Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 1
PENENTUAN POLA PRODUKSI DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA INKREMENTAL PADA USAHA DAGANG “NEW WATER HASTA AGUNG JEMBER” The Determination of Production Pattern in Efforts of Incremental Cost Efficiency at Sole Propriethorship ”New Water Hasta Agung Jember”
Faizul Muqorobin, I Ketut Mastika, Totok Supriyanto Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan No. 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected] Abstrak Sole Propriethorship New Water Hasta Agung Jember is a private-owned company engaged in the production of roof`tiles. The company sets production planning based on sales target of the owner’s experience without mathematical calculation and then stated into a sales target next period and filled with the policy of constant production pattern. This research used descriptive type. The determination of informants was by purposive method to gain informants that matched the theme in question. Data were collected by interview, observation, documentation to the research object. Data analysis used domain and taxonomy analysis to sort out and focus on the required data. This research was intended to describe and analyze the determination of production pattern in efforts of incremental cost efficiency at Sole Propriethorship New Water Hasta Agung Jember. It was found that the applied production pattern had not precisely met the demand; this led to instablity of inventories of finished products and did not meet the expectations which resulted in the high incremental costs. The results of the analysis obtained in 2013, 2014 and 2015 projection by calculating the incremental costs of three alternative patterns of production, namely constant, wavy and moderate production patterns showed that moderate production pattern made minimum incremental costs; in addition, technically moderate production pattern also supported the activities of production pattern. Therefore, the moderate production pattern was more efficient in terms of incremental costs, and in terms of technical support it smoothened the production activities in general. Keywords: Production Patterns, Incremental Cost, Roof Tile PENDAHULUAN
sebagai salah satu pilar perekonomian. salah satu
Latar Belakang
faktor pendorongnya adalah kriteria
Perekonomian
Indonesia
harus
menjadi
siap
Negara maju adalah angka wirausaha minimal 2%
menghadapi persaingan terbuka secara global.
dari jumlah penduduknya, sedangkan kita hanya
Persaingan tersebut mengharuskan Indonesia dapat
berkisar 1.65 %.
meningkatkan kualitas dan kuantitas wirausaha e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 2
Salah satu kegiatan produksi mandiri yang
menimbulkan penimbunan produk yang dapat
cukup potensial dan memberikan sumbangan
menimbulkan biaya inkremental atau biaya tambah
terhadap
berupa
kemajuan
perekonomian
masyarakat
biaya
simpan,
Biaya
penyimpanan
adalah usaha genteng. Perusahaan yang cukup
merupakan biaya untuk menyimpan sebuah barang
dikenal dan potensial adalah perusahaan genteng
dalam persediaan untuk jangka waktu tertentu,
UD. New Water Hasta Agung Jember. Produksi
biasanya satu tahun (Stevenson dan Chuong,
genteng yang cukup besar serta melakukan inovasi
2014:187). Jika kondisi kekurangan persediaan
dengan sebaran distribusi yang cukup luas meliputi
barang pada pola produksi konstan dipenuhi
sebagian
dengan subkontrak, maka perusahaan harus dapat
daerah
Jawa
Timur,
Bali
sampai
Kalimantan membuat usaha ini mempunyai potensi
menjamin
perkembangan usaha yang bagus dibandingkan
subkontrak dan memastikan harga yang sesuai
para
sebaran
harapan untuk keuntungan perusahaan. Pada
distribusinya masih mencakup daerah jember dan
kondisi dimana permintaan sedang menurun maka
sekitarnya, namun perusahaan mengalami kendala
perusahaan
pada target penjualan yang kemudian dituangkan
persediaan dan juga produk yang masih diproduksi,
dalam kebijakan pola produksi konstan dengan
karena pada prinsipnya produksi konstan akan
realisasi penjualan. Hal tersebut dapat dilihat pada
tetap berproduksi dalam jumlah yang sama
tabel berikut:
meskipun permintaan sedang mengalami kenaikan
Tabel 1.1 Selisih Target Penjualan dengan Realisasi Penjualan Tahun 2013
atau penurunan, selain itu pesanan bahan baku juga
pesaing
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
terdekatnya
Target Penjualan (Unit)
Realisasi Penjualan (Unit)
56.000 41.000 44.000 44.000 45.000 45.000 56.000 50.000 56.000 45.000 55.000 40.000
64.500 44.500 48.000 37.500 20.000 33.500 30.000 35.000 41.500 95.000 76.000 45.500
yang
Selisih antara Target dengan Realisasi Penjualan (Unit) 8500 3.500 4.000 6.500 25.000 11.500 26.000 15.000 14.500 50.000 21.000 5.500
Dari Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwasannya jumlah permintaan terjadi secara fluktuatif yang cukup tajam sedangkan untuk memenuhi permintaan, perusahaan melakukan pola produksi konstan. Jika dilihat dari segi efisiensi dampak
biaya
inkrementalnya,
pada
kondisi
permintaan melebihi jumlah persediaan maka perusahaan harus melakukan subkontrak atau lembur, sebaliknya jika permintaan menurun akan e- SOSPOL XXX
ketersediaan
menghadapi
produk
pesanan
penimbunan
dari
produk
akan terus datang yang mengharuskan perusahaan tetap mengeluarkan biaya bahan baku yang berdampak pada pengeluaran yang berkelanjutan tanpa adanya pemasukan yang sesuai, hal itu tentu akan membuat perusahaan mengalami kerugian secara lebih cepat. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka maka dapat diangkat permasalahan “Bagaimanakah penentuan pola produksi dalam upaya efisiensi biaya inkremental pada Usaha Dagang New Water Hasta Agung Jember?” Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan pola produksi yang diterapkan perusahaan serta menganalisis pola produksi
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 3
manakah yang paling efisien dalam memenuhi
Pola produksi sering didefinisikan sebagai
permintaan dan menimbulkan biaya tambah yang
distribusi dari produksi tahunan kedalam periode
paling minimum.
yang lebih kecil, misalnya bulanan atau mingguan
Manfaat Penelitian
atau unit waktu yang lainnya (Ahyari, 2002:184).
