JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.092
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.092.04
“PENERAPAN HUKUMAN”, BIAS ANTARA UPAYA MENANAMKAN DISIPLIN DENGAN MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK
PUPUNG PUSPA ARDINI Universitas Negeri Gorontalo Jln Jenderal Sudirman No.6, Gorontalo. E-mail:
[email protected]
Abstrac: This study aims to find out how to apply discipline to early childhood without punishment. Because without realizing through penalty adults, parents or teachers have been accused of abuses against children. Interactive data analysis models Milles and Huberman. This scientific study conducted in January 2015 in the village of West Java Ciangsana based assessment of the results of observation, documentation and literature related to discipline without punishing. The results showed that there are several key discipline without punishing. The main key is to teach discipline to the child not only to express but also give a concrete example to children. Keywords: Penalty, The Impact Of Punishment, Discipline Withoutpunishment
Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menerapkan displin kepada anak usia dini tanpa memberikan hukuman. Karena tanpa disadari melalui hukuman orang dewasa, orang tua atau guru sudah melakukan kekerasan kepada anak. Analisis data model Interaktif Milles dan Huberman. Studi ilmiah ini dilakukan pada bulan Januari 2015 di desa Ciangsana Jawa Barat berdasarkan pengkajian hasil observasi, dokumentasi dan berbagai literatur yang terkait dengan penerapan disiplin tanpa menghukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kunci penegakan disiplin tanpa menghukum. Kunci utamanya adalah mengajarkan sikap disiplin kepada anak bukan hanya dengan menyampaikan tetapi juga memberikan contoh konkret pada anak.
Kata kunci: Hukuman, Dampak Hukuman, Disiplin Tanpa Hukuman
Pendidikan merupakan upaya
disiplin. Disiplin berasal dari kata
yang dilakukan untuk mendewasakan
‘disciple’ yang berarti, orang yang
manusia. Pendidikan bertujuan untuk
belajar atau orang yang secara
membentuk
menjadi
sukarela mengikuti pemimpinnya,
lebih baik (Pidarta,1997: 2). Salah
dalam hal ini adalah orang tua dan
satunya
guru. Bukan berdasarkan paksaan
kepribadian
dengan
menanamkan
251
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
seperti
ancaman
hukuman.
hukuman lebih banyak memberikan
Secara luas disiplin dapat diartikan
dampak negatif daripada positif,
sebagai pengaruh yang dirancang
belum lagi jika meninggalkan bekas
untuk membantu anak agar mampu
luka fisik pada tubuh anak.
menghadapi
dan
tuntutan
lingkungan.
Disiplin
perlu
diterapkan
Dengan kata lain disiplin adalah cara
sejak dini, karena melalui kebiasaan
yang dilakukan masyarakat untuk
untuk disiplin anak dapat mengontrol
mengajarkan tingkah laku yang baik
tingkah lakunya sendiri dan dapat
kepada anak agar dapat diterima oleh
berkelakuan baik dimanapun dan
kelompoknya.
kapanpun tanpa harus diingatkan.
Namun pada kenyataannya
Dengan Selain itu, disiplin juga akan
disiplin sering dihubungkan dengan
menyadarkan anak bahwa ia mampu
hukuman dan sikap keras yang
menyelesai-kan masalah-masalahnya
dilakukan oleh orang tua atau orang
sendiri
dewasa untuk mendisiplinkan anak.
melakukan apa yang kita tentukan,
Tidak
yang
karena anak sudah dapat memilah
memberikan hukuman fisik kepada
mana yang baik dan harus dilakukan
anak dengan maksud agar anak
serta mana yang tidak baik dan tidak
secara
perlu
jarang
orang
instan
menjadi
tua
disiplin.
dan
tidak
dilakukan.
Disiplin
juga
Alasan memberikan hukuman adalah
membantu
agar anak menyadari bahwa tidak
hati nurani atau suara-suara halus di
semua keinginan dapat terpenuhi dan
dalam diri yang membantunya dalam
agar perilaku disiplin tidak mudah
membuat
berubah.
mengendalikan
Anak dapat menjadi dendam dan
anak
mengembangkan
keputusan
dan
tingkah
lakunya
(Blatchford dan Mani, 2006:15)
memiliki
Namun pada kenyataannya
pribadi yang tidak jujur karena takut
orang tua kurang konsisten dalam
akan hukuman yang akan diterima.
menanamkan disiplin kepada anak
Disiplin yang diharapkan menjadi
dan cenderung lebih memilih metode
bentuk pribadi yang positif berubah
instan melalui hukuman. Hal ini
menjadi negatif. Dengan demikian
justru hanya sebagai solusi sesaat
252
membentuk
anak
diharuskan
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
mendisiplinkan anak bahkan cen-
didik
derung menjadikan anak memiliki
lagi
melakukan
(2006:47).
Menurut
Thorndike,
pribadi yang senang membangkang.
hukuman
adalah
Kasus-kasus kekerasan bermunculan
dampaknya atas perilaku dengan
dengan
melemahkan
dalih
sebagai
upaya
tidak
memaksakan
hubungan
antara
mendisiplinkan anak. Bahkan di
stimulus. Hukuman merupakan kon-
sekolah tidak jarang terjadi kasus
sekuensi yang kurang menyenangkan
kekerasan
menjewer,
untuk suatu respon perilaku tertentu
menjambak, hingga membenturkan
atau meghilangkan suatu bentuk
kepala anak (Pungkasari,2014:3).
penguat
seperti
Berdasarkan beberapa permasalahan tertarik
sebelumnya,
untuk
mengkaji
yang diinginkan karena
respon perilaku tertentu (Woolfolk,
peneliti
2007:219). Menurut Indrakusuma,
tentang
hukuman
adalah
tindakan
yang
pemahaman orang tua dan guru
dijatuhkan kepada anak secara sadar
tentang
dan
dan sengaja sehingga memunculkan
dampak dari hukuman, serta upaya
nestapa sehingga anak menjadi sadar
menanamkan
akan
konsep
hukuman,
disiplin
tanpa
perbuatannya
kemudian
di
hukuman. Penelitian ini bertujuan
dalam hati akan berjanji untuk tidak
untuk
mengulangi kembali (2003:46).
mengetahui
menerapkan
bagaimana
disiplin
tanpa
Dengan demikian hukuman
memberikan hukuman sebagai upaya
adalah tindakan yang diberikan oleh
mengurangi bahkan menghilangkan
pendidik terhadap anak didik yang
kebiasaan melakukan kekerasan pada
telah melakukan kesalahan dengan
anak dengan dalih mendidik untuk
tujuan
disiplin.
akanmengulangi lagi dan akan mem-
agar
anak
didik
tidak
perbaiki keslah yang telah diperbuat. Hukuman Hukum
Terdapat beberapa jenis hukuman menurut
Tanlain
dalam dunia pendidikan (Arikunto,
adalah tindakan pendiidikan terhadap
2000:174-175), diantaranya:
anak
melakukan
1) Penurunan peringkat atau pe-
kesalahan dan dilakukan agar anak
ngurangan skor : mengurangi skor
didik
karena
253
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
yang diperoleh ketika melakukan
berikan hukuman (Dewantara, 1977:
evaluasi sumatif atau sub sumatif
45).
jka siswa melanggar peraturan
1) Harus tetap dalam jalinan cinta
atau melakukan kesalahan.
dan kasih sayang,
2) Pengurangan hak : siswa tidak
2) Didasarkan
memperoleh hak seperti tidak
keharusan,
pada
alasan
boleh istirahat atau tidak boleh ke
3) Menimbulkan kesan di hati anak,
perpustakaan
4) Harus menimbulkan keinsyafan
peraturan
jika atau
melanggar melakukan
kesalahan. 3) Denda
dihati anak, 5) Harus diikuti dengan pemberian
:
memberikan
maaf, harapan, dan kepercayaan,
ganjaran berupa denda seperti mem-bersihkan
mandi
Terdapat tiga aturan dalam
sekolah atau menuliskan kalimat
memberikan hukuman, diantaranya :
tidak
lagi
harus
selaras
sebanyak beberapa halaman sesuai
harus
adil,
kon-sekuensi yang diberikan guru.
dijatuhkan jangan ditunda. Hukuman
4) Penahanan sesudah sekolah: tidak
sebaiknya tidak dilakukan disaat
beleh pulang sampai beberapa jam
orang tua atau orang dewasa berada
sesuai konsekuensi yang diberikan
dalam pucak kemarahan dan tanpa
guru.
pertimbangan kondisi dan psikologis
akan
5) Memberikan
kamar
mengulangi
skors
:
pember-
hentian sementara dari sekolah. 6) Referal (menunjuk) : menunjuk pihak
lain
untuk
dengan dan
kesalahan,
harus
segera
anak karena dapat menyebabkan rusaknya hubungan anak dan orang tua
sehingga
anak
menjadi
menangani
mendendam. Seperti yang dikemuka-
permasalahan siswa seperti guru
kan oleh Gore (1969:60) bahwa
BK, kepala sekolah, atau psikolog.
anak-anak
tidak
boleh
dididik
dengan paksaan-paksaan yang tidak Berikut
teknik
di-pahami. Tanpa disadari pendidik
hukuman dalam dunia pendidikan.
mengajarkan bahwa kebenaran itu
Terdapat
harus dilakukan dengan paksaan dan
254
merupakan
beberapa
syarat
mem-
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
kekerasan.
