PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK IN THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
JURNAL
Oleh: LINGGAR BANYU BIRU K8410034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
ABSTRAK Linggar Banyu Biru. K8410034. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014. Tujuan penelitian ini adalah perbaikan pembe lajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, tes hasil belajar dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerpan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pratindakan ke siklus 1 dan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada saat pratindakan sebesar 68,41 terjadi peningkatan pada siklus 1 menjadi 74,38. Pada siklus 2 terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 74,38 atau 70,28% menjadi 78,05 atau 78,38% dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 37 siswa. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajara n kooperatif tipe quick on the draw dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2014.
Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, quick on the draw, hasil belajar.
ABSTRACT Linggar Banyu Biru. K8410034. THE IMPLEMENTASI OF COOPERATIVE LEARNING TYPE OF QUICK ON THE DRAW TO INCREASE STUDENT ACHIEVEMENT IN SOCIOLOGY LEARNING CLASS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR OF 2013/2014 ACADEMIC YEAR. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret Surakarta University. Juny 2014. The purpose of this study are the improvement of teaching sociology to increase learning achievement of student of sociology in XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar of 2013/2014 academic year through the implementation of cooperative learning type of Quick on the draw. This research is a classroom action research (CAR). The research was conducted in two cycles and each cycles consists of 4 steps: planning, action, observation, and reflection. A subject of this research is student of class XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar consist of 37 students. The colleting data used observation, interview, test and documentation method. Data analysis technique is use three components, they are data reduction, data presentation, and get the conclusions. Result of the research show that through the implementasi of ccoperative learning model of quick on the draw could improve student learning outcomes from pre-action to cycle 1 and from cycle I to cycle 2. It can be seen by an increase in the average grade at pre-actoin of 68,41 mincrease in cycle 1 to 74,38. In the second cycle the average increase from 74,38 or 70,28% to 78,05 or 78,38% of the total number of students is 37 students. The conclusions of the research is implementasi of cooperative learning type of quick on the draw could to increase student achievement in sociology learning class XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar of 2013/2014 academic year.
Keywords : Cooperative learning, quick on the draw, learning achievement
PENGESAHAN
Jurnal ini telah disahkan oleh dosen pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. AY. Djoko Darmono, M.Pd. NIP. 19530826 198003 1 005
Drs. Slamet Subagya, M.Pd NIP. 19821126 198103 1 002
Drs.AY. Djoko Darmono, M.Pd. NIP. 19530826 198003 1 005 Pembimbing II
PENDAHULUAN Pendidikan
kemasyarakatan
merupakan
dan
kebangsaan
(Hadi, 2003: 108).
untuk
Tujuan pendidikan nasional
meningkatkan kualitas sumber daya
tersebut dapat terwujud dengan baik
manusia.
(dalam
dan menghasilkan manusia yang
Suwarno, 2006: 21) mengemukakan
berkualitas apabila mutu pendidikan
bahwa
adalah
terutama di setiap satuan pendidikan
pemanusiaan manusia muda, yang
dapat mengalami peningkatan yang
pada dasarnya pendidikan adalah
didorong dari peran seorang guru
pengembangan manusia muda ke
sebagai tenaga pendidik di setiap
taraf insani. Pengembangan manusia
satuan pendidikan. Guru merupakan
muda
faktor yang sangat berpengaruh bagi
bagian
yang
dibutuhkan
Driyarkara
inti
ke
pendidikan
taraf
dimaksudkan
insani
dibutuhkan
bahwa untuk
tersebut
pendidikan meningkatkan
terwujudnya
tujuan-tujuan
pendidikan
itu
sendiri.
dari Untuk
sumber daya manusia yang dapat
mencapai tujuan tersebut guru harus
diwujudkan apabila pendidikan dapat
mampu
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
kewajiban sehingga pada akhirnya
diharapkan.
pengajaran yang guru lakukan dapat
Tujuan
pendidikan
memenuhi
nasional tersebut tercantum dalam
meningkatkan
UU RI No 2 tahun 1989 bahwa
Pengajaran merupakan salah satu
pendidikan
bertujuan
tugas dari guru, dimana pengajaran
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
merupakan bagian yang tidak bisa
mengembangkan manusia Indonesia
dilepaskan
dari
yang seutuhnya, yaitu manusia yang
Pengajaran
merupakan
proses
beriman
penyampaian
artinya
guru
dan
nasional
bertaqwa
terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
menyampaikan
pekerti luhur, memiliki pengetahuan
kepada siswa.
