PEMBERDAYAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA SEKOLAH LANJUT DALAM BELAJAR BAHASA ARAB Oleh: Koderi Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung ABSTRACT
Language mastery is actually open to everybody. However, since learning Arabic language is different from learning first language (mother tongue); the basic principles of Arabic learning—its method, subject, teaching media or learning equipments—are also different.
Many potential students fail to develop their language competences because of their lack of motivations. In fact, one’s motivation is determinant for one’s success or failure. Teaching aids are potentially used for developing students’ motivation in learning Arabic. By so doing, the process of Arabic
learning
in
High
School
becomes
more
communicative and contextual as well. This article, therefore, explores the importance of teaching aids or learning equipments in language learning as well as exposes its different kinds and functions.
Keywords: Komunikasi, Media, Pembelajaran, Motivasi, Bahasa Arab
A. PENDAHULUAN
Pengajaran bahasa Arab pada siswa Sekolah Lanjut sangat memerlukan perhatian --antara lain bagaimana cara kita mengajarkan bahasa Arab kepada mereka dengan lebih menyenangkan (enjoyable) dan bermakna (meaningful). Belajar bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu. Oleh karena itu, prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi, proses pelaksanaan serta media pembelajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan pembelajaran bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence /mahaarah al-Istima’), kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing competence /mahaarah al– Kitaabah). Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya. Belajar bahasa Ibu merupakan tujuan hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun, bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari. Oleh karena itu, motivasi belajar Bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kemampuan dasar yang dimiliki ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain. Oleh karena itu, ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh karena itu, mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat; karena harus menyesuaikan sistem bahasa ibu ke dalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya. Salah satu hal yang dapat kita gunakan dalam memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab antara lain penggunaan media. Kehadiran media dalam proses pembelajaran bahasa Arab di Sekolah Lanjut diharapkan mampu menyusun pembelajaran yang
komunikatif dan kontekstual. Sebab, ditinjau dari segi faktor perkembangan kognitif siswa sekolah Lanjut, pada umumnya mereka berada pada tahap operasi dan pengembangan kongrit, yang berarti dipandang perlu untuk menghadirkan media pengajaran pada proses pembelajaran bahasa Arab. Media dapat digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain: media cetak, media visul, media audio, dan media audio-visual. Dalam pemilihan dan pemanfaatan media, perlu perli guru mempertimbangakan dari segi tujuan yang akan dicapai, kesesuaiannya dengan meteri yang diajarkan, dari segi karakteristik siswa, waktu yang tersedia, bentuk dan ukurannya. Banyaknya pilihan media yang digunakan dapat membuat guru lebih bebas berkreasi untuk menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar sesuai dengan topik bahasan.
B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kepustakaan (library research) karena sumber datanya berasal dari buku-buku dan dokumen-dokumen tertulis lainnya. Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan beberapa sumber kepustakaan, dan penulis berusaha menggumpulkan data yang berkenaan dengan Pemberdayaan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Lanjut Dalam Belajar
Bahasa Arab. Sedangkan analisa data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Dengan demikian, tahapan yang dilakukan adalah dengan cara mendeskriptifkan masalah-masalah penting yang berkenaan dengan Pemberdayaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Lanjut dalam Belajar Bahasa Arab.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002: 6). Latuheru (1988: 14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses
interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Dari definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Menurut Sadiman (2002: 16), media pembelajaran mempunyai kegunaankegunaan sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk: 1) Menimbulkan kegairahan belajar. 2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam: 1) Memberikan perangsang yang sama. 2) Mempersamakan pengalaman. 3) Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan manfaat media pembelajaran tersebut, nampak jelas bahwa media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar bahasa Arab.
