Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Mitra Dishubkominfo Lobar
Edisi Desember 2015
Aksi Menanam Pohon Di Kecamatan Sekotong PLT Bupati Kabupaten Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S. Ag, MS.i secara resmi membuka Puncak aksi penanaman pohon sebagai peringatan dan pelaksanaan Bulan Menanam Pohon (BMP) dan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Rabu (02/12) bertempat di Kawasan Hutan Lindung Lemer Dusun Lemer Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong. cara tersebut, dihadiri juga oleh Semua Kepala SKPD di Kabupaten Lombok Barat, dan sebagian Kepala SKPD Provinsi NTB, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Muspika Kecamatan Sekotong, dan tokoh masyarakat Sekotong. Acara diawali dengan penampilan Tarian Cupak Gerantang yang dibawakan oleh siswi SMP Negeri 1 Gerung. Dua dari penari yang tampil adalah siswa yang mewakili NTB di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional di Palembang beberapa waktu lalu. Bersambung ke halaman 11….
A
Plt. Bupati Lobar H. Fauzan Khalid menanam pohon pelindung sebagai tanda dimulainya Bulan Menanam Pohon (BMP) di Lombok Barat
Sekda dan 10 Pejabat Eselon II Lobar Dilantik Pelantikan pejabat struktural setingkat eselon II lingkup Pemkab. Lombok Barat dilakukan Selasa (1/12) di Aula Pemkab. Lombok Barat, Giri Menang, Gerung. Selain menyasar empat pejabat eselon II yang masih kosong, Plt. Bupati juga secara bersamaan langsung melantik pucuk pimpinan birokrasi Pemkab. Lombok Barat yakni Sekda Lombok Barat dengan pejabat baru Ir. H. Moh. Taufiq, M.Sc menggantikan pejabat lama Drs. H. Moh. Uzair. Pejabat Sekda baru ini dilakukan berdasarkan hasil asasement (tes evaluasi) jabatan yang dilakukan bersamaan dengan dilaksanakan Pansel bagi calon pejabat yang akan mengisi pejabat di SKPD yang masih kosong di Lombok Barat. elantikan dilakukan Plt. Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Ag disaksikan sejumlah pejabat lingkup SKPD se Lombok Barat. Adapun pejabat yang baru dilantik berdasarkan hasil Pansel yang dilakukan beberapa waktu lalu
P
PLt. Bupati Lobar H. Fauzan Khalid melantik Sekda dan 10 Pejabat Struktural Lingkup Kabupaten Lobar
diantraranya, posisi Kadis. Dukcapil dijabat Drs. H. Muridun NH, MM, Kadis Kehutanan Ir. Agus Gunawan, Kepala BLH Ir. H. Edy Sadikin dan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Drs. H. Poniman, MM. Bersambung Ke Halaman 11….
Redaksi - Penanggung Jawab : Kepala Dishubkominfo Lombok Barat, Pimpinan Redaksi : Kepala Bidang IKP Dishubkominfo, Redaktur : Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Editor : Abdul Satar Ketua Forum KIM Lombok Barat, Anggota : Sartikawati Jauhari, Lalu Rasidin dan Alfian ========= Alamat Redaksi : Dishubkominfo Lombok Barat, Jalan Soekarno Hatta – Gerung Kode Post 83363 telpon/fax. (0370) 6184090 email:
[email protected] Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 1
Rubrik Pembangunan Infrastruktur
Perbaikan Jalan Dusun Telagawaru Mulai Dikerjakan
K
eberadaan Infrastruktur merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan sektor lain seperi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Jembatan Kembar dan di beberapa dusun pembangunan ini sudah dimulai. Seperti yang terlihat tadi pagi (02/12) salah satu rumah milik warga di Dusun Batu rimpang utara Amaq menah mulai dibangun dengan bantuan tersebut. Untuk Desa Jembatan Kembar sejatinya mendapatkan bantuan rumah layak huni sebanyak 40 unit yang di bagi kepada enam dusun yang tersebar di wilayah desa tersebut. Untuk masing masing rumah mendapatkan bantuan biaya berkisar antara 15 juta, 20 hingga yang paling besar 30 jutaan rupiah. Besaran biaya untuk masing-masing rumah ini tergantung dari kondisinya ketika tim verifikasi datang untuk melihat kondisi rumah warga tersebut. Dari tiga macam pembiayaan tersebut untuk kategori rumah pagar dengan kondisi masih pakai mendapatkan biaya sebesar 20 juta rupiah, sedangkan untuk warga yang tidak memiliki rumah namun memiliki banyak tanggungan mendapatkan bantuan 30 juta rupiah.
