perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
SKRIPSI
Oleh : AFIQ YULI SUGIYANTO K 2503013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Afiq Yuli Sugiyanto. PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (2) Meningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (3) Mengetahui bahwa dengan meningkatnya kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi, dan (3) Refleksi. Subyek pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, sedangkan siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen sejumlah 31 siswa sebagai subyek penerima tindakan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dari rata-rata persentase ketiga aspek pengamatan tiap siklusnya yaitu 34.41% pada pra siklus, 43.01% siklus I, 54.84% siklus II dan 74.19% pada siklus III. Aspek kreativitas belajar siswa tersebut adalah mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide. (2) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditinjau dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas batas minimal (KKM) yaitu 7.00 dalam satu kali tes dari 19.53% pada siklus I, menjadi 51.61% pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 74.19%. (3) Meningkatnya kreativitas belajar secara tidak langsung memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, dengan kreativitas yang meningkatkan maka prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini ditunjukkan dari kecocokkan hasil pengamatan aspek kreativitas dengan hasil tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas baik. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu memperbaiki mutu pendidikan sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi seperti sekarang ini dapat dikuasai dengan baik. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara formal, non formal dan keluarga. Proses belajar dapat berjalan dengan baik apabila tujuan instruksional yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu diupayakan agar diperoleh pendidikan yang berkualitas baik. Maka hal ini perlu mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas baik pemerintah, keluarga maupun pengelola pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea IV adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada peningkatan kualitas hasil pendidikan. Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar mengajar, sarana dan prasarana pendidikan dapat memberi pengaruh pada perkembangan siswa baik akademis, sosial maupun pribadi sehingga diperlukan penyesuaian diri. Pendidikan dimaknai sebagai ilmu yaitu ilmu mengajar yang sangat dekat dengan dikdatik dan metodik. Dikdatik maupun metodik adalah ilmu tentang bagaimana cara mengajar. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses mengantarkan
peserta didik sebagai warga negara masyarakat yang harus
beridentitas dan dapat diterima di masyarakat. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus, tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mepengaruhi siswa. Faktorfaktor ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran seperti intelegensi, bakat, kemampuan motorik panca indera dan skema berpikir. Sedangkan faktor ekstern merupakan hubungan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar mengajar, strategi belajar mengajar, fasilitas mengajar dan dedikasi guru. Kemampuan siswa dalam berfikir berpengaruh besar pada peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Belajar aktif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Belajar satu arah atau siswa pasif hanya menerima dari guru dengan tidak adanya interaksi aktif akan memungkinkan siswa untuk cepat melupakan apa yang telah dipelajari, oleh sebab itu diperlukan perangkat yang dapat mengikat informasi yang telah diterima siswa kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengurangi kelemahan pembelajaran sederhana tersebut
dengan menerapkan
model
pembelajaran aktif. Belajar aktif yang dimaksud adalah dengan memperbanyak interaksi siswa untuk memicu diterimanya informasi secara lebih baik dan tersimpan dalam otak dalam waktu yang lama. Belajar diperlukan model yang sesuai dengan keadaan siswa agar materi pelajaran dapat diserap secara maksimal khususnya dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Menurut sebagian siswa bila ditanya mengenai mata pelajaran yang paling sulit dan tidak disenangi khususnya pada kompetensi otomotif adalah Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan karena materinya yang banyak mengulas tentang dasar dasar mesin dengan sedikit kegiatan praktek dan sebagian commit to user besar terdapat pokok bahasan perhitungan dengan rumus seperti halnya dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
matematika dan fisika yang digabungkan menjadi satu. Menurut sebagian besar guru, mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan adalah ilmu pasti yang jika dipelajari pastilah lebih mudah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain seperti ilmu sosial. Dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan siswa dituntut untuk dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan berbagai macam cara penyampaian dan ini akan membuat siswa lebih kreatif dalam berpikir. Menurut Rahma Febriyanti (2007), bahwa belajar mengajar yang menumbuhkan gagasan kreatif anak dapat dilaksanakan melalui penciptaan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dan mengajukan pertanyaan. Penciptaan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka dan memasukkan aspek kehidupan sehari-hari yang masih berhubungan dengan materi, pengaturan fisik tempat atau lokasi pembelajaran dengan menyesuaikan kebutuhan materi pembelajaran, serta menciptakan kesibukan di dalam kelas yang mengasyikkan dengan memberikan keleluasaan pada siswa untuk bereksplorasi. Kreatifitas siswa dalam berpikir dipengaruhi oleh kondisi dalam kelas. Di kelas siswa cenderung hanya mengikuti apa yang ditulis oleh guru jadi siswa kurang kreatif, selain itu sebagian guru hanya memberikan penjelasan yang sama dan hanya diulang-ulang. Siswa kurang berani mengemukakan gagasannya karena kebanyakan siswa menganggap bahwa cara belajar yang paling benar adalah menerapkan seperti apa yang disampaikan oleh guru. Anggapan yang salah ini membuat siswa takut mengemukakan gagasannya. Pengamatan awal diperoleh hasil yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan melakukan sebuah penelitian berbasis tindakan kelas. Pengamatan awal dilaksanakan saat tugas mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa Muhammadiyah Miri selama lebih dari dua tahun. Hasil pengamatan tersebut adalah prestasi siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai ulangan harian siswa yang masih banyak di bawah Kriteria to user Ketuntasan Minimal (KKM) yaitucommit 7,0 dengan presentase lebih dari 76% pada tiap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
kompetensi dasar. Nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester juga menunjukkan hasil yang rendah sehingga guru selalu melaksanakan program remidi maupun pengayaan. Prestasi belajar rendah dipengaruhi beberapa hal diantaranya; motivasi belajar siswa untuk lebih memperbaiki keadaan atas diri sendiri maupun kelompok secara sadar tanpa paksaan masih kurang. Kreativitas belajar siswa kurang dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran dimana siswa hanya pasif mendengar maupun menerima arahan dari guru tanpa adanya interaksi timbal balik yang aktif. Pengaruh faktor sosial dan ekonomi siswa yang mayoritas dari keluarga kurang mampu dan tidak mampu serta lingkungan sosial kemasyarakatan daerat tempat tinggal siswa tidak mendukung pembentukan karakter awal anak. Model pembelajaran guru yang kurang tepat sehingga pelaksanaan pembelajaran hanya terjadi satu arah dari guru ke siswa. Instansi sekolah yang sedang berkembang memberi dampak atas tingkat kepercayaan masyarakat luasyang masih rendah sehingga jumlah siswa relatif sedikit dan terbatasnya pengambangan sarana prasarana. Melalui penelitian ini akan diketahui faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa. Selain itu, diketahui cara meningkatkan kreativitas belajar tersebut dan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Penelitian tentang upaya peningkatan kreatifitas siswa dalam belajar dan prestasi belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan melalui penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw sangat penting dan perlu dilakukan. Guru diharapkan dengan ini dapat mengajar dengan lebih baik dan prestasi belajar siswa lebih meningkat.
B. Identifikasi Masalah Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tindakan guru untuk membantu siswa berpikir secara kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam commit toKejuruan user belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Teknik Otomotif Kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Ringan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw merupakan cara untuk menyelasaikan permasalahan berdasarkan ide yang diperoleh siswa dari kata kunci yang ada dalam permasalahan. Siswa dituntut memahami aturan model pembelajaran yang digunakan
dan
materi
yang
disampaikan
kemudian
menentukan
cara
menyelesaikan permasalahan secara mandiri, atau dengan strategi tertentu dan kreativitas siswa sendiri. Masalah belajar siswa dalam proses belajar mengajar diuraikan dalam latar belakang diatas. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar siswa sampai saat ini belum sesuai harapan. 2. Siswa merasa bosan, sulit dan bingung dalam menerima pembelajaran. 3. Kreativitas siswa dalam belajar masih kurang. 4. Kemampuan hitung siswa pada materi hitungan sangat lemah. 5. Cakupan materi mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan yang sangat luas. 6. Guru dalam memberikan metode mengajar masih monoton dan kurang bervariasi. 7. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai. 8. Dominasi guru dalam pembelajaran sangat tinggi dan pengorganisasian siswa cenderung searah.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalahan pada penelitian bertujuan agar masalah yang dibahas lebih terperinci dan tidak komplek. Pembatasan permasalahan juga bertujuan agar penelitian tercapai tepat sasaran dengan baik dan sesuai harapan. Adapun pembatasan permasalahan tersebut adalah : 1. Kreativitas belajar siswa kurang. 2. Prestasi belajar siswa belum sesuai harapan. 3. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di depan dapat digunakan sebagai landasan dilaksanakannya penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan. 2. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan. 3. Apakah dengan meningkatnya kreativitas belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian Penelitian memerlukan fokus pada suatu masalah yang diharapkan dapat memperoleh
jawaban
yang
lebih
terarah
untuk
menghindari
berbagai
penyimpangan dan masalah yang terjadi dalam penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw. 3. Untuk mengetahui bahwa dengan meningtkatnya kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan sumbangan konseptual terutama pada pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik commitstudi to user Otomotif Kendaraan Ringan sebagai pembelajaran yang aplikatif. PTK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
memberikan urunan substansial kepada lembaga pendidikan formal LPTK maupun pada guru pengampu mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di sekolah untuk meningkatkan kretifitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. 1. Secara Teoritis Penelitian
ini
secara
umum
memberikan
sumbangan
kepada
pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, utamanya untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui model belajar kooperatif tipe STAD dan Jigsaw. Kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sangat diperlukan agar siswa tidak tergantung hanya pada penyampaian guru dan juga untuk melatih kepercayaan diri siswa. Penelitian ini secara khusus memberi konstribusi pada strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana belajar yang gembira dan bebas mengungkapkan gagasannya. Marpaung (2003: 2) menyatakan paradigma belajar dalam suasana untuk memecahkan masalah merupakan aspek esensial dalam pembelajaran KBK 2. Secara Praktis Lembaga pendidikan formal LPTK dapat memanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Secara khusus bagi guru dapat digunakan sebagai pedoman untuk membangkitkan dan mengembangkan komponen kognitif siswa. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam belajar dan prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw a. Pengertian Pembelajaran Menurut Dimyati dan Mudjono (1995: 157) pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Wikipedia ensiklopedia bebas (2010) menjelaskan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang didalamnya terjadi interaksi berbagai komponen yaitu; guru, isi/materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antar ketiga komponen melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.
b. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbeabeda. Dasar adanya perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling asah,asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat. Belajar (learning community), siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi jujur dengan sesama siswa. Sugiyono (2007: 10) menyatakan pembelajaran koopertif adalah commit user mengembangkan interaksi yang pembelajaran yang secara sadar dan to sengaja
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
saling silih asuh untuk menghadirkan ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup bermasyarakat. Lebih lanjut, menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
berfokus
pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat ini senada dengan slavin (2008: 8) dalam pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Slavin juga menyatakan
bahwa
pembelajaran
konsultivisme
dalam
pengajaran
menerapkan pembelajaran kooperatif secara eksentif atas dasar teori siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dan saling membantu dalam mencapai ketuntasan belajar bersama. Pembelajaran kooperatif dapat merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Siswa yang senantiasa berfikir kreatif akan menumbuhkan sikap percaya diri dan dapat menyesuaikan diri dalam kondisi lingkungan apapun.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Lilia H. (2005: 32) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran kooperatif terdapat suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen atau unsur penting dalam pembelajaran kooperatif. a) Saling Ketergantungan Positif Pembelajaran kooperatif menuntut guru menciptakan suasana yang commit saling to usermembutuhkan. Hubungan saling mendorong siswa agar merasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
membutuhkan ini yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi proaktif yang memungkinkan
sesama
siswa
saling
ketergantungan
dalam
menyelesaaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah b) Interaksi Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi.
Kegiatan
interaksi
ini
akan
memberikan
peran
pembelajaran untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak dapat diperoleh dengan sendirinya, tetapi merupakan proses kelompok yang cukup panjang. Anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetap dengan sesama mereka. c) Akuntabilitas Individu Pembelajaran kooperatif menampilkan wujud dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggota. Setiap anggota kelompok harus memberikan konstribusi demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
d) Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi Pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari semua siswa. e) Komunikasi Antar Anggota Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi karena tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses yang panjang. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan membina perkembangan mental dan emosi para siswa. f) Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu memberikan jadwal waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 3. Keterampilan Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dan tugas anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut adalah sebagai berikut. a) Keterampilan Tingkat Awal (1) Menggunakan kesepakatan, berarti menyamakan pendapatan yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok. (2) Menghargai konstribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
(3) Mengambil giliran berbagi tugas, maksudnya adalah setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok. (4) Berada dalam kelompok, adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. (5) Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan. (6) Mendorong
partisipasi,
adalah
mendorong
semua
anggota
kelompok untuk memberikan konstribusi terhadap tugas kelompok. b) Keterampilan Tingkat Menengah Keterampilan tingkat menengah antara lain: (1) mengajukan penghargaan dan simpati; (2) mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima; (3) mendengarkan dengan aktif; (4) bertanya; (5) membuat rangkuman; (6) menafsirkan; dan (7) mengurangi ketegangan. c) Keterampilan Tingkat Mahir Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan
cermat,
menanyakan
kebenaran
menetapkan
tujuan
dan
berkompromi. d) Lingkungan Belajar dan Sistem Managemen Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menemukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya.
c. Pembelajaran Kooperatif Model STAD 1. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model kooperatif dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawancommit to user Slavin (2008: 143) menyatakan kawannya dari universitas John Hopkins.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk pemula bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal atau tertulis. Metode STAD merupakan metode yang menekankan kepada kerja sama kelompok untuk menyelesaikan masalah. Metode ini menempatkan siswa dalam tim belajar beranggotakan 4 atau 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pembelajaran di kelas dengan mengkondisikan siswa bekerja dalam tim untuk memastikan seluruh anggota telah menguasai pelajaran tersebut. Siswa membantu menuntaskan materi yang dipelajari saat belajar kelompok kepada anggota lain yang kesulitan. Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang memerlukan bantuan guru. Metode ini dibantu metode penelitian, penguasaan dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat terwujud. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran model STAD merupakan metode pembentukan kelompok kecil siswa secara heterogen menurut potensi, jenis kalamin dan suku untuk bekerja sama dan saling membantu dalam menuntaskan materi.
