Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 273
PENERAPAN METODE SILABA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh Rinja Efendi Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Rokania
[email protected] Article History Received : April 2017 Accepted : Mei 2017 Published : Juni 2017 Keywords Syllable method, teachers’ activities, students’ activities, and students’ writing skills.
Abstract The purpose of this study to determine whether the through application of syllable method can improve students’ beginning writing skills of class IA at State Elementary School District 183 Pekanbaru on Indonesian subject. The observation of the first cycle of 1st and 2 encounters are as follows: teachers’ activities 25 % and 75 %, students’ activities 71.79 %, and 78.84 %, students’ writing skills 66.66 % and 79.48 %. The result observations of the second cycle 1st and 2nd encounters are as follows: the activity of teachers 75 % and 100 %, students’ activities 87.17 % and 90.38 %, students' writing skills 87.17 % and 100 %. Based on the above results it can be concluded the application of syllable method can improve students’ writing skills in the class 1A of State Elementary 183 Pekanbaru . Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui penerapan metode Silaba dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas IA Sekolah Dasar Negeri 183 Pekanbaru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil observasi siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut : aktvitas guru 25% dan 75%, aktivitas siswa 71.79% dan 78.84%, keterampilan menulis siswa 66,66% dan 79.48%. Hasil observasi siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut : aktivitas guru 75% dan 100%, aktivitas siswa 87.17% dan 90.38%, keterampilan menulis siswa 87.17% dan 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan penerapan metode silaba dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa pada kelas 1A SDN 183 Pekanbaru. ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Menulis PermulaanVol. JurnalKeterampilan Pendidikan Rokania Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
guru dituntut untuk mampu mencapai
A. Pendahuluan Bahasa
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 275
merupakan
satu
kompetensi dasar yang telah ditetapkan,
sangat
dengan demikian untuk mendapatkan hasil
penting di dalam kehidupan, karena fungsi
yang memuaskan maka salah satu faktor
utama
yang
kemampuan
individual
bahasa
salah yang
adalah
sebagai
alat
menentukannya
adalah
komunikasi
(Puji:2008).
Kemampuan
meningkatkan kemampuan siswa dengan
berbahasa
merupakan
kemampuan
maksimal sehingga tujuan pembelajaran
seseorang
untuk
menyatakan
buah
dapat tercapai.
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata
Menulis permulaan memiliki peran
dan kalimat yang penuh makna, logis, dan
yang
sistematis.
berbahasa. Menulis permulaan termasuk
Dengan
pembelajaran
Bahasa
demikian, Indonesia
juga
penting
dalam
keterampilan
salah satu materi pengajaran yang harus
memiliki peranan yang sangat penting
diajarkan
dalam dunia pendidikan. Maka proses
berdasarkan kurikulum. Karena menulis
pembelajaran
pun
merupakan keterampilan berbahasa yang
seefektif
kompleks, untuk itu perlu dilatihkan
mungkin, karena pembelajaran Bahasa
secara teratur dan cermat sejak kelas awal
Indonesia memiliki pola dan kaidah yang
SD.
hendaknya
Bahasa dapat
Indonesia
berjalan
harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainyai Bahasa
di
rendah
SD
Mulyono (2009:223) menjelaskan kemampuan
Indonesia
kelas-kelas
menulis
juga
sangat
merupakan
diperlukan baik dalam kehidupan di
pembelajaran yang utama, terutama di SD
sekolah maupun dimasyarakat. Karena
kelas rendah (1, 2, 3). Pada jenjang inilah
menulis bukan hanya menyalin tetapi juga
pertama
Indonesia
mengekspresikan pikiran dan perasaan ke
dilaksanakan secara terencana dan terarah.
dalam lambang-lambang tulisan. Tanpa
Keterampilan menulis permulaan yang
modal menulis permulaan siswa akan
diperoleh siswa di kelas 1, 2 dan 3 akan
mengalami
menjadi dasar pembelajaran menulis di
melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut.
kelas berikutnya. Oleh sebab itu, seorang
Keterampilan menulis permulaan sangat
kalinya
Bahasa
banyak
kesulitan
dalam
ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 276
berpengaruh
terhadap
pembelajaran
sebab itu, seorang guru dituntut untuk
menulis lanjutan. Dalam hal ini perhatian
menjadi pendidik sekaligus pembimbing
dari guru sangat dibutuhkan, karena jika
yang
dasar itu tidak kuat, maka siswa akan
mencapai tujuan pembelajaran Bahasa
mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
Indonesia yang telah ditetapkan dalam
keterampilan
kurikulum.
menulis
lanjut.
