Laporan Hasil Penelitian PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BEBASIS KVISOFT FLIKBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI NEGERI LAMPUNG
Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd
Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 2015
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan karunia-Nya, Akhirnya Peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flikbook Maker yang merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Penelitian ini dibiayai berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015. Peneliti menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. Semogalaporan hasil penelitian ini benar-benar dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dikarenakan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil nanti, kelak akan menambah khazanah ragam jenis penelitian, dan berguna serta bermanfaat bagi insan akademisi yang berbasis iman, ilmu dan akhlak mulia.
Bandar Lampung, Oktober 2015 Peneliti
RINGKASAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KVISOFT FLIPBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI NEGERI BANDAR LAMPUNG Oleh Dr. Yuberti, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal tersebut dikarenakan mahasiswa pendidikan fisika merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, dan ditemukan potensi bahwa mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran yang dianggap baru. Jadi, jenis penelitian dan pengembangan yang tepat dengan permasalahan dan potensi di atas adalah penelitian dan pengembangan. Setelah mencari informasi maka peneliti menemukan media pembelajaran kvisoft flipbook maker yang dianggap baru dilingkungan mahasiswa 1
pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Lampung. Sementara itu, untuk memenuhi kompetensi mahasiswa serta menjalankan dakwah bagi peneliti maka peneliti mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Pengembangan dengan materi tersebut juga dikarenakan materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah
bagi
mahasiswa
muslim.
Sehingga,
Penelitian
ini
menyempurnakan produk yang telah ada yaitu kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman menggunakan model penelitian Borg and Gall. Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan layak. Persentase pada masing-masing hasil penelitian yaitu hasil validasi media kvisoft flipbook maker memperoleh persentase 86,67%, validasi materi agama 80,91%, validasi materi fisika 69%, ujicoba produk 89,90%, dan ujicoba pemakaian 88,17%. 2. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker dapat menambah variasi media pembelajaran untuk berbagai jenis mata kuliah. 3. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker adalah media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 2
1. Bagi dosen a. Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. b. Sebaiknya
pada
proses
pembelajaran
untuk
mengintegrasikan materi fisika dengan materi agama. 2. Bagi Mahasiswa Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain a. Sebaiknya untuk mengembangkan media kvisoft flipbook maker versi terbaru baik untuk laptop maupun smartphone. b. Sebaiknya untuk mengembangkan pada materi fisika yang belum diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. c. Sebaiknya mengembangkan materi fisika berupa komik elektronik menggunakan media pembelajaran flipbook maker.
3
kvisoft
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Identifikaasi Masalah .................................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah....................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7 1. Teoritis ................................................................................................... 7 2. Praktis..................................................................................................... 8 a. Bagi Peneliti ...................................................................................... 8 b. Bagi Mahasiswa................................................................................. 8 c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah ................................................. 8 G. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran.................................................................................... 10 1. Pengertian Media Pembelajaran............................................................. 10 2. Taksonomi Media Pembelajaran ............................................................ 17 a. Taksonomi Media Berdasarkan Ransangan Belajar.......................... 17 b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran ...................... 18 c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan ............. 19 d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat ....................... 20 B. Kvisoft Flipbook Maker .............................................................................. 25 C. Materi Fisika Yang Merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman......................... 29 a. Pengukuran Massa ............................................................................ 31 b. Vektor ............................................................................................... 39 c. Gerak Lurus ....................................................................................... 46 d. Hukum Newton ................................................................................. 49 D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dan Pengembangan ........................................................ 58 B. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan .................................................... 60 1. Potensi Dan Masalah.............................................................................. 60 2. Mengumpulkan Informasi ...................................................................... 61 3. Desain Produk ........................................................................................ 62 4. Validasi Desain ...................................................................................... 62 5. Revisi Desain.......................................................................................... 64 6. Ujicoba Produk....................................................................................... 64
7. Revisi Produk ......................................................................................... 65 8. Ujicoba Pemakaian................................................................................. 65 9. Revisi Produk ......................................................................................... 66 C. Jenis Data .................................................................................................... 66 D. Instrumen Pengumpulan Data..................................................................... 67 1. Kuisioner Pra Penelitian........................................................................ 67 2. Instrumen Validasi Produk.................................................................... 67 3. Kuisioner Respon Mahasiswa ............................................................... 68 4. Dokumentasi........................................................................................... 68 E. Tehnik Analisis Data .................................................................................. 69 1. Analisis Hasil Kuisioner Pra Penelitian ................................................ 69 2. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli.................................................. 70 3. Analisis Data Respon Mahasiswa .......................................................... 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 76 1. Validasi Desain ...................................................................................... 76 a. Validasi Ahli Media .......................................................................... 76 b. Validasi Ahli Agama ......................................................................... 77 c. Validasi Ahli Fisika........................................................................... 79 2. Respon Mahasiswa................................................................................. 80 a. Ujicoba Produk.................................................................................. 80 b. Ujicoba Pemakaian ............................................................................ 81 B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 82 1. Validasi Desain ...................................................................................... 82 a. Validasi Ahli Media .......................................................................... 82 b. Validasi Ahli Agama ......................................................................... 84 c. Validasi Ahli Fisika........................................................................... 92 d. Perbandingan Ahli Media, Agama dan Fisika................................... 99 2. Respon Mahasiswa............................................................................... 101 a. Ujicoba Produk................................................................................ 101 b. Ujicoba Pemakaian .......................................................................... 103 c. Perbandingan Hasil Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian ........ 106 C. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 108 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 109 B. Saran ......................................................................................................... 109 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat dalam dunia kerja tidak hanya menuntut lulusan Perguruan Tinggi memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap
digunakan
di
lapangan
pekerjaan.
Kenyataan
ini
mengharuskan Perguruan Tinggi secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi yaitu: (1) Pengetahuan
yang
memadai
(to
know),
(2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together).1
1
Benny A. Pribadi. “Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi” (On-line), tersedia di:
Untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi tersebut, Perguruan Tinggi perlu melakukan perbaikan yang terusmenerus terhadap fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Salah satu bentuk fasilitas pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas kemampuan dan keterampilan mahasiswa adalah ketersediaan serta pemanfaatan media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan sudah merupakan suatu integrasi terhadap metode belajar yang dipakai. Kedudukan media pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat mempermudah proses pembelajaran seperti membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Media belajar mandiri pada era kemajuan teknologi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dibutuhkan untuk menciptakan kualitas manusia yang tidak hanya bergantung melalui transfer ilmu secara verbal di Perguruan Tinggi. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah
http://belajartuntas.tripod.com/MEDIATEK.htm, Tanggal 16 Februari 2015, Pukul 13:40 WIB.
2
media
pembelajaran
berbasis
komputer
dengan
bantuan
program/software. Pada saat ini software komputer berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputer dalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia. Teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan
menghasilkan
hasil
yang
teknik
pembelajaran
maksimal.
Demikian
sehingga juga
bagi
mahasiswa, dengan multimedia diharapkan akan mempermudah menentukan dengan apa dan bagaimana untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Berdasarkan hasil pra penelitian tentang penerapan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berbasis software pada 55 Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Semester 6 Kelas B dan Semester 4 kelas A Tahun pelajaran
3
2014/2015 tentang media pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika. Hasil kuesioner yang diperoleh memberikan informasi bahwa adanya multimedia (software) dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Karena waktu belajar lebih efisiensi, mempermudah pemahaman materi yang membutuhkan kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaannya mudah baik secara operasional maupun persentase di kelas. Namun, mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul, jarang
mendapatkan
media
pembelajaran
software
yang
mempermudah belajar mandiri, dan sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran software yang dianggap baru.2 Kemudian peneliti mencari melalui internet ataupun bertanya kepada dosen dari kampus yang berbasis ilmu teknologi untuk mendapatkan media 2
Ibid.
4
pembelajaran software yang dianggap jarang ditemukan pada proses pembelajaran. Sehingga mendapatkan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker. Pada sisi lain, untuk memenuhi kompetensi keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional maka peneliti akan mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Hal ini sebagai modal sekaligus pemenuhan kompetensi tersebut sehingga kelak mahasiswa lulusan pendidikan fisika merupakan generasi yang berkualitas, watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan Indonesia. Penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa pendidikan fisika masih jarang ditemukan bahkan pada Jurusan Pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah. Belum ada mata kuliah wajib ataupun pilihan yang disajikan dalam bentuk satuan kredit semester (SKS) yang khusus berisikan materi fisika yang merujuk pada
5
nilai-nilai keislaman. Sekaligus penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di IAIN Raden Intan Lampung dan Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang beragama Islam tentang pengetahuan keislaman untuk memenuhi perintah bagi umat Islam untuk berdakwah walau hanya satu ayat. Sebagaimana terdapat pada hadits berikut:
َ◌ ﻰ ص ﻟﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻗَﺎل ﷲ ﺑْﻦِ َﻋ ْﻤﺮٍو أَنﱠ اﻟﻨﱠﺒِ ﱠ ِ ﻋَﻦْ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﱠ ، َ وَ َﺣ ﱢﺪﺛُﻮا ﻋَﻦْ ﺑَﻨِﻰ إِ ْﺳ َﺮاﺋِﯿ َﻞ َوﻻَ َﺣ َﺮج، ًﺑَﻠﱢﻐُﻮا َﻋﻨﱢﻰ َوﻟَﻮْ آﯾَﺔ ﻰ ُﻣﺘَ َﻌ ﱢﻤﺪًا ﻓَ ْﻠﯿَﺘَﺒَ ﱠﻮ ْأ َﻣ ْﻘ َﻌ َﺪهُ ﻣِﻦَ اﻟﻨﱠﺎر َوﻣَﻦْ َﻛﺬَبَ َﻋﻠَ ﱠ Artinya: Daripada ‘Abdulah bin ‘Amr, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Sampaikan dari ku walaupun satu ayat, ceritakan dari Bani Israel dan tiada dosa, dan barang siapa berbohong atasku dengan sengaja, maka hendaknya dia mempersiapkan diri tempat di neraka.” (HR. Bukhari).3 Berdasarkan
paparan
di
atas
maka
peneliti
akan
melaksanakan penelitian dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flipbook Maker yang
3
Abu Abdillah Ismail bin Ibrahim Al Bukhari, Shahih Bukhari, (Maktabah Syamilah), juz 11, h. 277. Dikutip oleh Abdul Hakim, Tugas Guru Dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Ali Imran 161-164 (On-line), tersedia di: http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-abdulhakim-5817-1073111536.pdf. Tanggal 1 Juni 2015, pukul 23:08 WIB.
6
merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka ada beberapa masalah yang peneliti identifikasi, yaitu: 1. Kebutuhan mahasiswa akan media pembelajaran software baru. 2. Mahasiswa
merasa
jarang
mendapatkan
media
pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah. 3. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul. 4. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. 5. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif.
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
di
atas
dengan
menyesuaikan tingkat kesulitan penelitian maka peneliti membatasi permasalahan sebagai fokus penelitian yaitu: 1. Mahasiswa
merasa
jarang
mendapatkan
media
pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah 2. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi
8
fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. F. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Hasil penelitian dapat mendukung teori sebelumnya bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, dan mengatasi sifat pasif, dengan demikian kemampuan dalam menyerap ilmu pengetahuan akan lebih efektif dan efisien. 2. Praktis a. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman langsung akan pengembangan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker pada pembelajaran
fisika.
serta
menunaikan
sunah
yaitu
pembelajaran,
serta
berdakwah. b. Bagi Mahasiswa Dapat
mempermudah
proses
memenuhi kompetensi lulusan yang lebih berkarakter sesuai 9
dengan kompetensi UNESCO dan tujuan pendidikan Indonesia. c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah Menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran serta dapat memberikan ketertarikan pada mahasiswa terhadap materi perkuliahan. G. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Objek penelitian Objek
penelitian
ini
adalah
pengembangan
media
pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. 2. Subjek penelitian Mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran berasal dari dua suku kata yaitu media dan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan tentang media, pembelajaran, dan media pembelajaran. Media adalah kata yang tidak asing dalam kehidupan seharihari. Namun, pemahaman media memiliki konsep tersendiri pada setiap individu. Berikut adalah pengertian media menurut beberapa ahli. Media diartikan sebagai alat informasi dan komunikasi, sarana prasarana, fasilitas, penunjang, penghubung, penyalur dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kata media sering digunakan untuk beberapa hal yang berbeda-beda pula, misalnya sebagai ukuran (size) pakaian dan tanda pengaturan mesin pendingin (air condisioner) yang biasanya disingkat menjadi “M” sebagai kepanjangan dari medium”; ada juga yang menjelaskan kata “pertengahan seperti dalam kalimat “media abad 19” (atau pertengahan abad 19): ada yang memakai kata media dalam istilah “mediasi”, yakni sebagai kata yang biasa dipakai dalam proses perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai dan lain-lain.4 4
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran (Jakarta: Referensi, 2013), h. 5.
11
Media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang berarti secara harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’ atau ‘perantara’. Dalam Bahasa Arab media disebut ‘wasail’ bentuk ‘jamak’ dari ‘wasilah’yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut
juga
sebagai
‘perantara’
(wasilah)
atau
yang
mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia juga bisa disebut
sebagai
pengantar
atau
penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.5 Media merupakan bentuk jamak dari kata medium, medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.6 Media adalah segala segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar.7
5
Ibid. h. 6. Daryanto, Media Pembelajaran (Bandung: Satu Nusa, 2011), h. 4. 7 Arief S Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 6
h. 6.
12
Media berasal dari kata medium yang berarti perantara. Oleh karena itu secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan.8 Pada komponen pembelajaran online, media diartikan sebagai pesan pembelajaran yang dikomunikasikan. E-learning bisa disampaikan melalui media yang berbeda, termasuk internet dan teknologi digital lainnya. Dengan kata lain, media seperti buku dan materi cetak bisa dikombinasikan dengan e-learning.9 Media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal
dari
bahasa Latin
medium
(“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.10 Kata media jika dipahami secara umum adalah manusia, materi, atau cara membangun kondisi yang membuat peserta
8
Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), h 18. 9 Dewi S Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2007), h.45. Mengutip Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), h. 114. 10 Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Instructional Technology & Media For Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 7.
13
didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Secara
lebih
khusus
pengertian
media
dalam
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.11 Jadi, berdasarkan paparan di atas media adalah alat-alat yang digunakan sebagai penghubung atau yang menjembatani suatu informasi dari satu sisi ke sisi lain. Pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia.
