PENERAPAN METODE SADIPO UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MENANAM POHON DI SMAN 1 PURWANTORO Dony Purnomo SMAN 1 Purwantoro, Jl.Raya Tegalrejo-Purwantoro Wonogiri Email:
[email protected] ABSTRACT The aim of this study are to describe the application of sadipo method to increase the participation of students of SMAN 1 Purwantoro in planting trees and to increase the participation of students of SMAN 1 Purwantoro in planting trees. The method used is action research with two cycles. This study took a sample class XB, XI IPA 1, XI IPS 2, XII IPS2, XII IPA 2. Data collection techniques in this study was the observation on a sample class. From the results of this study concluded that: (1) the application of methods sadipo through three stages, namely, the planning phase, the implementation phase and a phase of reflection. (2) Application of the method sadipo can increase the participation of students of SMAN 1 Purwantoro in planting trees. It can be seen from the achievement of the balance of the first cycle and second cycle class XB increased 2 trees, XI A1increased 2 trees, XI S2 increases 1 tree, XII S2 increases 1 tree and XIIA2increases 1 tree. Keywords: Sadipo methods, participation, planting trees. PENDAHULUAN Dalam UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kondisi lingkungan hidup saat ini sungguh memprihatinkan.Kualitas lingkungan dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Gejala-gejala alam yang menunjukkan hal itupun telah nampak semakin jelas. Mochammad (2013) menyatakan bahwa berdasarkan data laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) diperkirakan akhir abad 21 suhu bumi akan naik sebesar 1,8–4oC, sedangkan permukaan air laut akan naik setinggi 28–43 cm. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dikhawatirkan akan membentuk karakter siswa yang kurang peduli terhadap lingkungannya. Kenyataan saat ini, siswa lebih senang mengisi waktu luangnya untuk duduk di depan komputer untuk bermain games, berselancar di jejaring sosial, atau
sibuk dengan aplikasi lengkap yang ada di gadget mereka. Sementara itu, generasi muda memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses pemeliharaan lingkungan hidup. Menurut Moyzeová (2007) kesadaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam pembangunan yang berkesinambungan dari masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan generasi muda untuk memelihara lingkungan adalah kegiatan menanam pohon. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, partisipasi siswa dalam menanam pohon di SMAN 1 Purwantoro saat ini dirasa belum optimal. Hal ini tercermin masih minimnya siswa yang memiliki kesadaran individu untuk menanam pohon. Aswi (2009) menerangkan Green School adalah konsep pendidikan yang digabungkan dengan konsep lingkungan sehingga akan menciptakan lingkungan yang sehat. Konsep hijau pada sebuah sekolah bukan lagi sebuah tren, tetapi sebuah metode yang menyediakan gaya hidup sehat, suasana yang nyaman, dan produktif mempelajari lingkungan sembari menyelamatkan energi, sumber daya alam. Program pendidikan yang di lakukan sekolah dapat dikemas secara partisipatif penuh,
percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan dan menyeimbangkan Feling, Acting, dan Thinking, sehingga tiap individu bisa merasakan nilai keagungan inisiasinya. Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “Participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Hasanah (2010) menjelaskan partisipasi berkaitan erat dengan keterlibatan seseorang dalam suatu aktivitas.Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala sesuatu yang berpusat kepada kepentingannya dan juga ikut memiliki tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematanganatau kewajibannya. Sadipo merupakan akronim dari sampah jadi pohon. Konsep ini merupakan suatu terobosan untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dengan cara mengubah sampah menjadi pohon. Secara rinci ditampilkan dalam bagan berikut: Sampah Bank sampah
METODE Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Purwantoro pada tahun ajaran 2014/2015 dalam kurun waktu bulan Agustus- Oktober 2015 dengan mengambil sampel kelas XA, XI IPS2 dan Kelas XII IPA 2. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan, dengan menggunakan 5 tahapan yaitu: prasurvei, Perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamataan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi. Secara garis besar bagan alur penelitian ini adalah sebagai berikut: Kondisi awal Siklus I Siklus II Analisis Deskripsi penerapan metode sadipo Analisis perubahan jumlah pohon