Dapat
mampu
mengarahkan
Guru
siswa
diharapkan
mampu
disimpulkan bahwa, menulis permulaan
mengarahkan siswa mencapai kompetensi
merupakan modal utama bagi siswa untuk
dasar yang telah ditetapkan.
mampu menulis lanjutan.
Observasi lapangan yang dilakukan
Oleh karena itu semakin cepat siswa
di
SDN
183Pekanbaru
menunjukkan
memiliki kemampuan dan keterampilan
bahwasanya,
dalam menulis permulaan, maka semakin
permulaan siswa masih rendah. Mata
cepat pula siswa dapat memasuki tahap
pelajaran Bahasa Indonesia dianggap tidak
menulis lanjutan di kelas tinggi seperti,
menarik dan membosankan, pelajaran
menulis kalimat sesuai gambar, menulis
menulis juga di anggap hal yang sulit.
paragraf sederhana, menulis karangan
Sehingga jika ada pelajaran menulis,
pendek dengan bantuan media dengan
sebagian siswa ada yang bermain dan
ejaan yang benar.
berjalan-jalan pada waktu proses belajar
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
mengajar
keterampilan
berlangsung.
menulis
Mereka
tidak
terdapat beberapa aspek. Keterampilan
tertarik untuk belajar menulis, apalagi
berbahasa mencakup empat segi yaitu
guru yang mengajar tidak mendesain
keterampilan
model pembelajaran yang menarik dalam
menyimak,
keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan berdasarkan
menulis.
Sedangkan
GBPP/kurikulum,
tujuan
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, diketahui
bahwa
dalam
proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I
pembelajaran menulis permulaan di kelas
adalah siswa mampu menulis kata-kata
IA SDN 183 Pekanbaru, guru lebih
dan kalimat sederhana dan membaca
dominan menunggakan metode mencatat
dengan lafal dan intonasi yang wajar. Oleh
teks utuh dalam belajar menulis serta ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jurnal Pendidikan Rokania Vol.
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 277
kurang menggunakan metode bervariasi,
masih jauh dari KKM yang ditetapkan,
sehingga potensi siswa secara keseluruhan
hal ini terlihat dari nilai evaluasi pada
belum diberdayakan. Bila guru dalam
mata pelajaran bahasa indonesia, lebih
proses
tidak
dari 23 orang (60%) dari seluruh siswa
maka
akan
yang berjumlah 39 orang pada kelas IA,
perhatian
siswa
belajar
menggunakan
mengajar
variasi
membosankan
siswa,
belum
mencapai
nilai
kriteria
berkurang, mengantuk, dan akibatnya
ketuntasan minimal (KKM) 75 seperti
tujuan belajar tidak tercapai. Dalam proses
yang telah ditetapkan.
pembelajaran guru hanya memberi latihan dan
siswa
disuruh
tentang
menulis kalimat sederhana, hal ini
kegiatan mereka sehari-hari atau sebagian
terlihat bahwa lebih dari 65% dari
besar lebih sering menulis tek utuh.
keseluruhan siswa kelas IA yaitu 39
Sehingga bagi siswa yang belum dapat
orang
menulis hanya sekedar menulis tanpa tau
sebagian besar siswa tidak mampu
apa tujuan yang ditulis. Sebagian siswa
untuk menulis kata bermakna maupun
belajar
kalimat sederhana.
belum
menulis
b) Siswa masih banyak yang salah dalam
sampai
pada
tingkat
(25
orang
siswa),
artinya
pemahaman melainkan hanya menulis
c) Dari 39 siswa, atau sekitar 45% masih
kata-kata yang tidak menimbulkan makna
terdapat siswa yang bermain dan
secara
berjalan-jalan
utuh.
Keterampilan
menulis
permulaan siswa masih jauh dari Kriteria
pada
waktu
proses
belajar mengajar berlangsung.
