i
Modul
Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Santri dan Pelajar
Tim . Akhmad Satori, S.IP., M.SI Edi Kusmayadi, M.Si
(IbP) Iptek bagi Pesantren UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017
ii
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan modul tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Santri dan Pelajar. Modul ini disusun dari beberapa sumber yang diambil dari referensi baik media cetak maupun elektronik sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kebangsaan bagi para santri dan pelajar yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa. Selain dari itu, pembelajaran melalui modul ini juga dapat melatih kemandirian peserta baik santri dan pelajar dalam belajar dalam menyerap dan sekaligus mengaktualisasikan hasil belajar. Sehingga dari proses pembelajaran melalui modul ini, diharapkan dapat melatih cara berpikir peserta agar lebih kreatif, inovatif, dan berinisiatif dalam belajar, yang pada gilirannya dapat membekali peserta dengan sejumlah kompetensi dalam realitas kehidupannya. Akhir kata, semoga modul ini dapat memberi motivasi belajar kepada peserta yang ingin lebih meningkatkan pemahamannya tentang wawasan kebangsaan, dan semoga dapat memacu prestasi belajar peserta untuk lebih giat lagi dalam menumbuhkan keuletan dan kemandirian belajar.
Tim PPM
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Relevansi Setelah mempelajari modul ini, peserta pendidikan Wawasan kebangsaan diharapkan akan memperoleh pemahaman mengenai wawasan kebangsaan, aspek, aktualisasi wawasan kebangasaan yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia yang terkandung di dalam empat konsensus dasar Negara Indonesia. Aktualisasi nilai kebangsaan yang terus berkembang pada kehidupan masyarakat selama ini perlu untuk terus diarahkan dan dibina sehingga dapat menunjang pembangunan nasional yang terus-menerus dilaksanakan oleh pemerintah. 1.2. Maksud Dan Tujuan Maksud dan Tujuan membuat tulisan ilmiah ini adalah memperlihatkan atau memberikan pengetahuan kepada kita semua bahwa apakah wawasan kebangsaan itu, perlunya pengetahuan wawasan nasional guna mempertahankan ketahanan nasional, apakah yang harus kita perbuat dalam mencapai tujuan nasional itu, dan cara-cara lain dalam menghadapi era globalisasi. 1.3. Standar Kompetensi Setelah mempelajari modul ini, seluruh peserta Pendidikan Bela Negara 2 dan nilai-nilai kebangsaan diharapkan mendapat gambaran tentang nilai wawasan kebangsaan yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian, peserta mampu mengaktualisasikan nilainilai kebangsaan guna mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kerangka tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 1.4. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta pendidikan Wawasan kebangsaan dapat mengetahui, mengerti, memahami, dan menguasai nilai-nilai wawasan kebangsaan yang berhubungan dengan nilai-nilai dasar untuk mampu dan mahir dalam; a. mengidentifikasi nilai wawasan kebangsaan untuk diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
1
b. c.
mengaktualisasikan aspek wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; mampu mewujudkan sikap dan perilaku wawasan kebangsaan baik di kalangan keluarga maupun di tengah-tengah masyarakat.
1.5. Pokok Bahasan Konsep nilai wawasan kebangsaan meliputi subpokok bahasan sebagai berikut: a. Pendahuluan; b. Pengertian nilai wawasan kebangsaan; c. Hakikat wawasan kebangsaan; d. Aktualisasi wawasan kebangsaan; e. Bela Negara 1.6. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah dan diskusi dengan contoh Kasus dan penyelesaiannya.
1.7. Bahan dan Alat a. Bahan yang diperlukan adalah Bahan Ajar. b. Alat-alat yang diperlukan adalah 1) papan tulis (Whiteboard); 2) laptop; 3) LCD/ screen; 4) flipchart; 5) kertas Flipchart; 6) alat tulis.
