20
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7, Desember 2014, 20-27
Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru) Ebill Rosher Apadbuista 1,Heri R. Yuliantoro2 1, 2
Program Studi Akuntansi, Politeknik Caltex Riau
Abstrak Penelitian ini dilakukan di Home Industry Citra Snack 2014. Home Industry Citra Snack adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang produksi keripik bawang dan stik kentang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui harga pokok produk dua jenis produk yang terdapat pada Home Industry Citra Snack dengan menggunakan metode harga pokok produksi berdasarkan pendekatan full costing. Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data yang terdapat dalam penulisan penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian ini terdapat perbedaan antara harga pokok menurut perusahaan dengan harga pokok produk menurut full costing. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memasukkan biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan kompor, biaya listrik dan biaya tabung gas. Selisih harga pokok produk menurut perusahaan dengan metode full costing adalah Rp 2.858/Kg untuk keripik bawang dan Rp 2.887/Kg untuk stik kentang. Hal ini dikarenakan harga pokok yang dihitung perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode full costing.
Kata Kunci : Harga Pokok Produksi, Full Costing, Laba, Harga Jual.
Abstract This research is done on Citra Snack Home Industry year 2014. Citra Snack Home Industry is a business entity engaged in the production of onion crisps and potato sticks. This study was conducted to determine the cost of the product of two types of products found in Citra Snack Home Industry using the cost of production method based on full costing approach.Types and sources of data used in this study is primary data. Data collection techniques used in the writing of this study were interviews and documentation. Having done this research, there is a difference between the cost of goods according to the company with the cost of the product according to the full costing. This is because the company does not include the buildingsdepreciation cost, machinery depreciation costs, stovedepreciation costs, electricity costs,and the cost of the gas tube. The difference is Rp 2,858 / kg for onion chips and Rp 2,887 / kg for potato sticks. It is because the cost calculated by the company is smaller compared to the calculation which using the full costing method. Keyword : cost of production, Full Costing, profit, selling price.
1
Pendahuluan
Home Industry Citra Snack merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang produksi stik kentang dan keripik bawang. Selama aktivitas produksi, Citra Snack belum memperhitungkan dan mengklasifikasikan seluruh biaya yang terdapat produksinya kedalam harga pokok produksi. Dalam perhitungan harga pokok produksi home industry Citra snack masih melakukan perhitungan harga pokok produksi secara sederhana sehingga masih ada biaya overhead pabrik yang tidak dimasukkan kedalam komponen biaya produksi seperti: biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin, biaya listrik dan overhead lainnya. Hal ini menyebabkan kurang terincinya biaya overhead pabrik yang digunakan dalam menghitung biaya produksi.
Ebill Rosher Apadbuista dan Heri R. Yuliantoro
21
