PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMD) PERUSAHAAN DESA YANG MAMPU MENSEJAHTERAKAN WARGANYA Sumber: Inovasi Kabupaten di Indonesia, Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008. • Satu SITUASI SEBELUM INISIATIF
Didaerah yang dominasi wilayah pedesaan ini, masyarakatnya mengandalkan mata pencaharian dari sektor pertanian, khususnya padi dan jagung. Namun, sayangnya, masyarakat petani sebagian besar adalah penggarap bukan pemilik. Dengan tingkat Sumber Daya Manusia yang sangat rendah, ketergantungan petani kepada tengkulak sangat tinggi lantaran tidak memiliki fasilitas sarana produksi pertanian, ditambah dengan kurangnya informasi tentang teknologi pertanian ke wilayah pedesaan mengakibatkan pola tanam masyarakat desa / petani hanya melakukan aktifvitas pertanian pada musim tertentu saja. Itupun hanya dengan menggunakan sistem bertani secara tradisional dan masih sangat kurang memakai teknologi. Akibatnya lagi seperti yang terjadi pada saat panen pada tahun 2006, dimana hasil panen jagung saat itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan cenderung melimpah namun ternyata tidka diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan petani di pedesaan. Kurangnya lapangan kerja di desa, dengan angka kemiskinan mencapai 27,23% pada tahun 2005, memaksa sebagaian besar warganya meninggalkan desa untuk mengadu nasib di kota. Sementara bantuan yang diberikan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah kepada setiap desa ternyata penggunaannya tidak optimal atau salah sasaran. Bahkan, ironisnya lagi, hal itu malah menjadikan ketergantungan masyarakat pedesaan yang cukup tinggi terhadap bantuan dari pemerintah. • dua INISIATIF DAN STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM Melihat kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Gorontalo pun tak tinggal diam untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Caranya, Bupati memulai inisiatif dengan mengumpulkan seluruh sarjana pertanian yang ada di jajaran Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk mengkaji akar permasalahan dari sektor pertanian yang merupakan potensi unggulan di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, adanya penerapan hari Sabtu sebagai Hari Krida Pertanian dijadikan momen untuk membuka komunikasi dan sarana interaktif antara pemerintah kabupaten dengan masyarakatnya. Dari pertemuan itu pula terhimpun berbagai permasalahan mendasar dalam proses pengolahan dan manajemen hasil pertanian di Kabupaten Gorontalo. Ternyata, selama bertahun-tahun para petanidikendalikan oleh para tengkulak dan rentenir yang menekan para petani, khususnya dalam hal harga produksi pertanian jagung dan padi gabah, mulai dari penyediaan bibit dan pupuk, obat-obatan, alat mesin pertanian, informasi mengenai proses pengolahan pertanian, smapi harga jual hasil panen. Akibatnya, kesejahteraan petani tidak lebih baik dari tahun ke tahun. Adanya berbagai masukan dari masyarakat itu, telah melahirkan kebijakan yang berfokus pada pembangunan di pedesaan. Kebijakan ini pun sesuai denganmisi Pemerintah Kabupaten pada pembangunan di pedesaan. Kebijakan ini pun sesuai dengan misi Pemerintah Kabupaten Gorontalo yaitu terwujudnya Pemerintah Daerah yang bersih dan demokratis dengan menjunjung
1
tinggi supremasi hukum demi terciptanya masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berkeadilan sosial. Adapun kebijakan itu adalah: 1. Membuat kebijakan public yang lebih berpihak ke daerah pedesaan melalui pendekatan otonomi desa menuju desa mandiri. Antara lain, program pembuatan pupuk biokultur, penyediaan tanah bengkok, yang didukung olehb kebijakan sektor lain, seperti pengobatan gratis (askeskin) dan pembebasan SPP Pendidikan dari SD sampai SMU/SMK (negeri) 2. Membuka unit usaha industri kecil dan akses perdagangan 3. Mempercepat arus informasi dan komunikaasi kepada masyarakat pedesaan, khususnya pola budidaya pertanian yang tidak tergantung pada satu musim 4. Menciptakan lapangan kerja dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan terdidik serta mampu mengelola usaha masyarakat di pedesaan 5. Pembebasan pajak PBB dan retribusi bagi masyarakat miskin yang memberatkan masyarakat. Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Gorontalo juga menyiapkan strategi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. Strategi pelaksanaan program itu, diantaranya, menekan arus urbanisasi (dimana desa telah kehilangan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang berkompeten untuk membangun desanya) dengan berbagai cara, yaitu: 1. Menggeser rasio peredaran uang antara pusat, kota dan desa dengan berbagai kebijakan publik yang lebih berpihak ke daerah pedesaan. Ini sekaligus sebagai antisipasi menghadapi pasar bebas tahun 2010 melalui penguatan masyarakat di tingkat desa. 2. Membuka usaha-usaha industri, penyediaan sarana prasarana yang memadai serta membuka akses perdagangan sekaligus mendorong masyarakat desa yang berjiwa wirausaha. 3. Mempercepat arus informasi dan komunikasi kepada masyarakat desa dengan dukungan teknologi utamanya teknologi pertanian sehingga pola budidaya pertanian tidak tergantung musim. 4. Menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya didaerah pedesaan sekaligus sebagai upaya pengentasan keluarga miskin. Selain menempuh cara tersebut, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, pada tahun anggaran 2006, Pemerintah Kabupaten Gorontalo mulai menata sistem perekonomian desa yang lebih terfokus pada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat desa. Sosialisasi dan publikasi rencana Pemerintah Kabupaten disampaikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya melalui berbagai kegiatan. Sedangkan implementasi adalah membentuk Badan usaha milik Desa (BUMDes) yang diberi namaPT Agro Potombulu atau disingkat BUMDes Agro Potombulu. Perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pertanian secara luas ini dibentuk untuk percepatan pembangunan kerakyatan yang memiliki daya tarik, daya tahan dan daya saing sebagai usaha untuk mensejahterakan rakyat, berkeadilan dan mandiri menuju kemakmuran bersama. Terbentuknya PT Agro Potombulu Selain sebagai penggerak ekonomi di tingkat pedesaan khususnya sektor pertanian terbentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) PT Agro Potombulu bertujuan juga untuk : 1. Penyedia kebutuhan petani (seperti benih, pupuk, dsb) 2. Penampung hasil produksi pertanian 3. Membuka pasar ekspor 4. Berperan sebagai sumber alih teknologi dibidang pertanian sampai ke masyarakat desa 5. Peran lainnya yang menyangkut kegiatan pertanian secara luas
2
Dukungan politis terhadap inovasi ini datang juga dari DPRD. Bentuk dukungan politis ini direalisasikan melalui penetapan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gorontalo Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang disahkan 14 September 2006. Dan hingga kini telah terbentuk PT Argo Potombulu di seluruh 17 kecamatan di Kabupaten Gorontalo. Siapa saja pemilik saham BUMDes PT Agro Potombulu? Dalam akta pendiriannya, pemilik saham adalah seluruh msayarakat desa yang diwakili oleh Kepala Desa/Lurah seKecamatan. Dan dengan izin atasan, dalam hal ini Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo maka yang berkedudukan sebagai komisaris PT Agro Potombulu adalah para Camat dan Direksi adalah Sekretaris Camat. Setelah operasional perusahaan berjalan baik melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diwakili oleh para Kepala Desa, diputuskan bahwa para pelaksana dan pengelola berbagai kegiatan bisnis usaha BUMDes PT Agro Potombulu adalah para wakil pemuda desa (pemilihan terbuka untuk umum dengan menentukan 1 orang sarjana / desa yang memiliki dedikasi membangun desa). Pemilihannya melalui musyawarah desa yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten dan hasilnyadit ditetapkan melalui Surat Keputusan Camat selaku komisaris. Cara ini ditempuh agar lambat laun keterlibatan Pemerintah Daerah berkurang dan sepenuhnya meanjadi tanggung jawab para pemuda desas selaku pengelola yang mewakili seluruh masyarakat di Desa dan Kecamatan tersebut (tiap kecamatan terdapat 10-18 Desa/Kecamatan). Pola Kemitraan dan Pendampingan Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program BUMDes PT Agro Potombulu di setiap kecamatan, Pemerintah Kabupaten Gorontalo melakukan kemitraan dnegan semua komponen terkait, baik itu Pemerintah Daerah sendiri, BUMD Kabupaten Gorontalo dan para investor. Selain itu, dibentuk pola pendampingan dengan melibatkan Kantor /Dinas/Badan di Pemerintah Kabupaten Gorontalo terkait untuk setiap unit usaha yang dijalankan oleh PT Agro Potombulu. Adapun Dinas terkait yang terlibat dalam pendampingan