajar matematika, dengan membaca materi, latihan soal dan menghapalkan rumus. Ada juga yang hanya membaca materi dan menghapal rumus tanpa latihan soal. Dukungan orang tua juga terlihat dengan memberikan les di luar sekolah. Dari 12 siswa yang di wawancara 4 siswa yang memiliki jadwal les di luar sekolah. Siswa yang tidak memiliki jadwal les berusaha belajar sendiri ataupun dengan bantuan orang tua di rumah. F. Keterbatasan Penelitian Beberapa kelemahan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada saat penelitian, peneliti tidak merekam seluruh proses pembelajaran matematika di kelas. Sehingga data yang diperoleh hanya berdasarkan lembar pengamatan dan observasi langsung. 2. Soal pengambilan data pada Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Kuis, dan Ulangan memiliki keambiguan dan ketidakjelasan. Sehingga soal yang diberikan bisa membuat siswa kebingungan. 3. Untuk pernyataan kuesioner dan pertanyaan wawancara kurang spesifik atau masih umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan analisis data, dapat diambil kesimpulan bagi sampel dimana penelitian ini dilakukan di kelas VII B SMP Bentara Wacana Muntilan, kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Sikap tanggung jawab siswa tidak mengalami peningkatan signifikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan sikap tanggung jawab dilihat dari pengamatan observer dan hasil dari kuesioner yang diisi oleh siswa. Dari kuesioner sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata nilai sikap tanggung jawab siswa adalah 77.70, sementara dari kuesioner sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata nilai sikap tanggung jawab siswa adalah 77.83. Berdasarkan kategori sikap tanggung jawab siswa, kedua rata-rata tersebut termasuk kategori tinggi. 2. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan prestasi belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan hasil tes awal dan hasil tes akhir. Tes awal diambil dari nilai ulangan bilangan bulat siswa yang didapat dari guru. Dan, tes akhir
dilaksanakan
setelah
137
materi
operasi
bilangan
pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
akhir dilaksanakan setelah materi operasi bilangan pecahan selesai oleh peneliti. Dari tes awal didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 52.24, dan dari tes akhir didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77.44. Dengan menggunakan kategori prestasi belajar, nilai rata-rata prestasi belajar awal siswa kategori rendah, dan nilai rata-rata prestasi belajar akhir siswa kategori sangat tinggi. Dari data tes akhir siswa yang tuntas artinya mendapatkan nilai ≥ 75 ada 17 siswa dan yang belum tuntas ada 8 siswa. Persentase ketuntasan prestasi belajar siswa 68%. B. Saran Adapun saran yang diberikan agar penelitian mendatang lebih baik adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru Bagi guru dan calon guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dan prestasi belajar siswa. 2. Bagi calon peneliti Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti berbagai kelebihan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD selain meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dan prestasi belajar siswa dan tidak melakukan kekurangan peneliti sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
DAFTAR PUSTAKA Agathon Charis Irawan. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Matematika Topik Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Sikap dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno. Skripsi: Universitas Sanata Dharma. Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. A. Wawan dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Mulia Medika Dewi Nuhrini dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Dharma Kesuma dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djemari Mardapi. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mulia Cendekia. Herman Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara. Miftahul Huda. 2014. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mohamad Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nyanyu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ridwan Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembang Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saifudin Azwar. 1987. Test Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberty. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenamedia Grup. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Tedjo N. Reksoatmojo. Tedjo N. 2009. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. Umi Salamah. 2015. Berlogika dengan Matematika kelas VII SMP dan MTs. Solo: Platinum. Woho Setya Budhi. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VII Semester 1. Jakarta: Erlangga. Zaenal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Zaenal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Bentara Wacana Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / 1
Materi Pokok
: Pecahan
Alokasi Waktu
: 3 × 40 menit
A. Standar Kompetensi 2. Memahami
sifat-sifat
operasi
hitung pada
bilangan
pecahan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2.1 Melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan. C. Indikator 1. Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan. 2. Menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan pecahan. 3. Memahami sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
4. Menggunakan sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari.
D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran pecahan diharapkan :
Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan
Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan pecahan
Siswa mampu bekerja sama dalam mencapai keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
Siswa menjadi lebih bertanggung jawab secara individu maupun kelompok dalam menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
E. Materi Ajar Penjumlahan, dan Pengurangan Bilangan Pecahan a. Penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
b. Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan. F. Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Diskusi Klasikal
Model Pembelajaran
: Kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) G. Alat dan Media Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2. Alat Pembelajaan : Papan tulis H. Sumber Belajar
Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departement Pendidikan Nasional.
Salamah, Umi. 2015. Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo : Platinum.
