Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ENGINE PESAWAT NC-212 CASSA 1)
Djoko Kriswanto 1), Soeparno 2) Mahasiswa S2 Program Magister Manajemen Teknologi ITS 2) Guru Besar FTI ITS email :
[email protected]
ABSTRAK Pesawat udara memiliki peranan penting dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasional TNI Angkatan Laut. Beberapa jenis pesawat khususnya NC-212 Cassa memiliki usia pakai lebih daripada lima belas tahun. Secara intuitif dapat disimpulkan bahwa komponen maupun peralatan yang telah terpasang berada di dalam periode keausan dari kurva bathtub. Paper ini menyajikan sebuah metode alternatif dalam menentukan interval waktu penggantian komponen yang optimum untuk engine pesawat yang telah memasuki masa keausan (wear out) khususnya pada komponen-komponen kritis yang menentukan hidup matinya sebuah sistem. Penentuan Interval penggantian optimum ditentukan dengan melakukan optimasi dengan fungsi obyektif untuk meminimumkan rasio biaya-keuntungan. Biaya penggantian terdiri dari : biaya penggantian sebelum dan setelah kerusakan terjadi. Penggantian komponen dilakukan saat interval penggantian maksimum memiliki nilai keandalan komponen lebih rendah dari nilai minimum yang diizinkan dan frekuensi kejadiannya minimal adalah umum terjadi (occasional). Weibull++ 4 digunakan untuk memperoleh parameter-parameter yang sesuai untuk masingmasing distribusi kerusakan, sedangkan Solver Excel digunakan untuk menghitung interval penggantian yang optimal. Dalam paper ini studi kasus akan dilakukan terhadap komponenkomponen penyusun kompresor engine pesawat NC-212 Cassa. Kata kunci :
wear out, interval penggantian, keandalan, optimasi, solver excel, kompresor.
PENDAHULUAN Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) sebagai salah satu kekuatan pertahanan dan keamanan negara, mengemban tugas pokok menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia di laut. Di dalam melaksanakan tugasnya TNI AL membutuhkan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang salah satunya adalah pesawat udara NC-212 Cassa, yang memiliki frekuensi aktifitas yang tinggi, daya jangkau yang luas serta kemampuan dukungan operasi yang variatif. Keterbatasan anggaran pemeliharaan pesawat merupakan salah satu pemicu pemeliharaan yang dilaksanakan selama ini hanya terpaku pada buku petunjuk tecnical order dimana kurang memperhitungkan sisa usia pakai (life time) sebuah komponen atau dengan kata lain selama komponen belum mengalami kerusakan maka komponen tersebut akan tetap digunakan. Hal ini pada suatu saat, justru akan mengakibatkan pinalti cost yang cukup besar apabila terjadi kerusakan pada saat pengoperasiannya. Di sisi lain apabila diterapkan kebijakan melaksanakan pemeliharaan secara terus menerus akan mengakibatkan beban anggaran yang tinggi, oleh sebab itu diperlukan kegiatan pemeliharaan yang optimum, yaitu tercapainya tingkat keandalan komponen melalui penentuan interval penggantian komponen kritis engine pesawat Cassa NC-212.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
METODA Pengumpulan dan Pengolahan data Dari 13 Pesawat NC-212 Cassa yang dimiliki TNI AL, 7 pesawat disiagakan untuk melaksanakan tugas operasi rutin. Pesawat-pesawat tersebut saat ini rata-rata sudah berusia lebih dari 20 tahun dengan jam terbang yang sudah melebihi 10.000 jam, dengan demikian inspeksi terhadap kondisi engine harus semakin sering dilakukan. Paper ini mendiskusikan hasil-hasil dari analisis pola kerusakan berdasarkan failure modenya terhadap sistem kompresor yang terpasang di ketujuh pesawat tersebut. Guna memastikan ketujuh pesawat Cassa yang sejenis tersebut memiliki pola jam terbang yang identik, terlebih dahulu harus diuji dengan Analisis Varian, sehingga data-data kerusakan komponen engine dapat digunakan sebagai obyek penelitian. Input data untuk model kegagalan adalah time to failure (TTF) dari tiap komponen kompresor. Data-data kerusakan tersebut selanjutnya dianalisa untuk mengetahui parameter dan distribusi kerusakannya dengan bantuan perangkat lunak Weibull ++ 4. Langkah selanjutnya adalah menentukan mode kerusakan tiap komponen dengan analisis Failure Modes Effects and Criticality Analysis (FMECA), metode ini mengidentifikasi kekritisan yang dikaitkan dengan dampak dari mode kegagalan yang ditimbulkan oleh sebuah komponen terhadap subsistem/sistem. Penentuan Komponen Kritis Komponen kritis ditentukan secara kualitatif dengan melihat pengaruh kerusakan yang ditimbulkan terhadap sistem. Jika sistem gagal maka komponen disebut sebagai komponen kritis, jika sistem tidak gagal, maka pengaruh kerusakan komponen tersebut dikatakan potensial (suatu saat komponen tersebut dapat menjadi komponen kritis). Adapun komponen-komponen penyusun Compressor section seperti Gambar 1 berikut: COMPRESSOR SECTION