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Ada tiga alternatif kebijakan pola produksi yang
sumbangan pemikiran yang bersifat objektif dan
dapat diterapkan menurut Indriyo (2000:90), yaitu:
rasional terkait Penentuan Pola Produksi dalam
a. Pola Produksi Konstan
upaya efisiensi biaya inkremental pada Usaha
b. Pola Produksi Bergelombang
Dagang New Water Hasta Agung Jember.
c. Pola Produksi Moderat Alternatif dari pola produksi tersebut juga dikemukakan oleh Ahyari (2002:184): yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen
a. Pola Produksi Konstan
Menurut Daft (2002:8) manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara
b. Pola Produksi Bergelombang c. Pola Produksi Moderat
yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
Setiap pola produksi akan menimbulkan biaya
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
inkremental. Biaya inkremental menurut Ahyari
sumber daya organisasi.
(2002:197-200) terdiri dari: a. Tambahan Biaya Penyimpanan
Manajemen Operasi Menurut Assauri (2008:19) menyatakan bahwa
manajemen
merupakan
proses
produksi pencapaian
dan
operasi
pengutilisasian
sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa–jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan
b. Biaya Perputaran Karyawan c. Biaya-biaya Lembur d. Biaya Subkontrak e. Biaya Penurunan Kapasitas Peramalan Menurut
Indrajit
dan
Djokopranoto
sasaran organisasi.
(2003:241) bahwa peramalan (forcasting) adalah
Kapasitas Produksi
kegiatan yang berhubungan dengan meramalkan
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai
atau memproyeksikan hal-hal yang terjadi dimasa
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi
lampau ke masa depan. Pengertian lain oleh Heizer
dalam satuan waktu tertentu (Yamit, 1998:60).
dan Render (2006:136) peramalan (forcasting)
Pendapat
juga
adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan
dikemukakan oleh Handoko (1999: 297) kapasitas
kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan
adalah suatu tingkat keluaran dalam periode
dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan
tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi
menempatkannya ke masa yang akan datang
yang mungkin selama periode waktu itu.
dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga
Pola Produksi
merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif,
tentang
kapasitas
produksi
atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 4
model
matematis
yang
disesuaikan
dengan
Pola Produksi
pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
UD. New Water Hasta Agung Jember yang menerapkan pola produksi konstan mendapatkan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian
deskriptif
yang
didasarkan
pada
paradigma kualitatif. Metode deskriptif menurut Sugiyono
(2013:21)
digunakan
untuk
adalah
metode
menggambarkan
yang atau
menganalisis suatu hasil penelitian tapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Ahli lain Moleong, (2013:6) memberikan pendapat tentang metode kualitatif :
kemudahan secara teknis antara lain seperti kemudahan pengelolaan tenaga kerja, peralatan produksi
lebih
awet,
penentuan
serta
cara
mendapatkan bahan baku lebih mudah, serta transaksi keuangan yang lebih teratur. Kemudahan pengelolaan tenaga kerja pada produksi konstan yang diterapkan perusahaan antara lain karena produksi yang tetap sehingga jam kerja juga akan tetap dan karena tidak terdapat lembur maka penambahan tenaga kerja tidak akan diperlukan begitu juga sebaliknya karena tidak mengalami
“Metodologi kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”. Peneliti melakukan penentuan informan
penurunan produksi maka pengurangan tenaga
dengan menggunakan teknik purposive sampling
dialokasikan pada setiap jumlah produksi tiap
untuk mendapatkan kriteria yang dianggap sesuai
harinya adalah sama yang berarti perusahaan tidak
dan mampu memberikan informasi yang ingin
akan mengalami kesulitan dalam membagi bahan
diketahui peneliti. Proses pengumpulan data berupa
baku sehingga
wawancara, observasi, dokumentasi kepada obyek
pembagian bahan baku untuk diproses menjadi
penelitian. Tahap analisis data menggunakan
prosuk
analisis domain dan taksonomi yang berguna untuk
Kemudahan lainnya yaitu terkait pengaturan
memilah-milah dan memfokuskan data yang
keuangan, pada perusahaan yang relatif kecil atau
dibutuhkan.
menengah pengaturan keuangan terkadang menjadi
PEMBAHASAN e- SOSPOL XXX
kerja juga tidak terjadi, oleh karena itu karyawan produksi secara tidak langsung akan merasa tenang dalam
bekerja
sebab
tidak
terganggu
oleh
pemberhentian atau penambahan jam kerja lembur sewaktu-waktu, dan bagi peusahaan juga tidak perlu mengatur jam kerja tambahan dan pengaturan upah lembur. Faktor penunjang lain yang cukup penting dalam kegiatan poduksi adalah kemudahan pengaturan bahan baku, pada pola produksi konstan alokasi kebutuhan bahan baku untuk
setiap
tidak perlu memperhitungkan harinya
dalam
satu
periode.