usaha, adalah : Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bagian Keuangan Setda, Bagian Tata Pemerintahan, Dinas PU dan Kimpraswil, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Bappeda, Bagian Hukum, para Camat, para Kepala Desa dan Badan Perwakilan Desa. • tiga HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT YANG DIPEROLEH Hanya dalam tempo kurang dari 1 tahun, berbagai kegiatan usaha telah dilakukan oleh PT Agro Potombulu dengan membuahkan hasil, antara lain: 1. Berhasil menyangga harga dasar hasil produksi pertanian dengan menaikkan nilai jual hasil panen petani jagung dari nilai jual maksimal Rp. 900,-/kg (tahun 2006) meanjadi Rp. 1.650,-/kg (April 2007). Sebagai penetralisir harga agar tidak anjlok misalnya saat harga pasar berkisar antara Rp. 1000,- hingga Rp. 1,200,- / kg, maka dibiarkan para pengumpul /pembeli hasil panen yang mengambilnya, dan PT Agro Potombulu mencari hasil panen yang harga jualnyua masih dibawah standar harga tersebut untuk dibeli sebagai penyeimbang dengan menaikkan harga sehingga tercipta standar harga pasar yang menguntungkan petani. 2. Sebagian keuntungan PT Agro Potombulu dibelikan sapi peliharaan untuk pengelolaan pabrik pupuk organik bio-kultur (pengolahan kotoran sapi). BUMDes PT Agro Potombulu mengembangkan pengolahan bio kultur dengan menggunakan bahan dasar selain dari bahan baku enzim, hal ini untuk dapat menekan harga jual kepada petani.
3
3. Penyediaan benih unggulan dan pupuk berkualitas. Sebelumnya disediakan oleh para tengkulak dengan kompensasi komoditi hasil panen, dimana 1 karung beras/jagung yang harganya dapat mencapai Rp. 200.000,- dan pada Agro Potombulu petani hanya membayar senilai Rp. 72.000,- setelah komoditi hasil panen terjual. 4. Penelitian dan pengembangan pola tanam dan pengolahan tanam dan pengolahan tanaman mealului pemanfaatan alih teknologi pertanian (demplot teknologi pertanian jagung, padi, tomat, dan bawang merah). Sebagai contoh untuk komoditi jagung, sebelum diadakan penelitian dan pengembangan oleh Agro Potombulu, para petani menanamkan 10 butir jagung pada 1 lubang tanam dan pada saat panendapat menghasilkan 10 buah jagung/batang. Setleah dikembangkan oleh Agro Potombulu diterapkan pola 1 butir biji jagung pada 1 lubang tanam dan pada saat panen menghasilkan 10 buah jagung / batang. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh BUMDes PT Agro Potombulu Kecamatan Limboto menemukan bahwa jagung lokal lebih berkualitas dibandingkan jagung hibrida karena jagung lokal memiliki berat yang lebih dibanding jagung hibrida. Sementara terdapat lima jenis jagung di Gorontalo yaitu Maumala, Panggobunela, Diti, Jagung Ketan dan Diti Besar. 5. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi pertanian. Untuk pertanian padi, dari 6-7 ton/hektar hasil gabah, dengan penggunaan pupuk bio-kultur, terjadi peningkatan hingga 10 ton / hektar. Sementara hasil panen berupa padi setelah diproses dari panen gabah sebesar kurang lebih 7-10 ton/hektar dengan harga jual Rp. 1.000.000,-/ton diperoleh menjadi sebanyak Rp. 7.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,-/hektar untuk masa waktu tanam selama 4 bulan. Dan total biaya produksi yang diperlukan terdiri dari bibit, biaya tanam, pupuk dan obat-obatan kurang lebih sebesar Rp. 2.500.000,-/hektar. 6. Menampung hasil produksi pertanian dan perdagangan antardaerah. Terobosan yang dilakukan oleh PT Agro Potombulu diantaranya dengan menjual komoditi hasil pertanian keluar daerah Gorontalo, bahkan Agro Potombulu di Kecamatan Telaga Biru telah melakukan MoU dengan pihak pengusaha di Purbalingga, Jawa Tengah dengan harga kontrak awal sebesar Rp. 1.750,-/kg. 7. Penyediaan jasa penyewaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). BUMDes PT Agro Potombulu menetapkan harga sewa alat mesin pertanian yang sangat murah untuk dapat dimanfaatkan oleh para petani seperti mesin traktor dengan ongkos sewa Rp. 650.000,-/hektar dimana sebelumnya petani harus menyewa seharga Rp. 1.500.000,-/hektar dari para tengkulak. Sedangkan untuk memperoleh informasi mengenai index nilai jual hasil pertanian di Gorontalo, Pemerintah kabupaten telah bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Daerah untuk menyiarkan secara langsung harga pasar yang berlaku setiap hari pada pukul 06.30 WITA. Cara ini dilakukan agar masyarakat, baik petani, pemerintah, bahkan