PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru PAUD
Diajukan Oleh: YAYUK ISMIYATI A 520091057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
0
1
PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Yayuk Ismiyati A 520091057 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kognitif anak melalui metode Permainan Berhitung. Jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penelitian yaitu anak didik Taman Kanak – Kanak Islam Terpadu Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif dengan dua siklus, yang setiap siklusnya dilakukan tiga kali pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung anak melalui metode Permainan Berhitung, yakni sebelum tindakan mencapai 55%, siklus I mencapai 65%, dan siklus II mencapai 75%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu melalui metode Permainan Berhitung dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak. Kata kunci : kemampuan kognitif, permainan berhitung.
PENDAHULUAN Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar. Undang-Undang nomor 21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun melalui pemberian rangsangan. Tahap pertumbuhan anak merupakan masa emas yang berlangsung secara kontinyu dan setiap perkembangan membutuhkan tahap tahap selanjutnya.
2
Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk salah satunya melalui permainan berhitung permulaan. Permainan berhitung permulaan di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Salah satu pendidikan prasekolah adalah Taman Kanak-kanak (TK). Pada lembaga pendidikan tersebut, anak diberikan pendidikan secara berencana dan sistematis, agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna bagi anak. Namun demikian Taman Kanak-kanak tetap merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak. Tempat tersebut sebaiknya dapat memberikan perasaan aman, nyaman, penuh inovasi, menyenangkan dan menarik bagi anak, serta mendorong keberanian dan merangsang bereksplorasi atau menyelidiki dan memberi pengalaman demi perkembangan secara optimal. Metode Pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan karena, tanpa metode pembelajaran yang menarik maka pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur matematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statitiska. Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution dan Baratta Lorton dalam bukunya Mathteir Way keduanya mendasarkan teori Piaget yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmetika, berhitung), pola dan fungsinya,
3
geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probalitas, pemecahan masalah. (Diah Mutiah, 2010:161) Hj. Anggani Soedono, MA dalam makalahnya pada Seminar Pembelajaran Terpadu Untuk Anak Usia Dini (TK), menjelaskan bahwa pada usia 2-7 tahun adalah masa pra operasional ( Piaget,1983) yang berarti anak usia ini membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/bilangan. Piaget (1896-1980) sangat terkenal dengan teorinya tentang bagaimana seorang anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya. Menurutnya, pemahaman anak dibangun melalui tindakan. Seorang anak dapat memahami suatu konsep melalui pengalaman konkrit. Menurut Piaget anak usia 2 – 7 tahun tahapan perkembangan kognitifnya adalah pra-operasional, mereka belum dapat berpikir abstrak sehingga memerlukan simbol yang konkrit untuk menanamkan konsep. Permainan berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika ketrampilan untuk mengikuti pendidikan dasar. Permainan berhitung secara umum pada anak TK bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya. Permainan
berhitung
adalah
kegiatan
permainan
yang
dilakukan
untuk
mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran Matematika lebih lanjut, melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan. Bagaimana upaya guru untuk menjadikan pembelajaran berhitung yang menyenagkan dan kreatifitas anak pun tumbuh kembang secara optimal, sehinga materi matematika akan menjadi permainan berhitung yang menyenangkan dan menumbuhkan kreatifitas bagi anak. Ada beberapa manfaat pentingnya perkembangan kognitif untuk anak yaitu agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, dengar dan rasakan. Sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
4
kejadian yang pernah dialaminya. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran – pemikiran dalam rangka menghubungkan satu peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya. Agar anak memahami berbagai simbol – simbol yang tersebar di dunia sekitar. Anak didik di TKIT Mutiara Bunda kelompok A Tangen Sragen pada Tahun Ajaran 2012/2013, memiliki kemampuan kognitif yang masih belum optimal. Anak sulit menjodohkan lambang bilangan dengan pasangannya, salah dalam menghitung benda, sulit mengurutkan angka sesuai dengan urutan yang benar. Hal ini disebabkan karena dalam penyampaian materi pembelajaran tidak menggunakan media atau alat peraga yang menarik hanya menggunakan metode pemberian tugas berupa lembar kerja (LK) yang monoton. Guru juga kurang melibatkan siswa secara aktif dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran kurang menarik minat mereka, seharusnya hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran anak usia dini yang memiliki prinsip bermain sambil belajar. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat anak bermain musik dengan memukul-mukul bangku atau mengetuk-ngetuk tongkat, mencorat-coret dinding, meja, atau tempat lain menurut fungsi tidak dapat ditulisi. Tindakan ini sebenarnya merupakan ungkapan kreativitas anak, sebab bagi anak coret-coretan tersebut merupakan ungkapan isi hatinya. Sekalipun kita menyangka anak itu hanya bermain dengan rasa acuh tak acuh saja, namum pada hakekatnya kegiatan bermain tersebut disertai tes kesadaran, minat yang penuh dan usaha yang keras. Hal seperti itu terjadi karena adanya kekuatan pada diri anak yang akan tumbuh dan berkembang yang harus disalurkan melalui akivitas bermain dengan bimbingan dari guru atau orang tuanya. Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika di perlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan matematis. Dengan kata lain, permainan berhitung bagi anak prasekolah diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar,