salah satu kendala yang cukup serius, sehingga perlu pengaturan keuangan yang baik. Pada pola
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 5
produksi
konstan
yang
distribusi
jumlah
cermat maka kendala-kendala seperti cuaca dapat
produksinya relatif tetap memungkinkan segala
lebih
bentuk kebutuhan produksi akan lebih mudah
produksi untuk menyesuaikan dengan kondisi
karena pengaturan arus keuangan akan relatif stabil
cuaca yang terjadi. Kelemahan poal produksi
yang membuat alokasi keuangan dan penganggaran
bergelombang adalah pada industri kecil dan
produksi juga akan lebih mudah. Kekurangan
menengah cukup sulit diterapkan, jika perusahaan
akibat pola produksi konstan oleh perusahaan
menerapkan pola produksi bergelombang maka
antara lain jika permintaan mengalami penurunan
perusahaan harus cermat memperhitungkan jumlah
cukup lama dan besar pada beberapa periode dapat
produksi yang dibuat berdasarkan peramalan
menumpuk persediaan produk jadi, sebaliknya jika
permintaan,
permintaan mengalami kenaikan cukup panjang
perencanaan
dan
dapat
diimplementasikan pada kegiatan produksi yang
menghilangkan potensi pendapatan yang lebih
penyesuaiannya harus secara menyeluruh mulai
besar untuk perusahaan. Selain itu meskipun biaya
dari pengaturan jam kerja, lembur, arus keuangan
tambah memang menjadi salah satu tolak ukur
sampai pada kebutuhan dasar yaitu pemesanan
efisiensi dalam pola produksi, namun faktor lain
bahan baku. Pemesanan bahan baku pada pola
yang penting dipetimbangkan adalah faktor yang
produksi
menjadi
dalam
perusahaan dapat secara tepat dan cermat dari sisi
pelaksanaan kegiatan produksi seperti faktor cuaca,
waktu dan kuantitas bahan baku karena akan
kemudahan
sangat
besar
pada
beberapa
penunjang
ataupun
mendapatkan
periode
kendala
bahan
baku,
serta
diminimalisir
dan
dengan
fluktuasi
dari
hasil
produksi
yang
bergelombang
berpengaruh
pada
juga
jumlah
peramalan dibuat
atu maka
mengharuskan
kelancaran
proses
pemakaian mesin produksi, sehingga pandangan
produksi, jika dalam kebutuhan bahan baku terjadi
efisiensi tidak hanya dilihat dari sudut pandang
kekacauan maka kegiatan produksi akan terganggu
biaya inkremental atau biaya tambah saja tetapi
secara keseluruhan dan ini akan berakibat fatal.
juga dari kemudahan faktor penunjang produksi
Dan perusahaan memang pernah menerapkan pola
lainnya.
produksi bergelombang yang hasilnya kurang
Pola
memiliki
memuaskan karena arus keuangan tidak berjalan
beberapa kelebihan salah satunya yaitu minimnya
baik akibat sulitnya perencanaan produksi dan
biaya
adanya
berakibat pada ketidakstabilan persediaan produk
penyimpanan, memang pada produksi genteng
karena penjualan tidak dapat dipenuhi dengan baik.
tersebut
produksi
simpan
serta
perusahaan
bergelombang risiko tidak
akibat
menyewa
gudang
Pada
pola
produksi
moderat
yang
ataupun pengawas untuk penyimpanan sehingga
merupakan perpaduan antara pola produksi konstan
perusahaan tidak memperhitungkan biaya simpan,
dengan bergelombang memiliki kelebihan dan
meskipun begitu biaya simpan tetap menjadi unsur
kekurangan diantara kedua pola produksi tersebut,
penting yang dapat dihitung dari estimasi tehadap
tetapi yang harus dicermati adalah ketika fluktuasi
biaya produksi. Kemudian kelebihan lainnya
penjualan tidak terbaca dengan baik maka biaya
adalah jika fluktuasi penjualan dapat dibaca secara
inkremental yang ditimbulkan dapat lebih besar
e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 6
dari kedua pola produksi lainnya. Pola produksi
perusahaan, dan penerapannya adalah dimualai dari
moderat memang dapat diterapkan pada usaha
analisa terhadap biaya inkremental, jika dianggap
menengah seperti perusahaan UD. New Water
biaya inkremental pola produksi moderat dianggap
Hasta Agung Jember, karena perusahaan sudah
yang
menerapkan
target
dengan
diimplementasikan pada kegiatan produksi dengan
perencanaan
produksi
dilakukan,
harapan potensi pendapatan dapat ditangkap dan
penyesuaiannya
jika
atau
perhitungan
yang akan
telah
menerapkan
pola
produksi moderat adalah jika pada pola produksi
paling
minimum
maka
bisa
permintaan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Perhitungan Biaya Inkremental
konstan perusahaan hanya memproduksi dengan
Kapasitas mesin manual yang ada pada
besaran jumlah yang sama setiap periode yang
perusahaan, perhitungannya sebagai berikut:
berarti memudahkan perusahaan karena tidak
Mesin pencetak genteng mampu berproduksi 60
membutuhkan perhitungan jumlah produksi maka
unit / jam
pada pola produksi moderat perusahaan harus
Jumlah jam kerja 6,5 jam x 24 hari = 156 jam
memperhitungkan kenaikan jumlah produksi pada
Kapasitas normal 60 unit x 156 jam = 9360 unit/
periode tertentu, yang juga berarti juga akan ada
bulan
penyesuaian terhadap besar kecilnya pemesanan
Lembur 2x24 = 48 jam x 60 unit = 2880 unit/ bulan
bahan baku, selain itu jika pola produksi konstan
Kapasitas maksimal mesin = 12.240 unit/ bulan
tidak terdapat lembur, maka pada pola produksi
Perhitungan
tersebut
berguna
untuk
moderat akan ada kerja lembur namun kenaikan
mengetahui bagaimana pemanfaatan kapasitas
produksi saat dikerjakan dengan kerja lembur tidak
mesin produksi yang dilakukan oleh perusahaan,
terlalu besar sehingga masih dapat dikerjakan
peneliti menggunakan perhitungan tersebut untuk
karyawan produksi dengan baik, juga akan
analisis lebih lanjut dalam kaitannya mengenai
menambah penghasilan bagi mereka, jadi bisa
pola produksi. Sebelum memperhitungkan besaran
diambil gambaran bahwa penyesuaian tersebut
biaya produksi maka perlu untuk menghitung
tidak serumit pola produksi bergelombang yang
jumlah hari kerja efektif karyawan sebagai data
harus setiap periode memperhitungkan fluktuasi
tambahan dalam perhitungan biaya produksi, hari
jumlah produksi, pada pola produksi moderat
kerja efektif perusahaan yaitu:
kenaikan
1 tahun
365 hari
beberapa periode saja yang dianggap memiliki
Hari minggu dalam 1 tahun
52 hari
potensi kenaikan permintaan, selain itu kendala
Estimasi hari libur dalam 1 tahun
25 hari
cuaca juga dapat disiasati dengan fluktuasi
Hari kerja efektif
288 hari
produksi meskipun tidak terlalu tajam namun hal
Jam kerja efektif rata-rata perbulan 288:12 = 24
itu cukup dapat membantu penyesuaian pada faktor
hari
produksi
hanya
disesuaikan
pada
cuaca, jadi penyesuaian dari pola produksi konstan
Jadi Hari kerja efektif rata-rata perbulan
ke pola produksi moderat tidak terlalu rumit,
dalam setahun kerja yaitu selama 24 hari, setelah
sehinga masih dimungkinkan untuk bisa diterapkan
perhitungan hari kerja efektif maka selanjutnya
e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 7
yaitu perhitungan biaya produksi, biaya produksi
BOP
Rp 61
untuk produk genteng yaitu:
Jumlah
Rp 563
a. Biaya bahan baku
Setelah mengetahui biaya produksi per
Pembelian bahan baku sebesar Rp 300.000
unit maka selanjutnya yaitu memperhitungkan
menghasilkan produk genteng sebesar 11.500
biaya inkremental atau biaya tambah, biaya tambah
unit, biaya bahan baku per unit adalah Rp
meliputi:
300.000 : 11.500 = 26,08 dibulatkan menjadi
a. Biaya simpan
26 rupiah.