Combution Transition Liner Assembly
Second Stage Impeller and Compressor Housing
Seal Assembly
Impeller 2nd Stage
Liner
Vane AssyDiffuser
First Stage Impeller, Compressor Diffuser and Shroud Installation
Shroud First Stage Impeller Packing
First Stage Impeller, Compressor Diffuser & Shouldered Installation
Impeller first Stage
Diffuser
Housing Assy Compressor
Gambar 1. Diagram komponen-komponen penyusun compressor section
Pembuatan Model Optimasi Model pemograman untuk mendapatkan interval waktu penggantian komponen kritis yang optimal dari masing-masing komponen kompresor dapat diuraikan sebagai berikut :
Inputs Data Kerusakan Komponen (TTF). Prosentase interval penggantian komponen terhadap terjadinya kerusakan prematur; K = 50%. ISBN : 979-99735-2-X A-10-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Cost of Replacement item and other damaged items (Biaya Akuisisi) Biaya Penggantian (Replacement) Komponen (CRC). Parameter distribusi (weibull 3 parameter). Equations Mean time between failure (MTBF) Biaya Penggantian Sebelum Kerusakan CBF tBF xCM CRC Biaya Penggantian Setelah Kerusakan
C AF t AF xCM C A Constrains Prosentase peralatan dapat bertahan selama interval-penggantian (Ns). 50% ≤ Ns ≤ 99% Lama Perbaikan Sebelum Kerusakan (tBF). 5 ≤ tBF ≤ 15 (dalam Jam) Lama Perbaikan Setelah Kerusakan (tAF) 1 ≤ tAF ≤ 5 (dalam Jam) Nilai Keandalan; 0.99 ≤ R (t) ≤ 1.00 Biaya Pekerja (CM) Biaya Pekerja Tingkat Organik (CMO); CMO = $10.00 Biaya Pekerja Tingkat Menengah (CMM); CMM = $20.00 Biaya Pekerja Tingkat Depo (CMD); CMD = $35.00 Output (Decision Variable) Interval waktu penggantian komponen Fungsi objektif (Objective Function) Meminimumkan Cost Benefit Ratio : CBR
MTBFx C BF xN S C AF x 1 N S C AF xt r xN S Kx 1 N S
CBR = Cost-Benefit Ratio MTBF = Mean Time between failure CBF = Cost of Replacement before failure Ns = Prosentase peralatan dapat bertahan selama interval penggantian CAF = Cost of Replacement after failure K = Prosentase interval penggantian komponen terhadap terjadinya kerusakan premature. Gambar 2 menunjukkan Flowchart perhitungan optimasi, sedangkan Gambar 3. menunjukkan struktur pemodelan optimasi dari persamaan-persamaan diatas.
ISBN : 979-99735-2-X A-10-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Mulai
TTF Tentukan MTBF Variasikan Interval penggantian yang diajukan
Tentukan Prosentase Interval penggantian komponen terhadap terjadinya kerusakan premature (K)
Variasikan Probabilitas komponen dapat bertahan selama Interval Penggantian yang diajukan (Ns)
Tentukan biaya Penggantian komponen (CRC)
Tentukan biaya Pekerja (CM)
Tentukan lama perbaikan sebelum kerusakan (tBF)
Tentukan lama perbaikan setelah kerusakan (tAF)
Tentukan biaya penggantian komponen dan kerusakan komponen-komponen lainnya (CA)
Hitung biaya penggantian sebelum kerusakan (CBF)
Hitung biaya penggantian setelah kerusakan (CAF)
Hitung Cost-Benefit Ratio (CBR) Tidak
Cost-Benefit Ratio. < 1 Ya
Ya
Komponen diganti
Nilai Keandalan pada saat interval penggantian optimal < 0.99
Tidak Komponen tetap digunakan
Selesai
Gambar 2 Diagram alir penentuan model optimasi interval waktu penggantian
ISBN : 979-99735-2-X A-10-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
MASUKAN-MASUKAN (INPUTS) 1. TTF 2. Prosentase interval penggantian komponen terhadap terjadinya kerusakan premature(K) 3. Biaya penggantian (replacement) komponen (CRC) 4. Biaya akuisisi (CA) 5. Parameter distribusi (weibull 3 parameter); β,,
EQUATIONS 1. MTBF 2. Biaya penggantian sebelum kerusakan (CBF) 3. Biaya penggantian setelah kerusakan (CAF)
NILAI MINIMUM 1. 2. 3. 4. 5.
