Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT Yudo Haryo Kusumo1), Nurhadi Siswanto2), Bobby Oedy P. Soepangkat3) 1) Manajemen Industri, MMT ITS, Indonesia, e-mail:
[email protected] 2)Manajemen Industri, MMT ITS, Indonesia, e-mail:
[email protected] 3)Manajemen Industri, MMT ITS, Indonesia, e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Area pemuatan truk kontainer di PT. CM memiliki 8 buah dok dan 2 buah forklift. Kegiatan dalam proses pemuatan barang ke dalam truk kontainer (TK) meliputi pemberhentian TK di area pemuatan, pembukaan pintu kontainer oleh supir TK, pembersihan terhadap kontainer oleh supir TK, pemeriksaan terhadap kondisi TK, pengambilan foto terhadap kontainer, pengambilan produk untuk dimasukkan ke dalam kontainer dengan forklift, penataan produk didalam kontainer oleh 1 grup buruh angkat, pemeriksaan akhir sebelum kontainer ditutup, penutupan TK dan penyegelan terhadap kontainer. Banyaknya permintaan produk oleh konsumen serta minimnya jumlah forklift yang dimiliki menyebabkan terjadinya peningkatan waktu pemuatan barang (loading time) di area pemuatan. Peningkatan waktu pemuatan barang mengakibatkan biaya lembur dan biaya pinalti juga semakin meningkat. Untuk mengatasi meningkatnya waktu pemuatan barang tersebut, maka dilakukan penentuan jumlah forklift dengan menggunakan metode simulasi diskrit dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengumpulkan data dari proses pemuatan yang telah dijelaskan diatas; (2) membuat model diagram alir simulasi proses pemuatan pada kondisi eksisting; (3) melakukan proses simulasi pada kondisi eksisting; (4) melakukan uji verifikasi dan uji validasi; (5) mengembangkan proses skenario simulasi; dan (6) melakukan analisis dari hasil simulasi yang telah dilakukan. Hasil dari pengembangan proses skenario simulasi menunjukkan bahwa dengan menggunakan 4 forklift waktu proses pemuatan dapat diperpendek, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan juga dapat diturunkan. Kata kunci : Biaya lembur, biaya pinalti, jumlah forklift, simulasi diskrit.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri yang menghasilkan barang atau yang hanya menyimpan barang dengan berbagai macam varian, pasti memiliki sebuah atau beberapa gudang. Barang yang disimpan didalam gudang nantinya akan didistribusikan ke konsumen melalui proses pemuatan di area pemuatan. Permasalahan keterlambatan pengiriman barang ke konsumen yang disebabkan oleh keterlambatan waktu pemuatan yang terjadi di area pemuatan merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di pergudangan.
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
PT. CM adalah sebuah industri yang berkembang dan produk-produknya telah mulai dikenal oleh masyarakat, sehingga memiliki banyak konsumen dari berbagai kalangan. Pada tahun 2013 PT. CM memiliki permintaan akan produk yang semakin meningkat, sehingga produk yang dimuat ke kontainer untuk dikirim juga semakin banyak. Akibatnya waktu proses pemuatan juga semakin bertambah dan semakin rumit, sehingga timbul permasalahan dalam proses pengiriman produk.Keterlambatan dalam pengiriman produk terjadi oleh karena waktu pemuatan melebihi waktu standar pemuatan yang ditetapkan, yaitu 3 jam. Tabel 1 menunjukkan perbandingan antara jumlah kontainer yang mengalami keterlambatan waktu pemuatan melebihi waktu standar 3 jam di tahun 2012 dan tahun 2013 (dalam 1 tahun). Peningkatan jumlah kontainer yang melebihi standar waktu pemuatan tersebut mencapai 75%. Tabel 1. Jumlah kontainer yang waktu pemuatannya melebihi waktu standar 3 jam, biaya pinalti dan biaya lembur pada tahun 2012 dan2013
Gambar 1 menunjukkan perbandingan jumlah kontainer yang melebihi standar waktu pemuatan pada tahun 2012 dan tahun 2013. Peningkatan secara drastis terhadap jumlah kontainer yang melebihi waktu standar pemuatan terjadi di bulan Januari, Februari dan Maret tahun 2013. Hal tersebut disebabkan karena jumlah Delivery Order (DO) pada bulan Januari hingga Maret tahun 2013 juga meningkat drastis. Selain itu jumlah forklift yang digunakan juga terbatas sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah keterlambatan kontainer yang sangat tinggi. Lamanya waktu proses pemuatan tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan waktu lembur dari karyawan serta buruh yang bekerja di gudang barang jadi tersebut. Gambar 2 menunjukkan perbandingan kenaikan biaya lembur pada tahun 2012 dan tahun 2013. Dibandingkan dengan biaya lembur pada tahun 2012, biaya lembur untuk tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup tinggi hingga mencapai 94% dibandingkan dengan biaya lembur untuk tahun 2013. Selain itu, keterlambatan dalam pemuatan barang juga mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pemuatan kontainer di darmaga pelabuhan untuk dikirim ke tempat tujuan dengan menggunakan kapal. Keterlambatan dalam pemuatan kontainer ke dalam kapal di darmaga dapat dikenakan biaya pinaltiper kontainer. Kenaikan biaya pinalti pada tahun 2013 ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
hingga mencapai 75% jika dibandingkan dengan tahun 2012. Dari Gambar 3 terlihat bahwa perusahaan mengalami peningkatan kerugian biaya pinalti yang cukup besar di tahun 2013. Peningkatan keterlambatan pemuatan menyebabkan biaya pinalti yang harus di tanggung oleh perusahaan juga semakin meningkat.
