Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Efendi H. Silitonga
PENENTUAN INDIKATOR EFEKTIVITAS YANG BERPENGARUH DALAM PENINGKATAN KINERJA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KOTA MEDAN Nazaruddin Staf Pengajar Fakultas Teknik (Teknik Industri) Universitas Sumatera Utara
Abstract Effectiveness is a concept that cannot be measured directly, as some experts considered as multi-dimensional concept. Initially, people measured effectiveness from economic side alone, however finally discovered that economic performance is not the only parameter in evaluating organization effectiveness. People start to consider non-economic factors such as social and environment to measure organization effectiveness globally. Other following researches showed that there are more variables influencing effectiveness of an organization. One way to find what variables influencing effectiveness in an organization is based on the perceptions of experts, under the reason that experts have wider understanding about effectiveness, either conceptually or operationally. According to the analyses that have been conducted, there are 3 (three) most dominant or most important indicators in determining effectiveness of manufacturer organization in Medan City with highest respondents’ rate. The three indicators are a). Availability of vision and mission, b). Availability of long-term plan and, c). Total selling growth. It can be conclude that determining effectiveness to enhance performance of companies in Medan City and its surrounding can not be stated from economic factor alone, but there are still many factors or variables which play significant role. Key words: Effectiveness indicator, Improvement of performance
A. Pendahuluan Dalam era menuju perdagangan bebas saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan di Indonesia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaannya agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan sehat. Efektivitas merupakan konsep teoritis (tidak riil) yang tidak dapat langsung diukur, paling tidak beberapa ahli (expert) memandangnya sebagai konsep multi dimensional. Pada awalnya orang mengukur efektivitas dari segi ekonomi, namun belakangan diketahui bahwa performansi ekonomi bukanlah satusatunya hal yang harus diperhitungkan dalam mengevaluasi efektivitas organisasi. Orang mulai menekankan juga dari segi non-ekonomi, seperti sosial dan lingkungan untuk mengukur efektivitas organisasi secara global.
Beberapa ahli menghubungkan efektivitas organisasi dengan perencanaan jangka panjang. Thune dan House (1970) melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan di Amerika Serikat dan mendapatkan bahwa perusahaan dengan perencanaan jangka panjang mempunyai pertumbuhan penjualan (sales) dan keuntungan serta performansi ekonomi yang menunjukkan kenaikan. Hasil penelitian Shapero dari Stanford Research Institute menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki proses perencanaan yang sistematis bertambah pertumbuhannya, sekalipun perencanaan itu tidak di implementasikan. Penelitian-penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa masih banyak variabel-variabel lain yang ikut berpengaruh pada efektivitas suatu organisasi. Salah satu cara yang ditempuh untuk mengetahui variabel-variabel apa yang
82
Nazaruddin
paling berpengaruh terhadap efektivitas organisasi adalah berdasarkan persepsi para ahli (expert), dengan alasan bahwa para ahli memiliki wawasan pemikiran yang lebih luas tentang keefektifan suatu perusahaan, baik dalam tingkat konseptual maupun operasional. Para ahli yang dimaksud disini adalah para pengambil keputusan (decision maker) atau para eksekutif perusahaan, karena pengambil keputusanlah yang selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang mengandung risiko dan bertanggungjawab penuh atas hasil kemampuan sistem organisasi, karena kepadanyalah semua pihak yang berkepentingan dengan sistem itu berfokus. Bertolak dari pendahuluan yang telah diuraikan diatas, maka timbul keinginan penulis untuk menentukan nilai skala efektivitas yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaan dengan menggunakan metode interval sama dari Teknik Konstruksi Skala Thurstone, sehingga dari nilai skala tersebut dapat diidentifikasikan variabel-variabel serta indikator-indikator apa yang paling berpengaruh terhadap efektivitas perusahaan industri manufaktur yang berada di Kota Medan. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah indikator-indikator apa sajakah yang mempengaruhi efektivitas perusahaan yang berperan dalam peningkatan kinerja perusahaanperusahaan manufaktur di Indonesia khususnya di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui variabel dan indikator efektivitas yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaanperusahaan manufaktur di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. b. Untuk mengetahui indikator mana yang paling berkepentingan atau relevan
83
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 dengan efektivitas berdasarkan pada persepsi para ahli (expert). 2. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan (decision maker) untuk mengetahui keefektifan perusahaannya, sehingga dapat diambil langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu dalam rangka mempertinggi kinerja perusahaan. b. Untuk menambah ilmu dan pemahaman bagi peneliti, khususnya yang berhubungan dengan studi efektivitas. 3. Batasan Masalah Agar masalah yang dihadapi terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, maka perlu dibuat batasan-batasan untuk penyederhanaan dan memperjelas permasalahan, yaitu sebagai berikut: a. Penelitian hanya ditujukan kepada responden yang merupakan kaum eksekutif dari perusahaan-perusahaan industri manufaktur yang berada di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. b. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada kondisi dimunculkannya dimensidimensi performansi organisasi dalam nilai skala, yang diharapkan bersifat rasional dan universal. 4. Asumsi yang Digunakan Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sampel yang diambil dianggap sudah mewakili populasi yang ada. b. Hasil responden dari perusahaan dianggap benar dan dapat mewakili kondisi perusahaan yang bersangkutan. c. Para pengambil keputusan (expert) dianggap memiliki persepsi manajerial yang normal terhadap dimensi performansi organisasi. B. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam pengambilan sampel adalah Simple Random
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
Sampling dengan sampel sebanyak 30 orang (responden).