dan keterampilan, kesehatan jasmani
Dalam
dan rohani, kepribadian yang mantap
pengajaran
dan mandiri serta bertanggung jawab
tetapi untuk
mutu
kewajiban-
materi
pendidikan.
pendidikan.
pelajaran
pendidikan,
memang
dibutuhkan,
meningkatkan mutu
pendidikan dan mencapai tujuan dari
pendidikan, akan lebih baik jika guru
pengetahuan. Suasana belajar yang
tidak
melaksanakan
demikian membuat siswa menjadi
pengajaran tetapi guru juga harus
kurang aktif, kreatif dan hanya bisa
bisa
menerima apa yang diberikan oleh
hanya
melaksanakan
Dalam
pembelajaran.
pembelajaran
guru
tidak
guru.
hanya menyampaikan materi tetapi guru
juga
menyediakan
dan
Memang tidak mudah untuk melaksanakan pembelajaran
yang
menciptakan suasana belajar yang
membuat siswa lebih aktif, kreatif
menyenangkan. Hal ini jelas berbeda
dan
dengan pengajaran, pada pengajaran
pembelajaran yang menyenangkan
guru
belajar,
sehingga mampu meningkatkan hasil
sementara pada pembelajaran guru
belajar siswa, karena seringkali guru
mengajar diartikan sebagai upaya
dihadapkan
guru
lingkungan
datang dari luar maupun dalam
terjadinya pembelajaran (Suprijono,
proses pembelajaran, salah satuNYA
2012:13).
adalah model pembelajaran yang
mengajar,
siswa
mengorganisir
Sehingga
suasana
terciptanya
belajar
oleh
kendala
proses
yang
lebih
digunakan guru. Model pembelajaran
menyenangkan dan membuat siswa
yang digunakan guru saat ini juga
nyaman,
berminat
masih banyak yang menoton, artinya
mengikuti pembelajaran yang dapat
menggunakan metode yang sama dan
mempengaruhi
tidak berganti dalam setiap proses
aktif
yang
menciptakan
dan
hasil
belajarnya.
Karena, hasil belajar tersebut salah
pembelajaran.
Hal tersebut pada
satunya dipengaruhi oleh proses
akhirnya tidak dapat meningkatkan
pembelajaran.
kretivitas siswa, siswa pasif dan
Tetapi saat ini masih guru-
siswa merasa bosan dengan proses
yang
pembelajaran yang terjadi didalam
guru
pengajaran
hanya dan
menerapkan belum
bisa
menerapakan pembelajaran. Artinya, guru
hanya
pengetahuan sebagai
pihak
menyampaikan sedangkan yang
kelas. Kondisi seperti diatas, juga dialami oleh salah satu kelas yang
siswa
memiliki siswa dengan hasil belajar
menerima
rendah adalah siswa XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar. Berdasarkan
dengan
hasil wawancara dengan guru bidang
pertanyaan
studi sosiologi, peserta didik XI IPS
membedakan materi yang penting
1
dan yang tidak (Ginnis, 164: 2008).
masih
memiliki tingkat hasil
hati- hati,
menjawab
dengan
tepat,
penerapan
dan
belajar yang masih rendah. Dari hasil
Dengan
ujian akhir semester, diperoleh data
pembelajaran kooperatif tipe quick
bahwa dari 37 siswa hanya 48,65%
on the draw diharapakan mampu
atau sebanyak 18 siswa yang tidak
meningkatkan hasil belajar siswa.