Gambar 1. Kenaikan jumlah kontainer yang melebihi standar waktu pemuatan (tahun 2012 dan tahun 2013)
Gambar 2. Kenaikan biaya lembur pada tahun 2012 dan tahun 2013
Gambar 3. Kenaikan biaya pinalti pada tahun 2012 dan tahun 2013
Perusahaan menengarai faktor yang mempengaruhi lambatnya waktu proses pemuatan, peningkatan biaya lembur dan biaya pinalti di PT. CM adalah faktor jumlah forklift yang ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
digunakan. Gudang hanya memiliki 2 unit forklift yang digunakan pada proses pemuatan. Metode simulasi merupakan metode yang tepat untuk mengatasi masalah peningkatan waktu pemuatan yang melebihi waktu standar dan peningkatan biaya yang ditanggung oleh perusahaan. Menurut Law dan Kelton (1991), keuntungan utama menggunakan metode simulasi adalah bahwa percobaan dengan skenario yang berbeda dapat dilakukan tanpa mempengaruhi kinerja operasional harian. Dengan menggunakan metode simulasi ini diharapkanjumlah forklift yang digunakan dalam proses pemuatanbarang ke dalam kontainer dapat ditentukan dan biaya penambahan jumlah forklift yang paling optimal dapat ditentukan. METODE Agar jumlah forklift yang paling optimal dapat ditentukan sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat diminimalkan, maka langkah pertama adalah melakukan peninjauan kelokasi objek penelitian, yaitu di area pemuatan dan dilakukan identifikasi masalah yang timbul di area pemuatan tersebut. Hal-hal yang perlu diindentifikasi yaitu waktu pemuatan dan sumber daya (resource) yang digunakan pada saat pemuatan terjadi. Langkah kedua adalah melakukan penggambaran dari sistem yang akan dibuat pada program simulasi. Langkah ketiga adalah melakukan pengumpulan data-data dari proses pemuatan yang berguna untuk penelitian. Langkah keempat adalah melakukan pengolahan data dari data-data waktu proses pemuatan yang telah diambil melalui proses observasi. Data-data waktu proses pemuatan tersebut diolah dengan mencari nilai rata-rata, deviasi standar dan distribusinya. Langkah kelima adalah melakukan pembuatan model diagram alir simulasi di program simulasi yang didasarkan pada skenario proses pemuatan kondisi eksisting yang telah dibuat. Langkah keenam adalah melakukan proses simulasi dari kondisi eksisting yang telah dibuat. Langkah ketujuh adalah melakukan uji verifikasi dan uji validasi. Uji validasi dilakukan dengan membandingkan antara model yang telah dibuat dengan model nyata yang ada di area pemuatan. Suatu model dapat dikatakan valid jika hasil dari perbandingan antara model simulasi dengan model nyata menunjukkan tidak adanya perbedaan atau dapat dikatakan sama. Perbandingan output model simulasi dengan model nyata dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test (uji-t berpasangan) (Law dan Kelton, 1991). Langkah kedelapan adalah melakukan simulasi skenario-skenario perbaikan dengan menambahkan jumlah forklift hingga 4 unit. Langkah kesembilan adalah menentukan jumlah jam lembur yang paling minimum dan melakukan perhitungan biaya investasi (pembelian forklift), biaya operasional dan maintenance (OM), biaya lembur dan biaya pinalti. Biaya yang paling optimal dicari dengan cara melakukan perbandingan antara hasil perhitungan biaya-biaya operasional dan maintenance (OM), biaya lembur dan biaya pinalti dengan biaya penambahan jumlah forklift. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data waktu yang dikumpulkan Nilai mean dan deviasi standar dari setiap data waktu yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pengujian kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Blank, 1980). - Hipotesis uji kenormalan data adalah: H0 : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal - Kriteria penolakan adalah: Tolak H0 jika P-value< α dan α = 5% = 0,05
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Berdasarkan kriteria penolakan, hasil uji kenormalan dari data waktu yang dikumpulkan ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji kenormalan data No.