2
BAB II WAWASAN KEBANGSAAN
2.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembengan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan harus mampu memberikan inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaan Setiap negara berkembang atau negara yang sudah maju pasti ada hasrat atau keinginan untuk lebih berkembang lebih dari biasanya. Disini kita sebut Tujuan Nasional. Dalam upaya untuk mencapai Tujuan Nasional, setiap bangsa dan negara melakukan pembangunan dan pengembengan disetiap bidang. Dalam melakukan pembangunan, secara langsung, dan gangguan, untuk itu suatu bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan ketangguahan guna menghadapi tantangan, sehingga program pembengunan nasioanal dapat dilaksanakan dalam mancapai tujuan nasional. Maka dari itulah bangsa dan negara tersebut harus bekerjasama melawan rintangan sekecil apapun dan sebesar apapun. Karena dari kerjasama itulah suatu Persatuan Nasional akan terlihat. 2.2. Ruang Lingkup Dalam penyusunan modul ini akan memberikan batasan masalah pada Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional Dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi yang mencakupi hal–hal penting dari segala aspek kehidupan antara lain: Aspek Ideologi Ideologi Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia. Aspek Politik Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah
3
di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh. Aspek Ekonomi Dari aspek ekonomi wawasan nusantara bertujuan agar menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Aspek Sosial Budaya Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial diantara anggota-anggotanya Dimana secara universal kebudayaan masyarakat Indonesia bersifat heterogen karena banyaknya perbedaan setiap Negara maupun daerah. Aspek Pertahanan dan Keamanan Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Agar terwujudnya pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan Negara, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
4
BAB III AKTUALISASI WAWASAN KEBANGSAAN
3.1 Paham Kebangsaan. Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang berbentuk negara nasional. Sehingga paham kebangsaan merupakan pemahaman rakyat serta masyarakat terhadap bangsa dan negara Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Uraian rinci tentang paham kebangsaan Indonesia sebagai berikut. Pertama, “atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa” pada 17 Agustus 1945, Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia lahirlah sebuah bangsa yaitu “Bangsa Indonesia”, yang terdiri atas bermacam-macam suku, budaya, etnis, dan agama. Kedua, bagaimana mewujudkan masa depan bangsa ? Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia menuju suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Uraian tersebut adalah tujuan akhir bangsa Indonesia yaitu mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan masa depan bangsa Indonesia menuju7 ke masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah telah melakukan upaya-upaya melalui program pembangunan nasional baik fisik maupun nonfisik. Unsur-Unsur Nasionalisme Semangat kebangsaan ( nasionalisme ) yang ada pada diri seseorang tidak datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut. a. Perasaan nasional b. Watak nasional c. Batas nasional (yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri individu ). d. Bahasa nasional e. Peralatan nasional f. Agama Timbulnya Nasionalisme 5
Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Akan tetapi, faktor penyebab timbulnya nasionalisme di setiap benua berbeda. Nasionalisme Eropa muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut. a. Munculnya paham rasionalisme dan romantis b. Munculnya paham aufklarung dan kosmopolitanisme. c. Terjadinya revolusi Prancis. d. Reaksi atau agresi yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte. Nasionalisme Asia muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut. a. Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau. b. Imperalisme c. Pengaruh paham revolusi Prancis. d. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia. e. Piagam Atlantic charter. f. Timbulnya golongan terpelajar. Tujuan Nasionalisme Pada dasarnya nasionalisme yang muncul dibanyak negara memiliki tujuan sebagai berikut. a. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban. b. Menghilangkan Ekstremisme ( tuntutan yang berlebihan) dari warga negara (individu dan kelompok ). Akibat Nasionalisme Nasionalisme yang muncul di beberapa negara membawa akibat yang beraneka ragam. Akibat munculnya nasinalisme di beberapa negara adalah sebagai berikut. a. Timbulnya negara nasional ( national state ) b. Peperangan c. Imprialisme d. Proteksionisme e. Akibat sosial Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor intern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut. a. Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar. b. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan c. Pengaruh golongan peranakan d. Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme
6
Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut. a. Faham-faham modern dari Eropa ( liberalisme, humanisme, nasionalisme, dan komunisme ) b. Gerakan pan-islamisme c. Pergerakan bangsa terjajah di Asia d. Kemenangan Rusia atas Jepang Konsep Lain yang Berhubungan dengan Nasionalisme Beberapa konsep atau istilah yang memiliki kaitan atau berhubungan dengan nasionalisme antara lain sebagai berikut. a. Patriotisme Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut. 1) cinta pada tanah air 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. 3) Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselSangatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan 4) Berjiwa pembaharu 5) Tidak mudah menyerah Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi juga dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung. Kita mungkin menemukan seorang peserta atau masyarakat berbuat sesuatu yang mempunyai 10 arti sangat besar bagi sekolah atau bagi lingkungan desa atau kampung. b. Chauvinisme Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain. Contoh Chauvinisme seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt (Jerman di atas segala-galanya dalam dunia). Slogan ini kadang masih dipakai di Jerman unutk memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris juga punya slogan Right or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang menganggap bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari. c. Sukuisme Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan terhadap suku bangsa sendiri.