pendahuluan
Prosedur pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan penyebaran kuesioner dengan tujuan mengumpulkan data mengenai efektivitas organisasi yang dapat mempertinggi kinerja perusahaan. 2. Mendaftarkan reponden dalam hal ini adalah para kaum eksekutif pada perusahaan-perusahaan manufaktur di wilayah Kota Medan dan sekitarnya sebagai populasi survei. 3. Memberikan nomor urut kepada para anggota populasi. 4. Menyediakan tabel random. 5. Menentukan nomor sampel yang akan digunakan dengan menggunakan tabel random, sebanyak 30 buah, di mana nomor sampel yang diambil adalah dua digit. 6. Nomor sampel yang didapatkan dari langkah kelima disesuaikan dengan nomor urut anggota populasi yang telah didaftarkan. Misalkan: dari angka random didapat nomor 19, maka angka ini disesuaikan dengan nomor urut 19 yang terdapat dalam daftar nama anggota populasi. 7. Anggota populasi yang nomor urutnya terpilih dari tabel random akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Kuesioner Penelitian Pada penelitian ini, pengumpulan data diambil melalui teknik kuesioner, di mana pengukuran tingkat persepsi para ahli (expert) terhadap dimensi efektivitas diukur dengan metode Interval Sama. Pengumpulan sampel dilakukan sebanyak dua tahap dengan menguji kecukupan data dengan menggunakan rumus Bernoulli pada selang kepercayaan 95% (berarti nilai Z yang luas daerah di sebelah kanannya adalah 0,05, atau luas daerah di sebelah kiri Z = 0,95), serta tingkat kesalahan = 0,05. Tahap I : • Jumlah kuesioner = 30 set.
yang
disebarkan
• •
Jumlah kuesioner yang kembali = 23 set. Jumlah kuesioner yang memenuhi syarat = 21 set.
N≥ N≥
N≥
(Z α / 2 )2 ⋅ p ⋅ q
(Z
e2
)
2
0 , 05 / 2
⋅ (20 / 21) ⋅ (1 / 21) (0,05) 2
(1,96)2 ⋅ (0,952) ⋅ (0,048) (0,05) 2
N ≥ 70,22 sehingga sampel yang dikumpulkan belum mencukupi untuk mewakili populasi. Tahap II: • Jumlah kuesioner yang disebarkan = 30 set. • Jumlah kuesioner yang kembali = 21 set. • Jumlah kuesioner yang memenuhi syarat = 18 set. Sehingga secara keseluruhan kuesioner yang memenuhi syarat adalah 21+18 = 39. Kuesioner yang dianggap tidak memenuhi syarat ialah kuesioner yang ada bagiannya tidak terisi oleh responden.
N≥ N≥
N≥
(Z α / 2 )2 ⋅ p ⋅ q
(Z
e2
)
2
0 , 05 / 2
⋅ (38 / 39) ⋅ (1 / 39) (0,05) 2
(1,96)2 ⋅ (0,974) ⋅ (0,026) (0,05) 2
N ≥ 38,91 Dengan demikian maka sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sudah mencukupi. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pengambil keputusan (eksekutif) perusahaan-perusahaan manufaktur di wilayah Kota Medan yang juga merupakan populasi dalam penelitian ini.