I. Kegiatan Pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit) Dalam kegiatan awal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
1) Orientasi a) Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran b) Guru memeriksa kehadiran peserta didik 2) Apersepsi Guru mengingatkan kembali pada materi sebelumnya. 3) Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti (100 menit) Dalam kegiatan inti : 1) Eksplorasi a)
Guru mempresentasikan materi mengenai operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan.
b)
Guru mempresentasikan materi mengenai operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan.
c)
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen berdasarkan perolehan nilai pretest sebelumnya.
d)
Siswa berkumpul dalam kelompok yang sudah dibentuk. (Kerja sama)
e)
Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS 1) dan menjelaskan cara pengerjaannya. Setiap siswa bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
jawab
terhadap
dirinya
maupun
kelompoknya
untuk
memahami setiap soal. (Tanggung Jawab) 2) Elaborasi a)
Siswa bersama-sama dengan kelompoknya membaca dan memahami latihan soal secara individu. (Tanggung Jawab)
b)
Siswa mengerjakan latihan soal secara berkelompok, sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. (Tanggung Jawab)
c)
Siswa
bebas
berdiskusi
dan
mengeluarkan
pendapat.
(Tanggung Jawab) d)
Guru memantau jalannya diskusi.
3) Konfirmasi a)
Guru
memberikan
kesempatan
tiap
kelompok
mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas dengan memanggil salah satu nomor. (Tanggung Jawab) b)
Siswa lain menyimak hasil presentasi dari temannya.
c)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi atau bertanya jika belum jelas. (Tanggung Jawab)
d)
Guru memberikan penegasan atas jawaban siswa untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
e)
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
f)
Guru memberikan kuis kepada siswa.(Tanggung Jawab)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Dalam kegiatan akhir : 1) Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan. 2) Guru memberikan umpan balik positif atau reward dalam bentuk lisan maupun tulisan bagi siswa yang aktif atau berhasil menyelesaikan masalah. 3) Guru memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif atau berhasil menyelesaikan masalah. 4) Peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 5) Guru memberikan tugas rumah. 6) Guru menyampaikan materi pembelajaran di pertemuan berikutnya. 7) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
2. Menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
3. Memahami sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
4. Menggunakan sifat operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari-hari.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Muntilan, September 2015
Mengetahui, Praktikan
(Rosalina Lily Setiawati)
Guru Matematika
(Aprilia Dwi Gloriani, S. Pd. Si)
Dosen Pembimbing
(Dominikus Arif Budi P., M. Si)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Bentara Wacana Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / 1
Materi Pokok
: Pecahan
Alokasi Waktu
: 3 × 40 menit
A. Standar Kompetensi 2. Memahami
sifat-sifat
operasi
hitung pada
bilangan
pecahan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2.1 Melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan. C. Indikator 1. Menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan pecahan. 2. Menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan. 3. Memahami sifat-sifat operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
4. Menggunakan sifat operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan seharihari. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran pecahan diharapkan :
Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan pecahan.
Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan.
Siswa mampu bekerja sama dalam mencapai keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan.
Siswa menjadi lebih bertanggung jawab secara individu maupun kelompok dalam menyelesaikan operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan.
E. Materi Ajar Perkalian, dan Pembagian Bilangan Pecahan a. Perkalian pada bilangan pecahan. b. Sifat-sifat perkalian pada pecahan. c. Invers pada perkalian bilangan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
d. Pembagian pada bilangan pecahan. F. Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Diskusi Klasikal
Model Pembelajaran
: Kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) G. Alat dan Media Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2. Alat Pembelajaan : Papan tulis H. Sumber Belajar
Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departement Pendidikan Nasional.
Salamah, Umi. 2015. Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo : Platinum.
I. Kegiatan Pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit) Dalam kegiatan awal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
1) Orientasi a) Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran. b) Guru memeriksa kehadiran peserta didik. 2) Apersepsi Guru mengingatkan kembali pada materi sebelumnya. 3) Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti (100 menit) Dalam kegiatan inti : 1) Eksplorasi a)
Guru mempresentasikan materi mengenai operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan
b)
Guru mempresentasikan materi mengenai operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan
c)
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen berdasarkan perolehan nilai pretest sebelumnya.
d)
Siswa berkumpul dalam kelompok yang sudah dibentuk. (Kerja sama)
e)
Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa 2 (LAS 2) dan menjelaskan cara pengerjaannya. Setiap siswa bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
jawab
terhadap
dirinya
maupun
kelompoknya
untuk
memahami setiap soal. (Tanggung Jawab) 2) Elaborasi a)
Siswa bersama-sama dengan kelompoknya membaca dan memahami latihan soal secara individu. (Tanggung Jawab)
b)
Siswa mengerjakan latihan soal secara berkelompok, sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. (Tanggung Jawab)
c)
Siswa
bebas
berdiskusi
dan
mengeluarkan
pendapat.