5
seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi. Melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan. Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di TKIT Mutiara Bunda Tangen kabupaten Sragen dengan menggunakan metode pembelajaran permainan berhitung, dengan media yang variatif dan permainan yang kreatif sangat cocok diterapkan pada anak usia 4 – 5 tahun,karena
sesuai
dengan
tahap
perkembangan
mereka
yang
konsep
pembelajarannya melalui bermain. Bermain dengan segala bentuk permainan bagi anak merupakan aktivitas yang dilakukan dan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh anak untuk menumbuhkan, mengembangkan dan melatih seluruh aspek kehidupan. Di sinilah seorang guru TK harus mampu menangkap kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran apa yang menjadi fokus dalam pembelajaran (berhitung) sehingga tercapai tujuannya. Eheart dan Leavitt menegaskan bahwa kegiatan bermain memberi anak kesempatan untuk menguasai berbagai dasar konsep dan keterampilan fisik, sosial dan intelektual. (Eheart & Leavitt, 2008: 22) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di TKIT Mutiara Bunda Tangen yang beralamat di Mangir RT 04, Dukuh, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Penelitian Dilaksanakan pada waktu semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 anak, terdiri dari 10 perempuan dan 7 laki-laki. Penelitan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam 2
siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas, kepala sekolah dan peneliti. Penelitian Tindakan kelas ini bersifat praktis, situasional, dan kondisional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di
6
sekolah. Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang efektif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain berhitung permulaan, sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil tes dalam kemampuan kognitif. Adapun sumber data meliputi: a. Data Primer, dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan/observasi
terhadap
anak saat melakukan kegiatan Permainan berhitung di dalam kelas. b. Data Sekunder, dalam penelitian ini adalah informasi dari guru dan siswa melalui wawancara, dokumen Silabus, Rencana Bidang Pengembangan, serta foto-foto kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data. Adapun jenis metode yang digunakan yaitu observasi dan catatan lapangan. Instrumen merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan catatan lapangan. Dalam penyusunan ini, instrumen yang digunakan adalah: a) Lembar observasi, b) Observasi penerapan metode permainan berhitung permulaan yang berisi tentang catatan pelaksanaan metode permainan berhitung permulaan dalam upaya peningkatan kemampuan kognitif, c) Catatan lapangan adalah beberapa catatan yang diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang selengkap mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan-tindakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data. Dengan menggunakan metode permainan berhitung akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, yang mana indikator pencapaian belajar dapat dikatakan berhasil jika memenuhi target yang telah ditetapkan. Adapun keberhasilan indikator kinerja pada penelitian yang telah dicapai adalah:
7
1. Mengenal lambang bilangan 1 – 5 dengan benda. 2. Menjumlahkan dengan gambar benda. 3. Membuat urutan bilangan 1 – 5 dengan benda – benda. Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dihasilkan merupakan data yang dikumpulkan baik melalui teknik observasi dan catatan lapangan. Aspek yang akan diteliti adalah indikator yang berhubungan dengan berbahasa berhitung permulaan, jumlah anak yang akan dinilai adalah 17 siswa dengan target peningkatan minimal mencapai 75 %. Adapun langkah dalam analisis data observasi untuk anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Memberikan nilai atau skor pada setiap hasil amatan, b) Tabulasi nilai observasi berhitung permulaan melalui kegiatan permainan berhitung, c) Menghitung prosentase peningkatan kemampuan berhitung anak melalui metode permainan berhitung permulaan, d) Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai prosentase yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan kognitif anak terlebih dahulu peneliti melakukan survei awal dengan cara tanya jawab. Dalam Survei awal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak belum optimal dan kurang terlihat kemampuan kognitifnya. Kemampuan anak dengan pemikiran divergen dapat dilihat khususnya pada kegiatan menghitung benda. Banyak anak yang bertanya ”Bagaimana menghitungnya?”. Jawaban guru sebaiknya disampaikan secara langsung memberikan cara dan segera memberi masukan-masukan yang sesuai dengan prinsip pendidikan dan tahapan usia anak. Saat tiba kegiatan akhir menghitung dengan benda selesai guru memberikan pujian yang positif pada anak.
8
Saat pelaksanaan pra tindakan, peneliti (sebagai guru) memulai kegiatan belajar mengajar dengan menyanyi dan tepuk tangan menyesuaikan tema yang dipakai. Guru mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran dengan mengajak anak senam otak dulu. Peneliti menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan bersama yaitu membilang secara urut dengan menggunakan benda. Awal kegiatan pra tindakan, peneliti (guru) yaitu melakukan kegiatan menyebut hasil dari penambahan dan memasangkan benda dengan angka yang melambangkannya. Berdasarkan hal tersebut anak dikenalkan dengan kartu bergambar kemudian menghitungnya. Terdapat beberapa anak bingung dengan konsep penambahan sehingga jawaban anak tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya.
