PENDUGAAN FAKTOR PRODUKSI PEPAYA (Carica papaya L) DI KEBUN BEKALA SIMALINGKAR KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
OLEH LASRIAMA SILABAN 030303027 ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
PENDUGAAN FAKTOR PRODUKSI PEPAYA (Carica papaya L) DI KEBUN BEKALA SIMALINGKAR KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
OLEH LASRIAMA SILABAN 030303027 ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Judul
: Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Ccarica papaya L) di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Nama : Lasriama Silaban NIM : 030303027 Departemen : Ilmu Tanah Program Studi : Ilmu Tanah
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Prof.Ir.Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D Ketua
Ir.Bintang Sitorus, MP Anggota
Mengetahui
Dr.Ir.Abdul Rauf, MP Ketua Departemen
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
ABSTRACT
The observation was conducted in Bekala Garden, Pancur Batu disctrict Deli Serdang regency. The observation had been begin since september 2007 up to April 2008. The observatian begin from bibliografi research, act of preparing meterial and aquipment, determining observation lacated, than digging soil profile and taken of the xample from every horizon to analyze. Data result of analyze calculated with multiple regression method and factor analysis used SPSS program. Prediction is first step to conclude land suitability. This observation porpose for predict the production of papaya in Bekala Garden, Pancur Batu disctrict Deli Serdang regency The result of the observation showing that regresion comparison accepted and variable independent influence toward production with significant 1,1%. Based on the coefficients regresion water content, p,avluable and K-exchange giving the negative influence toward production a while sand, silt clay, N-total, and C-organic represent the positv influences to worw production. Based on the factor analysis threre are only one mainfactor wich is influence the papaya production in Bekala garden that soil fertility.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Bekala, Kacamatan Pancur Batu Kabupaten Deli serdang. Penelitian ini dilakukan bulan September 2007-April 2008. Penelitian ini dimulai dari telaah pustaka, penyediaan bahan dan peralatan yang digunakan di lapangan, penentuan lokasi penelitian, kemudian dilakukan penggalian profil tanah dan diambil sampel tanah dari setiap horizon untuk dianalisa. Data hasil analisis tanah diolah dengan menggunakan metode regresi berganda dan analisis faktor dengan menggunakan program SPSS. Pendugaan merupakan langkah awal untuk menentukan kesesuaian lahan. Penelitian ini bertujuan untul menduga produksi pepaya di kebun Bekala, Kacamatan Pancur Batu Kabupaten Deli serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi dapat diterima dan variabel independen berpengaruh terhadap produksi dengan signifikansi 0.3%., Berdasarkan koefisien regresi yang diperoleh kadar air tanah, P-tersedia dan Ktukar berpengaruh negatif terhadap produksi sedangkan pasir, liat dan debu, Ntoal dan C-organik berpengaruh positif terhadap produksi. Berdasarkan analisis faktor terdapat satu faktor yang mempengaruhi produksi yaitu faktor kesuburan tanah.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Barangbang, Kabupaten Tapanuli Tengah pada tanggal 17 Januari dari ayahanda M.Silaban (Alm) dan ibu D.Matondang. Penulis merupakan putri ke-8 dari delapan bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Barus dan lulus seleksi masuk USU melalui jalur UMPTN. Penulis memilih program studi Ilmu Tanah dengan minat studi Klasifikasi dan Evaluasi Lahan, di Departeman Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unuversitas Sumatera Utara, Medan. Selama
mengikuti
perkuliahan
penulis
pernah
menjadi
asissten
Laboratorium Mineralogi dan Kristalografi, dan mengikuti organisasi di Departemen Ilmu Tanah (IMILTA). Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT.SOCFIN INDONESIA Tanah Gambus Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara pada tahun ajaran 2006/2007.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah, “Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution MSc, Ph.D dan Ibu Ir. Bintang Sitorus, MP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Disamping itu penghargaan penulis ucapkan kepada ibunda tersayang D.Matondang dan juga Abang/kananda atas dukungan, doa dan perhatiannya. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juni 2008
Penulis
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT .................................................................................................. ii ABSTRAK..................................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... 1 Tujuan Penelitian................................................................................. 5 Hipotesa Penelitian ............................................................................ 5 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman .................................................................................. 6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pepaya .......................... 7 Genetis . ................................................................................... 7 Tanah ..................................................................................... 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 14 Bahan dan Alat .................................................................................... 14 Pelaksannaan Penelitian ..................................................................... 15 Tahap Persiapan. ..................................................................... 15 Tahap Kegiatan di Lapangan ................................................. 15 Analisis Laboratorium ......................................................... 15 Metode Penelitian ............................................................................... 16 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Penelian ................................................................................... 18 Iklim ................................................................................................... 18 Relief dan Geologi ............................................................................. 19 Vegetasi dan Pengguaan Lahan ........................................................... 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ................................................................................................... 20 Pembahasan ........................................................................................ 29 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ......................................................................................... 30 Saran ................................................................................................... 31 Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL
No
Judul
Hal
1.
Data iklim rata-rata tahunan di Kecamatan Pancur batu selama 10 tahun .....18
2.
Fraksi dan tektur tanah di kebun Bekala, Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang .....................................................................20
3.
Sruktur tanah di Kebun Bekala, Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..............................................................................20
4.
Nilai Kadar air tanah di Kebun Bekala, Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang .................................................................. 21
5.
Hasil Analisa N -total di Kebun Bekala, Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang .................................................................. 21
6.
Hasil Analisa P-tersedia di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..........................................................22
7.
Hasil Analisa K-tersedia di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..........................................................22
8.
Hasil Analisa C-organik di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..........................................................23
9.