Salah satu sudut jalan yang ada di Desa Telagaawaru dan sudah mulai dikerjakan
Dusun Telagawaru termasuk salah satu dusun yang jalanya rusak parah, tapi sekarang sudah mulai diperbaiki sehingga warga telagawaru tampaknya gimbira “berhenti kita sakit lewati jalan ini, sukur bisa cepat diperbaiki” kata Amak Ajab salah satu warga Dusun Telagawaru kepada KIM, Kamis (26/11). Perbaikan jalan dusun tersebut dikerjakan oleh Kontraktor CV. Pengawes Raya dengan nilai 141,2 juta rupiah dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat. Kontraktor akan mengerjakan proyek ini selam 60 harì. Sekarang ini sudah mulai ditimbun dengan tanah dan krikil, bahkan sudah dipadatkan untuk menghindari becek. Menurut Hamid salah satu tokoh di dusun setempat menilai bahwa proyek ini cukup cepat dan bisa selesai sebelum kontraknya habis.“Jalan ini akan diaspal, sebelum habis waktu kontraķ, perbaikan udah selesai” ungkapnya. (Musleh/abrar).
Menurut keteranagn Kepala Dusun Batu Rimpang Selatan saat kami temui menjelaskan “bantuan ini tidak berupa uang akan tetapi berupa barang sehingga pembangunannya bisa dikontrol langsung oleh pihak desa”, jelasnaya. Cara ini terbilang efektif, mengingat beberapa tahun lalu banyak warga yang mendapatkan bantuan tersebut menerima uang yang berkisar tujuh setengah juta namun pengerjaannya tidak maksimal. Kondisi inilah yang membuat pemerintah pusat tidak memberikan uang namun warga hanya menerima barang sehingga bisa langsung dikerjakan. Namun upaya ini juga terbentur pembiayaan untuk ongkos tukang yang cukup besar, rata-rata rumah dengan besar 6 x 5 meter, tukang meminta ongkos hingga enam juta rupiah. (Amirullah KIM Lembar Bersaing).
Jembatan Kembar Bangun 40 Rumah layak Huni Dipenghujung tahun 2015 ini Desa Jembatan kembar akan membangunkan empat puluh rumah layak huni bagi warga kurang mampu bantuan dari pemerintah pusat. Kabar gembira ini disambut baik oleh segenap Kepala Dusun yang berada dibawah naungan Kepala Desa
Warga Batu Rimpang Selatan Desa Jambatan Kembar Bergotong royong membantu membangunkan rumah warga
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 2
Rubrik Pembangunan Ekonomi
Rambutan Macan, Buah Unggulan Kecamatan Narmada
D
i Kabupaten Lombok Barat ada dua kecamatan yang merupakan penghasil buah terbesar yaitu Narmada dan Lingsar. Letak geografis dua kecamatan ini yang sebagian wilayahnya termasuk dalam kawasan hutan Gunung Rinjani sehingga sangat potensial untuk pengembangan tanaman buah. Salah satu jenis tanaman buah yang sudah berhasil dikembangkan sejak tahun 80-an adalah Rambutàn, salah satu jenis rambutan yang banyak dikembangkan di dua kecamatan tersubur di Lombok Barat itu adalah Rambutan Macan. Pohon rambutan Macan sudah mulai memperlihatkan pentil-pentil calon buahnya. Rambutan jenis ini sama dengan jenis rambutan lainnya adalah pohon yang berbuah musiman. Biasanya pohon rambutan berbuah di akhir tahun hingga awal tahun, antara bulan Desember sampai Januari. “Akhir tahun sudah mulai memasuki panen rambutan, dan di desa kami rambutan adalah pohon buah yang paling banyak ditanam warga baik dikebun maupun pekarangan rumah mereka”. kata Saparudin 34 tahun warga dusun Trag Tag Desa Batu Kumbung saat kami berkunjung di kediamannya (29/11). Sementara Saparwadi warga dusun Penangke desa sesaot yang memiliki ratusan pohon rambutan Macan mengungkapkan “Diawal berbuah harganya masih cukup mahal dikisaran 15 rupiah perkilo, tapi kalu sudah puncak panen nanti awal januari biasanya turun sampai 5000 perkilo”. Dengan kulit buah yang mempunyai rambut dan saat matang rasanya manis dan isinya sangat mudah terlepas dengan biji dilamnya. Buah rambutan macan yang sudah matang matang ditandai dengan warna kulit berwarna merah terang, daging putih berair dan manis. Namun ada juga jenis rambutan matang tetapi tetap berwarna hijau dan rasanya tidak terlalu manis. Bulan Desember sampai Januari adalah masa panen raya rambutan di Narmada dan Lingsar, ini ditandai dengan banyaknya warga yang mulai menjajakan buah rambutan di pinggir pinggir jalan, seperti yanh terlihat di desa Gerimak Indah, mulai dari perbatasan Kota Mataram sampai memasuki desa Dasan Tereng di Kecamatan Narmada.
