Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN PADUAN SUARA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK Aida Fitri1, Nurasiah2 1) Pendidikan Sendratasik Universitas Syiah Kuala 2) Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected] ABSTRAK Learning is a process of interaction between teachers and students or interaction between lecturers and students in which changes are expected to lead to improvements in the quality of education in their respective field of expertise. The purpose of this study is to know the application of the cooperative model type of peer tutors in studying choir in education program study sendratasik. The method used in this research is a classroom action research method in which researchers directly involved from the start can take an action and monitor, follow up and report the research results. This research was conducted in education program study sendratasik. The Using of Cooperative Model Type of peer tutors in learning the chorus is very effective in improving student learning outcomes because This learning model application can create a learning climate that transactional learner-centered individually or in groups and multi direction. Learning cooperative model type of peer tutors can help students learn with friends and groups respectively by practicing how to sing with color noise like soprano, alto, tenor, bass properly, as well as creating a classroom atmosphere that harmony and stimulating interest. Keywords : Peer tutors, Choir, Learning outcomes PENDAHULUAN Proses pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah proses komunikasi edukatif antara pendidik dan peserta didik Proses pembelajaran ini tentu saja tidak efektif sebagaimana layaknya sebuah proses pembelajaran, mana kala tidak didukung oleh komponen-komponen yang dipersyaratkan dalam sebuah proses pembelajaran. Secara umum, komponen-komponen yang dipersyaratkan dalam sebuah proses pembelajaran adalah : adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya materi yang akan disampaikan, adanya penetapan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, adanya metode dan model yang akan dipakai, media yang digunakan, sumber belajar yang ditetapkan, serta evaluasi yang diujikan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan dosen dalam memilih dan menggunakan metode belajar. Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan mencapai pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan. Agar mendapat hasil belajar yang efisien, perlu menggunakan strategi dan teknik belajar yang tepat. Teknik adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat 77
Aida Fitri, dan Nurasiah mencapai tujuan. Salah satu teknik untuk meningkatkan hasil belajar adalah tutor sebaya. Tutor sebaya merupakan salah satu model pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Rasa saling menghargai dan mengerti di bina diantara mahasiswayang bekerja sama. Menurut Aisyah (2004:22) pembelajaran model tutor sebaya adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan belajar dengan teman sebaya, secara aktif mereka melakukan diskusi, kerja sama saling membantu dengan teman sebaya serta tanggung jawab yang sama. Rani (2004: 22) juga menyatakan bahwa model tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang kurang berprestasi dapat mengatasi ketertinggalan. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Mudah untuk dipahami, tidak ada rasa segan dan takut untuk mengungkapkan kekurangan dan kelemahan pada materi yang diberikan oleh guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh surya (2007: 112) bahwa hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan siswa dengan guru. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya dapat memberikan hasil yang cukup baik terhadap hasil belajar. Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa. Rasa saling menghargai dan mengerti di bina di antara siswa yang bekerja sama. Ketika siswa belajar dengan teman sebayanya, siswa juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan lebih berhasil dibandingkan guru. Menurut Arends (2000:113) terdapat enam langkah atau tahapan dalam model cooperatif tutor sebaya.Adapun langkah-langkah tersebut adalah: (1) Menyampaikan tujuan dan motivasi, (2) Menyajikan informasi, (3) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Evaluasi, (5) Memberikan penghargaan. Pembelajaran Paduan Suara merupakan salah satu mata kuliah yang harus di ambil oleh mahasiswa prodi sendratasik . Mata kuliah ini merupakan mata kuliah praktek. Berdasarkan pengalaman selama memberikan mata kuliah paduan suara, kesulitan mahasiswa adalah belum mengetahui teknik bernyanyi dan teknik mempertahankan jenis suara dalam kelompok paduan suara. Karena itu perlulah dosen menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini di laksanakan dalam dua siklus yang terdiri atas empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian tindakan ini adalah mahasiswa Semester III di Program Studi Pendidikan Sendratasik. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri ( Nasution , 1996: 24 ). Karena itu dalam penelitian ini peneliti sendiri yang menjadi instrumen utama. Pengolahan dan analisa data peneliti ini dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian tindakan, prosedur 78