Ringkasan model regresi berganda produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ....................23
10. Sidik ragam regresi berganda produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ....................24 11. Koefisien regresi variabel penduga produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ....................24 12. Total varian yang dijelaskan oleh setiap faktor yang mempengaruhi produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..............................................................................25
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
13. Matriks Komponen rotasi yang mempengaruhi produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ..... 26
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, di daerah tropis maupun subtropis. Batangnya berongga, biasanya tidak bercabang dan tinggi dapat mencapai 10 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, betina dan bunga sempurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong (Rukmana, 1995). Ada beberapa manfaat pepaya yaitu: 1. Sebagai sumber vitamin, protein, dan serat bagi tubuh. 2. Buah pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi mengaktifkan dan mempercepat proses pencernaan protein, memecah protein menjadi arginin, memecah protein menjadi asam amino, dan mempercepat pemecahan karbohidrat menjadi lemak. 3. Sebagai detoxificator (mengeluarkan racun dari tubuh ). 4. Sebagai obat cacing dan malaria (Nangsih, 2001). Buah Pepaya termasuk buah yang digemari oleh hampir seluruh penduduk bumi. Buah pepaya mentah dapat digunakan sebagai bahan berbagai jenis sayur, sedangkan buah masak sangat populer sebagai “buah meja”. Buah pepaya kaya
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
akan sumber gizi dan harganya relatif murah. Nilai gizi buah pepaya adalah sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi gizi buah pepaya per 100 gram bahan No Kandungan Satuan
Jumlah
1
Karbohidrat
(g)
12,20
2
Protein
(g)
0,50
3
Vitamin A
(SI)
365,00
4
Vitamin B
(mg)
10,04
5
Vitamin C
(mg)
78,00
6
Mineral Kalsium
(mg)
23,00
7
Fosfor
(mg)
12,00
8
Zat besi
(mg)
1,70
9
Serat
(mg)
0,70
10
Air
(g)
86,70
Sumber: Direktorat Gizi Depkes R.I (1981). Biji pepaya dapat diolah menjadi minyak. Minyak biji pepaya biasanya berwarna kuning dan mengandung asam oleat dan palmitat yang dapat mengurangi berat badan bagi manusia yang sedang diet. Biji pepaya kering dapat digunakan sebagai obat cacing dan obat masuk angin (Rukmana, 1995). Daun sayuran
pepaya muda sering
digunakan sebagai bahan berbagai jenis
dan pelunak daging. Dalam pengobatan tradisional, daun pepaya
digunakan sebagai obat penyakit malaria, karena pada daun tersebut terdapat zat alkaloid carpain yang dapat menurunkan tekanan darah. Perasan daun pepaya dapat digunakan untuk obat penambah nafsu makan (Kalie, 1996).
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Pepaya memiliki bunga yang mirip dengan bunga melati, sehingga bunga tanaman ini sering digunakan sebagai bunga hias (bunga kalung), jika melati tidak ada. Bunga pepaya dapat juga digunakan sebagai obat perangsang makan buat anak kecil dan air rebusan bunga merupakan obat yang mujarab untuk mengobati penyakit kuning (Rukmana, 1995). Akar pepaya dapat digunakan sebagai obat. Sari akar tanaman ini dapat mengobati beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal, penyakit saluran kencing dan sebagai obat cacing kremi (Nangsih, 2001). Getah pepaya mengandung enzim proteolitik yang disebut papain. Enzim ini dihasilkan oleh batang, daun, serta buah dan berfungsi sebagai penjernih bir, pelunak daging, tabir surya, antijerawat, antiflek hitam wajah, anti kanker dan tomor, penyamak kulit dan bulu, ragi biskuit, antinyamuk dan pembuat protein hewani. Dipasaran papain ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga sangat menjanjikan keuntungan bagi petani pepaya (Nangsih, 2001). Permintaan pepaya dipasar terus meningkat, baik didalam maupun diluar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan pepaya semakin banyak. Konsumen pepaya yang dijumpai dipasar adalah masyarakat, industri makanan dan minuman, industri kosmetik dan industri farmasi (Setiawan, 2007) Pepaya merupakan salah satu jenis buah yang diproduksi dan tersedia setiap saat, serta sistem distribusinya yang telah luas. Namun pangsa pasar pepaya Indonesia di pasar Internasional masih rendah. Masalahnya karena ukuran, warna, citra rasa, dan bentuk pepaya Indonesia yang belum sesuai dengan selera Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
konsumen dunia. Pepaya Indonesia ukurannya relatif besar, berwarna kuning, citra rasa dan aromanya kurang sedap serta memiliki bentuk tidak beraturan (Yun, 2003) Pepaya termasuk jenis tanaman yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya, sehingga dapat tumbuh dimana saja. Jika ditinjau dari segi luasnya lahan kering di Indonesia, potensi Indonesia untuk menjadi negara penghasil pepaya sangat besar, namun sayangnya potensi ini belum dimanfaatkan sacara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya produksi pepaya di Indonesia dan luasnya lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk bidang pertanian. Salah satu upaya meningkatkan kwalitas pepaya lokal adalah dengan program pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul baru yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan selera konsumen internasional, produktivitas tinggi dan tahan terhadap cekaman biotik maupun abiotik. Program pemuliaan ini dapat dilakukan melalui hibridisasi dari beberapa tetua terpilih untuk mendapatkan sifatsifat yang diinginkan (Yun, 2003 ). Selain memperbaiki sifat genetis, produktivitas pertanian yang optimal juga dapat dicapai dengan penempatan lahan sesuai dengan tingkat kesesuaiannya dan pengelolaan lahan yang tepat. Untuk mencapai hal ini, inventarisasi sumber daya lahan perlu dilakukan sehingga dapat dapat diprediksi produksi yang akan dicapai, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan tindakan pengelolaan yang perlukan pada lahan tersebut. Lahan Kwala Bekala yang terdapat di Simalingkar merupakan lahan kering dengan luas 300 ha. Lahan tersebut sebagian digunakan untuk areal Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
pertanian, peternakan dan sebagian lagi belum di kelola sehingga lahan tersebut ditumbuhi oleh semak belukar. Bila dilihat segi luas, lahan Kwala Bekala berpotesi
untuk dijadikan areal
perkebunan pepaya. Oleh sebab itu, penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pepaya di lahan tersebut.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menduga faktor – faktor produksi tanaman pepaya ( Carica papaya L) di kebun Bekala desa Bekala, Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Hipotesa Penelitian Adanya pengaruh sifat fisik dan kimia tanah terhadap tingkat produksi pepaya
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menulis Skripsi di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi pendugaan faktor produksi pepaya di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Klasifikasi tanaman pepaya dalam dunia tumbuhan (Rukmana, 1995) adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dycotyledonae
Ordo
: Brasicales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Species
: Carica papaya L
Tanaman pepaya dikelompokkan sebagai tanaman semusim, namun dapat tumbuh setahun atau lebih. Sistem perakaran pepaya adalah akar tunggang dan tidak berkayu. Cabang-cabang akar tumbuh mendatar kesemua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih dan menyebar dari pusat batang (Rismunandar, 1981).