Sedangkan
peristiwa
atau
proses
interaksi
pendidikannya adalah suatu proses teknis. Didalam proses teknis inilah secara spesifik disebut proses pembelajaran. Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata instruction (Bahasa Inggris). Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks gurumurid dikelas (ruang) formal, pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Revisi, 2013), h. 3.
14
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran. 12 Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan mengembangkan
metode
untuk
mencapai
hasil
yang
diinginkan.13 Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.14 Pembelajaran sepadan dengan kata instruction yang berarti mencakup kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh sebab itu yang ditekankan yaitu proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-
12
Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 4. I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993), h. 1. 14 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 134-135. 13
15
sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik disebut pembelajaran.15 Menurut Winkel, Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa. Sementara Gagne, mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.16 “Menurut Miarso, Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.”17 Pembelajaran adalah proses kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa
15
Arief S Sadiman, Op.Cit, h. 7. Yuberti, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bandar Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2013), h. 9. 17 Ibid, h. 10. 16
16
seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.18 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang
saling
mempengaruhi
mencapai
tujuan
pembelajaran.19 Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam organisasi.20 Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” menunjukkan bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat “intervensi” sehingga terjadi proses belajar. Jadi, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan
18
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 26. 19 Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 57. 20 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 9.
17
oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar.21 Jadi, Pembelajaran adalah proses interaksi bertukar informasi (pengetahuan)
antar
manusia
atau
mencari
informasi
(pengetahuan) melalui sumber-sumber belajar yang terencana. Setelah
memahami
tentang
media
dan
pembelajaran
selanjutnya akan dijabarkan tentang media pembelajaran. Pendidik tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat ia pun harus mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain pendidik inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para pendidik, biasanya dikenal sebagai “media pembelajaran”. Dengan demikian, komponen-komponen komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan dan media.22 Media Pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat
21
Karwono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h. 19-20. 22 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 5.
18
tubuh, atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lainlain.23 Media Pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.24 Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran.25 Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar, atau suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau baik media cetak ataupun media elektronik untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat
23
Arief S Sadiman. Op. Cit. h. 12. Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 7. 25 Daryanto, Op.Cit, h. 4. 24
19
bertahan lama dan efektif dan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. 26 Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.27 Media dalam konteks pembelajaran, dengan demikian adalah bahasa pendidik. Bahasa pendidik dalam proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal maupun non-verbal. Bahasa verbal, adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, dan bahasa non-verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang digunakan. Dengan demikian proses penyampaian pikiran dan atau perasaan dapat dilakukan secara tatap mata (proses
26 27
Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 7. Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 7-8.
20
komunikasi primer) dan bisa dilakukan melalui saluran lain (proses komunikasi skunder).28 Jadi,
media
pembelajaran
adalah
bahasa
pendidik
menyampaikan dan menyalurkan pengetahuan sehingga peserta didik dapat menerima dengan efektif dan efisien.
2. Taksonomi Media Pembelajaran
Pada media pembelajaran agar mempermudah pemahaman pada praktisi pendidikan maka beberapa ahli membagi media pembelajaran berdasarkan jenis dan karakternya yaitu sebagai berikut: a. Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar Taksonomi berdasarkan rangsangan belajar dikemukakan oleh Edling. Taksonomi berdasarkan Edling beranggapan bahwa peserta didik, rangsangan belajar, dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Media merupakan bagian dari
28
Ibid. h. 9.
21
enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi untuk objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.29 Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kondifikasi subjektif visual dan kondifikasi objektif audio dan untuk pengalaman visual meliputi kondifikasi subjektif audio dan kondifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut Edling merupakan suatu kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.30 Jadi, Peneliti menyimpulkan media berdasarkan belajar menurut Edling dibagi menjadi enam yaitu kodifikasi subjektif visual atau audio, kodifikasi objektif audio atau visual, pengalaman langsung dengan benda atau orang.
29 30
Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 23-26. Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 50.
22
b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran Taksonomi
Media
Pembelajaran
berdasarkan
fungsi
pembelajaran yaitu dilakukan oleh Gagne, Gagne membagi taksonomi seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 2.1 Taksonomi Menurut Fungsi Pembelajaran Beberapa Jenis Media (R. M. Gagne. The Condition of Learning, 1965)31 MEDIA
Demon -strasi
Penyampaian Lisan
Media Cetak
Gambar Diam
Gambar Gerak
Ya
Terbatas
Terbatas
Ya
Ya
Fil m Den gan Suar a Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Terbat as
Ya
Ya
Terbata s
Terbata s
Ya
Ya
Isyarat Eksternal
Terbat as
Ya
Ya
Terbata s
Terbata s
Ya
Ya
Tuntutan Berpikir
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Terbat as
Ya
Terbatas
Terbata s
Terbata s
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak Terbata s
Fungsi
Stimulus Pengarahan Perhatian/Kegiatan Kemampuan Terbatas Yang Diharapkan
Cara
Alih Kemampuan Penilaian Hasil Umpan Balik
Tidak Terbat as
Ter bata s Ya Ya
Mesin Pembelajaran Ya
Terbatas Ya Ya
Gagne membuat membuat tujuh macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan 31
Ibid.
23
mesin belajar. Dimana ketujuhnya dikaitkan dengan hierarki belajar yang kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.32 Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa Gagne membuat 7 macam pengelompokan media yang dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan. c. Taksonomi
Media
Berdasarkan
Manfaat
untuk
Pendidikan Taksonomi Media lainnya yaitu yang dikemukakan oleh Duncan. Dalam
menyusun taksonomi
media menurut
hierarki
pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak
32
dan
kemudahan
pengadaan
Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 23.
24
serta
penggunaan,
keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak tingkat kerumitan perangkat media dalam satu hierarki.33 Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Dengan bahasa awam dapat kiranya dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas34 Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan. d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat Pada klasifisinya Rudi Bretz membuat 8 klasifikasi media, yakni media audio visual gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak seperti tampak pada Tabel berikut:
33 34
Ibid, h. 20. Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 52.
25
Tabel 2.2 Taksonomi Rudy Bretz35 MEDIA SUAR GAMBA TRANSMIS A R I AUDIO VISUAL GERAK Televisi (Tv)
GARI S
SIMBO L
GERA K
MEDIA REKAMAN
Holografi
Tv Diam
Film Rangkai/Suara Film Binngkai/Suara Halaman/ Suara Buku Dengan Audio
Rekaman Tullisan Jauh Audio Pointer
Film Bisu
Gambar/Suar a AUDIO VISUAL DIAM Slow-Scan Tv Time Shared Tv
Film/Suara Pita Video, Film Tv
AUDIO SEMI GERAK Tulisan Jauh VISUAL GERAK VISUAL DIAM
SEMI GERAK Teleautograp h AUDIO Telepon Radio
Cakram(Piringan ) Audio Pita Audio
CETAK
35
Halaman Cetak Film Rangkai Seri Gambar Microform Arsip Video
Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 21.
26
Teletip
Pia Berlubang
Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini ada kalanya bekerja sendirisendiri dan ada kalanya bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja kita sebut sebagai media audio; media yang melibatkan indera penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai media visual; dan media yang melibatkan keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual. Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan mata saja maka yang demikian itu dinamakan sebagai multimedia.36 Dengan demikian, media dalam
proses pembelajaran
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, multimedia, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.3 Taksonomi Media Berdasarkan Media yang Terlibat37 Indera Yang Terlibat
Nama Media
Sifat Pesan
Pendengaran
Media Audio
Audio Verbal Dan Nonverbal
Penglihatan
Media
Visual
36 37
Program (Software) Program Radio - Siaran Langsung - Siaran Tunda (Rekam) Tulisan Verbal
Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 54. Ibid.
27
Penyalur (Hardware)
Peralatan Proyeksi
Radio
Buku
Opaque
Visual
Verbal Visual NonverbalGrafis Visual Nonverbal Tiga Dimensi
Sketsa, Lukisan, Photo, Grafik, Diagram, Bagan, Peta
Komputer
Model
Pendengaran Dan Penglihatan
Multiindera
Media Audio Visual
Multimedia
Berdasarkan
Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Transparansi
Maket (Miniatur) Mock Up (Alat Tiruan) Specimen (Barang Contoh) Diorama Film 8 Mm, 16 Mm, 35 Mm Video: -Pita Magnetic -Video Disc -Chip Memory Televisi
Verbal Dan Nonverbal, Terdengar Dan Gregetan
Program Audio Visual: -Film Documenter Film Docudokumenter - Film Drama - Dan Lain-Lain
Pengalaman Langsung
Computer Pengalaman Berbuat: Lingkunngan Nyata Dan Karyawisata Pengalaman Terliba:T Permainan Dan Simulasi, Bermain Peran Dan Bermain Teater
taksonomi
di
atas
maka
peneliti
Project
OHP Digital Project
Film Projector
Digital Project
akan
menjabarkan secara dalam masing-masing media. “Media audio berasal dari kata media dan audio. Audio berasal dari bahasa audible yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia”.38
38
Daryanto, Op. Cit. h. 37.
28
Audio mencakup apa yang bisa didengar seperti suara orang, musik, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik, dan sebagainya.39 Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal, contohnya antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.40 Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yanng diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.41 Jadi, Media Audio adalah segala jenis media yang mengirim informasi khusus hanya melibatkan indera pendengaran saja. Selanjutnya yaitu Media Visual, visual rutin digunakan untuk memicu belajar, visual meliputi diagram pada sebuah poster, 39
Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Op. Cit. h. 7. Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 49. 41 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 55. 40
29
gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah buku, kartun, dan sebagainya.42 Media visual adalah suatu
penyajian secara grafis yang
menggunakan titik-titik, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol grafis yang lain dengan maksud mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian yang berfungsi khusus untuk menarik perhatian, memperjelas ide,
mengilustrasikan
fakta
yang
mungkin
akan
cepat
dilupakan/diabaikan jika tidak digrafiskan.43 Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual dapat
memperlancar
pemahaman dan memperkuat daya ingat.44 Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbolsimbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, 42
Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Op. Cit. h. 7. Daryanto. Op.Cit. h. 17-18. 44 Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 89. 43
30
media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.45 Jadi, Media visual adalah media yang digunakan untuk memberikan
informasi
dengan
memanfaatkan
indera
penglihatan saja. Media audio visual yaitu tehnik yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual46 Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media audio di atas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projecttable aids).47
45
Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 56. Azhar Arsyad, Op. Cit. h.32. 47 Yudhi Munadhi. Op.Cit.. h. 56-57. 46
31
Jadi, media audio visual adalah media yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pesan melalui pendengaran dan penglihatan. Selanjutnya yaitu media yang disebut dengan multimedia. Multimedia, yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.48 Multimedia
terbagi
menjadi
multimedia
linier
dan
multimedia interaktif, multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi oleh alat pengontrol atau berjalan secara sekuensial (televisi dan film). Sedangkan multimedia interaktif adalah media yang dilengkapi dengan pengontrol sehingga dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.49 Manfaat multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik,
48 49
lebih
interaktif,
mengefisiensi
waktu
belajar,
Ibid, h. 57. Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 51.
32
meningkatkan proses belajar siswa, dan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja.50 Jadi, Multimedia adalah media yang melibatkan semua panca indera, secara spesifik dibagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif. Berdasarkan paparan di atas maka media yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu kvisoft flipbook maker adalah termasuk multimedia berjenis software. Secara khusus yaitu softftware multimedia interaktif. B. Kvisoft Flipbook Maker Kvisoft flipbook maker adalah software untuk membuat file PDF (Portable Document Format) menjadi halaman flash, tiap halaman PDF bisa di flip (bolak-balik) seperti buku sesungguhnya. Software ini akan mengkonversi file PDF seperti majalah online, esurat kabar, katalog online, buku digital, dan publikasi lainnya untuk berbagi online. Penggunaan sangat mudah untuk membuat flash yang realistis membalik halaman buku tanpa keterampilan pemrograman. 50
Cukup
dengan
Ibid. h. 52.
33
3
langkah
mengimpor
PDF/gambar/FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, pengguna dapat mengkonversi PDF ke flash publikasi berbasis digital dengan antarmuka pengguna yang intuitif. Fitur impor dengan berbagai pilihan, Impor file PDF untuk mengkonversi ke halaman-balik buku flip. Impor file gambar (*.jpg, *.bmp, jpeg*, *.png) untuk buku foto flip. Impor flash film dan video (*. swf, *. flv). Menambahkan musik latar untuk flipbook, Menambahkan latar belakang dinamis untuk flipbook. Sesuaikan tampilan output yang 20 lebih template membalik buku, termasuk template pernikahan, belajar, atau lainnya sesuai kebutuhan atau minat. Tombol kontrol gaya dikustomisasi. Mengatur warna latar belakang dan gambar. Buku kertas disesuaikan gaya: Tutup halaman dan pengaturan halaman. Navigasi bar gaya disesuaikan: latar belakang pengaturan, Judul nama dan pengaturan font, dan pengaturan halaman teks. Menetapkan ukuran output dari buku flip. Simpan template yang disesuaikan agar dapat digunakan di lain waktu.
34
Format
output
yang
fleksibel,
format
output
PDF/gambar/flash untuk membalik buku ke berbagai format seperti flash, HTML, EXE, Email, dan Screensaver. Output flash membalik Output
ke
buku dalam
sebagai format.
EXE
format untuk
pengiriman
SWF. CD.
Menerbitkannya sebagai HTML yang memungkinkan untuk mengunggah ke website untuk dilihat online. Paket (hasil) bisa untuk pengiriman email cepat untuk berbagi secara luas. Output ke file screensaver yang menakjubkan sebagai pilihan screen saver. Halaman-flipping fitur. Tarik atau klik pada sudut halaman untuk flip ke halaman berikutnya. Lihat dengan pra-loading halaman yang diperlukan untuk membuka cepat, tidak perlu menunggu semua halaman dimuat. Gunakan tombol untuk mengontrol halaman, misalnya: sebelumnya, tutup berikutnya, Backcover dll. Membolak-balikan halaman secara otomatis atau manual. Otomatisasi lingkaran buku kebentuk flip atau tidak. Lihat halaman-flipping e-book dengan layar penuh. Gunakan thumbnail untuk menavigasi. Zoom in/out kedua halaman. Mengaktifkan atau
35
menonaktifkan suara ketika melakukan proses membalikkan halaman. Double klik untuk mengubah ke mode thumbnail.