2. Prosedur Pembelajaran STAD Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk tujuan belajar. Setiap kelompok hendaknya memiliki anggota 4 sampai 5 orang yang beragam terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Slavin (Didik Pramuja: 2009) menyatakan bahwa langkah-langkah to user penerapan model STAD antaracommit lain : (1) guru menyampaikan materi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai; (2) guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secara individu sehingga akan diperoleh skor awal; (3) guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) jika mungkin kelompok berasal dari ras, budaya suku yang berbeda serta keselarasan gender; (4) bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan penguatan pemahaman materi; (5) guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari; (6) guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa; (7) guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil. Slavin (Didik Pramuja: 2009) mengemukakan tentang pemberian penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari mulai dasar (awal) ke nilai kuis atau tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Pengakuan dari guru merupakan salah satu cara untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan kompetisi yang positif.
3. Komponen Utama dan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Slavin (2008: 143) menyampaikan penjabaran STAD terdiri dari 5 komponen utama antara lain: a) Presentasi Kelas, materi dalam STAD pertama-pertama diperkirakan dalam preentasi di dalam kelas. Hal ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaranyang dipimpinoleh guru,tetapi bisa juga memasukkan presentasia audio visual.Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. b) Tim, tim terdiri atas 4 atau 5 orang siswa yang mewakili seluruh to user bagian dari kelas dalamcommit hal kinerja akademik,jenis kelaminras etnik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
c) Kuis, kuis individual diberikan setelah guru memberikan presentasi dan dan sekitar satu atau dua periode pratikkum. d) Skor Kemajuan Individual, gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. e) Rekognisi Tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau butuh penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Teknik Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya tahun 1970-an, dimana seluruh pelajaran dapat distrukturisasikan dengan mudah (Aronson & Patnoe: 1997). Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil kolaboratif. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 81) mengemukakan bahwa penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama bagian review dan bagian praktek pelajaran adalah salah satu pendekatan alternatif untuk praktek individual di dalam pelajaran dengan metode pengajaran langsung yang pada akhir-akhir ini banyak menarik minat penelitian di negara-negara seperti misalnya Amerika Serikat Penggunaan kerja kelompok kecil ditemukan memiliki sejumlah keuntungan dibanding praktik individual. Keuntungan utama kerja kelompok kecil tampaknya terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu pengembangannya. Model belajar jigsaw dapat memberikan konstribusi dalam hal pengembangan keterampilan sosial siswa. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2008: 56) mengemukakan bahwa kelebihan model jigsaw dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Dengan model ini mengharuskan siswa commit user bekerja dengan siswa lain yang dapattomengembangkan kemampuan empatik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
mereka dengan memberikan kesempatan untuk melihat sudut pandang orang lain. Hal inilah yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membantu siswa untuk menemukan solusi dari suatu masalah yang terdapat dalam kelompok kerja. Model belajar jigsaw dapat mengembangkan keterampilan seperti kebutuhan untuk mengakomodasi pandangan orang lain. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 83) mengemukakan bahwa sejumlah studi menemukan kerja kelompok kecil bersifat saling menghormati dan inklusif, dan berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok tidak saling menghormati atau tidak setara. Dengan demikian bahwa pembelajaran menggunakan model jigsaw harus mendapatkan perhatian lebih dari guru dengan mengamati, memfasilitasi dan menjaga interaksi kerja kelompok dari siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar ketuntasan belajar dapat tercapai. Proses pembelajaran dengan model jigsaw akan lebih maksimal dengan menggabungkan model belajar yang lain. Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif
model
jigsaw
adalah
pembelajaran
dengan
membentuk kelompok kerja kecil dengan melibatkan siswa untuk secara aktif menggali materi yang diberikan guru lebih mendalam. Dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw, siswa akan lebih terbuka pemikirannya dengan memahami sudut pandang atau pemikiran orang lain. Dengan ini pula kemampuan siswa menyampaikan informasi atau presentasi dengan orang ahli dapat tercipta dan menigkat.
2. Mekanisme Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Jigsaw bekerja dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing beranggotakan lima sampai enam siswa. Model belajar jigsaw menuntut adanya keragaman anggota kelompok berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin dan tingkat keterampilan yang merata (heterogen). Pembagian kelompok mula yang selanjutnya dinamakan kelompok awal commit userdiberikan. Sebagai contoh jumlah dengan anggota sejumlah materi yangtoakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
siswa sebanyak 40 orang kemudian dibagi menjadi 8 kelompok dengan beranggotakan masing-masing kelompok adalah 5 orang, sehingga guru harus menyiapkan sebanyak 5 materi berbeda yang kemudian membagikan ke setiap kelompok. Kelompok awal yang beranggotakan 5 orang tersebut menerima 5 materi berbeda sekaligus dan membagikan kepada anggota kelompok yang kemudian untuk dikirim ke kelompok ahli. Kelompok ahli terdiri atas siswa atau anggota masing-masing kelompok yang telah dikirim kelompoknya untuk mempelajari dan mengembangkan materi yang sama dengan anggota kelompok yang lain. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi yang sama. Diskusi dalam kelompok ahli dilakukan dengan harapan siswa dapat bertukar informasi dan pemahaman atas materi yang dipelajari. Setelah selesai melakukan diskusi siswa kembali pada kelompok awal mereka dan menyampaikan materi yang telah dipelajarinya dalam kelompok ahli kepada anggota kelompok awal yang lain. Demikian juga dengan anggota kelompok awal yang lain dengan materi berbeda, menyampaikan informasi yang telah mereka peroleh dalam kelompok ahli kepada anggota yang lain. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 89) dalam Effective Teaching mengemukakan bahwa dengan mendiskusikan temuan-temuan kepada anggota lain dalam belajar memastikan bahwa kualitas informasi yang ditemukan oleh anggota lain akan bertambah, dan juga menjadikan siswa untuk berlatih melakukan presentasi dengan para ahli lain. Proses akhir pembelajaran jigsaw dilakukan penarikan kesimpulan dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran agar tercapai kesepakatan atas materi yang telah dipelajari. Guru dapat memberikan masukan atau tambahan informasi dengan penyampaian yang lebih menarik sehingga kesulitan yang ditemukan siswa dapat terpecahkan dengan baik. Pemecahan masalah dan pengecekan tingkat pemahaman siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2. Kreativitas Belajar Siswa a. Pengertian Kreativitas Istilah kreatifitas berasal dari bahasa inggris yaitu to creative yang dapat diterjemahkan dengan istilah mencipta yang berarti mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda bentuk susunan atau gayanya dari pada yang lazim dikenal orang banyak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 760), “Kreativitas” diartikan sebagai 1. kemampuan untuk mencipta, daya cipta, 2. perihal berkreasi. Sedangkan kreasi sendiri adalah hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia. Beberapa pakar memberikan pendapatnya tentang definisi kreativitas berdasarkan empat P yaitu : 1) Definisi Pribadi Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Faktor pribadi yang kreatif menurut Roger (Tyas: 2010) adalah keterbukaan kepada pengalaman, kemampuan untuk memberikan penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya, dan kemampuan untuk secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep. Definisi tentang kreativitas diberikan dalam “three-facet model of creativity” menjelaskan “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis : intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian atau motivasi. Kemampuan tersebut membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif”. Intelegensi meliputi : kemampuan verbal atau bahasa, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan kesimpulan dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum. Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukkan kelonggaran dari keterikatan pada konvensi menciptakan sendiri, melakukan halhal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu struktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang kreatif seperti pengarang, saintis, artis atau arsitek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Dimensi kepribadian atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas, toleransi terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan resiko yang moderat. 2) Definisi Proses Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (Tyas: 2010) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya. Langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (Tyas: 2010) yang banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi : tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. 3) Definisi Produk Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Menurut Munandar (Tyas: 2010) menyatakan bahwa suatu karya cipta pada hakikatnya tidaklah baru sama sekali tetapi merupakan pengembangan atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.. 4) Definisi Press Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap kreativitas menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi, dan menekankan kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga tidak berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru. Utami Munandar (2004: 20) mengungkapkan bahwa “kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku kreatif”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Pengertian tentang kreativitas dijelaskan lebih lengakap adalah berikut di bawah ini. 1) Kreativitas ditinjau dari segi pribadi Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Seorang individu yang kreatif mempunyai sifat yang mandiri. Dirinya tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. 2) Kreativitas sebagai proses Torrance (Utami Munandar: 2004: 27) mengemukakan bahwa “Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasilhasilnya”. 3) Kreativitas sebagai produk Menurut Stein (Tyas: 2010) mengemukakan bahwa suatu produk baru dapat disebut kreatif jika mendapat pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu. Kriteria untuk produk kreatif adalah : a) Produk itu harus nyata (observable). b) Produk itu harus baru. c) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan suatu individu yang dapat melahirkan sesuatu yang unik, baru atau suatu gagasan ataupun obyek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru dan original dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Pengertian Belajar Disadari atau tidak setiap orang pasti telah melakukan proses belajar dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai commit to user pengertian belajar. Slametto (2003: 2) mengatakan bahwa “Belajar merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Selain itu Slametto juga mengungkapkan bahwa “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Purwoto (2003: 21) berpendapat bahwa “Belajar adalah proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan seterusnya. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengamatan, melihat, memahami sesuatu yang dipelajari. Kesimpulan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu melalui interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya untuk menyampaikan ekspresi sebagai kreasi yang dapat menghasilkan perubahan dari keadaan semula yang kurang mendapat apresiasi menjadi lebih baik dan mendapat pengakuan tertinggi.
c. Kreativitas Dalam Belajar Belajar adalah sebuah aktivitas yang meliputi, aktivitas berbuat, bertingkah laku dan melakukan kegiatan. Manusia yang dibakali akal dan pikiran sehingga dalam aktivitasnya memiliki kemampuan untuk menggunakan dan mengembangkan akalnya untuk bereaksi danmencipta. Peranan kreativitas pada proses belajar sangat penting dalam rangka memberikan makna dan hasil belajar sehingga mendapatkan prestasi yang optimal. Menurut Arden N. Frandsen (Sumadi Suryabrata: 1995: 253) menyatakan bahwa hal-hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut : 1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia luas; 2. Adanya sikap kreatif pada diri manusia dan keinginan untuk selalu maju; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan temanteman; 4. Adanya keinginan untuk memperbaiki keadaan; 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran; 6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. Utami Munandar (1982: 132) menyatakan bahwa “Anak yang masuk kategori kreatif pada umumnya mempunyai inisiatif yang tinggi untuk memperbaiki segala sesuatu, sehingga menjadi lebih baik dan memuaskan”. Anak kreatif selalu menunjukkan perkembangan pemikiran yang sangat jelas, yaitu dengan adanya pemikiran-pemikiran dan perbuatan dalam menyikapi hal-hal baru. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu hal yang mendorong manusia untuk belajar adalah adanya sifat kreatif dalam diri dan keinginan untuk maju. Selain itu, manusia yang kreatif selalu berusaha untuk memberi makna pada proses belajarnya dan tidak pernah merasa takut pada kesalahan dan kegagalan. Keinginan yang tinggi untuk segera bangkit dan belajar dari kegagalan dan mendorong pada pencapaian prestasi yang memuaskan. Kreativitas yang meningkat pada diri seseorang terlihat dengan bertambahnya hasil kreasi sebagai produk pikirannya. Kematangan berpikir dalam memecahkan setiap permasalahan akan dihadapi dengan mudah, sehingga setiap orang yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi akan sangat mudah menginterpretasikan dirinya di lingkungan masyarakat dengan sikap dan tingkah laku yang fleksibel dan dinamis namun tetap pada prinsip pribadi.
3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar dan hasil belajar ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang diperoleh. Melalui proses belajar mengajar yang efektif diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang memadai. Alur penjelaan dari apa dan bagaimana prestasi belajar tersebut perlu terlebih dahulu ditelaah arti dan maknanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Prestasi belajar terdiri dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi mempunyai arti hasil usaha, yang mana kata prestasi itu sendiri merupakan kata serapan yang dibakukan dari kata prestatie yang berasal dari bahasa Belanda. Fungsi prestasi belajar dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang kepuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap atau kecerdasan. Suharsimi Arikunto (1998: 36) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi merupakan kegiatan-kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun kelompok. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1126-1127) dinyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Penilaian yang diberikan dalam prestasi belajar diperlukan untuk melakukan evaluasi atas kegiatan yang selama ini dilaksanakan. Sehingga proses belajar mengajar yang menggunakan sistem tertentu dapat diketahui bagaimana hasilnya. Prestasi bagi siswa merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam hal belajar khususnya, karena nilai yang dicapai dalam proses belajar adalah prestasi yang dapat dilihat secara nyata.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai commit berikut :to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
1) Faktor internal Faktor yang datangnya dari dalam diri masing-masing individu yang meliputi : a. Faktor Biologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani siswa yaitu kesehatan dan cacat badan. b. Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan tingkah laku, kejiwaan dan pikiran siswa antara lain intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi. 2) Faktor eksternal Merupakan faktor pengaruh yang datangnya dari luar diri individu, meliputi : a. Lingkungan Sekolah (1). Metode mengajar yang digunakan. (2). Alat pelajaran sekolah. (3). Suasana kelas. (4). Kemandirian Siswa. (5). Kurikulum pendidikan. b. Lingkungan Keluarga (1). Faktor orang tua. (2). Faktor suasana rumah. (3). Faktor ekonomi keluarga. Suharsimi Arikunto (1990: 21) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu; 1). Faktor Internal meliputi faktor biologis yaitu usia, kematangan, kesehatan dan faktor psikologis yaitu minat, motivasi dan suasana hati. 2). Faktor Eksternal meliputi faktor manusia yaitu lingkungan di keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor non-manusia yaitu udara, suara bau-bauan. Dari beberapa pegertian dan fungsi prestasi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah menjalani berbagai proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi meliputi tingkat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap selama dalam proses belajar yang diberi nilai-nilai angka secara kuantitatif maupun nilai secara kualitatif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini ditujukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2004) dalam skripsinya yang memberikan kesimpulan yang signifikan antara kreativitas dan prestasi belajar, tetapi kreativitas tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar tetapi lebih dipengaruhi oleh hubungan kemampuan penalaran dan kecerdasan dan emosional siswa. Penelitian Sri Anugrah Bekti (2007) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa adanya peningkatan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa mencapai 75% melalui optimalisasa teknik guru mengajar serta adanya peningkatan prestasi belajar siswa sampai daya serap kelas 75% melalui optimalisasi teknik guru mengajar. Penelitian Endang W (2002) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pola Bermain dan Kreativitas Anak” memberikan kesimpulan bahwa pola bermain anak memberikan konstribusi terhadap kreativitas anak. Anak dengan pola bermain yang baik akan meningkatkan kreativitas. Nanang Adi Nugraha (2006) dalam skripsinya yang menyatakan bahwa tingkat kreativitas siswa dipengaruhi oleh tiga hal yaitu tingkat keaktifan siswa sebesar 41,66%, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sebesar 58,33% dan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan sebesar 52,77%. Irwan Budi Ebtanto (2008) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa dengan desain pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan sketsa sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas pada siswa. Penelitian Dian Pramesti (2007) menyimpulkan kreatifitas siswa dalam commit to user belajar meningkat melalui pendekatan teuristik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Uraian pendapat pada hasil penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang menitikberatkan permasalahan pada peningkatan kreativitas siswa, keaktifan siswa dan prestasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara yang salah satunya adalah dengan memperkenalkan atau menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu. Maka perlu dikaji secara lebih kaitannya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran metakognitif.