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Batang tanaman pepaya umumnya tidak bercabang, berbentuk bulat, dan beruas-ruas (berbuku-buku). Bagian tengah batang berongga dan tidak berkayu. Ruas atau buku batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun yang panjang. Tanaman ini tumbuh setinggi 5-10 meter (Nangsih, 2001).
Bentuk daun pepaya hampir seperti jari tangan melebar, bertulang daun menjari, dan ujung lancip. Pangkal daun berbentuk jantung dengan garis tengah 25-75 cm. Tangkai daun panjang dan berkelompok dekat pucuk, berlubang, dan melekat pada batang. Tajuk selalu berlekuk menyirip tidak beraturan (Kalie, 1996 ). Tanaman pepaya adalah tanaman monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan kelamin tiga yaitu tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermaprodit). Bunga pepaya memiliki mahkota berwarna kuning dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga biasanya ditemukan pada sekitar pucuk (Setiawan, 2007 ). Bentuk buah pepaya bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Ketika muda buah berwarna hijau gelap dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Daging buah barasal dari karpela yang menebal berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya (Kalie, 1996). Biji pepaya terletak dalam rongga buah dalam lima larikan. Banyaknya biji tergantung pada ukuran buah ataupun jenisnya. Bentuk biji agak bulat telur dengan permukaan yang tampak keriput dan ditutupi oleh kulit ari (Rismunandar, 1981). Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pepaya Genetis Untuk menghasilkan tanaman sempurna sebanyak-banyaknya, maka sebaiknya biji yang akan dibiakkan diambil dari bagian ujung buah yang telah matang pohon. Biji dari bagian ujung dapat menghasilkan tanaman sempurna antara 70-80%, sedangkan biji dari bagian ujung pangkal hanya menghasilkan sebanyak 50-65% (Rismunandar, 1981). Menurut bentuk bunganya, pepaya merupakan tanaman yang bersifat mudah menyerbuk silang, yang secara alami dibantu oleh serangga dan angin. Adanya proses penyerbukan silang ini mengakibatkan terjadinya perpaduan sifatsifat dari beberapa tanaman, sehingga terbentuk buah yang bervariasi (Rukmana, 1995). Tanaman pepaya memiliki tiga bentuk pohon, yaitu pohon jantan, betina dan pohon sempurna. Bunga sempurna umumnya menghasilkan produksi buah lebih tinggi dibandingkan pohon betina, baik dari segi mutu maupun jumlahnya. Pohon jantan biasanya tidak dapat menghasilkan buah, hanya berfungsi sebagai sumber serbuk sari (Muljana, 1990). Berdasarkan bentuk bakal buah dan jumlah benang sarinya, bunga sempurna pepaya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bunga sempurna elongata, pentarida dan antara. Bunga sempurna elongata akan menghasilkan buah berbentuk lonjong, buah pentarida menghasilkan buah beralur lima, dan buah antara menghasilkan buah berbentuk panjang melengkung dengan ujung buah lancip (Rismunandar, 1981) Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Tanah Tanaman pepaya dapat tumbuh diberbagai jenis tanah yang memiliki aerase dan drainase baik. Pepaya dapat berproduksi dengan baik di dataraan rendah sampai datarn tingi sampai + 1000 meter diatas permukaan laut, bahkan ketinggian 1200-1500 meter masih dapat tumbuh. Untuk pertumbuhan ideal dibutuhkan tanah dengan tekstur yang agak ringan dengan pH 6,5-7 (Muljana, 1990). Pengaruh tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung pasir yang sangat tinggi (lebih dari 60%) akan mengalami pertumbuh yang lambat dan produksi yang rendah. Pada tanah seperti ini biasanya terjadi karena kandungan air yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tidak terpenuhi dan terjadi pencucian unsur hara yang tinggi karena agregat tanah tidak mampu menahan air secara maksimal, akibatnya air terus mengalir menurut aliran gravitasi sambil membawa unsurunsur hara (Anonim, 2002) Pembentukan struktur tanah yang baik merupakan modal bagi perbaikan sifat fisik tanah yang lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat terbentuknya struktur tanah yang baik seperti perbaikan porositas tanah, perbaikan permeabilitas tanah serta perbaikan dari pada tata udara tanah. Perbaikan dari struktur tanah juga akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan akar tanaman. Pada lahan kering dengan makin baiknya struktur tanah akan lebih mempermudah tanaman untuk mendapatkan unsur hara dan air, karena memang pada lahan kering faktor pembatas utama dalam peningkatan produktivitasnya adalah kahat unsur hara dan kekurangan air (Anonim, 2002). Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Struktur tanah berasal dari partikel-partikel tanah yang membentuk agregat tanah yang saling berikatan membentuk suatu bongkah. Struktur padat biasanya terbentuk dari tanah yang mengandung liat tinggi sehingga bongkahan tanah sangat masif dan biasanya rendah kandungan bahan organiknya. Tanah dengan struktur remah (ringan) umumnya didominasi dengan tekstur pasir dan atau mengandung bahan organik tinggi. Tanah yang remah memiliki tingkat kesuburan kimiawi dan kesuburan biologis yang tinggi. Hal ini terjadi karena KTK tanah tinggi dan ketersediaan oksigen dalam tanah optimal untuk pertumbuhan mikroorganisme tanah, yang berfungsi dalam proses mineralisasi unsur hara yang tidak tersedia (organik) bagi tanaman
menjadi tersedia
(anorganik) (Anonim, 2002) Kerapatan
isi
(Bulkdensity)
merupakan
ukuran
pori-pori
dalam
tanah.makin tinggi Bulkdensity tanah berarti tanah semakin padat karena ruang porinya
semakin
sedikit.Bulkdensity
tang
tinggi
dapat
menghambat