Terdapat anak yang masih salah dalam
menghitung jumlah benda karena, dalam berhitung masih melompat lompat sehingga hasil akhirnya/salah. Kegiatan menambahkan dengan benda
diberikan untuk
mengetahui tingkat kemampuan kognitif anak. Pada kondisi awal, kemampuan kognitif anak masih belum menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari penilaian pada pembelajaran pra penelitian yang menunjukkan masih belum merata pada kemampuan memasangkan benda dengan angka yang melambangkan, menambahkan dan mengurutkan bilangan dengan benda. Meninjau hasil observasi dan pretes, peneliti dan guru perlu untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui kegiatan permainan berhitung permulaan. Peneliti berdiskusi dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya. Pada siklus I, sebanyak 42,3% anak memperoleh nilai 1 (memuaskan) pada permainan memasangkan gambar kendaraan dengan angka yang melambangkannya, sebanyak 65, 4% anak telah mempemperoleh nilai 1 pada pembelajaran menambahkan dengan dadu, dan sebanyak 50% anak telah menguasai pengurutan dengan gerbong kereta berangka. Hasil tes pada siklus I telah dievaluasi untuk menentukan langkah langkah selanjutnya, karena pada siklus I
belum mampu
mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian terutama menentukan perbaikann dalam mengoptimalkan metode yang dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan.
9
Diketahui bahwa kemampuan berhitung anak sebelum tindakan sampai dengan siklus ke II menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 55%, siklus I sebesar 65%, siklus II mencapai 75%. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti peningkatan kemampuan berhitung anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui kegiatan permainan berhitung permulaan kognitif anak dapat cepat berkembang, anak sangat aktif dan meningkatkan rasa percaya diri anak dalam berhitung dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Adapun peningkatan kemampuan berhitung pada siklus menunjukkan suatu kestabilan. Dimana prosentase peningkatan sebelum tindakan sampai siklus I mencapai 10%, dari siklus I sampai siklus II peningkatan sebesar 20%, di sini diketahui bahwa sebelum tindakan sampai siklus I mengalami peningkatan walaupun sedikit, hal ini disebabkan karena pada awal-awal pertemuan ketertarikan anak pada kegiatan permainan berhitung masih cukup tinggi namun ketertarikan anak pada angka masih kurang, karena peraga yang di gunakan masih terlalu sederhana. Adapun untuk peningkatan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang sangat besar dari pada siklus I, anak sangat tertarik dengan permainan yang berbeda-beda serta penggunaan alat peraga yang lebih menarik dari sebelumnya dan ruangan luar kelas (halaman taman) yang digunakan sangat mendukung berjalannya main peran dengan lebih menyenangkan. Hal ini disebabkan karena adanya percaya diri dan semangat anak yang cukup tinggi dengan suasana pembelajaran yang baru. Antusias anak sendiri lebih besar dalam mengikuti kegiatan permainan berhitung permulaan. Kemampuan Berhitung anak di setiap siklusnya mengalami peningkatan yang terus menerus pada setiap butir amatan dengan adanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, motivasi dan reward yang diberikan anak pada saat kegiatan berlangsung. Dan dari hasil pengamatan pada indikator dapat membilang 1-5 pada butir amatan dapat menunjuk benda secara urut masih rendah. Hal ini karena anakanak merasa kesulitan untuk berhitung secara urut, hanya pada ucapannya saja.
10
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya tentang kemampuan kognitif anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Melalui metode permainan berhitung anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan berhitung anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II. Sebelum tindakan 55%, siklus I 65%, dan siklus II mencapai 75%. 2. Peningkatan kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan anak usia dini. Peningkatan kognitif anak harus diperhatikan sejak dini, hal ini diperlukan agar mampu membekali anak dalam perkembangan kecerdasan kecerdasan yang lain. Melalui kegiatan permainan berhitung, anak dapat belajar angka dengan rasa senang dan mengembangkan kedisiplinan dengan mengikuti aturan main. Dalam metode permainan berhitung permulaan ada interaksi sosial dan kerjasama yang melibatkan anak satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
---------, 2004, Bermain dan Anak, Jakarta, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini ---------, 2005, Penyelenggaraan Program PAUD, Surabaya, BPPLSP Regional IV Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya. Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo. Arthur L.Costa, J. R. 1985. Slow and Steady Get Me Ready. Jakarta: Primamedia Pustaka. Anggani Soedono, MA. 2000. Makalah Seminar pembelajaran Terpadu Untuk Anak Usia Dini (TK).
11
Depdiknas. 2006. Pedoman pendidikan berorientasi kecakapan hidup Taman Kanakkanak(TK). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djamarah. Syaiful B dan aswar zain.2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dwi nuryatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan kognitif Anak Melalui Metode permainan berhitung hasil kebun Pada Anak Usia Dini Di TK Bendungan II Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Skripsi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hidayani, Rini. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitassitas Terbuka. Roestiyah, M.K. 2001.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada Media Group. Sujiyono, Yuliani Nurani. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Susilo. 2009. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suwandi, Sarwiji. 2007. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Penulisan Karya Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. www.pendidikannetwork.com diakses pada tanggal 18 Nopember 2012