Oleh karena itu diperlukan perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Full Costing, harga pokok produksi atau pokok produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi sehingga perusahaan dapat mengetahui semua biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas produksi dengan demikian perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan dapat mengoptimalkan laba sekaligus memenuhi tuntutan dasar konsumen. [5] Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat untuk menghitung harga pokok produksi seperti biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya haruslah yang lebih efisien (waktu) dan efektif (biaya). Agar biaya-biaya ini lebih efektif, maka yang dicatat haruslah yang benar-benar dibebankan. Karena pengalokasian biaya produksi merupakan satu proses yang penting dan berpengaruh terhadap penentuan harga pokok produksi. UKM pada umumnya termasuk home industry Citra Snack belum melakukan pengendalian yang tepat pada perhitungan biaya produksi dimana biasanya UKM ini menghitung biaya produksi dengan akuntansi biaya sederhana. Akuntansi biaya sederhana yaitu biaya overhead pabrik dialokasikan berdasarkan unit misalnya jam tenaga kerja langsung, jam mesin ataupun unit bahan baku yang digunakan. Meskipun akuntansi biaya sederhana dapat mengukur secara cermat sumber daya yang dikonsumsi produk sesuai dengan jumlah unit dari setiap produk yang dihasilkan, tetapi banyak sumber daya lain yang secara tidak langsung diperlukan dalam proses produksi (misalnya sumber daya penunjang) seperti departemen pembantu, cadangan pembangkit (diesel), teknisi, tenaga kebersihan, dimana proses tersebut tidak berkaitan langsung dengan volume fisik dari unit-unit yang diproduksi sehingga tidak dibebankan dalam perhitungan harga pokok produksi. Dari pengalokasian biaya overhead pabrik ke produk tersebut akan menimbulkan kesalahan dalam penentuan harga pokok produk dan dalam pengendalian biaya tidak melakukan perhitungan biaya secara terinci oleh karena itu biaya produksi yang dihasilkan seringkali tidak akurat hal ini mengakibatkan salahnya penetapan harga jual. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pada perhitungan harga pokok produksi yang menyebabkan harga terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dan agar menghasilkan biaya yang efisien diperlukan suatu metode yang baik. Metode yang tepat digunakan dalam menghitung harga pokok produksi dan biaya produksi tersebut ialah metode full costing. Full costing digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya karena pada teknik ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk jadi atau ke harga pokok pejualan berdasarkan tarif yang ditentukan pada aktifitas normal atau aktifitas yang sesungguhnya terjadi [5]. Perhitungan harga pokok produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyajikan informasi ringkas dan sistematis kepada pemakai laporan. Apabila perhitungan harga pokok yang dilakukan kurang tepat akan berpengaruh pada penentuan harga jual. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk stik kentang dan keripik bawang dengan metode full costing? 2. Bagaimana perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode full costing dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap harga jual? 3. Bagaimana tingkat perolehan laba yang di peroleh oleh perusahaan?
2
Tinjauan Pustaka
Pada peneliti terdahulu oleh Sunarto dan Juniar, yang berjudul “Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing (Kasus Pada Bakso Urat Gatot Kaca)”[8]. Peneliti
22
Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk...
ini mengolah data dari usaha Bakso Urat Gatot Kaca yang berada di daerah Malabar kota Bogor cabang dari CV Yasmin. Perhitungan HPP pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan. Salah satu unit usaha dari CV Yasmin yaitu BUKG yang terletak di Malabar Ujung, Bogor, setelah dilakukan penelitian sederhana bersamaan dengan perhitungan HPP dengan metode full costing, telah diketahui bahwa HPP total hariannya adalah Rp559.980,00, dan HPP per satuan atau HPP per mangkoknya adalah Rp4.480,00. Dengan penjualan dengan harga Rp5.000,00 per mangkoknya, BUKG masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp520,00. Pada peneliti selanjutnya oleh Deswani, membahas perhitungan harga pokok produksi dengan judul “Analisis perhitungan harga pokok produksi pada CV Imbalan Jasa dengan metode full costing untuk