Data waktu
P-value
Kondisi H0
Data
1
Lama waktu proses memarkir truk kontainer di dok pemuatan (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
2
Pembukaan pintu kontainer (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
3
Pengambilan foto (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
4
Pemeriksaan kontainer (menit)
>0.065
gagal ditolak
berdistribusi normal
5
Pembersihan kontainer (menit)
0.058
gagal ditolak
berdistribusi normal
6
Total lama waktu proses sebelum pemuatan (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
7
Waktu mengantarkan barang (detik)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
8
Waktu mengambil barang (detik)
0.057
gagal ditolak
berdistribusi normal
9
Total waktu mengambil dan mengantarkan barang (detik)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
10
Penataan produk di dalam kontainer (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
11
Pengambilan foto (menit)
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
>0.150
gagal ditolak
berdistribusi normal
12 13
Penutupan dan penyegelan pintu kontainer (menit) Total lama waktu proses setelah pemuatan (menit)
Pembuatan model konseptual Sebelum memulai merancang suatu model simulasi, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembuatan model konseptualnya. Model konseptual yang dibuat ini berfungsi untuk memudahkan dalam penerjemahan proses pemuatan yang telah dijelaskan sebelumnya menjadi suatu model simulasi. Model konseptual untuk proses pemuatan di gudang PT. CM ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Model konseptual proses pemuatan di gudang PT. CM
Simulasi kondisi eksisting Simulasi kondisi eksisting menghasilkan data waktu proses pemuatan dari setiap kontainer. Data waktu proses pemuatan kontainer, biaya OM, biaya lembur dan biaya pinalti dari hasil simulasi kondisi eksisting ditunjukkan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat diketahui biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebelum dilakukan penambahan forklift adalah: Total biaya yang dikeluarkan = Rata-rata biaya total dalam 1 tahun + Gaji 1 tahun = Rp. 15.006.294.324 + ((34 x Rp. 1.740.000,-) x 12 bulan) = Rp. 15.006.294.324 + Rp. 709.920.000,= Rp. 15.716.214.314,ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Tabel 3. Data waktu proses pemuatan kontainer, biaya lembur, biaya pinalti dan biaya OM dari hasil simulasi kondisi eksisting
Verifikasi dan validasi model Proses verifikasi dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan ada tidaknya error dari model yang dibuat pada program simulasi. Sedangkan uji validasi digunakan untuk membuktikan bahwa model yang telah dibuat mampu untuk mempresentasikan kondisi nyata (real system). Pada model proses pemuatan ini dilakukan perbandingan antara output dari lama waktu proses pemuatan per truk kontainer saat kondisi nyata (real) dengan output dari lama proses pemuatan per truk kontainer pada saat simulasi seperti pada Tabel 4. Model simulasi dapat dikatakan valid jika hasil dari perbandingan menunjukkan bahwa antara kondisi nyata dengan model simulasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tabel 4. Perbandingan output waktu pemuatan per truk kontainer pada kondisi nyata dengan model simulasi Jumlah kedatangan truk kontainer dalam 1 hari 1 9 2 10 3 11 4 12 5 13 6 14 7 15 8 16 9 17 10 18 Total Rata-rata Deviasi standar
Replikasi ke-
Output real proses pemuatan per kontainer dalam dalam menit jam 4.33 273 4.55 295 5.30 330 5.30 330 4.51 291 5.33 333 5.18 318 5.39 339 4.55 295 6.03 363 50.47 3,167 5.05 316.70 0.53 27.40
Output simulasi proses pemuatan per kontainer dalam dalam menit jam 3.69 249 3.87 267 4.14 254 4.34 274 4.55 295 4.73 313 4.98 338 5.15 315 5.31 331 5.38 338 46.14 2,974 4.61 297.4 0.60 34.5