(Tanggung Jawab) d)
Guru memantau jalannya diskusi.
3) Konfirmasi a)
Guru
memberikan
kesempatan
tiap
kelompok
mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas dengan memanggil salah satu nomor. (Tanggung Jawab) b)
Siswa lain menyimak hasil presentasi dari temannya.
c)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi atau bertanya jika belum jelas. (Tanggung Jawab)
d)
Guru memberikan penegasan atas jawaban siswa untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
e)
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Dalam kegiatan akhir : 1) Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan. 2) Guru memberikan umpan balik positif atau reward dalam bentuk lisan maupun tulisan bagi siswa yang aktif atau berhasil menyelesaikan masalah. 3) Guru memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif atau berhasil menyelesaikan masalah. 4) Peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 5) Guru memberikan tugas rumah. 6) Guru menyampaikan materi pembelajaran di pertemuan berikutnya. 7) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
2. Menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
3. Memahami sifat-sifat operasi hitung perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan
Tes tulis
Uraian
Terlampir
4. Menggunakan sifat operasi perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan untuk mengaitkan dengan masalah nyata pada kehidupan sehari-hari.
Tes tulis
Uraian
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Muntilan, September 2015
Mengetahui, Praktikan
(Rosalina Lily Setiawati)
Guru Matematika
(Aprilia Dwi Gloriani, S. Pd. Si)
Dosen Pembimbing
(Dominikus Arif Budi P., M. Si)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
Lampiran A.2
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 1 (LAS 1)
Nilai
Nama
: ............................................................................
Kelas/No. Presensi
: ............................................................................
Kelompok
: ............................................................................
1. Hitunglah penjumlahan pecahan berikut a. b. c. d. 2. Hitunglah hasil pengurangan berikut ini a. b. c. d. 3. Ayah memiliki tali sepanjang Rio mendapat tali
Lalu ayah memotong tali itu kepada anak-anaknya.
dan Vita mendapat tali
. Berapa meter sisa tali yang dimiliki
ayah? 4. Sebuah rumah mempunyai halaman yang akan digunakan untuk menanam bunga mawar. Sebanyak mawar putih, dan
untuk menanam bunga mawar merah,
untuk menanam bunga
untuk menanam bunga mawar kuning. Coba bayangkan, berapa
luas halaman rumah yang akan digunakan untuk menanam bunga mawar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 2 (LAS 2)
Nilai
Nama
: ............................................................................
Kelas/No. Presensi
: ............................................................................
Kelompok
: ............................................................................
1. Tentukan hasil perkalian pecahan berikut a. b. c. 2. Jika
hitunglah
a. b. 3. Tentukan hasil pembagian bilangan berikut ini! a. b. c. d.
(
)
4. Diketahui persegi panjang dengan panjang adalah
dan lebarnya adalah
,
tentukan luas persegi panjang tesebut! 5. Pak Johan masuk kerja 5 hari setiap satu minggu. Jumlah kerja per minggu adalah jam. Jika setiap hari pak Johan bekerja dengan waktu yang sama, maka berapa jam pak Johan bekerja dalam setiap hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran A.3
Nilai
KUIS I Nama
: ......................................
Kelas/No. Presensi
: ......................................
1. Hitunglah penjumlahan pecahan berikut ! a. b. (
)
2. Hitunglah hasil pengurangan berikut ini ! a. b. 3. Usman makan bagian roti dan Amir makan bagian roti. Berapa bagian jumlah roti yang dimakan Usman dan Amir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Nilai
KUIS 2 Nama
: ......................................
Kelas/No. Presensi
: ......................................
1. Tentukan hasil perkalian pecahan berikut ! a. b. 2. Tentukan hasil pembagian bilangan berikut ini ! a. b. 3. Sebuah balok berukuran panjang tersebut !
, lebar
dan tinggi
Hitunglah volume balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
Lampiran A.4
ULANGAN I BILANGAN PECAHAN Nama
: ............................................................................
Kelas/No. Presensi
: ............................................................................
Nilai
1. Hitunglah nilai dari operasi pecahan berikut dan tuliskan hasil operasi tersebut ke bentuk yang paling sederhana! a. b.