2. Mengenal Kecerdasan Siswa
Untuk mencapai komunikasi pembelajaran bahasa Arab yang efektif, guru harus mampu membangun motivasi siswa. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dalam belajar, motivasi sangatlah penting dikarenakan hal ini adalah syarat mutlak dalam belajar. Di sekolah sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal ini berarti bahwa guru tidak berhasil memberi motivasi yang tepat untuk medorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikiran. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentu berarti bahwa anak itu bodoh terhadap mata pelajaran tersebut. Sering kali terjadi seorang anak yang malas terhadap mata pelajaran tertentu tetapi ia sangat giat dalam mata pelajaran yang lain. Banyak bakat seorang pelajar tidak berkembang karena tidak diperoleh motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka terciptalah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Motivasi mempunyai tujuan penting yaitu untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang pelajar tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu dirinya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi yang diharapkan. Fungsi motivasi bagi seorang pelajar diantaranya adalah: 1. Mendorong seorang pelajar untuk berbuat atau bertindak. Bisa diartikan bahwa motivasi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberi energi kekuatan seorang pelajar untuk melakukan suatu tugas. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. 3. Menyeleksi perbuatan. Sedangkan cara membangun motivisi siswa, guru melakukan pendekatan psikologi yaitu menggali dan mengenali potensi kecerdasan pada diri siswa. Ada delapan kecerdasan (intelligence) siswa yang harus dikenali guru bahasa Arab antara lain:
1. Linguistik Jika siswa senang bermain dengan kata-kata,
menikmati puisi, suka
mendengarkan cerita, membaca apa saja (buku, majalah, surat kabar dan bahkan label produk), merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan linguistik.
2. Logika Matematika Jika siswa senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental, tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal, merasa mudah melakukan perencanaan keuangan. menetapkan target dalam bentuk angka dalam bisnis dan hidup, menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci, sering menyiapkan atau memberi nomor dan menetapkan suatu daftar kerja (to-do-list),dan senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti permainan cheker atau catur maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan logika matematika.
3. Visual dan Spasial Jika siswa menyukai seni, menikmati lukisan dan patung, memilki citra rasa yang baik akan warna, cenderung menyukai pencatatan secara visual, bisa menulis dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir mengenai sesuatu, dapat menggambar dengan cukup baik, senang membongkar sesuatu dan memasang kembali dengan baik, dapat menyusun peralatan dan mengikuti instruksi dengan baik, sering menjelaskan apa yang ada dalam pikiran anda dengan menggunakan gambar, suka membaca bahan bacaan yang di lengkapi dengan banyak gambar, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan visual dan spesial.
4. Musik Jika siswa dapat memainkan alat musik, dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada, dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja,
sering mendengarkan musik,
suka mendengarkan lagu sambil
bekerja, mengikuti irama musik dengan baik dan tanpa sadar mengetuk-ngetukkan jari anda mengikuti irama lagu, dapat membedakan suara berbagai alat musik yang berbeda, menemukan suatu emosi dan kenangan atau gambaran saat mendengarkan musik itu, sering bersiul atau mengeluarkan suara "hmm...hmmm" mengikuti irama lagu, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan musik.
5. Interpersonal Jika siswa senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite, lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri, sering kali datang kepada orang untuk meminta nasihat, penuh simpati,
lebih suka team sport seperti basket,
soffball, sepak bola dari pada individual seperti renang dan lari, menyukai permainan yang melibatkan orang lain seperti bridge dan monopoli, suka berkumpul dengan orang lain (menghadiri pesta, perkumpulan dan lain-lai), mempunyai beberapa kawan yang sangat dekat, dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat membantu menyelesaikan pertikaian, tidak segan-segan untuk mengambil kepemimpinan, menunjukkan pada orang lain bagaimana melakukan sesuatu, lebih suka memecahkan suatu masalah dengan orang lain dari pada harus memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan personal.
6. Intrapersonal Jika siswa memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda yang sangat dalam dan pribadi, serimg menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, pemikir independen (mandiri), memutuskan sendiri keputusan pribadi, mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain, suka memancing dan memanjat gunung seorang diri, senang dengan kesendirian, mempunyai pandangan yang realistis mengenai kekuatan dan kelemahan, tertarik untuk menghadiri seminar pengembangan diri atau pernah melakukan konseling untuk belajar lebih banyak mengenai diri sendiri, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan interpersonal.