remidi, dan 51,35% atau sebanyak 19
model
METODE
siswa mengalami remidi, dengan Penelitian
KKM 75, artinya bahwa sebagian besar
siswa
dikelas
tersebut
merupakan
penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS
mengalami remidi Oleh
ini
karena
itu,
untuk
1 semester genap di SMA Negeri 2
meningkatkan hasil belajar siswa
Karnganyar
dikelas tersebut, maka dibutuhkan
2013/2014 yang di mulai pada bulan
metode yang lebih variatif salah
Maret 2014 sampai bulai Mei 2014
satunya dengan menggunakan model
meliputi
pembelajaran tersebut adalah dengan
Pelaksanaan tindakan dan Analisis
menggunakan model pembelajaran
tahun
Persiapan
pelajaran
penelitian,
data dan pelaporan. Data penelitian
kooperatif tipe Quick on the draw
dikumpulkan dengan teknik tes hasil
(Ginnis,
Model
belajar, observasi, wawancara dan
pembelajaran kooperatif tipe Quick
catatan lapangan. Tes digunakan
on the draw mendorong siswa untuk
untuk
kerja kelompok dan memberikan
kognitif siswa. Observasi digunakan
pengalaman
macam-
untuk mengetahui kondisi yang ada
macam ketrampilan membaca, yang
di lapangan. Wawancara digunakan
didorong oleh kecepatan aktivitas,
untuk untuk memperoleh data yang
ditambah
berkaitan
163:
2008).
mengenai
belajar
kecakapan lain,mendengarkan
mandiri
ujian
dan yang
pertanyaan
mengetahui
dengan
hasil
belajar
pelaksanaan
pembelajaran, masalah- masalah yang dihadapi
dalam
pembelajaran,.
Catatan lapangan merupakan hasil
dilaksanakan
temuan
Prosedur penelitian tindakan kelas
saat
observasi
dan
wawancara.
dengan
2
siklus.
(PTK) ini terdiri dari empat langkah
Data yang dibutuhkan dalam
yaitu
perencanaan,
tindakan,
penelitian ini adalah berupa data
observasi, dan refleksi yang bersifat
kuantitatif merupakan data
daur ulang.
yang
diperoleh dari hasil perolehan nilai
HASIL TINDAKAN DAN
siswa serta hasil observasi selama
PEMBAHASAN
kegiatan
pembelajaran
dengan
Sebelum
melaksanakan
menggunakan model pembelajaran
penelitian, peneliti terlebih dahulu
Quick on the draw dan data kualitatif
mengadakan
berupa peristiwa, aktivitas siswa dan
melaksanakan penelitian pratindakan
guru dalam proses pembelajaran
dengan diawali wawancara kepada
yang ada dalam catatan lapangan
guru mata pelajaran Sosiologi kelas
obsever. Penelitian ini menggunakan
XI dan melakukan observasi pada
3 sumber data berupa peristiwa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
kegiatan
sosiologi
Karanganyar pada saat pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas,
mata pelajaran Sosiologi. Dari hasil
informan dari narasumber yaitu guru
pratindakan diketahui masalah yang
sosiologi dan siswa kelas XI IPS 1,
terjadi dikelas tersebut adalah hasil
dan dokumen berupa catatan hasil
belajar siswa rendah. Dimana 19
observasi
proses
siswa atau sebanyak 51,35% di kelas
pembelajaran, hasil tes siswa, RPP,
XI IPS 1 mengalami remidi atau
hasil
kegiatan
tidak mencapai batas KKM pada
pembelajran serta rekaman video
ulangan akhir semester 1. Sedangkan
pembelajaran.
siswa yang tuntas atau tidak remidi
pembelajaran
selama
wawancara,
foto
observasi.
Peneliti
Teknik analisis data yang
sebesar 48.65% atau 18 siswa yang
digunakan dalam penelitian tindakan
mencapai batas ketuntasan. Selain
kelas
itu,
ini meliputi reduksi data,
penyajian kesimpulan.
data,
dan
penarikan
Penelitian
ini
model
pembelajaran
yang
digunakan guru bersifat monoton dan tidak
bervariasi.