Gambar 2.1 Kvisoft Flipbook Maker Beberapa
penelitian
yang
relevan
dengan
penelitian
pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Flipbook
maker
mendapatkan
penilaian
positif
dikarenakan materi pembelajaran menjadi sangat mudah dipahami, pengoperasian sangat mudah, unsur musik dan
36
animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat dan aktivitas belajar peserta didik.51 2. Pada
flipbook
virtual
baik
dan
layak
digunakan,
dikarenakan proses pembuatan produk telah melalui tahapan perencanaan pembuatan media yang baku dan telah
melalui
mendapatkan pembelajaran
pengujian penilaian
para positif
expert.
Selain
dikarenakan
itu,
materi
menjadi sangat mudah dipahami oleh
peserta didik. Selain itu, pengoperasian modul ini sangat mudah. Unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat, dan aktivitas belajar para peserta didik.52 3. Pengembangan berbasis flipbook maker dianggap efektif karena kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
51
Wijayanto. Muhammad Saifuddin Zuhri, “Pengembangan E-Modul Berbasis FlipBook Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” (On-line), tersedia di: http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/ masif2014/masif2014/paper/viewFile/487/436, Tanggal 17 Juni 2015, pukul 01:46 WIB. 52 Doni Sugianto, “Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital” (On-line), tersedia di: http://jurnal.upi.edu/file/01._Doni_Sugianto_101-116_.pdf , Tanggal 26 Maret 2015, pukul 14:05 WIB.
37
percobaan dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan unggul kelas percobaan. Selain itu, penggunaan flipbook maker dapat membentuk karakter pada peserta didik.53 4. Hasil penelitian menggunakan kvisoft flipbook dari 30 siswa mendapatkan 27 respon yang sangat baik dan 3 lainnya baik.54 5. Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Memberikan pengaruh yang positif. 55 C. Materi Fisika yang Merujuk pada Nilai-nilai Keislaman Kemajuan pesat pada dunia teknologi tidak terlepas dari andilnya ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada dunia internasional, salah satunya yaitu ilmu pengetahuan alam 53
Rasiman, Agnita Siska Pramasdyahsari, “Development of Mathematics Learning Media E- Comic Based on Flip Book Maker to Increase the Critical Thinking Skill and Character of Junior High School Students” (On-line), tersedia di: http://www.ijern.com/journal/2014/November-2014/44.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:20 WIB. 54 Alga Nawangsih Fauziah, “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Digital Book Bilingual dengan Memanfaatkan Kvisoft Flipbook untuk Siswa Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Hukum Newton” (On-line), tersedia di: http://eprints.uns.ac.id/16141/1/346382301201402321.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:22 WIB. 55 Yohanes Andri, Syamswisna, Laili Fitri Yeni. “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa Sistem Gerak Manusia di SMP” (On-line), tersedia di: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2350. Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:47 WIB.
38
baik
Fisika,
Kimia,
dan
Biologi.
Khususnya
semakin
bertambahnya pengetahuan Fisika maka akan bertambah pula perkembangan akan dunia teknologi pada kehidupan manusia. “Fisika adalah ilmu yang mengembangkan konsep dan hukum untuk memahami alam. Hukum-hukum Fisika merupakan
hasil
pemikiran
manusia
yang
memiliki
keterbatasan. Dengan demikian, hukum Fisika tidak tebal terhadap perubahan.”56 Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam, interaksi yang terjadi diantara bagianbagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifat dan gejala fisis lainnya yang dapat diamati.57 Fisika seperti halnya Matematika merupakan disiplin ilmu yang banyak melibatkan angka dan perhitungan. Perbedaannya adalah, di dalam Fisika angka dan perhitungan pada umumnya diperoleh dari hasil pengukuran dan percobaan (secara langsung ataupun tidak dan percobaan riil ataupun dalam fikiran), sedangkan dalam Matematika kita tidak harus melakukan pengukuran dan percobaan. Dapatkah kita katakan bahwa matematika merupakan suatu “alat” yang digunakan Fisika.58
56
Kusminarto, Esensi Fisika Modern (Yogyakarta: Andi, 2011), h. 1. Sutejo, Fisika 1 (Jakarta:Balai Pustaka,2007), h. 4. 58 Mohamad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 57
2.
39
Jadi, fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang berupa disiplin ilmu yang banyak menggunakan angka atau perhitungan (matematis) untuk mempelajari bagian-bagian alam, interaksi serta gejala fisis dari alam. Pembelajaran fisika mempunyai karakteristik tersendiri dari pembelajaran pada mata pelajaran lain. Secara garis besar pembelajaran fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid adalah sebagai berikut: 1. Proses belajar fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional. 2. Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi- kondisi dan situasi belajar fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pada hakikatnya hasil belajar fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.59
59
“Karakteristik Pembelajaran Fisika” (On-line), http://digilib.unila.ac.id/ 3982/16/BAB%20II.pdf, Tanggal 29 Maret 2015, pukul 22:16 WIB.
40
Tersedia
di
Jadi, pembelajaran fisika adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip, dan hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Nilai-nilai keislaman yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu berpatokan dengan materi pokok mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat dikarenakan: a. Fleksibel terhadap kebutuhan bagi pembaca yang masih mengenyam pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat. b. Bagi Mahasiswa yang mengenyam di Pergurusn Tinggi lebih mudah memahami dikarenakan materi yang disampaikan sudah pernah di pelajari dan khusus mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan fisika kelak bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan dalam memotivasi anak didik
41
ketika menjadi tenaga didik untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. c. Mempermudah tenaga pendidik yang mengampu pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menyesuaikan kebutuhan dalam mengajar. Berikut pembahasan sebagian materi fisika yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman: a. Pengukuran Massa Pada kehidupan sehari-hari kehidupan tidak terlepas dari berbagai jenis pengukuran yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen.60 Pada
ilmu
fisika,
pengukuran
dilakukan
dengan
menggunakan alat-alat ukur yaitu alat-alat ukur panjang, massa, waktu, suhu, bunyi atau cahaya, dan listrik. 60
“Pengukuran” (On-line), tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 13:20 WIB.
42
Materi yang disajikan kali ini akan memfokus sekilas pengetahuan mengenai pengukuran massa. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang masih belum memahami penggunaan kata massa dan berat bahkan seseorang yang sering berinteraksi dengan fisika, akan merasa canggung atau terkesan aneh bila bertanya “berapa massa Andi?”. Hal tersebut disebabkan dalam bahasa sehari-hari sudah terbiasa mengatakan massa suatu benda disebut sebagai berat. Berikut adalah salah satu contoh kalimat yang menyebutkan kerancuan penggunaan kata massa dan berat. “Berapa tinggi dan berat badan Andi?” tentu untuk tinggi badan dapat diukur dengan meteran, misalnya 168 cm. kemudian bagaimana dengan berat badan? Di dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Massa adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Sedangkan, berat adalah besarnya
43
gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut.61 Untuk keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian massa dan berat tidak menjadi masalah. Namun, pada fisika atau ilmu pengetahuan eksak maka definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan. Berikut adalah beberapa jenis alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur massa (menimbang): 1. Neraca Ohauss. Neraca ohauss adalah neraca yang digunakan untuk mengukur
massa
benda
atau
logam
dalam
praktik
laboratorium. Neraca Ohauss terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang diletakkan diatas piringan.
61
Syahrul A R, Ahmad Gumrowi, Alat-alat ukur (Bandar Lampung: Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2011), h. 14.
44
Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca pada skala neraca.
Gambar 2.2 Neraca Ohauss
2. Neraca Sama Lengan Neraca sama lengan bisa ditemukan di toko-toko emas. Bentuknya seperti lambang dewi keadilan atau logo kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Jadi, neraca ini masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca ohauss dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Hal yang perlu diperhatikan 45
adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakukan pengukuran massa.
Gambar 2.3 Neraca Sama Lengan 3. Neraca Pegas Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda), atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara memutar sekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran. Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas yaitu dalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus.
46
Gambar 2.4 Neraca Pegas Pengukuran massa dalam kehidupan sehari-hari secara umum disebut dengan mengukur massa yang selanjutnya disebut menimbang. Pada kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan menimbang terutama dipasar, bahkan menimbang adalah hal yang banyak dilakukan didalam kegiatan jual-beli. Seperti menimbang emas, besi, ataupun bahan pangan lainnya seperti: beras, tepung, bawang, dan lain-lain pasti menggunakan timbangan atau takaran Betapa pentingnya mempelajari pokok bahasan pertama ini yaitu pengukuran karena jika tidak memahami dengan baik maka akan mengalami kerugian bagi untuk diri sendiri atau orang lain. Tidak hanya kerugian secara materi akan tetapi akan
47
mengalami celaka juga. Celaka baik karena melakukan kecurangan ataupun ketidaktahuan dalam menimbang. Diriwayatkan bahwa di Madinah ada seseorang laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma dari petani, ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang lain ia mempergunakan takaran yang kecil. Inilah asbabun nuzul dari turunnya Surah Al-Mutaffifiin.62 Islam
adalah
agama
yang
sempurna,
Allah
SWT
memperingatkan manusia agar berhati-hati serta jujur dalam melakukan pengukuran atau menimbang, sebagaimana Firman Allah SWT pada Surah al-muthaffifiin 83 : 1 yaitu:
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang". (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 1) Akar kata muthaffifin adalah tbaffafa, yang berarti 'membuat kurang, memberikan takaran kurang, bakhil'. Artinya, sengaja melakukan ketidakadilan dalam suatu transaksi. Tathfif berarti
62
Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30 (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010), h. 586.
48
'kekikiran, hemat', dan thafif berarti 'kurang, sedikit, kecil, tidak berarti'.63 Hal di atas adalah gambaran tentang kecenderungan alamiah manusia dalam jual-beli dan perdagangan untuk mencoba memanipulasi timbangan demi keuntungannya pribadi dengan sering kali tidak jujur.
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 2) Akar kata yastawfun adalah istawfa yang berarti 'menerima sepenuhnya, lengkap, sampai nilai penuhnya, memenuhi'. Akar kata asalnya adalah wafa berarti 'sempurna, memenuhi, ketaatan, kesetiaan'.64 Takaran yang dimaksud pada ayat di atas yaitu mencakup segala ukuran dan timbangan yang biasa dipakai dalam jual beli dan terkait dengan pengurangan hak orang lain. Banyak sekali dijumpai pada kehidupan sekarang ini penguranganpengurangan yang merugikan orang lain. Seperti menjual 63 64
Al-Qur’an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21). Ibid.
49
tabung gas yang isinya tidak sesuai dengan standar, mengurangi literan bensin yang dijual, penjual kain yang mengurangi ukuran kain yang dijualnya. Termasuk mengurangi takaran yang sangat merugikan dan berbahaya adalah korupsi. Pelaku korupsi mengurangi dana sebuah proyek dari perencanaan semula demi memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau mengurangi kualitas bahan yang diperlukan dalam proyek tersebut dan menggantinya dengan bahan yang berkualitas rendah.65 Dalam kisah Nabi Ibrahim yang kadang-kadang disebut Ibrahim wafa' (wafd di sini artinya iman dia), dikatakan bahwa ketika dimasukkan ke dalam api beliau berteriak, 'Hasbi Allah' (cukup Allah bagiku) dan ia tetap tidak terluka oleh api. Itulah arti wafa’.66
Artinya: “Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (Q.S. almuthaffifiin 83 : 3) Kala artinya 'menakar'. Yukhsirun berasal dari kata kerja khasira, 'membuat rugi, kehilangan, tidak sampai, binasa'. Ketika muthaffifiin (orang yang mengurangi takaran) berada dalam keadaan mampu memberi dan menerima secara adil,
65 66
Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30. Op.Cit, h. 587. Al-Qur’an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21)
50
yang mereka lakukan dalam transaksi malah merugikan pihak lain dan menguntungkan diri mereka sendiri.67 Kemudian apa balasan bagi yang melakukan kecurangan, simaklah ulasan ayat keempat dari surah al-muthaffifiin.
Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 4) Ayat ini mencela manusia yang mengurangi takaran atau timbangan dengan pertanyaan apakah manusia itu menyangka hari kebangkitan itu tidak akan pernah ada. Sebab, jika manusia menyangka saja belum adanya keyakinan adanya hari kebangkitan, tentu mereka tidak tergugah untuk menghindari kecurangan. Umat manusia akan dibangkitkan untuk dihisab pada hari pembalasan. Allah menerangkan bahwa ketika itu semua umat manusia berdiri menghadap Allah Rabbul Alamin untuk dihisab dan diperiksa segala amal perbuatannya selama hidup didunia. Semua dihisab dengan penuh keadilan karena Allah Maha Adil. Timbangan itu adalah lambang keadilan yang senantiasa harus ditegakkan dan dipertahankan.68 Berdasarkan paparan di atas, maka dengan senang hati mari memahami tentang pengukuran khususnya pengukuran massa agar tidak termasuk orang-orang yang merugi serta bersyukur 67
“Surah Al-Muthaffifiin” (On-line), tersedia di: http://www.alshia.org/html/id/ quran/tafsir/juz30/083.htm. Tanggal 25 Januari 2015, Pukul 11:18 WIB. 68 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30, Op. Cit. h. 588.
51
karena Islam telah menjaga penganutnya agar tidak merugikan orang lain, serta juga bisa menyadari betapa pentingnya dan butuhnya kesungguhan dalam belajar pengukuran agar terhindar dari kesalahan yang tidak disengaja.
b. Vektor Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan operasi matematika vektor.69 Sebuah besaran vektor dapat dinyatakan oleh huruf di cetak tebal (misal A) atau diberi tanda panah di atas huruf (misal Ā). “Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus.”70 Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil
penguraian
inilah
yang
disebut
dengan vektor
komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan
69
Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001),
70
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
h. 24. 77.
52
vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor komponen tergantung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan konstan. 1. Penentuan Vektor Resultan Hasil penjumlahan atau hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan yakni dengan metode grafis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni metode segitiga, metode jajar genjang dan metode polygon. a. Metode Jajar Genjang Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai berikut: 1. Melukis vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O. 53
Gambar 2.5 Metode Jajar Genjang 1 2. Membuat jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2.
Gambar 2.6 Metode Jajar Genjang 2 3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2
Gambar 2.7 Metode Jajar Genjang 3 4. Sudut α arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1.
54
b. Metode Segitiga Metode segitiga yaitu metode dimana vektor dibuat berbentuk segitiga, adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di titik O.
Gambar 2.8 Metode Segitiga 1 2. Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1.