C. Kerangka Pemikiran Pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini dirasakan masih kurang efektif karena dalam proses belajar mengajar siswa cenderung pasif, pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan terdapat materi yang sangat kompleks dan sangat luas cakupannya. Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sering kali menjadi masalah dalam belajar siswa karena tidak sedikit dijumpai pokok bahasan perhitungan yang diperlukan pemecahan masalah dari soal-soal tersebut. Dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan
diperlukan
pemahaman
konsep
yang
disertai
dengan
latihan
menyelesaikan permasalahan sebagai aktifitas analitik yang sangat penting sehingga siswa dapat menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Untuk menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan ini sangat diperlukan kreatifitas siswa. Kreativitas siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide yang telah disampaikan pada proses belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini dirasa masih sangat kurang dan bahkan cenderung belum terlihat. Sehingga hal ini menyebabkan prestasi belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan cenderung rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Kreativitas dan prestasi belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar yang dilakukan sekolah. Dengan kreativitas yang dimiliki oleh siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajarnya. Kreativitas
mengemukakan
ide,
merumuskan
ide
baru
dan
mengembangkan ide mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan yang diberikan, siswa dapat menggunakan metode diskusi maupun tanya jawab aktif. Siswa dituntut untuk paham terhadap materi pelajaran yang diberikan dan dapat menangkap kata kunci yang ada pada materi tersebut, setelah itu dengan menggunakan strategi tertentu siswa dapat mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide tersebut, dengan demikian kreativitas siswa dapat meningkat. Proses belajar tidak lepas dari strategi pembelajaran yang digunakan guru, sehingga guru harus dapat menggunakan strategi pembelajaran dalam upaya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Dan hendaknya strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru adalah pembimbing dan fasilitator dalam pembelajaran agar siswa lebih kreatif dan aktif dalam belajar. Pokok bahasan menjelaskan proses-proses mesin konversi, menjelaskan konsep dasar-dasar listrik dan elektronika, dan memahami konsep dasar chassis dan pemindah tenaga merupakan pokok bahasan dalam Standar Kompetensi Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan yang berisi pemahaman konsep, yang tidak semua siswa dapat menguasai dengan baik. Ada yang menguasai konsep saja, menguasai perhitungan saja atau bahkan tidak menguasai sama sekali. Sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran atau penyelesaian masalah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw. Diharapkan dengan strategi atau metode ini dapat meningkatkan kreativitas belajar dan prestasi siswa. Dan kerangka berpikir commit to user tersebut dituangkan seperti pada bagan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
B
A
C
Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan : A : Pembelajaran Kooperatif Kombinasi model STAD dan Jigsaw B : Kreativitas Belajar Siswa C : Prestasi Belajar Siswa
D. Perumusan Hipotesis Dari refleksi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan sebuah hipotisis sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. 2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Peningkatan kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) dengan alasan dimana dengan penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah, guru dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dilakukan dengan studi pendahuluan. Pada kegiatan ini mendiskusikan cara melakukan tindakan pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang disiapkan oleh peneliti dan dibantu guru. Kejadian penting sebelum proses tindakan yang belum termuat dalam observasi dicatat pada catatan lapangan. Kegiatan refleksi atau diskusi bersama guru dilakukan untuk memberi makna, menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan. Kesimpulan pada tindakan refleksi menjadi acuan untuk perencanaan siklus berikutnya atau akhir tindakan penelitian karena dirasa telah cukup.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa Muhammadiyah Miri, dengan subyek penerima tindakan penelitian adalah siswa kelas X SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Tahun Pelajaran 2009/2010. adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah : a. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan sekolah swasta yang sedang berkembang. b. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki fasilitas bengkel otomotif yang relatif lengkap. c. Perlu diteliti apakah SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri telah melaksanakan model pembelajaran yang baik.commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
d. Tersedianya data dan sumber data pendukung penelitian yang akan dilaksanakan. e. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki pengajar yang masih muda sehingga diharapkan memiliki wawasan dan gambaran yang sama tentang peningkatan kualitas pendidikan. f. Lokasi sekolah yang mudah dicapai oleh peneliti.
2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dalam penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa dimulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2010. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung pada bulan Februari hingga awal bulan Maret. Tahap kedua yaitu pelaksanaan penelitian dengan jadwal pelaksanaan bulan Maret minggu ke-3 sampai dengan bulan April. Tahap ketiga yaitu penyelesaian penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut secara terperinci dapat dijumpai dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Februari
Uraian Kegiatan
April
Mei
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tahap Persiapan Penelitian
- Kajian studi pustaka
- Desain penelitian
- Konsultasi rancangan penelitian
- Perumusan rancangan penelitian
- Penyusunan rancangan penelitian
- Pengurusan ijin penelitian
Tahap Pelaksanaan Penelitian
- Perencanaan tindakan
- Implementasi tindakan
Maret
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
- Pengamatan kelas
- Refleksi
- Analisis dan intrepretasi data
- Perumusan hasil kegiatan
Tahap Penyelesaian Penelitian
- Penyusunan kerangka laporan
- Penulisan kerangka laporan
- Revisi dan editing laporan
- Penyerahan laporan
C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai subyek penelitian adalah guru, peneliti dan siswa. Guru sebagai subyek yang melakukan perencanaan dan pengumpulan data, peneliti sebagai subyek yang melaksanakan tindakan kelas berdasarkan rencana tindakan penelitian yang telah dibuat bersama antara peneliti dan guru sedangkan subyek yang menerima tindakan kelas adalah siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri yang berjumlah 31 siswa.
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan tindakan berbasis kelas kolaboratif yang bersifat paktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek melalui tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan pembelajaran sehari-hari. Bersama-sama senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas siswa. Guru pengampu mata pelajaran, kepala sekolah dan peneliti dilibatkan sejak : (1). Dialog awal atau langkah awal; (2). Perencanaan tindakan; (3). Pelaksanaan Tindakan; (4). Observasi dan monitoring; (5). Refleksi; (6). Evaluasi; (7). Penyimpulan hasil pengertian dan pemahaman. Adapun alur penelitian ini commit to user seperti digambarkan dalam diagram alur berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Skema Rancangan Penelitian
Dialog Awal
Tindakan I
Perencanaan
Observasi Tindakan I
Refleksi
Tindakan II
Perencanaan Terrevisi
Observasi Tindakan II
Refleksi
Perencanaan Terrevisi
Tindakan III
Observasi Tindakan III
Refleksi
Langkah-langkah Penelitian Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar dan Prestasi Siswa dengan Pembelajaran Kombinasi model STAD dan Jigsaw commit todari user Sutama (2004: 92) Modifikasi Kemmis & Mc. Taggart
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
1. Dialog awal Dialog awal dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk mendiagnosa permasalahan untuk menetukan fokus penelitian, selain itu bertujuan untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada. Dalam dialog awal kepala sekolah dan guru pengampu mata pelajaran tempat penelitian diadakan beserta peneliti bersamasama mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian untuk memperoleh kesepakatan mengenai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. 2. Perencanaan Tindakan Penelitian Perencanaan tindakan penelitian dilaksanakan pada awal siklus tahapan
penelitian
tindakan
kelas.
Perencanaan
diharapkan
dapat
memperbaiki kondisi awal atau sebelumnya. Dengan perencanaan diharapkan tujuan dari pembelajaran tersampaikan tepat waktu dan dapat diserap secara optimal oleh siswa. Perencanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan sebelum tindakan yang direncanakan dalam 3 putaran kegiatan. a. Perencanaan Tindakan I Rencana tindakan penelitian ini mengacu pada hasil dialog awal antara kepala sekolah, guru pengampu mata pelajaran dan peneliti sebagai fokus permasalahan. Adapun kegiatan perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti bersama kepala sekolah dan guru mendiskusikan rumusan masalah dan menyiapkan solusi penyelesaian masalah. 2) Mempersiapkan strategi belajar yang akan digunakan. 3) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran. 4) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP) 5) Mempersiapkan media pemelajaran. 6) Mempersiapkan instrumen tes untuk mengetahui pemahaman siswa. 7) Menganalisis hasil tindakan putaran pertama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
8) Mengambil kesimpulan sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan tindakan putaran kedua. b. Perencanaan Tindakan II Perencanaan tindakan II dilaksanakan mengacu pada hasil tindakan, observasi dan evaluasi putaran pertama. Perencanaan tindakan II dilaksanakan sebagai satu satuan tahapan yang runtut dalam mencapai tujuan awal dari dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini. Pada perencanaan tindakan II secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan perencanaan tindakan I yaitu, sebagai berikut : 1) Peneliti memahami hasil tindakan I. 2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya. 3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan. 4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran pada tindakan II. 5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran pada Tindakan II. 6) Mempersiapkan media pembelajaran. 7) Mempersiapkan
tes
evaluasi
untuk
mengetahui
peningkatan
pemahaman dan prestasi belajar siswa. 8) Menganalisis hasil tindakan dan observasi penelitian pada putaran kedua. 9) Mengambil kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan putaran kedua. c. Perencanaan Tindakan III Perencanaan tindakan III merupakan kegiatan awal pada putaran terakhir penelitian. Kegiatan perencanaan tindakan ini dilaksanakan mengacu pada hasil yang telah diperoleh dari kegiatan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada dua putaran sebelumnya. Perencanaan tindakan pada kegiatan ini dilakukan perbaikan untuk mencapai tujuan yang dinginkan antara lain sebagai berikut : 1) Melaksanakan pemahaman dan penilaian dari hasil tindakan sebelumnya. 2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya. commit to user 3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran yang akan digunakan. 5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran tindakan. 6) Mempersiapkan media pembelajaran. 7) Mempersiapkan tes evaluasi materi yang diajarakan pada putaran ketiga. 8) Mempersiapkan post tes dari semua materi yang telah diberikan. 9) Menganalisis hasil pelaksanaan tindakan, observasi dan tes dari keseluruhan kegiatan. 10) Mengambil kesimpulan akhir dari keseluruhan pelaksanaan tindakan penelitian. 3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar di kelas dan sebagai aktor utama dalam implementasi tindakan. Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena itu rencana tindakan harus fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pada penelitian ini, guru melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan program yang direncanakan sebanyak 3 putaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut : a. Tindakan I Tindakan ini dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari pengamatan dan tes awal. Dalam tindakan ini direncanakan guru memberikan strategi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Strategi yang ditawarkan adalah dengan membangkitkan minat (Inquiring Minds Want to Know). Teknik pembelajaran sederhana ini diharapkan dapat membangkitkan keingintahuan siswa dengan meminta mereka untuk membuat perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan. commit to user Siswa cenderung diam ketika diajak untuk membahas materi-materi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya, saat diminta menjawab secara bersama-sama satu kelas maupun individu. Pelaksanaan tindakan pembelajaran kelas ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar di kelas yang kondusif. 2) Guru menjelaskan metode pembelajaran dan penilaian yang akan digunakan. 3) Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan dipelajari. 4) Guru memulai pelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana dari materi pelajaran sebagai penghubung awal. 5) Guru menyampaikan materi dengan memberikan pertanyaan tentang materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk mengetahui
lebih
lanjut
dengan
pola
pemikirannya
ataupun
mendiskusikan dengan teman. Pertanyaan yang di sampaikan harus dibuat hanya diketahui oleh sebagian kecil siswa dan merupakan pertanyaan berantai, sehingga muncul rasa keingintahuan dari siswa yang belum tahu jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. 6) Siswa dianjurkan untuk tetap menjawab apapun sesuai dengan dugaan mereka. Pada langkah ini dapat digunakan penguatan-penguatan verbal berupa pertanyaan yang menimbulkan rasa penasaran. 7) Guru menampung semua dugaan atau gagasan peserta didik sebelum jawaban diberikan. Hal ini akan membuat rasa keingintahuan siswa meningkat. 8) Guru memberikan jawaban yang sebenar-benarnya pada saat pembelajaran berlangsung setelah dirasa cukup. 9) Suasana pembelajaran dikondisikan tetap kondusif dan terjaga interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dengan terjadi tanya jawab aktif. 10) Langkah-langkah
tersebut
dilakukan
berulang-ulang
selama
berlangsungnya proses belajar mengajar sesuai pokok pikiran atau bahasan yang dipelajari untuk menjembatani tersampaikannya materi user pelajaran kepada siswacommit secara to maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
11) Guru memberikan tes kepada siswa tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan. 12) Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan bersama-sama dengan siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari. b. Tindakan II Tindakan II dilaksanakan mengacu dari hasil pengamatan dan evaluasi pada tindakan I. Pada tindakan ini strategi yang ditawarkan adalah pembelajaran model STAD. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1) Menyiapkan situasi dan kondisi siswa yang kondusif. 2) Menyampaikan metode belajar dan penilaian yang akan digunakan. 3) Menyampaikan inti materi pelajaran. 4) Menyampaikan materi secara sistematik. 5) Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri atas 3 sampai 5 anggota dan menjelaskan aturan permainan. 6) Setiap kelompok menyiapkan soal latihan untuk dikerjakan siswa kelompok lain. 7) Setiap kelompok diharuskan memilih salah satu soal dan wajib menjawab soal dari kelompok lain tersebut. 8) Kelompok mengerjakan soal dengan mendiskusikan dengan anggota kelompoknya 9) Hasil diskusi atau jawaban ditulis dan dikoreksi oleh kelompok pembuat soal. 10) Guru mengevaluasi tingkat kebenaran soal dan jawaban masingmasing kelompok. 11) Kelompok dengan poin nilai terbaik dalam membuat soal dan menjawab mendapatkan reward. 12) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari. 13) Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dan commit to user pengertian siswa terhadap materi yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
c. Tindakan III Pelaksanaan tindakan ini berdasarkan pada perencanaan tindakan ketiga setelah sebelumnya diakukan tindakan-tindakan pembelajaran. Tindakan ini dilaksanakan sebagai tindakan terakhir dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Pelaksanaan tindakan menggunakan strategi belajar yang berbeda dengan pelaksanaan tindakan sebelumnya. Strategi belajar yang digunakan dengan model Jigsaw. Diharapkan dengan model belajar ini dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut : 1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar yang kondusif. 2) Guru menjelaskan metode belajar dan sistem penilaian yang akan digunakan. 3) Guru menyampaikan pokok materi pelajaran yang akan dibahas. 4) Guru membagi pokok materi pelajaran sejumlah tertentu. 5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan jumlah siswa sebanyak jumlah materi yang telah disiapkan dan dibagi. Kelompok ini disebut sebagai kelompok awal. 6) Setiap kelompok diharuskan membagi tugas pada masing-masing anggotanya untuk dikirim mempelajari materi tertentu dalam kelompok ahli materi tertentu atau kelompok tim ahli. 7) Dalam kelompok tim ahli diisi perwakilan dari kelompok awal yang ahli dalam materi tertentu. 8) Setiap kelompok ahli mendiskusikan atau mempelajari materi tertentu yang berbeda dengan kelompok ahli lainnya. 9) Setelah selesai mempelajari materi bersama tim ahli langkah selanjutnya anggota kelompok tim ahli tersebut kembali pada kelompok awal dan menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada anggota kelompok awal yang lain. 10) Setiap kelompok awal mendiskusikan semua materi yang diperoleh masing-masing dan membuat kesimpulan untuk dipresentasikan di commit dengan to user kelompok awal yang lain. depan kelas secara bergantian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
11) Bersama-sama dengan siswa guru menyamakan persepsi dari isi materi pelajaran yang dipelajari. 12) Guru memberikan tugas yang dikerjakan secara individu berdasarkan materi yang telah dipelajari untuk digunakan sebagai penilaian kelompok. 13) Guru memberikan tes evaluasi secara individu berdasarkan materi untuk mengetahui tingkat pemahaman individu masing-masing siswa. 14) Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dengan tingkat pemahaman secara individu siswa masing-masing anggotanya paling baik. 15) Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan akhir dari proses pembelajaran dan materi yang telah dilaksanakan dan dipelajari. 4. Observasi dan Monitoring Observasi dan monitoring merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja maupun tidak sengaja, situasi tempat tindakan yang dilakukan, dan kendala tindakan semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti yang yang dibekali pedoman observasi dan catatan lapangan. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti sebagai observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan peneliti adalah mencatat semua perilaku dan kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan dan penutup serta menuliskan keterangan tambahan seperti perilaku siswa setelah menerima tindakan itu, situasi kelas, dan kendala proses tindakan, serta memberikan kesimpulan dan saran secara umum dari tindakan yang dilakukan. Waktu pelaksanaan observasi dan monitoring sesuai dengan jadwal pelajaran di sekolahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
5. Refleksi Refleksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kombinasi model STAD dan Jigsaw dilakukan selama 3 putaran. Dengan tiga putaran ini diharapkan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud (minimal 65% siswa berani mengemukakan ide atau gagasannya pada proses pembelajaran). Pelaksanaan refleksi ini adalah berupa diskusi yang dilakukan peneliti bersama-sama guru pengampu mata pelajaran untuk menelaah tindakan yang telah dilakukan apakah sudah tepat, bila belum maka akan didiskusikan alternatif tambahan untuk membenahi yang belum tepat. Refleksi ini secara rutin dilaksanakan setiap akhir putaran penelitian sampai selesainya penelitian. Secara informal setiap hari kerja dilakukan dialog antara guru dan peneliti untuk membahas hal-hal penanganan segera. Evaluasi diarahkan pada pertemuan bukti-bukti dari perkembangan kreativitas belajar dan prestasi siswa setelah dilaksanakan serangkaian tindakan. Penyajian ini dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau melaksanakan tindakan selanjutnya. Dengan demikian analisa kualitatif dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan setiap tindakan-tindakan dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data penelitian mewakili tindakan yang berarti bahwa data itu memungkinkan untuk merekonstruksi tindakan yang terkait bukan hanya mengingat kembali. Data penelitian ini bersumber dari interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran Memahami Dasar Dasar Mesin kelas X SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Kabupaten Sragen berupa data tindakan belajar atau commit to user perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan atas metode pokok dan metode bantu. 1. Metode Pokok a. Metode Tes Tes dilakukan secara tertulis dan penyusunan tes dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1) Penentuan materi pokok yang disesuaikan dengan kurikulum. 2) Menyusun kisi-kisi tes. 3) Membuat perangkat tes (soal-soal tes). 4) Melakukan analisis validitas isi. 5) Melakukan revisi soal-soal tes. Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar Dasar Dasar Teknik Mekanik Otomotif siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. b. Metode Observasi Observasi
dilakukan
untuk
mendapatkan
gambaran
secara
langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas. Dengan observasi, penelitian dapat mengetahui secara langsung tentang kegiatan belajar siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan dan menanggapi penjelasan dari guru selama proses belajar mengajar berlangsung. 2. Metode Bantu Metode bantu adalah metode penunjang yang digunakan guna memperlancar metode pokok. a. Metode Wawancara Wawancara dilakukan oleh guru pengamat terhadap siswa tentang proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. b. Metode Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa yaitu dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
c. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini catatan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran Dasar Dasar Teknik Otomotif berlangsung.
F. Instrumen Penelitian 1. Definisi Operasional Variabel a. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermakna yang manfaat untuk memberikan solusi baru. Kreativitas yang ada dalam penelitian ini adalah aktivitas serta keberanian siswa dalam mengemukakan ide atau gagasannya untuk menyelesaikan soal mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. 1) Ciri kepribadian yang meliputi : kelancaran dalam mengemukakan ide, fleksibel dalam berpikir, sabar dalam memecahkan masalah, memiliki semangat dalam bertanya dan meneliti, optimisme adalah memadukan antusias dan rasa percaya diri, mampu mempertahankan pendapatnya, mampu bekerjasama. 2) Kemampuan umum yaitu kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal atau permasalahan. 3) Konsekuensi
dalam
memberikan
jawaban
yaitu
kemampuanmemberikan ide-ide yang serupa untuk memecahkan masalah berdasarkan patokan yang diberikan. 4) Kemahiran dalam menyelesaikan masalah yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide baru untuk memecahkan masalah. b. Belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan adalah proses aktif mengkonstruksi dan merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
suatu proses mengasimilasikan dan menghubungkan suatu pengalaman atau pengertian dengan menggunakan suatu metode ataupun rumus-rumus. c. Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu proses belajar yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketuntasan materi pelajaran dengan menitikberatkan pada kerja kelompok kecil kolaboratif. Siswa menggali pengetahuan dan informasi secara mandiri bersama teman kelompok.
2. Pengembangan Instrumen a. Lembar Observasi Berdasarkan
cara
pelaksanaannya
dan
tujuan,
peneliti
menggunakan observasi berbentuk observasi partisipasi penuh. Observasi partisipasi adalah suatu observasi yang pengamatnya ikut terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Pengamat juga terlibat pada aktivitas dalam bentuk persiapan kegiatan belajar mengajar, termasuk membuat rancangan pembelajaran yang sesuai. Observasi partisipasi dibagi menjadi dua yaitu partisipasi sebagian dan
partisipasi
penuh.
Observasi
partisipasi
sebagian
(partial
participation) adalah suatu proses kegiatan yang berantai dimana pengamat hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk diadakan pengamatan. Sedangkan observasi partisipasi penuh (full participation) adalah pengamatan yang dilaksanakandimana pengamat selalu mengambil bagian dengan melibatkan dirinya dalam semua proses tanpa membedakan kegiatan yang penting ataupun yang kurang penting. Bentuk partisipasi penuh digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung sat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman observasi yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) observasi tindak mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran, b) observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam user pebelajaran mata pelajarancommit Dasar to Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Kendaraan Ringan, c) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan mengajar maupun tindak belajar yang belum terjaring. Instrumen pengamataan pada aspek kreativitas siswa dapat dijumpai dalam Lampiran 4, sedangkan pedoman penilaian pengamatan tindak belajar yang berkaitan dengan kreativitas ditampilkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Pedoman Penilaian Aspek Kreativitas No.
Skala Penilaian Aspek
Indikator
Kreativitas
- Tidak mengemukakan ide / 1
merumuskan ide baru/ mengembangkan
Sangat Kurang (nilai 1)
ide - Bersikap pasif
- Kurang baik dalam mengemukakan / 2
Kurang (nilai 2)
merumuskan/ mengembangkan ide - Bersikap kurang aktif
- Cukup baik dalam mengemukakan/ 3
Cukup Baik (nilai 3)
merumuskan/ mengembangkan ide - Bersikap cukup aktif
- Baik dalam mengemukakan/ 4
Baik (nilai 4)
merumuskan/ mengembangkan ide - Bersikap aktif
- Sangat baik dalam mengemukakan/ 5
Sangat baik (nilai 5)
merumuskan/ mengembangkan ide - Bersikap sangat aktif
Tabel 3. Penilaian Aspek Kreativitas Siswa No.
1
Penilaian Tingkat Kreativitas
Tidak Melakukan Tindakan ( Tidak Kreatif)
commit to user
Skala Penilaian dalam Pedoman Pengamatan
Sangat Kurang (nilai 1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Kurang (nilai 2) 2
Melakukan Tindakan (Kreatif)
Cukup Baik (nilai 3) Baik (nilai 4) Sangat Baik (nilai 5)
b. Tes Tes
ini
digunakan
sebagai
instrumen
penelitian
untuk
mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai prestasi belajar siswa dan mengetahui sejauh mana kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda terstruktur dan essay terstruktur. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang dapat mencapai nilai batas minimal 7,0 dalam tiap siklus tindakan penelitian. Instrumen penelitian untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa dapat dijumpai pada Lampiran 5, 6 dan 7.
3. Pengujian Validitas Isi Instrumen Untuk menjamin kemantapan dan kebenaran data yang telah digali, dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik hasil tes dan isi tes yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw sebagai alat pengukuran prestasi belajar siswa dan teknik triangulasi. Validitas isi dari suatu tes prestasi belajar dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam hasil belajar dengan indikator yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi menggunakan analisis rasional. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat bahwa item-item dalam dalam tes telah sesuai dengan isi kurikulum commit to user tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006). Pemeriksaan indikator pada item-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
item soal tes dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru dan kedua dosen pembimbing, Sedangkan teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya dalam hal ini adalah guru dan mitra peneliti. Mereka ini dapat mengurangi ketidakakuratan dalam pengumpulan data.
G. Teknik Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses pembelajaran. Tahap-tahap analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data sesuai dengan teknik data seperti yang dikemukakan di atas, maka pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul dari sumber tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah. Analisis data dilakukan sejak pengumpulan data awal sampai data akhir. 2. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan dengan cara melakuka abstraksi yaitu membuat rangkuman inti, membuang data yang tidak perlu, mengatur data dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga agar tetap berada di dalamnya, sehingga penarikan kesimpulan akhir dari penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Kegiatan ini dilakukan setiap pasca tindakan dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
3. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk mengintrepretasikan fenomena-fenomena catatan di lapangan. 4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan sebagai kegiatan analisis terakhir dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Latar Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri dengan alamat dukuh Pondok RT 03 Desa Sunggingan Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri pada awal berdiri merupakan sekolah negeri kelas jauh di Pondok Pesantren di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren At Taqwa yang berdiri sejak tahun 2005 berdasarkan pada Surat Keputusan Bupati Sragen Nomor 420 / 573 / 24 / 2005. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mengajukan permohonan peningkatan status sekolah dan memperoleh ijin operasional pada tanggal 3 Juli 2008 dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Nomor 421.5/108/18/2008 dan saat ini berstatus sekolah swasta Pra Sekolah Standart Nasional (SSN). SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri berada satu lokasi dengan pondok pesantren memberikan kelebihan dalam hal kedisiplinan dan keteraturan. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri berlokasi di pedesaan dengan jarak dua kilometer dari pusat kota. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki luas lahan 8.929 m2 dengan luas bangunan yang berdiri di atasnya 2800 m2. Suasana lingkungan sangat mendukung dalam pembelajaran yang dikarenakan jauh dari keramaian kota dan kebersihan sekolah yang terjaga. Masyarakat sekitar sangat mendukung pembelajaran yang dapat dilihat dari sikap yang sangat terbuka dan ramah kepada semua pegawai dan staf sekolah serta kepada siswa-siswa SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai 1 program keahlian yaitu Teknik Otomotif dan dalam waktu dekat membuka program baru yaitu Teknik Komputer Jaringan dan mulai berjalan tahun ajaran 2010/2011. Instansi pendidikan ini dibuka dengan tujuan awal dapat menerima commit to user lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang kurang
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
mampu dari sisi keuangan tetapi memiliki tekad kuat untuk belajar. SMK At taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai visi dan misi sebagai dasar pelaksanaan setiap kegiatan sekolah. Visi sekolah tersebut adalah “Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang cerdas intelektual dan cerdas emosional”. Misi SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri adalah 1). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, 2). Menyiapkan lulusan menjadi tenaga yang terampil dan produktif, 3). Menyiapkan lulusan yang berdaya saing kerja dan berwirausaha, 4). Menyiapkan lulusan yang memiliki sikap profesional dan senantiasa berkembang demi tuntutan masa depan. Sarana pendukung sekolah yang terdapat di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri adalah 4 ruang kelas, 2 ruang praktek otomotif, 1 lab komputer, 1 ruang kantor dan ruang guru, 1 ruang bimbingan konseling (BK), kamar mandi, lahan parkir dan masjid dengan ukuran yang sangat memadai. Sarana lainnya adalah tersedia generator pembangkit listrik cadangan dengan kapasitas 6.700 watt disamping tenaga listrik PLN berkapasitas 5.500 watt. Pembelajaran semakin terkondisi lebih baik dengan adanya pembangkit listrik cadangan tersebut dimana sering kali terjadi pemadaman listrik di kawasan tersebut. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung alat praktek otomotif yang memadai dan kondisi yang baik. Kondisi fisik sarana pendukung secara keseluruhan dalam keadaan baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung team pengajar yang masih muda dengan intelektualitas tinggi. Tenaga guru dan karyawan di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri berjumlah 23 orang dan dibantu 5 orang tenaga yayasan. Ketenagaan SMK At Taqwa Muhammadiyah miri terdiri dari 20 orang guru, yaitu 6 guru normatif, 10 guru adaptif dan 4 guru produktif kompetensi teknik otomotif, serta terdiri 3 orang staf karyawan tata usaha dan penjaga sekolah. Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dari tenaga SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri adalah 16 orang Sarjana Strata 1, 4 orang Ahli Madya setingkat D3 dan 3 orang lulusan SMA atau setingkat. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai sekolah baru berkembang commityaitu to user memiliki jumlah siswa cukup banyak 87 siswa terbagi 3 kelas dalam 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
rombongan belajar. Siswa kelas X berjumlah 31, kelas XI berjumlah 36 siswa dan kelas XII berjumlah 20 siswa. Sekolah ini menggunakan kurikulum KTSP spektrum 2008 sebagai dasar pebelajaran sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlaku saat ini. Sekolah ini telah meluluskan siswa sebanyak 38 siswa yaitu 14 siswa tahun pelajaran 2007/2008 dan 24 siswa tahun pelajaran 2008/2009. Tingkat kelulusan mencapai 100% pada tiap tahun pelajaran merupakan prestasi yang membanggakan. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki banyak prestasi yang telah dicapai dan membanggakan. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan sekolah di bawah naungan yayasan pondok pesantren terbaik di Kabupaten Sragen berdasarkan hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pengawas sekolah tingkat SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. Prestasi lain yang tidak kalah membanggakan adalah peringkat ke-10 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tahun 2009 tingkat Kabupaten Sragen pada program keahlian teknik otomotif dari 27 peserta SMK Negeri maupun Swasta. Peringkat ke-4 dalam Yamaha Skill Contest tahun 2009 tingkat Kabupaten Sragen. Program beasiswa bagi siswa berprestasi untuk mengikuti diklat yang diberikan oleh Ganesha Tecknopark Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan sekolah pertama dan satu-satunya yang mampu menjalin perjanjian kerjasama dengan Bengkel AHASS Mega Berlian Motor Gemolong Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai keunggulan dalam hal kedisiplinan dan ketertiban siswa yang lebih terjaga. Keadaan ini dapat terlihat dengan banyaknya orang tua yang lebih memilih anaknya bersekolah di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri. Biaya sekolah yang relatif ringan memberikan kemudahan bagi siswa kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolah merupakan daya tarik tersendiri bagi siswa khususnya orangtua atau wali murid dengan keterbatasan ekonomi. Sistem pelayanan sekolah yang mengutamakan keterbukaan dan kekeluargaan memberikan dampak positif berupa sikap kerja yang maksimal dan profesional dari setiap guru, karyawan dan komponen sekolah commit to user yang lain. Kerjasama dengan pihak ketiga antara lain komite sekolah dan pihak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
lain yang pernah terlibat langsung dengan sekolah sangat membantu khususnya dalam hal pemasukan informasi dan pengadaan sarana-prasarana pendukung. Halhal tersebut merupakan aspek positif yang menjadikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri tetap eksis dalam memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri dituntut untuk mengaktualisasikan diri demi kemajuan dan perkembangan sekolah di wilayah Kecamatan Miri dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan persaingan antar sekolah menengah kejuruan di daerah tersebut sangat ketat. Persaingan berat ini dapat dilihat dari data jumlah dan jarak antara sekolah menengah kejuruan dengan program keahlian yang sama maupun berbeda, yaitu dalam radius 1 kilometer bersaing dengan salah satu SMK negeri yang baru berkembang, radius 4 kilometer bersaing dengan 6 SMK swasta yang telah mapan dan 1 SMK swasta yang baru berkembang. Kondisi ini dimanfaatkan sekolah dengan mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada kebersamaan dan kekeluargaan. Guru diharapkan dapat menempatkan diri sebagai teman bagi siswa bukan senior yang banyak memberikan perintah. Pembelajaran diluar kelas dengan metode percakapan dan diskusi ringan tanpa mengurangi kewibawaan guru terus dikembangkan. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana praktek ditujukan sebagai salah satu cara mendapatkan kepercayaan publik untuk memilih bersekolah di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri. Perbandingan jumlah sarana praktek dengan jumlah pemakai saat praktek yang di angka 1:8 diharapkan dapat meningkat menjadi 1:4 pada tahun pelajaran 2011/2012.