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
d) Ada sebagian siswa yang tidak tahu
ditetapkan yaitu 75 dan hanya 40% atau
bagaimana menuliskan dan merangkai
16 orang siswa dari 39 siswa yang
suku kata sehingga menjadi kata-kata
memperoleh nilai di atas KKM.
bermakna, seperti pada kata: bu/ku
Setelah diidentifikasi lebih jauh pada umumnya
keterampilan
menulis
permulaan siswa masih rendah maka
yang di tulis siswa salah, yaitu menjadi bu/du atau ku/yu. e) Ada sebagian siswa yang kurang
terlihat gejala-gejala sebagai berikut:
bersungguh-sungguh
a) Hasil belajar yang diperoleh siswa
mengerjakan
dalam
tugas-tugas
yang
ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 278
diberikan oleh guru, hal ini terlihat dari
suku kata kemudian suku-suku kata
banyaknya
tidak
tersebut dirangkai menjadi kata bermakna,
mengumpulkan Pekerjaan Rumah (PR).
dari kata bermakna dirangkai menjadi
f) Sebagian siswa menganggap pelajaran
kalimat sederhana, seperti contoh : ca, ci,
menulis
siswa
tidak
yang
menarik
dan
cu, ce, co, ba, bi, bu, be, bo, da, di, du, de,
membosankan sehingga sebagian siswa
do. Maka setelah dirangakai menjadi kata
hanya memegang alat tulis, tanpa
bermakna akan terbentuk kata baca, coba,
adanya aktifitas menulis.
bibi dan lain sebagainya.
g) Berdasarkan gejala-gejala yang telah
Menurut Masnur (2009:73) metode
ditemui, guru berupaya memperbaiki
Silaba adalah salah satu metode yang
proses
dengan
berlandaskan pendekatan sistem penulisan
memberikan bimbingan, memberikan
didasarkan atas suku kata. Metode Silaba
motivasi dengan cara menulis katayang
juga
terdapat di bungkus permendengan
kata.Metode
maksud agar siswa tersebut tertarik
meningkatkan
untuk mengikuti proses pembelajaran,
permulaan siswa, karena proses belajar
selain itu memanggil orang tua murid
diawali dengan pengenalan suku kata
untuk memberikan perhatian kepada
kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata
anaknya saat belajar di rumah. Tetapi
bermakna
dari upaya dan usaha yang telah
penulisan kalimat sederhana.
dilakukan
pembelajaran
guru
hasilnya
dikenal
dengan ini
dan
metode
suku
diyakini
mampu
keterampilan
menulis
dilanjutkan
dengan
belum
Suku kata tersebut memiliki fungsi
meningkat dan belum sesuai dengan
untuk memudahkansiswa merangkai suku
apayang diharapkan.
kata
Dengan demikian salah satu metode
menjadi
Sehingga
dapat
kata
yang
bermakna.
menimbulkan
minat
yang ingin di terapkan untuk mengatasi
kepada siswa serta memberikan motivasi
gejala-gejala
untuk merangkai sendiri suku kata tersebut
di
atas
adalah
dengan
penerapan metode Silaba yang disebut
menjadi
kata-kata
juga dengan metode suku kata, karena
menuliskan kata tersebut kedalam bentuk
metode Silaba merupakan penyajian suku-
kalimat
sederhana.
bermakna
Jika
di
dan
awal
ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
JurnalKeterampilan Pendidikan Rokania Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Menulis PermulaanVol. Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
pembelajaran siswa sudah termotivasi
c)
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 279
Keterampilan adalah kegiatan yang
dengan baik, maka proses pembelajaran
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
menulis permulaan akan menyenangkan
otot-otot yang lazimnya tampak dalam
dan tujuan pembelajaran akan tercapai
kegiatan jasmaniah.
dengan maksimal. Selain memotivasi anak
d) Menulis
permulaan
merupakan
suku kata tersebutjuga berfungsi untuk
tahapan proses belajar menulis bagi siswa
menjadikan
dalam
sekolah dasar kelas awal, yang merupakan
merangkaikan suku kata menjadi kata-kata
sajian pembelajaran yang utama dan
bermakna
anak
yang
merangkai
kreatif
dilanjutkan
dengan
pertama bagi murid-murid sekolah dasar
menjadi
kalimat
di kelas awal.
