Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
PENGGUNAAN MEDIA NYATA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR Kurnia Nuzul Siam1, Y. Ason2, Aprima Tirsa2 1 Mahasiswa Program Studi PGSD 2 Dosen STKIP Melawi Abstract: This study aims to improve students' motivation in learning Indonesian language with the use of real media. The research method used was Classroom Action Research (CAR)and it consists of two cycles. The results of this study showed an increase in student learning motivation that was shown by the average scoreon the first cycle that reached 40% and achieved 95%on the second cycle. In conclusion, it can be seen that the increment from cycle I to cycle II is equal to 55%. Keywords: learning motivation, real media, learning indonesian language. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan media nyata. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Hasil penelitian ini menunjukan peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 40% dan pada siklus II 95% sehingga peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 55%. Kata kunci: motivasi belajar, media nyata, pembelajaran bahasa indonesia. Setelah
melaksanakan
Praktik
masih sangat rendah khususnya pada
Pengalaman Lapangan (PPL) selama 2
siswa kelas VI. Hal ini dapat dilihat
bulan yang dimulai dari tanggal 16
dari
September sampai 16 November tahun
Indonesia yang berlangsung dimana
2013 di SDN No. 14 Kelakik, peneliti
siswa kelihatan pasif,
melakukan
bertanya, salah menjawab pertanyaan
mengamatan terhadap
proses
pembelajaran
tidak
motivasi belajar bahasa Indonesia di
ketika
kelas VI. Peneliti menemukan bahwa
mengerjakan
motivasi
kelihatan cuek, cenderung
belajar
bahasa Indonesia
guru
bahasa
bertanya, tugas
166 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
mau
tidak
dengan
benar,
bermain,
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
keluar ruangan secara bersamaan, dan
berorientasi pada materi saja sehingga
mengganggu teman hal ini sangat
suasana
bertolak
membosankan. Semestinya guru harus
belakang
indikator
dari
motivasi
beberapa
di
kelas
yang
merancang situasi pembelajaran yang
dikemukakan oleh Sardiman, (2014:
menarik dan menyenangkan sehingga
83)
memiliki
mampu meningkatkan motivasi belajar
motivasi belajar jika memiliki ciri-ciri
siswa, Upaya yang ditempuh peneliti
sebagai berikut: Kuatnya kemauan
dalam
mengatasi
untuk berbuat, jumlah waktu yang
tersebut
melalui
disediakan untuk belajar, kerelaan
pembelajaran dengan menggunakan
meninggalkan kewajiban atau tugas
media
yang
pembelajaran yang diharapkan mampu
bahwa
belajar
pembelajaran
seseorang
lain,
ketekunan
dalam
nyata.
permasalahan
penerapan
adalah
salah
satu
mengerjakan tugas, ulet menghadapi
mewujudkan
kesulitan (tidak lekas putus asa),
yang
menunjukkan
untuk mengatasi masalah yang dialami
minat
bermacam–macam
terhadap
masalah
orang
dewasa, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapatnnya. Dengan tersebut
adanya
peneliti
permasalahan
menarik
siswa
dan
pembelajaran menyenangkan
sehingga
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
memanfaatkan
media
yang sederhana dan mudah diadakan,
mencari
misalnya memanfaatkan media nyata
penyebab rendahnya motivasi belajar
yang terdapat di lingkungan sekitar.
siswa dalam pembelajaran bahasa
Karena siswa Sekolah Dasar berada
Indonesia.
peneliti
pada tahap perkembangan berpikir
menemukan akar permasalahan yang
konkret, dimana pekerjaan-pekerjaan
dihadapi
motivasi
dapat dilakukan dengan bantuan benda
belajar siswa khususnya kelas VI
konkret (nyata), sehingga dalam proses
sangat rendah, faktor penyebab hal
pembelajaran
tersebut diantaranya adalah guru pada
adanya benda-benda nyata
saat
bahasa
media dalam menyampaikan materi
jarang
sekali
pembelajaran bahasa Indonesia. Media
yang
sesuai,
yang digunakan dan mudah dipahami
tidak
oleh siswa ketika melakukan kegiatan
cenderung
belajar akan sangat membantu dalam
Sehingga
siswa
proses
Indonesia
penggunaan
sehingga
pembelajaran
sangat
menggunakan
bervariasi,
selalu
oleh
situasi
media
media metode
dan
guru
yang
167 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
sangat
diperlukan sebagai
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
mengatasi
masalah
karena
Belajar adalah perubahan tingkah laku
dalam penggunaan media nyata akan
secara relative permanen dan secara
melibatkan
tersebut
potensial terjadi sebagai hasil dari
terutama pendengaran, penglihatan dan
praktik atau penguatan (reinforced
perabaan.