Berdasarkan
permasalahan
yang
telah
mencapai
indikator
keberhasilan
diidentifikasi baik dari segi siswa
hasil belajar siswa dalam penelitian
maupun segi guru tersebut. Peneliti
ini.
bersama
dengan
mengganti monoton dengan
guru
model yaitu
sepakat
Berdasarkan pengolahan data
pembelajaran
yang dilakukan peneliti diketahui
metode
model
ceramah
bahwa pada ranah afektif yang terdiri
pembelajaran
dari 5 aspek pada siklus 2 ini telah
kooperatif tipe quick on the draw. Berdasarkan pengolahan data
mengalami peningkatan pada tiap aspek. Data menunjukkan bahwa
yang dilakukan peneliti pada siklus 1
pada
diketahui bahwa pada ranah afektif
pembelajaran
belum
peningkatan
menunjukkan
hasil
yang
ranah
afektif telah yang
selama mengalami
cukup
baik,
signifikan, dimana hasil rata-rata
dengan rata-rata keseluruhan aspek
keseluruhan aspek
adalah 80%. Sedangkan pada ranah
afektif hanya
mencapai 63.35%. sedangkan pada
psikomotor
aspek
rata-rata hasil
peningkatan dengan rata-rata hasil
belajar juga masih belum baik,
belajar pada ranah psikomotor ini
dimana hasil rata-rata pada ranah
adalah 81%. Pada ranah kognitif
psikomotor ini adalah 64,18%. Pada
terdapat
ranah kognitif siswa yang belum
diantaranya belum mencapai batas
tuntas atau belum mencapai KKM
KKM yaitu 75. Sedangkan jumlah
adalah sebanyak 11 siswa atau
siswa yang telah mencapai batas
29,72%, dengan nilai rata-rata kelas
KKM sebanyak
yaitu 74,38. Hasil yang dicapai pada
sebesar 78.37%. dari data tersebut
siklus I ini belum mencapai indikator
telah diketahui bahwa hasil belajar
keberhasilan pada penelitian ini,
kognitif siswa kelas XI IPS 1 telah
maka peneliti perlu melaksanakan
mencapai
siklus lanjutan untuk meningkatkan
yang ingin dicapai peneliti yaitu 75%
hasil belajar siswa di kelas XI IPS 1.
sehingga siklus dalam penelitian ini
Pada siklus lanjutan nanti diperlukan
dapat dihentikan.
adanya
psikomotor
perbaikan
agar
dapat
8
juga
siswa
29
indikator
mengalami
atau
21,63%
siswa atau
keberhasilan
PEMBAHASAN Dari
hasil
18.38%, sedangkan pada aspek ke
pelaksanaan
tiga yaitu keinginan siswa untuk
tindakan yang dilakukan baik pada
bertanya dan mencari tahu mencapai
siklus pertama maupun siklus kedua
50,27% meningkat pada siklus kedua
telah
mencapai
diperoleh
data-data
yang
58,91%
dengan
diperlukan pada penelitian ini. Data-
peningkatan yaitu 8,64%. Pada aspek
data tersebut kemudian dikumpulkan
keempat
lalu diolah yang berupa data hasil
bekerjasama
belajar
mencapai
pada
ranah
afektif,
yaitu
keinginan
dalam pada
kelompok
siklus
pertama
psikomotor dan kognitif. Kemudian
mencapai 70,27% dan meningkat
data
sebesar 92,70% dengan peningkatan
yang
diolah
tersebut
dibandingkan anatar siklus pertama
22,43%,
dengan
terakhir yaitu penghargaan siswa
siklus
kedua
yang
selanjutnya dipergunakan
sebagai
dasar dalam menarik kesimpulan. Berdasarkan
hasil
terhadap
dan
pada
aspek
yang
guru mencapai 80,54%
pada siklus pertama, kemudian pada
belajar
siklus kedua meningkat menjadi
ranah afektif pada siklus pertama
91,71% dengan peningkatan sebesar
dengan siklus kedua diketahui bahwa
16,27%.
terjadi
tersebut diketahui bahwa
peningkatan
pembelajran
dalam
Sosiologi
berdasarkan
penjelasan secara
dengan
keseluruhan hasil belajar siswa XI
pembelajaran
IPS 1 pada ranah afektif telah
Quick on the draw. Pada aspek yang
mengalami peningkatan pada siklus
pertama yaitu keinginan siswa dalam
kedua.