84
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
C. Hasil dan Pembahasan Data dari hasil penyebaran kuesioner diolah dengan mencari nilai skala dari setiap indikator dengan metode Interval Sama. Seluruh hasil jawaban terhadap kuesioner yang telah disebarkan merupakan data mentah yang kemudian disusun dalam bentuk tabel. Tiap-tiap baris pernyataan tabel-tabel tersebut terdiri dari tiga baris. Baris pertama menyatakan frekuensi dari suatu pernyataan. Baris kedua menyatakan proporsi dari frekuensi. Proporsi didapat dari: pi = fi / n Dengan: p = proporsi interval ke-i. f = frekuensi interval ke-i. n = jumlah responden. Dan baris ketiga menyatakan kumulatif dari proporsi, yang didapat dari:
Cpi = pi +
K = i −1
∑ pk K =1
Dengan: Cpi = kumulatif proporsi interval ke-i. pi = proporsi interval ke-i. pk = proporsi ke-k. Perhitungan nilai skala suatu pernyataan berdasarkan pada metode interval sama ini diambil dari nilai median. Di bawah ini akan dijabarkan contoh perhitungan nilai skala dan nilai Q (adanya misi dan visi). Contoh perhitungan nilai skala (S): Harga skala (median) dihitung dengan rumus:
⎡ 0,5 − ∑ Pb ⎤ S = L+⎢ ⎥.i Pw ⎦ ⎣ Dengan: S = Skala (median), merupakan nilai skala suatu pernyataan L = Batas bawah interval yang mengandung median ΣP0 = Jumlah seluruh proporsi di bawah interval yang mengandung median
85
Pw i
= Proporsi pada interval yang mengandung median = Lebar interval (diasumsikan= 1,0)
Jika diterapkan pada Tabel 1, maka:
⎡ 0,5 − 0,179 ⎤ S = 4,5 + ⎢ ⎥.1 = 4,8906 ⎣ 0,821 ⎦ Harga skala untuk pernyataan-pernyataan berikutnya dihitung dengan cara yang sama seperti cara di atas. Contoh perhitungan penyebaran rating para subjek (Q): Seperti telah disebutkan pada bab terdahulu, untuk ukuran variasi digunakan sebaran interkuartil, yaitu sebaran yang berisi pertengahan dari 50% pendapat. Untuk mendapatkan harga sebaran interquartil Q diperlukan harga persentil ke25 dan persentil ke-75. Persentil ke-25 dihitung dengan rumus:
⎡ 0, 25 − ∑ Pb ⎤ C 25 = L + ⎢ ⎥.i Pw ⎣ ⎦ Dengan: C25 = Persentil ke-25 L = Batas bawah interval yang mengandung C25 ΣP0 = Jumlah seluruh proporsi di bawah interval yang mengandung C25 Pw = Proporsi pada interval yang mengandung C25 i = Lebar interval (diasumsikan= 1,0) Persentil ke-75 dihitung dengan rumus:
⎡ 0,75 − ∑ Pb ⎤ C 75 = L + ⎢ ⎥.i Pw ⎣ ⎦ Dengan: C25 = Persentil ke-75 L = Batas bawah interval yang mengandung C75 P0 = Jumlah seluruh proporsi di bawah interval yang mengandung C75 Pw = Proporsi pada interval yang mengandung C75 i = Lebar interval (diasumsikan= 1,0)
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
Tabel 1. Perhitungan NSP dan Q pada Variabel Perencanaan Pernyataan A1
A2
A3
A4
A5
Interval 1
2
3
Nilai 4
5
Skala
f
0
0
0
7
32
p
0.000
0.000
0.000
0.179
0.821
cp
0.000
0.000
0.000
0.179
1.000
f
0
0
0
10
29
p
0.000
0.000
0.000
0.256
0.744
cp
0.000
0.000
0.000
0.256
1.000
f
0
1
3
19
16
p
0.000
0.026
0.077
0.487
0.410
cp
0.000
0.026
0.103
0.590
1.000
f
0
3
2
18
16
p
0.000
0.077
0.051
0.462
0.410
cp
0.000
0.077
0.128
0.590
1.000
f
1
1
4
10
23
p
0.026
0.026
0.103
0.256
0.590
cp
0.026
0.051
0.154
0.410
1.000
Dengan demikian, jika diterapkan pada Tabel 1, maka:
C25
Nilai
C75
Q
4.8906
4.5859 5.1953
0.6094
4.8276
4.4750 5.1638
0.6888
4.3158
3.8026 4.8906
1.0880
4.3056
3.7639 4.8906
1.1267
4.6522
3.8750 5.0761
1.2011
Tabel 2. Distribusi Kumulatif Proporsi Empiris (Pij) Pernyataan
Interval 1
2
3
4
⎡ 0,25 − 0,179 ⎤ C 25 = 4,5 + ⎢ ⎥.1 = 4,5859 ⎣ 0,821 ⎦ ⎡ 0,75 − 0,179 ⎤ C 75 = 4,5 + ⎢ ⎥.1 = 5,1953 ⎣ 0,821 ⎦
A1
0.000
0.000
0.000
0.179
A2