2. Deskripsi Pembelajaran a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan user pendidikan. KTSP terdiri atas commit tujuan to pendidikan tingkat satuan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum antara sekolah yang berada di perkotaan berbeda dengan sekolah di pedesaan. Perbedaan ini dikarenakan kurikulum tingkat satuan pendidikan berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan sekolah. Kurikulum SMK menitikberatkan pada peningkatan keterampilan dan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran SMK. Karateristik SMK adalah sebagai berikut : 1) Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu 2) Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven” 3) Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja 4) Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa di dunia kerja 5) Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan 6) Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi 7) Learning By Doing dan Hands On Experience 8) Membutuhkan fasilitas Mutakhir untuk praktik 9) Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada commitisi to serta user panduan penyusunan kurikulum standar kompetensi lulusan dan standar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. 1) Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 2) Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 3) Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4) Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, to user itu, pengembangan keterampilan dunia usaha dan dunia kerja.commit Oleh karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5) Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6) Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7) Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.
Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
2.
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
3.
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4.
Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5.
Tuntutan dunia kerja
6.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7.
Agama
8.
Dinamika perkembangan global commit tokebangsaan user Persatuan nasional dan nilai-nilai
9.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan jender 12. Karakteristik satuan pendidikan d. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja. Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan
untuk
menunjang
pembentukan
kompetensi
kejuruan
dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas commit to user dan bimbingan karier.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
Komponen
Durasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
192
2. Pendidikan Kewarganegaraan
192
3. Bahasa Indonesia
192
4. Bahasa Inggris
440 a)
5. Matematika
516 a)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6. 1 IPA
192 a)
6. 2 Fisika
276 a)
6. 3 Kimia
192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
128 a)
8. Seni Budaya
128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
192
10. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
202
11. Kewirausahaan
192
12. Kejuruan
Dasar Kompetensi Kejuruan b)
Kompetensi Kejuruan b)
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri d)
140
1044 c)
192 commit to user
(192)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Keterangan notasi a)
Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran. Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut :
1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. 2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja. 3) Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata commit to user pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
4) Pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. 5) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 menit. 6) Beban belajar SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri. 7) Minggu
efektif
penyelenggaraan
pendidikan
SMK
At
Taqwa
Muhammadiyah Miri adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri tiga tahun. Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan melalui langkah-langkah berikut : 1) Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) / teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). 2) Mengkonversi estimasi jam dengan perbandingan TM : PS : PI adalah 1:2:4. 3) Menghitung jumlah total jam terstruktur Contoh dalam satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sebagai berikut : a) tatap muka (TM) = 6 jam b) praktik di sekolah (PS) = 8 jam c) praktik di industri (PS) = 20 jam Maka : a) Jumlah jam terstruktur :
6 8 20 + + = 15 jam 1 2 4
b) Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam c) Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) adalah 20 jam d) Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah : 6 + 8 + 20
= 34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap muka (teori, praktik di sekolah dan praktik di industri), penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik. 1) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 2) Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum. Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas dan wewenang penuh mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan muatan lokal meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SK, KD dan arah pengembangan mata pelajaran dilaksanakan melalui kegiatan : 1) Menganalisis informasi tentang potensi daerah. 2) Mengembangkan SK dan KD muatan lokal. Pengembangan SK dan KD muatan lokal sama seperti pada SKK Kompetensi Keahlian, diawali dengan mengidentifikasi bidang, lingkup dan tugas-tugas pekerjaan. 3) Menetapkan nama mata pelajaran muatan lokal dan menentukan prioritas to user bahan kajian muatan lokalcommit yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
4) Mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal. Ruang Lingkup muatan lokal terdiri atas : 1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah 2) Lingkup Isi atau Jenis Muatan Lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah dan selaras dengan kompetensi keahliannya.
Secara
skematis
langkah-langkah
pengembangannya
digambarkan dalam diagram alur berikut :
Mengidentifikasi potensi dan kebijakan daerah
Menganalisis pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan sesuai dengan kompetensi keahlian
Mengembangkan SK-KD dan indikator mata pelajaran muatan lokal
Menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dan penilaian kegiatan dilakukan secara kualitatif. Pengembangan diri pada SMK terutama commit todan user ditujukan untuk pengembangan kreativitas bimbingan karir.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
1) Pengembangan Kreativitas Pengembangan
kreativitas
dapat
dilakukan
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa, pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa (LKS), dan pentas seni. 2) Pengembangan karir. Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan, bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian. Standar Kompetensi Program Produktif ditetapkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku di dunia kerja.
Direktorat
Pembinaan SMK telah menyiapkan Standar Kompetensi dimaksud dalam bentuk SK dan KD. Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK) yang dimuat dalam Spektrum Keahlian disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Dasar Kompetensi Kejuruan STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami dasar-dasar mesin
1.1 Menjelaskan dasar ilmu statika dan tegangan 1.2 Menerangkan komponen/elemen mesin 1.3 Menerangkan material dan kemampuan proses.
2. Memahami proses-proses dasar pembentukan logam
2.1 Menjelaskan proses pengecoran 2.2 Menjelaskan proses pembentukan 2.3 Menjelaskan proses pemesinan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
STANDAR KOMPETENSI
3. Menjelaskan proses-proses mesin konversi energi
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan konsep motor bakar 3.2 Menjelaskan konsep motor listrik 3.3 Menjelaskan konsep generator listrik 3.4 Menjelaskan konsep pompa fluida 3.5 Menjelaskan konsep kompresor 3.6 Menjelaskan konsep refrigerasi
4. Menginterpretasikan gambar teknik
4.1 Menjelaskan standar menggambar teknik 4.2 Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan 4.3 Menjelaskan simbol-simbol kelistrikan 4.4 Membaca wiring diagram 4.5 Menginterpretasikan gambar teknik dan rangkaian.
5. Menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja
5.1 Merawat peralatan dan perlengkapan perbaikan di tempat kerja. 5.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan perbaikan 5.3 Menggunakan fastener.
6. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)
6.1 Mengidentifikasi alat-alat ukur 6.2 Menggunakan alat-alat ukur mekanik 6.3 Menggunakan alat-alat ukur pneumatik 6.4 Menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik 6.5 Merawat alat-alat ukur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
7.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan
7. Menerapkan prosedur
kerja (K3)
keselamatan, kesehatan kerja
7.2 Melaksanakan prosedur K3
dan lingkungan tempat kerja
7.3 Mengidentifikasi aspek-aspek keamanan kerja 7.4 Mengontrol kontaminasi 7.5 Mendemonstrasikan pemadaman kebakaran 7.6 Melakukan pengangkatan benda kerja secara manual. 7.7 Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP.
8. Menjelaskan konsep dasar-dasar listrik dan elektronika
Memahami konsep dasar: elektron, konduktor, arus, tegangan, tahanan. Memahami konsepdasar rangkaian: seri paralel, gabungan dan pengukurannya. Memehami Resistor, transistor, kondensor dioda rectifier, relay, Light Dependent Resistor Memahami kemagnetan dan induksi Memahami konsep motor listrik Memahami Generator listrik
9. Memahami konsep dasar chasis dan pemindah tenaga
Memahami pemindahan tenaga (power train) Memahami sistem: rangka, kemudi, rem, suspensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Kompetensi Kejuruan STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memperbaiki sistem hidrolik
1.1 Mengidentifikasi sistem hidraulik
dan kompresor udara
1.2 Memasang sistem hidraulik 1.3 Menguji sistem hidraulik 1.4 Memeliharan sistem hidraulik 1.5 Memelihara kompresor udara dan komponen-komponennya 1.6 Memperbaiki kompresor udara dan komponen-komponennya.
2.1 Melaksanakan prosedur pengelasan
2. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,
2.2 Melaksanakan prosedur pematrian
pemotongan dengan panas dan
2.3 Melaksanakan prosedur pemotongan dengan panas
pemanasan
2.4 Melaksanakan prosedur pemanasan.
3.1 Memelihara/servis sistem pendingin dan
3. Mlakukan overhaul sistem
komponennya
pendingin dan komponen–
3.2 Memperbaiki sistem pendingin dan
komponennya
komponennya 3.3 Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponennya.
4. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin
4.1 Memelihara komponen sistem bahan bakar bensin 4.2 Memperbaiki komponen sistem bahan bakar bensin.
5. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel
5.1 Memelihara/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar diesel 5.2 Memperbaiki komponen injeksi bahan bakar diesel Pompa Injeksi. commit5.3 to Mengkalibrasi user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
6. Memeliharaan/servis engine dan komponen-komponen-nya
6.1 Mengidentifikasi komponen-komponen Utama engine 6.2 Mengidentifikasi komponen-komponen engine 6.3 Memelihara/servis engine dan komponenkomponennya (engine tune up) 6.4 Melaksanaan pemeliharaan/servis komponen 6.5 Menggunakan pelumas/cairan pembersih.
7. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian
7.1 Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian 7.2 Memperbaiki sistem kopling dan komponennya 7.3 Mengoverhaul sistem kopling dan komponennya.
8. Memelihara transmisi
8.1 Mengidentifikasi transmisi manual dan komponen-komponennya 8.2 Mengidentifikasi transmisi otomatis dan komponen-komponennya 8.3 Memelihara transmisi manual dan komponen-komponennya 8.4 Memelihara transmisi otomatis dan komponen-komponennya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
9. Memelihara unit final
9.1 Mengidentifikasi unit final drive; penggerak
drive/gardan
roda depan, belakang dan Four Wheel drive 9.2 Memelihara unit final drive penggerak roda depan 9.3 Memelihara unit final drive penggerak roda belakang 9.4 Memelihara unit final drive penggerak empat roda.
10. Memperbaiki poros penggerak roda
10.1 Memelihara/servis poros penggerak roda/drive shaft dan komponenkomponennya 10.2 Memperbaiki poros penggerak roda/drive shaft dan komponen-komponennya.
11. Memperbaiki roda dan ban
11.1 Mengidentifikasi konstrusksi roda dan ban serta sistem pemasangan 11.2 Memeriksa roda 11.3 Memasang ulang roda 11.4 Memeriksa ban 11.5 Memasang ulang ban 11.6 Membalans roda dan ban.
12. Memperbaiki sistem rem
12.1 Memelihara sistem rem dan komponennya 12.2 Memperbaiki sistem rem dan komponennya 12.3 Melakukan overhaul sistem rem.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
13. Memperbaiki sistem kemudi
13.1 Mengidentifikasi berbagai jenis sistem kemudi 13.2 Memeriksa kondisi sistem/komponen kemudi 13.3 Memperbaiki berbagai jenis sistem kemudi.
14. Memperbaiki sistem suspensi
14.1 Memeriksa sistem suspensi dan komponen-komponenya 14.2 Merawat sistem suspensi dan komponenkomponennya 14.3 Memperbaiki sistem suspensi dan komponen-komponennya.