Gambar 2.9 Metode Segitiga 2 3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1. c. Metode Poligon Jika ada tiga vektor atau lebih, tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu 55
harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut
Gambar 2.10 Metode Poligon 1 Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar 2.11 Metode Poligon 2 Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor menggunakan metode poligon: 1.
Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di O.
56
2.
Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung
vektor F1. 3.
Melukis vektor F3 dengan titik tangkap di ujung
vektor F2. 4.
Menghubungkan titik tangkap di O dengan
ujung vektor F3. 5.
Melukis garis penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3.
Perhatikan Vektor PQ berikut:
P
Q
Gambar 2.12 Vektor PQ Suatu vektor memiliki titik pangkal dan ujung. Suatu vektor PQ memiliki pangkal P dan ujung vektornya adalah Q. Vektor di atas sangat sederhana namun bila dianalisis dengan sederhana secara islami maka akan mendapatkan pesan dalam bentuk nilai-nilai keislaman.
57
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa:
ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻛُﻞﱡ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل اﻟﻨﱠﺒِﻲﱡ ﺻَ ﻠﱠﻰ ﱠ ﺿ َﻲ ﱠ ِ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ َر ﺼ َﺮاﻧِ ِﮫ أَوْ ﯾُ َﻤ ﱢﺠﺴَﺎﻧِ ِﮫ َﻛ َﻤﺜَ ِﻞ ﻄ َﺮ ِة ﻓَﺄَﺑَ َﻮاهُ ﯾُﮭَ ﱢﻮدَاﻧِ ِﮫ أَوْ ﯾُﻨَ ﱢ ْ ِﻣَﻮْ ﻟُﻮ ٍد ﯾُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ ا ْﻟﻔ ھَﻞْ ﺗَﺮَى ﻓِ ْﯿﮭَﺎ َﺟ ْﺪﻋَﺎ َء،َا ْﻟﺒَ ِﮭ ْﯿ َﻤ ِﺔ ﺗُ ْﻨﺘَ ُﺞ ا ْﻟﺒَ ِﮭ ْﯿ َﻤﺔ --رواه اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ وأﺑﻮداود واﻟﺘﺮﻣﺬى واﻟﻨﺴﺎﺋﻰ وﻣﺎﻟﻚ وﻏﯿﺮه Artinya : “Abi Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?”. (H.R Bukhori, Muslim, Abu Daud, Turmidzi, Nasaa‘i, Malik dan lainlain)71 Dengan memahami secara benar dan menghayati sepenuhnya asal-usul manusia, maka konsep lahirnya manusia ini dapat dimisalkan sebagai titik awal sebuah vektor di mana seorang bayi yang baru lahir masih suci dan belum mengerti apapun sehingga dilahirkan oleh orang tuanya dalam keadaan rendah hati, mawas diri dan selalu mensyukuri nikmat Allah dikala 71
Muhammad Ibn Ismi'il Abu Abdillah al-Bukhari. Safah Bukhari. (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 104, dikutip oleh Mujahid, Konsep Fitrah dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam (On–line), tersedia di: http://digilib.uinsuka.ac.id/8688/1/MUJAHID% 20KONSEP%20FITRAH%20DALAM%20ISLAM%20DAN%20IMPLIKASINYA %20TERHADAP%20PENDIDIKAN%20ISLAM.pdf. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 14:42 WIB.
58
lapang ataupun sempit, ataukah sebaliknya menjadi orang yang fasik dan tidak mengikuti agama Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut di atas. Sementara itu, ibarat sebuah vektor yang memiliki suatu terminus atau titik akhir, maka dalam proses hidupnya manusia hendaknya juga memiliki tujuan yang jelas untuk menuju ke titik terminal akhir tersebut. Adapun yang dimaksud dengan titik terminal akhir manusia adalah maut atau kematian. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah, Q.S. ali-‘imran 3 : 185 berikut:
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S. ali-‘imran 3 : 185) 59
Hal ini ditegaskan juga dalam firman Allah, Q.S. al-jumu’ah 62 : 8 berikut:
Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. al-jum’ah 62 : 8) Pada ayat di atas menerangkan bahwa orang-orang Yahudi sangat
takut
menghadapi
kematian
dan
berusaha
menghindarinya. Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW agar menyampaikan kepada mereka bahwa kematian pasti datang menemui mereka.72 Selain itu, dalam Q.S. al-mu’minun 23 : 15 Allah SWT berfirman yaitu: 72
Alquran dan tafsirnya jilid X juz 4-5-6, Op. Cit. h. 132.
60
Artinya: “Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” Q.S. al-mu’minun 23 : 15) Apakah yang menjadi bekal untuk dapat mencapai tujuan akhir dalam proses kehidupan? Apakah yang harus terkonsep dalam pikiran manusia untuk landing dengan tepat pada tujuan akhirnya? Jawabannya adalah satu, yakni amal perbuatannya. Telah dibahas sebelumnya bahwa vektor memiliki nilai dan arah, untuk arah telah dijelaskan diatas kemudian nilai vektor dijelaskan bahwa dalam islam sebuah perjalanan mesti memiliki nilai yang baik. Nilai seperti apa yang islam maksud yaitu nilai ibadah dimata Allah. Sebab manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepada Allah sebagaimana tujuan diciptakan manusia juga laksana vektor yang selalu memilki arah (tujuan), sebagaimana dijelaskan pada Q.S. al-zdariyat 51 : 56 berikut:
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. az-zdariyat 51 : 56) 61
Jadi, vektor memberikan sebuah makna proses kehidupan manusia, baik dari awal hingga akhir serta tujuan hidup manusia. c. Gerak Lurus Pada bagian ini akan disajikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. 1. Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lurus dengan kecepatan yang selalu tetap. Jadi, karena kecepatannya tetap gerak ini disebut gerak lurus beraturan. Berikut persamaan-persamaan yang berlaku pada gerak lurus beraturan: Keterangan:
s t a
73
= Jarak = Waktu = Percepatan
73
“Bahan Ajar Gerak Lurus” (On-line), tersedia di: http://nifthaputrytadrisfisikawalisongo. blogspot.com/2012/06/bahan-ajar-materi-fisika-tentang-gerak.html. Tanggal 15 Juni 2015, pukul 01:49 WIB.
62
= Kecepatan 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berbentuk garis lurus dengan kecepatan yang selalu berubah secara beraturan. Dengan demikian pada gerak lurus berubah beraturan terjadi perubahan kecepatan tetapi beraturan sehingga disebut gerak lurus berubah beraturan. Persamaan yang berlaku pada persamaan GLBB adalah sebagai berikut: a Keterangan:74 = Kecepatan mula-mula = Kecepatan pada waktu tertentu s = Jarak t = Waktu a = Percepatan Apabila gerak lurus pada materi fisika dikaitkan dengan nilainilai kehidupan maka tanpa terasa hidup ini selalu berada di suatu posisi tertentu. Keberadaan posisi dapat dinyatakan dalam 74
Ibid.
63
suatu koordinat relatif terhadap acuan tertentu. Di dunia ini memiliki dimensi yang tak pernah berhenti. Dimensi ini dinamakan dimensi waktu, Dimensi yang senantiasa berjalan tanpa dipengaruhi apapun. Jika ada waktu maka seperti halnya pada rumus matematis Gerak Lurus Beraturan (GLB) atau Gerak Lurus Berubah Baraturan (GLBB) akan ada pula dimensi kecepatan atau percepatan. Namun, perlu diketahui semua itu terserah diri masing-masing ingin memiliki kecepatan yang konstan atau kecepatan yang berubah yaitu percepatan. Serta mesti diingat bahwa kecepatan dan percepatan dapat bernilai negatif. Apa artinya? Berarti masing-masing individu juga bisa bergerak terhadap waktu dengan perbuatan yang baik maupun yang buruk. Untuk memperjelas pemahaman diatas maka perhatikan gambar di bawah ini:
64
Gambar 2.13 Perumpaan Dimensi Kecepatan dan Percepatan Bila ditelaah ilustrasi di atas. Ketika posisi awal setiap manusia berada di sembarang tempat di semesta alam ini yang memenuhi koordinat nyata maka manusia mau tidak mau bergerak terhadap waktu. Namun, perlu diketahui disini bahwa setiap perubahan waktu tidak selalu manusia berubah posisi. Manusia juga tidak selalu berubah sikap maupun pemikiran seiring berjalannya waktu itu. Tetapi hal yang pasti disini adalah waktu yang selalu bergerak. Ketika manusia bergerak dalam hal ini didefinisikan pergerakan secara nyata maka manusia akan juga bergerak
65
dalam zona sifat maupun pemikiran pula. Sifat manusia bergerak selalu diikuti dengan perubahan waktu. Sifat merupakan proyeksi dari pergerakan nyata manusia di dunia. Ketika manusia mampu bergerak kearah kebaikan dengan cepat maka manusia akan menjadi hamba yang beruntung. Dan ketika manusia hanya berpindah tempat tetapi kebaikannya tetap maka manusia tersebut termasuk orang yang menyia-nyiakan waktu serta hidupnya akan siasia pula. Dan ketika manusia mampu bergerak terhadap waktu kearah yang buruk maka manusia tersebut akan menjadi orang yang merugi dan celaka, karena ia telah mempergunakan waktu untuk melakukan keburukan.75 Untuk mempermudah pemahaman mengenai paparan di atas. silahkan
perhatikan
tabel
berikut.
Silahkan
mengambil
kesimpulan dan memilih jalan hidup masing-masing.
Tabel 2.4 Pilihan Jalan Hidup Baik dengan cepat Buruk dengan lambat
Baik dengan lambat Buruk dengan cepat
Jadi, manusia hanya bisa dipengaruhi oleh keadaan/dimensi tempat saja. setiap hari manusia pasti bergerak terhadap waktu 75
Hafidh Frian Perdana, “Analisa Kecepatan Dalam Islam” (On-line), tersedia di: https://hafidhmind.wordpress.com/tag/analisa-kecepatan-dalam-islam/. Tanggal 25 Januari 2015, pukul 13:29 WIB.
66
tapi belum tentu bergerak terhadap posisi. Aturlah kehidupan sehingga senantiasa tidak bertambah buruk dari waktu kewaktu karena akan termasuk golongan yang merugi. Jangan sampai dalam waktu ke waktu karena hidup kita akan sia-sia, paling baik adalah ketika hidup dari waktu kewaktu semakin baik. d. Hukum Newton Sir Isaac Newton menemukan III Hukum yang kemudian dikenal dengan Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton. Berikut hukum-hukum Newton dan matematisnya.
1. Hukum I Newton Hukum I Newton berbunyi “setiap benda berada pada keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol”, secara matematis di tulis sebagai berikut: ∑F = 0 Keterangan:76 ∑F = Jumlah gaya (N)
76
Douglas C Giancoli, Op.Cit, h. 95.
67
2. Hukum II Newton Hukum II Newton berbunyi: “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja dalam satu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda, arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
∑F = m . a
Keterangan:77 ∑F = Jumlah gaya (N) m = Massa benda (kg) a = Percepatan (m/s2) 3. Hukum III Newton Hukum III Newton berbunyi “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama”, secara matematis ditulis sebagai berikut:
∑Faksi = - ∑Freaksi
Keterangan: 78 ∑Faksi = Jumlah gaya aksi (N) ∑Freaksi = Jumlah gaya reaksi (N)
77 78
Ibid. Ibid, h. 100.
68
Hukum II Newton menyatakan bahwa, ”Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja dalam suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya”. Berarti, semakin besar gaya yang berikan maka pergerakan benda semakin besar. Begitu juga pergerakan hidup, semakin besar gaya yang dilakukan seseorang berikan pada hidupnya, maka pergerakan dan kemajuan hidupnya akan lebih cepat. Sebagai, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-jaatsiyah 45 : 22 yang berbunyi:
Artinya: “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan”. (Q.S. al-jaatsiyah 45 : 22) Allah SWT maha adil dan bijaksana. Benda akan bergerak lebih cepat jika diberi gaya yang lebih. Begitu pula hidup, akan lebih cepat begerak dan maju jika diberikan gaya yang lebih besar. Tidak akan ada yang dirugikan.
69
Dalam melakukan pergerakan dan memperjuangkan hidup, manusia tentu saja tidak akan mulus begitu saja, life is never flat. Dalam melakukan aksi, pasti akan ada reaksi yang berlawanan. Seperti bunyi Hukum III Newton. Hukum ini terbukti benar. Saat seseorang berjalan di atas lantai. Telapak kaki mendorong lantai ke bawah (aksi). Sebagai reaksi, lantai akan mendorong telapak kaki ke atas sebesar dorongan kaki terhadap lantai, sehingga seseorang dapat berjalan dengan normal. Bayangkan jika saat kaki mendorong lantai lalu lantai memberikan reaksi 2 kali lipat. Mungkin kaki akan terpental dan berjalan tidak normal. Reaksi akan diberikan terhadap aksi sebesar kemampuan aksi itu menerima reaksi. Begitu juga dalam hidup. Allah SWT akan memberikan tantangan dan masalah sebesar kemampuan seseorang mengatasi tantangan tersebut. Sebagaimana janji Allah dalam Q.S. albaqarah 2 : 286, yang berbunyi:
70
Artinya: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir”. (Q.S. al-baqarah 2 : 286) Dalam mencapai tujuan hidup itu, manusia diberi beban oleh Allah SWT sesuai kesanggupannya, manusia diberi pahala lebih dari yang telah diusahakannya dan mendapat siksa seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya. Amal yang dibebankan kepada seseorang hanyalah yang sesuai dengan kesanggupannya. Agama islam adalah agama yang 71
tidak membebani manusia dengan beban yang berat dan sulit. Mudah, ringan dan tidak sempit adalah asas pokok dari agama islam.79 Setiap aksi pasti ada reaksi yang berlawanan, reaksi tersebut akan sama besar dengan kemampuan aksi tersebut menerima reaksi, dan reaksi yang datang tidak akan lebih besar dari kemampuan aksi menerima reaksi. Hidup ini memang banyak tantangan dan masalah, tetapi jangan takut. Karena tantangan tidak akan datang, kecuali kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Tantangan sering kali membuat banyak orang tidak mau bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin. Karena tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, hanya yang ada adalah usaha yang tidak setinggi mimpi yang dimiliki. Pada hukum-hukum Newton, Newton menyampaikan agar manusia terus melakukan perubahan pada dirinya apalagi untuk menuju kearah yang lebih baik. Karena tidak akan berubah jalan hidup suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya sebagaimana dalam Q.S. al-ra’d 13 : 11 berikut:
79
“Alquran dan tafsirnya jilid X juz 4-5-6” Op. Cit. h. 446.