practice) yang dilandasi tujuan untuk
indra
siswa,
anak
Berdasarkan uraian di atas, maka
mencapai tujuan tertentu.
peneliti berupaya untuk melaksanakan penelitian motivasi
tentang belajar
meningkatkan siswa
dengan
Sardiman (2014: 75) berpendapat bahwa
dalam
motivasi
dapat
kegiatan
belajar,
dikatakan
sebagai
menggunakan media nyata pada mata
keseluruhan daya penggerak di dalam
pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI
diri siswa yang menimbulkan kegiatan
SDN
belajar, yang menjamin kelangsungan
No.
14
Kelakik
melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dari
meliputi empat komponen pada setiap
memberikan
siklus, yaitu perencanaan (planning),
belajar,
pelaksanaan
dikehendaki oleh subjek belajar itu
(acting),
pengamatan
kegiatan
belajar arah
dan
pada
sehingga
kegiatan
tujuan
yang
(observing), dan refleksi (reflecting)
dapat
KAJIAN TEORI
“keseluruhan”, karena pada umumnya
Kajian teori merupakan penjelasan
tercapai.
yang
Dikatakan
ada beberapa motif yang bersama-
teori yang terkait dengan variabel dan
sama
sesuai
belajar. Motivasi belajar merupakan
judul,
yang digunakan untuk
memperkuat dalam melakukan penelitian ini yaitu sebagai berikut: Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara
aktif,
kreatif,
inovatif,
dan
menyenangkan dalam rangka perubahan
faktor
psikis
yang
siswa
untuk
bersifat
non-
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memilki motivasi kuat, akan memilki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dale (dalam Karmila, 2013: 9)
prilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
menggerakkan
menyatakan bahwa: pengetahuan akan
Uno (2013: 23) mengemukakan
semakin abstrak apabila pesan hanya
bahwa motivasi dan belajar merupakan
disampaikan melalui kata verbal. Hal
dua hal yang saling mempengaruhi.
ini
memungkinkan
168 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
terjadinya
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
verbalisme. Ian (dalam Karmila, 2013:
menggunakan kemampuan analisis dan
10)
imanigatif yang ada dalam dirinya.
medefenisikan
bahwa:
Benda
nyata (realthing) merupakan alat bantu
METODE PENELITIAN
yang paling mudah penggunaannya,
Peneliti menggunakan rancangan
karena tidak perlu membuat persiapan
penelitian tindakan kelas Model Kurt
selain
menggunakannya.
Lewin (dalam Aqib 2009: 21). Proses
Media nyata sebagai media adalah alat
pelaksanaan tindakan yang dilakukan
penyampaian informasi berupa benda
dalam
atau objek sebenarnya atau asli dan
dirancang dalam bentuk siklus, yang
tidak mengalami perubahan berarti.
didalam siklus tersebut terdiri dari: (1)
langsung
Disimpulkan bahwa siswa hanya mengetahui
kata
tindakan
ini
perencanaan (Plaining). (2) tindakan
tanpa
(Action), (3) observasi (observer), (4)
memahami dan mengerti makna yang
refleksi (reflect). Pada penelitian ini,
terkandung di dalamnya. Hal semacam
perencanaan pelaksanaan penelitian
ini akan menimbulkan kesalah persepsi
tindakan kelas dilaksanakan sesuai
siswa. Oleh sebab itu sebaiknya siswa
dengan desain penelitian tersebut.
memiliki
tentang
penelitian
pengalaman
yang
lebih
Teknik pengumpulan data dalam
konkret, pesan yang ingin disampaikan
penelitian ini yaitu observasi yang
benar-benar dapat mencapai sasaran
menggunakan
dan tujuan.
motivasi belajar siswa dan RPP.