Efek
negatif
dari
Teori yang mendasari proses
kekerasan yang diterima anak adalah
penerapan hukuman
anak-anak tidak melakukan pelang-
operant
garan karena takut dengan pukulan
pengkondisian operan adalah teori
bukan
bahwa
perubahan perilaku yang dicapai
Sementara
sebagai hasil belajar melalui proses
sifat buruk tetap ada dalam diri anak.
penguatan (reinforce) positif atau
Rasa sakit akibat pukulan akan terus
negatif. Teori ini ditemukan oleh
bersemayam dalam memori anak.
Burrhus Frederic Skinner (Woolfolk,
Anak-anak yang sering menerima
2007 : 210). Menurut Skinner dalam
kekerasan
berusaha
Woolfolk, perilaku dapat dianalogi-
menjadi anak baik hanya ketika
kan sebagai sebuah sandwich yang
berada di depan orang tua. Sementara
memiliki dua pengaruh lingkungan
itu
sesungguhnya
terhadap perilaku. Lapis pertama
memberontak
adalah antesedence (peristiwa yang
karena
melakukan
kesadarna
kesalahan.
sebenarnya
jiwa
yang
membangkang atau (Given, 2007:97).
memiliki
conditioning
mendahului
Dengan demikian hukuman beberapa
dampak,
diantaranya:
kedua
adalah teori
perilaku)
adalah
atau
dan
lapis
consequences
(peristiwa yang mengikuti perilaku). Hubungan dapat ditunjukkan secara
1) Mengurangi
perbuatan
yang
menjadi sebab dihukum, 2) Menghasilkan
akibat
yangtidak
diinginkan
agresifitas,
kekhawatiran,
sederhana
sebagai
rangkaian
antecedents-behaviour-consequnces lain seperti dan
tidak jujur,
atau A-B-C. Dalam hal ini perilaku adalah
sebuah
consequences
proses yang
dari
diberikan
perilaku akan menjadi antecedents
3) Hanya bersifat sementara (jika
bagi rangkaian A-B-C berikutnya.
ancaman hukuman hilang respon
Penelitian ini menunjukkan bahwa
yang lain kembali muncul,
perilaku operan dapat diubah dengan
4) Menghasilkan respon negatif dari teman
lain
dihukum.
dan
siswa
yang
mengubah anteseden atau konsekuen atau
keduanya
(Baharrudin
dan
Wahyuni, 2009 :68). 255
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Menurut Crain, hasil penelitian Skinner menghasilkan beberapa
dapat
melakukan
dengan
benar)
(Woolfolk,2007:210-214).
prinsip-prinsip belajar, diantaranya :reinforcement, punishment, shaping, extinction,
serta
antecedent
dan
perubahan perilaku (Crain,2007 :
Disiplin
279-287). Reinforcement merupakan
Menurut Hurlock (2002 : 82)
konsekuen yang menguatkan tingkah
disiplin adalah suatu cara masyarakat
laku.
mengajarkan anak perilaku moral
Punishment
yaitu
meng-
hadirkan atau memberikan sebuah
yang
situasi yang ingin dihindari untuk
kelompok. Disiplin berasal dari kata
menurunkan tingkah laku. Shaping
‘disciple’ yang berarti seseorang
adalah usaha untuk menunjukkan
yang
keterampilan-keterampilan baru atau
mengikutipemimpin. Dalam hal ini
perilaku-perilaku
pemimpin adalah orang tua dan guru.
baru
dengan
disetujui
atau
belajar
secara
sukarela
memberikan penguatan kepada siswa
Menurut
untuk menguasai keterampilan atau
disiplin berasal dari kata ‘disciplina’
perilaku
dalam bahasa latin yang berarti
tersebut
dengan
baik.
Mac
disepakati
Millan
Extinction adalah mengurangi atau
kegiatan
menurunkan tingkah laku dengan
Dalam bahasa inggris ‘discipline’
menarik
yang berarti 1) tertin, taat atau
reinforcement
menyebabkan
perilaku
yang tersebut
belajar
mengendalikan
dan
(2004:20)
mengajar.
tingkah
laku,
terjadi. Antecedent adalah petunjuk
penguasaan diri, 2) hukuman yang
perilaku akan memproleh konsekuen
diberikan
positif atau negatif. Dua cara yang
memperbaiki, 3) latihan membentuk,
dapat dilakukan untuk mengontrol
meluruskan atau menyempurnakan
anteseden adalah dengan melakukan
sesuatu sebagai mental atau karakter
cueing
moral, 4) kumpulan atau sistem-
(memberikan
stimulus
sebelum tindakan dilakukan) dan prompting (petunjuk tambahan agar
melatih
atau
sistem peraturan bagi tingkah laku. Unsur-unsur dalam disiplin (Hurlock,
256
untuk
2002:28)
diantaranya:
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
peraturan sebagai pedoman perilaku,
dan mudah begitu saja terlaksana
konsistensi
sesuai
dalam
hukuman
peraturan,
unruk
pelanggaran,
keinginan
kita,
tetapi
memerlukan proses dan waktu yang
penghargaan untuk perilaku baik.
lama
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiasaan
disiplin diantaranya : kesadaran,
inilah perilaku yang baik akan dapat
pengikut
terinternalisasi
dan
ketaatan,
alat
pendidikan, dan hukuman.
suatu
perilaku sepanjang
proses
yang
pembentukan
dapat
hayat.
berkelanjutan. yang
Dari
berkelanjutan
dalam
diri
anak
sampai dewasa.
Penanaman disiplin merupakan
serta
dilakukan
Disiplin
Terdapat penegakan hukum.
beberapa
disiplin
Kunci
kunci
tanpa
meng-
utamanya
adalah
dapat
mengajarkan sikap disiplin kepada
diterapkan sejak anak dilahirkan,
anak bukan hanya dengan menyam-
melalui
paikan
pembiasaan.
Penerapan
tetapi
juga
memberikan
aturan pada bayi dimulai pada usia
contoh konkret pada anak. (Phelan,
15 bulan (Hurlock, 2002: 83). Ketika
2014:129),
anak-anak mulai mengenal lingku-
tingkah
ngan sekitar, adalah saat yang tepat
2)Memberikan perintah dengan jelas
untuk menerapkan disiplin. Berawal
dan
dari dalam rumah melalui aturan-
pertemuan keluarga, 4)Menentukan
aturan yang diberlakukan di rumah
batasan
seperti, jam tidur, waktu makan,
konsekuensi,
meletakkan sesuatu pada tempatnya
untuk masa mendatang, 7)Berikan
kembali,
pilihan pada anak, 8) Jalankan aturan
Dengan
dan
lain
demikian
sebagainya. akan
muncul
pengertian dalam diri anak bahwa di
1)Memberi
laku
yang
spesifik,
yang
contoh
sepantasnya,
3)Mengadakan
jelas,
5)Gunakan
6)Janjikan
imbalan
secara konsisten, 9)Hati-hati dengan aturan yang dibuat.
luar lingkungan rumah pun memiliki aturan yang harus dipatuhi agar anak
METODE PENELITIAN
dapat diterima dengan baik di dalam
Analisis data yang digunakan
masyarakat. Menanamkan disiplin
dalam penelitian ini adalah analisis
pada anak bukanlah hal yang remeh
data model Interaktif Milles dan 257
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Huberman. Analisis data dilakukan
diperoleh
dengan cara mengorganisasi data
:Pertama, pemahaman orang tua dan
yang diperoleh ke dalam sebuah
guru tentang hukuman, sebagian
kategori, kemudian data dijabarkan
besar
ke
hukuman fisik sebagai salah satu
dalam
analisis
data
selanjutnya bentuk
unit-unit,
melakukan
yang penting dan menyusunnya
laporan
serta
dalam menyim-
data
sebagai
responden
upaya
yang
mendisiplinkan menginginkan
berikut
menganggap
tepat anak. hasil
untuk Responden
yang
pulkannya agar mudah dipahami.
berubahnya
Berikut
tindakan hukuman yang diberikan.
adalah
gambar
model
interaktif :
perilaku
instan
anak
dari
Hal ini merupakan pola asuh turun Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Verifikasi data
Gambar. 1 Model Interaktif Milles dan Hubberman Uji keabsahan data dalam
temurun dalam keluarga responden.
penelitian ini menggunakan tiga
Sebagai contoh ketika kecil orang tua
teknik
responden
diantaranya,
perpanjangan
keikutsertaan,perpanjangan
penga-
matan, dan triangulasi data.
juga
memberikan
hukuman fisik kepada responden sehingga
hal
tersebut
diulangi
kembali. Beberapa responden juga HASIL DAN PEMBAHASAN
berprofesi
sebagai
guru.
Yang
Berdasarkan hasil observasi
sebetulnya
paham
tentang
cara
dan wawancara dengan beberapa
mendidik.
dampak
yang
responden
konsep
muncul dari seringnya menerima
hukuman dan dampak hukuman
kekerasan beberapa anak cenderung
258
mengenai
kedua,
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
mengabaikan teriakan dan hardikan
pengamatan dan meniru. Orang
orang tua dan menganggap kekerasan
tua adalah orang yang akan ditiru
sudah biasa diterima. Sebagian anak
anak di rumah dan guru adalah
juga mengalami penurunan prestasi
orang yang akan ditiru anak di
belajar dan cenderung menjadi anak
sekolah.
yang pemurung dan pendiam di sekolah.
2) Memberikan perintah dengan jelas dan spesifik dengan kalimat yang
Gambar 2. Anak yang kurang percaya diri ketika di kelas karena sering mengalami kekerasan di rumah Ketiga,beberapa upaya sebagian
pendek namun jelas sehingga
responden yang tidak menyetujui
dapat dipahami anak. Misalnya, “
kekerasan
simpan sepatumu di rak putih ya,
dalam
menerapkan
Nak!”
disiplin, diantaranya : 1) Memberi contoh tingkah laku atau
3) Mengadakan pertemuan keluarga,
tauladan. Anak-anak membutuh-
agar dalam sebuah keluarga tetap
kan
memiliki waktu yang berkualitas.
orang
dewasa
untuk
mengarahkan mereka pada hal-hal
Melalui
yang baik dan benar. Anak-anak
anggota keluarga berkumpul dan
usia
dapat mengekspresikan perhatian
dini
belajar
melalui
pertemuan
ini
setiap
259
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
dan kekhawatiran masing-masing. Misalnya, anggota
ketika keluarga
kesulitan
di
permasalahan didiskusikan
salah
satu
mengalami
2) Menuliskan cara yang ingin orang tua lakukan untuk mengawasi tingkah laku anak.
sekolah
maka
3) Menuliskan konsekuensi negatif
tersebut
dapat
yang akan anak terima jika tidak
dan
dipecahkan
melakukan hal yang diinginkan.
bersama. Pertemuan ini dilakukan
4) Menawarkan kepada anak imbalan
selama satu jam minimal satu hari
atas tingkah laku anak yang baik.
dalam satu minggu. Atau setiap
5) Menentukan kesepakatan kapan
hari ketika makan bersama 4) Membuat
perjanjian
perjanjian tersebut mulai berlaku
mengenai
secara efektif dan tanpa toleransi.
tingkah laku. Sesuatu akan lebih
Melalui cara ini memudahkan
mudah
dituliskan.
orang tua untuk merencanakan
itu,
strategi
Berdasarkan
jika alasan
agar
penerapan disiplin dapat berjalan baik,maka perjanjian tingkah laku
dalam
menghadapi
tingkah laku anak. 5) Menentukan batasan yang jelas.
lebih baik jika dibuat secara
Batasan
yang
jelas
berarti
tertulis.
mengajarkan anak sadar akan tingkah lakunya yang baik dan
Berikut
beberapa
langkah
buruk. Dengan demikian, anak
yang dilakukan membuat perjanjian
belajar menghargai aturan sejak
tertulis :
usia
1) Menuliskan pernyataan dari orang
menghadapi
tua tentang hal-hal yang orang tua ingin untuk anak lakukan dan tidak ingin anak lakukan pada secarik kertas atau papan. Ingat, jangan lupa membubuhkan tinta warna-warni atau gambar-gambar lucu agar lebih menarik bagi anak.
260
dini
sehingga dunia
luar
siap pada
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
waktunya nanti.
seperti semula puzzle tersebut akan tercecer dimana-mana, dan
6) Menggunakan
Ama tidak bisa lagi bermain
konsekuensi.Konsekuensi berbeda
Puzzle karena terdapat bagian
dengan hukuman. Hukuman dapat
yang hilang. Konsekuensi ini
men-yakiti anak, tidak hanya fisik
berguna untuk melatih disiplin,
tetapi juga psikis. Sedangkan
kemandirian, dan motorik halus
konsekuensi
anak
bahwa
mengajari
segala
anak
sesuatu
ada
karena
merapihkan
anak dan
dapat menjaga
resikonya. Ketika mengenalkan
mainannya sendiri menggunakan
konsekuensi pada anak, memilih
keterampilan otot halus anak.
Gambar 3. Membuat perjanjian tingkah laku
konsekuensi yang berguna bagi
7) Menjanjikan imbalan atau hadiah.
pendidikan anak untuk kehidupan-
Melalui perjanjian yang dibuat,
nya kelak. Contoh : Pada suatu
jika anak mematuhi aturan maka
siang Ama (4 tahun) bermain
anak akan mendapatkan imbalan.
puzzle
keluarga.
Tentukan imbalan yang mendidik
sudah
dan sesuai kesepakatan dengan
tentang
anak. Misalnya, ketika anak dapat
konsekuensi dengan Ama bahwa
mematuhi peraturan selama tujuh
setelah bermain, alat permainan
hari berturut-turut tanpa melang-
yang
dirapihkan
gar satu kalipun maka orang tua
kembali dan diletakkan di tempat
akan mengajak anak berwisata ke
semula Ama mengambil. Jika
taman safari. Melalui imbalan
tidak demikian selama dua hari
anak
Ama
berkelakuan
di
Sebelumnya membuat
ruang bunda
kesepakatan
digunakan
tidak
menggunakan
dapat
bermain
puzzle
lagi.
Sebelumnya bunda menjelaskan kenapa Ama diberi konsekuensi, karena
jika
tidak
dirapihkan
termotivasi baik
mengendalikan
dan diri
untuk belajar serta
bertanggungjawab. 8) Jangan pernah melupakan pendapat anak. Karena penerapan 261
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
disiplin
ini
dilakukan
tanpa
Disiplin, siapa yang tidak
paksaan dan harus menyenangkan
pernah mendengar kata ini. Semua
untuk anak. Harus juga diingat
orang pernah mendengarnya dan
orang tua
mengarahkan
tentunya setiap orang menginginkan
pilihan anak karena tujuan awal
untuk memiliki anak yang disiplin.
adalah untuk mengajarkan disiplin
Ketika mengingat kata disiplin maka
pada anak. Pilihan ini diterapkan
secara
orang tua dan anak menyepakati
mengingat dua hal ; ancaman dan
konsekuensi dan imbalan yang
hukuman. Dua hal ini yang pada
akan
akhirnya
tetap
diberikan
jika
anak
melanggar atau mematuhi aturan. 9) Menjalankan
orang
membentuk
akan
pengertian
pada orang tua, guru atau orang
secara
dewasa lain bahwa disiplin baru akan
harus
diterapkan ketika anak melakukan
mendapatkan konsekuensi negatif
kesalahan. Sebenarnya pendisiplinan
berikan itu sesuai kesepakatan.
dapat dilakukan tanpa menghukum
Jangan
karena
dan mengancam. Dua hal tersebut
pembentukan
justru akan membuat anak berpikir
tingkah laku berjalan secara terus-
bahwa ia adalah anak yang nakal,
menerus,
bodoh
konsisten.
aturan
otomatis
Ketika
anak
menganulirnya
pembiasaan
dan
tidak
bisa
berhenti
dan
selalu
melakukan
ditengah jalan. Mengatur anak
kesalahan. Anak akan selalu berpikir
berarti juga mengatur diri sendiri.
negatif. Padahal disiplin adalah salah
Konsisten
yang
satu cara untuk menanamkan tingkah
harus
laku positif pada diri anak (Given,
sudah
terhadap
disepakati
apa dan
dijalankan. Jika orang tua tidak
2007:97).
konsisten dan banyak memberikan
Disiplin berasal dari kata
toleransi, maka anak akan sulit
‘disciple’ yang berarti, orang yang
untuk
dan
belajar atau orang yang secara
menentukan mana yang baik atau
sukarela mengikuti pemimpinnya,
buruk. Hal ini disebabkan oleh
dalam hal ini adalah orang tua dan
kelonggaran-kelonggaran
guru. Bukan berdasarkan paksaan
mematuhi
orang tua berikan. 262
aturan
yang
seperti
ancaman
dan
hukuman.
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
Secara luas disiplin dapat diartikan
dalam diri yang membantunya dalam
sebagai pengaruh yang dirancang
membuat
untuk membantu anak agar mampu
mengendalikan tingkah lakunya.
menghadapi
tuntutan
lingkungan.
keputusan
dan
Penanaman disiplin merupa-
Dengan kata lain disiplin adalah cara
kan
yang dilakukan masyarakat untuk
perilaku
mengajarkan tingkah laku yang baik
sepanjang hayat. Disiplin dapat di-
kepada anak agar dapat diterima oleh
terapkan
kelompoknya (Phelan,2014:129).
melalui pembiasaan ketika memberi-
Disiplin
perlu
diterapkan
kan
suatu
proses
yang
sejak
susu,
pembentukan
dapat
anak
toilet
dilahirkan,
training,
dan
sejak dini, karena melalui kebiasaan
beberapa
untuk disiplin anak dapat mengontrol
lainnya. Penerapan aturan pada bayi
tingkah lakunya sendiri dan dapat
dimulai pada usia 15 bulan. Ketika
berkelakuan baik dimanapun dan
anak-anak mulai mengenal lingku-
kapanpun tanpa harus diingatkan.
ngan sekitar, adalah saat yang tepat
Dengan
akan
untuk menerapkan disiplin. Berawal
terhindar dari bahaya baik bagi
dari dalam rumah melalui aturan-
dirinya maupun orang lain, karena
aturan yang diberlakukan di rumah
anak
dari
seperti, jam tidur, waktu makan,
kesalahpahaman dengan orang lain.
meletakkan sesuatu pada tempatnya
Selain
kembali,
demikian
akan
itu,
anak
terhindar
disiplin
juga
akan
kegiatan
dilakukan
dan
lain
sebagainya.
menyadarkan anak bahwa ia mampu
Dengan
menyelesaikan masalah-masalahnya
pengertian dalam diri anak bahwa di
sendiri
diharuskan
luar lingkungan rumah pun memiliki
melakukan apa yang kita tentukan,
aturan yang harus dipatuhi agar anak
karena anak sudah dapat memilah
dapat diterima dengan baik di dalam
mana yang baik dan harus dilakukan
masyarakat. Menanamkan disiplin
serta mana yang tidak baik dan tidak
pada anak bukanlah hal yang remeh
perlu
dan mudah begitu saja terlaksana
dan
tidak
dilakukan.
membantu
anak
Disiplin
juga
mengembangkan
hati nurani atau suara-suara halus di
sesuai
demikian
pembiasaan
keinginan
akan
kita,
muncul
tetapi
memerlukan proses dan waktu yang 263
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
lama
serta
berkelanjutan.
pembiasaan
yang
Dari
akan ditiru anak di sekolah. Dengan
berkelanjutan
demikian
pendisipilinan
inilah perilaku yang baik akan dapat
dilakukan
dengan
terinternalisasi
contoh perilaku baik pada anak
dalam
diri
anak
sampai dewasa (Hurlock, 2002:20). Yang
patut
sehari-hari.
Bangun
dapat
memberikan
tidur
pagi
menerapkan
kemudian melakukan shalat shubuh
disiplin adalah orang tua, guru, atau
berjamaah dengan sabar mengajak
orang dewasa yang dapat bertindak
anak melakukan kegiatan sehari-hari
sebagai pemimpin. Ketiga elemen ini
secara teratur bersama-sama.
tentunya adalah orang tua, guru, atau
Memberikan perintah dengan
orang dewasa yang dapat bersikap
jelas dan spesifik dengan kalimat
tegas, dapat dipercaya, dapat ber-
yang pendek namun jelas sehingga
komunikasi dengan baik dan jelas
dapat dipahami anak..Mengadakan
pada anak, mampu menciptakan
pertemuan keluarga,
suatu tatanan nilai yang baik serta
sebuah
menjadi suri tauladan yang baik bagi
waktu yang berkualitas. Melalui
anak (Hurlock, 2002:20).
pertemuan
keluarga
keluarga SIMPULAN
ini
tetap
memiliki
setiap
berkumpul
mengekspresikan
Berdasarkan hasil penelitian,
agar dalam
anggota
dan
dapat
perhatian
dan
kekhawatiran masing-masing. Misal-
beberapa upaya yang dapat dilakukan
nya,
untuk mendisiplinkan anak tanpa
keluarga mengalami kesulitan di
kekerasan,
Memberi
sekolah maka permasalahan tersebut
contoh tingkah laku atau tauladan.