Persediaan akhir rata rata produk sejumlah
b. Biaya tenaga kerja langsung
193.208 unit (diambil dari data tahun 2014), jadi
Biaya tenaga kerja langsung per unit adalah
persediaan perbulan yaitu 193.208: 12 = 16.100,6
Rp 1.500.000 + Rp 2.000.000 + Rp 2.200.000
dibulatkan menjadi 16.101. Biaya persediaan rata-
+ Rp 2.000.000 = Rp 7.700.000.
rata yaitu 16.101 x biaya produksi per unit sebesar
Rp 7.700.000 : 46.000 unit = 167,3 dibulatkan
Rp 563 = 9.064.863.
167. Upah tenaga kerja untuk per unit genteng
Diasumsikan prosentase terhadap biaya
adalah Rp 300.
persediaan sebesar 20%, jadi 20% x 9.064.863
Jadi Rp 167 + Rp 300 = Rp 467.
=1.812.972,6 dibulatkan menjadi Rp 1.812.973
c. Biaya bahan penolong
(simpan per tahun).
Biaya bahan penolong berupa pasir yaitu
Biaya simpan perbulan untuk per unit
Rp 100.000 untuk 11.500 unit genteng, maka
adalah Rp 1.812.973 : 16.101 unit = 112.6
Rp 100.000 : 11.500 = 8,6 dibulatkan Rp 9.
dibulatkan menjadi Rp113. Sehingga biaya simpan
d. Biaya overhead pabrik
per unit setiap bulannya adalah 113 : 12 bulan= 9.4
Bop terdiri dari:
dibulatkan menjadi Rp 9 per unit.
Perawatan pabrik
Rp 5.000.000
Solar
Rp 5.760.000
Listrik
Rp 4.512.000
Penyusutan pabrik
Rp 4.000.000
Tenaga kerja tidak langsung
Rp 50.000 x
Jumlah
Rp
Tidak ada. c. Biaya lembur Besaran untuk biaya lembur yaitu Rp 350/unit. d. Biaya subkontrak
288 hari =
Biaya subkontrak Rp 200/unit. Ketentuan
Rp14.400.000
subkontrak adalah jika perusahaan kekurangan
33.672.000
produk untuk memenuhi permintaan diatas
Biaya per unit adalah Rp 33.672.000 : 552.000 = Rp 61
14.400 unit. e. Biaya penurunan kapasitas
Jumlah biaya produksi per unit adalah sbb: Bahan baku
Rp 26
Tenaga kerja langsung
Rp 467
Bahan Penolong
Rp 9
e- SOSPOL XXX
b. Biaya perputaran tenaga kerja
Tidak ada.
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 8 Tabel 1.2 Kapasitas dan Biaya Tambah
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan
Tahun 2013-2015
hasil berjumlah Rp 14.113.000 selama tahun 2013.
Keterangan Kapasitas normal mesin produksi Kapasitas maksimal mesin produksi Inkremental: Biaya perputaran tenaga kerja Biaya simpan Biaya lembur Subkontrak Penurunan kapasitas
Jumlah 9.360
Biaya
Alternatif kedua yaitu dengan pola produksi bergelombang,
12.240
berikut
tabel
produksi
bergelombang tahun 2013: Tabel 1.4 Pola Produksi Bergelombang dalam Satuan Triwulan Tahun 2013
9/unit 350/unit 200/unit -
Perusahaan menghendaki persediaan awal produk jadi adalah sebesar 20.000 unit dengan perputaran persediaan selama setahun adalah 52 kali, jumlah produksi normal setiap bulannya
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 8.936 12.872 13.808 12.411 10.014 7.616 3.552 5.488 1.424 3.091 -5.242
Produksi 44.936 44.936 44.936 42.603 42.603 42.602 51.936 51.936 51.936 46.667 46.667 46.666
Penjualan
Persediaan Akhir 8.936 12.872 13.808 12.411 10.014 7.616 3.552 5.488 1.424 3.091 -5.242 1.424
56.000 41.000 44.000 44.000 45.000 45.000 56.000 50.000 56.000 45.000 55.000 40.000
sebesar 46.800 unit yang dihasilkan dari 5 unit
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada
mesin pencetak manual. Berikut tabel produksi
pola produksi bergelombang tahun 2013 yaitu
konstan tahun 2013:
biaya simpan, lembur dan biaya subkontrak.
