Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN DALAM PERKULIAHAN KIMIA ORGANIK MATERI MEKANISME REAKSI SN1 DAN SN2 APPLICATION METHODS LEARNING ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN MATERIALS ORGANIC CHEMICAL REACTION MECHANISM SN1 AND SN2 Rinaningsih1, Asep Kadarohman2, Harry Firman 2, Suyatno1 1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya, Indonesia (60231) 2 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl.Dr. Setiabudi 229 Bandung, Indonesia (40154) Email :
[email protected]
Abstrak. Metode sebagai dasar pengembangan suatu model pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan individu ditemukan di Pesantren. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional Indonesia menerapkan metode Sorogan dalam berbagai strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini diimplementasikan metode Sorogan dan Bandongan pada matakuliah Kimia Organik.materi mekanisme reaksi SN1 dan SN2. Sampel penelitian yakni mahasiswa jurusan kimia berjumlah 31 mahasiswa. Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah penerapan metode Sorogan dan Bandongan dalam perkuliahan Kimia Organik didapatkan peningkatan hasil belajar sebesar 11,07. Penelitian menggunakan motode Sorogan dan Bandongan dalam pembelajaran Kimia Organik merekomendasikan bahwa metode Sorogan dan Bandongan efektif dipergunakan dalam pengembangan model pembelajaran. Kata kunci: Metode Pembelajaran Pondok Pesantren, Perkuliahan Kimia Organik. Abstract. Method as the basis for the development of a learning model that facilitates the development of individuals were found in the boarding school. Pesantren Indonesia as a traditional educational institution applying the method sorogan in various learning strategies. In this study, the method is implemented in the course sorogan and Bandongan Organic Chemical material reaction mechanisms SN1 and SN2 . The research sample that students majoring in chemistry numbered 31 students. The results showed that after application of the method sorogan and Bandongan in the lecture Organic Chemistry learning outcomes associated with an increase of 11.07. Research using motode Sorogan and Bandongan in teaching Organic Chemistry recommend that sorogan and Bandongan effective methods used in the development of learning models . Keywords: Learning Method boarding school, Class of Organic Chemistry .
mahasiswa dari dosen secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode belajar individual dan belajar bersama/kelompok sangat diperlukan. Rumusan kurikulum pengajaran maupun arah penelitian dan kegiatan sosial (pengabdian masyarakat) yang dicanangkan di kampus, harus terkait langsung dengan upaya
PENDAHULUAN Tercapainya efektifitas dalam menjalankan fungsi penyalur dan pengembang ilmu pengetahuan, peran dosen memiliki fungsi yang sangat sentral. Kepiawaian dosen dalam menumbuhkan minat peserta didik untuk menggali ilmu secara mandiri sangat penting dibanding transfer ilmu yang diperoleh
B-104
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
nation building secara terus-menerus, yakni mendorong tumbuhnya integrasi nasional dan integrasi sosial yang kuat. Rancangan kegiatan pendidikan (BSNP, 2010) dapat difokuskan pada tema-tema berikut:
memberikan suatu umpan balik baik penguatan ataupun pembenaran apabila terjadi kesalahan dari santri, dalam hal ini Kyai (guru) adalah sumber ilmu (Rifa’i, 2013; Astuti, 2014). Metode Bandongan adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa mendapat pembelajaran secara kelompok dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang materi yang diajarkan (Kuswandono, 2011; Al hamdani, 2013). Kedua metode tersebut sangat bermanfaat untuk melatihkan kemandirian santri. Indikator keberhasilan implementasi metode Sorogan dan metode Bandongan di Pesantren adalah seberapa besar penerimaan masyarakat terhadap keberadaan pesantren. Semakin Termasyur suatu pesantren Kyai semakin karismatik, wibawa dan terampil dalam menerapkan Sorogan-Bandongan ( Rifa’i, 2013; Fadhil, 2011). Semakin mahir Kyai dalam menerapkan Sorogan-Bandongan semakin banyak muncul teknik, gaya serta strategi yang muncul dalam menyampaikan konsep (materi) pelajarannya (Astuti, 2014; Kuswandono, 2011). Implementasi Sorogan-Bandongan di Pondok Pesantren mutlak dilakukan baik di pesantren tradisional, modern maupun komprehensif, karena ruh metode tersebut sudah ada pada para pengajar baik Kyai maupun ustadz (asisten Kyai). Salah satu syarat yang tidak tertulis dalam dunia pesantren untuk jadi seorang kyai atau ustadz apabila sudah pernah menyelesaikan (katam) kitab Ta’lim Muta’alim. (Syukur, 2012; Azhari, 2014). Kitab inilah yang mendasari kepribadian santri yang tercermin dalam budaya Indonesia. Berpijak pada rancangan kegiatan pembelajaran menurut BSNP dan mengkaji keberhasilan pembelajaran di pondok pesantren maka dilakukanlah penerapan pembelajaran metode pondok pesantren pada materi kimia organik mekanisme reaksi SN1 dan SN2.