pada
proses
kata
sederhana.Sehingga
pembelajaran menulis permulaan bagi
e)
Meningkatkan adalah menaikkan,
mempertinggi, memperhebat.
anak yang belum paham dengan makna sebuah kata akan membantu mereka untuk
2. Rumusan Masalah
memahami makna kata yang dirangkai. 1. Definisi Istilah
Berdasarkan
uraian-uraian
keterangan pada latar belakang, maka akan
Untuk
menghindari
terlihat masalah yang ditemui dalam
kesalahfahaman dalam penelitian ini maka
penelitian ini yaitu “Apakah penerapan
dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian
metode
ini sebagai berikut:
keterampilan menulis permulaan siswa
a)
Penerapan
adalah
kemampuan
seseorang
dalam
menggunakan
pengetahuan
memecahkan
dapat
meningkatkan
kelas IA Sekolah Dasar Negeri 183 Pekanbaru?
berbagai
masalah yang timbul dalam kehidupan
3.
b) Metode Silaba adalah salah satu metode yang berlandaskan pendekatan sistem penulisan didasarkan atas suku
Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan
sehari-hari.
kata.
Silaba
maka
tujuan
rumusan
penelitian
masalah, ini
untuk
mengetahui apakah melalui penerapan metode
Silaba
dapat
meningkatkan
keterampilan menulis permulaan siswa kelas IA Sekolah Dasar Negeri 183 ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 280
Pekanbaru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
g) Memberikan masukan bagi sekolah dalam
usaha
perbaikan
proses
pembelajaran sehingga berdampak pada Manfaat
yang
diharapkan
dari
penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut: a)
mutu sekolah. h) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk perbaikan proses belajar
Dapat meningkatkan keterampilan
menulis permulaan melalui pengembangan
mengajar guru melalui kegiatan supervisi kepala sekolah.
kreativitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b) Memberikan
B. Metode Penelitian motivasi
kepada
Penelitian yang dilakukan adalah
siswa untuk melakukan kegiatan menulis
Penelitian
melalui proses perangkaian suku kata
Penelitian ini dilaksanakan melalui empat
menjadi
langkah,
kata,
kata
menjadi
kalimat
sederhana. c)
Kelas
yaitu
(PTK).
perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Meningkatkan aktifitas dan hasil
belajar siswa. d) Dapat
Tindakan
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IA Sekolah Dasar
untuk
Negeri 183 Pekanbaru, tahun pelajaran
metode
2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak
pembelajaran yang dapat digunakan untuk
39 orang yang terdiri dari 18 laki-laki dan
meningkatkan
21 perempuan.Sedangkan objek dalam
mengetahui
membantu
guru
keanekaragaman
kompetensi
menulis
permulaan siswa. e)
Meningkatkan
penelitian pembelajaran
ini
meningkatkanketerampilan
menulis permulaan yang efektif dari
permulaan
kegiatan menulis.
metode Silaba.
f)
Dapat
membantu
guru
dalam
adalah
siswa
dengan
menulis penerapan
a) Perencanaan (Planning)
menentukan hasil alternatif lain yang
Pada tahap perencanaan, langkah-
digunakan untuk meningkatkan proses dan
langkah yang dilakukan adalah sebagai
hasil belajar siswa.
berikut: ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
JurnalKeterampilan Pendidikan Rokania Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Menulis PermulaanVol. Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1.
Menyusun
Rencana
Pembelajaran
(RPP)
Pelaksanaan
dipapan tulis dan siswa diminta
berdasarkan
untuk menguraikan kalimat menjadi
silabus yang memuat penyesuaian Kompetensi Dasar (KD) dengan
2.
kata. 5.
Setelah siswa menguraikan kalimat
tindakan.
menjadi kata, siswa diminta untuk
Mempersiapkan lembar observasi
menguraikan kata menjadi suku
untuk mengamati aktivitas guru dan
kata.
siswa. 3.
6.
Membimbing
keterampilan
menjadi kata-kata dan suku kata.
menulis
permulaan
Seperti contoh berikut ini:
permulaan siswa meningkat dengan
Budi membaca buku
melaksanaan tindakan yang telah
Budi/ membaca/ buku Bu/ di/ mem/ ba/ ca/ bu/ ku
Melakukan observasi terhadap siswa dan guru ketika proses pembelajaran
Budi/ membaca/ buku 7.
berlangsung pada siklus I dan II. Tindakan (Acting)
pembelajaran
yang
dapat
serta menguraikannya menjadi kata
dilakukan
dengan menerapkan metode Silaba adalah:
3.