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini adalah kategorisasi data, validasi data dan interpretasi. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas seperti yang di kembangkan oleh Kemis dan Mc Taggart terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Suwarsih, 1994). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Tindakan I Di lihat dari hasil pelaksanaan tindakan I maka dapat dijabarkan sebagai berikut. Dosen memulai kegiatan dengan melakukan pre tes. Ada dua sasaran yang ingin dicapai melalui pre tes, yakni: 1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang akan di ajarkan, dan 2) untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dalam bidang psikomotorik dengan menggunakan model cooperatif tipe tutor Sebaya. Tabel 1 Nilai Pre Tes Mahasiswa Tindakan Pertama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai 50 50 50 50 40 60 50 50 50 40 60
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nilai 60 50 60 40 70 50 60 50 70 40
Keterangan
Batas lulus 75
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada satu mahasiswapun yang dinyatakan lulus dalam pre tes karena hasilnya 0%. Sedangkan nilai rata-rata dari pre tes tersebut adalah 52,4. Kegiatan diskusi kelompok ini, diawali dengan kegiatan dosen dalam membuka pelajaran. Sebagaimana biasanya ketika dosen masuk kelas diiringi dengan mengucapkan salam. Selanjutnya dosen menginformasikan kepada mahasiswa bahwa mulai hari ini untuk materi paduan suara kita belajar secara kelompok, yang disambut oleh para mahasiswa secara antusias. Sebelum pembagian kelompok di lakukan dosen menjelaskan tentang konsep paduan suara dan mempraktikan cara bernyanyi yang baik dan benar. Dosen membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok belajar, yaitu dalam setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang dan diberi nomor 1,2,3,4. Dalam setiap kelompok memiliki 1 orang tutor sebaya. Dosen membagikan partitur lagu Himne Unsyiah kepada setiap mahasiswa yang ada dalam kelompok. Pada kegiatan inti, dosen memulainya dengan mengajukan pertanyaan “Apakah kalian memahami tugas masing-masing dalam kelompok?“, dijawab oleh mahasiswa 79
Aida Fitri, dan Nurasiah “sudah”. Kegiatan selanjutnya dosen memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk belajar membaca notasi angka pada lagu Himne Unsyiahn pada kelompok masingmasing. Langkah berikutnya mahasiswa melakukan kegiatan Latihan bernyanyi dengan dipandu oleh seorang tutor sebaya dari dari masing-masing kelompok. Dari sini tampak keseriusan sebagian mahasiswa, dengan cara memperhatikan partitur lagu dan membaca dengan mengikuti arahan dari tutor sebaya. Namun ada sebagian kecil mahasiswa yang diam saja, hal ini berdampak negatif terhadap suasana kerja mahasiswa lainnya. Melihat kejadian tersebut dosen langsung menegurnya, sambil terus berkeliling memantau kegiatan setiap mahasiswanya yang diikuti dan sekali-kali mengingatkan waktu. Pada kegiatan akhir pelaksanaan dosen menutupnya dengan mengatakan bahwa hasil praktik kelompok masih banyak kekurangannya. Karena itu setiap kelompok harus berlatih tentang hal-hal yang berkaitan dengan kriteria-kriteria bernyanyi dalam paduan. Pelaksanaan latihan bernyanyi dilakukan di luar kelas, serta berpesan pada mahasiswa bahwa minggu depan harus Iebih baik lagi. Sedangkan untuk kegiatan pos tes dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Nilai Pos Tes Mahasiswa Tindakan Pertama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai 65 65 55 70 75 50 50 40 60 50 70
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nilai 80 70 75 70 60 75 65 60 70 50
Keterangan
Batas lulus 75
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa yang dinyatakan lulus post tes pada tindakan pertama sebanyak 4 mahasiswa atau 19%. Sedangkan sisanya yakni 17 orang mahasiswa atau 80,95% di nyatakan belum lulus. Nilai rata-rata kelas adalah 62,7. Deskripsi Tindakan II Kegiatan awal di lakukan dosen dalam proses pembelajaran adalah melakukan pre tes.