pembeli mendapat gambaran jelas mengenai kondisi harga pasar komoditas pertanian di Kabupaten Gorontalo setiap paginya. Sehingga, diharapkan roda perekonomian dapat bergerak cepat dan dapat meningkatkan semangat petani dalam berproduksi, termasuk mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya. Nah, apa yang telah dihasilkan BUMDes PT Agro Potombulu tersebut, jelas berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, termasuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani (pemilik lahan dan petani penggarap) di Kabupaten Gorontalo. Karena itu, keberadaan BUMDes PT Agro Potombulu di Kabupaten Gorontalo telah banyak memberi manfaat kepada masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan berimbas pada sektor lainnya. Beberapa hal manfaat yang dicapai dapat dijadikan pelajaran, antara lain: 1. Dominasi para tengkulak atau rentenir tidak dapat lagi menekan para petani, baik dalam rangkaian pendistribusian/penyediaan benih dan pupuk, metode pengolahan
4
2. 3.
4.
5.
komoditi pertanian, hingga terciptanya mekanisme harga pasar yang kompetitif terhadap hasil produksi pertanian (khususnya jagung) termasuk penyediaan jasa Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, baik pemilik lahan pertanian maupun petani penggarap, sehingga secara bertahap dapat mengentaskan kemiskinan. Terciptanya lapangan kerja baru di daerah pedesaan khususnya bagai para pemuda desa (termasuk yang berpredikat sarjana)yang potensial dan produktif serta memiliki integritas terhadap daerahnya. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan kewirausahaan. Tumbuhnya sikap musyarawarah dan kemandirian masyarakat/petani dan generasi muda di desa untuk berperan aktif meningkatkan produksi dan kualitas pertanian, baik sebagai petani maupun sebagai pengurus BUMDes (termasuk utnuk menentukan letak /lokasi kantornya). Adanya kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan proses produksi, pengelolaan dan peningkatan kualitas pertanian secara mandiri sekaligus dapat menerapkan teknologi terkini bagi para petani.
Melalui keberadaan dan peran PT Agro Potombulu yang merupakan program andalan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, nyatanya telah mampu meningkatkan nilai jual hasil produksi pertanian yang merupakan program unggulan. Selain itu, keberadaan program ini juga sebagai stimulant bagi peningkatan mekanisme harga pasar, khususnya komoditi jagung sebagai andalan pertanian di Kabupaten Gorontalo. Dengan didukung Pemerintah Kabupaten yang amanah, akhirnya program ini dapat meningkatkan sumber pendapatan masyarakat, khususnya di pedesaan, menuju tercapainya masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berkeadilan sosial. Dan yang tak kalah pentingnya, program ini berdampak positif bagi kabupaten sekitarnya dan secara tidak langsung telah mendukung program Pemerintah Propinsi. • empat Kesinambungan Program Mengenai kesinambungan program ini, sudah barang tentu sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan manajerial BUMDes PT Agro Potombulu termasuk didalamnya adanya kemauan dan komitmen bersama di tingkat masyarakat untuk membentuk wadah kerjasama di pedesaan, dan komitmen jajaran Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Sedangkan upaya nyata yang sudah dilakukan untuk tetap menjalankan program ini, antara lain, dengan cara: 1. Setiap tahun modal usaha dari PT Agro Potombulu bertambah melalui APBD Kabupaten Gorontalo. Hal ini disebabkan, setiap hasil konkret dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, akan mudah mendapatkan dukungan politis dari DPRD dalam bentuk peningkatan anggaran bagi penambahan modal PT Agro Potombulu. Untuk itu, akan ditetapkan melalui Peraturan Daerah/Perda. 2. Peningkatan Kapasitas sumber daya manusia, yang terdiri dari para putra-putri pedesaan yang berada di wilayah kecamatan, sebagai pengelola PT Agro Potombulu. Caranya, melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme para pengelolanya di masing-masing bidang. 3. Setiap tahun PT Agro Potombulu diaudit oleh tim audit dan pengelolaannya diawasi oleh Kepala Desa selaku pemegang saham. Kendati demikian, bukan berarti pengelolaan perusahaan yang baru seumur jagung ini tak dihadapkan pada berbagai kendala yang harus di sikapi dalam upaya mempertahankan kesinambungan program ini. Kendala itu, antara lain:
5
1.