perhitungan laba”. Peneliti menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data secara wawancara dan dokumentasi. Hasil perhitungan harga pokok produksi conblock dengan menggunakan metode full costing yaitu menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dan sesuai dengan aturan akuntansi maka didapat harga pokok produksi conblock tersebut sebesar Rp 1.039,3 per unit. Harga jual yang sebenarnya untuk conblock dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dan dengan target laba perusahaan sebesar 25% didapat sebesar Rp 1.299,13 per unit, sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp 1200 per unit. Maka terdapat selisih sebesar Rp 99,13 per unit. CV Imbalan Jasa selama ini sebenarnya belum mendapatkan laba sebesar 25% sesuai dengan target laba perusahaan, karena perusahaan tidak menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi conblock. [4] 3
Pembahasan
Citra Snack melakukan produksi keripik bawang dan stik kentang setiap hari. Dari Tabel 1 dibawah ini dapat dilihat hasil total penjualan perbulan. Citra snack melakukan penjualan di awal bulan dan pertengahan bulan yaitu 15 (lima belas) hari. Tabel 1 Data Penjualan Citra Snack
Penjualan Produk
Januari /Bungkus
Februari /Bungkus
Maret /Bungkus
Total
Keripik bawang
280
250
250
780
Stik kentang
100
120
120
340
Total
380
370
370
1.120
Home Industry Citra Snack dalam menghitung harga pokok produksi, usaha ini tidak melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing. Menurut metode Full Costing, produk yang dihasilkan ternyata menyerap biaya overhead pabrik tetap seperti biaya penyusutan mesin dan lain sebagainya. Walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut. Untuk itu, penulis akan menghitung harga pokok produksi keripik bawang dan stik kentang berdasarkan metode full costing yang memasukkan semua komponen biaya yang terjadi pada produk tersebut. Adapun perhitungan berdasarkan metode full costing disajikan pada tabel berikut ini:
23
Ebill Rosher Apadbuista dan Heri R. Yuliantoro
Tabel 2 Perhitungan HPP untuk Produk Kripik Bawang
Komponen Harga Pokok Produksi Keripik Bawang
Total
Biaya Bahan Baku 1.Tepung Terigu 2.Tepung Sagu 3.Minyak Goreng 4.Bawang Merah 5.Bawang Putih 6.Telur Ayam Total Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah Produksi Keripik Bawang Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik 1. Biaya Penyusutan a. Biaya Penyusutan Bangunan b. Biaya Penyusutan Mesin Adonan c. Biaya Penyusutan Kompor 2. Biaya Listrik 3. Biaya Tabung Gas Elpiji 4. Biaya Bahan Penolong a. Biaya Plastik Kemasan b. Biaya Garam b. Biaya Air Total Biaya Overhead Pabrik Biaya Produksi Harga Pokok Produksi Per Kg
Rp 5.265.000 Rp 1.638.000 Rp 1.462.500 Rp 4.387.500 Rp 1.579.500 Rp 1.930.500 Rp 16.263.000 Rp 12.535.380 Rp 12.535.380
Rp 1.305.720 Rp 119.925 Rp 19.305 Rp 101.790 Rp 125.190 Rp 1.170.000 Rp 351.000 Rp 93.600 Rp 3.286.530 Rp 32.084.910 Rp 54.846
Berdasarkan Tabel 2, harga pokok produksi keripik bawang per Kg dengan menggunakan metode full costing adalah Rp 54.846 Tabel 3 Perhitungan HPP Produk Stik Kentang
Komponen Harga Pokok Produksi Stik Kentang Biaya Bahan Baku 1.Tepung Terigu 2.Minyak Goreng 3.Kentang 4.Keju 5.Telur Ayam Total Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah Produksi Stik Kentang Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
Total Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.295.000 637.500 1.275.000 1.938.000 561.000 6.706.500
Rp 5.464.140 Rp 5.464.140
24
Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk...
1.
Biaya Penyusutan a. Biaya Penyusutan Bangunan b. Biaya Penyusutan Mesin Adonan c. Biaya Penyusutan Kompor 2. Biaya Listrik 3. Biaya Tabung Gas Elpiji 4. Biaya Bahan Penolong a. Biaya Plastik Kemasan b. Biaya Garam Total Biaya Overhead Pabrik Biaya Produksi Harga Pokok Produksi Per Kg
Rp Rp Rp Rp Rp
569.160 52.275 8.415 44.370 61.965
Rp
510.000
