Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X Trisian Hendra Putra dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. HOS Cokroaminoto 12 A, Surabaya 60264 E-mail:
[email protected] ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kertas. Salah satu departemen PT. X adalah Departemen Percetakan. Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan adalah frekuensi kerusakan yang tinggi pada sub-sub sistem mesin cetak Heidelberg CD 102 sehingga mengakibatkan terjadinya kehilangan waktu produksi yang disebabkan oleh kegagalan mesin. Untuk itu perlu adanya perencanaan interval waktu penggantian sub-sub sistem untuk mengurangi waktu kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba. Dari data waktu kerusakan yang dikumpulkan, masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah frekuensi kerusakan yang tinggi pada mesin Heidelberg 4, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan interval waktu penggantian sub-sub sistem dengan biaya yang minimal pada mesin cetak Heidelberg CD 102. Interval waktu penggantian terendah dimiliki oleh sub-sub sistem feed board sebesar 1.824 jam, sedangkan interval waktu penggantian tertinggi dimiliki oleh sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 2 sebesar 60.500 jam. Penurunan laju biaya penggantian terendah dimiliki oleh sub-sub sistem panel sebesar Rp. 99,00,-/jam, sedangkan penurunan laju biaya penggantian tertinggi dimiliki oleh sub-sub sistem dryer sebesar Rp. 8.625,-/jam. Kata kunci: Keandalan, interval waktu penggantian
PENDAHULUAN PT. X memproduksi caustic soda, writing and printing paper, coated art paper and board, high gloss cast coated paper, stationery, carbon less paper, continuous stock form, file folder, photocopy paper and shopping bags. Percetakan adalah salah satu departemen yang ada di PT. X. Departemen Percetakan memiliki 9 mesin cetak Heidelberg CD 102, 4 mesin Ryobi, 4 mesin cutting polar, 3 mesin ink mixer, 1 mesin proofer, 4 mesin repro dan 2 mesin binding. Mesin cetak Heidelberg digunakan untuk memproduksi kertas kado.
Gambar 1 Unit Utama dari Mesin Cetak Heidelber CD 102 ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Mesin cetak Heidelberg CD 102 adalah mesin cetak buatan Jerman dan dipasang pada tahun 1997 di Departemen Percetakan. Satuan kecepatan pada mesin cetak Heidelberg adalah lembar/jam. Spesifikasi dari mesin cetak Heidelberg CD 102 yang terdapat pada Departemen Percetakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Spesifikasi Mesin Cetak Heidelberg CD 102
HEIDELBERG CD 102 5 WARNA MIN 3000 lembar/jam KECEPATAN MAX 15000 lembar/jam 280 X 420 mm UKURAN MIN 720 X 1020 mm KERTAS MAX LUAS CETAK 710 X 1020 mm Sumber: Departemen Percetakan, Mei 2005-Januari 2013 NAMA MESIN
Kerusakan yang sering terjadi pada peralatan proses cetak akan menyebabkan waktu berhenti proses produksi tinggi. Gambaran frekuensi kerusakan, jumlah waktu kerusakan, jam operasi mesin, jam produksi mesin dan kerugian produksi pada Departemen Percetakan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Frekuensi Kerusakan, Waktu Kerusakan, Jam Operasi Mesin, Jam Produksi Mesin dan Kerugian Produksi di Departemen Percetakan Mesin Cetak Heidelberg 1 2 3
Frekuensi waktu Jam Operasi Jam Produksi Kerugian Produksi Kerusakan kerusakan (Jam) Mesin Mesin ($) 178 501,87 67084 66582,13 215.804,10 239 619,78 67084 66464,22 266.505,40 153 400,25 67084 66683,75 172.107,50
4
273
742,77
67084
5 6 7 8 9
219 267 140 162 168
661,00 661,73 404,83 400,00 554,42
67084 67084 67084 67084 67084
66341,23 319.391,10 66423,00 66422,27 66679,17 66684,00 66529,58
284.230,00 284.543,90 174.076,90 172.000,00 238.400,60