(
)
c. 2. Hitunglah nilai dari operasi pecahan berikut dan tuliskan hasil operasi tersebut ke bentuk yang paling sederhana! a. b. c. 3. Di sekolah,
bagian waktu digunakan untuk pelajaran Matematika,
untuk Bahasa Inggris,
bagian waktu untuk Bahasa Indonesia, serta
bagian waktu bagian waktu
untuk Ilmu Pengetahuan Alam. a. Berapa bagian waktu untuk Matematika dan Bahasa Inggris? b. Berapa bagian waktu Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam? c. Berapa bagian waktu Matematika, Bahasa Inggis, dan Ilmu Pengetahuan Alam? 4. Jika a. b.
dan
, hitunglah nilai dari :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
5. Tentukan hasil pembagian bilangan berikut ini! a. b. c. 6. Luas permukaan kolam Bu Nanda yang berbentuk persegi panjang adalah panjangnya
, berapakah lebar kolam Bu Nanda?
. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Lampiran A.5
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran 1. Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS 1) No 1
Soal a.
b.
c.
d.
2
a.
b.
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Soal
Jawaban
c.
d.
3
Ayah memiliki tali sepanjang Sisa tali yang dimiliki ayah adalah Lalu ayah memotong tali itu kepada anak-anaknya. Rio mendapat tali
dan Vita
mendapat tali
. Berapa m
sisa tali yang dimiliki ayah? 4
Sebuah
rumah
mempunyai Luas halaman rumah yang akan digunakan
halaman yg akan digunakan untuk menanam bunga mawar adalah untuk menanam bunga mawar. Sebanyak
menanam
bunga mawar merah, menanam bunga mawar putih, dan
menanam bunga
mawar kuning. Berapa luas halaman rumah yg digunakan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
2. Lembar Aktivitas Siswa 2 (LAS 2) No 1
Soal a.
b.
c.
2
Jika hitunglah a.
b.
3
a.
b.
c.
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
d.
4
Diketahui
(
)
persegi
(
)
(
)
panjang Luas pesegi panjang adalah
dengan panjang adalah dan lebarnya adalah
,
tentukan luas persegi panjang tesebut! 5
Pak Johan masuk kerja 5 hari Jumlah jam Pak Johan bekerja setiap hari setiap satu minggu. Jumlah adalah kerja per minggu adalah jam. Berapa jam Pak Johan bekerja dalam setiap hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
3. Kuis 1 No 1
Soal
Jawaban
Skor 2
a.
3 b. (
1
)
2 3 2
2
a.
3 1
b.
2
3 3
bagian roti Jumlah roti yang dimakan Usman dan Amir dan Amir makan bagian
1
roti. Berapa bagian jumlah
2
Usman makan
roti yang dimakan Usman dan Amir?
3
JUMLAH
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Ketentuan Penskoran 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Nilai =
4. Kuis 2 No 1
Soal a.
Jawaban
Skor 1 2 3
b.
1 2 3
2
a.
1 2
3 b.
1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
3
Sebuah balok berukuran panjang tinggi
, lebar
Volume balok adalah 1
dan
2
Hitunglah volume
balok tersebut !
3 JUMLAH
15
Ketentuan Penskoran 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Nilai =
5. Tes Akhir No 1
Soal
Jawaban
Skor 2
a.
3 b.
(
)
1
2 3 c.
1 2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
No 2
Soal
Jawaban
Skor 2
a.
3 1
b.
2 3 1
c.
2 3 3
Jika bagian waktu pelajaran di sekolah adalah : Matematika
:
Bahasa Inggris
:
Bagian waktu untuk Matematika dan Bahasa Inggris adalah
Bahasa Indonesia :
1
Ilmu Peng. Alam :
2
a. Berapa bagian waktu
3
untuk Matematika dan Bahasa Inggris? b. Berapa bagian waktu Bagian waktu untuk Bahasa Inggris Bahasa Indonesia dan dan Ilmu Pengetahuan alam adalah Ilmu Alam?
Pengetahuan
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
No
Soal
Jawaban
Skor 3
c. Berapa bagian waktu Bagian waktu untuk Matematika, Matematika, Inggis,
Bahasa Bahasa Inggris, dan Ilmu
dan
Ilmu Pengetahuan Alam adalah
Pengetahuan Alam?
1 2 3
4
Jika
dan
(
)
a.
1 2 3
b.
2 3
5
a.
2 3
b.
1 2 3
c.
1 2 3
6
Luas permukaan kolam Bu Lebar kolam Bu Nanda adalah : Nanda yang berbentuk persegi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
No
Soal
Jawaban
panjang adalah panjangnya
Skor
. Jika , berapakah
2
lebar kolam Bu Nanda? 3 JUMLAH Ketentuan Penskoran 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Nilai =
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Lampiran A.6
KUISIONER SIKAP SISWA 1 Nama
: ............................................................................