4.
dan suku kata. b)
Pengamatan (Observing) Penelitian
juga
melibatkan
Guru menginstruksikan kepada siswa
observeryang bertugas untuk mengamati
untuk
aktivitas
memperhatikan
beberapa
kalimat yang ada di dalam buku. 2.
Menunjuk siswa secara bergantian untuk menulis kalimat sederhana
Adapun langkah-langkah kegiatan
1.
melakukan
proses menulis penguraian kalimat
direncanakan.
a)
siswa
Menyiapkan tes untuk mengetahui
siswa. Apakah keterampilan menulis
4.
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 281
guru
pembelajaran
dan
siswa
berlangsung
selama dalam
Guru dan siswa membaca kalimat
pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini
bersama-sama.
dilakukan untuk memberi masukan dan
Guru meminta kepada siswa untuk
pendapat
menuliskannya di buku latihan.
pembelajaran yang dilakukan, sehingga
Guru menuliskan kalimat tersebut
masukan-masukan ini dapat dipakai untuk
terhadap
pelaksanaan
ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 282
memperbaiki pembelajaran pada siklus
observasi, data tersebut diolah dengan
berikutnya.
menggunakan
rumus
persentase,
(Sugiono:2004). c)
𝐹
Refleksi (Reflecting)
P = 𝑁 x 100 %
Refleksi merupakan suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari perencanaan yang telah berjalan, refleksi ini bertujuan untuk mengambil keputusan apakah akan diadakan siklus berikutnya atau tidak. Refleksi merupakan suatu
kegiatan
untuk
mengemukakan
kembali apa yang telah dilakukan. Hasil observasi
yang
diperoleh
kemudian
dianalisa.Observer dan guru menganalisa kembali pelaksanaan atau implementasi rencana pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisa tersebut, guru dapat merefleksi apakah pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dan apakah keterampilan
menulis
siswa
dapat
meningkat dengan metode silaba.Apabila dari hasil observasi pada siklus I belum dapat meningkatkan keterampilan menulis
Keterangan: F
= Frekuensi aktivitas guru
N
= Skor maksimal aktivitas guru
P
= Angka persentase
100% = Bilangan Tetap Keberhasilan guru dengan penerapan metode Silaba dikatakan berhasil apabila mencapai interval 80-89% dengan kategori baik, hal ini sesuai dengan kategori gebagai berikut: Tabel. Kategori Aktivitas Guru Interval (%) 90-100 80-89 70-79 60-69 < 60
Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel. Kategori Aktivitas Siswa Interval (%) 90-100 80-89 70-79 60-69 < 60
Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
permulaan siswa kelas IA SDN 183 Pekanbaru, maka dilakukan perbaikan-
penerapan
perbaikan pada siklus II.
data
terkumpul
metode
siswa
dengan
Silaba
dikatakan
berhasil apabila mencapai interval 80-89%
e). Teknik Analisa Data Setelah
Keberhasilan
melalui
dengan kategori baik. ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
JurnalKeterampilan Pendidikan Rokania Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Menulis PermulaanVol. Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 283
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Setelah menganalisis hasil ulangan belajar siswa, diketahui bahwa persentase rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berada pada klasifikasi kurang yaitu 52,30%, dan hanya 12 orang siswa yang mencapai ketuntasan
individual
dan
27
orang
lainnya belum tuntas. Sesuai dengan satandar ketuntasan yang telah dijelaskan pada Bab III, maka 52, 30% berada pada kategori “Tergolong Rendah”.
