PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DASAR MESIN KONVERSI ENERGI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK N 3 BATAM
BUDI HENDRIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DASAR MESIN KONVERSI ENERGI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK N 3 BATAM
BUDI HENDRIKA
Artikel ini disusun berdasarkan tesis BUDI HENDRIKA untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, 29 September 2012
PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DASAR MESIN KONVERSI ENERGI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK N 3 BATAM Budi Hendrika1, Syahril2, Wakhinuddin3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penerapan media animasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada pelajaran dasar mesin konversi energi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus ini digunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan penelitian. Data kuantitatif dikumpulkan melalui melalui angket dan hasil tes. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa hasil belajar siswa dari data awal 70%, pada siklus I naik menjadi 77,4%, selanjutnya pada siklus II secara signifikan meningkat menjadi 90% mencapai nilai di atas KKM. Kemudian motivasi belajar siswa dilihat dari derajat pencapaian terlihat meningkat dari 65,38 % pada siklus I menjadi 83,09 %. Jadi dapat disimpulkan penerapan media animasi dalam dalam proses pembelajaran standar kompetensi dasar mesin konversi energi dapat meningkatkan motivasi belajar belajar dan hasil belajar siswa. Abstract This study aimed to reveal whether the application of animated media in the process of learning can improve learning outcomes and student motivation in learning the basics of energy conversion machines. Action research with two cycles were used to find answers to research questions. Quantitative data were collected through questionnaires and collected by the test results. Based on analysis of data, found that student learning outcomes from baseline 70% of the initial data, the cycle I rose to 77.4%, then in the second cycle was significantly increased to reach 90% above the value of KKM. Then the student's motivation seen from the degree of achievement seen rising from 65.38% in cycle I to 83.09%. So we can conclude the implementation of the animation media in the standard of competence in conversion energy basics of machines can increase the motivation to study learning and student learning outcome. Keywords: Motivation, Learning Outcomes, Media Animation, conversion energy basics of machines
1
2
Pendahuluan Pendidikan di SMK, secara umum dituntut harus mampu untuk mengimbangi tuntutan dunia industri. Pengetahuan dan keterampilan siswa harus sesuai dengan industri yang ada bukan standar relatif yang ditentukan oleh keberhasilan siswa dalam kelas. Oleh sebab itu kompetensi lulusan .merupakan hal penting yang harus diperhatikan sekolah. Namun dalam perjalananya sering terjadi kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan
lulusan SMK
yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja. Dasar Mesin Konsversi Energi merupakan salah satu mata kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa jurusan teknik otomotif, karena merupakan dasar utama dalam pembelajaran otomotif. Kesulitan yang paling umum pada proses pembelajaran memahami dasar mesin konversi energi adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang proses kerja dan menunjukkan kapan dan dalam kondisi bagaimana masing-masing komponen pada sistem itu bekerja. Jika siswa tidak paham proses ini, maka siswa tersebut akan kesulitan untuk melakukan kegiatan berikutnya. Karena itu siswa jurusan teknik otomotif tidak boleh memiliki penguasaan yang lemah dalam kompetensi ini. Kemudian dalam proses pembelajaran motivasi mempunyai peranan yang besar
terhadap hasil belajar. Dengan adanya
motivasi dapat menumbuhkan
minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat diharapkan akan mempunyai keinginan yang kuat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi
3
menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi. Setelah mengalami proses belajar, maka akan diperoleh suatu hasil belajar. Kemudian yang dimaksud dengan hasil belajar adalah pencapaian kualitas dalam belajar yang diukur melalui evaluasi. Dalam literature, pencapaian hasil belajar atau prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. Sardiman (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Oleh sebab itu jika ada siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah sematamata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa. Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan
berkenaan
dengan
peningkatan
kualitas
di
sekolah
adalah
mengembangkan sistem pembelajaran dan memfasilitasi kebutuhan siswa akan kebutuhan belajar yang menantang, aktif, kreatif, dan menyenangkan. Media adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan. Dalam pembelajaran memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar.