Bahasa memiliki peran sentral dalam
lembar
observasi
observasi
tersebut
intelektual,
terdapat beberapa indikator motivasi
sosial, dan emosional peserta didik dan
belajar siswa yang dapat dijadikan
merupakan
acuan
dalam
perkembangan
Dalam
lembar
penunjang
menilai
peningkatan
motivasi yang terjadi pada siswa saat
studi. Pembelajaran bahasa Indonesia
pembelajaran berlangsung. Motivasi
diharapkan membantu peserta didik
siswa dapat terlihat dari perubahan
mengenal dirinya, budayanya, dan
tingkah
budaya orang lain, mengemukakan
tercantum di dalam indikator motivasi
gagasan dan perasaan, berpatisipasi
belajar.
masyarakat
semua
dalam
bidang
dalam
mempelajari
keberhasilan
menggunakan
bahasa tersebut, dan menemukan serta
Alat
lakunya
seperti
pengumpulan
data
yang
yang
digunakan yaitu dengan menggunakan lembar
observasi
169 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
motivasi
belajar
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
siswa dan RPP untuk mengobservasi
penelitian ini adalah jika 76% dari
kegiatan guru, yang secara langsung
jumlah siswa telah mencapai skor 66
datanya dapat diperoleh pada saat
dengan kualivikasi cukup termotivasi.
proses
PEMBAHASAN
kegiatan
belajar
mengajar
dilakukan oleh penulis. Instrumen
Sebelum melihat hasil observasi
penelitian yang penulis gunakan pada
motivasi belajar siswa, peneliti akan
saat penelitian adalah lembar observasi
menampilkan kualitas yang diberikan
keterlaksanaan
observer atas hasil pembelajaran yang
lembar
kegiatan
observasi
guru
motivasi
dan
belajar
peneliti lakukan selama II siklus.
siswa. Kriteria keberhasilan dalam Tabel 1 Kualitas Proses Pembelajaran Pada Setiap Siklus No
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
1 2 3
Pelaksanaan KBM Siklus I Siklus II 62,5% 93, 75% 60% 87,5% 66,66% 83,33% 63,05%
Persentase
Tabel 1. diketahui bahwa data hasil
pengamatan
hasil
observasi
88, 19%
kegiatan
awal,
guru
kurang
memberikan motivasi kepada siswa
keterlaksanaan proses pembelajaran
sehingga
dalam kegiatan belajar mengajar pada
bermain. (2) Pada kegiatan inti, guru
siklus I, kegiatan awal dengan nilai
belum dapat mengembangkan rasa
62,5%, kegiatan inti 60%, dan kegiatan
ingin tahu siswa dalam kegiatan
akhir 66,6%.dengan rata-rata 63,5%.
pembelajaran sehingga sisa kurang
Dari
data
dibandingkan
tersebut dengan
siswa
masih
dan
ada
yang
apabila
bertanya
mengemukakan
kriteria
pendapat. (3) pada kegiatan akhir, guru
keberhasilan penelitian 76% maka
kurang dalam
hasil pelaksanaan siklus I belum
untuk
mencapai kriteria keberhasilan yang
menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
ditetapkan dalam penelitian ini.
(5) pengelolaan waktu oleh guru belum
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran pada siklus I dinilai
membimbing
dapat
siswa
bersama-sama
maksimal. Siklus II proses pembelajaran
masih ada kekurangan. Aspek yang
dalam
dinilai
sebagaimana nampak pada Tabel 1
kurang
pada
proses
pembelajaran siklus I adalah: (1) pada
adalah,
kegiatan
kegiatan
170 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
belajar
awal
mengajar
mencapai
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
93,75%, kegiatan inti 87,5%, dan
kelemahan dan kekurangan pada siklus
kegiatan
akhir
I.
dengan
rata-rata
telah
88,19%.
Data
tersebut
83,33%,
sehingga mencapai
Aspek yang dinilai baik pada
apabila
proses pembelajaran siklus II adalah:
kriteria
(1) guru lebih serius memotivasi siswa
keberhasilan penelitian 76% maka
baik pada kegiatan awal maupun yang
hasil pelaksanaan siklus II sudah
berkaitan dalam kehidupan sehari-hari
mencapai kriteria keberhasilan yang
agar siswa belajar lebih giat, (2) guru
ditetapkan dalam penelitian ini.