7
Tabel 1: Wujud Gagasan Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan
No Kategori Deskripsi 1. Nasionalisme a. Nilai Patriotisme Gelombang b. Rela berkorban Pertama : c. Strategi perjuangan Nasionalisme d. Kebersamaan dalam Praperjuangan Kemerdekaan e. Motivasi dan makna perjuangan f. Keyakinan dalam perjuangan g. Nilai kemanusian dalam perjuangan 2. Nasionalisme a. Makna hakiki kemerdekaan Gelombang b. Merdeka bagi rakyat kecil Kedua : c. Kebebasan Nasionalisme d. Identitas kebangsaan Pascae. Perilaku kepemimpinan Kemerdekaan f. Penegakan kebenaran g. Menghilangkan penindasan 3. Nasionalisme a. Nasionalisme terbuka Gelombang b. Tujuan akhir perjuangan Ketiga: c. Kecintaan pada kedamaian Nasionalisme d. Sejajar dengan bangsa lain Indonesia-Baru e. Sikap patriotisme baru f. Penguasaan IPTEKS g. Sikap dan semangat kemandirian
3.2 Rasa Kebangsaan Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan pemiliknya. Untuk satu tujuan yang sama, mereka membentuk lagu, bendera, dan lambang. Untuk lagu ditimpali dengan genderang yang berpengaruh dan trompet yang mendayu-dayu sehingga lahirlah berbagai rasa. Untuk bendera dan lambang dibuat bentuk serta warna yang menjadi cermin budaya bangsa sehingga menimbulkan pembelaan yang besar dari pemiliknya. Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya dan lain-lain. Tetapi ada pula negara dan bangsa yang terbentuk sendiri dari berbagai ras, bahasa, agama, serta budaya. Rasa kebangsaan sebenarnya merupakan sublimasi dari Sumpah Pemuda yang menyatukan tekad
8
menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan disegani di antara bangsa-bangsa di dunia. Rasa kebangsaan dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, serta pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Wawasan Nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundangundangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan prilaku, paham, serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Ikatan niai-nilai kebangsaan yang selama ini terpatri kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan pengejawantahan dari rasa cinta tanah air, bela negara, serta semangat patriotisme bangsa mulai luntur dan longgar bahkan hampir sirna. Nilai-nilai budaya wawasan kebangsaan, kesediaan untuk saling menghargai, dan saling menghormati perbedaan, serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa yang dahulu melekat kuat dalam sanubari masyarakat yang dikenal dengan semangat kebangsaannya sangat kental terasa makin menipis.
2.3 Semangat Kebangsaan Pengertian semangat kebangsaan atau nasionalisme, merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham 13 kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi. Jiwa patriotik akan melekat pada diri seseorang, manakala orang tersebut tahu untuk apa mereka berkorban. Seperti halnya untuk memperjuangkan kemerdekaan ditangan penjajah. Namun perjuangan tersebut belum selesai dengan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sebab Tujuan Bangsa adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. NKRI merupakan sarana dan wahana untuk mencapai Tujuan Bangsa itu, sekalipun sarana dan wahana yang mutlak diperlukan. Sebab itu setelah kemerdekaan tercapai perjuangan harus menuju kepada terwujudnya Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan.
