PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN P ANGAN V OL. 21 NO. 2 2002
Penentuan Waktu dan Titik Pelepasan Parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae Nagaraja dalam Mengendalikan Hama Penggerek Polong Kedelai Marwoto1, S. Rasminah 2, G. Mudjiono2, dan J. Moenandir2 1
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang 2 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang
ABSTRACT. The Proper Time and Releasing Site of Parasitoid Trichogrammatiode bactrae-bactrae to Control Soybean Pod borer Etiella Spp. Soybean pod borer, Etiella spp. is one of the major pests of soybean in Indonesia, and it’s control up to now depends primarily on insecticide use. The use of egg parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae) is a potential alternatif control measure. The objective of this study is to determine the proper time and releasing site of egg parasitoid T. bactrae-bactrae to control soybean podborer Etiella spp. A field experiment was conducted in Wunut Village, Sub District Bangsal, Mojokerto District, in the dry season of 1999. The experiment was designed in randomized block, two factors, with four replications. The results indicated that there is an interaction between time and the releasing site of the parasitoid. Releasing parasitoid at 6.00 am and placement at 20 cm above the canopy resulted the highest level of parasitation. The longer the distance from the releasing site, lower the parasititation. The distribution ability of the parasitoid was up to 50 m from the releasing site, but the most effective parasitation was only up to 5 m distance. Placement of the releasing sites at 10 m distance resulted in effective parasitation. Key word:
Biological control, releasing time, site of releasing, T. bactrae-bactrae.
ABSTRAK. Hama penggerek polong kedelai Etiella spp. merupakan hama utama pada tanaman kedelai. Hingga kini pengendaliannya dilakukan dengan insektisida, namun belum berhasil dengan baik. Salah satu alternatif pengendalian ialah dengan penggunaan parasitoid telur Trichogrammatoidea bactrae-bactrae Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan waktu dan titik pelepasan parasitoid telur T. bactraebactrae yang tepat untuk mengendalikan hama penggerek polong kedelai Etiella spp. Penelitian dilakukan di Desa Wunut, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto pada Musim Kemarau 1999. menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara waktu pelepasan dengan penempatan titik pelepasan parasitoid. Pelepasan parasitoid pada pagi hari, 20 cm di atas permukaan daun kedelai, meningkatkan daya parasitisasi. Semakin jauh titik pelepasan semakin rendah daya parasitisasi. Daya sebar parasitoid dapat mencapai 50 m dari titik pelepasan, tetapi daya parasitisasi efektif hanya 5 m dari titik pelepasan. Untuk meningkatkan efektivitas parasitoid, penempatan antartitik pelepasan dapat dilakukan pada jarak 10 m. Kata kunci: Pengendalian hayati, waktu pelepasan, titik pelepasan, T. bactrae-bactrae.
H
ama penggerek polong Etiella spp. merupakan salah satu hama penting pada tanaman kedelai. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini dapat mencapai 80% bahkan puso apabila tidak ada
24
tindakan pengendalian. Telur sebanyak 4-14 butir diletakkan tersebar pada permukaan polong kedelai. Larva lebih suka pada biji muda, biji yang digerek dapat habis sama sekali atau tersisa sedikit (Djuarso dan Harnoto 1998). Usaha pengendalian hama penggerek Etiella spp. hingga saat ini masih tertumpu pada penggunaan insektisida, tetapi belum berhasil dengan baik sehingga kehilangan hasil masih cukup tinggi. Kurang efektifnya penggunaan insektisida karena setelah telur hama penggerek polong menetas larva segera menggerek dan hidup dalam polong, sehingga larva terhindar dari insektisida. Kegagalan pengendalian hama penggerek polong mendorong petani meningkatkan frekuensi aplikasi insektisida (Rauf et al. 1994). Walaupun frekuensi aplikasi insektisida ditingkatkan tetapi efektivitas pengendalian tetap kurang sehingga hama penggerek polong masih tetap menjadi masalah. Kelemahan pengendalian hama penggerek polong kedelai E. zinckenella dengan insektisida mendorong upaya untuk mencari cara pengendalian yang lain. Salah satu cara pengendalian yang berpeluang untuk dikembangkan ialah pengendalian hayati dengan penggunaan parasitoid. Penelitian Mangundojo (1958) menunjukkan bahwa pada telur Etiella spp. dapat ditemukan parasitoid Trichogramma persunatum Relly (Hymonoptera: Trichogramatidae). Oleh Naito dan Djuarso (1993), parasitoid tersebut diidentifikasi sebagai Trichogramatoidea bactrae-bactrae Nagaraja. Daya parasitisasi T. bactrae-bactrae di laboratorium dapat mencapai lebih dari 80% (Marwoto et al. 1997). Pemanfaatan parasitoid telur dari famili Trichogrammatidae sebagai agens hayati mempunyai prospek yang baik untuk mengendalikan hama. Di Filipina, pelepasan Trichogramma spp. telah berhasil menekan serangan hama penggerek pucuk tebu dengan tingkat parasitisasi 60-87,5% (Alba 1988). Di Cina, pelepasan Trichogramma spp. selama 10 tahun untuk mengendalikan hama penggerek batang jagung Ostrinia nubilalis pada areal sekitar 154 ribu ha berhasil me-
MARWOTO ET AL .: W AKTU DAN TITIK PELEPASAN T. BACTRAE-BACTRAE PADA KEDELAI
nurunkan kepadatan populasi penggerek sebesar 97,5% (Han 1988). Upaya peningkatan peran parasitoid telur Trichogramma sebagai agens hayati pengendali hama dapat dilakukan dengan tindakan manipulasi parasitoid telur, yang pada dasarnya bermanfaat untuk: (1) membantu musuh alami agar lebih mudah menemukan inangnya, (2) keberadaannya lebih sinkron dengan tersedianya telur inang, (3) meningkatkan proporsi parasitoid dibanding telur inang, (4) seleksi pestisida yang aman terhadap parasitoid, dan (5) seleksi strain musuh alami yang mempunyai daya cari, daya adaptasi yang tinggi (DeBach 1965). Aktivitas parasitoid Trichogramma dipengaruhi oleh cuaca. Dalam keadaan mendung dan gelap, daya parasitisasi sangat rendah. Pada cuaca cerah, parasitoid Trichogramma aktif mencari inangnya (Nurindah 2000). Pemilihan waktu pelepasan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan daya parasitisasi. Daya sebar parasitoid Trichogramma sangat rendah, penyebarannya dibantu oleh angin. Peletakan parasitoid di atas permukaan daun kedelai diharapkan dapat membantu daya sebar parasitoid. Oleh karena itu, untuk meningkatkan peran parasitoid Trichogramma sebagai agens pengendali hama perlu diteliti waktu pelepasan dan letak titik pelepasan dari permukaan daun kedelai. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan waktu dan titik pelepasan parasitoid yang tepat untuk meningkatkan peran parasitoid T. bactrae-bactrae dalam mengendalikan hama penggerek polong kedelai Etiella spp.
Pelepasan parasitoid dilakukan pada saat tanaman berumur 30,40 dan 50 hari setelah tanam (HST) pada saat tanaman berbunga dan membentuk polong, pada masing-masing petak dilepas empat pias parasitoid (10.000 ekor). Umpan inang sebanyak 100 butir telur penggerek polong berumur satu hari, dipasang searah mata angin (utara, timur, selatan dan barat) pada jarak 5; 10; 20; 30; 40 dan 50 m dari titik pelepasan (Gambar 1). Untuk menghindari terjadinya parasitisasi parasitoid dari lapang (alami), sebelum pelepasan parasitoid tanaman disemprot dengan insektisida deltametrin 2,5 g/l dengan konsentrasi 1 ml/l air, cairan semprot 500 l/ha. Pengamatan terhadap tingkat parasitisasi telur inang dilakukan 3 hari setelah pelepasan parasitoid yaitu pada tiap-titik pengamatan 5, 10, 20, 30, 40 dan 50 m dari titik pelepasan. Telur-telur inang parasitoid sebagai umpan dari semua titik pengamatan diambil lalu disimpan dalam botol kaca diameter 3 cm, tinggi 10 cm dan dihitung imago parasitoid yang keluar. Tingkat parasitisasi dihitung dengan rumus berikut: a I=
x 100% b
I = persentase parasitisasi a = jumlah imago parasitoid b = jumlah telur inang Utara 50 40
BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di lahan petani Desa Wunut, Kecamatan Bangsal, Mojokerto pada ketinggian 30 m dari permukaan laut, 112o30’ BT dan 7o30’LS. Penelitian dilaksanakan pada Musim Kemarau (MeiJuni) 1999. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan empat ulangan. Ukuran petak 100 x 100 m. Varietas yang digunakan adalah Wilis, ditanam tanpa olah tanah, ditugal satu minggu setelah panen padi, jarak tanam 40 x 10 cm. Tanaman dipupuk dengan 50 kg urea, 75 kg SP36 dan 75 kg KCl/ha. Perlakuan terdiri waktu dan pelepasan parasitoid. Waktu pelepasan parasitoid: (1) pagi hari pukul 6.00 WIB, (2) siang hari pukul 11.00 WIB, dan (3) sore hari pukul 16.00 WIB. Titik pelepasan parasitoid: (1) 20 cm di atas permukaan daun, (2) 0 cm atau tepat di permukaan daun, dan (3) 15 cm di bawah permukaan daun.