1. Membangun pemahaman/kesadaran tentang cita-cita pembangunan Indonesia sebagai bangsa yang didasarkan pada nasionalisme kewargaan (civic nationalism) yang bertumpu pada rasa kemanusiaan. 2. Membangun pemahaman / kesadaran pentingnya toleransi dalam menjalankan kehidupan bersama dalam rangka membentuk “kewargaan multikultural” (multicultural citizenship) menuju masyarakat kreatif dan responsif. 3. Merancang perangkat ajar dan tema-tema penelitian dan kegiatan sosial yang mendorong tumbuhnya pemahaman dan sikap saling menghormati pada kelompok adat, etnis, agama, ras, perbedaan gender, asal-usul, dan identitas lainnya. 4. Melatih ketrampilan mediasi dan negosiasi dalam rangka membangun perdamaian melalui upaya-upaya resolusi konflik dan transformasi konflik. Mengapa Harus Pesantren?
Membidik
Metode
Pembelajaran di Pesantren dilakukan secara individual dan kelompok, yang terwadahi dalam model Sorogan-Bandongan, dimana merupakan model pembelajaran gabungan dari metode Sorogan dan metode Bandongan yang diterapkan di Pondok pesantren yang menjadikan santri mandiri dimasyarakat. Metode Sorogan adalah metode pembelajaran individual dimana santri harus menyerahkan hasil (sorog) materi konsep yang telah dipahaminya kepada Kyai (guru) (Tan, 2014; Muflih, 2014; Zuchairiny, 2013; Sulistyo, 2014; Kuswandono, 2011). Kyai (guru) sebagai penerima hasil perkembangan belajar individual santrinya harus
B-105
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kesulitan yang sangat drastis dari 32% pada pre test menjadi 3% pada tes akhir untuk pengertian reaksi substitusi. Begitu juga pada kesulitan dalam mempelajari SN1 pada pre test sebesar 83% pada tes akhir hanya 4,5%. dan SN2 pada pre test sebesar 48% sedang pada tes akhir sebesar 20% (soal nomor 4, item 1 dan 3). Konsep prasyarat pada pre test terbaca untuk asam basa Lewis sebesar 90%, konfigurasi elektron sebesar 23%, pengisian orbital 13%, hibridisasi 23%. Struktur Lewis 55%, elektronegatifitas 65%. Bila dirata – rata konsep prasyarat pada pre test sebesar 44% hasil tersebut hampir setara pada tes akhir sebesar 46%. Kesetaraan menunjukkan bahwa konsep prasyarat memerlukan waktu tersendiri dalam perkuliahan karena keterbatasan waktu dalam tatap muka pada perkuliahan. Sejalan dengan pemikiran Cui (2012) Pre test sebagai alat pengukur pengetahuan awal mahasiswa sebagai diagnosa terhadap tahapan belajar siswa, menentukan langkah pembelajaran individual bagi masing-masing mahasiswa. Langkah pembelajaran dari hasil diagnostik tersebut merupakan kunci dari pembelajaran individual. Pembelajaran individual yang dilakukan dibantu oleh LKM yang telah dikembangkan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan ketentuan peta diagnostik. Hasil rata-rata pre test sebesar 47,90 sedangkan post test senesar 58,97 ada peningkatan sebesar 11,07 yang menunjukkan strategi dan metode Sorogan dan Bandongan yang diimplementasikan efektif dipergunakan dalam perkuliahan Kimia Organik.