Rp 183.600 Rp 1.429.785 Rp 13.600.425 Rp 53.335
Berdasarkan Tabel 3, harga pokok produksi stik kentang per Kg dengan menggunakan metode full costing adalah Rp 53.335 Adapun perhitungan harga jual untuk keripik bawang dan stik kentang adalah sebagai berikut : 1. Keripik Bawang Harga Pokok Produksi Rp 54.846 Biaya Lain-lain Rp 3.750 Harga Pokok Penjualan Rp 58.596 Laba yang diinginkan (25%) Rp 14.649 Harga Jual per Kg Rp 73.245 2. Stik Kentang Harga Pokok Produksi Rp 53.335 Biaya Lain-lain Rp 3.750 Harga Pokok Penjualan Rp 57.085 Laba yang diinginkan (25%) Rp 14.271 Harga Jual per Kg Rp 71.356 Hasil perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk keripik bawang dan stik kentang yang dilakukan perusahaan berbeda dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga jual yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode full costing. Hal ini disebabkan karena perusahaan belum memasukkan semua komponen biaya yang melekat pada produk tersebut. Harga pokok produksi dan harga jual yang dihitung dengan menggunakan metode full costing lebih besar bila dibandingkan dengan harga pokok produksi dan harga jual yang dihitung oleh perusahaan. Berikut ini adalah perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi yang digunakan perusahaan dan perhitungan dengan metode full costing : 1. Keripik Bawang Tabel 4 Perbandingan Perhitungan HPP Keripik Bawang yang Digunakan Perusahaan dengan Metode Full Costing
Komponen Harga Pokok Produksi Keripik Bawang Biaya Bahan Baku 1.Tepung Terigu 2.Tepung Sagu 3.Minyak Goreng
Perusahaan
Full Costing
Rp 5.265.000 Rp 1.638.000 Rp 1.462.500
Rp 5.265.000 Rp 1.638.000 Rp 1.462.500
25
Ebill Rosher Apadbuista dan Heri R. Yuliantoro
4.Bawang Merah 5.Bawang Putih 6.Telur Ayam Total Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah Produksi Keripik Bawang Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik 1. Biaya Penyusutan a. Biaya Penyusutan Bangunan b. Biaya Penyusutan Mesin Adonan c. Biaya Penyusutan Kompor 2. Biaya Listrik 3. Biaya Tabung Gas Elpiji 4. Biaya Bahan Penolong a. Biaya Plastik Kemasan b. Biaya Garam c. Biaya Air Total Biaya Overhead Pabrik Biaya Produksi Harga Pokok Produksi Per Kg
Rp 4.387.500 Rp 1.579.500 Rp 1.930.500 Rp 16.263.000
Rp 4.387.500 Rp 1.579.500 Rp 1.930.500 Rp 16.263.000
Rp 12.535.380 Rp 12.535.380
Rp 12.535.380 Rp 12.535.380
-
Rp 1.305.720 Rp 119.925 Rp 19.305 Rp 101.790 Rp 125.190
Rp 1.170.000 Rp 351.000 Rp 93.600 Rp 1.614.600 Rp 30.412.980 Rp 51.988
Rp 1.170.000 Rp 351.000 Rp 93.600 Rp 3.286.530 Rp 32.084.910 Rp 54.846
Dari tabel diatas terdapat selisih perhitungan harga pokok produksi produk keripik bawang sebesar Rp 2.858. Perhitungan peneliti lebih besar dari home industry Citra Snack. Penyebab selisih perhitungan sebesar Rp 2.858 adalah perusahaan tidak memasukkan perhitungan biaya penyusutan sebesar Rp 2.470, biaya listrik sebesar Rp 174 dan biaya tabung gas sebesar Rp 214. 2. Stik Kentang 3. Tabel 5 Perbandingan Perhitungan HPP Stik Kentang yang Digunakan Perusahaan dengan Metode Full Costing
Komponen Harga Pokok Produksi Stik Kentang Biaya Bahan Baku 1.Tepung Terigu 2.Minyak Goreng 3.Kentang 4.Keju 5.Telur Ayam Total Biaya Bahan Baku
Perusahaan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.295.000 637.500 1.275.000 1.938.000 561.000 6.706.500
Full Costing Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.295.000 637.500 1.275.000 1.938.000 561.000 6.706.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah Produksi Stik Kentang Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik 1. Biaya Penyusutan a. Biaya Penyusutan Bangunan
Rp 5.464.140
Rp 5.464.140
Rp 5.464.140
Rp 5.464.140
-
Rp
569.160
Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk...
26
b. Biaya Penyusutan Mesin Adonan e. Biaya Penyusutan Kompor Biaya Listrik Biaya Tabung Gas Elpiji Biaya Bahan Penolong a. Biaya Plastik Kemasan b. Biaya Garam
2. 3. 4.
