Pendukung Perkuliahan yang Komplit Ada di Setiap Fakultas UNAIR NEWS – Tiap fakultas di Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki fasilitas pendukung perkuliahan yang lengkap. Termasuk, tempat para mahasiswa berlatih menerapkan ilmu yang mereka miliki. Di Fakltas Psikologi, misalnya. Terdapat Pusat Terapan Fakultas Psikologi sebagai wadah para mahasiswa melakuan praktek. Di Fakultas Vokasi, terdapat sebuah bank. Berikut sejumlah potret hasil bidikan Helmy Rafsanjani dan Yudira Pasada Lubis, dua fotografer Pusat Informasi dan Humas, yang merekam sedikit gambaran tentang fasilitas pendukung di dua fakultas itu.
Editor: Rio F. Rachman
Pendidikan Vokasional Sama dengan Politeknik
Tak
UNAIR NEWS – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mendapat kunjungan tamu dari Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta, Jumat (5/5). Delegasi STIAMI membawa lima personel yaitu Direktur Program Vokasi, Direktur Kampus, Koordinator Program Studi D-3 Perpajakan dan staf pengajar di program studi D-3 Perpajakan. Rombongan diterima oleh jajaran manajemen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang dipimpin oleh Wakil Dekan I Prof. Retna Apsari. Pemimpin bidang akademik dan kemahasiswaan tersebut berbagi suka duka proses membangun Vokasi UNAIR sampai saat ini. “Dukungan pemerintah terkait program vokasi masih kurang dan banyak anggapan vokasi adalah politeknik. Padahal, dua hal tersebut sebenarnya berbeda,” tutur Retna. Guru Besar bidang Bioptika tersebut juga mengajak program
Vokasi Institut STIAMI untuk bergabung dalam Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) agar dapat berbagi semangat kevokasian bersama. Menurut pimpinan delegasi STIAMI, Ardiansyah, sudah saatnya pendidikan vokasional lebih banyak mendapatkan tempat di hati para pelajar. Ia menjadikan kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan vokasional itu menjadi tantangan ke depan. “Program Vokasi merupakan hal baru bagi masyarakat sehingga banyak tantangan yang harus diselesaikan untuk mempopulerkannya terutama kepada masyarakat luas,” ujar Ardiansyah. Acara yang berlangsung hampir tiga jam dilakukan di ruang rapat pimpinan Fakultas Vokasi UNAIR. Harapan dari kegiatan tersebut dapat berbagi semangat kevokasian sehingga vokasi dapat semakin dikenal secara luas oleh masyarakat umumnya. Penulis: Okta Hardiansyah (Humas Vokasi) Editor: Defrina Sukma S
UNAIR Jadi Tuan Rumah Redesain Kurikulum Program Vokasional Se-Indonesia UNAIR NEWS – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga menjadi tuan rumah Workshop Nasional Capaian Pembelajaran Prodi di Lingkungan Pendidikan Tinggi Vokasi. Workshop yang digelar pada 21–22 April lalu ini dihadiri oleh ketua maupun koordinator program studi yang menyelenggarakan program vokasi di seluruh Indonesia. Workshop ini dibuka oleh Prof. Dr.
Mohammad Nasih selaku rektor Universitas Airlangga Workshop nasional yang bekerjasama dan didukung Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) bertujuan melakukan finalisasi Capaian Pembelajaran (CP). CP yang dimiliki program studi vokasional perlu diukur untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk itu, perlu disamakan persepsi bagi semua penyelenggara program studi vokasi di seluruh wilayah di Indonesia. Dalam kesempatan ini, Dekan Fakultas Vokasi UNAIR Prof. Dr. Widi Hidayat, S.E., M. Si., Ak. mengungkapkan pentingnya perencanaan yang baik bagi penyelenggara prodi vokasi, baik D-3 maupun D-4. “Kita menyadari bahwa kurikulum yang baik harus direncanakan dengan baik. Kemarin di UNAIR ada redesain kurikulum. Salah satu kurikulum baik itu masing-masing harus membuat Capaian Pembelajaran (CP). Yang diinginkan sebuah program studi apa capaiannya? Lulusannya harus menguasai apa? Itu ada di CP yang nanti akan diturunkan di kurikulum masing-masing prodi,” ungkap Widi. Forum tersebut dihadiri tak kurang dari 43 perwakilan perguruan tinggi. Forum ini terbagi dalam sesi seminar dan penyusunan sekaligus finalisasi CP secara paralel. Dosen Institut Teknologi Bandung yang juga tim Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Megawati Santoso, Ph.D., selaku pemberi materi dalam sesi seminar banyak berbagi ilmu dan wawasan seputar program pendidikan diploma. Dalam sesi tanya jawab usai pemberian materi, peserta tampak antusias bertanya perihal prodi yang mereka bawahi. Megawati menuturkan, selama ini belum ada terget yang jelas bagi lulusan diploma. Maka dari itu, melalui workshop ini diharapkan target capaian program diploma menjadi terukur dan lebih akuntabel.