Sementara di Kecamatan Lingsar terdapat dibeberapa titik seperti jalan utama yang melintasi desa Batu Kumbung sampai Desa Lingsar, kemudian ada lagi Desa Karang Bayan menuju Sigerongan. (Abdul Satar)
Gahru Pohon Uang Masa Depan
P
ohon Gahru atau yang akrab disebut Garu di Lombok memang sudah langka karena memang jarang ada yang membudidayakanya. Namun siapa sangka pohon yang jarang ditemukan didaerah Lombok ini justru mempunyai nilai okonomi yang sangat tinggi sekali, bayangkan saja satu pohon dengan diameter keliling enam puluh meter saja harganya mencapai enam puluh jutaan. Di wilayah Kecamatan Lembar saja hanya ada didua tempat yaitu dikebun belakang miliknya Kepala Dusun Ketirek dan yang satunya ada di halaman Pondok Pesantren Nujumul Huda Batu Samban. Menurut keterangan Bohri Kepala Dusun Ketirek Desa Jembatan Gantung “menanan pohon ini perawatannya tidak ribet, persis seperti menanam kayu lain pada umumnya. namun kita hanya sedikit perlu kesabaran karena untuk merawatnya, sebab untuk mempunyai kayu garu dengan diameter tiga puluh sampai enam puluh butuh waktu puluhan tahun”, tuturnya. Dari diskusi kami terkait pohon Garu untuk bahan baku minyak wangi ini terungkap bahwa investasi masa depan sangat pas untuk menanam kayu ini, sebab jika kita mempunyai anak yang masih sekolah dasar maka kayu ini akan dipanen kira-kira disaat anak-anak SMP dan SMU. Di negara timur tengah pohon ini merupakan primadona bagi para produsen minyak wangi, namun di Indonesia umumnya khususnya Lombok ternyata belum banyak dilirik sebagai investasi dimasa depan. Di halaman belakang rumah Kepala Dusun Ketirek dua periode inilah setidaknya ada puluhan pohon Garu yang dalam beberap[a tahun kedepan siap dipanen, dengan diameter saat ini baru tiga puluhan dengan panjang enam meter. Melihat potensi ekonomi inilah seharusnya ada pihak yang mendorong agar banyak menanam pohon garu ini, sebab bisa dibilang pohon garu ini adalah investasi uang dimasa depan untuk biaya sekolah anak-anak kita. (Amirullah KIM Lembar Bersaing)
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 3
Rubrik Pembangunan Ekonomi
Kulit Jagung Juga Bisa Jadi Uang agung merupakan salah satu tanaman yang menjadi program pemerintah NTB untuk terus dibudidayakan. Selain biji jagung dapat diolah menjadi aneka makanan, biji jagung bisa dijadikan pakan ternak sehingga permintaan konsumen terhadap biji jagung tergolong tinggi terutama biji jagung yang telah dikeringkan.
J
Selain Pemanfaatan biji jagung, kulit jagung yang telah tua dan kering dapat menghasilkan uang. Pasalnya kulit jagung yang telah tua dan telah dikeringkan bisa pula dijadikan sebagai pembungkus makanan seperti dodol, manisan dan bunga buatan dll. Hal itu membuat sebagian petani jagung tidak menyia-nyiakan kulit jagung yang kering dengan cara memanen jagung beserta kulitnya tanpa dikupas terlebih dahulu seperti biasa yang dilakukan oleh sebagian petani jagung. Sebut saja Mamik Amat Dusun Adeng Jagaraga Kec.Kuripan. Ia sengaja memanen jagungnya langsung dengan kulitnya yang kering dan dirumahnya pula ia memperkerjakan beberapa orang untuk mengupas kulit jagung kering yang telah dipanennya. Satu ikat kulit jagung berisi sekitar 10-12 biji kulit jagung. Dan biasanya mamik Amat menjual tiga ikat kulit jagung seharga lima ribu rupiah. “Bayangkan jika memanen 1 ton jagung maka berapa hasil yang diperolehnya?. jadi kulit jagung tak perlu disia-siakan karena kulit jagung bisa jadi uang” kata Mamik Amat menceritakan kemarin. (Lalu Zaini Ahmad KIM Kuripan).