0.000
0.000
0.000
0.256
A3
0.000
0.026
0.103
0.590
A4
0.000
0.077
0.128
0.590
Jadi besarnya sebaran interquartil antara C75 dan C25, yaitu: Q = C75 - C25 = 5,1953 – 4,5859 = 0,6094 Setelah nilai skala dari pernyataan dapat ditentukan pada suatu kontinum psikoligi, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan test konsistensi. Test ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh penyimpangan nilai skala yang dibentuk ini, jika digunakan untuk melakukan penilaian empiris terhadap proporsi Pij. Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
A5
0.026
0.051
0.154
0.410
Langkah 1: susunlah tabel distribusi kumulatif proporsi empiris (seperti terlihat pada Tabel 2. untuk pernyataan A1).
Langkah 2: Menentukan besarnya nilai-nilai matriks Z’, yaitu Z’ij (Tabel 3) yang merupakan deviasi normal teoritis yang berhubungan dengan sebaran skala dari pernyataan. Elemen nilai matriks Z’, yaitu Z’ij dihasilkan dari nilai skala stimulasi ke-i dikurangi dengan nilai skala stimulasi j: Z’ij = Si – Sj Di mana: Z’ij = elemen-elemen matriks Z’ Si = nilai stimulasi ke-i
86
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
Sj = nilai stimulasi ke-j Tabel 3. Penyimpangan Normal Teoritis (Z’ij) Nilai Skala
Lebar Interval Kumulatif
Pernyataan
1.5000 2.5000 3.5000 4.5000
(4.8906)
1
-3.3906 -2.3906 -1.3906 -0.3906
(4.8276)
2
-3.3276 -2.3276 -1.3276 -0.3276
(4.3158)
3
-2.8158 -1.8158 -0.8158 0.1842
(4.3056)
4
-2.8056 -1.8056 -0.8056 0.1944
(4.6522)
5
-3.1522 -2.1522 -1.1522 -0.1522
Langkah 3: Membentuk matriks P’, yang merupakan proporsi teoritis dari P’ij (Tabel 4.). Matriks P’ dibentuk dengan mengubah matriks Z’ berdasarkan tabel distribusi normal pada lampiran 2. Tabel 4. Distribusi Kumulatif ProporsiTeoritis (P’ij) 1
2
3
4
A1
0.000
0.008 0.082
0.348
A2
0.000
0.010 0.092
0.372
A3
0.010
0.035 0.487
0.573
A4
0.003
0.035 0.209
0.577
A5
0.000
0.016 0.125
0.494
Langkah 4: Membentuk matriks perbedaan antara proporsi empiris yang terdapat pada matriks P dengan proporsi teoritis yang terdapat pada matriks P’, dari hasil pengurangan ini akan didapat distribusi nilai dari Pij – P’ij (Tabel 5). Tabel.5. Distribusi Nilai dari Pij – P’ij
A1 A2 A3 A4
Interval 1
2
3
4
0.000 -0.008 0.082 -0.169 0.000 -0.010 0.092 -0.116 -0.010 -0.009 0.384 0.017 -0.003 0.042 0.081 0.013
Total Baris -0.259 -0.218 -0.387 -0.029
A5
0.026 0.035 0.029 -0.084 0.006
Total Kolom
0.013 0.050 0.610 -0.338 -0.886
87
AD =
Pij - P' ij Jumlah elemen matriks perbedaan
Dengan: AD = nilai absolut perbedaan rata-rata. Pij = elemen matriks proporsi empiris. P’ij = elemen matriks proporsi teoritis. Jumlah elemen matriks perbedaan = n(n-1)/2, n = jumlah pernyataan. Contoh perhitungan Discrepancy (AD):
Interval
Pernyataan
Pernyataan
Langkah 5: Menentukan besarnya nilai Absolut Perbedaan Rata-rata (Absolute Average Discrepancy) dengan rumus:
Untuk pernyataan A = Jadi: AD =
Absolute
Average
5(5 − 1) = 10 2
− 0,886 = 0,0886 10
Harga Absolute Average Discrepancy (AD) untuk pernyataan-pernyataan berikutnya dihitung dengan cara yang sama dengan cara di atas serta pengujian konsistensi internal dengan Metode Interval Sama. Dari pengujian konsistensi internal, maka harga Absolute Average Discrepancy (AD) untuk tiap variabel adalah sebagai berikut: AD 1 AD 2 AD 3 AD 4 AD 5
= 0,0886 = 0,0058 = 0,0027 = 0,0199 = 0,0397
AD 6 AD 7 AD 8 AD 9
= 0,0017 = 0,0475 = 0,0054 = 0,0472