perkecambahan biji tanaman, mempersulit akar untuk menembus tanah daan menghambat masuknya oksigen kedalam pori-pori tanah sehingga tasnaman tidak dapat tumbuh dengan baik (Llubis, dkk, 1985). Air tanah merupakan salah satu sifat fisik penting yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai komponen penyusun jaringan tanaman dan transportasi unsur hara ke akar-akar tanaman. Secara tidak langsung air tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan cara mengontrol temperatur tanah. Kehilangan air bagi tanaman dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman dan defisiensi air yang terus menerus menyebabkan tanaman mati (Susanti, 2006). Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Air tanah merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Air harus cukup tersedia dalam tanah untuk melarutkan unsur hara didalam tanah, sehingga unsur hara tersebut dapat diserap tanaman. Tanah yang hanya mampu menahan air sedikit tidak dapat mengasilkan produksi tinggi. Tanaman pepaya yang kekurangan air akan menghasilkan buah yang relatif sedikit karena proses pembungaan tidak teratur bahkan
bunga yang telah
terbentuk berguguran, penyerbukan tidak sempurna, dan buah yang dihasilkan kecil-kecil dengan bentuk yang tidak sempurna. Curah hujan yang baik bagi pertumbuhan pepaya adalah 1500-2000 mm/ tahun (Rismunandar, 1981 ; Hasibuan, 2005). Air dalam tanah berperan dalam kelangsungan proses kimia dan mikrobiologi tanah. Air diserap tanaman melalui akar bersama sama unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman terutama daun melaui xylem. Cekaman air akan menyebabkan akar tanaman yang terbentuk sedikit, ukurannya kecil dan daerah penyebaran relatif sempit ( Islami dan Utoma, 1995). Kandungan air dalam tanaman bervariasi, tergantung species, umur dan lingkungannya. Ada beberapa fungsi air bagi tanaman yaitu; 1. Sebagai pelarut dan medium untuk reaksi kimia. 2. Medium untuk transpor zat terlarut organik dan anorganik 3. Bahan baku untuk proses fotosintesis dan reaksi-reaksi kimia lainnya dalam tumbuhan.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
4. Medium yang memberikan turgor pada sel tanaman untuk menggalakkan pembesaran sel, struktur tanaman dan penempatan daun. 5. Evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan permukaan tanaman (Fitter dan Hay, 1981) Reaksi tanah (pH) dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman memiliki toleransi yang berbeda terhadap reaksi (pH) tanah. Jika pH tanah diatas batas toleransi tanaman, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan tidak dapat berproduksi dengan baik (Hakim, dkk, 1986). Kemasaman tanah sangat penting karena menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap tanaman dan juga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara. Secara umum, unsur hara tersedia pada pH 6-7. Tanaman akan tumbuh dengan optimum pada pH yang dikehendakinya (Agustina, 2004). Kapasitas Tukar Kation (KTK) didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK penting untuk kesuburan tanah sebagai petunjuk jenis-jenis mineral liat yang ditemukan dalam tanah (Tan, 1998). Kejenuhan basa merupakan suatu sifat tanah yang berhungan dengan KTK. Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara kation-kation basa dengan semua kation yang terdaapat dalam jerapan tanah. Jumlah maksimum kation daalam tanah menunjukkan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut (Hardjowigeno, 1995). Kejenuhan basa digunakan sebagai parameter untuk menentukan kesuburan tanah, Suatu tanah dikatakan subur jika kejenuhan basanya > 80%, Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
dikatakan sedang jika kejenuhan basanya 50-80%, dan rendah jika kejenuhan basanya <50% ( Tan, 1998). Suhu tanah dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Suhu tanah yang terlalu tingi pada permukaan tanah dapat mematikan kecambah kecambah, dan tanaman yang perakarannya dangkal akan menjadi sulit tumbuh. Suhu tanah yang terlalu rendah juga dapat berakibat buruk bagi tanaman, karena akan menyebabkan gangguan pada penyerapan unsur hara sehingga masa vegetatifnya makin lama serta hasilnya juga lebih rendah (Indranada, 1989). Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan. Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Karieen, 2003). Erosi tanah dapat menghanyutkan sejumlah unsur hara dan bahan organik yang terdapat dalam tanah akibat terbawa aliran permukaan atau terhanyut bersama-sama tanah yanh tererosi. Dengan terangkutnya unsur hara dan bahan organik tersebut dari lapisan olah tanah, kwalitas tanah akan menurun sehingga produktivitas tanah juga menurun (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu penelitian Penelitan ini dlaanakan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang terletak diantara 458.000 MT- 460.000 MT dan 384.000 MU- 487.000 MU dengan ketinggian tempat 81 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai dengan Maret 2008
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dan bahan kimia untuk menganalisa tanah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian untuk menentukan daerah penelitian, kertas label untuk identifikasi sampel tanah, kantong plastik
sebagai tempat sampel tanah, karet gelang untuk mengikat
plastik, Segi Tiga USDA untuk menentukan nama terkstur, GPS untuk menentukan Letak geografis daerah penelitian dan alat alat tulis.
Pelaksanaan Penelitian
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Penelitian ini dilakukan pada tiga tahap kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dilapangan, dan tahap analisis di laboratorium.
Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, konsultasi dengan Dosen Pembimbing, penyusunan usulan penelitian, penyediaan bahan dan peralatan yang akan digunakan di lapangan.
Tahap Kegiatan di Lapangan Daerah penelitian ditetapkan berdasarkan peta status kesuburan tanah, kemudian ditentukan titik pengambilan sampel yang mewakili daerah tersebut. Adapun tahap kegiatan pengambilan sampel tanah tersebut ialah
Digali profil tanah dilapangan pada semua status hara dan kemudian diambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon.
Dimasukkan contoh tanah kedalam kantong plastik dan diberi label
Dilakukan pengumpulan data sekunder yaitu data produksi pepaya yang diperoleh dari petani setempat yaitu sebanyak 80.190 kg/ha/tahun.