Ns ≥ 50% tBF ≥ 5 tAF ≥ 1 CM ≥ $10.00 R(t) 0.99
BATASAN-BATASAN (CONSTRAINTS) 1. Prosentase peralatan dapat bertahan selama interval penggantian (Ns) 2. Lama perbaikan sebelum kerusakan (tBF) 3. Lama perbaikan setelah kerusakan (tAF) 4. Biaya pekerja (CM) 5. Nilai Keandalan (R(t))
Prosentase peralatan dapat bertahan selama OUTPUT (DECISION VARIABLE) penggantian Interval waktu penggantian komponen
interval
FUNGSI OBJEKTIF (OBJECTIVE FUNCTION) Minimumkan :
Cost Benefit Ratio
Gambar 3
Struktur pemodelan untuk proses optimasi.
ISBN : 979-99735-2-X A-10-5
NILAI MAKSIMUM 1. 2. 3. 4. 5.
Ns ≤ 99% tBF ≤ 15 tAF ≤ 5 CM ≤ $35.00 R(t) ≤ 1.00
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
HASIL DAN DISKUSI Analisa Kegagalan dengan FMECA dan Penentuan Komponen Kritis Dari hasil analisa kegagalan fungsional komponen pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa terdapat 1 komponen dengan kategori Critical, yaitu shroud-first stage impeller, 2 komponen dengan kategori Marginal, yaitu seal assy dan packing, dan selebihnya dengan kategori Cathastropic. Untuk kategori Cathastropic dan Critical dapat dikategorikan sebagai komponen kritis, sedangkan kategori Marginal dapat dikatakan berpotensi untuk menjadi komponen kritis karena telah terjadi penurunan fungsi kinerja komponen. Tabel 1. Kategori Failure Effect dari komponen-komponen Compressor Nama Komponen Nama Komponen SEAL ASSY LINER IMPELLER SECOND STAGE VANE ASSY HOUSING ASSY COMPRESSOR SHROUD-FIRST STAGE IMPELLER PACKING IMPELLER FIRST STAGE DIFFUSER
Kategori Marginal Catasthropic Catasthropic Catasthropic Catasthropic Critical Marginal Catasthropic Catasthropic
Failure Effect Definisi sistem mengalami penurunan fungsi kinerja Menyebabkan sistem shutdown Menyebabkan sistem shutdown Menyebabkan sistem shutdown Menyebabkan sistem shutdown sistem tidak dapat berfungsi sesuai dengan yang ditentukan sistem mengalami penurunan fungsi kinerja Menyebabkan sistem shutdown Menyebabkan sistem shutdown
Analisa Jenis Distribusi Kerusakan Dengan menggunakan software weibull++4 data-data kerusakan yang diolah menunjukkan bahwa seluruh komponen berdistribusi weibull dengan 3 parameter, artinya bahwa seluruh komponen yang diteliti menunjukkan peningkatan laju kerusakan seiring dengan lamanya jam operasi, sehingga komponen-komponen tersebut layak untuk diganti guna meningkatkan nilai keandalannya. Penentuan distribusi kerusakan pada tiap-tiap komponen berdasarkan nilai likelihood (LKV) tertinggi. Sedangkan hasil pengujian distribusi kerusakan menunjukkan parameter-parameter distribusi, seperti pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Parameter Distribusi Komponen Komponen
Parameter Distribusi η γ
Part Number Part Number 3101521-1
SEAL ASSY
3.3100
6532.8695
3105.1000
3102102-2
LINER
2.0772
5028.9386
4127.1600
893482-3
IMPELLER SECOND STAGE
3.9252
8029.9438
1328.0150
3102038-1
VANE ASSY-DIFFUSER
1.7580
4647.8494
5091.7530
893383-2
HOUSING ASSY COMPRESSOR
2.0343
5315.2790
3899.3050
3101829-1
SHROUD-FIRST STAGE IMPELLER
1.5506
4545.1305
4611.0700
S8990-270
PACKING
2.0143
5672.7661
4233.9300
896223-3
IMPELLER FIRST STAGE
2.2673
5307.6314
3958.5650
3101830-1
DIFFUSER
1.9803
5011.7281
4266.9500
β