“Selama ini kalau meluluskan orang kan tidak jelas targetnya. Yang penting lulus dengan nilai. Padahal penilaian dosen kadang-kadang tidak objektif,” ungkap Megawati. “Harapannya, workshop ini menjadi sebuah hal yang positif karena mereka akan menuju pada hal-hal yang lebih akuntabel. Target lulusan harus dijelaskan. Sebelum lulus kemampuan mahasiswa sudah terukur,” tambahnya. Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S
Mahasiswa Perhotelan Ilmu Para Manajer
Serap
UNAIR NEWS – Menambah wawasan tak selalu dilakukan di ruang perkuliahan. Tetapi juga di industri pengguna calon lulusan kerja. Inilah yang kini dilakukan oleh para mahasiswa semester dua Program Studi D-3 Manajemen Perhotelan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. Sebanyak 67 mahasiswa ini banyak menyerap ilmu tentang perhotelan bersama dengan Manajer Banquet Hotel Shangri-La Surabaya, Remi, dan Front Office Manager, Geri. Ada dua rangkaian dalam acara yang diselenggarakan Sabtu (22/4), yakni tur ruangan (room tour) dan etika jamuan makan (table manner). Staf humas panitia acara, Muhammad Abduh Barraq, mengatakan dalam acara tur ruangan para mahasiswa diajak untuk melihatlihat ruangan kamar tamu jenis eksekutif dan suite eksekutif. Selain kamar, para mahasiswa juga diajak untuk mengunjungi
area bersama seperti restoran, lounge, dan dapur. “Mereka terlihat antusias karena mereka yang pengetahuan tentang industri perhotelan masih minim, dapat banyak pengetahuan baru. Apalagi kita memilih hotel yang fasilitasnya paling lengkap di Surabaya,” tutur Abduh yang juga mahasiswa semester empat Prodi D-3 Manajemen Perhotelan. Menurut Abduh, pemilihan hotel untuk acara yang merupakan program kerja tahunan Himpunan Mahasiswa D-3 Manajemen Perhotelan Fakultas Vokasi ini memilih hotel yang setara dengan minimal bintang empat. Sedangkan, Shangri-La sendiri merupakan hotel berbintang lima dengan standar internasional. Koordinator Prodi D-3 Manajemen Perhotelan Dian Yulie Reindrawati, Ph.D, mengatakan acara tur hotel dan etika jamuan makan penting untuk diketahui oleh para mahasiswa sejak dini. “Misalnya,
pada
acara
table
manner
ini.
Mereka
harus
mengetahui tentang etika jamuan makan seperti di acara-acara internasional. Mereka harus bisa tahu set up table-nya, dan bersosialisasi ketika acara jamuan makan,” tutur Dian. Manfaat lainnya yang bisa didapat dari kunjungan studi ke hotel adalah memperluas mitra antara perguruan tinggi dengan industri. Pasalnya, sebagai penyelenggara pendidikan vokasional, prodi membutuhkan tempat praktik perkuliahan (magang) sebagai sarana mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja. Selain itu, kunjungan seperti ini juga dapat dimanfaatkan bagi kedua belah pihak untuk saling memberikan masukan mengenai kurikulum dan pelayanan. “Pihak hotel juga bisa memberikan masukan ke kami mengenai kebutuhan para lulusan. Sedangkan, kalau kami bisa memberikan masukan mengenai pelayanan di hotel tersebut,” imbuh Dian. Penulis: Defrina Sukma S.