80
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ISSN : 2337 - 8085
Tabel 3 Nilai Pre Tes Mahasiswa Tindakan Kedua Nilai No Nilai Keterangan 50 12 60 50 13 50 75 14 75 50 15 40 70 16 40 Batas lulus 60 17 50 75 80 18 80 50 19 50 75 20 70 40 21 40 60
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa yang dinyatakan lulus pre tes pada tindakan kedua sebanyak 5 orang mahasiswa atau 23,8%. Sedangkan sisanya yakni 16 orang mahasiswa atau 76,19%% dinyatakan belum lulus. Nilai rata-rata kelas adalah 57,9. Pelaksanaan kegiatan membuka pelajaran, dosen memulainya dengan menuliskan pokok bahasan yang akan disampaikan serta masalah-masalah yang akan dibahas pada papan tulis. Untuk menghilangkan kesan verbalisme, dosen mengadakan dialog ringan dengan jalan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai pengertian paduan suara dan komponen yang harus diperhatikan dalam paduan suara serta teknik bernyanyi dengan warna suara yang berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan, ternyata para mahasiswa telah mengetahui apa yang ditanyakan oleh dosen. Dalam penyampaian materi pelajaran pada tindakan kedua ini, dosen melakukan kegiatan yang berbeda dengan tindakan-tindakan sebelumnya yakni menjelaskan manfaat yang didapat setelah mempelajari pokok bahasan tersebut baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam bidang kognitif, dosen mengharapkan agar mahasiswa mengetahui pengertian dan teknik bernyanyi dalam paduan suara. Untuk bidang afektif dosen mengharapkan agar mahasiswa bisa bekerja sama dalam masing-masing kelompok. Sedangkan untuk bidang psikomotor, dosen mengharapkan agar mahasiswa dapat bernyanyi secara kelompok dengan teknik yang tepat dan benar pada lagu Himne Unsyiah. Kegiatan Inti, dibagi ke dalam dua tahapan yakni tahap berlatih lagu Himne unsyiah dengan tutor sebaya dalam kelompok dan tahap selanjutnya kegiatan langsung mempraktikan hasil latihan dengan bernyanyi secara paduan suara. Pada kegiatan tahap pertama seperti biasa setiap mahasiswa yang sudah mendapat tugas bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Secara berkelompok mereka berdiskusi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Diskusi yang dilakukan oleh masing-masing kelompok yaitu dengan cara berlatih bernyanyi dengan suara sopran, alto, tenor dan bass. Tutor Sebaya dalam masing-masing kelompok mempraktikan kepada teman-temannya cara bernyanyi dengan irama sopran, alto, tenor dan bass. Pada umumnya semua mahasiswa dapat menciptakan suasana kondusif selama berIangsungnya kegiatan pembeIajaran. 81
Aida Fitri, dan Nurasiah Di dalam kelas, setiap kelompok berkumpul di tempat yang mereka sukai sambil duduk mengerjakan tugasnya masing-masing. Dari sini tampak kelihatan para mahasiswa secara serius dan bergairah melaksanakan latihan sambil sekali-kali mengacung-ngacungkan telunjuk tangannya. Sementara kegiatan dosen, terus berkeliling memantau seluruh aktifitas mahasiswa sambil sekali-kali memberikan bahasa isyarat dengan cara menunjukkan telunjuk tangannya kepada mahasiswa apabila ada yang bercengkrama. Dan secara spontan mahasiswa yang dimaksud akan mengetahui bahwa mereka tidak boleh mengganggu kelompoknya dalam menjalankan latihan paduan suara. Pada Kegiatan tahap kedua, berupa pelaporan hasil dari masing-masing kelompok,dengan menyampaikan hasil latihan paduan suara. Setelah semua kelompok menjelaskan hasil pekerjaannya. Kemudian dosen menyuruh setiap kelompok untuk mempraktikkan teknik bernyanyi lagu Himne Unsyiah yang benar. Hal ini dilakukan untuk menilai ketepatan bernyanyi dalam paduan suara. Peran dosen dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada saat pelaksanaan diskusi kelas setelah pertunjukkan paduan suara adalah meluruskan, menyempurnakan, konsep-konsep paduan suara. Dan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik yang telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan paduan suara. Evaluasi proses dilakukan dengan melihat keterlibatan mahasiswa dalam berdiskusi sesama anggota kelompoknya serta saat mempraktikkan paduan suara di depan kelas. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Nilai Pos Tes Mahasiswa Tindakan Kedua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai 80 80 80 80 65 75 80 85 80 85 85
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nilai 75 75 75 70 75 75 70 80 75 80
Keterangan
Batas lulus 75
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang telah lulus dalam mempelajari pokok bahasan direksi sebanyak 18 orang mahasiswa atau 85,7 % . Sedangkan sisanya yakni 3 orang mahasiswa atau 14,28% dinyatakan belum lulus. Adapun nilai rata-rata kelas pada post tes tindakan kedua adalah 77,4. Pembahasan Berdasarkan temuan-temuan yang di dapat selama mengadakan penelitian ini bahwa penerapan model Cooperatif Tipe Tutor Sebaya di Program Studi Pendidikan Sendratasik dengan pokok bahasan “Paduan Suara” telah memberikan kontribusi positif 82