Penyediaan infrastruktur sarana dan prasarana manajerial bagi pengelola yang harus menyesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan yang diperlukan. Seperti misalnya, pembiayaan sarana kantor dengan modal yang harus tersedia saat musim panen tiba. 2. Belum memadainya tempat penelitian dan pengembangan proses pengolahan komoditi pertanian dan penampungan hasil produksi termasuk tempat jemur hasil panen pertanian yang belum ada 3. Ketersediaan modal usaha yang sewaktu-waktu dapat habis, khususnya di saat musim panen tiba, karena diperlukan untuk menstabilkan harga pasar terhadap nilai jual hasil panen pertanian. Menyikapi berbagai kendala yang ada itu, Pemerintah Kabupaten dan pengelola PT Agro Potombulu pun telah mempersiapkan berbagai strategi dan langkah yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada, antara lain: 1. Untuk sementara waktu hasil produksi pertanian yang ditampung akan dititipkan di Kantor Desa atau gedung milik desa yang memadai 2. Diusahakan membeli produksi pertanian, khususnya jagung dengan kadar air sesuai dengan permintaan pasar, untuk dapat menjaga kualitas hasil pertanian dan menjaga stabilitas harga pasar yang tinggi. 3. Diusahakan penambahan modal melalui APBD atau APBN (DAK). Melihat hasil nyata yang telah dicapai program ini – Pembentukan BUMDes PT Agro Potombulu untuk meningkatkan kesejahateraan masyarakat khususnya dari sektor unggulan pertanian, tentu saja inisiatif ini layak ditransfer Pemerintah Daerah lainnya. Dengan catatan, daerah yang mentransfer itu memiliki permasalahan dan karakter sosial budaya masyarakat yang relatif sama dan berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Utamanya program ini ditujukan untuk mengurangi mata rantai bisnis dari petani selaku produsen dan penjual hasil pertanian kepada pembeli antar pulau atau eksportir. Termasuk pula pendistribusian sarana pertanian, seperti benih dan pupuk berkualitas, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan lain sebagainya. Sebagai bukti program ini layak untuk ditransfer daerah lain tercatat beberapa Pemda pernah melakukan studi banding ke Kabupaten Gorontalo. Diantaranya, Pemda Kabupaten pernah melakukan studi banding ke Kabupaten Gorontalo. Diantaranya, Pemda Kabupaten 50 kota (Sumatera Barat) Pemda / DPRD Kabupaten Nunukan (Kalimantan Timur), DPRD Kabupaten Siak (Riau), DPRD Kabupaten Garut (Jawa Tengah), DPRD Kabupaten Bitung (Sulawesi Utara), DPRD Kabupaten Tojo Una-una. Sedangkan petani dari Kabupaten Bolaang Mongondow telah belajar ke petani di Kabupaten Gorontalo untuk menerapkan pola tanam yang dikembangkan oleh PT Agro Potombulu, khususnya komoditi jagung dan padi. Bahkan, Bupati Gorontalo acapkali diminta untuk memaparkan program tersebut di berbagai kesempatan saat bertemu jajaran pemerintah daerah lainnya.
6
Gambaran Umum Letak Geografis Batas Wilayah
Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan Desa Jumlah penduduk (Data tahun 2005) Kejadian Penting
0024’ – 10 02’ LU 1210 59’ – 1230 32’ BT Utara : Laut Sulawesi Selatan: Teluk Tomini Timur: Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara Barat: Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah 3.456,98 km2 atau 28, 30% dari luas propinsi Gorontalo 17 12 189 424.316 jiwa dengan kepadatan penduduk 123 jiwa (km2). Laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,27% tiap tahun, sedangkan pertumbuhan penduduk dekade sebelumnya (1990) sebesar 1,63% Pemekaran Daerah Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2006 terdiri atas 5 kecamatan, 48 Desa, dan penduduk sebanyak 100.472 jiwa. Berasal dari Kabupaten Gorontalo
7