Analisis Laboratorium Sampel tanah yang diperoleh dianalisis di laboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah dengan parameter yang diamati: 1. Tekstur dengan metode Hidrometer Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
2. Struktur tanah 3. Kadar air tanah 4. N-total dengan metode Kjeldhal 5. P-tersedia dengan metode Bray II 6. K-tukar dengan metode NH4OAcpH 7 7. C-organik dengan metode Walkey and Black Metode Penelitian Metode pendugaan faktor produksi yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika variabel yang lain berhubungan dengan (variabel independen) yang sudah diketahui. Pendugaan dilakukan dengan persamaan: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 Dimana: Y= Produksi pepaya (variabel dependen ) a = Konstanta b1-b9 = koefisien regresi peubah bebas X1 = % Pasir X2 = % Debu X3 = % Liat X4 = Struktur Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
X5 = Kadar air tanah X6 = C-organik X7 = N total X8 = P tersedia X9= K tersedia Dalam analisis regresi sering terjadi masalah korelasi ganda, maka untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan analisis faktor untuk memperoleh variabel baru yang tidak saling berkorelasi.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
KEADAAN UMUM PENELITIAN
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Luas Wilayah 300 ha dengan ketinggian tempat 81 meter diatas permukaan laut yang terletak diantara 458.000 MT460.000 MT dan 384.000 MU – 387.000 MU. Iklim Simalingkar memiliki curah hujan antara 2102-3407 mm/tahun. Menurut Oldeman Simalingkar termasuk kedalam tipe iklim C1 dimana jumlah bulan basah rata-rata 4-6 dalam setahun dan bulan kering 2 bulan, sedangkan menurut Smith dan Ferguson termasuk tipe iklim B dimana nilai Q (Perbandingan jumlah bulan basah dan bulan kering) 14,3%
Curah hujan (mm)
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
175,16 220,33 283,91 171,83 267,91 219,83 267,58 246,00 210,66 206,25
Relief dan Geologi Relief dan bentuk wilayah daerah penelitian termasuk daerah dataran rendah dengan kemiringan lereng 2 %. Berdasarkan hasil penelitian para peneliti yang sebelumnya, bahan induk penyusun tanah daerah penelitian adalah dasit dan jenis tanahnya menurut Soil Taxonomi adalah Ultisol. Vegetasi dan Pengunaan Lahan Pola penggunaan lahan kebun bekala secara garis besar terbagi atas pertanian tanaman keras, tanaman semusim dan peternakan. Vegetasi yang terdapat pada daerah penelitian terdiri dari kelapa sawit, jati, jagung, pepaya, pisang serta semak belukar.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Testur Tanah Hasil analisis tekstur tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah di Kebun Bekala Simaligkar Kecamatam Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang umumnya Lempung liat berpasir dan Liat. Fraksi dan penggolongan tekstur tanah di Kebun Bekala dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Fraksi dan Tekstur Tanah di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil Profil 1
Profil 2 Profil 3
Horizon A AB B A AB B A B
% Pasir 49,56 52,56 34,56 48,56 29,56 34,56 46,56 39,56
Fraksi tanah % Debu 25,00 16,00 10,00 18,00 11,00 12,00 22,00 9,00
% Liat 25,44 31,14 55,44 33,44 59,44 53,44 31,44 51,44
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Tekstur Llip Llip Li Llip Li Li Llip Li Kebun Bekala Simalingkar
A 44,84 17,00 38,16 AB 37,84 10,00 52,16 B 33,84 11,00 55,16 Keterangan :Li (Liat); Llip (Lempung Liat Berpasir)
Llip Li Li
Profil 4
Sruktur Tanah Dari hasil pengamatan empat profil tanah di Kebun Bekala, dapat diketahui bahwa struktur tanah di daerah tersebut adalah granular, gumpal dan gumpal bersudut. Data hasil pengamatan struktur tanah dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Hasil Analisa Struktur Tanah di Kebun Bekala Simalingkar,Ppppppp Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil
Horizon
Struktur Tanah
A AB B A AB B A B A AB B
Granular Gumpal Gumpal Granular Gumpal Gumpal bersudut Granular Gumpal bersudut Granular Gumpal bersudut Gumpal bersudut
Profil 1
Profil 2 Profil 3 Profil 4
Kadar Air Tanah Kadar air tanah pada empat profil tanah di Kebun Bekala bervariasi dan meningkat dengan bertambahnya kedalaman tanah. Nilai kadar air tanah dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Tabel 5. Hasil Analisa Kadar Air Tanah di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil
Horizon
Kadar air tanah (%)
A AB B A AB B A B A AB B
11,98 13,03 18,99 12,00 17,49 19,97 18,26 19,39 13,15 17,08 20,00
Profil 1
Profil 2 Profil 3 Profil 4
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kadar air tanah tertinggi terdapat pada profil 4 horizon B yaitu 20 % dan terendah terdapat pada profil 1 horizon A sebesar 11,98 %. N-Total Hasil analisis N-total tanah bervariasi dari sangat rendah sampai sedang. Hasil analisis N-total dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Hasil Analisis N-Total Tanah di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Profil Profil 1
Profil 2 Profil 3
Horizon
N-Total (%)
Kriteria
A AB B A AB B A
0,22 0,14 0,08 0,16 0,08 0,07 0,14
s sr sr r sr sr r
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Profil 4
B A AB B
0,09 0,14 0,09 0,05
sr r sr sr
Keterangan: s (sedang = 0,21-0,50); r (rendah =0,10-0,20); sr (sangat rendah = <0,10) Menurut Puslitan Bogor (1983)
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa N-total tanah di Kebun Bekala menurut Puslitan Bogor (1983) termasuk dalam kategori sangat rendah sampai sedang dengan nilai 0,05 - 0,22 %. N-total tertinggi diperoleh pada profil 1 horizon A dan terendah profil 4 horizon B.
P-Tersedia Hasil analisis P-tersedia tanah bervariasi dari sangat rendah sampai sedang. Hasil analisis P-tersedia dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini. Tabel
7.
Hasil Analisis P-tersedia di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil Profil 1
Profil 2 Profil 3 Profil 4
Horizon
P-Tersedia (ppm)
Kriteria
A AB B A AB B A B A AB B
4,47 1,37 2,13 3,25 3,12 1,05 2,58 4,20 3,79 2,04 2,58
sr sr s sr sr r sr sr sr sr sr
Simalingkar,
Keterangan: s (sedang = 16-25) ; r (rendah = 8,0-15) ; sr (sangat rendah = <8,0) Menurut Puslitan Bogor (1983) Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa kandungan hara P-tersedia di Kebun Bekala menurut Puslitan Bogor (1983) termasuk dalam kategori sangat rendah sampai sedang dangan nilai 1,37 – 4,20 ppm. Nilai P-tersedia tertinggi diperoleh pada profil 1 horizon A dan terendah pada profil 1 horizon AB.