4
Hadirnya media dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami hal yang dipelajari. Hubungan komonikasi antara guru dengan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media yang tepat. Majunya arus teknologi dan informasi membawa perubahan perkembangan media itu sendiri, mulai dari media yang sederhana seperti media grafis yang hanya berupa gambar atau tulisan, media audio, visual animasi dan media yang berbasiskan komputer lain. Unsur animasi didesain sesuaikan dengan materi pembelajaran
dapat
menggambarkan
secara
jelas
bentuk-bentuk
dasar
pembelajaran, sehingga anak tidak merasa bosan. Menurut Arief (2004), media animasi adalah proses bergeraknya objek atau beberapa objek dari suatu posisi ke posisi lain. Proses berubahnya ukuran atau bentuk suatu objek juga dapat disebut sebagai animasi”. Dengan mempergunakan media animasi, maka kesulitan dalam hal mengajar akan jauh terkurangi karena guru dengan mudah bisa memperagakan cara kerja suatu proses kerja mesin yang sulit dijelaskan dengan teori. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan penjelasan akan lebih pendek sehingga akan banyak waktu tersisa untuk memberikan latihan dan pengayaan kepada siswa. Media animasi akan mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung dan guru juga dapat memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan dengan penjelasan atau alat peraga konvensional. Misalnya proses terjadinya pengabutan dalam karburator atau proses terjadinya pembakaran dalam selinder yang dapat menghasilkan tenaga pada kendaraan.
5
Animasi merupakan salah satu media pembelajaran berbasiskan komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar dapat meningkat. Sebagai media ilmu pengetahuan animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan suatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata. Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun contohcontoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna (siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah posisi atau nilai pada bagian tertentu dari animasi tersebut (Suwarna 2007). Menurut Jamalludin dan Zaidatun (2004) animasi mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Kelebihan animasi bila digunakan dalam bidang pendidikan yaitu: 1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang komplek secara visual dan dinamik. 2) Animasi mampu menarik perhatian siswa dengan mudah dan animasi itu sendiri mampu menyampaikan pesan secara lebih baik dibanding media lain. 3) Animasi dapat digunakan untuk membantu menyampaikan materi ajar secara nyata 4) Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran siswa. 5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi dapat memudahkan proses penerapan konsep atau pun demonstrasi. Untuk itu peneliti merasa perlu untuk meneliti pengaruh penerapan media animasi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang
6
masalah tersebut maka peneliti mengambil judul “Penerapan Media Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dasar Mesin Konsversi Energi Siswa Kelas X Jurusan otomotif di SMK Negeri 3 Batam”. Penerapan media animasi diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga hasil belajar juga dapat meningkat. Hal ini juga dalam rangka membantu kekurangan sarana dan prasarana praktek yang masih kurang dan jauh tertinggal dari dunia industri. Melalui media animasi ini diharapkan siswa dapat melihat bentuk asli dari pergerakan mesin yang tidak terlihat dari luar. Tujuan penelitian ini diharapkan penerapan Media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X Jurusan Otomotif Program Studi Teknik Kendaraan Ringan SMKN 3 Batam.
Metode Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan disain menggunakan model siklus, satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Suharsimi 2006). Pelaksanaan PTK dapat dimulai dengan melakukan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan tadi. Pada setiap siklus dilakukan selama tiga kali pertemuan. Jika peneliti telah menjumpai keberhasilan dan hambatan pada siklus pertama, maka peneliti menentukan rancangan tindakan berikutnya untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya, namun diberi berbagai tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan
7
kesulitan yang ditemui dalam tindakan siklus pertama. Jika peneliti masih merasa belum puas dengan hasilnya maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Instrumen
penelitian
dalam
penelitian
ini
terdiri
dari
perangkat
pembelajaran, tes hasil belajar dan angket motivasi. Sebelum digunakan untuk penelitian, instrument diujicobakan kepada kelas lain yang mempunyai karakter yang sama dengan kelas yang mau diteliti, untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas instrument. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan mengedarkan angket motivasi belajar pada siswa, sedangkan hasil belajar diperoleh melalui tes yang dilakukan pada akhir suatu siklus. Melihat adanya peningkatan dan perbedaan motivasi pada tiap siklus dan pra siklus digunakan t-tes. Analisis dengan t-tes dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut, jika thitung ≥ t
tabel
(0,5), maka penerapan media animasi berhasil
meningkatkan motivasi belajar siswa dan sebaliknya apabila t
hitung <
t
tabel,
maka
penerapan media animasi dalam proses pembelajaran tidak berhasil meningkatkan motivasi siswa.
Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini penulis sampaikan data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 3 Batam. Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang dijelaskan dalam
8
penjabaran tiap siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Pada setiap siklus Pengolahan data penelitian untuk hasil belajar dihitung berdasarkan ketuntasan yang telah ditetapkan dan persentase ketuntasan klasikal, untuk perhitungan motivasi belajar digunakan persentase berdasarkan derajat pencapaian. Hasil penelitian pada tiap siklus adalah sebagai berikut: a. Hasil Pengolahan Data Siklus I 1) Hasil belajar Tabel 1. Disribusi Hasil Belajar Statistics Hasil Belajar Valid
30
Missing
0
N Mean
76.40
Median
75.00
Mode
75
Std. Deviation
7.946
Variance
63.145
Range
31
Minimum
61
Maximum
92
Berdasarkan tabel perhitungan statistik hasil dapat diketahui bahwa N adalah jumlah data yang total 30 dan semuanya valid tidak ada yang hilang. Nilai rata-rata siswa adalah 76,40. Nilai tengahnya 75. Standar deviasinya adalah 7,9. Kemudian nilai yang paling banyak diperoleh 75. Nilai paling rendah adalah 61 dan nilai tertinggi 92. Berdasarkan hasil belajar dapat dilihat hasil ketuntasan pada tabel berikut ini.
9
Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No
Ketuntasan
Jumlah
Pesentase
1
Tuntas
23
76,6 %
2
Tidak Tuntas
7
23,3 %
30
100 %
Total
Berdasarkan tabel ketuntas hasil belajar siklus I didapat yang siswa yang mencapai ketuntasan baru 76,6%, sedangkan yang tidak tuntas 23,3 % hal ini masih kurang dari target yang diinginkan.
2) Motivasi belajar Tabel 3. Distribusi Skor Motivasi Statistics Motivasi N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
29 0 91.41 93.00 94 6.276 39.394 21 79 100 2651
Dari tabel dapat dilihat hasil skor motivasi belajar siklus I, didapatkan nilai rata-rata motivasi siswa 91,41 nilai tengah 93. Kemudian nilai yang paling banyak diperoleh dengan nilai 94. Nilai paling rendah adalah 79 dan nilai tertinggi 100.
10
Sesuai dengan derajat pencapaian masuk dalam kategori cukup. Namun dilihat dari hasil perhitungan hasil motivasi belum mencapai target yang diinginkan.
b. Hasil Pengolahan Data Siklus II 1) Hasil Belajar Tabel 4. Disribusi Hasil Belajar Statistics VAR00001 Valid N Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
30 0 84.63 88.00 92 11.379 129.482 50 47 97 2539
Berdasarkah hasil belajar siklus II, didapatkan nilai siswa rata-rata 84,63 nilai tengah 88. Kemudian nilai yang paling banyak diperoleh dengan nilai 97. Nilai paling rendah adalah 47 dan nilai tertinggi 97.
Tabel 5. Persentase Ketuntasan Siklus II No 1 Total
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah 27 3 30
Pesentase 90, % 10 % 100 %
Melihat dari persentase ketuntasan, tindakan pada siklus dua telah dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan dari sebelumnya 77,4% menjadi 90%.
11
Hasil yang didapat pada siklus I dan II dihitung dengan SPSS versi 20 untuk melihat perbandingan hasil tiap siklus, dilakukan dengan uji t, tapi sebelum menjalankan proses uji t, perlu adanya dilakukan uji normalitas terhadap sampel. Sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Uji t Hasil Belajar Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
HasilBelajarSikI
52.661
29
.000
76.400
73.43
79.37
HasilBelajarSikII
40.738
29
.000
84.633
80.38
88.88
Hasil uji pada tabel diatas untuk penerapan media animasi pada Siklus I menunjukkan bahwa t hitung = 52.661. t tabel diperoleh dengan df = 29, sig 5 % = 1.699. Selanjutnya dengan melihat hasil ujian pada Siklus II, t hitung didapat = 40.738, sedangkan t table dengan df = 29, sig 5% = 1.699, dengan melihat hasil pada hasil uji Siklus I dan II bahwa t hitung lebih tinggi dari t tabel, didapatkan hipotesis penerapan media animasi secara signifikan pada 0.000 dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Dasar Mesin konversi Energi.