30 20 P 10 Barat 50 40
5 30
20
10
5 10
5 10
20
30
Timur 40 50
20 30 40 50 Selatan Gambar 1. Titik pelepasan parasitoid (P) dan umpan inang yang diletakkan searah mata angin pada jarak 5, 10, 20, 30, 40 dan 50 m.
25
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN P ANGAN V OL. 21 NO. 2 2002
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu dan titik pelepasan parasitoid T. bactraebactrae merupakan aspek penting dalam keberhasilan program pengendalian hama penggerek polong kedelai Etiella spp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat parasitisasi telur inang berbeda pada setiap waktu pelepasan dan letak titik pelepasan parasitoid. Tingkat parasitisasi parasitoid tertinggi dicapai pada pelepasan pagi hari (pukul 6.00 WIB) pada titik pelepasan 20 cm di atas permukaan daun. Tingkat parasitisasi pada saat tanaman berumur 30, 40 dan 50 hari setelah tanam (HST), makin rendah sejalan dengan bertambahnya jarak titik pelepasan (Tabel 1, 2 dan 3).
Hal serupa juga terlihat jika pelepasan parasitoid di- lakukan siang atau sore. Terdapat indikasi bahwa jika pelepasan parasitoid dilakukan di bawah permukaan daun maka tingkat parasitisasi tinggi bila titik pelepas- an tepat di permukaan daun atau di atas permukaan daun. Tingkat parasitisasi makin menurun setelah jarak sebar melebihi 20 cm. Tingkat parasitisasi tertinggi dicapai pada waktu pelepasan pukul 06.00 WIB pada jarak 5 m dan nyata lebih kecil dibandingkan dengan waktu pelepasan pukul 11.00 dan 16.00 WIB, baik pada saat tanaman berumur 30 dan 40 hari maupun 50 HST (Tabel 1, 2 dan 3). Peningkatan daya parasitisasi dapat dilakukan dengan melepas parasitoid pada titik yang lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pe-
Tabel 1. Tingkat parasitisasi T.bactrae-bactrae pada perlakuan waktu dan titik pelepasan parasitoid pada tanaman kedelai umur 30 hari. Perlakuan Letak titik pelepasan1)
Tingkat parasitisasi (%) pada jarak pengamatan
Waktu pelepasan (WIB)
5m
-15 cm
06.00 11.00 16.00
8,24 cd 8,56 cd 6,29 d
0 cm
06.00 11.00 16.00 06.00 11.00 16.00
+ 20 cm
KK ( % )
20 m
30 m
40 m
50 m
2,03 c 2,08 c 0,66 c
0,62 bc 0,86 bc 0,00 c
0,00 d 0,00 d 0,00 d
0,00 d 0,00 d 0,00 d
0,00 b 0,00 b 0,00 b
15,27 a 12,79 ab 8,77 bc
11,67 a 12,23 a 3,26 bc
2,98 b 1,07 bc 0,00 c
6,51 ab 0,99 c 0,48 c
2,75 bc 0,69 cd 0,00 d
1,25 ab 1,52 ab 0,00 b
16,44 a 14,67 a 10,07 bc
12,51 a 13,52 a 6,07 b
8,56 a 7,98 a 6,61 a
8,55 a 6,75 ab 3,64 b
4,64 ab 5,05 a 3,79 ab
3,00 a 2,34 ab 0,70 ab
15,21
23,12
28,11
24,00
33,22
9,80
10 m
1)
15 cm di bawah permukaan daun, 0 cm tepat di permukaan daun, 20 cm di atas permukaan daun Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT.