Kelas/No. Presensi
: ............................................................................
Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah pernyataan-penyataan dibawah ini dengan baik dan jawablah semua pernyataan yang ada tanpa terlewatkan. 2. Berilah tanda (√) pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan kenyataan dan pengalaman anda masing-masing. 3. Angket ini tidak mempengaruhi nilai matematika anda. 4. Keterangan Pilihan jawaban : SL
= Selalu
SR
= Sering
J
= Jarang
TP
= Tidak Pernah
No.
Pernyataan
1
Saya bersemangat jika ada pelajaran matematika. Saya senang belajar kelompok saat pelajaran matematika. Saya tetap belajar matematika walaupun tidak ada ulangan matematika. Saya mencontek pekerjaan teman saya ketika saya tidak mengerjakan pekerjan rumah. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru saat pelajaran matematika di kelas. Saya tidak pernah menyiapkan buku tulis dan buku paket saat pelajaran matematika.
2 3 4 5 6
Alternatif Jawaban SL SR J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
No. 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya merasa bangga dan puas jika bisa mengerjakan tugas dari guru. Saya tidak menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Saya berdoa sebelum pelajaran matematika dimulai. Saya malas mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Saya banyak bicara dengan teman mengenai hal yang tidak bersangkutan dengan matematika saat pelajaran matematika. Saya senang ketika saya bisa membantu teman saya yang mengalami kesulitan memahami pelajaran matematika. Saya mencatat hal-hal penting yang diajarkan oleh guru. Jika nilai ulangan saya jelek, saya tidak merasa kecewa. Saya tidak menemukan hal yang menarik dalam pelajaran matematika Saya puas jika nilai matematika saya melebihi batas tuntas. Saya malas jika harus berdiskusi dengan teman kelompok. Saya bertanya kepada guru ketika belum memahami materi yang sedang diajarkan. Saya tidak perlu meningkatkan belajar saya, jika nilai ulangan matematika saya sudah mencapai batas tuntas. Saya banyak menghapal rumus matematika tanpa berlatih soal. Jumlah
Alternatif Jawaban SL SR J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
KUISIONER SIKAP SISWA 2 Nama
: ............................................................................
Kelas/No. Presensi
: ............................................................................
Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah pernyataan-penyataan dibawah ini dengan baik dan jawablah semua pernyataan yang ada tanpa terlewatkan. 2. Berilah tanda (√) pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan kenyataan dan pengalaman anda masing-masing. 3. Angket ini tidak mempengaruhi nilai matematika anda. 4. Keterangan Pilihan jawaban : SL
= Selalu
SR
= Sering
J
= Jarang
TP
= Tidak Pernah
No.
Pernyataan
1
Saya bersemangat jika ada pelajaran matematika. Saya senang belajar kelompok saat pelajaran matematika. Saya tetap belajar matematika walaupun tidak ada ulangan matematika. Saya mencontek pekerjaan teman saya ketika saya tidak mengerjakan pekerjan rumah. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru saat pelajaran matematika di kelas. Saya tidak pernah menyiapkan buku tulis dan buku paket saat pelajaran matematika.
2 3 4 5 6
Alternatif Jawaban SL SR J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
No. 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pernyataan Saya merasa bangga dan puas jika bisa mengerjakan tugas dari guru. Saya tidak menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Saya berdoa sebelum pelajaran matematika dimulai. Saya malas mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Saya banyak bicara dengan teman mengenai hal yang tidak bersangkutan dengan matematika saat pelajaran matematika. Saya senang ketika saya bisa membantu teman saya yang mengalami kesulitan memahami pelajaran matematika. Saya mencatat hal-hal penting yang diajarkan oleh guru. Jika nilai ulangan saya jelek, saya tidak merasa kecewa. Saya tidak menemukan hal yang menarik dalam pelajaran matematika Saya puas jika nilai matematika saya melebihi batas tuntas. Saya malas jika harus berdiskusi dengan teman kelompok. Saya bertanya kepada guru ketika belum memahami materi yang sedang diajarkan. Saya tidak perlu meningkatkan belajar saya, jika nilai ulangan matematika saya sudah mencapai batas tuntas. Saya banyak menghapal rumus matematika tanpa berlatih soal. Saya bertambah ilmu pengetahuan ketika memperhatikan teman yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Saya merasa lebih memahami materi dengan belajar dalam kelompok. Dengan adanya kuis setiap akhir pembelajaran, mendorong saya agar mendapatkan skor yang lebih baik dari skor sebelumnya. Saya tidak menyampaikan pendapat saya, saat teman saya mempresentasikan hasil diskusinya.