12
2) Motivasi belajar Table 7. Distribusi Skor Motivasi Belajar Siklus II Statistics Motivasi Valid Missing
N
30 0 116.90 .997 118.00 118 5.461 29.817 23 105 128 3507
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Berdasarkan hasil skor motivasi belajar siklus II, didapatkan nilai ratarata motivasi siswa 116,9 nilai tengah 118. Kemudian nilai yang paling banyak diperoleh dengan nilai 118. Nilai paling rendah dalah 105 dan nilai tertinggi 128. Tabel 8 . Hasil Analisis Uji t Motivasi Belajar One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
MotivasisiklusI MotivasisiklusII
71.239 113.019
29 29
.000 .000
62.767 79.767
60.96 78.32
Upper 64.57 81.21
Dari analisi angket siklus II ini, telah terjadi peningkatan yang cukup baik, mencapai target yang diinginkan. Setelah uji normalitas menyatakan normal, berdasarkan tabel diatas hasil uji dari angket yang sudah disebarkan kepada siswa tentang motivasi belajar, pada Siklus I, t hitung = 71.239 dan t hitung pada Siklus II = 113,019 sedangkan t tabel dengan df = 29, sig 5% =
13
1.699. Dengan demikian didapat hipotesa
t
hitung
≥ t
tabel,
maka secara
signifikan pada 0.000 ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan derajat pencapaian motivasi belajar juga menunjukan peningkatan yang cukup baik yang sebelumnya 65,38 % meningkat menjadi 83,09 %.
2. Pembahasan a. Motivasi Belajar Motivasi belajar pada siklus I didapatkan hasil yang belum memuaskan dilihat dari masih rendahnya perhitungan derajat pencapaian. Motivasi pada siklus I masih masuk kategori cukup. Dengan masih kurangnya pencapaian nilai motivasi pada siklus I, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Setelah diberikan beberapa perlakuan, angket motivasi yang diisi oleh siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus II, didapatkan perhitungan derajat pencapaian dalam kategori ”Baik”. Jadi dari analisis hasil penelitian, penerapan penggunaan media animasi telah memberikan hasil yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
b. Hasil Belajar Penerapan media animasi dalam proses pembelajaran menunjukan peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar 76,40 menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai mata pelajaran Standar Kompetensi Memahami Dasar Mesin
14
Konversi Energi terjadi. Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai 84,63
Hasil ini menunjukkan
bahwa metode penerapan media animasi telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan dan merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu menemukan
sendiri,
menempatkan
siswa
pada
posisi
sentral
dan
mengupayakan agar siswa tidak belajar dengan menghafal. Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal Siklus I adalah 76,40 naik di siklus II menjadi 84,63 dan Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di SMK Negeri 3 Batam.
15
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan Penerapan Media animasi dalam proses pembelajaran dasar konversi energi ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Derajat pencapaian motivasi belajar menunjukan peningkatan. Dari awal siklus I derajat pencapaian hanya 65,38%, meningkat dengan baik pada siklus II menjadi 83,09%. Dan hasil belajar siswa juga naik, baik ketuntasan klasikal maupun individual, dari 77,4% pada siklus I, meningkat dengan baik menjadi 90% pada siklus II. Pada kelas X Jurusan Otomotif Program Studi Teknik Kendaraan ringan SMKN 3 Batam.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut, apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran dasar-dasar mesin konversi energi penerapan media animasi semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini telah terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian ini.
16
Daftar Rujukan Arief Ramadhan. 2004. Macromedia Flash MX. JAKARTA: Media Elex Komputindo Jamalludin Harun & Zaidatun Tasir. 2003, Multimedia dalam Pendidikan. Bentong: PTS Pubilication & Distributors Sdn. Bhd. Sardiman A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V. Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suwarna, IP. 2007, Model Pembelajaran fisiska Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer Based Instruction).
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Budi Hendrika dengan judul Penerapan Media Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Dasar Mesin Konversi Energi Siswa Kelas X Otomotif SMK N 3 Batam. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Drs. Syahril, ST, MSCE, Ph.D dan Pembimbing II Dr. Wakhinuddin, M.Pd yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.