Tabel 2. Tingkat parasitisasi T. bactrae-bactrae pada perlakuan waktu dan titik pelepasan parasitoid pada tanaman kedelai umur 40 hari. Perlakuan Letak titik pelepasan1)
Tingkat parasitisasi (%) pada jarak pengamatan
Waktu pelepasan (WIB)
5m
-15 cm
06.00 11.00 16.00
0 cm
+ 20 cm
KK (%) 1)
10 m
20 m
30 m
40 m
50 m
11,29 cd 8,83 c 8,50 c
7,78 e 8,83 de 7,15 e
1,17 c 1,12 c 0,00 c
1,36 d 0,00 d 0,00 d
0,00 d 0,54 cd 0,00 d
0,59 d 0,00 d 0,00 d
06.00 11.00 16.00
23,03 a 17,20 ab 12,33 bcd
20,38 ab 12,43 cd 17,35 bc
15,01 ab 12,36 bc 10,12 b
8,55 ab 5,69 bc 1,49 cd
4,11 bc 0,89 cd 0,45 cd
6,31 b 0,64 d 0,00 d
06.00 11.00 16.00
23,13 a 22,73 a 15,12 bc
25,89 a 15,32 a 15,76 bc
17,33 a 17,50 a 12,26 ab
13,81 a 8,70 ab 4,88 bc
14,07 a 6,08 bc 3,81 bc
13,04 a 4,09 ab 1,30 cd
11,43
12,24
20,67
26,12
30,09
33,09
15 cm di bawah permukaan daun, 0 cm tepat di permukaan daun, 20 cm di atas permukaan daun Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT.
26
MARWOTO ET AL .: W AKTU DAN TITIK PELEPASAN T. BACTRAE-BACTRAE PADA KEDELAI Tabel 3. Tingkat parasitisasi T. bactrae-bactrae pada perlakuan waktu dan titik pelepasan parasitoid padatanaman kedelai umur 50 hari. Perlakuan Letak titik pelepasan1)
Tingkat parasitisasi (%) pada jarak pengamatan
Waktu pelepasan (WIB)
5m
10 m
20 m
30 m
40 m
50 m
-15 cm
06.00 11.00 16.00
15,38 cd 12,45 d 7,03 b
10,53 d 7,12 e 7,03 e
10,36 b 3,12 c 3,24 c
2,17 cd 1,30 cd 2,73 cd
0,40 c 0,54 c 0,00 c
0,59 c 0,00 c 0,00 c
0 cm
06.00 11.00 16.00
34,05 a 28,92 a 20,76 bc
22,56 b 22,51 b 13,86 c
23,83 a 19,86 a 11,03 b
15,86 b 4,46 bc 2,73 cd
5,30 b 1,69 c 1,49 c
3,66 b 2,73 b 0,00 c
+ 20 cm
06.00 11.00 16.00
33,49 a 30,50 a 19,76 d
29,23 a 27,51 a 16,58 c
23,79 a 22,05 a 12,49 b
18,25 a 8,19 b 5,16 bc
11,57 a 9,41 b 5,78 b
7,87 a 4,81 ab 2,75 b
8,33
7,78
8,62
30,46
27,39
27,64
KK (%) 1)
15 cm di bawah permukaan daun, 0 cm tepat di permukaan daun, 20 cm di atas permukaan daun Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 DMRT.
25
25 -15 cm
0 cm
+20 cm
30 HST
40 HST
50 HST
20 Daya parasitasi (%)
Daya parasitasi (%)
20 15 10 5
15 10 5
0
0 5
10
20
30
40
50
Jarak dari titik pelepasan (m)
5
10
20
30
40
50
Jarak dari titik pelepasan (m)
Gambar 2. Hubungan titik pelepasan parasitoid dengan daya parasitisasi pada berbagai jarak pengamatan dari titik pelepasan.