72
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S alra’d 13 : 11) Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi.80 Pada ayat di atas Allah SWT sudah “Melarang DiriNya” merubah kehidupan seseorang apabila ia sendiri enggan untuk 80
Alquran dan tafsirnya jilid X juz 13-14-15, Op-Cit, h. 77.
73
berubah. Hal tersebut sama halnya dengan Hukum 2 Newton bahwa tidak akan ada gaya yang dihasilkan lebih besar jika tidak ada perubahan kecepatan yang lebih besar pula. Beberapa penelitian yang relevan dengan materi Fisika merujuk pada nilai-nilai keislaman memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pentingnya pengintegrasian nilai-nilai Islami berdasarkan iman,
islam,
dan
ihsan
penjelasan
dalam
program
pembelajaran.81 2. Mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam, yakni dengan menerapkan konsep dasar yang islami seperti dimulai dengan bacaan basmallah, pemberian motivasi untuk membantu
teman yang belum
bisa,
mengajak
siswa
mensyukuri nikmat Allah SWT, dan bersikap jujur, ulet serta tidak cepat putus asa.82
81
Chaerul Rochman, “Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam” (On-line), tersedia di: http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/1812/ pembelajaraan-fisika-berbasis-nilai-agama-islam-pada-perguruan-tinggi-agamaislam-.html, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 12:23 WIB. 82 Siti Fatonah, “Integrasi Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam Pembelajaran (Studi Kasus Pembelajaran Kimia di SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”
74
3. Proses
pembelajaran
di
kelas
memberikan informasi
bahwa tidak semua sekolah telah menerapkan proses pembelajaran terpadu.83 4. Aktivitas pembelajaran menjadi lebih tinggi, meningkatkan hasil belajar siswa, serta iman dan taqwa siswa menjadi lebih baik.84 5. Umat
Islam
perlu ikut
berpartisipasi
dalam upaya
mengembangkan sains dan matematika, termasuk dalam penyempurnaan kerangka dasarnya seperti yang dilakukan oleh para pemikir terdahulu.85 D. Kerangka Pemikiran
(Online), tersedia di: http://digilib.uin-suka.ac.id/8731/. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 02:14 WIB. 83 Faiq Makhdum Noor, “Integrasi-Interkoneksi Keilmuan Sains Dan Islam Dalam Proses Pembelajaran Fisika” (Online), tersedia di: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosfis1/ article/view/3761. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:19 WIB. 84 Dini Maielf, Ratnawulan, Usmeldi. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning Berbasis Iman Dan Taqwa” (On-line), tersedia di: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article/view/602. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:29 WIB. 85 Rizqon Halal Syah Aji, “Khazanah Sains dan Matematika Dalam Islam” (Online), tersedia di: https://www.academia.edu/9990160/KHAZANAH_SAINS_DAN_MATEMATIKA_D ALAM_ISLAM_Rizqon_Halal_Syah_Aji. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:38 WIB.
75
Pada suatu penelitian maka perlu adanya kerangka pemikiran agar pemahaman peneliti terarah dengan baik dan memberikan pemahaman akan alur penelitian pada pembaca. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.86 Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang sangat disadari pada saat ini. Mempunyai anak-anak yang cerdas adalah harapan dari bangsa Indonesia. Terwujudnya hal tersebut juga akan diharapakan didukung oleh lingkungan, sarana dan prasana, serta masih banyak lagi. Salah satunya yaitu memberikan dukungan terhadap media pembelajaran bagi mahasiswa. Adapun kerangka pemikiran pada pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
86
“Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir Dalam Suatu Penelitian, Skripsi, Thesis” (On-line), tersedia di: http://saifedia.blogspot.com/2014/08/definisidari-teori-dan-kerangka.html. Tanggal 11 Februari 2015, pukul 12:54 WIB.
76
Pengembangan Media Masalah
Potensi
Pemilihan Media dan Materi
Informasi
Rancangan Awal
Produk Awal Awal Validasi Ahli
Media Materi Fisika Materi Keagamaan
Tidak Valid Revisi
Valid Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk
Gambar 2.14 Bagan Kerangka Pemikiran Selesai
77
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan Jenis penelitian yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.87 Pada jenis penelitian Research and Development (R&D) yang telah dipaparkan di atas, istilah proses atau langkah-langkah disebut dengan model prosedural. M o d e l p r o s e d u r a l bisa dijumpai dalam rancangan sistem pembelajaran, beberapa model
87
Noordyah, “Metodologi Penelitian Pendidikan” (On-line), tersedia di: https:// noordyah.wordpress.com/tugas-kuliah/langkah-langkah-penelitian-danpengembangan/. Tanggal 23 Januari 2015, pukul 23:49 WIB.
78
prosedural penelitian dan pengembangan yang umum pada bidang penelitian adalah seperti: Borg & Gall, ADDIE, IDI,
Dick &
Carey, dan Kaufman. Namun, model yang digunakan pada penelitian ini adalah model prosedural Borg & Gall yaitu model deskriptif yang menggambarkan langkah-langkah prosedur atau alur yang mesti dilakukan untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan produk yang telah ada sehingga semakin meningkat efektifitas dan efisiensi suatu sistem. Hal ini diperkuat oleh
Sugiyono
bahwa
metode-metode
penelitian
dan
pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.88 Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan meliputi: 1. Potensi dan masalah.
6. Ujicoba Produk.
2. Pengumpulan data.
7. Revisi Produk.
3. Desain produk.
8. Ujicoba Pemakain
4. Validasi desain.
9. Revisi Produk
88
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 297.
79
5. Revisi desain.
10. Produksi Masal
Bagan prosedural pada penelitian ini adalah berikut ini: Potensi dan Masalah
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Pengumpulan data
Desain Produk
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Produksi Masal
Gambar 3.1 Metode Research and Dovelopment (R & D) dari model R & D Borg and Gall.89 B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Pada penelitian ini sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwa peneliti menggunakan metode research and development (R&D) dari model R&D Borg and Gall. Namun, sesuai saran dari team dosen Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung dan dikarenakan
terbatasnya waktu,
uang,
tenaga. Serta media
pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang 89
Syahrul Munir. “Penelitian dan Pengembangan” (On-line), tersedia di: http:// smoeland.blogspot.com/2013/10/penelitian-dan-pengembangan-r-d.html. Tanggal 9 Maret 2015. Pukul 00:14 WIB.
80
merujuk pada nilai-nilai keislaman bukanlah media pembelajaran yang dikomersilkan. Maka penelitian akan dilakukan sampai tahap ke-sembilan yaitu revisi produk. Berikut tahap-tahap penelitian yang peneliti laksanakan: 1. Potensi dan Masalah Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan
akan menjadi nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan terjadi.
antara
yang
diharapkan
dengan
yang
Masalahpun dapat menjadi potensi apabila kita dapat
mendayagunakannya.90 Research and Development (R&D) sesuai dengan jenis penelitiannya yaitu terlebih dahulu melakukan research maka peneliti pada langkah awal yaitu membagikan kuesioner kepada 55 Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Semester 6 Kelas B dan Semester 4 kelas A tentang media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika sekaligus melakukan analisis terhadap hasil survei dan observasi oleh kegiatan Teaching Grant dan Hibah 90
Sugiyono, Op.Cit. h. 298-299.
81
Bersaing yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas) tentang ketersediaan serta pemanfaatan media pembelajaran. Berdasarkan
hasil
kuesioner
yang
dibagikan
peneliti
menemukan manfaat media pembelajaran berbasis komputer khususnya software sesuai dengan hasil penelitian oleh Dirjen Dikti
Depdiknas.
Namun,
mahasiswa
merasa
jarang
mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul saja, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran software yang baru. 2. Mengumpulkan Informasi Berdasarkan paparan di atas maka peneliti berpikir dengan menggunakan media pembelajaran software yang baru akan 82
meningkatkan daya tarik mahasiswa untuk belajar fisika. Setelah masalah dan potensi ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi mengenai media pembelajaran software baru. Peneliti mencari informasi melalui internet dan komunikasi dengan kampus yang berbasis teknologi. Sehingga peneliti mendapatkan media pembelajaran baru yaitu kvisoft flipbook maker. Berdasarkan hasil pengumpulan informasi dan menanggapi masalah dan potensi di atas maka peneliti akan melakukan pengembangan media pembelajaran baru yaitu kvisoft flipbook maker agar terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta memberikan materi-materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. 3. Desain Produk Penelitian ini akan melakukan pengembangkan media pembelajaran software yaitu kvisoft flipbook maker. Pada tahap ini peneliti mempelajari cara penggunaan dan fungsi kvisoft flipbook maker. Kemudian menyisipkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman pada kvisoft flipbook maker. 83
4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini media secara rasional akan lebih efektif atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.91 Berdasarkan pemaparan di atas maka akan diadakan validasi desain, dimana yang akan dilakukan validasi yaitu berkaitan dengan media pembelajaran yaitu kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman oleh beberapa validator yang sudah berpengalaman. Pada tahap validasi desain ada langkah-langkah yang peneliti lakukan, yaitu sebagai berikut:
91
Muh Arief Pratama, “Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan” (On-line), tersedia di: http://www.penalaran-unm.org/artikel/penelitian/375-langkahlangkah-penelitian-dan-pengembangan. html. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 16:07 WIB.
84
Mendatangi validator dengan membawa media atau materi
Menjelaskan maksud dan bagaimana pengembangan media atau tujuan materi yang dilakukan
Meminta jawaban, saran, dan komentar mengenai media atau materi melalui kuesioner
Gambar 3.2 Validasi Media Kepada Validator (Ahli) Setiap validator diminta untuk memberikan penilaian kemudian akan dilakukan analisis data. Sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validator desain media pembelajaran pada pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman adalah ahli dalam bidangnya yaitu terdiri dari dua ahli media teknologi, dua ahli materi keagamaan, dan dua ahli materi Fisika. Adapun rincian validator beserta kriterianya adalah sebagai berikut: 85
Tabel 3.1 Kriteria Validator Desain No
Validator
1
Ahli Media Teknologi
2
Ahli Materi Fisika
3
Ahli Materi Agama Islam
Kriteria Minimal Lulus S2 Teknologi Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 tahun Minimal Lulus S2 Fisika Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 tahun Minimal Lulus S2 Agama Islam Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 tahun
5. Revisi Desain Revisi desain pada tahap ini yaitu berupa media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang didapat setelah dilakukan validasi oleh validator pada tahap sebelumnya. 6. Ujicoba Produk Setelah melakukan validasi desain dan melakukan perbaikan desain maka melakukan tahap ujicoba produk sebagai ujicoba terbatas. Pada tahap ujicoba produk (ujicoba terbatas) maka terlebih dahulu peneliti melakukan simulasi penggunaan 86
media
pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Setelah disimulasikan, maka penelitan dilanjutkan dengan ujicoba pada kelompok yang terbatas. Kelompok tersebut terdiri dari 10 mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mendatangi Mahasiswa
Menjelaskan maksud dan tujuan peneliti
Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan produk media pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker dengan berisi materi Fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman
Menyebar Kuesioner Respon Mahasiswa
Gambar 3.3 Langkah Tahapan Ujicoba Produk 7. Revisi Produk Setelah peneliti melakukan pengujian media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada 87
nilai-nilai keislaman pada responden yang terbatas, maka akan didapatkan hasil yang dinilai oleh mahasiswa. apabila masih ada bagian produk yang belum seperti yang diharapkan maka peneliti akan melakukan revisi produk terhadap kelemahan tersebut. 8. Ujicoba Pemakaian Setelah melakukan revisi terhadap media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman, maka akan akan dilakukan ujicoba pemakaian sebagai ujicoba luas. Dalam hal ini pada uji coba pemakaian (ujicoba luas) akan diujikan pada Perguruan Tinggi berbeda dari uji coba produk sebelumnya. Pada uji coba pemakaian diujikan pada 36 mahasiswa pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. 9. Revisi Produk Setelah melakukan pengujian terhadap media pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker dengan materi Fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman, maka selanjutnya melakukan analisis produk untuk menemukan kelemahan produk sesuai dengan 88
hasil
ujicoba
pemakaian
penelitian.
Setelah
melakukan
perbaikan maka prosedur penelitian selesai.
C. Jenis Data Jenis data yang peneliti ambil pada tahap validasi beberapa validator meliputi ketertarikan, kriteria tampilan, penyajian materi, serta ketertarikan dari seluruh isi media pembelajaran kvisoft flipbook maker. Sedangkan pada materi yaitu meliputi penyajian materi, kebenaran konsep, dan penekanan-penekanan materi. Sedangkan untuk data yang berasal dari mahasiswa yaitu keberadaan, fungsi, tampilan, ketertarikan media ataupun materi. Data yang telah diperoleh dalam validator berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari validator berupa instrumen validasi dan responden (mahasiswa) melalui kuesioner respon mahasiswa, sedangkan untuk data kualitatif diperoleh dari hasil kritik dan saran baik dari validator maupun dari mahasiswa serta deskripsi hasil kuesioner.
89
D. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian
dan
pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman adalah sebagai berikut. 1. Kuesioner Pra Penelitian Lembar kuesioner diisi oleh Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung Semester IV kelas A dan Semester VI kelas B Tahun pelajaran 2014/2015 pada tahap awal penelitian
untuk
pembelajaran Sehingga
menemukan
khususnya
peneliti
media
memberikan
respon
mengenai
pembelajaran solusi
untuk
media
software. melakukan
pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker. 2. Instrumen Validasi Produk Pada instrumen validasi media pembelajaran kvisoft flipbook maker memuat pertanyaan tertutup dan pernyataan tertulis kepada enam validator yaitu dua ahli media, dua ahli materi agama, dua ahli materi Fisika. Instrumen validasi bertujuan untuk memperoleh penilaian dari validator mengenai media 90
dengan materi yang sedang dikembangkan oleh peneliti. Hasil dari validator akan digunakan sebagai acuan apakah media dengan materi tersebut sudah valid atau belum valid. Instrumen validasi disusun berdasarkan dengan kriteria penilaian kisi-kisi instrumen materi fisika,
materi
agama,
dan media
pembelajaran kvisoft flipbook maker. Lembar Instrumen telah dilakukan validasi oleh para validator yang dianggap cukup berkompeten, meliputi pada validator ahli media, agama, dan fisika. 3. Kuesioner Respon Mahasiswa Kuesioner
respon
mahasiswa
digunakan
untuk
mengumpulkan pendapat mengenai respon mahasiswa terhadap media kvisoft flipbook maker yang sedang dikembangkan. Kuesioner diisi mahasiswa pada akhir kegiatan ujicoba. Kuesioner ini juga memuat tentang komentar mahasiswa mengenai media yang sedang dikembangkan. Kuesioner respon mahasiswa mencakup keberadaan, fungsi, tampilan, ketertarikan terhadap media kvisoft flipbook maker dengan
materi
fisika
yang 91
merujuk
pada
nilai-nilai
keislaman.