K-Tukar Hasil analisis K-tersedia tanah bervariasi dari rendah sampai tinggi. Hasil analisis K-tersedia dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini. Tabel 8. Hasil Analisis K-Tukar di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil Profil 1
Profil 2 Profil 3 Profil 4
Horizon
K-Tukar (me/100g)
Kriteria
A AB B A AB B A B A AB B
0,69 0,24 0,44 0,36 0,14 0,12 0,13 0,14 0,08 0,18 0,11
t r s s r r r r r r r
Keterangan: t (tinggi=0,60-1,00) ; s (sedang = 0,30-0,50) ; r (rendah = 0,10-0,20) Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Menurut Puslitan Bogor (1983)
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa kandungan hara K-tukar di Kebun Bekala menurut Puslitan Bogor (1983) termasuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai 0,08 dan 0,69 me/100g. Nilai K-tukar tertinggi diperoleh pada profil 1 horizon A dan terendah pada profil 4 horizon A.
C-organik Hasil analisis C-organik tanah bervariasi dari sangat rendah sampai sedang. Hasil analisis C-organik dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini. Tabel 9. Hasil Analisa C-organik di Kebun Bekala Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Profil Profil 1
Profil 2 Profil 3 Profil 4
Horizon
C-organik (%)
Kriteria
A AB B A AB B A B A AB B
2,21 1,21 0,38 1,59 0,62 0,24 1,34 0,59 1,42 0,79 0,43
s r sr r sr sr r sr r sr sr
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Keterangan: s (sedang = 2,01-3,00) ; r (rendah =1,00-2,00) ; sr (sangat rendah = <1,00) Menurut Puslitan Bogor (1983)
Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa kandungan C-organik di Kebun Bekala menurut Puslitan Bogor (1983) termasuk daalam kategori sangat rendah sampai sedang dangan nilai 0,24 - 2,21 %. Nilai C-organik tertinggi diperoleh pada profil 1 horizon A dan terendah pada profil 2 horizon B. Pengolahan data hasil laboratorium dan pengamatan di lapangan dilakukan dengan cara memasukkan data kedalam program SPSS. Metode yang digunakan untuk mengolah data adalah metode regresi linier berganda.
Hasil analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 10. Ringkasan Model Regresi Berganda Produksi Pepaya di Kebun Bekala, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Model 1
Adjusted R R Square R Square 1,000(a) 1,000 1,000
Std. Error of the Estimate 0,08783
DurbinWatson 2,467
a
Predictors: (Constant), C-organik , K-tukar, P-tersedia, Struktur tanah, % Pasir, Kadar air anah, % Debu, N-total, % Liat b Dependent Variable: Produksi Pepaya
Dari tabel ringkasan model regresi berganda diketahui besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dimana nilai pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai R square (R2) atau koefisien determinasi yaitu sebesar
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
100 %. Hal ini berarti variabel independen dapat menjelaskan produksi mencapai 100%, dan tidak ada variabel lain yang mempengaruhi produksi. Nilai R menunjukkan gabungan korelasi variabel independen pasir, debu, liat, struktur tanah , kadar air tanah , N-total, P-tersedia, K-tukar dan C-organik sebesar 100 %. Tabel 11. Sidik Ragam Regresi Berganda Produksi Pepaya di Kebun Bekala, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 324,538 0,008 324,545
df 9 1 10
Mean Square 36,060 0,008
F 4674,264
Sig. 0,011a
a Predictors: (Constant), C-organik , K-tukar, P-tersedia, Struktur tanah, % Pasir, Kadar air tanah, % Debu, N-total, % Liat b Dependent Variable: Produksi Pepaya
Dari tabel sidik ragam (ANOVA) diatas dapat dilihat bahwa
tingkat
signifikansi (sig) 0,011 yang artinya bahwa model persamaan dapat diterima untuk memprediksi variabel dependen.
Tabel 12. Koefisien Regresi Variabel Penduga Produksi Pepaya di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Model
1
(Constant) % pasir % Debu % Liat Struktur tanah Kadar air tanah N-total P-tersedia K-tukar C-organik
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error -3,925 4,661 0,751 0,044 1.523 0,034 0,750 0,045 2,193 0,072 -0,922 0,033 -45.985 4.109 0,749 0,053 -0,147 0,270 3,737 0,363
Beta 1,010 1,436 1,550 0,344 -0,530 -0,403 0,146 -0,005 0,397
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
t -.842 17,084 45,375 16,779 30,503 -28,323 -11,193 14,150 -0,546 10,289
Sig. 0,554 0,037 0,014 0,038 0,021 0,022 0,057 0,045 0,682 0,062
Kebun Bekala Simalingkar
Dari tabel koefisien regresi maka didapat persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = -3.925 + 0,751x1 + 1,523x2 + 0,750x3 + 2.193x4 – 0,922x5 - 45.985x6 + 0, 749x7 – 0,147x8 + 3.737x9. Persaman regresi berganda dengan variabel tak bebas Y dan variabel bebas X sebanyak 9. Persamaan koefisien regresi dapat digunakan untuk melihat berapa besar perubahan Y jika X bertambah 1 unit dan X lainnya tetap. Dari tabel koefisien regresi dapat diketahui bahwa secara statistik pasir, debu, liat, struktur tanah, dan P-tersedia berpengaruh terhadap produksi. Dalam analisis regresi sering terjadi masalah kolinearitas ganda, maka untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan analisa faktor. Dalam analisis faktor ini variabel independen yang banyak harus diubah menjadi faktor sebagai variabel yang baru.
Tabel 13. Total Varian Yang Dijelaskan Oleh Setiap Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pepaya di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Akar Ciri Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8
Total 5,982 0,754 0,491 0,421 0,250 0,071 0,028 0,003
% Varian 74,769 9,425 6,143 5,268 3,125 0,881 0,356 0,033
Kumulatif % 7,769 84,194 90,337 95,605 98,730 99,611 99,967 100,000
Jumlaj Muatan Kuadrat Yang Disarikan Kumulatif Total % Varian % 5,982 74,769 74,769
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Dari tabel total varian dapat dilihat ada 8 komponen yang dianaliasa dan nilai Eigenvalues dari masing-masing komponen pada kolom akar Ciri. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa komponen yang memiliki Eigenvalues >1 hanya ada 1 komponen yaitu 5,982 dan sumbangan varian yang diberikan sebesar 74,76%, yang artinya hanya 1 fakor baru yang dapat dibentuk dari 8 variabel yang dianalisa. Tabel 14. Matriks Komponen Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pepaya di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Komponen 1 % Pasir % Debu % Liat Struktur tanah Kadar air tanah N-total K-tukar C-organik
0,822 0,932 -0,940 -0,836 -0,848 0,983 0,595 0,843
Pada tabel matriks komponen dapat dilihat anggota dari faktor yang baru terbentuk (F1) yang terdiri dari pasir, debu , N-total, K-tukar, C-organik. Faktor ini diberi nama tekstur dan kesuburan tanah dan disebut sebagai variabel baru.
Pembahasan
Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukkan oleh nilai R square (R2) atau koefisien determinasi yaitu sebesar 1,000. Hal ini berarti produksi pepaya 100% dipengaruhi oleh variabel independen dan tidak ada Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
pengaruh dari variabel lain. Nilai R menunjukkan gabungan korelasi variabel independen pasir, debu, liat, struktur, kadar air, N-total, P-tersedia, K,tukar dan Corganik sebesar 100 %. Dari tabel sidik ragam (ANOVA) dapat diketahui bahwa model regresi sudah dapat diterima dalam pengolahan data dengannilai signifikansi 0,011 atau dapat simpulkan bahwa variabel independen dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Dari tabel sidik ragam tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai F hitung > F tabel. Berdasarkan nilai tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel independen (pasir, debu, liat, struktur tanah, kadar air tanah, N-total, Ptersedia, K-tukar dan C-organik) secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (produksi pepaya). Pada tabel koefisien regresi diatas terdapat nilai konstanta sebesar -3,925. Hal ini berarti bahwa jika tidak ada sumbangan dari variabel independen yaitu pasir, debu, liat, struktur tanah , kadar air tanah, N-total, P-tersedia, K-tukar dan C-organik, maka nilai variabel dependen (produksi) sebesar -3,925 satuan. Nilai Unstunderdized coefficients (B) merupakan nilai koefisien regresi dan nilai Stunderdized coefficients (Beta) menyatakan tingkat korelasi masing-masing variabel, dimana apabila nilai Beta tersebut semakin besar berarti makin besar pengaruhnya terhadap variabel lainnya. Nilai koefisien regresi dapat digunakan untuk menduga hasil yang akan dicapai dan seberapa besar pengaruh dari setiap variabel independen. Dari tabel koefisien regresi dapat diketahui bahwa secara statistik variabel pasir, debu, liat, struktur, P-tersedia, berpengaruh terhadap produksi. Hal ini dapat diketahui dari Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
hasil uji t dimana t hitung > tabel, nilai signifikansi (sig) <0,05 dan dari koefisien korelasinya yang bernilai positif, artinya apabila variabel pasir, debu, liat, Ptersedia ditambahkan kedalam tanah dan struktur tanah diperbaiki, maka produksi akan meningkat. Berdasarkan uji t, nilai signifikan dan nilai korelasi juga dapat dilihat bahwa variabel lain seperti kadar air tanah, N-total, K-tukar dan C-organik berpengaruh tidak nyata terhadap produksi, yang artinya penambahan masingmasing variabel berpengaruh tidak nyata terhadap produksi. Berdasarkan koefsien regesi dapat disimpulkan bahwa kenaikan jumlah variabel kadar air tanah, N-total, K-tukar dan C-organik akan menurunkan produksi, sedangkan penambahan variabel pasir, debu, liat, P-tersedia dan perbaikan struktur tanah dapat meningkatkan produksi. Sebagai contoh: penambahan kadar P-tersedia sebesar 1 ppm dapat menigkatkan produksi sebesar 0,749 satuan sedangkan penambahan kadar air tanah sebesar 1 % dapat menurunkan produksi sebesar 0,922 satuan. Dalam analisis regresi sering terjadi masalah kolinearitas ganda (multikolinearitas), untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan analisis faktor yaitu pengelompokan variabel. Dalam analisis ini variabel independen yang banyak diubah menjadi faktor yang disebut sebagai variabel baru. Pada tabel total varian dapat dilihat bahwa ada 8 variabel (komponen) yang dimasukkan dalam analisis karena 1 variabel tidak memenuhi persyaratan ntuk analisis faktor sehingga dikeluarkan dari perhitungan. Kriteria yang digunakan untuk menghitung jumlah faktor yang terbentuk adalah nilai Eigenvalues >1. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa variabel yang memeliki nilai Eigenvalues >1 hanya ada 1 variabel (komponen) yaitu sebesar Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
5,982 dan varians yang bisa dijelaskan oleh faktor tersebut sebesar 74,769%. Hal ini berarti bahwa dari 8 variabel yang dianalisis dapat diringkas (reduksi) menjadi 1 faktor yang disebut faktor 1(F1). Tabel matriks komponen menjelaskan komponen dari faktor 1 (F1). Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Faktor 1 (F1) terdiri dari pasir, debu, N-total, K-tukar, dan C-organik. Faktor 1 yang dihasilkan dari proses reduksi ini disebut sebagai variabel baru dan diberi nama tekstur dan kesuburan tanah. Dari hasil analisis faktor diperoleh kesimpulan bahwa yang mempengaruhi produksi pepaya ada 1 faktor yaitu tekstur dan kesuburan tanah. Hasil pendugan produksi dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pengelolaan tanah dan dapat diperkirakan sifat tanah mana yang perlu diperbaiki agar tercapai produksi yang optimum
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Variebel yang paling berpengaruh terhadap produksi adalah pasir, debu, liat,struktur tanah, P-tersedia.
2.
Persamaan pendugaan faktor produksi Pepaya di Kebun Bekala adalah Produksi = -3,925 + 0,751 pasir + 1,523 debu + 0,750 liat + 2,193 struktur tanah – 0,922 kadar air tanah - 45.985N-total+ 0, 749 P-tersedia – 0,147 k-tukar + 3,737C-organik..
3.