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, artinya bahwa kegiatan pembelajaran tidak lagi hanya memfokuskan kepada pencapaian hasil saja akan tetapi juga kepada proses khususnya dalam pengembangan keterampilan kreatifitas yang menjadi salah satu tujuan yang ditekankan pada pembelajaran Paduan Suara. Bila dikaji lebih mendalam lagi, hasil penelitian ini telah memberikan bukti yang kuat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model Tutor Sebaya telah dapat menciptakan nuansa baru terhadap kegiatan belajar mahasiswa, yaitu: 1) kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi mahasiswa, 2) dapat meningkatkan daya serap mahasiswa terhadap materi pelajaran dan 3) mendidik mahasiswa dalam skill. Dalam pengembangan materi pelajaran, para mahasiswa dihadapkan kepada konsep-konsep yang nyata dan konkrit yang terdapat di sekitarnya. Hal ini terjadi karena dosen dalam menyajikan materi pelajaran menggunakan fenomena yang terjadi disekolah-sekolah sebagai sumber belajar, sehingga materi yang dibahas benar-benar bermakna bagi para mahasiswa. Begitu juga apabila dilihat dari prosesnya, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen telah dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam aspek keterampilan dan aspek kerjasama. Hal lain yang menjadi temuan dalam penelitian tersebut adalah bahwa dilihat dari proses pembelajaran mahasiswa tidak lagi dijadikan objek dalam belajar akan tetapi dijadikan subjek karena dengan penerapan model Cooperatif Tipe Tutor Sebaya para mahasiswa secara kelompok belajar mencari, menemukan, dan memecahkan setiap permasalahan yang ada dan dituntut untuk bisa menyampaikan kepada teman yang ada dalam kelompoknya . Pola kegiatan pembelajaran yang diarahkan kepada latihan menemukan dan meneliti notasi-notasi lagu, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Semiawan ( 1991: 7) bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas perkembangan mahasiswa khususnya dalam bidang kognitif. Ini berarti bahwa motivasi belajar mahasiswa akan lebih terangkat dengan partisipasi aktif dalam mencapai kemandirian belajar serta pembentukan sikap belajar bagaimana mempelajari sesuatu. Temuan lain yang tidak kalah pentingnya dari penerapan model Cooperatif Tipe Tutor Sebaya di Program Studi Pendidikan Sendratasik khususnya pada pokok bahasan “Paduan Suara” adalah meningkatnya daya serap mahasiswa terhadap materi pelajaran. Hal ini terbukti dari dua kali tindakan menunjukkan peningkatan hasil belajar mahasiswa yang cukup berarti baik dilihat keberhasilan individu maupun peningkatan rata-rata kelas. Peningkatan daya serap siswa secara individu adalah sebagai berikut: Tindakan pertama dari 0% menjadi 19% sedangkan tindakan ke dua dari 23,8% menjadi 85,7%, dengan demikian peningkatan dari tindakan pertama ke tindakan ke dua adalah 66,7%. Ini berarti bahwa penerapan model cooperative Tipe Tutor Sebaya di Program Studi Pendidikan Sendratasik dengan pokok bahasan “Paduan Suara” meningkatkan hasil belajar mahasiswa Sendratasik. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model cooperatif Tipe Tutor Sebaya mempunyai potensi yang cukup baik untuk diterapkan sebagai alternative pembelajaran Paduan Suara di Program Studi Pendidikan Sendratasik dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan penerapan model pembelajaran cooperative Tipe Tutor Sebaya dapat menciptakan 83
Aida Fitri, dan Nurasiah iklim pembelajaran yang transaksional, yaitu berpusat pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok dan juga bersifat multi arah. Implementasi pembelajaran model Cooperative Tipe Tutor Sebaya pada setiap siklus tindakan mengalami perubahan dan peningkatan sehingga menghasilkan situasi pembelajaran yang sangat kondusif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu: mampu meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa yang cukup berarti baik dilihat keberhasilan individu maupun peningkatan rata-rata kelas. Peningkatan daya serap mahasiswa secara individu adalah sebagai berikut: pada tindakan pertama naik dari 0% menjadi 33% berarti naik 33%, pada tindakan kedua naik dari 33% menjadi 85,5% berarti naik menjadi 52,5%. Ini berarti bahwa penerapan model cooperative Tipe Tutor Sebaya khususnya di Program Studi Pendidikan Sendratsik dengan pokok bahasan “Paduan Suara” tidak hanya menekankan pengembangan aspek proses saja, tetapi juga berorientasi kepada aspek kreatifitas DAFTAR PUSTAKA Aisyah. (2004). Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara Arends, R.T, (1997), Strategi Belajar Mengajar. Penerjemah Universitas Negeri Surabaya : Surabaya Press __________. (2000). Model Pembelajaran dan Penerapan pendekatan. Yogyakarta: Ar-ruz Media Margono, S. (2005). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nasution, S. (1996). Metodelogi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Provinsi Daerah Istimewa Aceh Poetra, Adjie Esa. (2006). 1001 Jurus Mudah Bernyanyi. Bandung: Ddar Mizan Rani. (2004). Metode Rancangan Pembelajaran Teori dan Praktik. Malang : Elang Mas Semiawan. (1992). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Simanungkalit. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Surya. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pustaka Suwarsih. (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta : LP.IKIP
84