Kuesioner
telah
dilakukan
validasi
pada
mahasiswa Pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 Kelas A dan telah dilakukan revisi. 4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan berupa pengambilan gambar atau foto serta video pada proses ujicoba produk media pembelajaran kvisoft flipbook maker melalui ujicoba produk (ujicoba terbatas) dan ujicoba pemakaian (ujicoba luas).
E. Teknik Analisis Data 1. Analisis
Hasil
Kuesioner
Pra Penelitian Data yang diperoleh dari hasil kuesioner
pra penelitian
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sehingga ditemukan masalah pembelajaran akan kebutuhan media pembelajaran. Kuesioner yang dibagikan berupa tanggapan mahasiswa tentang penerapan media pembelajaran. Kuesioner pada penelitian ini dianalisis menggunakan skala menurut Likert yaitu menggunakan skala skor 1 sampai dengan 5 92
dengan pedoman analisa penilaian yang dikembangkan atau disesuaikan menurut kebutuhan. Kuesioner menggunakan pernyataan positf dan negatif, untuk skor pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Pernyataan Positif dan Negatif92 Skor Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
NO 1 2 3 4 5
Kemudian
Pernyataan Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah
kuesioner
dianalisis
Skor Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
dan
dipersentasekan.
Persentase rata-rata tiap pernyataan dihitung menggunakan rumus:93 x 100% Keterangan : = Jumlah presentase yang dicapai pada setiap alternatif jawaban 92
Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad. “Pengembangan Media Monopoli pada Materi Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan” (On-line), tersedia di https://www.academia.edu/8357133/Bab_III , h.54 . Tanggal 8 Maret 2015, pukul 22:59 WIB. 93 Riduwan, Skala Pengukuran variable-variabel penelitian (Bandung : Alfabeta, 2010),h.14-15.
93
f = Frekuensi peserta didik yang memilih suatu alternatif jawaban Hasil persentase setiap komponen digunakan untuk melihat pendapat atau tanggapan mahasiswa pada setiap pernyataan. Berikut adalah pedoman interprestasi data yang digunakan: Tabel 3.3 Interprestasi Skor Kuesioner Respon Mahasiswa94 Skor 5 4 3 2 1
Tingkat Pencapaian (%) 80 < X ≤ 100 60 < X ≤ 80 40 < X ≤ 60 20 < X ≤ 40 0 ≤ X ≤ 20
Kualifikasi Sangat baik Baik Cukup Bak Kurang Baik Tidak Baik
Keterangan Respon Mahasiswa Pernyataan Pernyataan Positif Negatif Selalu Tidak pernah Sering Jarang Kadang-kadang Kadang-kadang Jarang Sering Tidak pernah Selalu
Berdasarkan hasil kuesioner maka permasalahan pada media pembelajaran antara lain yaitu mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariatif untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu
94
Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad. Loc.Cit.
94
diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran software yang baru. 2. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli Instrumen validasi berisi pertanyaan yang pilihan jawaban telah disediakan oleh peneliti. Instrumen validasi dianalisis setiap pertanyaan dengan cara jumlah skor setiap pertanyaan dari validator dibagi dengan jumlah validator. Penentuan teknik analisis skor rata-rata setiap pertanyaan berdasarkan pendapat Arikunto yang menyatakan untuk mengetahui peringkat akhir untuk butir yang bersangkutan jumlah nilai tersebut harus dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab.95 Berikut ini tabel yang diadopsi dan dikembangkan oleh peneliti.
Tabel 3.4 Skor Instrumen Validator96 Skor Validator Media
5
Validator Materi
Sangat Menarik, Sangat Jelas, Sangat Sesuai, Sangat Mudah Dipahami, Sangat Alternatif, Sangat Mudah Digunakan, Sangat Aman, Sangat Fleksibel, Sangat Memotivasi, Sangat
95
Sangat Sesuai, Sangat Sudah, Sangat Mudah, Sangat Berawal Dari, Sangat Meliputi, Sangat Paham
Nurul Nisa Ul Zahro, “pengembangan modul matematika SMP kelas VIII pokok bahasan theorema Pythagoras dengan pendekatan kontekstual yang berorientasi pemahaman konsep” (On-line), tersedia di: http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/2/jhptump-a-nurulnisau-80-3-babiii.pdf. h, 40. Tanggal 2 Juni 2015, pukul 00:41 WIB. 96 Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad. Op.Cit. h, 51.
95
4
3
2
1
Interaktif, Sangat Layak Menarik, Jelas, Sesuai, Mudah Dipahami, Alternatif, Mudah Digunakan, Aman, Fleksibel, Memotivasi, Interaktif, Layak Cukup Menarik, Cukup Jelas, Cukup Sesuai, Cukup Mudah Dipahami, Cukup Alternatif, Cukup Mudah Digunakan, Cukup Aman, Cukup Fleksibel, Cukup Memotivasi, Cukup Interaktif, Cukup layak Kurang Menarik, Kurang Jelas, Kurang Sesuai, Kurang Mudah Dipahami, Kurang Alternatif, Kurang Mudah Digunakan, Kurang Aman, Kurang Fleksibel, Kurang Memotivasi, Kurang Interaktif, Kurang Layak Tidak Menarik, Tidak Jelas, Tidak Sesuai, Tidak Mudah Dipahami, Tidak Alternatif, Tidak Mudah Digunakan, Tidak Aman, Tidak Fleksibel, Tidak Memotivasi, Tidak Interaktif, Tidak Layak
Sesuai, Sudah, Berawal Dari, Meliputi, Paham
Mudah,
Cukup Sesuai, Cukup Sudah, Cukup Mudah, Cukup Berawal Dari, Cukup Meliputi, Cukup Paham
Kurang Sesuai, Kurang Sudah, Kurang Mudah, Kurang Berawal Dari, Kurang Meliputi, Kurang Paham
Tidak Sesuai, Tidak Sudah, Tidak Mudah, Tidak Berawal Dari, Tidak Meliputi, Tidak Paham
Kemudian kuesioner dianalisis setiap pertanyaan dengan rumus:97
Keterangan: = Nilai rata-rata setiap pertanyaan V = Jumlah total skor dari responden n = Banyak responden 97
Nurul Nisa Ul Zahro. Op.Cit, h. 41.
96
Skala yang digunakan pada validasi ahli yaitu skala dari 1 sampai dengan 5. Dimana 1 sebagai skor terendah dan 5 sebagai skor tertinggi. Adapun kriteria validasi ahli analisis rata-rata yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Validasi Analisis Rata-rata Setiap Pertanyaan Rata-rata 4,21
5,00
Kriteria Validasi Sangat valid
3,41
4,20
Valid/Tidak revisi
2,61
3,40
Cukup valid/Tidak revisi
1,80
2,60
Kurang valid/Sebagian revisi
1,00
1,80
Tidak valid/Revisi total
Kemudian setelah melakukan analisis setiap pertanyaan maka akan
di
cari
hasil
analisis
secara
keseluruhan
dengan
menggunakan rumus skala likert yaitu sebagai berikut:98 x 100% Keterangan : = Jumlah presentase f = Frekuensi validator Hasil analisis lembar instrumen digunakan untuk mengetahui
98
Riduwan, Loc.Cit.
97
ketertarikan, kriteria tampilan, penyajian materi dengan media kvisoft flipbook maker yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi pada tabel berikut: Tabel 3.6 Interprestasi Skor Kuesioner Validasi Desain99 Skor 5 4 3 2 1
Tingkat Pencapaian (%) 80 < V ≤ 100 60 < V ≤ 80 40 < V ≤ 60 20 < V ≤ 40 0 ≤ V ≤ 20
Kualifikasi Sangat Setuju/Samgat Valid Setuju/Valid Ragu-ragu Kurang Baik/Kurang Valid Tidak Baik/Tidak Valid
Jika hasil validasi menunjukkan ≥ 61% maka produk tersebut dinyatakan telah valid, maka peneliti tidak merevisi. Jika ada revisi itupun pada bagian yang dianggap perlu. Jika hasil validasi menunjukkan persentase < 61% maka produk tersebut dinyatakan belum valid, maka akan dilakukan revisi terhadap media yang sedang dikembangkan. 3. Analisis Data Respon Mahasiswa Data yang diperoleh dari kuesioner respon mahasiswa baik pada ujicoba produk dan ujicoba pemakaian kemudian dianalisis
99
Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad, Op.Cit. h, 52.
98
untuk menguji kelayakan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Kuesioner respon mahasiswa juga dianalisis dengan skala likert yang menggunakan skala mulai dari skor 1 sampai skor 5 dengan pedoman analisa penilaian seperti pada tabel yang dikembangkan dan disesuaikan menurut kebutuhan pengembangan media dengan materi. Berikut tabel respon mahasiswa yang digunakan:
Tabel 3.7 Skor Respon Mahasiswa100 Skor Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
NO 1 2 3 4 5
Kemudian
Skor Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Pernyataan Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
kuesioner
dianalisis
dan
dipersentasekan.
Persentase setiap indikator dan keseluruhan dihitung menggunakan rumus:101 x 100% 100 101
Ibid. h, 54. Riduwan, Loc.Cit.
99
Keterangan : = Jumlah presentase yang dicapai f = Frekuensi peserta didik Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan media kvisoft flipbook maker dengan materi yang dikembangkan menggunakan interpretasi sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.8 Interprestasi Skor Kuesioner Respon Mahasiswa102 Tingkat Pencapaian (%)
Skor
5
80 < X ≤ 100
4
60 < X ≤ 80
3
40 < X ≤ 60
2
20 < X ≤ 40
1
X ≤≤ 20 20 0 ≤≤ X
Kualifikasi
Sangat Setuju/Sangat layak Setuju/Layak Cukup Setuju/Cukup layak Kurang Setuju/Kurang layak Tidak Setuju/Tidak layak
Keterangan Mahasiswa
Respon
Pernyataan Positif Sangat Setuju Setuju
Pernyataan Negatif Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Ragu-ragu
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Jika hasil validasi menunjukkan persentase < 61% maka akan dilakukan revisi sesuai dengan hasil yang didapatkan.
102
Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad, Op.Cit. h, 55.
100
Jika hasil validasi > 61% maka media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses pembelajaran.
101
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan prosedur yang telah dipaparkan maka hasil validasi desain diperoleh pada beberapa validator yaitu meliputi validator ahli media, materi fisika, dan materi agama. Hasil validasi diperoleh dari validator yaitu dosen-dosen yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada hasil penelitian diperoleh dari mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Ujicoba produk (ujicoba terbatas) diujikan pada mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung, sedangkan ujicoba pemakaian (uji luas) diujikan pada mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Berikut hasil validasi dan penelitian yang telah dilakukan: 1. Validasi Desain a. Validasi Ahli Media
102 NO
Aspek yang dinilai
Indika tor
V1
V2
Vtotal
Ratarata
Keterangan
1
5
4
9
4,5
Ketertarikan Media Pembelajaran
2
3
4
7
3,5
1
3 4 5
5 5 4
4 4 5
9 9 9
4,5 4,5 4,5
Kriteria Tampilan Media
6
4
4
8
4,0
2
7 8
5 5
4 5
9 10
4,5 5,0
Sangat Valid Valid/Tidak Revisi Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid/Tidak Revisi Sangat Valid Sangat Valid
3
Penyajian materi pada Media
9
4
5
9
4,5
Sangat Valid
10
4
5
9
4,5
11 Keterlibatan mahasiswa 12 4 dalam menggunakan 13 media 14 15 Jumlah Persentase Akhir Keterangan Akhir
4
4
8
4,0
4
4
8
4,0
4
4
8
4,0
Sangat Valid Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Sangat Valid Sangat Valid
5 4 9 4,5 5 4 9 4,5 66 64 130 65 86,67% Sangat Setuju/Sangat Valid
Validasi ahli media yaitu melakukan validasi pada media kvisoft flipbook maker dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi media. Tabel 4.1 Data Hasil Validasi Ahli Media
Adapun saran/komentar validator media adalah sebagai berikut: 103
Tabel 4.2 Saran/Komentar Validator Media NO
Validator
1
V1
2
V2
Komentar/Saran Sangat baik, silahkan kembangkan lagi lebih kreatif agar pembelajaran lebih menarik. -
b. Validasi Ahli Agama Tabel 4.3 Validasi yang Akan Dilakukan NO 1 2 3 4
Perbaikan yang Akan Dilakukan Perbaiki penulisan ayat yang disajikan Perhatikan ejaan pada penulisan surat Lengkapi sanad, matan, dan prawi pada hadits yang disajikan Perhatikan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang disajikan
Sementara itu, setelah melakukan perbaikan diatas selanjutnya melakukan validasi ahli agama. Validasi ahli agama yaitu melakukan validasi khusus materi agama pada materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi media.
Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Ahli Agama 104
Aspek yang dinilai
No
1
Penyajian Materi Agama
2
Kebenaran Konsep
3
Penekanan Materi
Indi kator
V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Persentase Keseluruhan Keterangan Akhir
V2
Vtotal
Ratarata
4 4 4 3 4 5 5 4 5 4
4 3 4 4 5 3 4 5 4 5
8 7 8 7 9 8 9 9 9 9
4 3,5 4 3,5 4,5 4 4,5 4,5 4,5 4,5
5
1
6
3
1
Keterangan Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Sangat Valid Valid/Tidak Revisi Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Cukup valid/Tidak revisi
4 42 89 44,5 7 80,91% Sangat Setuju/Sangat Valid
Adapun saran/komentar validator materi agama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Saran/Komentar Validator Materi Agama NO 1
Validator V1
2
V2
Komentar/Saran 1.Sesuaikan pertanyaan angket validasi dengan subjek 1.Untuk Pewarnaan cukup dua saja, hitam dibantu warna lain, penebalan untuk pengertian dan kata-kata penutup, format dianjurkan untuk melihat buku-buku yang sudah ada. 2.Konsistensi dalam penulisan surat-surat alquran dan tambahkan nomor surat alquran ke berapa.