Alternatif Jawaban SL SR J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
No. 25 26
27
28 29 30
Pernyataan Saya tidak meyumbangkan ide saat kerja dalam kelompok. Saya tidak mempelajari kembali di rumah pelajaran matematika yang didapatkan di sekolah. Jika mengalami kesulitan dalam memahami materi atau penyelesaian soal LAS dan tidak dapat diselesaikan oleh kelompok maka saya bertanya pada guru. Dengan adanya penghargaan kelompok, saya semakin giat untuk belajar. Jika sudah paham, saya tidak akan membantu teman yang kesulitan memahami materi saat belajar kelompok. Saya mempelajari terlebih dahulu di rumah materi pelajaran yang akan dipelajari di sekolah. Jumlah
Alternatif Jawaban SL SR J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
Lampiran A.7
INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR KETERLAKSANAAN RPP Sekolah : SMP Bentara Wacana Muntilan Kelas : VII B Mata pelajaran : Matematika Subyek Observasi : Aprilia Dwi Gloriani, S. Pd. Observer : Hari, tanggal / Jam ke : PETUNJUK 1. Amati aktivitas guru dan siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar – mengajar! 2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom jika YA atau tanda (×) jika TIDAK sesuai dengan keadaan yang anda amati! No Butir-Butir Sasaran Ya/Tidak Keterangan 1 Pendahuluan a. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pelajaran b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik c. Guru mengingatkan kembali pada materi sebelumnya d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru mempresentasikan materi b. c.
d. e.
f.
g.
3
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Elaborasi Guru memantau jalannya diskusi Konfirmasi Guru memberikan kesempatan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi atau bertanya jika masih belum jelas Guru memberikan penegasan atas jawaban siswa untuk mencegah terjadinya miskonsepsi Kegiatan Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
a.
b. c. d.
Guru bersama siswa menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan Guru memberikan tugas rumah Guru menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam
Observer
(........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA Sekolah : SMP Bentara Wacana Muntilan Kelas : VII B Mata pelajaran : Matematika Observer : Hari, tanggal /jam ke : PETUNJUK 1. Amati aktivitas guru dan siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar – mengajar! 2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom jika YA atau tanda silang (×) jika TIDAK sesuai dengan keadaan yang anda amati! Pengamatan Butir-Butir Sasaran Pendahuluan 1. Siswa mempersiapkan ruangan Papan tulis sudah bersih kelas Ruang kelas sudah bersih 2. Siswa mempersiapkan buku dan Buku tulis di atas meja alat tulis Buku paket di atas meja Alat tulis di atas meja 3. Siswa mempersiapkan diri Siswa duduk sesuai dengan aturan yang diberikan mengikuti pembelajaran guru Siswa memberikan salam pembukaan Siswa berdoa sebelum pembelajaran Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Siswa memperhatikan guru saat guru mempesntasikan materi Siswa mencatat apa yang dijelaskan guru Kegiatan Inti 4. Siswa antusias ketika berkumpul Siswa langsung berkumpul dengan kelompoknya dalam kelompok
Lampiran A.8
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Siswa saling berdiskusi dalam kelompok 6. Siswa berani berpendapat dalam kelompok
7. Siswa saling membantu satu sama lain dalam penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 8. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas 9. Siswa menanggapi pembahasan soal yang dipresentasikan kelompok presentasi 10. Siswa merangkum apa yang diperoleh selama pembelajaran 11. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Siswa membaca dan memahami LAS Siswa mengerjakan LAS secara berkelompok Terdapat diskusi dalam kelompok Siswa mengungkapkan pendapat kepada anggota kelompok yang lain Siswa bertanya kepada anggota kelompok/guru jika merasa kesulitan Siswa yang sudah bisa membantu anggota kelompok yang kesulitan
Siswa mau mempresentasikan hasil diskusi dengan sukarela di depan kelas Siswa memberikan pertanyaan kepada kelompok presentasi Penutup Siswa menyimpulkan materi bersama guru Siswa mengerjakan kuis yang diberikan guru
Observer
(........................................)