Optimisme Pengembangan BioOptika dan Laser Harus Digelorakan UNAIR NEWS – Pada 2014 lalu, Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi Prof. Retna Apsari, Dr. M.Si., diberi tanggung jawab untuk ikut menggerakkan Fakultas Vokasi. Waktu itu, dia dipercaya mengemban jabatan sebagai Wakil Dekan III di fakultas yang baru terbentuk pada tanggal 4 Juni 2014. Tak sampai di sana, pada pengukuhan jajaran pimpinan Dekanat 2015-2020, akademisi dari departemen Fisika tersebut kembali disuguhi amanat. Kali ini, sebagai Wakil Dekan I. Selama ini, Retna Apsari banyak melakukan penelitian di bidang biooptika dan aplikasi laser, yang diyakini memiliki banyak manfaat. Tidak hanya untuk aplikasi industri dan diagnosis, namun juga, sebagai media terapi yang aplikatif dan bermanfaat kongkret bagi tubuh. Optika merupakan salah satu kajian analisis penjalaran cahaya atau foton ketika melewati sebuah medium. Kajian optika memiliki keunggulan yaitu sangat teliti karena mampu membedakan jejak lintasan optik sebesar satu kali panjang gelombang yang digunakan, non invasive, non destructive, dan non ionisasi. Keunggulan optika bermain di wilayah ketelitian pada dimensi nano dan dewasa ini telah merambah pada dimensi femto, membuat optika niscaya di kembangkan untuk mengeksplorasi sifat dan struktur sebuah material, termasuk biomaterial. Optika dan khususnya bio-optika yang dikenal dengan istilah fotonika merupakan salah satu bidang kajian yang sangat unik
sebab diperlukan kerjasama terintegrasi antara bidang teoretik yang fundamental (fisika dan matematika), komputasi dan aplikasi (optik, teknologi informasi, elektro-optik), sistem cerdas dan optical imaging. Mengingat luas dan kompleksnya masalah di bidang ini, kerja sama antara berbagai bidang adalah suatu keniscayaan. Integrasi antara bidang kajian Retna dengan Fakultas Vokasi akan mengakselerasi implementasi penelitian kepada stakeholder. Untuk mengakselerasi implelentasi diperlukan laser sebagai sumber cahaya. Laser bisa difungsikan untuk melakukan pengobatan kanker yang bersifat non ionisasi, dan non “destruktif” serta minim efek samping. Sebab, sinar ini dapat memindai sel kanker secara selektif dan lebih tepat dengan beberapa mekanisme interaksi yang ada yaitu fototermal, fotokimia, fotoablasi, produksi plasma dan photodistruption. Laser juga bisa digunakan untuk menggerus caries pada gigi. Dapat pula dipakai untuk terapi termal yang diaplikasikan pada bidang fisioterapi sebagai salah satu media biostimulasi. Bahkan, sinar ini berpotensi diaplikasikan di bidang peternakan, misalnya, memanfaatkan teknik stimulasi dengan penyinaran laser, yang dapat mengakselesari penggemukan sapi dan hewan ternak lainnya. Prinsipnya, ilmu pengetahuan di bidang laser sangat luas dan masih terus berkembang. Tentu saja, untuk menjadi unggul, dibutuhkan banyak tahapan. Termasuk, mengambil langkah untuk bermitra dengan industri dan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Dengan demikian, asa untuk menjadi kampus yang berlevel dunia pun dapat diraih dengan lebih mudah. Beberapa mitra luar negeri yang telah ada beberapa diantaranya adalah Prof. Dr. Ahmad Harith, Prof. Dr. Sulaiman W. Harun, dan Dr. Hamzah Arof dari Photonics Research Center Universiti Malaya; Prof. Hiroyuki Ichikawa dari Lab. Optical Engineering, Faculty of Electrical dan Electronic Engineering, Ehime University Matsuyama Jepang; Prof. Dr. Khosrow Mottaghi dari Aachen University Jerman, Prof. Dr. Eko dari Faculty of Biomedical Engineering Universiti Teknologi