105
Validasi ahli fisika yaitu melakukan validasi khusus materi fisika pada materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi ahli fisika. Tabel 4.6 Data Hasil Validasi Ahli Fisika N o
1
2
3
Aspek yang Dinilai
Indika tor
V1
V2
Vtotal
Ratarata
1
4
4
8
4
2
3
4
7
3.5
3
4
4
8
4
4
2
3
5
2.5
5
2
3
5
2.5
6
2
4
6
3
7
2
4
6
3
Kebenaran Konsep Fisika
8
5
4
9
4.5
9
2
4
6
3
Penekan materi Fisika
10
4
4
8
4
11
4
4
8
4
76
38
Penyajian Materi Fisika
Jumlah Persentase Keseluruhan Keterangan Akhir
34 42 69% Setuju/Valid
106
Keterangan Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Kurang valid/Sebagian revisi Kurang valid/Sebagian revisi Cukup valid/Tidak revisi Cukup valid/Tidak revisi Sangat Valid Cukup valid/Tidak revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi
Adapun saran/komentar validator materi fisika adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Saran/Komentar Validator Materi Fisika NO
Validator
1
V1
2
V2
Komentar/Saran Kedalaman materi sangat kurang, sebaiknya untuk tingkat Perguruan Tinggi materi yang disajikan harus lebih komplek. Substansi materi fisikanya masih kurang dalam, terlalu sederhana, supaya ditambahkan materinya secara substansial, setelah itu baru dikaji/dihadirkan pandangan /kajian alquran di konteks materi tersebut.
2. Respon Mahasiswa a. Uji Coba Produk Ujicoba produk merupakan langkah keenam pada prosedur penelitian dan pengembangan. Subjek ujicoba produk (ujicoba terbatas) yaitu mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung Semester 4 Kelas C sebanyak 10 mahasiswa. Berikut hasil yang diperoleh pada ujicoba produk: Tabel 4.8 Data Hasil Ujicoba Produk NO
Indikator
Pernyataan
Skor
Persentase Setiap Indikator
Keterangan
1
Keberadaan Media Pembelajaran Kvisoft
1 2
45 47
89,33%
Sangat Setuju
107
Flipbook Maker
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
43 43 43 47 43 44 43 46 43 44 45 44 44 46
17
47
18 19
41 46
20
49
Jumlah
20
899
Persentase Total Keterangan
89,9% Sangat Setuju/Sangat Layak
2
Fungsi Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker
3
Tampilan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker
4
Pengaruh materi terhadap Mahasiswa
/ Sangat Layak
88%
90,5%
90,66%
108
Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak
N O
Indikator
1
Keberadaan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker
2
Fungsi Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker
3
Tampilan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker
4
Pengaruh materi terhadap Mahasiswa
Jumlah Persentase Akhir Keterangan Akhir
Pernyataan
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
170 164 164 152 155 158 149 158 152 165 153 162 159 153 147 159
17
161
18 19
156 162
20
175
Persentase Setiap Indikator
Keterangan
89%
Sangat Setuju / Sangat Layak
87%
Sangat Setuju / Sangat Layak
86%
Sangat Setuju / Sangat Layak
91%
Sangat Setuju / Sangat Layak
20 3174 88.17% Sangat Setuju/Sangat Layak
b. Ujicoba Pemakaian Ujicoba pemakaian merupakan langkah kesembilan pada prosedur
penelitian
dan
pengembangan.
Subjek
ujicoba
pemakaian (ujicoba luas) yaitu mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 Kelas B sebanyak 36 Mahasiswa. 109
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas maka akan dilakukan pembahasan pada setiap hasil penelitian. 1. Validasi Desain a. Validasi Ahli Media Terdapat 5 aspek pada lembar validasi media yaitu ketertarikan,
kriteria,
penyajian
materi,
dan
keterlibatan
mahasiswa pada media kvisoft flipbook maker. Terdapat
5
indikator
pada
aspek
ketertarikan
media
pembelajaran yaitu kvisoft flipbook maker sebagai alternatif media pembelajaran, tampilan media menarik, mudah dipahami, keamanan, tampilan bervariatif. Pada indikator media kvisoft flipbook maker sebagai alternatif media pembelajaran memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), tampilan media menarik memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), mudah dipahami memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), aman digunakan memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), tampilan desain bervariatif memperoleh 4,5 (sangat valid).
110
Berdasarkan hasil tersebut maka pada aspek ketertarikan media pembelajaran tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata indikator yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 3 indikator pada aspek kriteria tampilan media pembelajaran yaitu media kvisoft flipbook maker memiliki kombinasi warna menarik, aman untuk disimpan, dan font menu bar jelas. Pada indikator kombinasi warna menarik memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), aman untuk disimpan memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid), font menu bar jelas memperoleh rata-rata 5,0 (sangat valid). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kriteria tampilan media tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian yang harus direvisi. Terdapat 1 indikator pada aspek penyajian materi pada media pembelajaran yaitu kejelasan materi menggunakan media kvisoft flipbook maker yang memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid).
111
Terdapat 6 indikator pada aspek keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media yaitu kesederhanaan, interaktif pada mahasiswa, kemudahan penggunaan, interaktif antara dosen dengan mahasiswa, memotivasi persentase dikelas, memotivasi dalam belajar. Pada indikator keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media sebagai: kesederhanaan, memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), interaktif pada mahasiswa memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), kemudahan penggunaan, interaktif antara dosen dengan mahasiswa memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), memotivasi ketikan persentase dikelas memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid), memotivasi dalam belajar memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), Berdasarkan paparan di atas maka pada aspek keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata
yang
menunjukkan ada bagian yang harus direvisi. Pada persentase keseluruhan diperoleh persentase 86% berarti secara keseluruhan validasi media sangat setuju/sangat valid.
112
Berdasarkan hasil validasi setiap indikator yang telah diperoleh dan hasil persentase keseluruhan maka media kvisoft flipbook maker valid dan dinyatakan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya. b. Validasi Ahli Agama Terdapat 4 perbaikan pada validasi yang dilakukan dengan Bapak Dr. Imam Safe’I, M.Ag sebagai validator materi agama sebelum melakukan validasi desain khususnya validasi materi agama. Adapun perbaikan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memperbaiki penulisan ayat yang disajikan. Menurut validator bahwa tulisan ayat yang disajikan kurang rapi dan baik sehingga harus dilakukan perbaikan. Berikut salah satu perbaikan ayat seperti ayat al-muthaffifin yang telah dilakukan:
113
Sebelum validasi Gambar 4.1 Penulisan Ayat Sebelum Validasi
Setelah validasi Gambar 4.2 Penulisan Ayat Setelah Validasi 2. Memperhatikan ejaan pada penulisan surat. Menurut validator bahwa ejaan pada penulisan surat alquran sudah baik namun tidak benar karena tidak sesuai dengan ejaan yang semestinya. Berikut salah satu ejaan penulisan surat yang telah dilakukan, seperti ejaan Q.S. Ar Ra’d diperbaiki Q.S. menjadi al-ra’d: Sebelum validasi
114
Gambar 4.3 Ejaan Surat Sebelum Validasi Setelah validasi
Gambar 4.4 Ejaan Surat Setelah Validasi 3. Melengkapi sanad, matan, dan prawi pada hadits yang disajikan. Menurut validator bahwa hadits yang disajikan mesti dilengkapi karena tidak meliputi sanad, matan, dan prawi. Berikut perbaikan yang telah dilakukan: 115
Sebelum validasi
Gambar 4.5 Penulisan Hadits Sebelum Validasi Setelah validasi
Gambar 4.6 Penulisan Hadits Setelah Validasi 116
4. Perhatikan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang disajikan. Menurut validator bahwa pada setiap ayat yang disajikan mesti memperhatikan asbabun nuzul dari ayat tersebut. Agar mengaitkan materi fisika dan islam tidak keluar dari tujuan ayat tersebut diturunkan ke muka bumi. Sebelum validasi tidak ada asbabun nuzul dari ayat/surat yang disajikan. Setelah validasi
Gambar 4.7 Penambahan Asbabun Nuzul Setelah Validasi
Setelah melakukan pembahasan hasil validasi Terdapat 3 aspek pada lembar validasi materi agama yaitu penyajian, kebenaran konsep, dan penekanan materi agama.
117
Terdapat 7 indikator pada aspek penyajian materi agama yaitu ejaan
yang
disempurnakan,
pemahaman,
kesederhanaan,
kebutuhan keadaan mahasiswa, kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa, format penulisan, dan isi yang berkaitan. Pada indikator ejaan yang disempurnakan memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), pemahaman memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kesederhanaan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), kebutuhan keadaan mahasiswa memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa rata-rata 4,5 (sangat valid), format penulisan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), isi materi saling berkaitan memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek penyajian materi agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 2 indikator pada aspek kebenaran konsep materi agama yaitu sesuai tujuan dan subjek penelitian.
118
Pada indikator kesesuaian tujuan penelitian memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid/tidak revisi), dan pada kesesuain subjek penelitian memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada kebenaran konsep agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata
yang
menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 2 indikator pada aspek penekanan materi agama yaitu pewarnaan dan penebalan informasi penting. Pada indikator pewarnaan informasi penting memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid/tidak revisi), sedangkan penebalan informasi penting memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kebenaran konsep penekanan materi agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Sementara
itu,
pada
persentase
keseluruhan
diperoleh
persentase 80,9% berarti secara keseluruhan validasi materi agama sangat setuju/sangat valid.
119
Setelah melakukan pembahasan dari data yang diperoleh maka selanjutnya yaitu pembahasan pada perbaikan sesuai dengan saran/komentar dari validator. Berikut komentar/saran validator beserta perbaikan yang telah dilakukan:
1. Validator 1 (V1) Komentar/saran: a. Sesuaikan pertanyaan instrumen validasi dengan subjek (validator). Validator 1 menyatakan bahwa pada instrumen produk (materi agama) pertanyaan nomor 3 agar pada pilihan jawaban dilakukan perubahan. Saran/komentar tersebut untuk instrumen produk (materi agama) bukan materi agama yang disajikan. 2. Validator 2 (V2) Komentar/saran: a. Untuk pewarnaan huruf cukup dua saja, hitam dibantu warna lain, penebalan untuk pengertian dan kata-kata penutup, format dianjurkan untuk melihat buku-buku yang sudah ada. Berikut salah satu contoh dari beberapa perbaikan yang telah dilakukan: 120
Sebelum validasi:
Gambar 4.8 Penebalan dan Pewarnaan Huruf Sebelum Validasi
Setelah validasi:
Gambar 4.9 Penebalan dan Pewarnaan Huruf Setelah Validasi
121
b. Konsistensi dalam penulisan surat-surat alquran dan tambahkan nomor surat alquran ke berapa. Penulisan surat-surat alquran disesuaikan dengan tulisan yang benar dan format yang baik. Berikut contoh salah satu perbaikan dari beberapa perbaikan yang telah dilakukan Sebelum validasi:
Gambar 4.10 Nomor dan Format Penulisan Surat Sebelum Validasi Setelah validasi:
Gambar 4.11 Nomor dan Format Penulisan Surat Setelah Validasi
122
Berdasarkan validasi setiap indikator, persentase keseluruhan, dan perbaikan yang telah dilakukan maka maka materi agama dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya. c. Validasi Ahli Fisika Terdapat 3 aspek pada lembar validasi materi fisika yaitu penyajian, kebenaran konsep, dan penekanan materi. Terdapat 7 indikator pada aspek penyajian materi fisika yaitu ejaan
yang
disempurnakan,
pemahaman,
kesederhanaan,
kebutuhan keadaan mahasiswa, kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa, format penulisan, dan isi yang berkaitan. Pada indikator ejaan yang disempurnakan memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), pemahaman memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kesederhanaan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), kebutuhan keadaan mahasiswa memperoleh rata-rata 2,5 (kurang valid/sebagian revisi), kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa rata-rata 2,5 (kurang valid/sebagian revisi), format penulisan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak 123
revisi), isi materi saling berkaitan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek penyajian materi fisika perlu dilakukan sebagian revisi yaitu pada indikator
kebutuhan
keadaan
mahasiswa
dan
kebutuhan
kompetensi lulusan mahasiswa yang memperoleh rata-rata 2,5 (kurang valid/revisi sebagian). Untuk lebih rinci revisi seperti apa perbaikan yang diharapkan oleh validator akan dibahas pada komentar/saran dari validator. Terdapat 2 indikator pada aspek kebenaran konsep materi fisika yaitu sesuai tujuan dan subjek penelitian. Pada indikator kesesuaian tujuan penelitian memperoleh ratarata 4.5 (sangat valid), dan pada kesesuain subjek penelitan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada kebenaran konsep agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 2 indikator pada aspek penekanan materi fisika yaitu pewarnaan dan penebalan informasi penting.
124
Pada indikator pewarnaan informasi penting memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), sedangkan penebalan informasi penting memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kebenaran konsep penekanan materi fisika tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Sementara
itu,
pada
persentase
keseluruhan
diperoleh
persentase 69% berarti secara keseluruhan validasi materi agama sangat setuju/sangat valid. Setelah melakukan pembahasan dari data yang didapat maka selanjutnya yaitu pembahasan pada perbaikan sesuai dengan saran/komentar dari validator khususnya perincian revisi pada aspek penyajian materi fisika perlu dilakukan sebagian revisi pada indikator
kebutuhan
keadaan
mahasiswa
dan
kebutuhan
kompetensi lulusan mahasiswa. Berikut komentar/saran validator beserta perbaikan yang telah dilakukan:
125
1. Validator 1 (V1) Komentar/saran: a. Kedalaman materi sangat kurang, sebaiknya untuk tingkat Perguruan Tinggi materi yang disajikan harus lebih komplek. 2. Validator 2 (V2) Komentar/saran: a. Substansi materi fisikanya masih kurang dalam, terlalu sederhana,
supaya
ditambahkan
materinya
secara
substansial, setelah itu baru dikaji/dihadirkan pandangan /kajian alquran di konteks materi tersebut. Dikarenakan komentar/saran dari kedua validator sama yaitu memperdalam materi fisika yang disajikan maka akan dilakukan revisi secara bersamaan pada hal tersebut. Tidak banyak perbaikan yang dilakukan akan tetapi penambahan materi sesuai komentar/saran dari validator, Berikut perbaikan dan penambahan materi yang telah dilakukan oleh peneliti:
126
1. Perbaikan Materi a. Materi Bagian A yaitu Pengukuran, diperbaiki menjadi Pengukuran Massa sebagai titik fokus bagian A, sehingga materi fisika menjadi materi yang disajikan secara deduktif. Sebelum validasi:
Gambar 4.12 Materi Bagian A Sebelum Validasi Setelah validasi:
Gambar 4.13 Materi Bagian A Setelah Validasi 127
b. Materi bagian C yaitu Gerak Lurus dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan, diperbaiki menjadi Gerak Lurus kemudian pada penyajian materi dibahas terpisah antara Gerak Lurus Beraturan dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan. Sebelum validasi:
Gambar 4.14 Materi Bagian C Sebelum Validasi Setelah validasi:
Gambar 4.15 Materi Bagian C Setelah Validasi 128
2. Berikut penambahan yang telah dilakukan oleh peneliti : a. Menambahakan pendahuluan pada materi bagian A (Pengukuran Massa) yang diakhiri pemahaman antara perbedaan massa dan berat.