Berdasarkan perhitungan Absolute Average Discrepancy (AD) untuk kesembilan variabel tersebut, tampak bahwa penyimpangan antara distribusi proporsi observasi (Pij) dengan distribusi proporsi teoritis (P’ij) ternyata sangat kecil. Penyimpangan yang kecil ini menunjukkan bahwa nilai skala yang telah dibentuk adalah konsisten terhadap data-data empiris.
Nazaruddin
Analisa dan Evaluasi Analisa Indikator Terpilih Dari hasil perhitungan data, dapat diketahui indikator mana saja yang paling relevan dengan efektivitas perusahaan. Penilaian responden terhadap derajat kepentingan efektivitas organisasi yang diberikan melalui kuesioner skala ordinal, di mana peneliti mengurutkan/meranking responden berdasarkan derajat kepentingan tiap indikator terhadap efektivitas organisasi dengan urutan sangat penting, cukup penting, netral, kepentingannya sedikit, dan kepentingannya sedikit sekali. Tentu saja skala yang bersifat kualitatif tersebut tidak dapat secara langsung diolah, oleh karena itu peneliti mengkonversi skala ordinal tersebut menjadi suatu skala interval, dengan memberi bobot pada setiap derajat kepentingan, yaitu sebagai berikut: a. Kepentingannya sedikit sekali, diberi bobot = 1. b. Kepentingannya sedikit, diberi bobot = 2. c. Netral, diberi bobot = 3. d. Cukup penting, diberi bobot = 4. e. Sangat penting, diberi bobot = 5. Pada analisa data, interval yang berada di bawah interval tertinggi diambil sebagai indikator terpilih. Dari bobot di atas interval tertinggi adalah interval 5, sedangkan interval di bawah interval tertinggi adalah interval 4. Oleh karena itu maka indikator terpilih adalah indikator yang mempunyai nilai skala yang lebih besar dari empat (NSP > 4,0). Indikator yang terpilih tersebut kemudian diurutkan berdasarkan nilai skalanya. Kemudian bila terdapat beberapa pernyataan yang nilai NSP-nya sama, maka pilihan urutan indikatornya kemudian didasarkan pada harga Q, yaitu dipilih nilai Q yang lebih kecil. Variabel-variabel beserta indikator-indikator yang terpilih tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 Variabel Perencanaan Variabel ini terdiri atas 5 (lima) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata kelima indikator tersebut memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa kelima indikator tersebut berkepentingan atau relevan terhadap efektivitas organisasi karena indikator-indikator ini menunjukan adanya perencanaan jangka panjang yang menunjang misi dan visi perusahaan secara keseluruhan serta memberikan gambaran bagaimana arah perusahaan di masa yang akan datang. Apabila kondisi tersebut dapat dicapai maka suatu perusahaan akan sangat siap menghadapi persaingan global di masa mendatang. indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 6. Variabel Produktivitas Variabel ini terdiri terdiri atas 5 (lima) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari kelima indikator tersebut hanya 3 (tiga) buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut berkepentingan atau relevan terhadap efektivitas organisasi karena indikator-indikator ini menunjukan adanya peranan dari tim marketing yang baik didalam melakukan survei pasar dan inovasi produk sehingga konsumen tidak akan merasa bosan terhadap satu macam produk melainkan ada variasi serta nilai tambah yang lebih baik dari produk saingan. Apabila kondisi tersebut dapat dicapai maka suatu perusahaan akan sangat siap dalam menghadapi persaingan global di masa mendatang di mana tuntutan inovasi produk sangat berperan. Sebagai contoh adalah perusahaan handphone NOKIA di mana inovasi setiap seri ponsel yang dikeluarkan selalu memiliki nilai tambah dan feature yang berbeda-beda. Indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 7.