15. Memelihara baterai
15.1 Menguji baterai 15.2 Memperbaiki baterai 15.3 Merawat baterai 15.4 Menjumper baterai.
16. Memperbaiki kerusakan ringan 16.1 Mengidentifikasi kesalahan pada rangkaian/ sistem
sistem/komponen kelistrikan dan
kelistrikan, pengaman dan
pengaman
kelengkapan tambahan
16.2 Memasang sistem pengaman kelistrikan 16.3 Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan dan komponennya 16.4 Memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan 16.5 Menguji sistem kelistrikan dan penerangan 16.6 Memperbaiki wiring kelistrikan dan penerangan 16.7 Memasang perlengkapan kelistrikan tambahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
17. Memperbaiki sistem
17.1 Mengidentifikasi sistem pengapian dan
pengapian
komponennya 17.2 Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya.
18. Memperbaiki sistim starter
18.1 Mengidentifikasi sistem starter
dan pengisian
18.2 Mengidentifikasi sistem pengisian 18.3 Memperbaiki sistem starter dan komponen-komponennya 18.4 Memperbaiki sistem pengisian dan komponen-komponennya.
19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
19.1 Mengidentifikasi sistem AC dan komponennya 19.2 Melakukan servis sistem AC dan komponennya.
KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.
Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi. 2) Menentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Batas
kompeten
adalah
cerminan
penguasaan
indikator
yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut : a) Pengetahuan sesuai dengan kisi-kisi soal teori. b) Keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator yang dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi 3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan. Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 7,0. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 7,0 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 7,0.
B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 1. Dialog Awal a. Dialog Awal Pertama dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Guru Pengampu Mata Pelajaran Dialog awal dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 Februari 2010 di ruang kepala sekolah dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan bantuan pihak sekolah. Hasil dialog dengan kepala sekolah bahwa pihak sekolah secara terbuka menerima ijin penelitian dan memberikan wewenang sepenuhnya kepada guru pengampu mata pelajaran dan peneliti menyelasaikan tugas tanpa harus mengurangi hal-hal penting yang dapat merugikan siswa. Kepala sekolah merekomendasikan peneliti untuk bertemu dan berdiskusi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru pengampu mata pelajaran
yaitu
pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan
untuk
membicarakan prosedur pelaksanaan penelitian. Hasil dialog dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum didampingi commit to user guru pengampu mata pelajaran memutuskan jadwal pelaksanaan penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
diijinkan sesuai dengan kalender pendidikan sekolah dan kompetensi keahlian yang dikehendaki peneliti adalah hari Jum’at selama bulan Maret dan April 2010. Penelitian dilaksanakan dalam 7 kali pertemuan dibagi dalam 3 siklus atau putaran tindakan dengan durasi 5 x 40 menit tiap pertemuan. Standart kompetensi atau pokok bahasan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara urut yaitu 1). Menjelaskan proses-proses mesin konversi, 2). Memahami konsep dasar chasis dan pemindah tenaga, 3). Menjelaskan konsep dasar-dasar listrik dan elektronika. Berdasarkan pemilihan waktu dan kompetensi keahlian ditetapkan peneliti bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan yang bernama bapak Aris Sussanto, S.Pd. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan jumlah siswa 31 anak. Dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dilaksanakan pada hari yang sama membahas langkah-langkah kegiatan dengan tujuan dapat terlaksananya penelitian dengan lancar dan baik. Peneliti menjelaskan tahapan dan langkah yang akan diambil dalam penelitian tindakan kelas ini. Peneliti bertindak sebagai subyek yang menjalankan tindakan dengan tugas menggantikan dan menjalankan tugas guru pengampu mata pelajaran di kelas. Guru bertindak sebagai mitra peneliti membantu mengamati situasi dan kondisi pembelajaran dikelas untuk mendapatkan data penelitian. Siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan subyek yang menerima tindakan. Peneliti bersama guru pengampu mata pelajaran merencanakan kegiatan awal yaitu pra tindakan, tindakan pada putaran I, tindakan putaran II, dan tindakan putaran III. Pra tindakan dilaksanakan hari sabtu tanggal 27 Februari 2010 pukul 07.00 sampai 09.40 WIB di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri untuk mendapatkan data awal tentang keadaan peserta didik, gaya mengajar guru, metode pembelajaran yang digunakan guru dan keadaan pendukung pembelajaran lain. Hasil pengamatan berupa data penelitian ini dijadikan acuan dalam tindakan-tindakan selanjutnya hingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan harapan commit awal. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
b. Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran kelas X Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif dilaksanakan hari sabtu tangggal 27 Februari 2010 pukul 10.00 WIB setelah proses pembelajaran pra tindakan selesai dilaksanakan. Hasil pengamatan pra tindakan diperoleh data tentang kondisi siswa, metode pembelajaran, dan gaya mengajar guru. Berdasarkan pengalaman guru dalam mengajar dan mengamati langsung di kelas, maka guru menyimpulkan permasalahan tersebut adalah siswa kurang perhatian dalam pelajaran yang dapat dilihat dari hasil ulangan siswa terdapat nilai di bawah standart yang diberikan atau ditetapkan guru pengampu mata pelajaran (7,00) dan hal ini disebabkan kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pelajaran. Permasalahan di atas diidentifikasi ada beberapa faktor penyebabnya. Faktor penyebab tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 6 berikut ini : Tabel 6. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan No.
1.
Factor
Peserta didik
Penyebab
-
Pasif dalam menerima informasi maupun dalam proses pembelajaran
2.
Guru
-
Sulit mengemukakan ide atau gagasan, kurang inisiatif
-
Anggapan pelajaran yang membosankan
-
Kurang membantu siswa dalam mencapai tujuan
-
Kurang memotivasi siswa
-
Tidak bisa mengelola kelas
-
Kurang mendorong siswa untuk menyampaikan atau mengeluarkan pendapat
3.
Proses
-
Masih berpusat pada guru
pembelajaran
-
Cenderung satu arah
-
Penyampaian materi ajar kurang variatif
4.
Materi ajar
-
Kompleks
5.
Lain-2
-
Sarana dan prasarana kurang commit to user Kebiasaan siswa malas belajar sangat kuat
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Faktor penyebab permasalahan utama dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan alur satu arah dan variasi yang sangat sedikit. Proses pembelajaran yang monoton inilah yang menjadi pangkal permasalahan sehingga membuat siswa jenuh dan bosan. Berdasarkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini ditawarkan penggunaan metode pembelajaran yang berbeda yaitu kombinasi model belajar Student Team Achievement Division (STAD) dan Jigsaw. Model belajar ini menuntut siswa lebih aktif sehingga pembelajaran berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Perencanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan berdasarkan hasil dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dan hasil pengamatan pada pra tindakan. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret
2010. Tahap ini membahas pelaksanaan tindakan yang
direncanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12 Maret 2010 pertemuan ke-11 dan ke-12 dengan menyiapkan Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan alat bantu pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan model belajar tanya jawab aktif sehingga terjadi interaksi lebih antara guru dan siswa, atau siswa dengan siswa. Proses pembelajaran yang mengutamakan terwujudnya interaksi aktif bertujuan untuk meningkatkan antusias siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan dengan memberikan pertanyaan dan penguatan kepada siswa agar lebih percaya diri dan berani berekspresi. Pembelajaran direncanakan guru menyampaikan materi dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan standar kompetensi menjelaskan proses-proses mesin konversi. Materi pembelajaran tersebut disajikan dalam Tabel 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 7. Materi Pembelajaran Siklus I Standar Kompetensi
Menjelaskan
Kompetensi Dasar
- Memahami motor
Materi Pembelajaran
Alokasi Waktu
- pengertian motor
12 Jam
proses-proses
pembakaran luar dan
- prinsip kerja motor
@ 40
mesin
pembakaran dalam.
- perbedaan motor
menit
pembakaran luar dan
konversi
dalam - Memahami proses kerja - pegertian, konstruksi dan motor 4 tak dan 2 tak.
prinsip kerja motor 4 tak dan 2 tak
- Menjelaskan konsep kompresor
- Memahami konstruksi, prinsip kerja, macammacam dan manfaat kompresor
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan penelitian kelas dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12 Maret 2010 dalam 12 jam pelajaran tatap muka mulai pukul 07.00 sampai dengan 09.40 WIB. Proses pembelajaran dalam tindakan siklus I dibagi dalam 3 kegiatan utama sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendahuluan, yaitu guru membuka pelajaran, dan memberikan apersepsi tentang materi pelajaran motor dengan memberikan pertanyaan. Guru menyampaikan model pembelajaran dan penilaian yang digunakan kepada siswa untuk disetujui dan dilaksanakan dalam pembelajaran. 2) Kegiatan Inti, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis dengan memperbanyak intensitas pertanyaan sebagai jembatan terjadinya interaksi aktif guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Guru mengkondisikan agar setiap pertanyaan dapat terjawab dengan baik oleh commit to user siswa dengan memberikan petunjuk berupa pertanyaan lain untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
merangsang kreativitas berfikir siswa. Guru memberikan evaluasi berupa tes di akhir pelajaran. Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru dan mengikuti tes yang diberikan guru. 3) Kegiatan Penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman materi pelajaran dan mempersiapkan pertemuan selanjutnya dengan memberikan gambaran meteri pelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan pesan kepada siswa berupa motivasi agar giat belajar dengan giat dan selalu berusaha dalam ssegala hal. c. Observasi Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pengampu mata pelajaran sebagai mitra peneliti memberikan hasil yang dapat dijadikan ukuran tingkat keberhasilan pembelajaran. Peneliti sebagai subyek yang melaksanakan tindakan dan siswa sebagai subyek yang menerima tindakan dapat bekerjasama dengan baik. Hasil pengamatan memberikan sumbangan penilaian terhadap aspek kreativitas siswa dan prestasi belajar dengan data pengamatan tersebut seperti dalam Tabel sebagai berikut : Tabel 8. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus I Skala Penilaian (Jumlah Siswa) No.
Aspek Kreativitas
Sangat
Kurang
Kurang
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
1
Mengemukakan ide
16
4
6
3
2
2
Merumuskan ide baru
19
3
5
3
1
3
Mengembangkan ide baru
18
1
6
4
2
Tabel 9. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I Nama Siswa
Nilai Tes
Agung Prayitno
6.00
Agung Susanto
5.40
Ahmad Nurudin
commit to user
5.00
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Ahmad Syarifuddin
6.00
Ari Siswanto
3.80
Bagus Pambudi
5.40
Bibit Sahrudin
7.20
Danang
6.20
Deni Purniawan
6.00
Doni Purbinanto
5.20
Eka Eriesta Handrian
6.80
Eko Budiyanto
6.80
Eko Cahyo Pratomo
7.00
Eko Prayitno
4.80
Febriyanto
5.00
Feri Setiyawan
6.40
Gunawan
4.40
Harno
7.00
Kompeten
Muhammad Zulfa
7.80
Kompeten
Muhammad Faiz M.
5.00
Muhammad Fauyan
4.00
Mukhsin S.
4.00
Nurrokhim
7.60
Rimba Wahyudi
4.60
Rudy Kristanto
5.20
Sugianto
5.60
Suyadi
7.80
Tulus Alfianto
7.20
Waqid Bagas Rafiqi
6.00
Yasin Ardiansyah
5.60
Zaenal Arifin
6.00 commit to user
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Hasil pengamatan terhadap aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa dari proses pembelajaran pada siklus I mununjukkan hasil yang masih rendah. Penyebab hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, model pembelajaran maupun kondisi yang kurang sesuai. Model pembelajaran yang diterapkan pada tindakan siklus I masih kurang menarik perhatian siswa untuk lebih aktif dalam berinteraksi. Penyebab ketidakberhasilan model pembelajaran tanya jawab merupakan penyebab utama dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Perubahan suasana dan kondisi belajar yang tidak seperti sebelumnya membuat siswa merasa bingung dan kurang berani berekspresi. d. Refleksi Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus I belum memberikan manfaat lebih terhadap kreativitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran pada siklus pertama dalam memenuhi tujuan meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa perlu diperbaiki atau menggunakan model yang berbeda pada siklus selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I menggunakan materi pelajaran yang berbeda dari siklus II, dan kemampuan siswa yang dirasa cukup mampu
mengikuti
pembelajaran
menjadi
alasan
dilaksanakan
tindakan
selanjutnya. Hasil pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan memutuskan tingkat kreativitas dan prestasi belajar siswa masih rendah dengan disebabkan kelemahan dan keterbatasan model pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Pembelajaran pada siklus selanjutnya menerapkan model pembelajaran yang berbeda yaitu, pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk mencapai tujuan penelitian.
3. Deskripsi Pembelajaran Siklus II a. Perencanan Tindakan Pembelajaran Perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan bersama guru pengamat pada hari senin tanggal 15 Maret 2010 pukul 11.15 WIB. Kegiatan ini merumuskan beberapa hal dalam pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus commit to ke-13 user dan ke-14 yaitu pada hari jumat II. Tindakan dilaksanakan pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
tanggal 19 dan 26 Maret 2010. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan membagi kelas menjadi kelompokkelompok dengan anggota berjumalah 5 – 6 siswa. Materi pembelajaran pada tindakan penelitian siklus II adalah ditampilkan dalam Tabel 10. Tabel 10. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus II Standar Kompetensi
Memahami Konsep
Kompetensi
Materi
Alokasi
Dasar
Pembelajaran
Waktu
- Memahami
Dasar Chassis dan
Sistem Pemindah
Pemindah Tenaga
Tenaga (Power
- Pengertian pemindah tenaga
12 Jam @ 40 menit
- Unit dan fungsi pemindah tenaga
Train)
- Komponen, prinsip kerja unit pemindah tenaga
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Maret 2010 yang tahaap kegiatannya dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Kegiatan pendahuluan guru memberikan apersepsi tentang materi yang telah lalu dan yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dan disepakati bersama agar tidak terjadi kesalahan. Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dimana guru menjalankan tindakan secara tepat dan urut. Guru membagi tahap pembelajaran menjadi 3 bagian, yaitu : 1) Bagian pertama, merupakan tahap guru menjelaskan materi dengan urut dan terperinci. 2) Bagian kedua, merupakan tahap tes dan evaluasi secara kelompok maupun individu. Bagian ini siswa menyelesaikan tugas dari guru secara kelompok setelah kelompok dibagi oleh guru. Siswa menyampaikan commit to user presentasi hasil diskusi dari materi yang diberikan guru sebagai tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
penilaian kelompok. Guru membagi kelompok belajar siswa tersebut secara heterogen. 3) Bagian ketiga, merupakan bagian penilaian dan pemberian reward kepada kelompok terbaik oleh guru. Penilaian diberikan berdasarkan hasil akhir kerja team maupun individu kelompok dengan nilai tertinggi. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan memberikan siswa kesempatan menyampaikan resume atau rangkuman belajar didampingi guru sehingga diperoleh keseragaman pendapat. Akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan gambaran awal tentang materi pelajaran yang harus dipelajari siswa pada pertemuan selanjutnya. c. Observasi Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II yang dilakukan pengamat diperoleh data-data yang sangat penting untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dalam aspek peningkatan kreativitas dan prestasi belajar dari sebelum dilaksanakan penelitian hingga dilaksanakan penelitian pada siklus I. Data pengamatan tersebut dapat dijumpai dalam tabel berikut ini. Tabel 11. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus II Skala Penilaian (Jumlah Siswa) No.