7. Kinestetik Jika siswa gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari, tidak keberatan jika diminta untuk menari, pergi ke pusat hiburan atau permainan, anda senang dengan permainan yang sangat menantang dan "mengerikan" secara fisik seperti jet coaster, suka menangani sesuatu secara fisik, suka memegang atau mencoba sesuatu agar benar-benar mengerti, menggunakan gerakan tangan atau bahasa tubuh anda untuk mengekspresikan diri, menyukai permainan yang melibatkan fisik dengan anak-anak, misalnya bermain sambil berguling-guling atau saling tarik menarik, lebih suka mempelajari hal baru langsung dengan mempraktekkannya daripada sekadar membaca manual atau menonton video yang menjelaskan hal itu, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan kinestetik.
8. Naturalis
Jika siswa senang memelihara atau menyukai hewan, dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman, tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana tubuh bekerja -di mana letak organ tubuh yang penting- dan anda mengerti akan kesehatan, tahu jalur atau jalan setapak, sarang burung dan hewan liar lainnya saat anda berjalan di alam dan bisa "Membaca" cuaca, dapat membayangkan diri sebagai seorang petani atau mungkin suka memancing, suka berkebun dan mengenal efek dari pergantian musim, mengerti dan tertarik dengan topik lingkungan global, mengikuti perkembangan astronomi, mengerti asal muasal terjadinya alam semesta dan evolusi kehidupan, tertarik pada masalah sosial, psikologi dan motivasi manusia, beranggapan bahwa perlindungan sumber daya alam dan mencapai cita-cita merupakan dua hal yang sangat penting di zamannya, maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan naturalis.
3. Mengenal Media Dua Dimensi dan Tiga Dimensi Setelah memahami potensi kecerdasan siswa, guru dituntut mampu mengadakan variasi pembelajaran. Variasi pembelajaran merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran bahasa Arab untuk mengatasi kebosanan peserta didik. Indikator komunikasi pembelajaran bahasa Arab yang efektik apabila siswa selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran sebagai perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar merupakan keharusan, oleh karena itu guru bahasa Arab harus mengenal barbagaimacam media pembelajaran
1. Media Dua Dimensi Media dua dimensi sering disebut media grafis. Media dua dimensi adalah media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan komik. Sedangkan sketsa, lambing bahkan foto digunakan untuk mengartikan fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai penyajian grafis. Contoh media dua dimensi media grafis, yaitu:
a. Bagan yaitu kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atas gagasan. Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relative, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi. b. Diagram yaitu suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal-balik terutama dengan garis-garis. c. Grafik yaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Tujuan dalam grafik adalah memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik garis, batang, lingkaran, atau piring dan grafik. d. Poster yaitu kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Poster berguna untuk motivasi, peringatan dan pengalaman yang kreatif. e. Kartun yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. f. Komik yaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan kepada para pembaca.
2. Media Tiga Dimensi Media tiga dimensi yaitu media yang mempunyai panjang, lebar dan isi. Media tiga dimensi yang sering dipakai adalah model dan boneka. Model adalah tiruan 3 dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, terlalu ruwet untuk dibawa ke kelas, dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. 1) Jenis model dan penggunaannya Berdasarkan model dan penggunaannya a) Model padat (solid model), yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasangagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu dan
melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran. b) Model penanpang (cuteway model), yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. c) Model kerja (working model), yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada siswa. d) Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta pengeras suara, lambing-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam diagram. e) Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan pemandangan sebenarnya. 2) Jenis boneka dan penggunaannya Contohnya boneka tangan, dan wayang yang dapat digunakan agar siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar.
4. Berbagai Bentuk Media Audio Visual Media audio visual terdiri dari dua kata yaitu audio dan visual. Audio artinya pendengaran atau dapat didengar, sedangkan visual yaitu yang Nampak oleh mata atau yang kelihatan. Jadi media audio visual adalah media yang dapat didengar dan dapat pula dilihat oleh panca indera kita. Contoh media audio visual yaitu televisi dan computer. Kelebihan media Audio Visual, yaitu: 1. Pada televisi; televisi bersifat langsung, dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung/rekaman. 2. Menghemat waktu guru dan siswa. 3. Televisi bersifat langsung dan nyata, sehingga siswa dapat dengan jelas melihat program apa yang lagi ditayangkan dan dapat memaksimalkan fungsi inderanya yaitu mata dan telinga.