88
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
Tabel 6. Indikator Terpilih dari Variabel Perencanaan No 1 2 3 4 5
Indikator A.1. A.2. A.5. A.3. A.4.
Nama Indikator Adanya misi dan visi Adanya rencana jangka panjang Pengontrolan implementasi rencana Formalisasi perencanaan Kuantifikasi tujuan perusahaan
Nilai Skala 4,8906 4,8276 4,6522 4,3158 4,3056
Nilai Q 0,6094 0,6888 1,2011 1,0880 1,1267
Tabel 7. Indikator Terpilih dari Variabel Produktivitas No 1 2 3
Indikator B.2. B.5. B.1.
Nama Indikator Nilai tambah produk per profit Output per input Nilai tambah produk per penjualan
Nilai Skala 4,5714 4,5250 4,2632
Nilai Q 1,4524 1,0906 1,1000
Tabel 8. Indikator Terpilih dari Variabel Profitabilitas No 1 2 3
Indikator C.1. C.3. C.2.
Nama Indikator Margin laba atas penjualan Laba bersih atas kekayaan bersih Laba atas total harta
Variabel Profitabilitas Variabel ini terdiri terdiri atas 3 (tiga) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata ketiga indikator tersebut memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut berkepentingan atau relevan terhadap efektivitas organisasi karena indikator-indikator ini menunjukan sejauh mana keuntungan perusahaan dan ini merupakan aspek ekonomi atau finansial yang mempengaruhi efektivitas perusahaan. Indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 8. Variabel Struktur Organisasi Variabel ini terdiri terdiri atas 6 (enam) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari keenam indikator tersebut, tidak ada satu pun indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa keenam indikator tersebut berdasarkan persepsi para ahli (expert) kurang berkepentingan / relevan terhadap efektivitas organisasi.
89
Nilai Skala 4,7200 4,0526 4,0476
Nilai Q 0,9964 1,0742 0,9417
Variabel Partisipasi dalam Organisasi Variabel ini terdiri terdiri atas 4 (empat) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari keempat indikator tersebut hanya 1 buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0 yaitu indikator ‘kerjasama antar departemen’ dengan nilai NSP = 4,6522 dan nilai Q = 1,0569. Hal ini menunjukkan bahwa peranan karyawan didalam partisipasi berorganisasi tidak memberikan dampak dalam peningkatan kinerja sehingga hanya indikator ‘kerjasama antar departemen’ yang berpengaruh karena indikator tersebut menunjukan adanya team work dan komunikasi yang baik antara sesama pekerja yang secara keseluruhan dapat lebih meningkatkan keharmonisan kerja sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Variabel Semangat Kerja Variabel ini terdiri terdiri atas 5 (lima) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari kelima indikator tersebut, hanya 4 buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukan bahwa keempat indikator tersebut berkepentingan atau relevan terhadap efektivitas organisasi karena indikatorindikator ini menunjukan adanya suatu
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
standarisasi atau prosedur didalam bekerja yang dapat mendorong meningkatkan produktivitas kerja. Apabila kondisi tersebut dapat dicapai maka suatu perusahaan akan siap menghadapi persaingan global di masa mendatang Indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 9.
terhadap efektivitas organisasi karena indikator-indikator ini menunjukan adanya pengaruh bagi potensial pasar yang memberikan dampak bagi peningkatan penjualan serta menunjukan arus kas (cash flow) perusahaan. Indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 10.