9
Perjuangan ini makan waktu lama dan bahkan tanpa akhir karena bangsa Indonesia tidak mau tertinggal oleh kemajuan bangsa lain. Sangat banyak yang harus diwujudkan, harus diciptakan kondisi Ekonomi yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat disertai pelaksanaan Otonomi Daerah yang harmonis. Hal ini memerlukan peningkatan Pendidikan Nasional yang menjangkau seluruh bangsa. Ini pun harus didukung banyak kegiatan Riset untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perlu 14 didukung kondisi Politik yang mengabdi Kesejahteraan dan seluruh usaha ini harus diamankan dari berbagai ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun dalam negeri. Perjuangan ini jauh melampaui daya dan tenaga bangsa yang dikeluarkan dalam merebut kemerdekaan. Sebab itu perjuangan mewujudkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan perlu pula didukung dan didorong oleh Semangat Kebangsaan yang kuat. SemangatKebangsaan negara kita harus lebih kuat dari tetangga kita, karena Indonesia memperjuangkan masa depan rakyat Indonesia yang jumlahnya sekarang sudah 220 juta orang dan akan mencapai 250 juta serta hidup di Negara Kepulauan yang luas. Semangat Kebangsaan diperlukan untuk mendorong dan memotivasi seluruh bangsa agar menghasilkan performa atau hasil kerja yang baik dan makin baik, dengan selalu mengusahakan hal yang terbaik melebihi apa yang sudah tercapai di bangsa tetangga kita. Semangat ini harus meliputi Penyelenggara Negara, baik di Pusat maupun di Daerah, untuk memimpin dan mengurus negara dan bangsa secara baik. Demikian pula para warga yang aktif di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Juga para Budayawan, Ilmuwan, Usahawan, para Guru dan Pendidik, para Wartawan, para anggota TNI dan Polri, dan seluruh rakyat yang menjadi Petani, Nelayan, Buruh dan Karyawan, semuanya diliputi Semangat Kebangsaan yang menghasilkan perbuatan terbaik bagi bangsa. Pancasila sudah semestinya menjadi pedoman bagi semangat kebangsaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Dengan itu dijaga agar perbedaan antara berbagai etnik, umat agama dan golongan, hubungan antara Pusat dan Daerah, semuanya berjalan dengan harmonis, saling menghargai dan kesadaran bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat serta terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju, 15 adil dan sejahtera. Sebaliknya NKRI selalu memperhatikan dan memajukan kepentingan seluruh warganya dengan baik. Dan setelah itu NKRI juga harus waspada terhadap ancaman yang timbul dari kondisi internasional yang sangat dipengaruhi usaha pihak-pihak yang hendak merebut hegemoni dunia. Indonesia pun dapat menjadi sasaran usaha pihak itu kalau perkembangan Indonesia tidak cocok dengan kepentingannya. Ancaman lain yang tidak kalah berbahaya adalah daya tarik Sistem Nilai yang berbeda dan hendak dipakai menggantikan Pancasila. Kalau sampai bangsa Indonesia meninggalkan Jati Dirinya, maka akibatnya akan Sangat luas dan merugikan masa depan. Ancaman ini diperparah ketika orang Indonesia bersedia
10
menjadi pion atau agen usaha yang bertentangan dengan perjuangan bangsa, baik karena kepribadiannya lemah atau karena daya tarik benda dan uang. Tantangan bangsa Indonesia utama adalah bagaimana dapat memanfaatkan dan memelihara kekayaan Alam karunia Tuhan untuk kesejahteraan bangsa secara berlanjut. Dalam hal ini tantangan yang terberat adalah sifat Manusia Indonesia yang mempunyai kelemahan kurang konsisten sehingga kecakapannya membuat teori dan konsep yang bagus kurang dilanjutkan dengan implementasinya yang sesuai. Hal ini menimbulkan kelemahan pengelolaan atau manajemen yang sudah tampak sejak permulaan kemerdekaan. Tantangan lain adalah sifat Manusia Indonesia yang mudah bosan sehingga kurang Daya Tahan atau ausdauer. Tidak sedikit orang yang bermula dengan baik dalam perjuangan di 16 aspek perjuangan. kemudian hari menyerah. Hal ini nampak dalam berbagai Makin menguatnya peran Uang dan Benda dalam kehidupan merupakan tantangan yang sangat merugikan karena segala hal harus ada kompensasi uang. Juga sifat yang masih umum untuk lebih memandang tinggi segala hal yang berasal dari luar negeri dari pada milik dan buatan sendiri, atau satu inferiority complex , juga termasuk tantangan yang harus kita waspadai. Hambatan yang Sangat merugikan adalah sifat Masyarakat Indonesia yang lemah disiplin sehingga mengakibatkan berbagai kesalahan dalam performa. Hal ini sering ditimbulkan oleh sifat gumampang sehingga mengakibatkan berbagai kekurangan. Birokrasi yang lemah, aparat hukum yang kurang andal, bukan disebabkan kurangnya pengetahuan, melainkan karena kurang mau mengikuti ketentuan yang berlaku. Gangguan yang harus diatasi adalah sifat menimbulkan kelemahan pada diri sendiri. Hal ini sering disebabkan mudahnya kena provokasi karena kurang kendali diri. Seperti tidak jarang satu demo yang bermula dengan baik dan teratur berubah ke perusakan yang justru merugikan kita sendiri, termasuk bagi para pendemo. Ini semua karena kurang mantap dalam pikiran dan perasaan. Boleh dikatakan bahwa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan umumnya justru terletak pada Manusia Indonesia sendiri yang kemudian dapat menguntungkan pihak yang merugikan kita.