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Lampiran A.9
Lembar Wawancara Siswa 1. Apa yang kamu rasakan dengan diadakannya pembelajaran kelompok seperti kemarin? 2. Apakah dengan pembelajaran kelompok ada gunanya untuk kamu dan temantemanmu? 3. Apakah kamu ikut ketika berdiskusi dalam kelompok? 4. Ketika kamu tidak paham, apakah kamu bertanya ke teman dalam kelompok? Atau bertanya dengan guru? Atau hanya diam saja? 5. Ketika temanmu tidak paham dan kamu sudah paham materi itu, apakah kamu membantu temanmu agar temanmu paham materi itu? 6. Jika esok hari ada pembelajaran matematika, apakah kamu belajar matematika? Atau hanya saat ada ulangan saja? 7. Kalau ada tugas matematika, apakah kamu langsung mengerjakan hari itu atau mengerjakan sehari sebelum ada pelajaran matematika? 8. Apakah kamu mencatat hal-hal penting yang dipresentasikan guru? 9. Seandainya kamu belum paham yang dipresentasikan guru kamu bertanya langsung ke guru, bertanya ke teman atau diam saja? 10. Apakah kamu sering mengerjakan latihan soal yang diberikan guru saat pelajaran di kelas? 11. Apakah kamu sering menunjukkan hasil ulangan kamu pada orang tuamu? 12. Apakah kuis di akhir pembelajaran membantu kamu agar giat berlatih matematika? 13. Apakah kamu bisa belajar dirumah? Belajar di sekolah? Jika tidak apa yang menyebakan tidak bisa belajar? 14. Bagaimana cara kamu belajar matematika? Membaca? Atau berlatih soal? 15. Apakah di rumah les matematika?
Jika les, hari apa saja untuk les
matematika? Apakah les membantumu belajar matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Coba Instrumen 1. Validitas dan Reliabilitas No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran B.1
2 1 1 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 3 2 3
5 3 1 3 3 2 3 3 1 3 0 3 2 3 3 0 3 3 3 3 3
6 1 3 3 3 3 3 3 1 3 0 3 2 1 1 0 3 3 3 2 3
Skor Butir Soal 7 8 9 0 0 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 0 0 0 0 0 0 3 3 1 2 2 1 3 3 3 3 3 2 0 0 0 1 1 1 3 3 3
Jumlah
10 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3
11 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3
12 0 0 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3
13 0 0 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 3
14 0 0 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 0 3 3 3 3 1
15 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 2 0 3 3 1 3 3
15 26 45 45 40 45 45 25 43 36 43 25 30 33 15 45 44 34 37 43
Nilai 33.33 57.78 100 100 88.89 100 100 55.56 95.56 80 95.56 55.56 66.67 73.33 33.33 100 97.78 75.56 82.22 95.56
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 23 24
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 3 3
2 3 3
1 1 3
2 1 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 1 1
38 39 42
84.44 86.67 93.33
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
1 1 9 9 4 9 9 1 4 9 9 9 1 1 4 9 9 9 9 9 9 9 4
1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 0 9 9 9 9 0 9 9 9 4 9 9 9 9
9 1 9 9 4 9 9 1 9 0 9 4 9 9 0 9 9 9 9 9 9 9 9
1 9 9 9 9 9 9 1 9 0 9 4 1 1 0 9 9 9 4 9 9 9 9
0 1 9 9 1 9 9 1 9 9 9 0 0 9 4 9 9 0 1 9 1 9 9
0 1 9 9 9 9 9 9 9 9 1 0 0 9 4 9 9 0 1 9 4 9 9
X^2 0 9 9 9 9 9 9 1 9 9 9 0 0 1 1 9 4 0 1 9 1 1 9
1 9 9 9 9 9 9 1 9 9 9 1 9 1 1 9 9 9 9 9 4 1 9
9 1 9 9 9 9 9 1 9 9 9 1 9 1 1 9 9 9 9 9 4 9 9
0 0 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 0 9 9 9 9 9 9 9 9
0 0 9 9 9 9 9 1 9 9 9 4 9 9 0 9 9 9 9 9 9 9 9
0 0 9 9 9 9 9 1 9 9 9 4 9 4 0 9 9 9 9 1 9 9 9
1 9 9 9 9 9 9 1 9 9 9 1 9 4 0 9 9 1 9 9 9 1 1
225 676 2025 2025 1600 2025 2025 625 1849 1296 1849 625 900 1089 225 2025 1936 1156 1369 1849 1444 1521 1764
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 78 135 135 80 135 135 75 129 108 129 75 30 99 45 135 132 102 111 129 114 117 126
15 26 135 135 80 135 135 25 86 108 129 75 30 33 30 135 132 102 111 129 114 117 84
15 78 135 135 120 135 135 75 129 108 129 50 90 99 45 135 132 102 111 129 114 117 126
45 78 135 135 120 135 135 75 129 0 129 75 90 99 0 135 132 102 74 129 114 117 126
45 26 135 135 80 135 135 25 129 0 129 50 90 99 0 135 132 102 111 129 114 117 126