Aspek Kreativitas
Sangat Kurang
Kurang
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
1
Mengemukakan ide
13
3
4
6
5
2
Merumuskan ide baru
16
4
6
3
3
3
Mengembangkan ide baru
13
2
6
7
3
Tabel 12. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II Nama Siswa
Nilai Tes
Agung Prayitno
7.00
Agung Susanto
7.20
Ahmad Nurudin
5.00
Ahmad Syarifuddin
commit to user
7.60
Keterangan
Kompeten
Kompeten
Kompeten
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Ari Siswanto
6.80
Bagus Pambudi
4.40
Bibit Sahrudin
7.60
Danang
6.00
Deni Purniawan
7.00
Doni Purbinanto
4.60
Eka Eriesta Handrian
7.20
Eko Budiyanto
5.40
Eko Cahyo Pratomo
7.20
Eko Prayitno
6.20
Febriyanto
5.20
Feri Setiyawan
7.00
Gunawan
7.00
Harno
8.00
Muhammad Zulfa
8.20
Muhammad Faiz M.
4.80
Muhammad Fauyan
5.40
Mukhsin S.
4.00
Nurrokhim
7.20
Rimba Wahyudi
5.40
Rudy Kristanto
6.20
Sugianto
7.00
Suyadi
7.80
Tulus Alfianto
7.20
Waqid Bagas Rafiqi
7.00
Yasin Ardiansyah
5.60
Zaenal Arifin
7.40
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Hasil pengamatan dari proses pembelajaran diperoleh kesimpulan dalam beberapa keberhasilan yang telahcommit dicapai.to Keberhasilan yang dicapai antara lain user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
adalah dari sikap interaksi siswa dengan siswa meningkat berdasarkan pantauan peneliti yang bertindak sebagai guru. Hal ini dikuatkan dengan pendapat pengamat mitra peneliti bahwasanya siswa lebih aktif dan kreatif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai hasil tes individu yang meningkat dilihat secara global, meskipun peningkatan ini belum diimbangi dengan nilai siswa yang masih banyak di bawah standar nilai kompetensi yaitu 7,0. Keberhasilan siswa belum tercapai, hal ini terlihat dalam indikator aspek kreativitas yang masih rendah atau sangat terbatasnya kriteria skala penilaian yang terisi pada skala baik. Keberhasilan siswa dalam mencapai nilai standar batas minimal yang masih rendah, hal ini dijumpai dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah batas minimal relatif banyak. Penyebab keberhasilan siswa yang masih rendah dalam mencapai nilai minimum dan meningkatkan kreativitas belajar dikarenakan sikap siswa yang masih acuh terhadap arti pelaksanaan proses pembelajaran dengan model belajar pendekatan kooperatif tipe STAD. Siswa cenderung kurang peduli dengan semua proses pembelajaran yang dilaksanakan karena merasa tidak ada tanggung jawab berarti dari masing-masing individu terhadap kelompok. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah dilaksanakan peneliti bersama pengamat meyakini bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam belajar masih rendah disebabkan dari sikap siswa yang menganggap remeh proses pembelajaran dengan model belajar STAD dan anggapan siswa yang tidak peduli terhadap keberhasilan kerja kelompok. Sebagian besar siswa yang beranggapan demikian memperoleh nilai di bawah batas nilai minimal dan tingkat kreativitas siswa cenderung rendah dibandingkan dengan siswa lain yang memperoleh nilai di atas batas nilai minimal. Kesimpulan sementara yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan penelitian siklus II adalah perlu dilaksanakan tindakan penelitian selanjutnya. Pelaksanaan tindakan selanjutnya perlu dikembangkan model pembelajaran yang commit tosiswa user dan prestasi belajar siswa tanpa komplek dapat meningkatkan kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
mengurangi keberhasilan pada tindakan sebelumnya. Pembelajaran pada siklus selanjutnya diharapkan pula dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi pada siswa.
4. Deskripsi Pembelajaran Siklus III a. Perencanaan Tndakan Pembelajaran Kegiatan perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari selasa 30 Maret 2010 bersama dengan guru pengamat pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.20 WIB di ruang bengkel SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen. Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan pada hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Proses pembelajaran pada siklus III menerapkan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw seperti yang telah disepakati peneliti bersama guru pengamat. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw digunakan dengan tujuan dapat menutup kekurangan pada siklus sebelumnya dan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa yang ditunjang dengan sikap aktif dan tanggung jawab siswa. Kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw merupakan model belajar dengan konsep siswa belajar mandiri terbimbing di sekolah oleh guru. Pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw menempatkan guru sebagai fasilitator dengan peran aktif masing-masing siswa untuk
memperoleh
informasi
dan
pengetahuan
secara
mandiri.
Materi
pembelajaran pada siklus III dapat dijumpai dalam Tabel 13. Tabel 13. Materi Pembelajaran Siklus III Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
- Konsep dasar komponen
Alokasi Waktu
15 Jam
Menjelaskan
- Memahami konsep
konsep dasar
dasar listrik dan
listrik dan rangkaian
@ 40
dasar listrik
rangkaian.
kelistrikan.
menit
dan elektronika
- Memahami
- pengertian dan karakteristik
kemagnetan dan induksi kemagnetan dan commit to user - prinsip kerja induksi magnet induksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
dan listrik - Memahami konsep motor listrik
- pegertian konsep motor listrik - konstruksi, karakteristik komponen dan prinsip kerja motor listrik. - praktek motor listrik.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada 3 kali pertemuan setiap hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dikarenakan materi pelajaran yang reatif menyita waktu dan melebihi jadwal yang ditentukan apabila dilaksanakan dengan model belajar konvensional. Pelaksanaan tindakan yang relatif lama ini bertujuan untuk meminimalkan kelemahan atau masalah tersebut. Proses pembelajaran pada siklus ini dibagi dalam 3 tahapan yaitu : 1) Tahap Pendahuluan, merupakan kegiatan persiapan awal pembelajaran dengan kegiatan guru dan siswa antara lain; Guru menyiapkan kondisi dan situasi pembelajaran yang kondusif dengan memberikan penjelasan tentang model pembelajaran dan penilaian pada tahap ini. Guru dan siswa bersama menyikapi dan menyetujui model pembelajaran dan penilaian dengan mengusakan untuk terjadi pembeajaran yang lebih baik dari sebelumnya. 2) Tahap Inti, merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kelas yang meliputi ; Guru menyiapkan materi pokok pembelajaran untuk dibagikan pada kelompok belajar yang menerapkan pembagian kelompok menurut model Jigsaw. Siswa mencari informasi dan pengetahuan berdasarkan tugas yang diperoleh masing-masing dengan mandiri dan guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan memberikan masukan kepada siswa bila mengalami kesulitan. Pembelajaran ini menuntut siswa commit to user untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing dikarenakan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
ini masing-masing siswa mempunyai tugas lain yaitu menyampaikan informasi yang dikuasainya kepada anggota kelompok lain yang mendapatkan tugas berbeda dengan siswa lain. Hal ini berlaku pada masing-masing siswa bahwa setiap siswa akan meyampaikan materi kepada siswa lain, namun siswa itu juga mendapatkan materi dari siswa yang lain. Akhir tahap inti guru memberikan tugas presentasi dan tes kepada siswa secara individu maupun kelompok. 3) Tahap Penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan untuk menyamakan pendapat sesuai dengan realita dan mudah diterima bagi semua komponen pembelajaran. Guru memberikan penilaian dan reward kepada individu siswa terbaik dan kelompok terbaik secara global. c.
Observasi Hasil pengamatan dan penilaian terhadap proses pembelajarn siklus III
yang dilaksanakan secara kolaborasi antara guru pengampu mata pelajaran, peneliti, dan siswa dapat dijumpai dalam tabel data hasil pengamatan berikut ini : Tabel 14. Data Aspek Kreativitas pada Siklus III Skala Penilaian (Jumlah Siswa) No.
Aspek Kreativitas
Sangat Kurang
Kurang
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
1
Mengemukakan ide
7
4
6
7
7
2
Merumuskan ide baru
8
2
5
11
5
3
Mengembangkan ide baru
9
3
5
7
7
Tabel 15. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus III Nama Siswa
Nilai Tes
Agung Prayitno
7.60
Agung Susanto
8.00
Ahmad Nurudin
6.80
Ahmad Syarifuddin
7.30
Ari Siswanto
commit to user
7.00
Keterangan
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Bagus Pambudi
7.00
Bibit Sahrudin
7.50
Danang
5.40
Deni Purniawan
7.20
Doni Purbinanto
4.80
Eka Eriesta Handrian
7.80
Eko Budiyanto
7.00
Eko Cahyo Pratomo
7.20
Eko Prayitno
7.40
Febriyanto
6.00
Feri Setiyawan
8.00
Gunawan
7.20
Harno
8.20
Muhammad Zulfa
8.40
Muhammad Faiz M.
5.20
Muhammad Fauyan
7.00
Mukhsin S.
4.40
Nurrokhim
8.80
Rimba Wahyudi
6.00
Rudy Kristanto
5.60
Sugianto
7.00
Suyadi
8.40
Tulus Alfianto
7.60
Waqid Bagas Rafiqi
7.00
Yasin Ardiansyah
7.00
Zaenal Arifin
7.20
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat mengurangi kelemahan pada model pembelajaran tindakan siklus sebelumnya. Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa diri dan tanggung jawab commit to kepercayaan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar lebih baik. Pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mendapatkan nilai maksimal dan penghargaan dari guru secara individu maupun kelompok. Kelemahan pada siklus I dan II dapat teratasi pada siklus III dengan meningkatnya aspek kreativitas dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide oleh siswa. Antusias dan keaktifan siswa lebih terlihat pada siklus III. d. Refleksi Hasil pengamatan pada observasi tindakan siklus III dan masukan dari guru pengampu mata pelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat memberikan solusi dari kelemahan pada model atau metode pembelajaran yang digunakan pada siklus sebelumnya. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw memberikan dampak pada peningkatan prestasi belajar yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas batas minimal. Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi pula oleh peningkatan kreativitas setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw. Berdasarkan hasil tindakan pada penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw telah tercapai tujuan dari penelitian yaitu meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Keberhasilan siswa disebabkan karena siswa lebih percaya diri untuk berekspresi dan mempunyai rasa tanggung jawab kepada rekan kerja dalam kelompok untuk memperoleh hasil yang maksimal. Siswa lebih menikmati model pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang di dalamnya digunakan media pembelajaran dengan ditunjukkan interaksi siswa-guru lebih aktif. Pertanyaan karena kurang paham dari materi belajar banyak terlontar dari siswa yang. Peneliti dalam hal ini sebagai guru menempatkan diri sebagai teman bagi siswa sehingga siswa lebih percaya diri dan santai dalam menerima arahan dan meminta petunjuk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Tercapainya tujuan penelitian tindakan kelas yaitu dalam upaya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada pembelajaran kooperaktif kombinasi model STAD dan Jigsaw menjadi akhir dari pelaksanaan tindakan kelas pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen tahun pelajaran 2009/2010.
C. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen telah diperoleh hasil yang sangat signifikan dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan pada satu pelajaran belum tentu sesuai dan cocok untuk mata pelajaran yang lain. Strategi pembelajaran dengan pendekatan kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang digunakan pada penelitian ini sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Penerapan strategi pembelajaran memberi kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada kompetensi SMK Teknik Otomotif khususnya pada kompetensi yang digunakan pada penelitian. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 kompetensi yang berbeda pada tiap siklusnya. Pemilihan kompetensi ini berdasarkan pada beberapa hal antara lain : 1) Penyesuaian struktur kurikulum KTSP semester genap tahun 2009/2010. 2) Penyesuaian tingkat pembelajaran dalam penelitian yang digunakan. 3) Penyesuaian jadwal jam pelajaran guru pengampu mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini mengalami perubahan-perubahan dari tiap siklus tindakan berdasarkan karakteristik penelitian yang dilakukan. Perubahan ini antara lain dari segi siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu sikap antusias siswa yang meningkat dari tiap siklusnya. Peran aktif siswa dalam menciptakan suasana kelas yang interaktif mengalami commit to user dari segi keberanian, tanggung perubahan. Siswa juga mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
jawab dan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peningkatan tersebut menjadi landasan dari sikap kreativitas yang diukur melalui aspek-aspeknya. Penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw diperoleh hasil berupa peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Tabel 16. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengemukakan Ide No.
Skala Penilaian
1
Sangat Kurang
2
Kurang
3
Cukup Baik
4
Baik
5
Sangat Baik
Pra
Siklus I
Siklus II
Siklus III
61,29%
51,61%
41,94%
22,58%
9,68%
12,90%
9,68%
12,90%
19,35%
19,35%
12,90%
19,35%
9,68%
9,68%
19,35%
22,58%
0,00%
6,45%
16,13%
22,58%
Siklus
Tabel 17. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Merumuskan Ide Baru No.
Skala Penilaian
1
Sangat Kurang
2
Kurang
3
Cukup Baik
4
Baik
5
Sangat Baik
Pra
Siklus I
Siklus II
Siklus III
70,97%
61,29%
51,61%
25,81%
9,68%
9,68%
9,68%
6,45%
16,13%
16,13%
19,35%
16,13%
3,23%
9,68%
9,68%
35,48%
0,00%
3,23%
9,68%
16,13%
Siklus
Tabel 18. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengembangkan Ide No.
Skala Penilaian
1
Sangat Kurang
2
Kurang
Pra
Siklus I
Siklus II
Siklus III
58,06%
41,94%
29,03%
16,13% commit to user3,23%
6,45%
9,68%
Siklus
64,52%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
3
Cukup Baik
4
Baik
5
Sangat Baik
16,13%
19,35%
19,35%
16,13%
3,23%
12,90%
22,58%
22,58%
0,00%
6,45%
9,68%
22,58%
Tabel 19. Persentase Data Pengamatan Aspek Kreativitas tiap Siklus No.
Pra
Aspek Kreativitas
Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Mengemukakan ide
38.71%
48.39%
58.06%
77.42%
2
Merumuskan ide baru
29.03%
38.71%
48.39%
74.19%
3
Mengembangkan ide baru
35.48%
41.94%
58.06%
70.97%
Siklus I
Siklus II
Siklus III
34.41%
43.01%
54.84%
74.19%
-
19.35%
51.61%
74.19%
Tabel 20. Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar No.