dapat didiskusikan dan dipecahkan
Anak-anak
orang
bersama. Pertemuan ini dilakukan
dewasa untuk mengarahkan mereka
selama satu jam minimal satu hari
pada hal-hal yang baik dan benar.
dalam satu minggu. Atau setiap hari
Anak-anak usia dini belajar melalui
ketika makan bersama
diantaranya:
membutuhkan
ketika
salah
satu
anggota
pengamatan dan meniru. Orang tua
Membuat perjanjian menge-
adalah orang yang akan ditiru anak di
nai tingkah laku. Sesuatu akan lebih
rumah dan guru adalah orang yang
mudah jika dituliskan. Berdasarkan
264
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
alasan itu, agar penerapan disiplin
Jangan
pernah
melupakan
dapat berjalan baik,maka perjanjian
pendapat anak. Karena penerapan
tingkah laku lebih baik jika dibuat
disiplin ini dilakukan tanpa paksaan
secara tertulis. Menentukan batasan
dan
yang jelas. Batasan yang jelas berarti
anak.
harus
mengajarkan anak sadar akan tingkah lakunya
yang
baik
dan
Dengan demikian, anak
untuk
Menjalankan aturan secara
buruk.
konsisten.
Ketika
anak
harus
belajar
mendapatkan konsekuensi
negatif
menghargai aturan sejak usia dini
berikan
sehingga siap menghadapi dunia luar
Jangan
pada waktunya nanti.
pembiasaan
Menggunakan
menyenangkan
itu
sesuai
kesepakatan.
menganulirnya dan
karena
pembentukan
konsekuensi
tingkah laku berjalan secara terus-
berbeda dengan hukuman. Hukuman
menerus, tidak bisa berhenti ditengah
dapat menyakiti anak, tidak hanya
jalan. Mengatur anak berarti juga
fisik tetapi juga psikis. Sedangkan
mengatur diri sendiri. Konsisten
konsekuensi mengajari anak bahwa
terhadap apa yang sudah disepakati
segala sesuatu ada resikonya. Ketika
dan harus dijalankan. Jika orang tua
mengenalkan
tidak
konsekuensi
pada
konsisten
dan
banyak
anak, memilih konsekuensi yang
memberikan toleransi, maka anak
berguna bagi pendidikan anak untuk
akan sulit untuk mematuhi aturan
kehidupannya kelak.
dan menentukan mana yang baik
Menjanjikan hadiah.
Melalui
imbalan
atau
atau buruk. Hal ini disebabkan oleh
perjanjian
yang
kelonggaran-kelonggaran yang orang
dibuat, jika anak mematuhi aturan maka
anak
akan
tua berikan.
mendapatkan
Berdasarkan beberapa kriteria
imbalan. Tentukan imbalan yang
tersebut orang tua dapat memberikan
mendidik dan sesuai kesepakatan
dorongan atau motivasi kepada anak
dengan anak. Melalui imbalan anak
untuk
termotivasi untuk berkelakuan baik
maupun orang dewasa dapat menjadi
dan belajar mengendalikan diri serta
panutan bagi anak-anak untuk dapat
bertanggungjawab.
belajar menjalani hidup dengan baik
bertindak
disiplin.
Guru
265
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
dan benar serta dapat diterima oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Blatchford, Iram Siraj dan Mani, Laura.Effective Leadershio in the Early years sector (ELEYS) study, University of London, 2006. H. Baharrudin dan Esa Nur Wahyuni.Teori Belajar dan PembelajaranYogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2009 Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga, 2002. Indrakusuma, Amien Danien. Pengantar Ilmu PengetahuanYogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Milles, Mathew B dan Huberman, A Michael. .Analisis Data Kualitataif,Jakarta : UI-Press, 1992. Phelan, Thomas W. 123 magic,efective dicipline for children2-12,5th edition,Illinois : Parent Magic Inc, 2014. Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Ed.IJakarta : Rineka Cipta, 1997.
266
Pungkasari dan Dwi Hastuti.Konsep reward dan punishment dalam konsep pembelajaran behavioristik dan relevansinya dalam pendidikan islam, Yogyakarta, 2014. http://garasimakalah.blogspot.co.id/2012/ 09/konsep-hukumanpunishment.html http://www.pendidikandasar.net/201 4/11/pengertian-reward-danpunishment-dalam.html
Penerapan Hukuman Bias Antara…. Pupung Puspa Ardini
267