Malaysia, Prof. Dr. Marsin Sanagi dari Institut Ibnu Sina Universiti Teknologi Malaysia; Prof. Dr. Noriah Bidin dari Laer Center Universiti Teknologi Malaysia. Sementara itu, Fakultas Vokasi memiliki tiga departemen, yakni, bisnis, teknik, dan kesehatan. Retna mengutarakan, semua disiplin ilmu di fakultas ini dapat bersinergi karena Fakultas Vokasi merupakan paket keilmuan lengkap. Sinergitas disiplin keilmuan Fakultas Vokasi dengan basis penelitian Retna Apsari akan mempercepat implenentasi hasil penelitian untuk sampai pada stakeholder. Di sisi lain, masing-masing lulusan tiap departemen mempunyai peluang sama besar di dunia kerja. Para jebolan fakultas ini dipastikan dapat berkarir dengan baik. Dengan branding UNAIR yang sudah bagus, kualitas mereka pun lebih terjaga. “Para lulusan Fakultas Vokasi di masing-masing departemen (Bisnis, Teknik, dan Kesehatan) memiliki peluang besar masuk ke dunia kerja. Mereka dicetak sebagai tenaga terampil, kreatif, dan Visioner untuk Indonesia tercinta,” kata Prof Retna. Dalam melakukan sejumlah penelitian, Retna mengaku banyak dibantu oleh para mahasiswanya. Khususnya, mereka yang berasal dari Departemen Teknik (D3 Otomasi Sistem Instrumentasi). Sebab, sejumlah penelitian Retna terkorelasi dengan disiplin ilmu tersebut. Aplikasinya juga dpat bekerjasama dengan D4 Radiologi, D3 dan D4 Fisioterapi, D3 dan D4 Battra, D3 Hiperkes, D3 Kesehatan Ternak. Sebagai seorang Guru Besar, kiprah Retna di bidang penelitian tidak perlu diragukan. Tercatat dalam rentang 1993 hingga 2015, terdapat 33 penelitian unggulan yang dilakukannya. Semua dapat dirasakan manfaatnya di masyarakat. Pada 2015, misalnya, Retna menghasilkan penelitian Terapi Fotodinamik Laser Merah Untuk Percepatan Apoptosis Sel Kanker Dengan Variasi Eksogen Fotosensitizer.
Sedangkan di tahun sebelumnya, dia menorehkan penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Diagnosis dan Terapi Terpadu Kanker Kulit Ekonomis Non-Invasive Berbasis Nanolaser Speckle Imaging serta Foto dinamik Laser Infra Merah Untuk Inaktivasi Sel Kanker Invitro Dengan Eksogen Fotosensitiser. Eksplorasi kajian modulasi optik berbasis fase yang dikembangkan Apsari dan tim telah menghasilkan beberapa hal, diantaranya adalah sistem deteksi dan karakterisasi material berbasis metode interferometri dan Optical Imaging. Retna juga berkali-kali mengikuti konferensi internasional. Antara lain, dalam gelaran The Fifth International Conference and Workshops on Basic and Applied Sciences – ICOWOBAS 2015 on October 16th – 17th, 2015 dan 10th International Symposium on Modern Optics and Its Applications, Indonesian Optical Society (INOS) – Physics of Magnetism and Photonics Group ITB, 2015. Penulis: Rio F. Rachman Editor: Defrina Sukma Satiti
Pameran Kearsipan, Mahasiswa D3 PSTP Tampilkan Festival Budaya dan Kuliner UNAIR NEWS – Ujian akhir semester memang tak selalu diisi dengan mengerjakan soal-soal ujian di kelas atau sekadar membuat esai. Mahasiswa kadang kala juga diajak untuk mengadakan pameran yang sesuai dengan mata kuliah yang sedang mereka tempuh. Salah satunya adalah mahasiswa program studi D-3 Teknik Perpustakaan (PSTP), Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga
yang akan menyelenggarakan pameran sebagai syarat lulus mata kuliah Jasa Layanan Kearsipan. Senada dengan judul mata kuliah, mahasiswa PSTP akan menyelenggarakan acara “Pameran Jasa Layanan Arsip” pada Senin sampai Rabu tanggal 19-21 Desember di Aula Vokasi, Fakultas Vokasi. Dalam acara pameran arsip, sebanyak 43 mahasiswa tahun angkatan 2015 itu dibagi dalam 7 kelompok tema. Setiap kelompok menampilkan pameran arsip berupa foto, miniatur, dan naskah berdasarkan kebudayaan. Kebudayaan yang akan mereka tampilkan di antaranya berasal dari Blitar, Yogyakarta, Surabaya, Lamongan, Kediri, Tuban, dan