Total Biaya Overhead Pabrik Biaya Produksi
-
Rp Rp Rp Rp
52.275 8.415 44.370 61.965
Rp
510.000
Rp
510.000
Rp
183.600
Rp
183.600
Rp
693.600
Rp 1.429.785
Rp 12.864.240 Rp 50.448
Harga Pokok Produksi Per Kg
Rp 13.600.425 Rp 53.335
Dari tabel diatas terdapat selisih perhitungan harga pokok produksi produk stik kentang sebesar Rp 2.887. Perhitungan peneliti lebih besar dari home industry Citra Snack. Penyebab selisih perhitungan sebesar Rp 2.887 adalah perusahaan tidak memasukkan perhitungan biaya penyusutan sebesar Rp 2.470, biaya listrik sebesar Rp 174 dan biaya tabung gas sebesar Rp 243. Berikut perbandingan harga jual yang digunakan perusahaan dengan metode full costing, dari perbedaan tersebut maka dapat dilihat selisih sebagai berikut : Tabel 6 Perbandingan Perhitungan Harga Jual yang Digunakan Perusahaan dengan Metode Full Costing
Jenis Produk Keripik Bawang Stik Kentang
Harga Jual Menurut Perusahaan Rp 65.000 Rp 60.000
Harga Jual Menurut Full Costing Rp 73.245 Rp 71.356
Selisih Rp 8.245 Rp 11.356
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat, harga jual yang ditetapkan untuk keripik bawang Rp 65.000/kg dan stik kentang Rp 60.000/kg. Sedangkan harga jual yang didapat dari harga pokok produksi menggunakan metode full costing pada keripik bawang yaitu sebesar Rp 73.245/Kg dan stik kentang sebesar Rp 71.356/Kg. Maka terdapat selisih pada keripik bawang sebesar Rp 8.245 dan stik kentang sebesar Rp 11.356. 4
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang diperoleh dari Home Industry Citra Snack, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan harga pokok produksi keripik bawang dan stik kentang dengan menggunakan metode full costing yaitu menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dan sesuai dengan aturan akuntansi maka didapat harga pokok produksi keripik bawang adalah Rp 54.846/Kg dan stik kentang adalah Rp 53.335/Kg. 2. Harga jual yang sebenarnya untuk keripik bawang dan stik kentang dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dan dengan target laba perusahaan sebesar 25% didapat untuk keripik bawang sebesar Rp 73.245/Kg dan stik kentang sebesar
Ebill Rosher Apadbuista dan Heri R. Yuliantoro
27
Rp 71.356/Kg, sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk keripik bawang sebesar Rp 65.000/Kg dan stik kentang sebesar Rp 60.000/Kg. Maka terdapat selisih pada produk keripik bawang sebesar Rp 8.245/Kg dan stik kentang sebesar Rp 11.356/Kg. 3. Home Industry Citra Snack selama ini sebenarnya belum mendapatkan laba sebesar 25% sesuai dengan target laba perusahaan, karena perusahaan tidak menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi keripik bawang dan stik kentang. Saran : 1. Perusahaan sebaiknya menghitung terlebih dahulu harga pokok produksi secara akurat sesuai dengan akuntansi yaitu dengan menggunakan metode full costing. Karena dengan menggunakan metode full costing perusahaan bisa menghitung seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan dapat menggolongkan jenis-jenis biaya tersebut. 2. Jika perusahaan ingin mendapatkan laba sesuai dengan target perusahaan sebesar 25%, sebaiknya perusahaan menaikkan harga jual keripik bawang dan stik kentang sesuai dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing produk keripik bawang sebesar Rp 73.245/Kg dan stik kentang sebesar Rp 71.356/Kg.
3. Jika perusahaan tidak ingin menaikkan harga jual sebesar target laba yang diinginkan 25%, perusahaan bisa mengurangi target laba menjadi 18% untuk harga jual keripik bawang sebesar Rp 65.771/Kg dan stik kentang sebesar Rp 63.954/Kg. Penurunan target laba 18% adalah titik aman untuk perusahaan sehingga dapat bersaing di pasaran. 5
Daftar Pustaka [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6] [7]
[8]
Wasilah, Abdullah dan Firdaus, Ahmad. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Edisi ketiga. Jakarta, 2012. Bustami, Bastian dan Nurlela. Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial, Mitra Wacana Media. Jakarta, 2009. Carter, Wiliam K dan Milton F. Usr. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Edisi ketiga belas. Buku I. Penerjemah : Krista, S.E. Jakarta, 2009. Deswani, Stefy. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Laba Pada CV Imbalan Jasa, Proyek Akhir Politeknik Caltex Riau. Pekanbaru, 2013. Firmansyah, Iman. Akuntansi Biaya itu Gampang, Dunia Cerdas, Jakarta, 2013. Mulyadi. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Skousen, Smith. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Edisi ke-16, Jakarta, 2009. Sunarto dan Juniar. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Pada BUKG, Proyek Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pandu Madania. Bogor, 2008