Gambar 3. Hubungan waktu pelepasan parasitoid dengan daya parasitisasi pada berbagai jarak pengamatan dari titik pelepasan.
lepasan parasitoid 20 cm di atas permukaan daun pada pukul 06.00 WIB cenderung meningkatkan parasitisasi hingga pada jarak 20 m dari titik pelepasan, dibandingkan dengan pelepasan di permukaan maupun di bawah permukaan daun (Tabel 1, 2, 3 dan Gambar 2, 3). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelepasan parasitoid pada pagi hari lebih efektif daripada siang maupun sore hari. Pelepasan parasitoid pada sore hari di permukaan maupun di bawah permukaan daun kurang efektif terhadap daya parasitisasi. Daya parasitisasi T. bactrae-bactrae pada jarak 10 m, 20 m, 30 m, 40 m dan 50 m dari titik pelepasan cenderung menurun, baik yang dilepas pada pagi, siang maupun sore hari (Gambar 2 dan 3). Secara umum, pelepasan parasitoid 20 cm diatas permukaan daun pada pagi hari pukul 06.00 WIB memberikan tingkat parasitisasi tertinggi pada jarak 5 m dari titik pelepasan.
Parasitoid dari famili Trichogrammatidae adalah serangga yang poikilotherm, kehidupannya bergantung pada suhu dan kondisi lingkungan. Suhu saat percobaan berlangsung di Mojokerto berkisar antara o o 20,6 C-32,8 C. Kisaran suhu ini sangat sesuai untuk aktivitas parasitoid famili Trichogrammatidae. Hal ini didukung pernyataan Naranjo (1993) bahwa lebih 90% T. bactrae-bactrae dapat bertahan hidup pada kisaran o suhu 25-40 C. Menurut Ashey et al. (1973), parasitoid ini tidak aktif terbang dalam keadaan gelap. Dalam keadaan gelap, parasitoid tidak dapat menemukan inangnya (Brower 1990). Rendahnya daya parasitasi parasitoid yang dilepas pada siang dan sore hari karena waktu pelepasan yang kurang sesuai dengan perilaku parasitoid dari famili Trichogrammatidae. Pelepasan parasitoid T. bactrae-bactrae pada pagi hari dengan cuaca cerah sangat sesuai dengan perilaku Tricho-
27
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN P ANGAN V OL. 21 NO. 2 2002
KESIMPULAN DAN SARAN
25 30 HST
40 HST
50 HST
Daya parasitasi (%)
20
Kesimpulan
15 10 5 0 5
10
20
30
40
50
Jarak dari titik pelepasan (m)
Gambar 4. Tingkat parasitisasi T. bactrae-bactrae pada inangnya berdasarkan jarak titik pelepasan parasitoid.
grammatidae untuk lebih aktif mencari inang, sehingga daya parasitisasinya tinggi. Tingkat parasitisasi yang tinggi pada pagi hari berkaitan dengan suhu dan cahaya matahari. Kisaran suhu pada saat penelitian o berlangsung berkisar antara 20,6-32,8 C, dapat mendorong daya sebar dan terbang. Diketahui bahwa sebagian besar (70-80%) aktivitas parasitoid berlangsung pada kisaran suhu tersebut (Forsse et al. 1992). Dari penelitian ini terbukti bahwa pelepasan parasitoid pada sore hari dengan titik pelepasan 15 cm di bawah permukaan daun kedelai, memiliki tingkat parasitisasi paling rendah, makin jauh dari titik pelepasan maka daya parasitasi cenderung menurun dan bahkan tidak terjadi parasitisasi. Letak pelepasan parasitoid 20 cm di atas permukaan daun dapat membantu meningkatkan daya sebar dan daya parasitisasi terhadap telur hama penggerek polong. Daya sebar dan tingkat parasitisasi T. bactraebactrae pada jarak pelepasan 5 m hingga 50 m cenderung meningkat sejak umur pelepasan 30 hari hingga 50 hari (Gambar 4). Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan parasitoid dengan frekuensi tiga kali lebih baik dan daya parasitisasi meningkat pada berbagai jarak pengamatan, walau daya parasitisasi tertinggi di- tunjukkan pada jarak 5 m dari titik pelepasan. Implikasi dari penelitian ini adalah pengendalian hama penggerek polong kedelai Etiella spp. dapat dilakukan dengan cara pelepasan parasitoid T. bactraebactrae pada waktu pagi hari, dengan titik pelepasan 20 cm di atas permukaan daun. Agar efektif maka pelepasan parasitoid pada pertanaman kedelai dapat dilakukan pada jarak 5-10 m. Untuk meningkatkan daya parasitisasi diperlukan orientasi jumlah pelepasan parasitoid per titik pelepasan, yang dikaitkan dengan daya sebar dan daya parasitisasi agar dapat diketahui jumlah pelepasan parasitoid yang optimal.