Selisih (menit) di(δ0)
d i²
24 28 76 56 -4 20 -20 24 -36 25 193 19.30 33.10
576 784 5,776 3,136 16 400 400 576 1,296 625 13,585 1,358.50
Pengujian validasi ini dilakukan dengan menggunakan metode uji-t berpasangan untuk membandingkan dua output, yaitu output dari sistem nyata dengan output dari model simulasi. Hipotesa awal yang dilakukan untuk uji dua sisi menggunakan δ0= 0, yaitu: - H0 : δ = 0 ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
-
H1 : δ ≠ 0 δ0 adalah nilai hipotesis dari perbedaan rata-rata dari dua sampel (δ). Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 1,843. Dari tabel distribusi t dengan two-tail, α = 0,05 dan v = 10 – 1 = 9, diperoleh t tabel = 2,262. Oleh karena t hitung = 1,843 < t tabel = 2,262, maka H0 gagal ditolak. Simulasi skenario perbaikan 1 Simulasi skenario perbaikan 1 dilakukan dengan menggunakan 3 forklift. Rekap hasil simulasi skenario perbaikan 1 ditunjukkan pada Tabel 5. Dengan menggunakan 3 forklift menyebabkan waktu proses pemuatan dan biaya total dalam 1 tahun menjadi berkurang. Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setelah dilakukan penambahan 1 forklift adalah: Total biaya yang dikeluarkan (3 forklift) = Biaya total dalam 1 tahun + Gaji 1 tahun + Harga pembelian 1 forklift = Rp.10.271.749.770,- + ((35 x Rp.1.740.000,-) x 12 bulan) + Rp. 275.000.000,= Rp. 10.271.749.770,- + Rp. 730.800.000,- + Rp. 275.000.000,= Rp. 11.277.549.770,Tabel 5. Data waktu proses pemuatan kontainer, biaya lembur, biaya pinalti dan biaya OM dari hasil simulasi skenario perbaikan 1
Simulasi skenario perbaikan 2 Simulasi skenario perbaikan 2 dilakukan dengan menggunakan 4 forklift. Rekap hasil simulasi skenario perbaikan 2 ditunjukkan pada Tabel 6. Dengan menggunakan 4 forklift menyebabkan waktu proses pemuatan dan biaya total dalam 1 tahun menjadi berkurang. Selain itu setiap kontainer tidak dikenakan biaya pinalti karena lama waktu proses pemuatan setiap kontainer kurang dari 3 jam. Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setelah dilakukan penambahan 2 forklift adalah: Total biaya yang dikeluarkan (4 forklift) = Rata-rata biaya total dalam 1 tahun + Gaji 1 tahun + harga pembelian 2 forklift = Rp. 2.727.963.648,- + ((36 x Rp. 1.740.000,-) ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
x 12 bulan) + Rp. 550.000.000,= Rp. 2.727.963.648,- + Rp. 751.680.000,- + Rp. 550.000.000,= Rp. 4.029.643.648,Tabel 6. Data waktu proses pemuatan kontainer, biaya lembur, biaya pinalti dan biaya OM dari hasil simulasi skenario perbaikan 2
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dari skenario-skenario perbaikan untuk waktu proses pemuatan, biaya lembur dan biaya pinalti, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan 4 forklift pada proses pemuatan dapat mengurangi waktu proses pemuatan hingga kurang dari 3 jam, sehingga biaya lembur dapat berkurang dan tidak terkena biaya pinalti. Saran-saran yang diberikan untuk perusahaan dan pengembangan penelitian selanjutnya adalah: 1. Perusahaan diharapkan dapat melakukan skenario-skenario perbaikan dengan menggunakan program simulasi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam sistem pergudangan agar dapat dicari solusi yang terbaik tanpa mengganggu kinerja operasional harian. 2. Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengembangan model simulasi dengan melakukan simulasi pada proses pengantaran barang dari dalam gudang ke area transit dan memodelkan forklift agar tidak dedicated pada satu titik transit.
DAFTAR PUSTAKA Law, M. A. dan Kelton, D. W. (1991), Simulation Modeling and Analysis, 2nd Edition, McGraw-Hill, US. Blank, Leland T. (1980), Statistical Procedures for Engineering, Management, and Science, McGraw-Hill, US.
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-22-8