lebih sering membuat
dibandingkan
dengan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus
pertanyaan
yang
pertanyaan-
membuat
siswa
II di dinilai sudah baik dan hasil
berpikir sehingga terlibat aktif, (3)
tersebut menunjukan bahwa guru telah
guru
mengalami
kesempatan
peningkatan
dalam
lebih
sering kepada
memberikan siswa
untuk
melaksanakan proses belajar mengajar
bertanya hal-hal yang belum dipahami
dibandingkan siklus I. pada siklus II
yang
guru
pembelajaran, (4) pengolaan waktu
telah
mampu
memperbaiki
berkaitan
dengan
materi
oleh guru sudah efektif. Tabel 2. Rekap Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Inisial Siswa MD SR AM IK SS KF RY AS AC AF HS WS NS MZ AA EA WN AH FA QA
Skor Pokok Siklus I Siklus II 44 50 28 40 40 48 40 56 44 52 48 60 52 64 40 56 24 52 52 64 40 48 28 52 52 64 40 48 40 52 24 52 40 44 56 64 52 60 40 60 Persentase
Skor Perolehan Siklus I Siklus II 68,75 87,5 43,75 62,5 62,5 75 62,5 87,5 68,75 81,25 75 93,75 81,25 100 62,5 87,5 37,5 81,25 81,25 100 62,5 75 43,75 81,25 81,25 100 62,5 75 62,5 81,25 37,5 81,25 62,5 68,25 87,5 100 81,25 93,75 62,5 93,75 40% 95%
171 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Peningkatan 18,75% 18,75% 12,5% 25% 12,5% 18,75% 18,75% 25% 43,75% 18,75% 12,5% 37,5% 18,75% 12,5% 18,75 43,75% 5,75% 12,5% 12,5% 31,25% 55%
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
Tabel 2. menyajikan data tentang
termotivasi,
WN mendapat skor
motivasi belajar siswa melalui lembar
perolehan 62,5 belum termotivasi, AH
observasi
mendapat skor perolehan 87,5 kategori
siklus
I,
Pada
lembar
observasi tersebut, MD mendapat skor
termotivasi,
perolehan
68,75 kategori belum
perolehan 81,25 kategori termotivasi,
temotivasi,
SR
mendapat
QA mendapat skor perolehan 62,5
perolehan
43,75
kategori
temotivasi,
AM
perolehan
62,5
termotivasi,
belum
mendapat kategori
Dilihat dari presentase jumlah siswa
yang
telah
termotivasi
berdasarkan hasil observasi siklus I
belum
belum mencapai criteria keberhasilan
skor
penelitian yang ditetapkan sebesar
perolehan 68,75 kategori temotivasi,
76%, karena pada siklus I ini baru 40%
KF
yang telah termotivasi.
62,5
termotivasi,
kategoti
SS
mendapat
mendapat
skor
kategori belum termotivasi.
skor belum
mendapat
skor
perolehan
IK
skor
FA
mendapat
skor perolehan 75
kategori termotivasi, RY skor
perolehan
termotivasi, perolehan
AS 62,5
termotivasi, perolehan
AC 37,5
termotivasi,
AF
mendapat
81,25
kategori
mendapat kategpri mendapat kategori mendapat
skor belum
Pada
siklus
II
sebagaimana
nampak pada tabel 4.5 diatas disajikan data tentang motivasi belajar siswa melalui
lembar
observasi
sebagai
skor
berikut: MD mendapat skor perolehan
belum
87,5 kategori temotivasi, SR mendapat
skor
skor perolehan 62,5 kategori belum
perolehan 81,25 kategori termotivasi,
temotivasi,
HS mendapat skor
perolehan 75 kategori termotivasi, IK
kategori
belum
mendapat
skor
kategori
belum
mendapat
skor
perolehan 62,5 termotivasi, perolehan termotivasi, perolehan
WS 43,75
AM
mendapat
mendapat skor perolehan 87,5 kategoti termotivasi,
SS
mendapat
perolehan 81,25 kategori temotivasi,
81,25
KF mendapat skor perolehan 93,75 kategori termotivasi, RY
skor perolehan 62,5 kategori belum
skor
termotivasi,
termotivasi,
perolehan termotivasi, perolehan
62,5 EA 37,5
mendapat kategori
skor
NS
kategori termotivasi, MZ mendapat
AA
skor
skor
perolehan AS
100
mendapat kategori
mendapat
skor
belum
perolehan 87,5 kategpri termotivasi,
mendapat skor
AC mendapat skor perolehan 81,25
kategori
belum
kategori termotivasi, AF mendapat
172 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
skor
perolehan
termotivasi,
HS
100
kategori
mendapat
skor
perolehan 75 kategori termotivasi, WS mendapat
skor
perolehan
81,25
menunjukan bahwa pembelajaran pada siklus I belum berhasil. Data dikatakan
yang
diperoleh,
bahwa
tingkat
dapat motivasi
kategori termotivasi, NS mendapat
belajar siswa dalam proses belajar
skor
mengajar
perolehan
termotivasi,
100
MZ
kategori
mendapat
skor
pada
kualifikasi
siklus
belum
I
dengan
termotivasi.