Variabel Nilai Sosial Variabel ini terdiri terdiri atas 4 (empat) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari keempat indikator tersebut hanya 1 buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0 yaitu indikator ‘pemeliharaan lingkungan’ dengan nilai NSP = 4,0476 dan nilai Q = 0,9417. Hal ini menunjukan bahwa indikator yang lain dalam variabel ini tidak memiliki hubungan didalam peningkatan kinerja perusahaan sebaliknya indikator ‘pemeliharaan lingkungan’ dapat meningkatkan kinerja karena dengan memiliki kondisi lingkungan yang baik, karyawan atau pekerja akan memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan sehingga produktivitas akan semakin meningkat.
Variabel Pertumbuhan Variabel ini terdiri terdiri atas 5 (lima) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari kelima indikator tersebut hanya 4 buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukan bahwa keempat indikator tersebut berkepentingan atau relevan terhadap efektivitas organisasi karena indikatorindikator ini menunjukan adanya peningkatan produktivitas dan efisiensi yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaan. Indikator-indikator yang terpilih, disusun berdasarkan nilai skala yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 11.
Variabel Fleksibilitas Variabel ini terdiri terdiri atas 8 (delapan) buah indikator. Dengan metode interval sama, ternyata dari kedelapan indikator tersebut, hanya 4 buah indikator yang memiliki Nilai Skala (NSP) > 4,0. Hal ini menunjukan bahwa keempat indikator tersebut berkepentingan atau relevan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa dari 45 indikator yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat 25 indikator yang terpilih, berarti ada 20 indikator yang tidak terpilih. Persentase jumlah responden yang memilih indikator efektivitas dengan nilai skala (NSP) > 4,0 berada pada kisaran 74,36% -
Tabel 9. Indikator Terpilih dari Variabel Semangat Kerja No 1 2 3 4
Indikator F.5. F.3. F.4. F.2.
Nama Indikator Hubungan antar pekerja Standar kerja Tingkat kerusakan Standar tingkat absensi
Nilai Skala 4,5250 4,3929 4,1389 4,0476
Nilai Q 1,1292 1,2619 1,1528 0,9417
Tabel 10. Indikator Terpilih dari Variabel Fleksibilitas No 1 2 3 4
Indikator H.3. H.7. H.8. H.1.
Nama Indikator Luas pasar Current ratio Cash ratio Keragaman konsumen
Nilai Skala 4,5250 4,2308 4,1333 4,0938
Nilai Q 1,1292 1,4184 1,3393 1,2917
90
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Nazaruddin
Tabel 11. Indikator Terpilih dari Variabel Pertumbuhan No 1 2 3 4
Indikator I.1. I.2. I.3. I.5.
Nama Indikator Pertumbuhan total penjualan Pertumbuhan net profit Pertumbuhan total aktiva Pertumbuhan pekerja
100,00%. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persentase Jumlah Responden yang Memilih Indikator Efektivitas dengan Nilai Skala (NSP) > 4,0 No
Indikator
1 2
Adanya misi dan visi Adanya rencana jangka panjang Formalisasi perencanaan Kuantifikasi tujuan perusahaan Pengontrolan implementasi rencana Nilai tambah produk per penjualan Nilai tambah produk per profit Output per input Margin laba atas penjualan Laba atas total harta Laba bersih atas kekayaan bersih Kerjasama antar departemen Standar tingkat absensi Standar kerja Tingkat kerusakan Hubungan antar pekerja Pemeliharaan lingkungan Keragaman konsumen Luas pasar Current ratio Cash ratio Pertumbuhan total penjualan Pertumbuhan net profit Pertumbuhan total aktiva Pertumbuhan pekerja
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Persentase (%) 100.00 100.00 89.74 87.18 84.62 87.18 76.92 92.31 92.31 79.49 76.92 92.31 79.49 82.05 79.49 89.74 79.49 74.36 89.74 74.36 74.36 100.00 92.31 89.74 74.36
D. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan data dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan metode Interval Sama, terpilih 8 variabel dari keseluruhan 9 variabel didalam penentuan
91
Nilai Skala 4,6875 4,5714 4,1200 4,0278
Nilai Q 0,9438 1,0857 0,7950 1,1553