4. Lebih menarik minat siswa 5. Pelajaran lebih bervariasi dan berkesan 6. Jangkauannya luas Kelemahan media audio visual adalah: 1. Keanekaragaman siaran di TV menyulitkan guru untuk memilih siaran mana yang baik dan sesuai dengan pelajaran. 2. Alat dan dana yang tidak memungkinkan. 3. Menyita waktu guru, karena harus menjelaskan lagi setiap peristiwa yang ada. 4. Tidak setiap guru mampu menjelaskan peristiwa yang ada secara gambling.
F. Kriteria Pemilihan Media Pelajaran Faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pendidikan adalah relevansi, kelayakan dan kemudahan dalam pengadaan. Kita harus menyadari bahwa setiap media pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan media menjadi penting bagi guru karena dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih oleh guru sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki. Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu: 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Keterpaduan (validitas). Media harus tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. 3. Media harus praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama bukanlah jaminan. Sebagai media yang terbaik. Sehingga guru dapat memilih media yang ada, mudah diperoleh dan mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa dan dipindahkan ke mana-mana. 4. Media harus dapat digunakan guru dengan baik dan terampil. Apapun medianya, guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran. Komputer, proyektor transparansi (OHP), proyektor slide, dan film, dan
peralatan canggih lainnya tidak akan berarti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar di kelas. 5. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 6. Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. Media yang digunakan harus dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Prof. Drs Hartono Kasmadi M.Sc bahwa dalam memilih media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu produksi, peserta didik, isi, dan to guru. 1) Pertimbangan produksi, meliputi: Availabilty, Cost, Physical condition, Accessibility student, Emotional impact. 2) Pertimbangan peserta, meliputi : Students characteristics, Students relevance, Students involvement. 3) Pertimbangan isi, meliputi: Curricular, relevance, Content-soundness, Presentation 4) Pertimbangan guru meliputi: Teacher-Utilization, Teacher peace of mind. Dari berbagai macam media dalam pembelajaran, yang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah jenis media pandang (visual aids), media dengar (audio aids) dan media dengar-pandang (audio-visual aids). Media pandang dapat berupa bendabenda alamiah, orang dan kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda alamiah, orang dan kejadian (Effendi, 1984). Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda disekitar sekolah. Jika benda alamiah tidak mungkin dihadirkan, maka dapat diganti dengan tiruannya yang sekarang ini cukup mudah didapatkan, misalnya buah-buahan dari plastik, mobil-mobilan, perkakas rumah tangga, dan sebagainya. Jika tiruan benda alamiah itu pun tidak ada, maka dapat diganti dengan gambar, baik gambar sederhana maupun gambar hasil peralatan mutakhir. Media pandang lainnya adalah kartu dengan segala bentuknya, papan flanel, papan magnet, papan saku, dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah Lanjut, benda-benda tiruan dan gambar merupakan media yang cukup efektif untuk digunakan, terutama untuk pengenalan mufradat dan pola kalimat. Benda-benda dan gambar itu dapat diletakkan di sudut-sudut ruangan atau ditempel di dinding sebagai pajangan. Jika anak telah dapat membaca, di bawah setiap gambar atau barang tiruan itu dapat disertakan namanya dengan bahasa Arab. Media dengar yang dapat digunakan untuk pengajaran bahasa antara lain radio, tape rekorder, dan laboratorium bahasa (yang sederhana). Dalam pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah Lanjut, media radio juga efektif karena pemancar radio yang siarannya luas dengan berbahasa Arab sebagai mana umumnya radio dari negara Timur Tengah yang program dan isinya telah didesain dengan bahasa Arab tentu akan menarik untuk dikonsumsi anak-anak Indonesia. Tape recorder untuk media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa, bagi pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah lanjut karena dengan alat ini dapat diputar kaset-kaset rekaman sesuai yang kita inginkan, seperti lagu-lagu berbahasa Arab untuk anak. Namun, kendala