Bagan 2. Alur Siklus Penelitian Saldo Berupa Pohon Penanaman dan Perawatan Bagan 1. Alur Program Sadipo Alur program sadipo secara garis besar adalah siswa mengumpulkan sampah yang dihasilkan selama disekolah baik berupa kertas maupun botol bekas minuman. Sampah masuk yang terkumpul disetorkan kepada Bank Sampah jika saldo telah memenuhi akan diganti dengan pohon yang harus ditanam dan dirawat sendiri oleh siswa Dengan hal tersebut perlu dilakukan metode sadipo untuk menanamkan kepedulian menanam pohon secara terprogram dan berkelanjutan. Tujuan dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan penerapan metode sadipo untuk meningkatkan partisipasi siswa SMAN 1 Purwantoro dalam menanam pohon; dan untuk meningkatkan partisipasi siswa SMAN 1 Purwantoro dalam menanam pohon.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Sadipo Tujuan utama penerapan metode sadipo adalah dapat mengubah perilaku Siswa SMAN 1 Purwantoro yang acuh tak acuh terhadap penanganan sampah. proses pelaksanaan metode sadipo ini melalui berbagai tahap diantaranya: 1. Tahap Perencanaan Sebelum melakukan penelitian ini hal pertama dilakukan adalah perencanaan desain penelitian, tujuannya adalah agar dalam pelaksanaanya penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada tahap perencanaan ini terdapat berbagai kegiatan antara lain: a. Menyusun kepengurusan Setelah desain program telah dirumuskan maka tahap selanjutnya adalah penyusunan kepengurusan.Kepengurusan dalam sadipo ini adalah bersifat suka rela. b. Menyusun desain program
Desain program merupakan rincian mengenai pelaksanaan program sadipo. Dalam penyusunan desain program ini dilakukan diskusi untuk menghasilkan desain program sadipo yang terdiri dari: 1) Setiap kelas diberikan tempat sampah yang berupa karung, hal ini bertujuan untuk menampung sampah dari kelas sampel. Dalam penelitian ini menggunakan tempat sampah berupa karung agar memiliki daya tamping yang besar. 2) Setiap dua hari sekali petugas dating ke setiap kelas sampel untuk mengecek saldo sampah dari tiap kelas. Agar sampah tidak menumpuk dikelas, sampah yang dihasilkan langsung diangkut oleh petugas sadipo 3) Setelah sampah terkumpul di bank sampah maka petugas menimbang saldo sampah dari setiap kelas. 4) Saat saldo sampah sudah mencapai 2 kg maka petugas akan mengganti saldo sampah tersebut dengan 1 pohon yang telah disediakan oleh petugas. 5) Setelah pohon disampaikan ke setiap kelas maka selanjutnya adalah melakukan pengawasan terhadap pohon yang ditanama setia kelas. c. Melaksanakan Program Sadipo Program sadipo dalam penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang mengacu pada standar model Kemmis dan Mc taggart yang terdiri dari : (1) Perencanaan; (3) Tindakan; (3) Observasi; (4) Refleksi. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua saklus. B. Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Menanam Pohon 1. Kondisi Awal Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis partisipasi siswa SMAN 1 Purwantoro dalam menanam pohon belum optimal. Hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang memiliki kesadaran untuk melakukan penanaman pohon di sekolah. Sampah anorganik berupa botol dan kertas yang dihasilkan dari sisa konsumsi siswa hanya dibuang pada tempat sampah tanpa ada tindak lanjut.Padahal sebenarnya
sampah tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Gambar 1. Kondisi sampah pada kondisi awal Melihat fenomena ini peneliti berupaya menerapkan metode sadipo agar sampah anorganik yang dihasilkan siswa SMAN 1 Purwantoro dapat dimanfaatkan sendiri oleh siswa. 2. Siklus I a) Tahap Perencanaan Dalam siklus I diawali dengan kegiatan perencanaan yaitu:Semua pengurus berkumpul berdiskusi dengan pembina mengenai pelaksanaan program sesuai dengan desain program. Diperoleh kesepakan bahwa pengambilan sampah ketiap kelas dilakukan selama 2 hari sekali hal ini untuk menghindari penumpukan sampah di dalam kelas. Dalam siklus I ditargetkan siswa pada kelas sampel sudah mencapai minimal 1 pohon dalam satu siklus. b) Tahap Pelaksanaan
Gambar 2. Tempat Sampah Pada tahap pelaksanaan siklus I semua kelas sampel diberikan tempat sampah berupa karung.Tempat sampah ini diletakkan pada bagian belakang
kelas.Sehingga siswa lebih mudah untuk menampung sampah. Setelah dua hari petugas sadipo datang ke setiap kelas sampel untuk mengecek dan menimbang sampah. Setelah sampah ditimbang selanjutnya dilakukan pengumpulan sampah dibank sampah.