Pra
Variabel Pengamatan
1
Kreativitas Belajar
2
Prestasi Belajar
Siklus
80,00% 74,19%
Persentase Jumlah Siswa
70,00% 60,00% 54,84% 51,61%
50,00% 43,01%
40,00%
Prestasi Belajar Sisw a
34,41% 30,00% 20,00%
Kreativitas Belajar Sisw a
19,35%
10,00% 0,00% Pra Siklus
siklus I Siklus II Siklus III
commit to user Gambar 1. Kurva Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Keadaan awal pelaksanaan tindakan pada siklus I siswa cenderung pasif. Siswa masih menganggap model pembelajaran yang digunakan terlalu sulit. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diajak untuk berpikir dan berinteraksi secara aktif masih canggung. Keadaan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II siswa mulai berani berekspresi dan menunjukkan tingkat keadaan diri masing-masing yang menunjukkan persaingan dalam belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang lain. Suasana persaingan ini belum maksimal dikarenakan masih ada siswa yang bersikap tidak peduli dan semaunya sendiri, sehingga sering kali peneliti sekaligus pelaksana tindakan perlu melakukan teguran dengan memberi kesempatan bertanya dan menjawab agar terjadi interaksi yang baik. Pada siklus III kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah sangat tertutupi dan suasana pembelajaran sangat terkondisi. Hasil pembelajaran dengan penerapan model yang berbeda pada tiap siklus tindakan ditujukan untuk memperoleh perbaikan proses pembelajaran itu sendiri, di samping sebagai usaha untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Persentase kreativitas belajar siswa merupakan hasil pengolahan nilai dari aspek-sapek yang diamati yaitu mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide. Nilai dari ketiga aspek tersebut kemudian diratarata sehingga diperoleh nilai kreativitas belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dengan menerapkan model belajar dalam aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa meningkat dibandingkan dengan
sebelum
dilakukan
tindakan.
Aspek
kreativitas
siswa
dalam
mengemukakan ide meningkat menjadi 48,39%, merumuskan ide meningkat menjadi 38,71%, dan mengembangkan ide meningkat menjadi 38,71%. Aspek kreativitas rata-rata pada siklus I adalah 41,94%. Aspek prestasi belajar siswa dalam tes tingkat ketuntasan belajar mencapai 19,35% atau hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas batas minimal yakni 7,00. Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus II dengan strategi pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut; aspek kreativitas commit to user siswa dalam mengemukakan ide meningkat dibandingkan dengan siklus I menjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
58,06%, merumuskan ide baru oleh siswa dalam aspek kreativitas mengalami peningkatan menjadi 51,61%, dan aspek kreativitas siswa mengembangkan ide meningkat menjadi 58,06%. Aspek kreativitas siswa rata-rata pada siklus II adalah sebesar 55,91%. Hasil prestasi belajar siswa setelah mendapatkan tindakan siklus II meningkat menjadi 51,61%. Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus III atau siklus terakhir dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas siswa menjadi 74,19% dengan peningkatan masing-masing aspeknya sebagai berikut; mengemukakan ide meningkat menjadi 77,42%, merumuskan ide baru meningkat menjadi 74,19%, dan aspek mengembangkan ide meningkat menjadi 70,97%. Pelaksanaan penelitian pada siklus III memberikan hasil yang memuaskan yaitu pada aspek prestasi belajar siswa meningkat menjadi 74,19%. Prestasi belajar siswa yang diukur dengan tes mengalami peningkatan berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas batas minimal 7,00 mencapai 74,19% di siklus terakhir. Ketuntasan belajar 100% pada penelitian ini belum tercapai yang ditunjukkan masih terdapat 25,81% siswa belum lulus atau kompeten. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penelitian terhadap prestasi belajar siswa dilakukan hanya dengan 1 kali tes teori tanpa dilaksanakkan program remidi dan pengayaan, sehingga ketuntasan belajar 100% belum tercapai. Kreativitas dan prestasi belajar dalam penelitian ini mengalami perubahan-perubahan nilai tiap siklusnya, sehingga terjadi pertambahan nilai yang berbeda-beda pula antar siklusnya. Hal ini dapat dijumpai dalam Tabel 21 berikut kurva pertambahan nilai berikut ini. Tabel 21. Data Peningkatan Antar Siklus
No.
Variabel Pengamatan
1
Kreativitas Belajar
2
Prestasi Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
dengan
dengan
dengan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
8.60%
11.83%
19.35%
32.26%
22.58%
19.35% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persentase Jumlah Siswa
91
35,00% 32,26%
30,00% 25,00% 20,00%
22,58% 19,35%
19,35%
Prestasi Belajar Siswa
15,00% 10,00%
Kreativitas Belajar Siswa
11,83% 8,60%
5,00% 0,00% Pra Siklus dengan Siklus I
Siklus I dengan Siklus II
Siklus II dengan Siklus III
Gambar 2. Kurva Pertambahan Nilai Antar Siklus
Pertambahan persentase peningkatan kreativitas siswa pada pra tindakan dengan siklus I sebesar 8,60%. Pada siklus II tingkat kreativitas siswa mengalami pertambahan nilai sebesar 11,83% dari siklus I, dan pada siklus III pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas siswa adalah 19,35% dari siklus II. Pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas berdasarkan jumlah siswa yang terus mengalami kenaikan tidak diikuti pada peningkatan prestasi belajar siswa. Jumlah siswa dengan nilai di atas batas minimal pada penelitian ini mengalami kenaikan dan penurunan pertambahan persentase peningkatannya. Pertambahan persentase peningkatan prestasi belajar siswa antar siklus I dan siklus II sebesar 32,26%, dan siklus II dengan siklus III sebesar 22,58%. Penurun persentase peningkatan prestasi belajar ini disebabkan oleh tingkat kemampuan dan intelegensi siswa yang berbeda-beda. Siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata masih mengalami kesulitan dalam penerapan prosedur pembelajaran model Jigsaw. Kesulitan siswa tersebut terlihat pada proses diskusi pada tingkat kelompok ahli dan diskusi pada kelompok awal setelah selesai pelaksanaan diskusi kelompok ahli. Siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata pada umumnya mengalami kesulitan untuk menerima atau menangkap isi materi pembelajaran diskusi kelompok secara menyeluruh dan commit user diperoleh dalam kelompok ahli kesulitaan dalam penyampaian isi materito yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
kepada anggota kelompok awal yang lain. Kesulitan siswa dengan kemampuan rata-rata juga terlihat dari kesiapan diri dalam keterlibatannya pada diskusi kelompok ahli maupun kelompok awal. Daya pikir antisipasi terhadap kelemahan diri dalam menerima dan menyampaikan materi pada siswa sangat rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah catatan materi yang diperoleh sehingga berakibat terbatasnya penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain. Penyampaian dengan keterbatasan materi, media seperti gambar beserta penjelasan dan sikap bingung oleh siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata merupakan kendala yang dihadapi pada penelitian tindakan kelas ini. Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar secara garis besar ditinjau dari proses pembelajaran adalah sudah baik. Hal ini dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran yang dikemas lebih santai dengan meningkatkan komunikasi antar guru dan siswa. Peran guru sebagai fasilitator, penggunaan media pembelajaran dan bentuk diskusi yang ditunjang dengan pemberian tanggung jawab kepada siswa. Ditinjau dari keadaan siswa yaitu, dengan pembelajaraan kooperatif siswa lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan guru untuk belajar mandiri terbimbing dengan belajar lebih disiplin. Motivasi untuk lebih unggul secara individu maupun kelompok pada sebagian besar siswa juga sudah terlihat selama penelitian berlangsung. Kesimpulan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) telah berhasil dengan hasil baik.
D. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau classroom action research tidak semata-mata tanpa keterbatasan atau kesulitan. Keterbatasan atau kesulitan ini dirasakan lebih besar dan cenderung menjadi hambatan apabila berkaitan dengan faktor sarana dan prasarana. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai tempat pelaksanaan penelitian yang cukup layak untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas khususnya pada aspek peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang sedang berkembang. Keterbatasan-keterbatasan lainnya antara lain adalah commit to user sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
1) Waktu pelaksanaan penelitian harus diperhitungkan secara baik khususnya yang berkaitan dengan penelitian aspek pembelajaran bagi siswa dan dilaksanakan pada semester genap. Hal ini dikarenakan banyak waktu tersita untuk kegiatan sekolah lainnya seperti pelaksanaan ujian kelas XII. 2) Kondisi siswa yang sangat rendah minat belajarnya. Hal ini pada umumnya dan hampir setiap sekolah yang baru berkembang terkendala dengan kondisi siswa, yaitu siswa dengan kemampuan rendah dan sering kali siswa tersebut tidak terjaring pada sekolah-sekolah yang lebih baik dan favorit di suatu daerah. 3) Tingkat penilaian atau evaluasi mandiri dari siswa terhadap kondisi dirinya masing-masing sangat rendah. Hal ini terlihat saat berlangsungnya tindakan guru selalu harus mengingatkan kondisi dan hasil pembelajaran sebelumnya untuk mendapatkan perhatian dan pemahaman siswa di awal pembelajaran. 4) Tidak dilaksanakannya tes untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada tindakan pra-siklus. Kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya waktu efektif pembelajaran realita dengan keadaan jadwal pembelajaran pada penelitian. 5) Terbatasnya sarana dan prasarana serta media atau alat pembelajaran sekolah untuk kompetensi tertentu antara lain kompetensi perbaikan sistem pemindah tenaga (power train) dan kelistrikan mesin (engine electrical).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau classroom acton research dalam penerapan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan jigsaw untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan adalah : 1. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan. Hal ini berdasarkan data dan temuan peneliti di lapangan berupa data tertulis yang bersumber dari hasil pengamatan dan dialog. Penerapan model pembelajaran ini mampu meningkatkan kreativitas siswa dari 41,94% pada akhir tindakan siklus I menjadi 74,19% di akhir tindakan siklus III. Penilaian aspek kreativitas siswa didasarkan pada 3 hal yaitu, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide, kemampuan siswa dalam merumuskan ide baru, dan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide. 2. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Berdasarkan hasil tes penilaian yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay terstruktur diperoleh prestasi belajar siswa meningkat dari 19,36% di akhir siklus I, menjadi 51,61% di akhir siklus II, dan 74,19% di akhir siklus III. 3. Kreativitas dalam pembelajaran memberikan peranan yang sangat besar secara tidak langsung terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijumpai dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan mengalami peningkatan kreativitas dan prestasi to usersiswa dengan kreativitas yang belajar. Berdasarkan hasil commit penelitian,
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
meningkat, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pula. Sedangkan siswa dengan sikap yang cenderung pasif terhadap pembelajaran tidak mengalami peningkatan kreativitas belajar sehingga prestasi belajar juga tidak mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari ketidaktuntasan belajar siswa tersebut.
B. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka implikasi yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut : 1.
Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw tidak berjalan maksimal dalam pengawasan guru yang kurang, sehingga diperlukan sikap aktif guru sebagai fasilitator.
2.
Rendahnya keberanian berekspresi siswa perlu ditingkatkan dengan merubah pandangan siswa terhadap guru dan kesan guru yang menakutkan.
3.
Kemampuan siswa di bawah rata-rata lebih ditingkatkan dengan pendekatan psikologis dan memberikan latihan.
4.
Rendahnya pertambahan peningkatan prestasi belajar perlu dilakukan pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik lagi.
C. Saran Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan adalah sebagai berikut : 1.
Bagi guru pengampu mata pelajaran untuk lebih memantau perilaku dan kreativitas siswa, dan mampu bekerjasama dengan guru lain untuk meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik.
2.
Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru untuk lebih semangat mengajar dan berprestasi di bidangnya dengan memberikan hakhaknya sesuai dengan jerih payah.
3.
Bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw lebih baik lagi to user pada mata pelajaran, standar commit kompetensi ataupun kompetensi dasar yang lain.
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugraha, Nanang. 2006. Analisis Tindak Mengajar dalam Kaitannya Tingkat Kreativitas Siswa dalam Mengerjakan Tugas. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Aisyah, Siti. 2004. Korelasi Kemampuan Penalaran, Kecerdasan Emosional, Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Anugrah Bekti, Sri. 2007. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Teknik Guru Mengajar. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Budi Ebtanto, Irwan. 2008. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Dinas dengan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Penggunaan Sketsa sebagai Media Pembelajaran. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamanah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djawandono, Sri E. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Endang W. 2002. Pengaruh Pola Bermain dan Kreativitas Anak. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Faisal Amir. 2008. Menyiapkan Anak Jadi Juara. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Handoko, Hendri. 2006. Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Belajar Matematika Melalui Pendekatan Mantessori. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Indriani, Netti. 2008. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Mind Mapping Pada Kelas IX-1 SMPN 5 Padang Panjang. Jurnal: Diakses 14 Februari 2010 Kiswandono, Istiawati. 2000. Berpikir Kreatif Suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural. UKP.Jakarta. Lilia, Hesti. 2005. Hubungan Antara Kreativitas Dengan Prestasi Belajar Karya Kerajinan Tangan. Skripsi:ENNES Semarang. Marpaung. 2003. Pembelajaran Matematika Dengan Pendidikan Alam. Makalah Disampaikan pada Seminar Mahasiswa Matematika FKIP UMS. Muhfida. 2008. Model-model Pembelajaran. Diakses 11 Desember 2008. http://www.muhfida.com/modelbelajar.html Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja commit to user Rosdakarya. Munandar, Utami. 1985. Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rajawali.
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
______________. 1988. Kreativitas Sepangjang Masa. Jakarta: Rineka Cipta. ______________. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nurchasanah. 2006. Model Performansi Majalah Anak. Jurnal: Diakses 20 Januari 2010. Pramesti, Dian. 2007. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Group Resume. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) Pramuja, Didik Galang. 2009. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Diakses 4 Juni 2010. http://www.min-malang.html Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Russefendi. 1980. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung: Tarsindo. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 20 Januari 2010. http://pembelajaran kooperatif.pdf Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2002. Dasar Dasar Evaluasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 1998. Dasar Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. CV. Rajawali Sutama. 2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Gaya Mengajar Guru di SLTP N 18 Surakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY. (tidak dipublikasikan) Tyas. 2010. Definisi Kreativitas. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Definisi Kreativitas 4 P_ tyasoke.html Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. 2010. Pembelajaran. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Pengetian Pembelajaran.htm Winaputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Wiwin H, Ris. 2008. Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Kreativitas Siswa. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan) commit to user Yulaellawati. 2004. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.