11
BAB IV BELA NEGARA A. Pengertian Bela Negara Bela negara, menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD RI 1945, dimana upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara. Dasar hukum undang-undang tentang upaya bela negara yaitu: 1. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 2. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. B. Fungsi dan Tujuan Bela Negara Tujuan bela negara, diantaranya: 1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara 2. Melestarikan budaya 3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. 5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara 6. Sedangkan fungsi bela negara, diantaranya: 7. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman; 8. Menjaga keutuhan wilayah negara; 9. Merupakan kewajiban setiap warga negara. 10. Merupakan panggilan sejarah; C. Manfaat Bela Negara Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan dari bela negara: 1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
12
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan. 3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh. 4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri. 5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok. 6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu. 7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama. 8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan. 9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, . 10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama. Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan: 11. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga) 12. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga) 13. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah) 14. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah) 15. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat) 16. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat) 17. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara) 18. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
D. Bela Negara Sebagai Penguatan Pertahanan Negara Kesadaran bela negara adalah satu hal yang esensial dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian hak dan kewajibannya dalam upaya bela negara. Kesadaran bela negara menjadi modal dasar sekaligus kekuatan bangsa, dalam rangka menjaga keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur tentang Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiaptiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Upaya bela negara wajib dilakukan dalam kerangka pembinaan kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan
13
WNI yang memahami dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajibannya. Bangsa Indonesia ingin pula mempunyai peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat dicapai apabila masyarakat dan bangsa kita juga adalah masyarakat dan bangsa baik (good society and nation), damai, adil dan sejahtera, sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) dalam Pembukaan UUD 1945. Di sisi lain, bahwa UUD 1945 memberikan landasan serta arah dalam pengembangan sistem dan penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara yang terdapat dalam UUD 1945 diantaranya adalah pandangan bangsa Indonesia dalam melihat diri dan lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan negara, serta keterlibatan warga negara. Hal ini merefleksikan sikap bangsa Indonesia yang menentang segala bentuk penjajahan, yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan. Pembelaan dan pertahanan negara merupakan faktor yang sangat hakiki dalam kehidupan bernegara. Setiap negara pasti memiliki lembaga pertahanan. Tujuannya ialah menjamin kelangsungan hidup negara dalam segala aspek kehidupannya. Tanpa pertahanan, negara tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari dalam negeri; negara menjadi rapuh dan rentan rongrongan. Sejarah negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan kebenaran ini Sebagai warga negara yang baik, sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI. Beberapa jenis / macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara : 1. Terorisme Internasional dan Nasional. 