Tabel 1.3 Pola Produksi Konstan dalam Satuan Bulanan Tahun 2013 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 8.869 12.738 13.606 14.475 14.344 14.212 3.081 -2.050 -13.182 -13.313 -23.444
Produksi
Penjualan
44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869 44.869
56.000 41.000 44.000 44.000 45.000 45.000 56.000 50.000 56.000 45.000 55.000 40.000
Persediaan Akhir 8.869 12.738 13.606 14.475 14.344 14.212 3.081 -2.050 -13.182 -13.313 -23.444 -18.576
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi kontan tahun 2013 yaitu biaya simpan dan subkontrak karena dalam produksi konstan tidak terdapat lembur. Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi konstan tahun 2013 bisa diketahui dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 721.925 selama tahun 2013. Biaya subkontrak pada pola produksi konstan
tahun
2013
diperoleh
dari
minus
persediaan produk jadi yang dikalikan dengan e- SOSPOL XXX
Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi bergelombang tahun 2013 bisa diketahui dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 725.706 selama tahun 2013. Biaya lembur yang ditimbulkan oleh pola produksi bergelombang tahun 2013 bisa diketahui dari kenaikan produksi per unit dikalikan dengan upah lembur, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 5.392.800 selama tahun 2013. Biaya
subkontrak
pada
pola
produksi
bergelombang tahun 2013 diperoleh dari minus persediaan produk jadi yang dikalikan dengan biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 1.048.400 selama tahun 2013. Alternatif ketiga yaitu pola produksi moderat, berikut tabel produksi moderat tahun 2013:
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 9 Tabel 1.5 Pola Produksi Moderat dalam Satuan Bulanan Tahun 2013 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 8.936 12.872 13.808 14.744 14.680 14.616 6.751 4.886 -2.980 155 -6.712
Produksi
Penjualan
44.936 44.936 44.936 44.936 44.936 44.936 48.135 48.135 48.134 48.135 48.135 48.134
56.000 41.000 44.000 44.000 45.000 45.000 56.000 50.000 56.000 45.000 55.000 40.000
Persediaan Akhir 8.936 12.872 13.808 14.744 14.680 14.616 6.751 4.886 -2.980 155 -6.712 1.424
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi moderat tahun 2013 yaitu biaya
hasil yang lebih akurat. Berikut tabel produksi konstan tahun 2014: Tabel 1.7 Pola Produksi Konstan dalam Satuan Bulanan Tahun 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
simpan, lembur dan biaya subkontrak.
Persediaan Awal 20.000 14.436 18.872 15.308 23.744 31.780 38.216 25.052 19.488 5.924 2.360 -3.204
Produksi
Penjualan
44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436 44.436
50.000 40.000 48.000 36.000 36.400 38.000 57.600 50.000 58.000 48.000 50.000 40.000
Persediaan Akhir 14.436 18.872 15.308 23.744 31.780 38.216 25.052 19.488 5.924 2.360 -3.204 1.232
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada
Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola
pola produksi kontan tahun 2014 yaitu biaya
produksi moderat tahun 2013 bisa diketahui dari
simpan dan subkontrak karena dalam produksi
persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan
konstan tidak terdapat lembur.
setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 835.830 selama tahun 2013.
Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi konstan tahun 2014 bisa diketahui dari
Biaya lembur yang ditimbulkan oleh pola
persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan
produksi moderat tahun 2013 bisa diketahui dari
setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah
kenaikan produksi per unit dikalikan dengan upah
Rp 1.767.708 selama tahun 2014.
lembur, dan didapatkan hasil berjumlah Rp
Biaya subkontrak pada pola produksi
2.802.800 selama tahun 2013.
konstan
Biaya subkontrak pada pola produksi moderat
persediaan produk jadi yang dikalikan dengan
tahun 2013 diperoleh dari minus persediaan produk
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan
jadi yang dikalikan dengan biaya subontrak per
hasil berjumlah Rp 640.800 selama tahun 2014.
periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp
tahun
2014
diperoleh
dari
minus
Alternatif kedua yang diperhitungkan
1.938.400 selama tahun 2013.
adalah pola produksi bergelombang, berikut tabel
Hasil perhitungan biaya inkremental tahun 2013
produksi bergelombang tahun 2014:
untuk setiap pola produksi yaitu: Tabel 1.6 Hasil Perhitungan Biaya Inkremental Tahun 2013 Biaya Tambah
Pola Produksi Konstan
Pola Produksi Bergelombang
Biaya Simpan Biaya Lembur Biaya Subkontrak Total
721.925 14.113.000
725.706 5.392.800 1.048.400
Pola Produksi Moderat 835.830 2.802.800 1.938.400
7.166.906
5.577.030
14.834.925
Selanjutnya
yaitu
perhitungan
biaya
inkremental tahun 2014, hal ini agar didapatkan e- SOSPOL XXX
Tabel 1.8 Pola Produksi Bergelombang dalam Satuan Bulanan Tahun 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 13.915 17.830 13.744 12.459 10.744 7.488 3.003 6.118 1.232 -768 -4.768
Produksi 43.915 43.915 43.914 34.715 34.715 34.714 53.115 53.115 53.114 46.000 46.000 46.000
Penjualan 50.000 40.000 48.000 36.000 36.400 38.000 57.600 50.000 58.000 48.000 50.000 40.000
Persediaan Akhir 13.915 17.830 13.744 12.459 10.744 7.488 3.003 6.118 1.232 -768 -4.768 1.232
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 10
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi bergelombang tahun 2014 yaitu
setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 1.366.434 selama tahun 2014.
biaya simpan, lembur dan biaya subkontrak.