menerapkan
menerima
model
pelajaran
pertama
pada
mencapai
siklus 60,00%
Pada
hasil
belajar
ranah
psikomotor siswa kelas XI IPS 1
meningkat menjadi 80,72% dengan
dalam
peningkatan sebesar 20,72%. Pada
dengan
aspek kedua yaitu konsentrasi siswa
pembelajaran Quick on the draw
dalam
mencapai
diketahui bahwa terjadi peningkatan
menjadi
hasil belajar aspek psikomotor pada
74,05% dengan peningkatan sebesar
siklus kedua. Hal tersebut dapat
pembelajaran
55,67% dan
meningkat
pembelajaran
Sosiologi
penerapan
model
dilihat dari setiap aspek pada ranag
dengan peningkatan hasil belajar
psikomotor tersebut. Pada aspek
sebesar 16.38%.
pertama
yaitu
memasuki
siswa
kelas
segera
dan
tidak
Sedangkan
pada
ranah
kognitif, diketahui bahwa dengan
meninggalkan pelajaran dengan hasil
menerapkan
model
belajar pada siklus satu mencapai
Quick
the
64.86% meningkat menjadi 85.40%
peningkatan
pada
dengan
pratindakan, siklus 1 dan siklus 2.
peningkatan 20.54%, pada aspek
Pada pratindakan hasil belajar ranah
kedua yaitu siswa memperhatikan
kognitif memiliki ketuntasan sebesar
pembelajaran
menjawab
48,65% dengan rata-rata nilai 68,41.
pertanyaan yang diajukan mencapai
Setelah diadakan siklus 1, hasil
57.29% meningkat menajdi 74.95%
belajar
dengan peningkatan sebesar 17.66%.
peningkatan sebesar 70,27% dengan
Aspek
siswa
nilai rata-rata 74,38. Sedangkan pada
mengangkat tangan untuk bertanya
siklus 2 peningkatan juga dialami
dan mencari tahu jawaban soal game
yaitu sebesar 78,38% dengan rata-
pada siklus satu mencapai 46.21%
rata nilai siswa sebesar 78,06.
siklus
kedua
dan
ketiga
yaitu
on
kognitif
siswa
bekerjasama
dalam
kelompok dan bersikap sportif dalam game
mencapai
71.08%
dan
meningkat menjadi 93.78% dengan peningkatan sebesar 22.70%. Pada aspek yang terakhir yaitu berperilaku sopan terhadap guru memiliki hasil belajar psikomotor mencapai 93% pada siklus pertama dan meningkat pada siklus kedua menacapai 92.97%
nilai
terjadi dari
mengalami
PENUTUP
55.67% dengan peningkatan sebesar
yaitu
draw
rata-rata
meningkat pada siklus kedua sebesar
9.46%, sedangkan aspek keempat
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian pada
penelitian
tindakan
kelas
(PTK) pada siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quick on the draw
dapat
meningkatkan
hasil
belajar pada mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri
2
Karanganyar
Pelajaran 2013/2014.
Tahun
Hasil penelitian menunjukkan
Asep Jihad & Abdul Haris. 2013.
bahwa nilai rata-rata kelas XI IPS 1
Evaluasi Pembelajaran.
mengalami
peningkatan
Yogyakarta: Multi Pressindo
menerapkan
model
ketika
pembelajaran
Quick on the draw. Pada pratindakan nilai rata-rata kelas adalah 68,41, pada siklus 1 nilai rata-rata kelas
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA, CV
yang diperoleh adalah 74,27 dan
Herawati Susilo, Chotimah & Sari,
pada siklus 2 nilai rata-rata kelas
Dwita. 2008. Penelitian
meningkat
menjadi 78,16.
Tindakan Kelas Sebagai Saran
tersebut
menujukkan
Hasil adanya
Pengembangan Keprofesian
peningkatan pada setiap siklus baik
Guru dan Calon Guru. Malang:
ranah
Bayumedia Publishing.
kognitif,
afektif
maupun
psikomotor.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning:
Saran yang diberikan kepada guru hendaknya mampu memilih dan mengembangkan pembelajaran mengkoordinasi
berbagai
yang
model
tepat
kelas
Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta
serta
sehingga
pembelajaran bisa lebih kondusif, siswa lebih mudah memahami materi dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Paul Ginnis. 2008. Trik dan Taktik Mengajar. Jakarta: Indeks. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada
DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu