Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBASIS LESSONSTUDY PADA MATERI MINYAK BUMI THE APPLICATION OF ROLE PLAYING METHOD BASED ON LESSON STUDY IN PETROLUM LEARNING MATERIAL Ririn Eva Hidayati Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Email :
[email protected]
Abstrak.Materi Minyak Bumi adalah salah satu materi yang kurang diminati siswa.Materi ini tidak diminati siswa karena hanya bersifat informatif saja, tidak ada kegiatan yang menantang.Akibatnya selama kegiatan belajar mengajar siswa menjadi tidak aktif, tidak konsentrasi dan lebih banyak melakukan kegiatan di luar materi pembelajaran.Akibatnya keadaan kelas menjadi tidak kondusif, indikator pembelajaran tidak tercapai dan nilai-nilai moral yang diinginkan tidak tersampaikan dengan baik.Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran.yaitu dengan model pembelajaran Role playing. Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Melalui Role playing cara penguasaan bahan-bahan pelajaran dengan melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa, dengan cara memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Pada kegiatan Open Class Lesson Study di MAN Malang 1 pada tanggal 18 Oktober 2013 diperoleh informasi dari observer bahwa pembelajaran materi Minyak Bumi dengan menggunakan Model Role playing di kelas X-J MAN Malang 1 sangat positif, semua siswa sekelas menjadi semangat, aktif dan senang mengikuti pembelajaran serta dapat menyisipkan pesan moral bahwa penggunaan minyak bumi yang tidak bertanggungjawab akan membahayakan serta merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, selain itu potensi siswa dan bakat seni siswa dapat tersalurkan lewat model Role playing ini. Kata kunci:Lessonstudy, Roleplaying, Minyak bumi. Abstract. Learning material about petroleum is one of the learning material that is not really interesting for students. It is because petroleum is an alternative learning material that are mostly presented with common lecture. Moreover, there is no interesting activities that can grasp the students’ attention to the material. It makes the students are not active in the learning process, lack of concentration, and also doing something beside the learning activity in class. That condition is causing the class is not conducive. So, the students cannot reach the learning objectives and hardly to understandthe moral values inside the learning process. Bringing the studens become the subject of the learning process is one of the strategy to solve that problem. In this case, Role Playing is the suitable method to be conducted in teaching petroleum for the students. Role Playing is a kind of fun movement play that contains purposes and also rules. Role Playing method will make the students mastes and comprehend about the materials through their roles as a living creatures or a things. The activity of Open Class Lesson Study in X-J class at MAN Malang 1 on 18 th October 2013 shows positive result of the learning activity of petroleum using Role Playing method. By using this method, most of the students became more interesting and actively involving themselves into the learning process in class. In addition, the teacher successfully teach an important moral value of this learning material to the students that a petroleum abuses will make any damage for environment and great loss for themselves and also people in general. Besides, the students can develop their talent in art performing through Role Playing activity in class. Keywords: Lesson study, Role playing, Petroleum
C - 24
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
berminat, suasana belajar tidak menyenangkan, siswa cenderung pasif.Hasil belajar hanya kognitif dengan taraf mengetahui dan menyebutkan saja. (dokumen nilai Hidayati, 2012). Psikomotoris dan afektif tidak tampak, pendidikan karakter tidak terwadahi, yang pada akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna.Pembelajaran materi minyak bumi yang selama ini dilakukan guru di MAN Malang 1 adalah dengan menggunakan ceramah dibantu dengan power point. Dari pokok permasalahan di atas, maka pembelajaran materi minyak bumi perlu dilakukan perubahan, dari model ceramah ke model yang lebih inovatif. Role playing adalah salah satu solusinya. Role playing atau bermain peran merupakan suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial (Sudjana, 2009:89 dalam La Ode,2010). Pada metode role playing ini, proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa. Menurut Palupi (2010), bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat.Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Menurut Alhafidzh (2010:1 dalam La Ode, 2010), metode role playing memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, dan dapat digunakan apabila: (1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang. (2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan. (3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan. (4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.(5) Dapat menghilangkan malu, di mana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat
PENDAHULUAN Peningkatan kualitas pendidikan akan berhasil apabila didukung oleh adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Kurikulum yang ada memberikan keleluasaan kepada guru sebagai pengembang kurikulum dalam tatanan kelas dapat dimanfaatkan secara optimal, yaitu dengan meningkatkan kemampuan guru (Fitria, 2012). Peningkatan kemampuan guru sangat diperlukan, sebab keterbatasan kemampuan guru akan berdampak pada munculnya sikap intuitif dan spekulatif dalam menggunakan strategi pembelajaran. Kondisi ini akan berakibat pada rendahnya mutu hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru adalah dengan memberikan persepsi mengenai metode pembelajaran yang dipandang kondusif yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran siswa (Wahyu, 2012). Kurangnya efektifitas tingkat pemahaman siswa dan hasil belajar menjadi satu alasan perlunya pembaruan di bidang strategi pembelajaran dan cara penyampaian materi (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang dapat menentukan mutu hasil pendidikan adalah metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Ketepatan dalam menggunakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya membangkitkan motivasi, minat dan prestasi belajar siswa tetapi juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru. Pembiasaan membaca masih menjadi kendala siswa MAN Malang 1.Modul yang disusun guru sebagai bahan ajar, sering tidak dipergunakan dengan baik. Siswa baru akan membaca materi pada modul apabila guru memberikan pertanyaan tertulis dan siswa diminta mencari jawabannya pada modul. Jawaban siswa ternyata hanya menyalin kalimat yang ada di modul, siswa kurang dapat memahami konsep yang terkandung dari bacaan.Kondisi ini menunjukkan kurangnya kemampuan konsep siswa pada materi yang diajarkan guru. Untuk itu diperlukan cara agar siswa mau membaca modul dan mampu memahami konsep yang ada dalam bacaan dan mampu menceritakan kembali isi dari bacaan. Pada pembelajaran minyak bumi, guru merasakan dari tahun ke tahun siswa kurang
C - 25
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya. Sadali (2010) menjelaskan empat asumsi yang mendasari model mengajar ini yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut ialah: Pertama, secara implisit bermain peran mendukung suatu situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menekankan dimensi "di sini dan kini" (here and now) sebagai isi pengajaran. Kedua, bermain peran memberikan kemungkinan kepada para siswa untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang tak dapat mereka kenali tanpa bercermin kepada orang lain. Ketiga, model ini mengasumsikan bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf kesadaran untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Keempat, model mengajar ini mengasumsikan bahwa proses-proses psikologis yang tersembunyi (covert) berupa sikap-sikap nilai-nilai, perasaan-perasaan dan sistem keyakinan dapat diangkat ke taraf kesadaran melalui kombinasi pemeranan secara spontan dan analisisnya. Sebagaimana dengan metode-metode pembelajaran yang lain, metode role playing memiliki kelebihan dan kelemahan, karena secara prinsip tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna. Semua metode pembelajaran saling melengkapi satu sama lain. Penggunaannya di dalam proses pembelajaran dapat dikolaborasikan, bergantung dari karakteristik materi pokok pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Kelebihan maupun kelemahan metode role playing sebagaimana dijelaskan Makhrufi (2009:3 dalam La Ode, 2010) adalah berikut ini. Kelebihannya: (1) dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan; (b) sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias; (c) membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi; (d) dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri; (e) dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan atau membuka kesempatan bagi lapangan kerja. Kelemahannya antara lain: (a) jika siswa tidak dipersiapkan secara baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sunguguh-sungguh; (b) bermain peran mungkin tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung; (c) bermain peran tidak selamanya menuju arah yang diharapkan seseorang yang memainkannya. Bahkan juga mungkin akan berlawanan dengan apa yang diharapkan; (d) siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik, khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang diperankannya; (e) bermain membutuhkan waktu yang banyak/lama; (f) untuk lancarnya bermain peran, diperlukan kelompok yang sensitif, imajinatif, terbuka, saling mengenal hingga bekerjasama dengan baik. Mujiman (2007:86 dalam La Ode, 2010) mengemukakan kelemahan metode role playing dan bermain peran ini terletak pada: (a) memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak; (b) memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid, dan ini tidak semua guru memilikinya; (c) kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu; (d) apabila pelaksanaan role playing dan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai; (e) tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini. Lesson study mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, yaitu kebiasaan berpikir dan bersikap (the habbits of mind and heart that are fundamental to success in school).Kebiasaan berpikir dan bersikap itu berupa ketekunan (peristence), kerjasama (cooperation), tanggung jawab (responsibility), dan kemauan untuk bekerja keras (willingness to
C - 26
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
work hard). Oleh karena itu, guru harus bekerja sama sebagai satu tim untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik. Penerapan lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru, terutama yang terkait dengan pengetahuan materi pokok, pengetahuan pengajaran, pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa, menghubungkan praktik sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi, hubungan dengan kolega dan saling bantu, komitmen, dan akuntabilitas (Samsuri, 2008). Lesson study bercirikan guru membuka pelajaran yang dikelolanya untuk guru sejawat lainnya sebagai observer, sehingga memungkinkan guru-guru dapat membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya.Lesson study juga merupakan proses pelatihan guru yang bersiklus, diawali dengan seorang guru: 1) merencanakan pelajaran melalui eksplorasi akademik terhadap materi ajar dan alat-alat pelajaran; 2) melakukan pembelajaran berdasarkan rencana dan alat-alat pelajaran yang dibuat, mengundang sejawat untuk mengobservasi; 3) melakukan refleksi terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, dan diskusi dengan para observer. Oleh karena itu, implementasi program lesson study perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya (Chaidar Warianto, 2011).
yang digunakan adalah kuis (post test), (4) Data penunjang di antaranya berupa angket respons siswa dan catatan lapangan.
Tahapan Lesson Study Plan Kegiatan plan (perencanaan) dilaksanakan di Aula MAN Malang 1 pada tanggal 12 Oktober 2013 yang dihadiri oleh guru MAN Malang 1 dan didampingi oleh Widyaiswara. Sebelum menyusun perencanaan kegiatan di kelas, guru MAN Malang 1 diberikan penjelasan tentang apa dan bagaimana lesson study oleh pendamping/narasumber widyaiswara melalui kegiatan workshop lesson study. Dalam workshop ini guru dibekali tentang apa dan bagaimana lessonstudy. Pada tahap plan dilakukan penyusunan dan pengembangan rancangan pembelajaran yang diharapkan mampu membelajarkan peserta didik secara efektif dan membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Rancangan tersebut dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi minyak bumi, metode pembelajaran yang dipilih adalah role playing.RPP disusun bukan hanya oleh guru model, tetapi oleh MGMP Kimia MAN Malang 1.Kegiatan yang dilakukan pada penyusunan RPP ini tidak hanya menyusun saja, tetapi juga membahas tentang kelebihankelebihan dan kekurangan-kekurangan RPP yang disusun. MGMP Kimia MAN Malang 1 juga membahas alternatif-alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kekurangan-kekurangan itu, sehingga menghasilkan RPP yang diharapkan dapat diterapkan dan dilaksanakan sehingga tujuan awal yakni membelajarkan siswa, membangkitkan partisipasi aktif siswa akan tercapai, yang pada akhirnya siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.Penelitian dilakukan di MAN Malang 1.Subjek penelitian adalah siswa X-J MAN Malang 1.Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya (1) lembar keterlaksanaan langkah-langkah lesson study yang meliputi tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see), (2) lembar observasi pembelajaran, (3) Soal test kognitif
C - 27
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
2.
3.
Gambar 1. Suasana workshop lessonstudy di MAN Malang 1
4.
Do 5.
Tahapan do dilaksanakan di kelas X-J MAN Malang 1, pada tanggal 18 Oktober 2013. Open class dihadiri oleh guru MAN Malang 1, Kepala MAN Malang 1 dan widyaiswara.Pada tahap pelaksanaan (do), kegiatan yang dilakukan adalah menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap plan. Ada tiga tahap yang dilakukan guru model dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu membuka pelajaran, melaksanakan pelajaran, dan menutup pelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, dua hari sebelumnya peserta didik yang bertugas sebagai pemeran sudah diberi teks skenario tentang minyak bumi, peserta didik yang terlibat sebanyak 13 siswa heterogen, mereka ada yang berperan sebagai narator satu orang, proses pembentukan minyak bumi empat orang, proses eksplorasi dua orang, proses pengolahan dua orang, dan proses pemanfaatan empat orang. Pada saat pembelajaran yang paling berperan adalah narator karena kunci keberhasilan ada pada saat narator membacakan teks skenario pembelajaran.Ruang kelas digunakan sebagai panggungnya. Siswa yang tidak berperan dalam permainan, mengamati jalannya pertunjukkan sambil mencatat, karena setelah cerita berakhir, semua akan kembali ke kelompoknya masing-masing, termasuk siswa yang ikut bermain peran. Mereka akan mendiskusikan pembelajaran hari itu ke dalam lembar kerja siswa dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Guru yang berperan sebagai observer mencatat kegiatan siswa yang meliputi: 1. Apakah semua siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini?
6. 7.
Bagaimana proses mereka belajar? (disertai fakta konkrit dan alasannya) Siswa mana yang tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari ini? (harus didasarkan pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa) Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya? (disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang sesuai) Bagaimana usaha guru dalam mendorong siswa yang tidak aktif untuk belajar? Dan bagaimana respons siswa? Apakah tujuan pembelajaran tercapai? Apakah kerja kelompok efektif? Apa yang dapat ditiru dari guru model? Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari ini?
Gambar 2. Suasana kegiatan do
See Setelah kegiatan do, pada hari yang sama setelah tahap do, dilanjutkan dengan kegiatan see untuk melakukan refleksi pembelajaran. Pada kegiatan ini, moderator memberi kesempatan terlebih dulu pada guru model untuk mengungkapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru model menjelaskan bahwa Rancangan Pembelajaran yang disusun saat plan telah terlaksana dengan baik, walaupun sebelum kegiatan do guru model merasa khawatir kalau siswa-siswa yang memerankan lakon drama satu babak itu tidak sesuai yang diinginkan oleh guru model, tetapi kekawatiran guru model hilang saat siswa-siswa tersebut sangat menjiwai peran yang ditugaskan. Guru model berharap para observer memberi komentar tentang pembelajaran yang telah
C - 28
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
dilakukan.Kesempatan refleksi berikutnya, moderator memberikan kesempatan kepada para observer (termasuk widyaiswara dan kepala madrasah) untuk memberikan komentar atau hasil refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
terpilih para pemain yang nantinya akan berperan di pertunjukkan tersebut. Lalu mulailah mereka berlatih sesuai skenario yang akan dimainkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah kegiatan pembelajaran terlaksana, berdasarkan catatan dari para observer, didapatkan hal-hal sebagai berikut: 1. Guru Hasil kegiatan plan diperoleh rancangan pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) di kelas X-J. Siswa dibagi dalam 10 kelompok yang heterogen.Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Sebagai prasyarat siswa ditanya tentang minyak bumi yang sudah dibaca dibuku kemudian memotivasi bagaimana proses terbentuknya minyak bumi. Dari pertanyaan ini diharapkan siswa memberikan jawaban bervariasi. Guru memberikan penghargaan pada siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Kemudian guru memberitahukan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru masuk dalam kegiatan inti, guru menjelaskan cara kerjanya seperti berikut ini. (1) Guru meminta kepada siswa-siswa yang sudah terpilih sebagai pemeran untuk maju di depan kelas dan memperagakan skenario pembelajaran. (2) Siswa-siswa yang tidak berperan bertugas sebagai pengamat dalam memperhatikan tampilan yang diperankan oleh teman-teman sekelasnya. (3) Setelah selesai bermain peran (drama satu babak) siswa-siswa tersebut kembali duduk di kelompoknya masingmasing. (4) Semua siswa mengerjakan soal yang ada di LKS, jawaban disesuaikan dengan hasil pengamatan dengan bimbingan guru. (5) Siswa melaksanakan presentasi di depan kelas dengan perwakilan kelompok yang di moderatori oleh guru sampai diketemukan hasil kesimpulan pembelajaran hari ini. (6) Siswa mengerjakan post tes. Setelah skenario dibuat, dimulailah proses pemilihan pemain. Proses ini cukup menarik, karena ternyata siswa menyambut dengan cukup antusias, dengan ikut mendaftar sebagai calon pemain. Setelah melalui proses audisi, akhirnya
Gambar 3. Suasana kegiatan plan
Dari hasil pengamatan observer diketahui bahwa guru telah melakukan 3 tahap utama dalam suatu pembelajaran yaitu, membuka pelajaran, melaksanakan pelajaran, dan menutup pelajaran. Pada tahap membuka pelajaran guru telah menciptakan suasana kesiapan mental dan menumbuhkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari. Aktivitas guru saat membuka pelajaran telah dapat menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, dan membuat keterkaitan.Gaya mengajar, penggunaan media mengajar, dan pola interaksi yang bervariasi menggiring siswa ke suasana belajar yang diinginkan guru.Pada tahap melaksanakan pembelajaran, guru sudah melakukan sejumlah aktivitas yang menyajikan bahan pelajaran dengan lebih mengutamakan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajarannya.Pada tahap ini sudah berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa dalam kelompoknya, dan antara siswa dengan materi yang dibahasnya.Pada tahap kemampuan mengakhiri atau menutup pelajaran, guru melakukan kegiatan-kegiatan meninjau kembali materi dan evaluasi. Meninjau kembali pelajaran dilakukan guru dengan melakukan kegiatan merangkum inti materi pelajaran dan membuat ringkasan melalui media power point, sedangkan evaluasi yang berfungsi untuk mengetahui adanya penambahan wawasan siswa setelah pelajaran atau kegiatan belajar berakhir dengan melakukan tes.
C - 29
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
2. Siswa Hasil pengamatan observer menyatakan bahwa sebagian besar siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran minyak bumi secara aktif, antusias dan terlihat senang.Meskipun ada siswa (siswa nomor 4 pada kelompok 8) menunjukkan kesulitan pada waktu mengisi LKS, dan siswa nomor 26 masih belum dapat menjawab soal dengan baik. Pembelajaran dengan roleplaying ini memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh, berpartisipasi dalam pembelajaran, meningkatan kemampuan dalam bekerja sama, dan dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar, serta kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. Selanjutnya pada kegiatan refleksi para observer memberikan tanggapan positif pada materi pembelajaran yang disajikan dengan roleplaying, yaitu dapat membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, yang diharapkan siswa dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalam materi pembelajaran (pendidikan karakter).
Setelah pembelajaran usai, saat para siswa ditanya tentang kesan mereka tentang pembelajaran yang baru saja mereka dapatkan, ternyata mereka cukup senang, karena mereka memperoleh pengalaman belajar yang baru dan belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.Masih menurut mereka, dengan model pembelajaran seperti ini, materi lebih mudah dimengerti, seperti ditunjukkan pada Gambar 4 di kelas saat openclass. Pada Tabel 1. ditunjukkan hasil tes siswa setelah pembelajaran dengan metode roleplaying pada materi minyak bumi. Pada tabel tersebut nampak bahwa sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan belajar, hanya dua siswa yang perlu remidi. Remidi dilakukan di luar jam pelajaran kimia. Setelah pembelajaran usai, saat para siswa ditanya tentang kesan mereka tentang pembelajaran yang baru saja mereka dapatkan, ternyata mereka cukup senang, karena mereka memperoleh pengalaman belajar yang baru dan belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.Masih menurut mereka, dengan model pembelajaran seperti ini, materi lebih mudah dimengerti, seperti ditunjukkan pada Gambar 4 di kelas saat openclass. Pada Tabel 1. ditunjukkan hasil tes siswa setelah pembelajaran dengan metode roleplaying pada materi minyak bumi. Pada tabel tersebut nampak bahwa sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan belajar, hanya dua siswa yang perlu remidi. Remidi dilakukan di luar jam pelajaran kimia. Tabel 1. Nilai Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 4. Pertunjukan proses pembentukan minyak bumi.
C - 30
Nama AKHMAD A N AMRINA R ARINA A N DEASFENTA R K DYAH W R EVITA M FAIQ N S FAIS F FARID A W S IMA R JIEHAN A R LABIBAH A M U M.ADNAN K M.RIFQI N PUSPITANING T
Nilai 90 80 85 90 50 85 85 80 85 80 80 80 80 60 90
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A RAHMATIN W N RANA F A REGITA M A K. REGITA V W RIANA S K RIFDIAN H F RISNA W RISTA T K SALSABILA A H. WAHYU A A
80 80 80 80 80 90 80 90 80 85
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
4.
5. KESIMPULAN Lesson study sangat bermanfaat bagi guru sebagai wahana belajar untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang mana dapat mengubah proses pembelajaran yang monoton menjadi proses proses yang menarik dan memotivasi belajar siswa secara maksimal. Pada akhirnya, proses tersebut dapat meningkatkan kompetensi siswa.Pembelajaran dengan menggunakan metode roleplaying, ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa dan memotivasi siswa belajar aktif, khususnya pada materi minyak bumi.Pemahaman siswa juga dipermudah, yang ditunjukkan oleh hasil penilaian individu pada akhir pembelajaran melalui tes.
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA 1. La Ode, Deden. 2010. Penerapan Model Pembelajaran RolePlaying dalam Mata Pelajaran PKN untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid Kelas V SD Inpres Maccini Kota Makasar. http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/11/p engaruh-metode-role-playing-terhadap.html. 2. Palupi, Diyah Retno. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Bermain Peran (RolePlaying) untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Drama.http://www.smpn17surakarta.net/wpcontent/uploads/2010/08/. 3. Pertiwi, FA, 2012. Penerapan Metode Simulasi Tipe RolePlaying Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VIIa
C - 31
SMPN 9 Jember, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jember. Sadali. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran RolePlaying terhadap Aktifitas Guru dan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Lemah Abang 2 Tanjung, Kabupaten Brebes). http://lppm.ut.ac.id/jp/21sadali.htm/. Syamsuri, Istamar dan Ibrohim, LessonStudy (Studi Pembelajaran) Model, Pembinaan Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan, Malang: FMIPA UM Press, 2008 Wahyu, 2008. Penerapan Metode Pembelajaran RolePlaying untuk Meningkatkan Keaktifan, Keantusiasan, dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SD Banjarsari Pacitan, Skripsi Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UM. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/ TEP/article/view/1191 Warianto, Chaidar. 2011. Penerapan LessonStudy Berbasis Sekolah, http://chaidarwarianto.guruindonesia.net/artikel_detail-28.html, diunduh 9/10/2012 Zaini, Munthe dan Aryani, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani, Jogjakarta.