perolehan 75 kategori termotivasi, AA
Kurangnya motivasi siswa pada siklus
mendapat
81,25
I dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
kategori termotivasi, EA mendapat
(1) siswa masih ada yang belum
skor
memahami materi dengan baik, (2)
skor
perolehan
termotivasi, perolehan
perolehan
81,25
kategori
WN mendapat skor 68,25
masih
ada
yang
belum
AH
memahami cara penggunaan media
mendapat skor perolehan 100 kategori
yang digunakan saat pembelajaran, (3)
termotivasi,
masih ada siswa yang tidak serius
FA
termotivasi,
siswa
mendapat
skor
perolehan 93,75 kategori termotivasi,
mendengarkan
QA mendapat skor perolehan 93,75
disampaikan guru.
kategori termotivasi.
Hasil
penjelasan
penelitian
siswa
yang
yang
Secara keseluruhan berdasarkan
termotivasi dengan persentase 95%
hasil observasi motivasi belajar siklus
sedangkan yang belum termotivasi
II dapat dinyatakan bahwa penelitian
dengan persentase 5%. Dari hasil
siklus II telah mencapai criteria yang
observasi motivasi belajar diketahui
ditetapkan bahkan telah melampaui
rata-rata
76% yakni telah mencapai 95%.
sebesar 95% dengan kualifikasi sangat
siswa
yang
termotivasi
Hasil pengamatan motivasi belajar
termotivasi, hal ini dapat dikatakan
siswa dalam KBM diketahui rata-rata
bahwa peningkatan motivasi belajar
siswa
dengan
siswa dalam proses belajar mengajar
berjumlah
40%
kualifikasi
belum
termotivasi,
pada siklus II sudah mencapai kriteria
sedangkan
kriteria
keberhasilan
yang sangat termotivasi.
keberhasilan dalam penelitian ini dapat
Tercapainya
motivasi
belajar
dikatakan berhasil apabila minimal
siswa pada siklus II dikarenakan hal-
76% siswa telah termotivasi. Hal ini
hal beriku: (1) siswa sudah memahami penggunaan media nyata dengan baik,
173 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015
(2) kebanyaka siswa yang sebelumnya
dengan nilai rata-rata 40% kualifikasi
tidak serius, ketika pada siklus II mulai
kurang termotivasi dan pada siklus II
fokus dengan materi yang dijelaskan,
rata-rata
(3) siswa menggunakan kesempatan
kualifikasi sangat termotivasi.
yang
diberikan
oleh
guru
nilainya
mencapai
95%
untuk
Jadi, peningkatan motivasi belajar
bertanya hal-hal yang yang belum
siswa pada mata pelajaran bahasa
dipahami yang berkaiatan materi yang
Indonesia dengan penggunaan media
dijelaskan, (4) siswa mampu membuat
nyata antara siklus I dan siklus II
kesimpulan secara individu maupun
adalah sebesar 55%.
kelompok dengan bahasa sederhana
DAFTAR PUSTAKA
pada saat mempersentasekan didepan
Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
kelas sehingga kelompok lain bisa memahami apa yang disampaikan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa,
motivasi
belajar siswa SDN.No 14 Kelakik khususnya
kelas
VI
pada
mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan penggunaan media nyata sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hal ini dilihat dari siklus I ke siklus II, dan
telah
dibuktikan
dari
Karmila, 2013. Upaya Meningkatkan Ativitas Belajar Menggunakan Media Nyata Pada Siswa Kelas IV SD Negeri. STKIP Melawi. (Skripsi). Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Uno, H. B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara. Yanto, M. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Andi Offset.
hasil
motivasi belajar siswa pada siklus I
174 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3