ISBN : 979-99735-2-X A-10-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Analisis Data Hasil Proses Optimasi Dengan Program Solver Interval waktu Penggantian Komponen Dari optimasi yang dilakukan program Solver excel menunjukkan bahwa komponen Impeller second stage memiliki waktu penggantian tercepat, yaitu 1345 jam, sedangkan yang terlama Vane Assy-Diffuser sebesar 5115 jam. Tabel 3. Hasil Optimasi interval waktu penggantian Task Interval
Nilai Keandalan
Probability of Failure
Failure Rate
PDF
SEAL ASSY
3124
0.9925
0.0075
3.9985E-10
3.9684E-10
LINER IMPELLER SECOND STAGE VANE ASSYDIFFUSER HOUSING ASSY COMPRESSOR SHROUD-FIRST STAGE IMPELLER PACKING IMPELLER FIRST STAGE DIFFUSER
4150
0.9906
0.0094
1.2370E-06
1.2254E-06
1345
0.9917
0.0083
7.3328E-12
7.2722E-12
5115
0.9912
0.0088
6.8186E-06
6.7589E-06
3925
0.9921
0.0079
1.2319E-06
1.2222E-06
4640
0.9902
0.0098
2.1073E-05
2.0866E-05
4260
0.9908
0.0092
1.5109E-06
1.4970E-06
3980
0.9909
0.0091
3.9534E-07
3.9174E-07
4290
0.9909
0.0091
2.0206E-06
2.0022E-06
Nama Komponen
Biaya Penggantian Komponen Sedangkan biaya penggantian optimal hasil optimasi menunjukkan nilai CBR yang optimal, yaitu nilai CBR < 1. Besarnya biaya penggantian sangat dipengaruhi harga komponen. Komponen yang memiliki biaya penggantian sebelum kerusakan termurah adalah Packing, 550.00 US$, dan yang termahal adalah Impeller First Stage, 18,100.00US$. Biaya-biaya penggantian Komponen Kritis hasil optimasi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan Optimasi Biaya penggantian
No
Komponen
Interval Task
Biaya penggantian sebelum kerusakan
Biaya penggantian setelah kerusakan
CBR
1
SEAL ASSY
3124.00
$2,730.00
$75,050.00
0.00728
2 3 4
LINER IMPELLER SECOND STAGE VANE ASSY-DIFFUSER
4150.00 1345.00 5115.00
$12,100.00 $17,100.00 $15,100.00
$75,100.00 $75,100.00 $75,100.00
0.02081 0.08321 0.02091
5
HOUSING ASSY COMPRESSOR
3925.00
$15,175.00
$75,175.00
0.02681
6
SHROUD-FIRST STAGE IMPELLER
4640.00
$7,550.00
$75,050.00
0.01196
7 8
PACKING IMPELLER FIRST STAGE
4260.00 3980.00
$550.00 $18,100.00
$75,050.00 $75,100.00
0.00117 0.03032
9
DIFFUSER
4290.00
$16,100.00
$75,100.00
0.02608
ISBN : 979-99735-2-X A-10-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Analisa Risk Matrix Berdasarkan data dari Tabel 3, kemudian disusun tabel severity of frequency guna mengelompokkan failure rate pada masing-masing komponen berdasarkan frekuensi terjadinya kerusakan. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa dengan menerapkan interval waktu penggantian yang baru, maka frekuensi terjadinya kerusakan komponen dapat diketahui. Disamping itu, dapat pula disusun sebuah matriks resiko berupa peringkat resiko (Rating of risk) masing-masing komponen kompresor. Tabel 5. Hasil Perhitungan Optimasi Biaya penggantian Definisi Improbable
Severity of Frequency Keterangan Terjadi 4 kali kerusakan tiap 1010 jam
Rating of Risk Rating of Risk Sedang
Remote
Terjadi 2 kali kerusakan tiap 106 jam
Sedang
Improbable
Terjadi 8 kali kerusakan tiap 1012 jam
Sedang
Remote
Terjadi 7 kali kerusakan tiap 106 jam
Sedang
Remote
Terjadi 2 kali kerusakan tiap 106 jam
Sedang
Occasional
Terjadi 3 kali kerusakan tiap 105 jam
Dapat diterima
7
LINER IMPELLER SECOND STAGE VANE ASSY-DIFFUSER HOUSING ASSY COMPRESSOR SHROUD-FIRST STAGE IMPELLER PACKING
Remote
Terjadi 2 kali kerusakan tiap 106 jam
Dapat diterima
8
IMPELLER FIRST STAGE
Improbable
Terjadi 4 kali kerusakan tiap 107 jam
Dapat diterima
No No 1 2 3 4 5 6
9
Nama Komponen Nama Komponen SEAL ASSY
DIFFUSER
Remote
Terjadi 3 kali kerusakan tiap
106
jam
Dapat diterima
KESIMPULAN a.
b.
c.