Biaya subkontrak pada pola produksi
Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola
konstan
tahun
2014
diperoleh
dari
minus
produksi bergelombang tahun 2014 bisa diketahui
persediaan produk jadi yang dikalikan dengan
dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan
simpan setiap periodenya, dan didapatkan hasil
hasil berjumlah Rp 1.107.200 selama tahun 2014.
berjumlah Rp 789.885 selama tahun 2014.
Hasil perhitungan biaya inkremental tahun
Biaya lembur yang ditimbulkan oleh pola
2014 akan dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 1.10 Hasil Perhitungan Biaya Inkremental Tahun 2014
produksi bergelombang tahun 2013 bisa diketahui dari kenaikan produksi per unit dikalikan dengan
Biaya Tambah
upah lembur, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 6.630.750 selama tahun 2014. Biaya
subkontrak
pada
pola
produksi
bergelombang tahun 2014 diperoleh dari minus persediaan produk jadi yang dikalikan dengan biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 1.107.200 selama tahun 2014. Alternatif selanjutnya yaitu dengan pola produksi moderat, berikut tabel pola produksi moderat tahun
Biaya Simpan Biaya Lembur Biaya Subkontrak Total
inkremental
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 13.915 17.830 13.744 19.574 25.003 28.832 17.232 13.232 1.232 -768 -4.768
Produksi 43.915 43.915 43.914 41.830 41.829 41.829 46.000 46.000 46.000 46.000 46.000 46.000
Penjualan 50.000 40.000 48.000 36.000 36.400 38.000 57.600 50.000 58.000 48.000 50.000 40.000
Persediaan Akhir 13.915 17.830 13.744 19.574 25.003 28.832 17.232 13.232 1.232 -768 -4.768 1.232
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi moderat tahun 2014 yaitu biaya simpan dan subkontrak. Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi konstan tahun 2014 bisa diketahui dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan
789.885 6.630.750 1.107.200
Pola Produksi Moderat 1.366.434 1.107.200
2.408.508
8.527.835
2.473.634
memperhitungkan
biaya
pada tahun 2013 dan 2014, maka
penulis meramalkan permintaan tahun 2015 untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan sesuai, berikut hasil peramalan setiap pola produksi tahun 2015. Pola
Bulan
Pola Produksi Bergelombang
Setelah
2014: Tabel 1.9 Pola Produksi Moderat dalam Satuan Bulanan Tahun 2014
Pola Produksi Konstan 1.767.708 640.800
produksi
konstan
tahun
2015
dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.11 Pola Produksi Konstan dalam Satuan Bulanan Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 15.256 18.975 19.060 24.160 28.753 32.840 23.404 18.475 5.588 3.006 -3.579
Produksi 44.982 44.981 44.981 44.982 44.981 44.981 44.982 44.981 44.981 44.982 44.981 44.981
Penjualan 49.726 41.262 44.896 39.882 40.388 40.894 54.418 49.910 57.868 47.564 51.566 39.928
Persediaan Akhir 15.256 18.975 19.060 24.160 28.753 32.840 23.404 18.475 5.588 3.006 -3.579 1.474
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi kontan tahun 2015 yaitu biaya simpan dan subkontrak karena dalam produksi konstan tidak terdapat lembur. Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi konstan tahun 2015 bisa diketahui dari
e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 11
persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan
setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah
hasil berjumlah Rp 990.400 selama tahun 2015.
Rp 1.718.819 selama tahun 2015.
Alternatif selanjutnya yaitu pola produksi moderat,
Biaya subkontrak pada pola produksi konstan
tahun
2015
diperoleh
dari
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 715.800 selama tahun 2015. kedua
yaitu
pola
produksi
bergelombang, tabel produksi bergelombang tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 1.12 Pola Produksi Bergelombang dalam Satuan Bulanan Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Persediaan Awal 20.000 13.510 15.484 13.824 12.272 10.213 7.648 5.237 7.334 1.472 261 -4.952
Produksi
Penjualan
43.236 43.236 43.236 38.330 38.329 38.329 52.007 52.007 52.006 46.353 46.353 46.352
49.726 41.262 44.896 39.882 40.388 40.894 54.418 49.910 57.868 47.564 51.566 39.928
Tabel 1.13 Pola Produksi Moderat dalam Satuan Bulanan Tahun 2015
minus
persediaan produk jadi yang dikalikan dengan
Altrnatif
berikut tabel produksi moderat tahun 2015:
Persediaan Akhir 3.510 5.484 3.824 2.272 10.213 7.648 5.237 7.334 1.472 261 -4.952 1.472
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi bergelombang tahun 2015 yaitu biaya simpan, lembur dan biaya subkontrak.
Bulan
Persediaan Awal 20.000 13.510 15.484 13.824 17.178 20.026 22.368 14.677 11.493 351 -468 -5.326
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Produksi 43.915 43.915 43.914 41.830 41.829 41.829 46.000 46.000 46.000 46.000 46.000 46.000
Penjualan 50.000 40.000 48.000 36.000 36.400 38.000 57.600 50.000 58.000 48.000 50.000 40.000
Persediaan Akhir 13.510 15.484 13.824 17.178 20.026 22.368 14.677 11.493 351 -468 -5.326 1.472
Biaya inkremental yang ditimbulkan pada pola produksi moderat tahun 2015 yaitu biaya simpan dan subkontrak. Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola produksi konstan tahun 2015 bisa diketahui dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya simpan setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 1.173.447 selama tahun 2015. Biaya subkontrak pada pola produksi konstan
tahun
2015
diperoleh
dari
minus
Biaya simpan yang ditimbulkan dari pola
persediaan produk jadi yang dikalikan dengan
produksi bergelombang tahun 2015 bisa diketahui
biaya subontrak per periodenya, dan didapatkan
dari persediaan akhir dikalikan dengan biaya
hasil berjumlah Rp 1.162.400 selama tahun 2015.