Sumber: Departemen Percetakan, Mei 2005-Januari 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mesin cetak Heidelberg 4 memiliki beberapa sub-sub sistem, yaitu: Sub-sub sistem suction Sub-sub sistem feed board Sub-sub sistem rol Sub-sub sistem roda gigi pemutar rol Sub-sub sistem dryer Sub-sub sistem pile delivery Sub-sub sistem power Sub-sub sistem panel
Dari permasalahan frekuensi kerusakan, waktu kerusakan, jam operasi mesin, jam produksi mesin dan kerugian produksi yang terbesar dimiliki oleh mesin cetak Heidelberg 4, ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
maka penelitian ini akan difokuskan pada mesin cetak Heidelberg 4. Pada Tabel 3 dijelaskan tentang frekuensi kerusakan dan waktu kerusakan dari mesin cetak Heidelberg 4. Tabel 3 Frekuensi Kerusakan dan Waktu kerusakan Mesin Cetak Heidelberg 4
MESIN HEIDELBERG 4
Sistem
Sub Sistem
Sub - Sub Sistem
Frekuensi Kerusakan waktu kerusakan (jam)
Suction system FEEDER UNIT Feed Board Rol PRINTING UNIT 1 Roda gigi pemutar rol PRINTING UNIT 2 PRINTING UNIT 3 PRINTING UNIT 4 PRINTING UNIT 5 DELIVERY UNIT CPC UNIT
Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Dryer system Pile Delivery Power System Panel
12 50 22 6 16
25,67 98,41 56,92 15,75 59,33
4 39 6 27 6 22 11 6 23 15 8
12,00 110,58 5,42
52,92 10,33
102,00 14,00 32,50 85,68 48,34 12,92
Sumber: Departemen Percetakan, Mei 2005-Januari 2013 Penentuan interval waktu penggantian menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan keandalan dari mesin cetak Heidelberg 4 pada Departemen Percetakan serta dapat menentukan laju biaya total yang minimal. Berdasarkan atas perumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan interval waktu penggantian sub-sub sistem dengan biaya yang minimal pada mesin cetak Heidelberg CD 102. Fungsi Keandalan Keandalan dari suatu sistem adalah peluang untuk tidak rusak atau dapat melakukan fungsinya selama periode waktu t atau lebih (Ebeling, 1997). Fungsi keandalan terhadap waktu dapat diformulasikan sebagai berikut:
R (t ) 1 F (t ) f (t )dt
…(1)
t
Dengan: f(t) = fungsi padat peluang (pdf) pada waktu t R(t) = keandalan (reliability) pada waktu t F(t) = peluang kegagalan pada waktu t Laju Kegagalan Laju kegagalan () adalah banyaknya kegagalan persatuan waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu tertentu dengan total waktu operasi sub-sub sistem atau sistem (Ebeling,1997). Laju kegagalan dinyatakan sebagai berikut: = , atau …(2)
(t) =
…(3)
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Dengan: f = banyaknya kegagalan selama jangka waktu operasi T = total antar waktu kegagalan Mean Time Between Failure (MTBF) MTBF adalah waktu rata-rata antar kegagalan atau rata-rata waktu beroperasinya subsub sistem, sub sistem, atau sistem tanpa mengalami kegagalan (Ebeling, 1997). MTBF diperoleh dari hasil bagi antara total waktu operasi dengan jumlah kegagalan dalam periode waktu operasi tersebut.
MTBF =
…(4)
0
0
MTBF tf (t )dt R (t ) dt
…(5)
Distribusi Weibull Dan Lognormal Keandalan (reliability) dapat diartikan sebagai peluang bahwa sebuah komponen akan mampu melaksanakan sebuah fungsi yang spesifik dalam suatu kondisi operasi dan periode waktu tertentu (Lewis, 1987). Fungsi padat peluang, keandalan, laju kegagalan dan MTBF terhadap waktu (Ebeling, 1997) ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Fungsi Padat Peluang, Keandalan, Laju Kegagalan dan MTBF Macam Distribusi
LogNormal
f (t) Fungsi Padat Peluang
Weibull
1 2 exp 2 lnt t 2 2 1
dengan: = rata-rata = deviasi standar
f (t )
MTBF
β = parameter bentuk, β > 0
= parameter lokasi
f (t ) R (t )
exp(
t exp
2 2
t exp
η = parameter skala), η > 0
= fungsi distribusi probabilitas komulatif
Laju Kegagalan
1
dengan:
1-
Keandalan
t
t
(
)
1
1
1)
Γ = fungsi gamma
Optimasi Interval Waktu Penggantian Sub-Sub Sistem.