Gambar 3. Penimbangan di Bank Sampah Setelah dilakukan penimbangan seluruh kelas sampel dicatat oleh petugas sehingga akan diperoleh saldo sampah sebagai berikut : Tabel 1. Saldo Sampah Tiap Kelas No Kelas Saldo (kg) 1 XB 2,7 2 XI A1 1 3 XIS2 0,5 4 XIIA2 0,5 5 XIIS2 5
Gambar 4. Penyerahan Pohon oleh Wakasek Kurikulum Setelah saldo sampah diketahui maka tahap selanjutnya adalah penyerahan pohon pada kelas yang telah memenuhi kriteri yaitu kelas XB sebanyak 1 Pohon dan kelas XII S2 sebanyak 2 pohon c) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini dilakukan evaluasi kegiatan selama siklus satu semua pengurus berkumpul untuk mngevaluasi pencapaian saldo sampah dalam siklus I. Pada siklus I belum mememenuhi target saldo tiap kelas 2 Kg. Dari hasil pengamatan dan wawancara pada kelas sampel terdapat beberapa hal yang menyebabkan target saldo belum terpenuhi yaitu: (1)Belum optimalnya petugas sadipo dalam pengecekan setiap kelas sehingga ada kelas yang mengeluh kekurangan tempat sampah untuk menampung sampah. (2)Pada kelas masih terdapat pencampuran antara sampah organik dan anorganik sehingga petugas harus memilih sampah saat penimbangan. (3)Kelas sampel belum sepenuhnya melaksanakan program sadipo hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang tidak membuang sampah anorganik pada tempat sampah yang telah disediakan. Dari refleksi dalam siklus I akan dilakukan perbaikan pada siklus II agar target saldo dapat terpenuhi. 3. Siklus II a) Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini dilakukan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan dalam siklus I. Beberapa upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dalam siklus I diantaranya: (1)Berkoordinasi dengan wali kelas sampel untuk turut serta membantu mensosialisasikan program dan melakukan bimbingan terhadap kelas sampel. (2)Pengurus sadipo rutin memberikan sosialisasi kepada kelas sampel agar program sadipo dapat dimengerti oleh kelas sampel. b) Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan siklus II, setiap kelas diberikan tempat sampah untuk menampung sampah.Setiap dua hari sekali petugas sadipo dating ketiap kelas sampel untuk memeriksa saldo kelas serta memberikan motivasi serta ajakan kepada
kelas sampel untuk turut berpartisipasi dalam program sadipo.
Gambar 5. Tempat Sampah Setelah dua hari maka petugas sadipo akan mengmbil dan menimbang sampah pada kelas sampel. Setelah ditimbang tahap selanjutnya sampah kumpulkan di bank sampah.Dalam penimbangan ini disaksikan langsung oleh ketua kelas untuk menghindari manipulasi data saldo tiap kelas.