efektivitas organisasi bagi perusahaanperusahaan manufaktur di wilayah kota Medan dan sekitarnya. Ke-8 variabel tersebut adalah: perencanaan, produktivitas, profitabilitas, partisipasi dalam organisasi, semangat kerja, nilai sosial, fleksibilitas, dan pertumbuhan. 2. Dengan metode Interval Sama, terpilih 25 indikator dari keseluruhan 45 indikator didalam penentuan efektivitas organisasi bagi perusahaanperusahaan manufaktur di wilayah kota Medan dan sekitarnya. Ke-25 indikator tersebut adalah: adanya misi dan visi, adanya rencana jangka panjang, formalisasi perencanaan, kuantifikasi tujuan-tujuan perusahaan, pengontrolan implementasi rencana, nilai tambah produk per penjualan, nilai tambah produk per profit, output per input, margin laba atas penjualan, laba atas total harta, laba bersih atas kekayaan bersih, kerjasama antar departemen, standar tingkat absensi, standar kerja, tingkat kerusakan, hubungan antar pekerja, pemeliharaan lingkungan, keragaman konsumen, luas pasar, current ratio, cash ratio, pertumbuhan total penjualan, pertumbuhan net profit, pertumbuhan total aktiva, dan pertumbuhan pekerja. 3. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, terdapat 3 (tiga) buah indikator yang paling dominan atau berkepentingan didalam penentuan efektivitas perusahaan manufaktur di wilayah kota Medan yaitu dengan jumlah persentase responden yang tertinggi (100%). Ketiga indikator itu adalah: a. Adanya misi dan visi. b. Adanya rencana jangka panjang, dan c. Pertumbuhan total penjualan. 4. Berdasarkan hasil analisa jumlah pilihan responden, didapatkan bahwa
Nazaruddin
faktor ekonomi atau profitabilitas ikut berperan dalam penentuan efektivitas perusahaan tetapi tidak terlalu dominan di mana hanya 92.31%, 79.49%, dan 76.92% yaitu: a. Margin laba atas penjualan. b. Laba atas total harta. c. Laba bersih atas kekayaan bersih. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa didalam penentuan efektivitas untuk meningkatkan kinerja perusahaan saat ini khususnya di wilayah kota Medan dan sekitarnya tidak hanya ditentukan dari faktor ekonomi semata melainkan masih banyak faktor ataupun variabel yang turut berperan. Saran 1. Ketika melakukan penelitian, sebaiknya memilih responden yang benar-benar mengetahui dan memahami hal-hal yang akan diteliti sehingga dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan harapan dan tujuan penelitian. 2. Agar tingkat ketepatan yang dihasilkan lebih tinggi, maka dapat diambil sampel dalam jumlah yang lebih besar. 3. Kuesioner hendaknya dibuat dengan jelas dan padat. Kesulitan yang sering terjadi ialah jika kuesioner terlalu ringkas, hal ini dapat menyulitkan responden untuk memahaminya. Namun sebaliknya jika kuesioner terlalu banyak isinya, hal ini dapat menimbulkan keengganan responden untuk mengisinya.
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 E. Daftar Pustaka Edwards, Allen L., 1957, Technique of Attitude Scale Construction, Appleton Century Croft, New York. Farmer R.w. & Richman B., 1962, Organization Effectiveness, Human Relation, Volume 15. Kast F.E. & Rosenzweig, J.E., 1974, Organization and Management, A System Approach, 2nd Edition, New York, Mc Graw-Hill Book Company. Montebello, Michel H., 1979, Long Range Planning And Managerial Perception of Corpaorate Effectiveness, International studies of Management and Organization. Negandhi, Anant. R., & Reimann, Bernard C., 1973, Task Environment Decentralization and Organizational Effectiveness, Human Relation, Volume 26. Singarimbun, Masri & Sofian, Effendi, 1985, Metode Penelitian, Survei, Cetakan ke-6, LP3S, Jakarta. Walpole, Ronald E., 1993, Pengantar Statistika, edisi ke-3 penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Steers, Richard M., 1977, Organizational Effectiveness, Goodyear Publishing Company, Inc., California. Sekaran, 2000, Research Methods for Business : A Skill Building Approach, Third edition, John Wiley & Sons Inc., New York. Cooper, Donald R. & Emory, William C., 1974, Business Research Methods, New York, Mc Graw-Hill Book Company.
92