Mamik Amat di Dusun Aden Desa Jagaraga Kecamatan Kurian sedang menyortir kulit jagung miliknya
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 4
Rubrik Pembangunan Pariwisata
Warga Perampuan Gelar Event Peresean
B
udaya presean merupakan budaya unik suku sasak warisan dari leluhur. Budaya tersebut sangat extrim terjadi saling pukul memukul dengan rotan. Untuk mengetahui menang kalahnya disesuaikan dengan seberapa banyak bekas pukulan pada badannya sehingga orang yang bertarung tidak boleh memakai baju dan diharuskan pakai sarung adat serta kepala hanya diikat dengan sepotong kain. Inilah budaya yang dilestarikan oleh masyarakat perampuan Karang Bongkot. Untuk pelestarian budaya ini, masyarakat setempat melakukan beberapa cara yang lebih variatif dan menyenangkan, yaitu dengan cara mengikuti eventevent presean yang diadakan di desa lain, berlatih setiap bulan, mengadakan pertandingan untuk pepadu cilik setiap tahun, dan setiap dua tahun sekali mengadakan event besar dengan mengundang papadu-peadu terkenal yang ada di Pulau Lombok seperti yang diadakan sekarang ini. Hal tersebut sesui dengan apa yang dikatakan Kades karang Bongkot padelah “upaya budaya presean tidak hilang dan ada regenerasi perlu diadakan kegiatan-kegiatan yang agak bervariasai seperti tournament, dan lain-lain” ungkapnya saat ditemui oleh KIM di Kantor Desa, senin, (23/11). Penyelenggaran dari kegiatan tersebut adalah gabungan dari Kadus, Kades, RT, LPM, Karang taruna, BPD, masyarakat, dan para aktifis yang tergabung dalam lembaga Forum Peduli Perampuan. Pepadu yang diundang sebanyak 18 team tersebar di 5 kabupaten/kota yaitu 4 tim dari lobar, 4 tim dari lotim, 4 tim lombok tengah, 2 tim Lombok utara, dan 4 tim kota mataram. Kegiatan ini berlangsung di sebelah barat Polsek labuapi jalan pengsong raya selama Sembilan hari sampai hari minggu mendatang (29/11). Sistem mainya disesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh peguyuban presean Lombok sehingga setiap hari tim yang beratrung berasal dari kabupaten yang berbeda seperti yang bertarung hari Senin (23/11) pepadu dari desa Sakre Lombok timur yang disebut pukulan taker melawan pepadu dari Narmada Lombok Barat disebut Kijang kencana pepadu galih Narmada. Selain itu, setiap tim mempersiapkan minimal 7 pepadu tangguh, yang tujuh dibagi dua, lima pepadu untuk bertarung hidup yaitu dengan melihat ukuran musuh, kedua harus
Dua orang Pepadu sedang menunjukkan ketangkasannya saat meramaikan event Peresean Di Desa Perampuan Labuapi.
ada dipersiapkan dua pepadu tarung mati yaitu dengan tanpa melihat musuh terlebih dahulu. Aturan ini disampaikan oleh Mamik enggah S. Pd, M. pd., budayawan Lombok tengah ahli presean tahun 2010 saat sambutan sebelum acara dimulai “setiap event presean baik yang diadakan oleh masyarakat aatau pemerintah, diwajibkan mengikuti aturan peguyuban presean yang sudah disepakati” jelasnya. Adapaun sumber dana kegiatan ini adalah dari beberapa seponsor seperti rokok NIKKI, BANK NTB dan Extarajos. Disamping itu, diberikan dana oleh Romi anggota DPRD Kabupaten, Bapak Fauzan Khalid, dan pemerintahan desa karang bongkot dan perampuan. Anggaran sesuai dengan kebutuhan selama acara berlangsung berkisar 100.000.000 rupiah, sedangkan dana yang terkumpul hanya 15 juta tapi dengan semangat ingin melestarikan budaya sasak sehingga tidak pikirkan dana “kami yakin dana aka ada selama kita bekerja” ungkap Kades Perampuan sarhan sebagai Panitia bagian penyambuatan tamu saat diwawancarai di lokasi acara. (Musleh/Abrar)
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 5
Rubrik Pembangunan Pariwisata
Tuntang Tungkek, Irigasi Peninggalan Belanda
T
untang Tungkek begitu masyarakat sekitar menyebutnya, ini adalah saluran air peninggalan bangsa Belanda yg terdapat disebelah timur Taman Narmada Desa Narmada Lombok Barat. Bentuknya seperti ular dan mempunyai banyak tangga sehingga sering juga disebut saluran seribu tangga. Membentang dari ujung utara Taman Narmada yang termasuk wilayah desa Narmada sampai ujung selatan yang masuk wilayah desa Peresak. Saluran pipa yang terbuat dari beton dan berjumlah sepasang dengan panjang tidak kurang dari 200 Meter membentang dari bukit sebelah Utara, kemudian menurun lalu mendaki hingga bukit sebelah Selatan. Berfungsi mengàlirkan air dari sungai sebelah utara menuju bagian Selatan yang terdapat sungai kecil dan perkampungan. Konon, saluran air ini dibangun Belanda untuk mensuplai air ke sungai kecil di perkampungan sebelah Selatan yang kekurangan air. Menurut Hakim seorang warga asal Peresak mengungkapkan bahwa memang benar saluran beton berbentuk ular tangga ini dulu dibuat pada masa penjajahan belanda, “Kondisi saluran masih bagus dan masih berfungsi sebagai sistem irigasi yang mensuplai kebutuhan air bagi para petani di dusun peresak”. Tegasnyà saat Kami temui dirumahnya (1/12) Karena lokasi irigasi ini berada diko mplek taman Narmada maka banyak pengunjung yang mendatangi Tuntang Tungkek untuk menikmati udara segar dan befoto mengabadikan salah satu bukti sejarah zaman penjajahan Belanda yang masi bisa dinikmati dan difungsikan oleh masyarakat sekitàr. (Abdul Satar)
Pantai Kuranji Ramai Dikunjungi Di Akhir Pekan.
P
antai kuranji salah satu pantai di kecamatan Labuapi yang sering dipadati pengunjung terutama pada hari-hari libur seperti hari minggu, tahun baru, idul fitri dan idul adha, rabu bontong, lebaran ketupat, dan lain-lain. Masyarakat Lombok tidak selalu menunggu hari-hari besar untuk berlibur ke pantai ini, tapi setiap hari juga pengunjung beramairamai membawa bekal yang bermacam-macam karena bisa menyaksikan sunset. “pantai ini diramaikan pengunjung setiap sore hari, tapi hari minggu lebih ramai mulai pagi sampai sore menjelang malam” ungkap Adim warga kuranji bangsal tinggal di pinggir pantai ketika ditemui KIM di rumahnya, Munggu (29/11). Salah satu alasan masyarakat Lombok senang berlibur ke pantai ini karena lokasinya dekat dengan Makam Milam sehingga bisa ziarah sekaligus menikmati keindahan pantai. Topan 30 tahun salah satu warga yang berlibur di pantai tersebut berasal dari Batu Jai Lombok Tengah mengatakan dua hal yang didapatkan kalau datang ke Pantai Kuranji pertama bisa langsung ke Makam Malam yang kedua bisa mandi di pantai apalagi sore langsung menyaksikan sunset (Musleh/abrar)
Pantai Kuranji yang indah dan mempesona.
Jembatan Tungkang Tungkek di Areal Taman Narmada
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 6
Rubrik Pembangunan Pariwisata
Menikmati Kuliner Ikan Bakar Ala Batu Kijuk
B
atu Kijuk adalah salah satu dusun yang terletak di desa Tawun yang berada di daerah Sekotong Barat. Untuk sampai di Batu Kijuk kita harus menempuh perjalanaan dalam waktu satu jam setengah dari Mataram. Bagaimana tidak menjadi daya tarik. Batu Kijuk menyediakan fasilitas bagi para wisatawan untuk menyebrang ke beberapa gili yang sangat terkenal di Sekotong, seperti Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kendis, Gili Tangkong, Gili Lontar dan gili-gili lainnya. Hanya bermodalkan dua ratus ribu kita dapat mengunjungi gili-gili tersebut, biasanya dalam satu rombongan kita dapat mengunjungi tiga smpai empat gili yang kita inginkan. Salah satu kekhasan dari Batu Kijuk yaitu ikan bakarnya. Ikan bakar Batu Kijuk sangat populer di kalangan wisatawan. Yang membedakan Ikan Bakar batu Kijuk dengan di tempat lain yaitu penyajiannya. Jika di tempat lain ikan bakar hanya disajikan dengan sambal dan nasi, tapi di Batu Kijuk kita akan disuguhkan dengan sayur bening yakni perpaduan antara jagung manis dengan bayam.
Minumannya pun beragam mulai dari kelapa muda, minuman bersoda, minuman dingin berasa dan juga air putih, tergantung dari selera kita masing-masing. Ikan bakarnya pun asli ikan tangkapan laut, ikan tersebut beragam jenis dan ukurannya. Harga ikan bakar sesuai dengan jenis dan ukurannya, tapi jangan khwatir ikan bakar Batu Kijuk selain terkenal enak namun juga terkenal murah kita tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Bukan hanya karena kuliner dan harganya yang terjangkau, tapi di sini kita akan dimanjakan dengan pemandangan pantai dan laut yang sangat eksotis. Kita bisa menikmati ikan bakar sambil menikmati debur ombak dan hembusan angin laut yang sejuk. Batu Kijuk merupakan tujuan wisata yang sangat cocok untuk kita yang suka berwisata bersama keluarga. Tidaklah rugi jika bersama orang tercinta mengunjungi pantai yang satu ini sambil menikmati nikmat ikan bakarnya.(Nurhasanah KIM Sekotong)
Ikan yang disajikan pun masih sagat segar yang dibakar dengan diolesi sambal racikan, sehingga jika kita melewati jalan di Batu Kijuk kita akan mencium aroma Ikan Bakar yang sangat menggugah selera. Selain sambal racikan yang khas, nasinya disuguhkan dalam porsi yang ekstra yakni spriuk nasi (segadang dalam bahasa sasak), jadi kita tidak perlu takut jika ingin menambah nasi tidak perlu menamah biaya. Nasi dan sayur bening tersebut sudah satu paket dengan ikan bakarnya. Kita juga akan diberikan sambal tambahan dan juga disediakan kecap manis bagi yang tidak ingin makan pedas.
Batu Kijuk, Kampung Kuliner menyediakan fasilitas bagi para wisatawan untuk menyebrang ke beberapa gili yang sangat terkenal di Sekotong, seperti Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kendis, Gili Tangkong, Gili Lontar dan gili-gili lainnya.
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 7
Serba Serbi Desa di Lombok Barat
Amankan Padi Dari Serangan Burung
P
etani merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah bahkan zaman sekarang ini dijadikan sebagai profesi alternatif terakhir sesudah tidak ada pekerjaan yang lain lebih menguntungkan seperti masyarakat perampuan sebagian besar meningggalkan profesi tani mereka karena pergi berdagang, menjadi buruh bangunan, dan lain-lain. Banyak faktor yang membuat hal ini terjadi diantaranya, mahalnya biaya, benih, dan obat-obatan pertanian, gangguan hama dari sejak mulai ditanam sampai mulai berbuah, dan terakhir ketika buah padi itu sudah agak tua, mulai dihinggapi oleh ribuan burung yang akan
menyebabkan gagal panen. “Bayangkan burung turun ribuan ke padi ini, makan selama lima menit aja, bisa habis apalagi sawah kita hanya 10 sampai 20 are” Kata Senah salah satu petani di Dekat jalan Rengganis desa Perampuan ketika diwawancari di sawah, Rabu (24/11). Untuk meminimalisir burung yang akan turun ke Padi, para petani melakukan penjagaan full day dari jam 06.00 pagi setelah shalat subuh sampai jam 05.30 sebelum magrib. Hal tersebut dilakukan oleh seorang petani yang dari desa Perampuan itu karena berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya banyak petani gagal panen akibat ribuan burung yang menghinggapinya dan tidak ada usaha untuk mengusirnya. Oleh karena itu “kami berusaha menjaganya walupun melelahkan” tandasnya.(Musleh/bror)
Turun Hujan, Bunga Bangkai Mulai Tumbuh
K