dari pemakaian tape recorder adalah minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang dirancang khusus untuk pengajaran bahasa Arab. Kendala ini sekaligus merupakan tantangan bagi para pakar dan praktisi pengajaran bahasa Arab. MP3 untuk media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa Arab, bagi pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah Lanjut karena dengan alat ini dapat diputar rekaman tentang materi-materi bahasa Arab yang sesuai inginkan, seperti lagu-lagu berbahasa Arab untuk anak. Media MP3 dapat diputar di Handpon, Flashdisk dan computer. Penggunaan laboratorium bahasa sebagai alat bantu pengajaran bahasa Arab telah diakui efektifitasnya oleh para pakar pengajaran bahasa. Akan tetapi, untuk sekolah¬sekolah di Indonesia pada umumnya, terutama di wilayah kabupaten, peralatan ini sering kali hanya merupakan angan-angan yang sulit dicapai karena harganya yang relatif tinggi. Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang, karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan indra pandang. Yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer dan Laboratorium Bahasa yang mutakhir. Dengan televisi yang menggunakan parabola dapat diakses siaran berbahasa Arab dari berbagai negara, seperti Arab Saudi, Emirat Arab,
Kuwait, Irak, dan Pakistan. Siaran itu kemudian dapat direkam dengan menggunakan CD Writer sehinga dapat diputar berulang kali sebagai alat peraga. VCD sebagai media pembelajaran bahasa Arab yang mirip dengan tape recorder hanya lebih lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam kontek pemberdayaan media pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah Lanjut, telah banyak program pembelajaran bahasa Arab yang sudah dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus almushowwar li As-Shigar, Bustan Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah alArqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam alTajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-Algha:z serta masih banyak lagi (Kholisin, 2002).
D. KESIMPULAN Sebagai jawaban dari masalah utama, uraian diatas memberikan gambaran bagi guru bahasa Arab, sebagai berikut: 1. Untuk mencapai komunikasi pembelajaran bahasa Arab yang efektif, guru harus mampu membangun motivasi siswa. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dalam belajar, motivasi sangatlah penting dikarenakan hal ini adalah syarat mutlak dalam belajar. Di sekolah sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal ini berarti bahwa guru tidak berhasil memberi motivasi yang tepat untuk medorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikiran. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentu berarti bahwa anak itu bodoh terhadap mata pelajaran tersebut. Sering kali terjadi seorang anak yang malas terhadap mata pelajaran tertentu tetapi ia sangat giat dalam mata pelajaran yang lain. 2. Media merupakan suatu perantara (alat) untuk mencapai tujuan pembelajaran, Penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media dua dimensi dan tiga dimensi masing-masing berbeda dan
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Media pembelajaran yang diuraikan diatas mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa Arab. Hal ini akan lebih mempermudah bagi guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang kita ketahui media pembelajaran itu banyak macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan media pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan bahan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan lancar. 3. Dalam kontek pemberdayaan media pembelajaran bahasa Arab Siswa Sekolah Lanjut, telah banyak program pembelajaran bahasa Arab yang sudah dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, Bustan Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah alHuruf al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-Algha:z serta masih banyak lagi
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. S.
Sadiman,
Arief,
dkk.
Media
Pendidikan.
Jakarta:
Rajawali
Pers.
Asrori, Imam. 2001. Konsepsi Kurikulum Tentang Pengajaran BA di MI dan Kelemahan Pengembangannya Dalam Buku Teks. UGM Yogyakarta. Kholisin, 2002. Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS UM. Lubis, Amany. 2002. Pengajaran Bahasa Arab untuk anak-anak (Tadris AlArabiyah Lil-Atfal). Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS UM. Masyruhah, A. 2002. Pengajaran Bahasa. Malang: Universitas Negeri Malang.