Untuk merencanakan interval waktu penggantian sub-sub sistem dengan biaya yang minimal, maka diperlukan perumusan yang jelas dengan menetapkan penggantian sub-sub sistem pada interval waktu tertentu berdasarkan umur dari sub-sub sistem itu sendiri (Jardine, 1973). Perumusan digunakan untuk meminimalkan biaya total yang terjadi akibat penggantian peralatan pada interval yang sudah ditentukan. Biaya total penggantian per siklus C(t) adalah biaya total penggantian per siklus dibagi dengan panjang siklus dan dirumuskan sebagai berikut: ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
C
C (t )
p
R ( t ) C f (1 R ( t ))
…(6)
T p R ( t ) M ( t ) (1 R ( t ))
M (t )
Tp
0
tf (t )dt (1 R(t ))
…(7)
Maka perumusan 6 menjadi: C(t) =
CpR(t ) Cf [1 R(t )]
…(8)
t
tR(t ) tf (t )dt 0
Dengan:
C Cp Cf R f M t
= total biaya per unit waktu = biaya pemeliharaan terencana/pencegahan = biaya perbaikan kegagalan = nilai keandalan = fungsi padat peluang dari kegagalan peralatan = waktu rata-rata antar kegagalan = umur penggantian komponen
METODE Metode penentuan interval waktu sub-sub sistem mesin cetak Heidelberg 4 adalah sebagai berikut: 1. Pengkonversian data waktu kerusakan dari masing-masing sub-sub sistem menjadi data waktu antar kerusakan. 2. Penentuan distribusi data waktu antar kerusakan dengan menggunakan perangkat lunak Weibull++6 (dengan membandingkan goodness of fit, plot fit, dan likelihood function value). Dari sini didapatkan distribusi probabilitas yang paling sesuai untuk data waktu antar kerusakan yang dimaksud. 3. Penentuan fungsi padat peluang untuk kerusakan, laju kerusakan, keandalan masingmasing sub-sub sistem dan fungsi padat peluang untuk masing-masing sub-sub sistem. Dengan demikian keandalan masing-masing sub-sub sistem dan sistem secara keseluruhan untuk suatu periode operasi tertentu dapat dihitung. 4. Penentuan interval waktu penggantian serta laju biaya penggantian masing-masing sub-sub sistem dan penurunan laju biaya tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Keandalan Dari hasil pengkonversian data waktu antar kegagalan sub-sub sistem, maka akan didapatkan distribusi waktu antar kegagalan dan parameter keandalan sistem. Rekapitulasi distribusi waktu antar kegagalan dan parameter keandalan ditunjukkan pada Tabel 5.
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 5 Distribusi Waktu Antar Kegagalan dan Parameter Sistem Mesin Cetak Heidelberg 4
MESIN HEIDELBERG 4
Sistem
Sub Sistem
Sub ‐ Sub Sistem
FEEDER UNIT PRINTING UNIT 1 PRINTING UNIT 2 PRINTING UNIT 3 PRINTING UNIT 4 PRINTING UNIT 5 DELIVERY UNIT CPC UNIT
Distribusi
Parameter η γ ‐ ‐ 860,96 595,2594 2934,36 537,50
Suction system Feed Board Rol
lognormal weibull 3 weibull 3
β ‐ 0,5876 0,8676
Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Dryer system Pile Delivery Power System Panel
lognormal weibull 3 weibull 2 weibull 3 weibull 2 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 2 weibull 3
‐ ‐ 0,5368 2564,53 0,528 14621,00 0,5788 1323,78 0,6764 10634,00 0,9607 2966,06 0,6039 9081,83 1,1705 3309,50 0,6765 5042,79 1,8069 2973,82 0,6076 2004,39 0,8714 4794,232 0,4965 5656,07
‐ 591,89 ‐ 600,64 ‐ 584,26 557,94 357,25 584,20 252,04 578,45 ‐ 699,82
μ 7,9164 ‐ ‐
σ 1,2571 0,9747 0,9621
8,6427 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
1,1536 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Weibull++6 dan Microsoft Excel
Berdasarkan parameter keandalan pada Tabel 5, maka didapatkan mean time between failure (MTBF) dan keandalan pada saat MTBF mesin cetak Heidelberg 4 yang ditunjukkan pada tabel 6 berikut. Tabel 6 Mean Time Between Failure (MTBF) dan Keandalan Pada Saat MTBF
MESIN HEIDELBERG 4
Sistem
Sub Sistem FEEDER UNIT PRINTING UNIT 1 PRINTING UNIT 2 PRINTING UNIT 3 PRINTING UNIT 4 PRINTING UNIT 5 DELIVERY UNIT CPC UNIT
Sub ‐ Sub Sistem Suction system Feed Board Rol Roda gigi pemutar Rol Roda gigi pemutar Rol Roda gigi pemutar Rol Roda gigi pemutar Rol Roda gigi pemutar Dryer system Pile Delivery Power System Panel
rol rol rol rol rol
Distribusi lognormal weibull 3 weibull 3 lognormal weibull 3 weibull 2 weibull 3 weibull 2 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 3 weibull 2 weibull 3
MTBR 6042,362 970,8851 3489,342 11026,94 2054,712 8736,467 1205,703 2867,139 3352,35 4191,786 3373,263 1943,074 2290,40 1364,797 6704,75 4694,116
R(MTBF) 0,264822 0,541059 0,000108 0,282037 0,477205 0,466763 0,283177 0,662284 0,392275 0,562633 0,407789 0,662424 0,603284 0,567589 0,261986 0,431116
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Weibull++6 dan Microsoft Excel