etika kita mendengar Bunga bangkai, pasti yang terlintas adalah bunga Raflesia Arnoldi Pada kenyataanya Bunga Raflesia Arnoldi adalah bunga endemik atau bunga khas yang tumbuh hanya di Provinsi Bengkulu Pulau Sumatra. Ternyata pulau lombok juga memiliki jenis bunga bangkai yang dalam sebutan lokal warga Buwun Mas Sekotong disebut “berambang”. Tanaman ini biasanya tumbuh hampir di semua tempat yang lembab dan dapat ditemukan pada musim hujan. Bunga Bangkai atau “Berambang” memang biasanya tumbuh mulai bulan Oktober sampai bulan Nopember. Seperti terlihat pada pantauan KIM Sekotong Senin (23/11) di salah satu tikungan di Jurang Suren Dusun Lemer Desa Buwun Mas, terlihat bunga bangkai atau berambang yang tumbuh dan tersembunyi dibalik semaksemak. Pada tahun 2015 ini musim hujan agak mundur, biasanya hujan mulai turun pada bulan Oktober tetapi pada tahun ini hujan mulai turun diakhir Nopember sehingga bunga bangkai atau berambang juga belum begitu banyak yang tumbuh. Seperti penuturan Marwan warga Pengantap, ia menjelaskan bahwa kalau hujan sudah sering turun maka di mana-mana diwilayah Buwun Mas pasti kita akan malihatberambang tumbuh dan mengeluaran bau busuk yang khas. Bau yang dikeluarkan ternyata tidak sekedar bau busuk saja. Biasanya bau busuk yang dikeluarkan bunga bangkai bercampur antara bau yang menyerupai kertas terbakar, amis ikan, telur busuk. Mungkin “Berambang” memang merupakan tumbuhan endemik pulau Lombok atau Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sehingga perlu ada penelitian tentang tumbuhan ini untuk mengetahui jenis-jenis atau spesies apa saja dari bunga bangkai ini, tentunya untuk mendapat sampel para peneliti bisa mencari bunga ini di wilayah Sekotong. (Ahmad Zaini).
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 8
Serba Serbi Desa di Lombok Barat
Pengelolaan Jambu Mente Sekotong Belum Maksimal Jambu Mente menyebar di daerah tropis dan subtropis. Meski buah ini dapat dikonsumsi, jambu monyet lebih dikenal karena buah sejatinya yang dapat dimanfaatkan sebagai camilan (kacang mete) atau bahan campuran makanan.
T
anaman ini umumnya, dapat tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah asalkan mempunyai sifat fisik baik dan tanpa lapisan cadas seperti antara lain tanah lempung berpasir, tanah alluvial, tanah laterit. Tanaman ini cukup familiar untuk masyarakat Nusa Tenggara Barat dan di pulau Lombok tanaman ini dikenal dengan nama nyambuk nyébét dalam sebutan lokal suku sasak. Di Kecamatan Sekotong sebagian besar masyarakatnya menanam jambu mente. Pantauan KIM Sekotong Bersatu Kamis (19/11) tanaman ini dapat disaksikan dengan jelas jika kita melintas disepanjang jalan raya dari Sekotong- sampai ujung selatan di Desa Buwun Mas. Bentangan wilayah sekotong yang terdiri dari bukit dan gunung serta laha
n pertanian tadah hujan menjadi alasan menanam jambu mente menjadi solusi alternatif untuk mendapatkan rupiah. Menurut Bohari salah seorang pemilik kebun yang memiliki lahan perkebunan jambu mente di Desa Buwun Mas, menjelaskan bahwa untuk saat ini jambu mente hanya diambil bijinya saja dengan harga bervariasi mulai dari Rp 10.000/kg kalau harga turun dan kalau harga sedang bagus dapat dijual Rp. 18.000/ kg, yang di jual 2 kali seminggu pada pengepul pada hari pasaran, senin untuk Pasaran Buwun Mas dan hari sabtu untuk pasaran Sekotong.
Aksi Tanam Pohon, Lanjutan Halaman 1 Setelah Tarian Cupak Gerantang selesai ditampilkan, acara dilanjutkan dengan laporan panitia yang di sampaikan oleh Asisten II. Dalam laporannya ketua panitia mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mensukseskan gerakan penanaman 1 milyar pohon dan mencanangkan supaya 1 orang menanam 10 pohon. Acara tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan sembako kepada 6 kecamatan yang terdampak oleh kemarau dan diserahkan secara simbolis oleh PLT Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten lombok Barat yang diterima secara simbolis oleh masing-masing Camat. Selain itu diserahkan pula pohon penganten kepada 2 pasang pengantin dari Dusun Lemer dan Dusun Pengantap dengan harapan 1 pasang pengantin akan menanam 20 pohon. Setelah acara penyerahan selesai, acara secara resmi di buka oleh PLT Bupati Lombok Barat. Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa menanam pohon itu penting dan menanam pohon itu berpahala. Menurutnya menanam pohon itu berhala karena memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia dan lingkungan. Secara matematis 1 pohon dapat menhasilkan 1,2 kg oksigen perhari dan manusia perlu 0,5 kg oksigen sehari, sehingga 1 pohon dapat menghidupkan 2 orang manusia dan dalam kepercayaan umat Islam hal itu senada dengan apa yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadist yang artinya “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”. Dan menanam pohon masuk dalam kategori sedekah/amal jariyah yang berarti perbuatan yang pahalanya terus mengalir, tidak akan putus walaupun manusia itu sudah mati. Acara tersebut diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sekotong, Ust. Fathurrahman, MH.I dan diteruskan dengan penanaman pohon bersama PLT Bupati dan Kepala SKPD, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah serta tamu undangan yang hadir. (Ahmad Zaini)
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 9
Serba Serbi Desa di Lombok Barat
Kades Batulayar Cegah Penebangan Liar
P
enebangan pohon secara liar marak terjadi. Kepala Desa Batulayar, H.M. Nur Taufiq Nawawi menilai bahwa salah satu yang membuat daerah kekeringan adalah karena masyarakat tidak terkontrol dalam menebang pohon secara sembarangan. Meskipun dibolehkan, misalnya di kebun milik sendiri, saya selaku Kepala Desa tetap menyarankan agar masyarakat yang ingin menebang pohon untuk menyediakan pengganti. Artinya, dia harus menanam pohon dulu, tunggu agar besar baru kita sarankan untuk menebang, karena salah satu tujuannya adalah untuk meminimalisir kekurangan air, begitu cerita Taufiq saat berdiskusi dengan warga. Coba perhatikan daerah Dusun Orong, dulu hijau, sekarang terlihat gersang. Penyebabnya adalah masyarakat yang tidak mengerti dan asal-asalan. Apa yang terjadi adalah kekeringan. Dulu tidak pernah kekeringan di Dusun Orong Desa Batulayar, namun karena ulah manusia sendiri bencana tidak bisa dihindari. Menceritakan kondisi Dusun Orong yang dulunya menyejukkan, Kades mungil ini merasa miris. Kades menceritakan bahwa ada kebebasan menebang pohon di kebun milik sendiri karena ada aturan dari pusat. Pun demikian, yang menjadi masalah adalah bencana yang menimpa kebanyakan warga yang hidup dan tinggal di daerah tersebut. Kembali kepada permasalahan penebangan pohon, sebenarnya masalah penebangan menurut Taufiq bukan masalah baru, namun sudah ada dari dulu. Namun bedanya, zaman dulu agak ketat aturannya, semasa saya kecil saya temukan orang-orang yang menebang pohon dikejar sama petugas, sekarang hampir tidak
diperhatikan, kata Kades yang menjabat sejak tahun 2011 di Desa Batulayar ini. Dalam hal ini yang perlu ditumbuhkan adalah nilai kesadaran masyarakat. Padahal pemerintah menggalakkan penanaman pohon, 1 milyar pohon bahkan, namun karena tidak ada yang bertanggung jawab, mengawasi, merasa memiliki, program-program tersebut terasa percuma. Kesadaran akan pentingnya pohon sebagai tumbuhan yang menampung dan menyerap air, sehingga debit air terpelihara menjadi salah satu pemahaman yang harus ditumbuhkan kepada masyarakat. (Juaini Muhtar).
Sambungan Halaman 1…
Pelantikan Pejabat Tidak itu saja pergeseran jabatan eselon II juga dilakukan. Antara lain Kepala BKD Lombok Barat dijabat H. Ahdiat Subiantoro, SH, Asisten Administrasi dan Umum dijabat Drs. H. Fathurrahim, M.Si, Kadis. Sosnakertrans dijabat Drs. HM. Syukron, MM, Kepala Bappeluh dijabat Drs. H. Halawi, MM dan Kepala Badan Perijinan, Permodalan dan Pelayanan Terpadu dijabat H.A. Efendi, SH. Plt. Bupagti Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menekankan kepada para pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya, bekerja keras untuk membangun dan mensejahtrerakan masyarakat sesuai dengan jabatan yang diemban masingmasing. (hernawardi-KIM Gerbang)
Bulletin Informasi Kelombok Informasi Masyarakat (KIM) - Edisi Desember 2015
Hal. 10