Gresik. Roza Nimas Aprilia Harmanto selaku seksi humas acara pameran kearsipan mengatakan, peserta pameran akan menampilkan arsip budaya secara bergiliran selama tiga hari. Pameran yang ditampilkan berciri khas budaya masing-masing, seperti jaranan asli Kediri, dan tadarusan dari Tuban. Untuk memeriahkan acara, pameran akan dibuka dengan tari kolosal maupun tari tradisional. Selain tari kolosal, ada pula musik akustik, barongan, fashion show, dan mendongeng. “Pada hari pertama, pameran akan dilaksanakan dari jam delapan sampai satu siang. Hari kedua, pameran akan dilaksanakan jam sembilan sampai jam setengah satu. Sedangkan, hari ketiga, akan dilaksanakan dari jam delapan sampai sebelas,” tutur Nimas, sapaan akrabnya. Pameran layanan kearsipan ini dibuka untuk umum. Pastikan Anda datang dan menikmati sajian arsip dari berbagai budaya! Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Tiga Prodi di Akreditasi A
Vokasi
Raih
UNAIR NEWS – Sebanyak tiga program studi di Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, berhasil meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Berdasarkan laman resmi BAN-PT, akreditasi itu berlaku hingga tanggal 24 November 2021. Ketiga prodi yang baru saja meraih akreditasi A adalah D-3 Pariwisata, D-3 Teknisi Perpustakaan, dan D-3 Manajemen Perhotelan. Status tersebut meningkat setelah sebelumnya meraih akreditas B pada tiga prodi. Hal itu diungkapkan oleh Dekan Fakultas Vokasi Dr. Widi Hidayat, S.E., M.Si., Ak, ketika ditemui, Rabu (7/12). “Mereka naik akreditasi semua karena sebelumnya B. Untuk sampai A, kita di Fakultas Vokasi berusaha keras. Kita banyak belajar dari mereka yang sudah diakreditasi,” tutur Widi. Widi menjelaskan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan para dosen UNAIR yang berpengalaman di ranah akreditasi prodi. Dalam proses komunikasi, pihak Vokasi meminta saran demi peningkatan kualitas prodi ke depan. Selain itu, ia sempat meminta para dosen tersebut untuk melakukan simulasi proses akreditasi. “Istilahnya, kalau ujian gitu, kita ada bimbingan untuk melakukan tes. Jadi, teman-teman dari fakultas atau prodi lain itu sangat sangat membantu,” ujar Dekan Fakultas Vokasi. Ia mengaku, persiapan untuk menghadapi proses akreditasi memakan waktu tiga bulan. Dalam rentang waktu tiga bulan itu, ia menyiapkan segala keperluan, termasuk simulasi secara intensif. Terkait dengan prodi-prodi lainnya di Vokasi, pakar dalam buku
“100 Pakar UNAIR” itu menghendaki agar setiap prodi melakukan benchmarking. “Cari benchmark yang sesuai. Misalnya, prodi Fisioterapi melakukan benchmark ke Avans Hodge School di Belanda, karena di sana sangat maju. Intinya, kita belajar dari orang lain,” imbuhnya seraya mengakhiri. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh
Hikmah dari Pelatihan Bahasa Inggris, Defi Lulus Terbaik Vokasi UNAIR NEWS – Salah satu pengalaman menarik yang pernah dirasakan Defi Ika Suwandari, A.Md selama kuliah di Universitas Airlangga adalah ketika mengikuti pelatihan Bahasa Inggris di Pusat Bahasa. Pelatihan itu merupakan bagian dari kegiatan pengembangan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Selama pelatihan itu Defi dan peserta lain menerima materi tentang persiapan TOEFL (Test of English as a Foreign Language). Lalu bersama mahasiswa UNAIR penerima Bidikmisi lainnya, ia diajak mempelajari tentang structure, listening, dan reading. “Saat saya mengikuti training Bahasa Inggris itu, saya bertemu banyak teman dari jurusan lain di tiap semesternya. Saya merasa training ini sangat bermanfaat, mengingat sekarang saya bekerja di lingkungan yang sering bertemu dengan pasien asing,” tutur Defi.
Dari situlah, Defi menganggap pelatihan Bahasa Inggris itu banyak memberi manfaat terhadap pekerjaannya sekarang. Meski baru resmi diwisuda periode Desember 2016, alumnus prodi Teknik Kesehatan Gigi Fakultas Vokasi ini sudah bekerja sebagai laboran di salah satu laboratorium kesehatan gigi di Bali, selama sekitar tiga bulan. “Saya dipercaya untuk bekerja di departemen keramik, dan beberapa kali melakukan tugas yang mengharuskan adanya interaksi langsung dengan pasien,” ujarnya. Peraih IPK 3,74 ini mengaku seperti belajar dari nol karena faktanya kehidupan di lingkungan kerja sangat berbeda dengan proses belajar di kampus. Tapi Alhamdulillah karena selalu diberi kepercayaan dan tantangan, sehingga membuatnya lebih percaya diri. Ketika prodi tersebut masih berada dalam manajemen Fakultas Kedokteran Gigi, ia bergabung dengan Unit Kegiatan Fakultas (UKF) Tari Saman. Sebagai penari, ia dan kawan-kawan UKF sudah pernah tampil di berbagai acara, baik di fakultas, universitas, bahkan sampai keluar kampus. Termasuk ke sejumlah seminar nasional dan beberapa event swasta lain. Selain itu ia juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa TKG dan pernah bergabung dalam sejumlah kepanitiaan di FKG. “Beberapa kali saya sempat aktif dalam beberapa kepanitiaan di FKG seperti PPKMB serta seminar. Memasuki semester III dan IV, saya mulai aktif di HIMA TKG dan sempat ikut dalam kegiatan program pengenalan mahasiswa baru Fakultas Vokasi,” cerita Defi. Setelah tiga tahun kuliah di UNAIR, Defi merasa bangga bisa menjadi bagian dari keluarga alumni sivitas akademika. Baginya, ada banyak ilmu, wawasan, pengalaman baru, dan banyak bertemu dengan orang-orang hebat. Selain melanjutkan karirnya sebagai laboran, ia berharap dapat melanjutkan studi ke jenjang sarjana. (*)
Penulis: Defrina Sukma Satiti Editor: Dilan Salsabila
Kenalkan Khasiat Pengobatan Tradisional Melalui BOTM UNAIR
NEWS
–
Pertama
kalinya,
Program
Studi
Pengobat
Tradisional (Battra) Fakultas Vokasi UNAIR mengadakan kegiatan Battra On The Move (BOTM) di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Minggu (27/11). Kegiatan ini diadakan sebagai persembahan hari jadi Prodi Battra yang ke-11. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi yoga bersama yang dimulai sejak pukul enam pagi dan dilanjutkan demo pijat. Selain itu, pengunjung yang hadir bisa merasakan pijat dan akupunktur yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Battra secara gratis. Edith Frederika Puruhito, SKM., M.Sc, selaku Faculty Ambassador dari Fakultas Vokasi UNAIR mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mengenalkan kepada masyarakat mengenai Prodi Battra UNAIR. Ia juga menambahkan, masyarakat sekarang cenderung mengonsumsi makanan serba instan yang tak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, BOTM hadir untuk mengenalkan kembali pentingnya pola hidup sehat. “Kita ingin mengupayakan healthy life style with natural way. Bisa dengan jamu, bisa dengan makan-makanan sehat,” jelasnya. Menurut Edith, pengobatan tradisional tak kalah bagus dengan pengobatan konvensional. Indonesia sendiri memiliki minuman pengobatan tradisional yang terbuat dari tumbuh – tumbuhan yang dikenal dengan jamu. Jamu memiliki banyak manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta mencegah penyakit.