28
Pada kondisi lingkungan dengan elevasi 20 m dari permukaan air laut dan kisaran suhu 20-32oC maka dari penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Waktu pelepasan parasitoid T. bactrae-bactrae yang efektif untuk mengendalikan hama penggerek polong kedelai adalah pada pagi hari sekitar pukul 6.00 WIB, 20 cm di atas permukaan daun kedelai. 2. Daya sebar dan tingkat parasitisasi T. bactraebactrae hingga 50 m dari titik pelepasan tidak berbeda, namun yang tertinggi pada titik pelepasan 5 m. Saran Untuk meningkatkan daya parasitisasi T. bactraebactrae disarankan: 1. Penempatan antartitik pelepasan parasitoid di lapang dilakukan pada jarak 10 m x 10 m. 2. Jumlah parasitoid per titik pelepasan dapat ditingkatkan agar daya parasitisasi dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Alba, M.C. 1988. Trichogrammatids in the Philippines. Philipp.Ent. 7(3) : 252-271. Ashley, J.C., D. Gonzalez and T.F. Leigh. 1973. Reduction in effectiveness of laboratory reared Trichogramma. Environ. Entomol. 2:106-1073. Brower, J.H. 1990. Influence of light on dispersal of Trichogramma pretiosum in a warehouse. Trichogramma and other egg parasitoids. 3rd Int. Symp. San Antonio, Tx, USA (Sept. 23-27, 1990):55-58. DeBach, P. 1965. The scope of biological control. In Paul DeBach ( Ed). Biological control of insect and weeds. Chapman and Hall Ltd. London. p. 3-20. Djuwarso,T. dan Harnoto. 1998. Strategi pengendalian hama penggerek polong kedelai Etiella spp. J. Penel. Pengemb. Pert. 13(3):90-98. Forsse,E., S.M. Smith and R.S. Bourchier. 1992. Flight initiation in the egg parasitoid Trichogramma minutum: Effects of ambient temperature, mates, food and host eggs. Entomol. exp. appl. 62:147-154. Han, L.T. 1988. Evaluation on the effectiveness corn borer control in large area with Trichogramma. In J. Voegele, J. Waage, J.van Lanteren (Eds.) Trichogramma and Other Parasites 2nd Int. Symp., Guangzhou, China (Nov. 10-15 1986). Mangundojo, R.G.S. 1958. Pengendalian penggerek polong Crotalania puncea L. di Jawa. Balai Besar Penyelidikan Pertanian (153): 101. Marwoto, Supriyatin, dan T. Djuwarso. 1997. Prospek pengendalian hama penggerek polong kedelai ( Etiella spp) dengan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae. J. Penel. dan Pengemb. Pert. 16(3) : 71-76.
MARWOTO ET AL .: W AKTU DAN TITIK PELEPASAN T. BACTRAE-BACTRAE PADA KEDELAI Naito, A. dan T. Djuwarso. 1993. Biologycal control of Etiella pod borer. Makalah Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Puslitbangtan. Bogor. Naranjo, S. 1993. Life history of Trichogrammatoidea bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae) on egg parasitoid of pink bollworm (Lepidoptera: Gelechiidae) with empsasis on performance at high temperatures. Environ. Entomol. 22 (5): 1051-1059.
Nurindah. 2000. Teknik perbanyakan massal parasitoid telur Trichogrammatidae. Workshop and Development and Utilization of Parasitoids. Pusat Kajian PHT IPB Bogor. February, 21-25, 2000. p. 1-16. Rauf, A., H. Triwidodo, dan Widodo. 1994. Penggunaan pestisida oleh petani kedelai di tingkat kabupaten di Jawa Barat. Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Kedelai Melalui Penerapan PHT Kedelai. Bapenas-FP Unibraw.:1-13.
29