Gambar 6. Penimbangan Sampah Oleh Petugas Setelah dilakukan penimbangan oleh petugas, selanjutnya data saldo di catat dan hasil saldo dalam siklus kedua adalah sebagai berikut: Tabel 2. Saldo Sampah Tiap Kelas No Kelas Saldo (kg) 1 XB 6,9 2 XI A1 4 3 XIS2 3,25 4 XIIA2 2 5 XIIS2 7 Setelah saldo sampah tiap kelas sampel sudah diketahui tahap selanjutnya adalah penyerahan pohon kepada kelas yang telah memenuhi saldo 2 kg. Saldo sampah 2
kg akan ditukar dengan 1 pohon termasuk kelipatannya.
Gambar 7. Penyerahan Pohon oleh Wakasek Sarpras c) Tahap Refleksi Dalam siklus II mengalami kenaikan saldo pohon yang signifikan. Perencanaan untuk mengatsi kelemahan dalam siklus I semua berjalan dengan baik. Wali kelas turut memotivasi siswa dalam kelas sampel dan koordinasi para pengurus sudah intensif serta kelas sudah memiliki peningkatan kesadaran dengan indikator kenaikan saldo sampah. Berdasarkan data yang diperoleh dari dua siklus di atas telah terjadi kenaikan jumlah pohon yang ditanam oleh siswa. Secara rinci jumlah saldo dan pertambahan pohon yang ditanam dari dua siklus tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3. Perolehan Saldo Siklus I dan Siklus II No Kelas Siklus Saldo Jumlah Pertambahan (Kg) Pohon Pohon 1 XB I 2,7 1 2 II 6,9 3 2 XI A1 I 1 0 2 II 4 2 3 XIS2 I 0,5 0 1 II 3,25 1 4 XIIA2 I 0,5 0 1 II 2 1 5 XIIS2 I 5 2 1 II 7 3
Hasil saldo antara siklus 1 ke siklus 2 terjadi kenaikan 1-2 pohon dari data awal siklus 1 ke siklus 2 ada kenaikan saldo pohon 100%. Dari observasi pada kelas sampel tersebut, terdapat beberapa cara yang
dilakukan kelas tersebut untuk mengumpulkan saldo sampah antara lain: 1. Ketua kelas aktif dalam memberikan pengertian dan penyadaran kepada temantemannya untuk mengumpulkan sampah an organik di bank sampah. 2. Wali kelas turut aktif dalam membimbing kelas agar siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan saldo sampahnya. 3. Setiap siswa mewajibkan dirinya sendiri untuk mengumpulkan sampah anorganik hasil jajannya di sekolah ke kelas. Hal ini sudah menjadi kesepakatan bersama di kelas tersebut. Dalam program sadipo perhatian seluruh anggota kelas dan wali kelas memiliki peranan yang penting.Wali kelas sebagai pemimbing yang mengarahkan dan memantau kegiatan tersebut.Sedangkan anggota kelas harus memiliki kesadaran dari hatinya sendiri untuk tergerak dalam mensukseskan program sadipo ini. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. penerapan metode sadipo melalui 3 tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap refleksi. 2. Penerapan metode sadipo dapat meningkatkan partisipasi siswa SMAN 1
Purwantoro dalam menanam pohon. Hal ini dapat diketahui dari pencapaian saldo siklus pertama dan kedua kelas XB bertambah 2 pohon, XI A1 bertambah 2 pohon, XI S2 bertambah 1 pohon, XII S2 bertambah 1 dan XIIA2 bertambah 1 pohon. DAFTAR PUSTAKA Hasanah, Siti. 2010. Hubungan antara Pengetahuan tentang Lingkungan Hidup, Gaya Hidup, dan Motivasi dengan Partisipasi Siswa dalam memelihara Lingkungan Sekolah. Tesis S2. Program Pasca Sarjana UNJ. Milena Moyzeová. The Relation of Students To The Environment–A Sociological Investigation (www.unesco.org /most /esscmoyzeov1.doc). Diunduh 25 Mei 2015. Aswi. 2009. Green School: Konsep Sekolah Masa Depan.http://bangaswi.wordpres .com/2009/11/16/green-schoolkonsepsekolah-masa-depan. Diunduh 20 Mei 2015.