Dari analisa yang telah dilakukan berdasarkan data-data kerusakan pada komponenkomponen penyusun Compressor, dapat diketahui distribusi kerusakannya, nilai keandalan, probability of failure, serta failure ratenya. Dari ketiga parameter tersebut ditambah dengan data biaya-biaya penggantian, selanjutnya dapat dilakukan pembuatan model dan perhitungan optimasi guna memperoleh interval waktu dan biaya penggantian yang optimal berdasarkan nilai Cost-Benefit Ratio yang paling minimum, serta penentuan matriks resikonya yang mendasari perlu tidaknya dilakukan tindakan penggantian. Dari perhitungan optimasi terhadap 9 jenis komponen yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa interval waktu penggantian yang optimal berkisar antara 1345 sampai dengan 5115 jam. Komponen yang memiliki interval waktu penggantian tercepat adalah Impeller Second Stage, dan yang terlama adalah Vane-Assy diffuser. Sedangkan dari sisi biaya, besarnya biaya penggantian sangat dipengaruhi harga komponen. Komponen yang memiliki biaya penggantian sebelum kerusakan termurah adalah Packing, 550.00 US$, dan yang termahal adalah Impeller First Stage, 18,100.00US$. Dari hasil penentuan Risk Matrix, dapat disimpulkan bahwa Shroud-First Stage Impeller merupakan komponen yang memiliki peringkat resiko kerusakan tertinggi dibandingkan komponen-komponen yang lain. Dari hasil analisa Risk Matrix ini pula dapat dibuktikan bahwa dengan menerapkan interval waktu penggantian yang dihasilkan dari perhitungan optimasi, resiko terjadinya kerusakan masing-masing komponen sangat kecil, yakni berkisar 3 – 7 kerusakan tiap 105 – 1012 jam, bahkan
ISBN : 979-99735-2-X A-10-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
terdapat 3 buah komponen dengan Improbable severity of frequency atau tidak mungkin terjadi kerusakan. DAFTAR PUSTAKA Alkaf, Abdullah (1992), Teknik Keandalan Sistem, Hand Outs: Teori Keandalan, ITS Surabaya. Anthony M. Smith (1993), Reliability Centered Maintenance, Mc. Graw Hill Inc,New York, USA. Arismunandar, Wiranto (2002), Pengantar Turbin Gas dan Motor propulsi, ITB, Bandung. Artana, Ketut B.(2003), Spreadsheet Modelling for Optimation of Preference Degree of Quantitative Considerations, A Research on Marine Machinery Selection Using Hybrid Method of Generalized Reduced Gradient and Decisio Matrix, Chapter 3, Kobe University, Japan. Departement of Defence (1998), Military Handbook Electronic Reliability Design Handbook, USA Eriyanto (1988), Ilmu sistem, meningkatkan mutu dan efektifitas manajemen, IPB Press, Bogor. Garret, Aviation (1984), Manual Maintenance engine Garrett TPE 331-10R-512C, User Manual. Govil, A.K.(1983), Reliability Engineering, Tata Mc.Graw Hill, Publ., New Delhi. Hoyland, Arnljot and Marvin, Rausand (1994), System Reliability Theory: Models and stastical Methods, A Wiley-Interscience Publication, USA. Jardine, A.K.S. (1973), Maintenance, Replacement and Reliability, Pitman Publishing, Great Britain. Lewis E.E (1991), Introduction to Reliability Enginering, Department of Mechanical and Nuclear, Enginering Northwestern University, John Willey and Sons, USA. Masroeri, Agoes A., dan Artana, Ketut B.(2000), Failure Rate Analysis of of 1000 Hp Main Engines Installed on small General Cargo Ships: A Proof of Wear-out Period of Installed Main Engines, Proceedings of Sixth International Syposium on Marine Engineering (ISME), Vol.2. NAVAIR 00-25-403 (2003), Guidelines for the Naval Aviation Reliability_Centered Maintenance Process, Direction of Commander, Naval Air Systems Command. Nonelectronic Parts Reliability Data ( 1994 ), Reliability Analysis Center, Weibull++ Version 3.0, User’s Manual. ISBN : 979-99735-2-X A-10-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007