Gambar 4.16 Penjelasan Perbedaan Massa dan Berat b. Menambahkan penentuan vektor resultan pada materi bagian B (Vektor) agar terlebih dahulu memunculkan pengetahuan yang
memberikan informasi kepada
pembaca.
menjelaskan
Serta
penentuan besar vektor.
129
metode-metode
Gambar 4.17 Pendahuluan Penentuan Vektor Resultan c. Menambahkan terlebih dahulu bunyi dari hukumhukum Newton beserta rumus matematis terlebih dahulu pada bagian D (Hukum Newton).
Gambar 4.18 Pendahuluan Penjelasan Hukum-hukum Newton 130
Berdasarkan validasi setiap indikator, persentase keseluruhan, dan perbaikan yang telah dilakukan pada rata-rata yang kurang valid maka maka materi fisika dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya.
d. Perbandingan Hasil Validasi Media, Materi Agama dan Fisika Berikut perbandingan hasil persentase validasi media, materi agama dan fisika yang diperoleh dari validator.
Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Media, Materi Agama dan Fisika
131
Pada grafik di atas dapat diamati bahwa pada setiap persentase keseluruhan pada validasi media, materi agama dan fisika adalah sebagai berikut: Pada validasi media memperoleh persentase keseluruhan 88,67%,
validasi
materi
agama
memperoleh
persentase
keseluruhan 80,91%, dan validasi materi fisika memperoleh persentase keseluruhan 69%. Terdapat hasil persentase yang memiliki selisih yang cukup signifikan pada hasil persentase media kvisoft flipbook maker, materi agama, dan materi fisika. Media kvisoft flipbook maker memperoleh persentase yang paling tinggi diantara ketiganya hal tersebut disebabkan media kvisoft flipbook maker merupakan media yang dianggap baru oleh validator. Media pembelajaran baru akan memberikan efek yang lebih dalam membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan ketertarikan dan rangsangan
kegiatan
belajar,
bahkan
berpengaruh
secara
psikologis dalam belajar pada mahasiswa. Sementara itu, pada materi agama persentase memperoleh hasil kedua dari ketiga hasil 132
persentase (media, agama, fisika). Hal tersebut dikarenakan materi agama tidak mengalami banyak perbaikan dikarenakan sebelum melakukan validasi materi agama dengan kedua validator.Sedangkan,
materi
fisika
memperoleh
persentase
terendah daripada persentase media dan materi agama. Hal tersebut disebabkan menurut validator disebabkan oleh rendahnya materi fisika yang disajikan untuk mahasiswa. Setelah dilakukan revisi sesuai komentar/saran para validator serta hasil validasi dari validasi media, materi agama, dan materi fisika menunjukkan persentase ≥ 61% maka media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur selanjutnya.
2. Respon Mahasiswa a. Ujicoba Produk Pada ujicoba produk yang telah dilakukan dengan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung Semester 4 Kelas C terdapat 4 indikator yaitu meliputi keberadaan, fungsi, tampilan
133
dari media pembelajaran kvisoft flipbook maker. Serta pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Pada indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan media kvisoft flipbook maker menambah variasi media, menyenangkan, mempermudah belajar mandiri, mempercepat proses pemahaman materi, praktis, dan inovatif memperoleh persentase 89,33% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator fungsi media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan bahwa media kvisoft flipbook maker memiliki
simbol
mempermudah
pemahaman
penggunaan,
mengefisiensi waktu belajar, memiliki kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaan mudah, mudah digunakan persentase dikelas, dan menyenangkan memperoleh persentase 88% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan memiliki font yang baik, komposisi
134
warna bervariatif, tampilan layar nyaman, penggunaan bahasa baik memperoleh persentase 90,5% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator pengaruh materi terhadap mahasiswa meliputi pernyataan memiliki motivasi memperbaiki diri, menambah wawasan, pentingnya ada mata kuliah fisika dan islam memperoleh persentase 90,66% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Berikut grafik hasil ujicoba produk yang telah dilakukan:
Gambar 4.20 Grafik Persentase Hasil Ujicoba Produk 135
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa untuk indikator keberadaan, fungsi, dan tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai
keislaman
bahwa
tidak
ada
indikator
yang
menunjukkan hasil persentase > 61% dan tidak ada bagian indikator yang harus dilakukan revisi. Berdasarkan persentase setiap indikator maka ujicoba produk (ujicoba terbatas) media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Saran/komentar secara keseluruhan yaitu memiliki respon yang bersifat positif sehingga tidak ada perbaikan dari saran/komentar mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai
media
pembelajaran
dalam
mendukung
proses
pembelajaran kemudian dapat dilanjutkan pada langkah penelitian selanjutnya. Respon positif di atas didukung pula dengan hasil
136
persentase aspek secara keseluruhan yang diperoleh yaitu 89,90% (sangat setuju/sangat layak). b. Ujicoba Pemakaian Pada ujicoba pemakaian yang telah dilakukan dengan mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 Kelas B yang dilaksanakan pada 27 Mei 2015 terdapat 4 indikator yaitu keberadaan, fungsi, tampilan dari media pembelajaran kvisoft flipbook maker, Serta pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Pada indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan media kvisoft flipbook maker menambah variasi media, menyenangkan, mempermudah belajar mandiri, mempercepat proses pemahaman materi, praktis, dan inovatif memperoleh persentase 89,16% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator fungsi media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan bahwa media kvisoft flipbook maker memliki
simbol
mempermudah
pemahaman
penggunaan,
mengefisiensi waktu belajar, memiliki kejelasan suara, menarik 137
untuk diperhatikan, penggunaan mudah, mudah digunakan persentase dikelas, dan menyenangkan.memperoleh persentase 87,14% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan memiliki font yang baik, komposisi warna bervariatif, tampilan layar nyaman, penggunaan bahasa baik memperoleh persentase 86,11% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator pengaruh materi terhadap mahasiswa meliputi pernyataan memiliki motivasi memperbaiki diri, menambah wawasan, penting ada mata kuliah fisika dan islam memperoleh persentase 91,29% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Berikut grafik hasil ujicoba pemakaian yang telah dilakukan:
138
Gambar 4.21 Grafik Persentase Hasil Ujicoba Pemakaian Pada grafik di atas menunjukkan bahwa untuk indikator keberadaan, fungsi, dan tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai
keislaman
bahwa
tidak
ada
indikator
yang
menunjukkan hasil persentase > 61% dan tidak ada bagian indikator yang harus dilakukan revisi. Berdasarkan
persentase
setiap
indikator
maka
ujicoba
pemakaian (ujicoba luas) media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa 139
Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung. Saran/komentar secara keseluruhan yaitu memiliki respon yang bersifat positif sehingga tidak ada perbaikan dari saran/komentar mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses pembelajaran dan penelitian selesai. Respon positif di atas didukung pula dengan hasil persentase aspek secara keseluruhan yang diperoleh yaitu 88,17% (sangat setuju/sangat layak).
c. Perbandingan
Hasil
Ujicoba
Produk
dan
Ujicoba
Pemakaian Berikut perbandingan setiap indikator hasil ujicoba produk dan hasil ujicoba pemakaian.
140
Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian Pada grafik di atas dapat diamati bahwa pada setiap indikator untuk ujicoba produk dan ujicoba pemakaian adalah sebagai berikut: Pada
indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft
flipbook maker untuk ujicoba produk memperoleh persentase 89,16% sedangkan untuk ujicoba pemakaian memperoleh persentase 89,33% sehingga selisih keduanya yaitu 0,17%. Berdasarkan perolehan indikator keberadaan media pembelajaran 141
kvisoft flipbook maker persentase
≥ 61% baik pada ujicoba
terbatas dan ujicoba luas dimana pada indikator tersebut terdapat pernyataan bahwa media pembelajaran kvisoft flipbook maker menambah variasi media pembelajaran dan mempermudah belajar mandiri maka telah memberikan jawaban terhadap pembatasan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I. Pada indikator fungsi media pembelajaran kvisoft flipbook maker untuk ujicoba produk memperoleh persentase 87,14% sedangkan untuk ujicoba pemakaian memperoleh persentase 88% sehingga selisih keduanya yaitu 0,86%. Pada indikator tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker untuk ujicoba produk memperoleh persentase 86,11% sedangkan untuk ujicoba pemakaian memperoleh persentase 90,50% sehingga selisih keduanya yaitu 4,39%. Pada indikator pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman untuk ujicoba produk memperoleh persentase 91,29% sedangkan untuk ujicoba pemakaian memperoleh persentase 90,66% sehingga selisih keduanya yaitu 0,63%.
142
Berdasarkan paparan di atas maka setiap indikator yang telah diujikan tidak ada hasil yang memiliki selisih yang signifikan antara ujicoba produk dengan uji coba pemakaian. Pada grafik di atas seluruh indikator dalam ujicoba produk dan ujicoba pemakaian menunjukkan persentase ≥ 61% maka media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman valid dan penelitian selesai. .
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini yaitu: 1. Media kvisoft flipbook maker yang digunakan adalah versi 2.8.1. bukan media kvisoft flipbook maker versi terbaru. 2. Persentase menggunakan kvisoft flipbook maker agar lebih maksimal perlu menggunakan media lain sebagai perangkat pendukung. Seperti: LCD (Liquid Crystal Display) dan speaker (pengeras suara). 3. Materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman terbatas hanya beberapa materi, antara lain: pengukuran massa, vektor, gerak lurus, dan hukum Newton. 143
4. Keterbatasan pengetahuan peneliti dalam mengaitkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman mengakibatkan materi fisika yang disajikan masih sederhana. 5. Pada saat validasi ahli beberapa validator tidak melakukan validasi bersama dengan peneliti sehingga kurang maksimal dalam penjelasan peneliti menyebabkan tidak maksimalnya pemahaman antara peneliti dan validator.
144
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan layak. Persentase pada masing-masing hasil penelitian yaitu hasil validasi media kvisoft flipbook maker memperoleh persentase 86,67%, validasi materi agama 80,91%, validasi materi fisika 69%, ujicoba produk 89,90%, dan ujicoba pemakaian 88,17%. 2. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker dapat menambah variasi media pembelajaran untuk berbagai jenis mata kuliah. 3. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker adalah media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri.
145
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi dosen a. Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. b. Sebaiknya
pada
proses
pembelajaran
untuk
mengintegrasikan materi fisika dengan materi agama. 2. Bagi Mahasiswa Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain a. Sebaiknya untuk mengembangkan media kvisoft flipbook maker versi terbaru baik untuk laptop maupun smartphone. b. Sebaiknya untuk mengembangkan pada materi fisika yang belum diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. c. Sebaiknya mengembangkan materi fisika berupa komik elektronik menggunakan media pembelajaran flipbook maker. 146
kvisoft
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Diana., Dewi S Prawiradilaga., & Hilman Handoko. Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning. Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013. Degeng, I Nyoman Sudana. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud RI, Dirjen Dikti, 1993. Departemen Agama Republik Indonesia. Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30. Jakarta: Departemen Agama RI, 2010. Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001. Gumrowi, Ahmad. Syahrul A R. Alat-alat ukur. Bandar Lampung: Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2011. Prawiradilaga, Dewi S. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2007. Putro Widoyoko, Eko. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Riduwan. Skala Pengukuran variable-variabel penelitian. Bandung : Alfabeta, 2010. Smaldino, E Sharon. et.al. Instructional Technology & Media For Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan. Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Yuberti. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandar Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2013. Alga Nawangsih Fauziah, “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Digital Book Bilingual dengan Memanfaatkan Kvisoft Flipbook untuk Siswa Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Hukum Newton”. (On-line), tersedia di: http://eprints.uns.ac.id/16141/1/346382301201402321.pdf, (5 Mei 2015). Bahan Ajar Gerak Lurus. (On–line), tersedia di: http://nifthaputry tadrisfisikawalisongo.blogspot.com/2012/06/bahan-ajar-materifisika-tentang-gerak.html (15 Juni 2015). Benny A. Pribadi. “Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi Pembelajaran Di Perguruan Tinggi”. (On-line), tersedia di: http://belajartuntas.tripod.com/MEDIATEK.htm (16 Februari 2015). Muh Arief Pratama, “Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan”. (On-line), tersedia di: http://www.penalaranunm.org/artikel/penelitian/375-langkah-langkah-penelitian-danpengembangan.html (5 Mei 2015). Rasiman, Agnita Siska Pramasdyahsari, “Development of Mathematics Learning Media E- Comic Based on Flip Book Maker to Increase the Critical Thinking Skill and Character of Junior High School Students”. (On-line) tersedia di: http://www.ijern.com/journal/2014/November-2014/44.pdf, (5 Agustus 2015). Siti Fatonah, “Integrasi Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam Pembelajaran (Studi Kasus Pembelajaran Kimia di SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta” (On-line) tersedia di: http://digilib.uinsuka.ac.id/8731/ (5 Juli 2015). 148
Surah
Al-Muthaffifin. (On-line), tersedia di: http://www.alshia.org/html/id/quran/tafsir/juz30/083.htm (25 Juli 2015).
Syahrul Munir. “Penelitian dan Pengembangan”. (On-line), tersedia di: http://smoeland.blogspot.com/2013/10/penelitian-danpengembangan-r-d.html (9 Juli 2015). Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad. “Pengembangan Media Monopoli pada Materi Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan”. (On-line), tersedia di: https://www.academia.edu/8357133/Bab_III (8 Agustus 2015). Wijayanto. Muhammad Saifuddin Zuhri, “Pengembangan E-Modul Berbasis FlipBook Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”. (On-line), tersedia di: http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/masif 2014/masif2014/paper/viewFile/487/436 (17 Juli 2015).
149