“Tubuh itu kan punya imun. Imun dalam tubuh itu bisa kita tingkatkan dengan meminum jamu. Jamu juga bisa sebagai komplementer atau pelengkap dari pengobatan konvensional yang ada. Lebih awalnya sebagai pencegahan terhadap penyakit,“ tandasnya. “Dari kegiatan ini kita bisa bagi ilmu, bagi kiat- kiat sehat dan juga ada konsultasi gratis,” imbuh Edith. Rencananya, kegiatan BOTM akan diadakan setahun sekali sebagai bentuk pengabdian Prodi Battra kepada masyarakat. Ia juga berharap ke depan agar Prodi Battra tetap membuat Branding dengan kegiatan yang menyuarakan hidup sehat, guna meningkatkan kualitas hidup serta memperkenalkan manfaat dan khasiat pengobatan tradisional kepada masyarakat. Kegiatan ini dihadiri pengunjung mulai dari anak – anak hingga orang tua. Ayu Mayasari salah satu terapis pengobatan akupunktur dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa pengunjung yang hadir datang dengan berbagai keluhan penyakit. Di pengobatan akupunktur, pengunjung akan di terapi dengan ditusuk jarum akupunktur di tempat yang dipercayai sebagai stimulus kinerja salah satu organ tubuh yang bermasalah. Pengobatan akupunktur sendiri merupakan pengobatan tradisional yang berasal dari Tiongkok. “Dalam tubuh manusia terdapat aliran energi Qi, jadi kalau ada penyakit atau keluhan yang muncul dari dalam tubuh mungkin ada yang terhambat dari aliran Qi-nya. Jarum akupunktur ini ditusukkan di titik penting di bagian tubuh untuk melancarkan Qi-nya,” jelas Ayu. (*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
Workshop Vokasi UNAIR Bahas Capaian Pembelajaran Pendidikan Tinggi UNAIR NEWS – Prodi D-3 Kearsipan dari 14 Perguruan Tinggi berkumpul di Hotel Swiss Berlin, Surabaya, untuk mengikuti sebuah lokakarya bertajuk Perumusan Capaian Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi. Selain Perguruan Tinggi dari Jawa, 14 Perguruan Tinggi yang mengikuti workshop sebagian di antaranya dari Sumatera Utara, Bengkulu, dan juga Padang. Bahasan dalam acara yang dihelat selama tiga hari berturut sejak tanggal 18 tersebut fokus pada dua prodi, yaitu perpustakaan dan kearsipan serta manajemen perkantoran dan kesekretariatan. “Acara ini merupakan amanah dari DIKTI yang memerintahkan setiap prodi yang sama di perguruan tinggi harus memiliki capaian pembelajaran dan profil lulusan,” jelas Endang Fitriyah Mannan, S.Sos., M.Hum, Ketua Prodi D-3 Teknisi Perpustakaan UNAIR. Para pemateri yang dihadirkan dalam workshop tersebut, di antaranya Ir. Hotma Prawoto Sulistiyadi, MT, yang pernah menjabat sebagai Direktur Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si yang merupakan Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan UNAIR. Kemudian Dr. Pawit M Yusuf, M.Si dari Universitas Padjajaran Bandung. Terakhir, Sancoko, S.Sos., ME, staf pengajar Program Studi Administrasi Perkantoran dan Sekretaris Program Vokasi Universitas Indonesia. “Kami setidaknya merumuskan capaian pembelajaran dan profil lulusan dengan ketentuan sikap umum, keterampilan umum serta keterampilan khusus pada mahasiswa,” tutur Endang.
Endang mengungkapkan bahwa capaian yang telah dirumuskan ini akan dilanjutkan ke Asosiasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Perpustakaan Indonesia. “Hasil dari musyawarah ini nantinya akan dilanjutkan ke Asosiasi dan diteruskan ke DIKTI untuk disetujui,” tandasnya. “Dengan adanya capaian tersebut maka mahasiswa dari dua prodi ini menjadi lulusan yang siap bekerja sesuai kebutuhan pasar,” pungkasnya.(*) Penulis : Akhmad Janni Editor : Dilan Salsabila