langkah rendahnya
sebagai untuk
guru
mengambil
mengatasi
kemampuan
atau secara keseluruhan pada siklus I pertemuan
I
sebesar
73%
dengan
klasifikasi cukup. Pada aspek I yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang suku-suku kata hanya 74.35%siswa yang tergolong aktif. Pada aspek 2 siswa merangkaian suku-suku kata menjadi kata yang tergolong aktif sebesar 76.92%. Pada aspek 3 yaitu siswa merangkai kata-kata menjadi kalimat sederhana tergolong aktif
Oleh sebab itu, peneliti sekaligus merangkap
Skor aktivitas siswa secara klasikal
siswa
masalah dalam
menulis permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1). Siklus I (Pertama) Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan selama 4 jam pelajaran pada pokok bahasan kalimat (merangkaikan suku-suku kata menjadi kata bermakna serta merangkai kata menjadi kalimat sederhana), untuk satu kali uji kompetensi. Proses pembelajaran dilakukan dengan
sebesar 76.92%dan pada aspek 4 yaitu siswa mengupas kalimat, kata dan suku kata juga tergolong kurangaktif sebesar 58.97% Tahapan selanjutnya adalah tindakan Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 22 Mei yaitu pada jam pertama dan kedua. Dengan mengikuti jadwal kelas yang sudah ada. Satu jam pelajaran menggunakan waktu sekitar (30 menit). Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua melibatkan 39 orang siswa. Sebanyak 21 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki.
menerapkan metode Silaba. Siklus I terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan/persiapan ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 284
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan
Rencana
Pelaksanaan
yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung).
Proses
pembelajaran
Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan
dilakukan dengan menggunakan metode
dan berpedoman pada silabus. Pada
silaba. Siklus II terdiri dari 4 tahap yaitu:
pertemuan kedua indikator yang akan
perencanaan/persiapan
dicapai adalah menulis kalimat secara
pelaksanaan
benar. Kemudian di dalam pelaksanaan
refleksi.
tindakan terdiri
dari
tindakan,
tindakan,
observasi
dan
beberapa tahap
Pada kegiatan awal (pertemuan 1)
observasi yaitu, observasi aktivitas guru,
peneliti memeriksa kesiapan siswa, seperti
observasi
merapikan
aktivitas
siswa
dan
hasil
keterampilan menulis siswa.
tempat
duduk
siswa,
kebersihan kelas, absensi dan melakukan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
apersepsi. Pada kegiatan inti peneliti telah
dilakukan terhadap proses pembelajaran
menyiapkan contoh suku-suku kata yang
siklus I dan hasil keterampilan menulis
baru, yaitu pa, pi, pu, pe, po, ra, ri, ru, re,
permulaan
ro, na, ni, nu, ne, no, yang akan dirangkai
pembelajaran menggunakan
siswa
selama
berlangsung metode
Silaba
proses dengan belum
menjadi
kata
dilanjutkan
bermakna
dengan
kemudian
perangkaian
kata
memenuhi kriteria indikator keberhasilan
menjadi kalimat sederhana. Selanjutnya
yang diharapkan dalam penelitian ini.
guru
Maka peneliti perlu melanjutkan penelitian
pembelajaran pada pertemuan tersebut,
pada siklus berikutnya berdasarkan hasil
kemudian guru menyajikan suku-suku kata
diskusi peneliti dengan teman sejawat dan
di papan tulis, setelah itu guru meminta
wali kelas.
kesediaan siswa maju kedepan kelas untuk
2). Siklus II (Kedua)
melakukan perangkaian suku-suku kata
Pada siklus II dilaksanakan 2 kali
kembali
menjelaskan
tujuan
menjadi kalimat bermakna.
pertemuan selama 4 jam pelajaran (setiap
Dalam pelaksanaan tindakan terdiri
1 jam pelajaran berlangsung selama 30
dari beberapa tahap observasi yaitu,
menit), pada pokok bahasan daftar kalimat
observasi
sederhana (menulis kalimat sederhana
aktivitas siswa dan hasil keterampilan
aktivitas
guru,
observasi
ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
JurnalKeterampilan Pendidikan Rokania Penerapan Metode Silaba untuk Meningkatkan Menulis PermulaanVol. Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menulis siswa.
dilakukan
Aktivitas siswa secara klasikal atau secara
II (No. 2/2017) 288 - 299 | 285
keseluruhan
pada
siklus
pelaksanaan
berdasarkan pembelajaran
rencana yang
telah
II
disiapkan dan berpedoman pada silabus.
pertemuan I sebesar 87. 17% dengan
Pada pertemuan kedua indikator yang
klasifikasi baik. Karena 87.17 terdapat
akan dipelajari adalah menuliskan kalimat
pada klasifikasi 80-89. Pada aspek I yaitu
secara benar dan tepat mengikuti apa yang
siswa memperhatikan penjelasan guru
didiktekan guru.
tentang suku-suku kata 89.74% siswa yang
Pelaksanaan tindakan terdiri dari
tergolong aktif atau baik sekali. Pada
beberapa tahap observasi yaitu, observasi
aspek 2 siswa merangkaian suku-suku kata
aktivitas guru, observasi aktivitas siswa
menjadi kata yang tergolong aktif sebesar
dan hasil keterampilan menulis siswa.