2. Aksi kekerasan yang berbau SARA. 3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa. 4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru. 5. Kejahatan dan gangguan lintas negara. 6. Pengrusakan lingkungan. E. Patriotisme Bela Negara Patriotisme secara definisi berarti “gagasan, keyakinan, prinsip, dan sikap yang tegas membela kolektif, masyarakat, atau bangsa tanpa memperhitungkan untung-rugi” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Dengan kata lain, patriotisme adalah modal dasar bagi bela negara. Meski terdapat konotasi yang kuat bahwa secara spesifik yang diacu dalam definisi ini adalah militer, patriotisme sesungguhnya meliputi semua orang dalam lapangan pekerjaan dan 14
pengabdian mana pun. Pegawai, mahasiswa, guru, tenaga kesehatan, dan lainlain tentu dapat menjadi patriot. Patriotisme bukanlah nilai yang hadir di ruang hampa. Sebagaimana nilai-nilai budaya lainnya, nilai patriotisme terbentuk dalam perjalanan sejarah perjuangan suatu bangsa agar eksis dan bertahan di dunia yang penuh perubahan dan tantangan. Persoalan kebertahanan suatu nilai patriotisme dalam suatu masyarakat yang berubah menuntut eksplanasi teori dan metodologi ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi dan sosiologi. Apabila patriotisme dipandang sebagai kebudayaan, maka unsur-unsur yang terdapat dalam definisi kebudayaan tersebut berlaku pula bagi budaya patriotisme. Maka, definisi kebudayaan versi struktural-fungsionalisme, yakni “sistem gagasan, tindakan, keyakinan, dan nilai yang dimiliki oleh suatu kolektif …… yang ditransmisikan dari generasi ke generasi …..” (Beals & Hoijer 1949; lihat juga, Koentjaraningrat 1984), memiliki validitas tertentu untuk menjelaskan budaya patriotisme. Dengan definisi ini kita pun meyakini bahwa budaya dan nilai-nilai patriot itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya, meski pun generasi yang lebih muda itu tidak pernah mengalami suasana perjuangan heroik yang penuh dedikasi tanpa pamrih dari generasi pendahulu mereka. Penting kita catat bahwa ko-eksistensi budaya patriotisme dan mekanisme sosial itu sangat kuat dalam konteks realitas masyarakat sederhana atau tradisional yang relatif homogen. Persoalannya adalah bahwa masyarakat bertipe sederhana itu sendiri nyaris tidak ditemukan lagi di seluruh dunia. R.M. Keesing & A.J. Strathern (1998) mencatat bahwa menjelang akhir abad ke 20 yang lalu, hanya terdapat 0.01 persen saja dari seluruh masyarakat suku bangsa di dunia yang masih memenuhi syarat “sederhana”. Selebihnya, sebagian besar masyarakat di dunia mengalami perubahan besar dan cepat. Berbagai kajian sosial menunjukkan bahwa dunia pada abad kini sarat dengan muatan materi, kesejahteraan hidup, dan kebebasan individual. Masyarakat (bangsa) yang maju beruntung karena perubahan itu sebagian besar berasal dari mereka sehingga lebih memungkinkan untuk mengendalikan perubahan itu. Tidak demikian halnya masyarakat (bangsa) yang belum maju, mereka harus menghadapi dua gelombang besar, yakni gelombang perubahan dari luar yang datang bertubi-tubi, dan gelombang perubahan dari dalam bangsanya sendiri yang tak kalah gencarnya.
15
PENUTUP : TANTANGAN BELA NEGARA DI MASA DEPAN Bela Negara dalam konteks Pertahanan Negara Indonesia bertujuan menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Dalam era globalisasi dewasa ini, ancaman yang dihadapi bangsa-bangsa, termasuk Indonesia, sangat kompleks; sifatnya tidak hanya fisikmiliteristik, tetapi juga non-fisik nonmiliteristik. Ancaman-ancaman fisik tampil dalam bentuk-bentuk seperti: gerakan-gerakan separatisme, terorisme internasional, dan (kemungkinan) gangguan-gangguan militer dari negara-negara tetangga. Sedangkan ancaman-ancaman non-fisik tampil dalam bentuk-bentuk seperti: praktik KKN, merosotnya semangat nasionalisme dan patriotisme warga negara, memudarnya kebanggaan terhadap negara sendiri hingga tidak percaya lagi pada kekuatan sendiri, mudahnya orang terperangkap dalam arus perubahan zaman akibat globalisasi hingga kehilangan jati diri bangsa, serta hilangnya idealisme, penghayatan ideologi-ideologi asing oleh segelintir warga negara yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, kemiskinan dan sebagainya. Jika bangsa