Berdasarkan model keandalan sistem, maka sistem mesin cetak Heidelberg 4 mengikuti pemodelan seri, sehingga nilai keandalan sistem terhadap jam kerja mesin yang direncanakan dapat dihitung. Keandalan sistem mesin cetak Heidelberg 4 disusun oleh keandalan sub sistem feeder, sub sistem printing, sub sistem delivery dan sub sistem pengendali program komputer. Nilai t sebesar 8642 jam merupakan waktu yang digunakan untuk mengukur nilai keandalan. Nilai t tersebut merupakan jumlah jam kerja produksi yang dipersyaratkan oleh manajemen selama setahun. Hasil perhitungan nilai keandalan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 7 Nilai Keandalan Mesin Cetak Heidelberg 4
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Microsoft Excel
Interval Waktu Penggantian Sub-Sub Sistem Mesin Cetak Heidelberg 4 Untuk merencanakan interval waktu penggantian mesin cetak Heidelberg 4 dengan biaya minimal digunakan persamaan 2.8 dengan nilai biaya per satuan waktu sebagai berikut: C(t) =
C p R (t ) C f [1 R (t )]
…..(2.8)
t
tR (t ) tf (t )dt 0
Hasil analisa perencanaan interval waktu penggantian sub-sub sistem dengan biaya minimal ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8 Interval Waktu Penggantian Mesin Cetak Heidelberg 4
MESIN HEIDELBERG 4
Sistem
Sub Sistem FEEDER UNIT PRINTING UNIT 1 PRINTING UNIT 2 PRINTING UNIT 3 PRINTING UNIT 4 PRINTING UNIT 5 DELIVERY UNIT CPC UNIT
Sub ‐ Sub Sistem
Interval Waktu Penurunan Laju Penggantian (jam) Biaya (Rp/jam)
Suction system Feed Board Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Rol Roda gigi pemutar rol Dryer system Pile Delivery Power System Panel
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Microsoft Excel
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-7
11950 1824 7000 26500 10850 60500 6650 22500 6300 26000 5550 11150 3600 3800 9600 24500
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
172 933 2.825 526 3.679 447 3.898 924 2.931 837 3.080 1.664 8.625 691 385 99
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Distribusi waktu antar kegagalan untuk masing-masing sub-sub sistem adalah sebagai berikut: a. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 2, sub-sub sistem rol printing unit 3 dan sub-sub sistem power mengikuti distribusi Weibull 2. b. Sub-sub sistem feed board, sub-sub sistem rol printing unit 1, sub-sub sistem rol printing unit 2, sub-sub sistem rol printing unit 4, sub-sub sistem rol printing unit 5, sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 3, sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 4, sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 5, sub-sub sistem dryer, sub-sub sistem pile delivery dan sub-sub sistem panel mengikuti distribusi Weibul 3. c. Sub-sub sistem suction dan sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 1 mengikuti distribusi lognormal. 2. Interval waktu penggantian sub-sub sistem mesin cetak Heidelberg 4 adalah: a. Sub-sub sistem suction sebesar 11.950 jam. b. sub-sub sistem feed board sebesar 1.824 jam. c. Sub-sub sistem rol printing unit 1 sebesar 7.000 jam. d. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 1 sebesar 26.500 jam. e. Sub-sub sistem rol printing unit 2 sebesar 10850 jam. f. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 2 sebesar 60.500 jam. g. Sub-sub sistem rol printing unit 3 sebesar 6.650 jam. h. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 3 sebesar 22.500 jam. i. Sub-sub sistem rol printing unit 4 sebesar 6.300 jam. j. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 4 sebesar 26.000 jam. k. Sub-sub sistem rol printing unit 5 sebesar 5.550 jam. l. Sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 5 sebesar 11.150 jam. m. Sub-sub sistem dryer sebesar 3.600 jam. n. Sub-sub sistem pile delivery sebesar 3.800 jam. o. Sub-sub sistem power sebesar 9.600. p. Sub-sub sistem panel sebesar 24.500 jam. 3. Interval waktu penggantian terendah dimiliki oleh sub-sub sistem feed board sebesar 1.824 jam, sedangkan interval waktu penggantian tertinggi dimiliki oleh sub-sub sistem roda gigi penggerak rol printing unit 2 sebesar 60.500 jam. Penurunan laju biaya penggantian terendah dimiliki oleh sub-sub sistem panel sebesar Rp. 99,00,-/jam sedangkan penurunan laju biaya penggantian tertinggi dimiliki oleh sub-sub sistem dryer sebesar Rp. 8.625,-/jam.
DAFTAR PUSTAKA Ebeling, C. E. (1997), Reliability and Maintainability Engineering, International Edition, McGraw-Hill, New York. Jardine, A. K. S (1973), Maintenance Replacement and Reliability, Pitman Publishing, London. Lewis, E. E. (1998), Introduction to Reliability Engineering, John Wiley and Sons, Inc., New York. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-50-8