92.30%. Pada
siswa
Skor aktivitas siswa secara klasikal
kalimat
atau secara keseluruhan pada siklus II
sederhana tergolong aktif sebesar 94.
pertemuan 2 sebesar 90.38% dengan
87%dan
siswa
klasifikasi baik sekali. Pada aspek I yaitu
mengupas kalimat, kata dan suku kata juga
siswa memperhatikan penjelasan guru
tergolong cukup sebesar 71. 79%.
tentang suku-suku kata 94.87% tergolong
merangkai
aspek
kata-kata
pada
3
menjadi
aspek
Ketuntasan
yaitu
4
klasikal
yaitu
siswa
pada
baik sekali atau aktif, pada aspek 2 yaitu
siklus II pertemuan 1 setelah dilaksanakan
siswa merangkai suku-suku kata menjadi
tes keterampilan menulis siswa terdapat
kata yang tergolong baik sekali atau aktif
sebanyak 34 orang siswa yang tuntas atau
sebesar 94.87%. Pada aspek 3 yaitu siswa
sebesar 87.17%, sedangkan yang tidak
merangkai
tuntas sebanyak 5 orang siswa atau hanya
sederhana yang tergolong baik sekali atau
12.83%, dengan demikian
ketuntasan
aktif sebesar 97.43%. Pada aspek 4 yaitu
siswa sesuai dengan yang diharapkan yaitu
siswa mengupas kalimat, dan suku kata
80% siswa yang nilainya ≥75 (KKM yang
juga tergolong cukup sebesar 74.35%.
ditetapkan oleh sekolah). Kemudian pembelajaran
pada
kata-kata
Ketuntasan Pelaksanaan
pertemuan
kedua
menjadi
klasikal
kalimat
siswa
pada
siklus II pertemuan 2 setelah dilaksanakan tes keterampilan menulis siswa dengan ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 288 - 299 | 286
metode silaba semua siswa tuntas dengan
orang atau sebesar 87.17%. Pada Siklus II
persentase 100%. Dengan demikian dapat
pertemuan 2 seluruh siswa dinyatakan
disimpulkan penerapan metode silaba
tuntas atau sebesar 100%. Berarti dengan
dapat meningkatkan keterampilan menulis
diterapkannya metode silaba seluruh siswa
siswa.
atau sebanyak 39 orang siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan atau dinyakan
D. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengamatan yang
penerapan
tuntas.
Dengan
metode
demikian
silaba
dapat
dilakukan terhadap proses pembelajaran
meningkatkan keterampilan menulis siswa
siklus II dan nilai keterampilan menulis
pada kelas 1A SDN 183 Pekanbaru.
permulaan
DAFTAR PUSTAKA
siswa
selama
proses
pembelajaran berlangsung dengan metode Silaba telah memenuhi kriteria indikator keberhasilan
yang
diharapkan
dalam
penelitian ini. Maka pembelajaran dengan meggunakan
metode
meningkatkan
Silaba
keterampilan
dapat menulis
permulaan siswa. Hasil
tes
keterampilan
menulis
permulaan siswa dari tes yang telah di lakukan
oleh
peneliti
mengalami
peningkatan dengan diterapkannya metode
Mulyono Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Pokok Modul 1-9, Jakarta: Universitas Terbuka. Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Buku Materi Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silaba. Jika Siklus I pertemuan 1 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang siswa atau sebesar 66.66%, maka pada Siklus I pertemuan 2 jumlah siswa yang
Tarigan, Djago dkk. 2005. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah 1-9 PGSD2205/cet. 1, Jakarta: Universitas Terbuka.
tuntas menjadi 31 orang atau sebesar 79.48%.
Sedangkan
pada
siklus
II
pertemuan 1 jumlah siswa yang lulus 34 ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141