simpan setiap periodenya, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 798.543 selama tahun 2015. Biaya lembur yang ditimbulkan oleh pola
Hasil keseluruhan biaya inkremental pada setiap pola produksi pada tahun 2015 dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 1.14 Hasil Perhitungan Biaya Inkremental Tahun 2015
produksi bergelombang tahun 2015 bisa diketahui dari kenaikan produksi per unit dikalikan dengan
Biaya Tambah
upah lembur, dan didapatkan hasil berjumlah Rp 5.467.350 selama tahun 2015. Biaya subkontrak pada pola produksi bergelombang tahun 2015 diperoleh dari minus persediaan produk jadi yang dikalikan dengan
Biaya Simpan Biaya Lembur Biaya Subkontrak Total
Pola Produksi Konstan 1.718.819 715.800
Pola Produksi Bergelombang 798.543 5.467.350 990.400
Pola Produksi Moderat 1.173.447 1.162.400
2.434.619
7.256.293
2.335.847
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015, biaya yang paling minimum diperoleh dari pola produksi moderat.
e- SOSPOL XXX
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 12
Pola produksi
konstan yang diterapkan
PENUTUP
perusahaan jika ditinjau dari segi teknis maka bisa
Kesimpulan
dikatakan semuanya dapat diatur dengan relatif
Perusahaan konstan
sebagai
menerapkan strategi
pola
dalam
produksi
mudah seperti pemakaian mesin produksi yang
memenuhi
teratur yang akan berdampak pada daya tahan
permintaan berdasar pengamatan dan pengalaman
mesin
pemilik selama menjalankan usahanya, meskipun
meminimalisir perawatan, selain itu kemudahan
secara teoritis perusahaan tidak mengenal teori
lainnya tercermin dari kegiatan produksi yang
tentang pola produksi namun dalam faktanya
selama ini minim mengalami hambatan teknis, dari
terlihat dari alokasi jumlah produksi yang sama
segi pengaturan jam kerja juga lebih mudah karena
atau
relatif
lebih
tahan
lama
sehingga
setiap
periodenya
dapat
pada pola produksi konstan tidak mengenal adanya
bahwasannya
perusahaan
telah
lembur maka perusahaan tidak perlu mengatur jam
menerapkan pola produksi konstan, hal itu
kerja lembur dan persiapan alat produksinya, juga
dianggap strategi terbaik oleh perusahaan karena
dari
beberapa pertimbangan seperti perawatan mesin,
menganggarkan upah lembur, konsekuensinya
kemudahan
adalah
disimpulkan
sama
yang
mendapatkan
bahan
baku
serta
pengaturan jam kerja dan keuangan.
Biaya Simpan Biaya Lembur Biaya Subkontrak Total
keuangan
jika
perusahaan
permintaan
tidak
meningkat
perlu dengan
persediaan yang tidak mencukupi maka dilakukan
Tabel 1.15 Akumulasi Biaya Tambah Tahun 2013 - 2015 Biaya Tambah
segi
Pola Produksi Konstan 4.208.452 15.469.600
Pola Produksi Bergelombang 2.314.134 17.490.900 3.146.506
Pola Produksi Moderat 3.375.711 2.802.800 4.208.000
19.678.052
22.951.540
10.386.511
pemesanan dari perusahaan lain atau subkontrak, kekurangan jika melakukan subkontrak adalah perusahaan harus mampu menjamin ketersediaan perusahaan yang dipesan, jika pesanan tidak terpenuhi akan merugikan perusahaan, selain itu
Pada tabel 1.15 tersebut menggambarkan
perusahaan harus dapat menegosiasikan patokan
bahwasannya dalam kurun waktu tiga tahun, selisih
harga yang paling minimum agar keuntungan yang
yang ditimbulkan cukup besar jika dilihat dari pola
diperoleh dapat lebih besar daripada melakukan
produksi
biaya
kerja lebur, jika hal tersebut tidak dilakukan maka
inkrementalnya yaitu pola produksi moderat, jadi
potensi keuntungan yang lebih besar akan terlepas.
perusahaan harus membaca kondisi perencanaan
kendala lain yang sulit diprediksikan yaitu kondisi
tidak hanya dalam jangka pendek saja tapi juga
cuaca yang kurang baik, karena produk genteng
jangka menengah dan jangka panjang. Selain
merupakan produk yang membutuhkan terik
pertimbangan biaya inkremental, faktor lain yang
matahari sebagai pengeringan sebelum tahap
penting diperhatikan yaitu faktor teknis sebagai
pembakaran, dan kuantitas penjemuran tersebut
penunjang kelancaran kegiatan produksi, seperti
juga akan mempengaruhi kualitas produk yaitu dari
pengaturan tenaga kerja, pengaturan alokasi bahan
segi kekuatan atau daya tahan produk saat proses
baku, serta arus transaksi keuangan.
pembakaran, seingga jika proses pengeringan tidak
yang
e- SOSPOL XXX
paling
minimum
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 13
dilakukan dengan baik maka dikhawatirkan pada
kondisi mesin, sehingga perlu perawatan yang
saat proses pembakaran akan terdapat banyak
lebih agar alat produksi dapat dipakai dengan
produk rusak yang dapat mengganggu stabilitas
lancar. Jadi secara umum jika perusahaan mampu
pola produksi konstan. Kendala tersebut dihadapi
membaca fluktuasi pasar dengan baik dan mampu
perusahaan dengan cara mengeringkan ditempat
mengatur faktor penunjang produksi dengan baik
rak pengering, jadi ketika kondisi cuaca sedang
akan berdampak sangat baik bagi perusahaan,
tidak mendukung maka alternatifnya dengan
namun
menggunakan
rak
perencanaan dan implementasi dengan baik akan
pengeringan, tetapi alernatif tersebut membuat
berdampak pada buruknya kinerja perusahaan
proses sebelum pembakaran maupun pembakaran
secara umum.