METODE Sampel yang digunakan dalam penelitihan mahasiswa Jurusan Kimia UNESA yang mengambil mata kuliah kimia Organik I sebanyak 31 mahasiswa. Instrumen yang digunakan yaitu tes pengetahuan awal mahasiswa (pre test) dan tes hasil belajar mahasiswa (post test). Setelah dilakukan pre test kemudian dilakukan pembelajaran secara individual sesuai dengan pengetahuan awal mahasiswa. Untuk membantu pembelajaran individual terlebih dahulu dikembangkan LKM yang sesuai dengan tahapan belajar masingmasing mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan pengetahuan awal mahasiswa dan nilai tes akhir setelah implementasi metode maupun strategi Sorogan Bandongan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas meliputi proses perkembangan hasil belajar mahasiswa, sebagaimana tertera pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1.Perkembangan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam menentukan efektifitas model sorogan – bandongan pada penelitian dapat dilakukan dengan melihat perkembangan hasil belajar mahasiswa. Potensi perkembangan individu dilakukan dengan membandingan antara pengetahuan awal siswa dan hasil belajarnya. membandingkan antara hasil diagnostik kesulitan belajar awal merupakan pre test dengan kesulitan materi pada tes akhir
Gambar 2. Tes diagnostik pada konsep-konsep yang prasyarat SN1 dan SN2
B-106
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
Pada gambar 2 terlihat bahwa konsep prasyarat yang dikuasai mahasiswa yaitu asam basa Lewis. Kemampuan mahasiswa pada konsep asam basa Lewis belum cukup dipergunakan dalam membangun konsep mekanisme reaksi S N1 dan SN2, sehingga perlu konsep prasyarat lain nukleofilisitas, konfigurasi electron, pengisian orbital, hibridisasi, penentuan struktur, elektronegatifitas serta pemahaman terhadap reaksi substitusi.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Jurusan Kimia FMIPA UNESA yang telah membantu implementasi penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Akhiruddin, KM., 2015. Lembaga Pendidikan Islam di Nusantara. Jurnal Tarbiya Volume 1, No. 1-2015 PP 195-219 2. Al hamdani, D., M., H., 2013. Introduction Curriculum Multiculturalism Boarding School; Journal of Education and Practice; Vol. 4, No.23 Pp. 57-62 3. Astuti, A., S., 2014. Pesantren dan Globalisasi; Jurnal Tarbawiyah, Volume 11 No. 1 Edisi Januari-Juli 2014 Pp. 16-35 4. Azhari. 2014. Eksistensi Sistem Pesantren Salafi Dalam Menghadapi Era Modern; Islamic Studies Journal; Vol.2 No. 1 Januari-Juni 2014 PP.51-65 5. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Versi 1- Tahun 2010. 6. Cui, Y., Gierl, J., M. (2012). Estimating Classification Consistency and Accuracy for Cognitive Diagnostic Assessment. Journal of Educational Measurement Spring. Vol. 49, No. 1, PP. 19-38. 7. Fadhil, M. 2011. Inovasi Pesantren dalam Pengembangan Keilmuan; Innovatio, Vol. X, No.1, Januari-Juni 2011 Pp. 59-81 8. Khitam, H., 2014. Manifestasi Nilai Teologi Dalam Gerakan Ekologi; Forum Ilmiah, Volume 11 Nomor2, Mei 2014, Pp. 210-218 9. Kuswandono, P., Gandana, I., Rohani, S., Zulfikar, T., 2011. Revisiting Local Wisdom: Efforts to Improve Education Quality in Indonesia; Conference Proceedings 10. Muflih, A., Armanu, Djumahir, Solimun., 2014. Leadership Evolution of Salafiyah Boarding School Leader at Lirboyo Kediri; International Journal of Business and
Gambar 3. Profil Pekerjaan Rumah Mahasiswa Pada gambar 3 di atas merupakan profil mahasiswa dalam mengerjakan handout. Terdapat grafik berwarna merah pada mahasiswa ke 8 yang mana mahasiswa tersebut mendapatkan nilai tugas rumah sebesar 30, pada grafik tampak bahwa mahasiswa tersebut tidak mendapatkan nilai terendah, yang sebenarnya mahasiswa tersebut terlihat tidak sungguhsungguh dalam mengerjakan tugas. Sebenarnya, nilai tugas mahasiswa tersebut bias mencapai 100 seperti mahasiswa 1. Handout pada penelitian ini merupakan adopsi dari dari kitab kuning yang harus ada dalam implementasi model Sorogan-Bandongan. Pengerjaan handout sebagai tugas rumah merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran dalam metode Sorogan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: metode dalam pembelajaran pesantren efektif dipergunakan dalam kurikulum perkuliahan kimia organik materi mekanisme reaksi SN1 dan SN2.
B-107
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
11.
12.
13.
14.
Management Invention; Volume 3 Issue 31 March 2014. PP.34-50 Nulhakim, L. 2012. Pengaruh Pendidikan Formal Terhadap Eksistensi Pesantren Salafiah di Pesantren An-Nur Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut; Jurnal Pendidikan Universitas Garut; Vol. 06; No. 01; 2012; 32-51 Syukur, F., 2012. Pesantren - Based Madrasah Management; AL ALBAB- Borneo Journal of Religious Studies (BJRS); Volume 1 Number 1 December 2012 PP. 109 - 129 Tan, C., 2014. Educative Traditional and Islamic schools in Indonesia; Journal of Arabic and Islamic Studies; 14(2014): 47-62 Zuchairiny, A., 2013. Penguatan Islam Tradisional: studi Kasus Model Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo Sulawesi Tengah: ISTIQRA’, Jurnal Penelitian Ilmiah; Vol.1, No. 2 Juli-Desember 2013 PP. 273-282
B-108