Berdasarkan hasil analisis faktor hanya satu faktor yang mempengaruhi produksi yaitu tekstur dan kesuburan tanah
Saran Untuk mancapai produksi yang optimum sebaiknya dilakukan pengelolaan air tanah dan tetap mengontrol keadaan unsur N dan K sehingga tidak terjadi konsumsi yang berlebihan oleh tanaman yang dapat menurunkan produksi.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002. FisikaTanah. http://wwwiel.ipb.ac/id/sac/hibah/2002/agrositologi/tekstur_tanah.html, 08 Nopember, 2007 Agustina, L, 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta. Direktorat Gizi Depkes R.I, (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Fitter dan Hay, 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Hakim, N, M.Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R.Saul, M.A. Diha, G.B.Hong dan H.H. Bailey, 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press, Lampung. Hardjowigeno, S, 1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta. Hasibuan, B.E, 2005. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Indranada, H.K, 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara, Jakarta. Islami.T dan W.H.Utomo, 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang. Kalie, M.B, 1996. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta. Karieen, 2007. Bahan organik. http://karieen. worldpress.com/2007/16/18/ metrodinazol-dan di- metronidazol/html, 14 Agustus, 2007. Lubis, A. M,G. Amrah, G.B.Hong, N. Y.Nyakpa, M.Pulung, 1985. Ilmu Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan. Nangsih, T.S, 2001. Manfaat Pepaya. http://www.Kompas.com/kompas_cetak/02694/05/Jateng/meng26.htm, 09gustus,2007 Rukmana, R, 1995. Pepaya. Budi Daya dan Pasca Panen. Kanisius, Jakarta. Rismunandar,1981. Budi Daya Pepaya. Tarate, Bandung. Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Susanti, L, 2006. Karakteristik Air Tanah Pada beberaapa Ordo Tanah Ultisol dan Modifikasinya Melalui Pemberian Mulsa. http:// www.bdpunib.org/bdp /abstrak/2007/lidyas.html, 08 Nopember, 2007. Sutedjo, M.M, dan A.G.Kartasapoetra, 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta. Yun, 2003. Riset Unggulan Buah Tropis Indonesia. http://mma.ipb.ac.id/today/artikelview.html ?topic=rubrik_agribisnis& size_nom =1903424439& page=riset-unggulan_buah tropis-Indonesia html, 15 Agustus,2007.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
LAMPRAN
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lampiran 2. Curah hujan daerah Pancur Batu selama 10 tahun Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Sumber
Jan 114 211 222 84 232 230 151 85 220 138
Peb Mar Apr 102 264 186 69 31 12 215 174 453 179 286 172 156 144 167 133 155 178 168 180 145 89 386 154 67 167 164 103 167 163
Mei 60 124 380 180 181 215 249 225 200 201
Jun 119 119 270 72 206 54 360 270 181 185
Jul Agust Sept Okt Nov Des 174 164 274 69 371 205 293 604 453 148 291 289 90 163 632 226 210 372 78 178 343 292 101 97 147 149 304 637 521 371 216 119 518 263 244 313 217 292 537 497 161 254 189 263 457 395 215 224 161 234 377 292 270 195 163 236 381 297 267 196
: Badan Metoerologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Sampali Medan
Lampiran 3. Rata-rata Curah hujan daerah Pancur Batu selama 10 tahun Tahun
Curah hujan (mm)
1997 175,16 1998 220,33 1999 283,91 2000 171,83 2001 267,91 2002 219,83 2003 267,58 2004 246 2005 210,66 2006 206,25 Rata-rata 246 Sumber : Badan Metoerologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Sampali Medan
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lampiran 4. Deskripsi profil tanah pada SPT.1 DI Kebun Bekala Simbol
: P1
Bahan Induk
: Andesit
Tinggi tempat
: 82 meter dpl
Bentuk wilayah : Datar Drainase
: Baik
Lapisan
Kedalaman (cm)
I
0-9,5 cm
Uraian Morfologi Coklat
tua
(10
YR
4/3),
Lempung
berdebu,Struktur granular sedang lemah, gembur, batas baur dan berombak, tanpa bercak, perakaran banyak. II
9,5-31 cm
Coklat
tua
(10
YR
3/6),
Lempung
berdebu,Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan berombak, tanpa bercak, perakaran sedang. III
31-100 cm
Coklat (10 YR 4/6), Lempung berliat,Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan lurus, tanpa bercak, perakaran sedikit.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lampiran 5. Deskripsi Profil Tanah Pada SPT.2 di Kebun Bekala Simbol
: P2
Bahan Induk
: Andesit
Tinggi tempat
: 82 meter dpl
Bentuk wilayah : Datar Drainase
: Baik
Horizon Kedalaman (cm) A
0-22,3 cm
Uraian Morfologi Coklat tua (10 YR 3/4), Liat berdebu, Struktur granular sedang lemah, gembur, batas baur dan berombak, tanpa bercak, perakaran banyak.
AB
9,5-31 cm
Coklat (10 YR 4/6), Liat, Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan berombak, tanpa bercak, perakaran sedikit.
B
31-100 cm
Coklat kekunigan (10 YR 5/6), Lempung berliat, Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan lurus, tanpa bercak, tanpa perakaran.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lampiran 6. Deskripsi profil tanah pada SPT.3 di Kebun Bekala Simbol
: P3
Bahan Induk
: Andesit
Tinggi tempat
: 82 meter dpl
Bentuk wilayah : Datar Drainase
Horizon
: Baik
Kedalaman
Uraian Morfologi
(cm) I
0-29,5 cm
Coklat tua (10 YR 3/4), Lempung berliat, Struktur granular sedang lemah, gembur, batas nyata dan berombak, tanpa bercak, perakaran banyak.
II
29,5-100 cm
Coklat tua (10 YR 4/3), Lempung berdebu, Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan lurus, terdapat bercak hitam, terdapat batuan halus, perakaran sedikit. Coklat kekunigan (10 YR 5/6), Lempung berdebu, Struktur gumpal sedang kuat, teguh, batas nyata dan lurus, terdapat bercak hitam, terdapat batuan halus, perakaran sedikit.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Horizon A
Kedalaman
Uraian Morfologi Warna coklat tua (10 YR 3/3), tekstur liat,struktur granular, sedang, lemah, agak lekat, batas horizon nyata dan berombak.
Bt1
Warna coklat tua (10 YR 4/3), tekstur liat,struktur gumpal, sedang, lemah, agak lekat, batas horizon baur dan berombak.
Bt2
Warna coklat tua (10 YR 5/3), tekstur liat, struktur gumpal bersudut, sedang, lemah, agak lekat, batas horizon nyata dan berombak.
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar
Lasriama Silaban : Pendugaan Faktor Produksi Pepaya (Carica papaya L) Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009
Kebun Bekala Simalingkar