menjadi
bantuan
lebih
angin
lama
melalui
perusahaan
tidak
melukakan
mendapatkan
Pola produksi moderat yang merupakan
kematangan produk genteng yang sesuai harapan,
perpaduan antara pola produksi konstan dan
jika pembakaran dilakukan lebih lama maka akan
bergelombang
membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak, oleh
mengatasi kondisi pasar dimana permintaan terjadi
karena itu persediaan bahan bakar perlu ditambah
tidak terlalu tajam fluktuasinya atau terdapat
untuk menghadapi kondisi cuaca yang kurang baik.
kenaikan pada periode tertentu yang sudah dapat
Jadi bisa dikatakan bahwa selain perhitungan biaya
diprediksikan,
incremental, kendala pola produksi konstan adalah
konstan akan terjadi kondisi dimana tidak aka nada
faktor cuaca yang kurang baik yang dapat
kerja lembur bagi karyawan dan kondisi ada
mengganggu stabilitas jumlah produksi dan juga
pekerjaan lembur karena adanya fluktuasi yang
penambahan biaya bahan bakar untuk proses
tidak terlalu tajam, maka dari itu bisa dikatakan
pembakaran
bahwa pengaturan jam kerja karyawan relatif lebih
produk
untuk
jika
genteng
yang
kurang
mendapatkan terik matahari.
pada
dasarnya
sehingga
pada
adalah
pola
untuk
produksi
mudah karena pekerjaan lembur terjadi pada
Pola produksi bergelombang dari segi
periode tertentu yang sudah ditetapkan pada
teknis memang lebih rumit dikarenakan perlu
perencanaan dan tidak terlalu besar jumlahnya,
penyesuaian
tajam
sehingga tidak menjadi beban pada karyawan
terhadap permintaan, sehingga perusahaan harus
produksi. Dari segi pemenuhan bahan baku karena
memperhitungkan secara tepat kebutuhan bahan
kenaikan
baku dan memastikan dapat terpenuhi. Selain itu
kemungkina pemenuhan bahan baku masih mudah
perusahaan harus mengatur jam kerja lembur
sehingga tidak menghambat kegiatan produksi,
karyawan akibat kenaikan produksinya yang
selain itu jika dilihat dari faktor keuangan maka
berarti kondisi tersebut akan mempengaruhi arus
perusahaan
keuangan
untukmengimplementasikannya,
terhadap
perusahaan,
fluktuasi
selain
yang
itu
dari
segi
produksinya
kemampuan
tajam
masih hal
maka
mampu itu
perusahaan
dapat
pemakaian alat produksi maka pemakaiannya juga
dilihat
berfluktuasi yang berdampak pada daya tahan atau
mencoba merencanakan target juga dari sisi
e- SOSPOL XXX
dari
juga
tidak
dalam
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 14
anggaran, karena mendekati pola produksi konstan
juga
maka kemudahan dalam pengaturan keuangan juga
mendapatkan
masih terbilang mudah.
pengaturan keuangan dan jam kerja
Saran
karyawan yang relatif hampir sama Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan
kemudahan bahan
baku,
yang
dengan
pola
produksi
konstan,
dilakukan oleh peneliti pada Usaha Dagang “New
karena
pola
produksi
moderat
Water Hasta Agung Jember” sebagai masukan dan
merupakan perpaduan pola produksi
bahan pertimbangan untuk efisiensi terkait pola
konstan
produksi maka:
bergelombang,
1. Perusahaan
seharusnya
melakukan
mulai
peramalan
menggunakan
dengan
perhitungan
dan
pola juga
produksi pada
produksi moderat terdapat lembur akibat
kenaikan
produksi
pada
yang sederhana.
meskipun
tidak
kenaikan
produksinya
produksi
diterapkan
perusahaan
perhitungan ternyata
konstan
biaya masih
yang
pada
periode yang dianggap berpotensi
matematis meskipun dalam bentuk 2. Pola
pola
kenaikan
permintaan, terlalu
besar namun
berdasar
karena hal itulah yang membuat
inkremental
karyawan memperoleh tambahan
tinggi
pendapatan dengan pekerjaan yang
produksi
tidak terlalu berat serta pengaturan
dapat
jam lemburnya pun sudah diketahui
disimpulkan pola produksi moderat
dengan pasti, jadi pola produksi
merupakan
yang
moderat
biaya
untuk diterapkan perusahaan.
dibandingkan
pola
moderat,
paling
lebih
sehingga pola
efisien
produksi dari
segi
sangat
memungkinkan
inkremental (incremental cost). Jadi pola
produksi
diterapkan
moderat dengan
dapat catatan
permintaan tidak terjadi fluktuasi yang terlalu tajam yang dapat membuat biaya
tambah bahkan
lebih besar dari pola produksi konstan atau bergelombang, disisi lain dengan pola produksi moderat penggunaaan
mesin
juga
tidak
terlalu terganggu karena selisih jumlah produksi tidak tajam, begitu e- SOSPOL XXX
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi . Edisi empat. Jogjakarta: BPFE. Assauri, Sofjan.2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia. Daft, R. 2002. Manajemen. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Handoko, T. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.. Yogyakarta: BPFE.
Muqorobin, et al, 2015.,Penentuan Pola Produksi Dalam Upaya Efisiensi Biaya Inkremental Pada.... 15
Heizer, J dan Render, B. 2006. Operations Managament. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Indrajit, R dan Djokopranoto, R, (2003), Manajemen Persediaan, PT Gramedia Widiasaranan Indonesia, Jakarta. Indriyo, Gitosudarmo. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Moleong, Lexy. J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
e- SOSPOL XXX
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2013. memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta. Stevenson, W dan. Chuong, S. 2014. Manajemen Operasi Perspektif Asia. Jakarta: Salemba Empat. Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta. PT. Surya Sarana Utama.