15 78 135 135 120 135 135 25 129 0 129 50 30 33 0 135 132 102 74 129 114 117 126
0 26 135 135 40 135 135 25 129 108 129 0 0 99 30 135 132 0 37 129 38 117 126
XY 0 26 135 135 120 135 135 75 129 108 43 0 0 99 30 135 132 0 37 129 76 117 126
0 78 135 135 120 135 135 25 129 108 129 0 0 33 15 135 88 0 37 129 38 39 126
15 78 135 135 120 135 135 25 129 108 129 25 90 33 15 135 132 102 111 129 76 39 126
45 26 135 135 120 135 135 25 129 108 129 25 90 33 15 135 132 102 111 129 76 117 126
0 0 135 135 120 135 135 75 86 108 129 75 90 99 0 135 132 102 111 129 114 117 126
0 0 135 135 120 135 135 25 129 108 129 50 90 99 0 135 132 102 111 129 114 117 126
0 0 135 135 120 135 135 25 129 108 129 50 90 66 0 135 132 102 111 43 114 117 126
15 78 135 135 120 135 135 25 129 108 129 25 90 66 0 135 132 34 111 129 114 39 42 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
∑X
64
55
66
62
57
53
46
49
44
56
58
59
57
54
53
833
∑X2
186
147
194
184
163
147
126
137
118
154
162
175
167
154
145
32123
(∑X)2 ∑XY
4096 2369
3025 2101
4356 2444
3844 2309
3249 2179
2809 2078
2116 1840
2401 1922
1936 1769
3136 2157
3364 2213
3481 2288
3249 2256
2916 2137
2809 2061
693889
Rxy Intepretasi
0.411 0.627 0.565 0.350 0.556 0.719 0.675 0.584 0.682 0.694 0.641 0.703 0.854 0.786 0.669 valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
varians (Si2)
0.344
∑Si2
14.121
0.673
0.200
0.733
0.945
1.081
1.478
1.418
1.471
0.767
0.684
1.028
1.119
1.183
0.994
realibilitas(r11) 0.893 Kriteria Tinggi
188
84.953
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tingkat Kesukaran No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
n 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
ska 35 33 36 36 35 36 34 34 33 34 36 35 36 34 32
skb 29 22 30 26 22 17 12 15 11 22 22 24 21 20 21
ska+skb 64 55 66 62 57 53 46 49 44 56 58 59 57 54 53
TK 0.928 0.797 0.957 0.899 0.826 0.768 0.667 0.710 0.638 0.812 0.841 0.855 0.826 0.783 0.768
Keterangan Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.1
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.2
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.3
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.4
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.5
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran C.6
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
Lampiran C.7
Perhitungan Penghargaan Kelompok Kelompok Hijau NO
Tes Awal
S1 S3 S4 S7 S17
44 36 80 64 60
Kuis 1
Poin
86.67 30 66.67 30 86.67 30 100 30 100 30 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
100 93.33 100 100 86.67
30 30 30 30 10
Jumlah Poin 60 60 60 60 40 280 28
SUPER TEAM
Kelompok Kuning NO
Tes Awal
S5 S8 S10 S20
88 44 28 40
Kuis 1
Poin
100 30 33.33 5 100 30 40 20 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
86.67 60 100 93.33
5 30 30 30
Jumlah Poin 35 35 60 50 180 22.5
GREAT TEAM
Kelompok Ungu NO
Tes Awal
S11 S21 S22 S24
0 64 92 48
Kuis 1
Poin
13.33 30 100 30 100 30 100 30 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
40 100 100 100
30 30 30 30
SUPER TEAM
Jumlah Poin 60 60 60 60 240 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
Kelompok Merah NO
Tes Awal
S9 S18 S23 S25
88 28 20 36
Kuis 1
Poin
86.67 10 20 10 33.33 30 100 30 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
86.67 100 86.67 100
20 30 30 30
Jumlah Poin 30 40 60 60 190 23.75
GREAT TEAM
Kelompok Biru NO
Tes Awal
S2 S12 S14 S19
36 84 40 20
Kuis 1
Poin
66.67 30 100 30 93.33 30 26.67 20 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
73.33 100 100 33.33
20 30 30 20
Jumlah Poin 50 60 60 40 210 26.25
SUPER TEAM
Kelompok Pink NO
Tes Awal
S6 S13 S15 S16
56 92 28 84
Kuis 1
Poin
66.67 30 100 30 76.67 30 100 30 Jumlah Poin Rata-Rata Kelompok Penghargaan Kelompok
Kuis 2
Poin
100 100 86.67 100
30 30 20 30
SUPER TEAM
Jumlah Poin 60 60 50 60 230 28.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.8
1. Kegiatan Pembelajaran 1
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
2. Kegiatan Pembelajaran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran C.9
231