Jepang sejak duduk di bangku SD sudah ditanamkan nilai-nilai Cinta Tanah Air dan Patriotisme, antara lain, melalui hormat dan cinta mereka kepada Sadoko Sasaki, bangsa Indonesia pun sejak dini seyogianya ditanamkan 4 nilai Bela Negara itu. Mungkin saja ada pihak-pihak yang meragukan keberhasilan penanaman nilai- -nilai Bela Negara karena sejak 20 tahun terakhir bangsa kita dicekoki habis-habisan oleh nilai-nilai destruktif yang sebagian berasal dari budaya luar. Akan tetapi, jika tidak ada yang berani melakukan gerakan nasional merevitalisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda, Indonesia hampir dipastikan akan semakin terpuruk. Kecuali korupsi, narkoba dan kemiskinan, ancaman terbesar yang dihadapi bangsa kita dewasa ini adalah budaya kekerasan dan terorisme. Sumber intelijen mengungkapkan gerakan ISIS sudah mulai melirik kawasan Asia Tenggara. Mereka pun dikabarkan sudah mulai membangun basis kekuatan di Filipina bagian selatan yang amat dekat dengan pulau-pulau di utara Sulawesi. Pihak intelijen Singapura belum lama ini berhasil menggagalkan rencana operasi kekuatan yang berasal dari Timur Tengah. Kalau Singapura saja sudah dicoba-coba untuk digoyang, bagaimana dengan Indonesia ? Satusatunya langkah untuk menghalau dan melawan ancaman kekerasan ISIS, menurut Menteri Pertahanan RI adalah dengan senjata Bela Negara. Jika semangat Cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara berhasil ditanamkan di hati sanubari pada setiap masyarakat Indonesia, ketahanan bangsa Indonesia tentu akan kuat. Ideologi apapun yang bertentangan dengan Pancasila pasti tidak laku dibuat eksperimen di Tanah Air. Meski tidak mudah pada tataran implementasi, program Bela Negara harus mendapat
16
dukungan semua pemangku kepentingan Negara. Sekali lagi, kita mendambakan Indonesia yang kuat, adil dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA http://arian-ricky.blogspot.com/2010/03/paham-kebangsaan-dan-negara.html http://www.scribd.com/doc/11572679/wawasan-nusantara http://www.mbotenbook.co.cc/2010/11/perwujudan-wawasan-nusantaradalam-era.html http://delviadelvi.wordpress.com/2010/04/14/pentingnya-pengaktualisasianwawasan-nusantara-dalam-membangun-ketahanan-nasional/ http://blogtiara.wordpress.com/2009/12/24/wawasan-nusantara/ http://dmaz091292.blogspot.com/2010/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html Drs. Rusman Kamaludin, Pendidikan Kewarganegaraan Moesadin Malik. Ir., M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Februari 2011 http://www.beranda-jiwa.info/contoh-makalah-search-engine-google/ https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2016/12/WIRA-EDISI-KHUSUSfix-A4.pdf
17
EVALUASI (PRA & POST TEST) A. Instrumen Penilaian Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar 1. Wawasan kebangsaan adalah …. a. b. c. d. e.
Cara pandang suatu bangsa terhadap paham politiknya Cara pandang suatu bangsa terhadap bangsa dan negaranya Cara memandang negara dalam kebijakannya Cara bangsa Indonesia menentukan tujuannya Cara suatu bangsa untuk membangun negaranya.
2. Primordialisme adalah suatu sikap yang bertentangan dengan …. a. b. c. d. e.
Semangat perjuangan Semangat kekeluargaan Semangat kebangsaan Semangat kehidupan Semangat kerakyatan
3. Cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang terdiri dari pulau-pulau disebut …. a. b. c. d. e.
Wawasan kerakyatan Wawasan kedirgantaraan Wawasan persatuan Wawasan nusantara Wawasan daratan.
4. Kebersamaan sebagai bangsa Indonesia perlu ditumbuh-kembangkan dengan membina sikap seperti di bawah ini, kecuali: a. b. c. d. e.
Kekeluargaan Gotong royong Tolong menolong Saling asah, asih, dan asuh Saling menunjukan perbedaannya.
27
5. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan dasar wawasan nusantara menjadi wawasan kebangsaan Indonesia …. a. b. c. d.
Secara ideologis konstitusional ( Pancasila dan UUD 1945) Secara sosial kultural Secara histories kesejarahan Secara kewilayahan
18
e. Secara kekeluargaan. 6. Lautan dalam konsepsi wawasan nusantara berfungsi sebagai …. a. b. c. d. e.
Pemisah antar pulau-pulau Indonesia Penghubung antar pulau-pulau Indonesia Pemersatu pulau-pulau Indonesia Menyimpan kekayaan alam Pelayaran dan perniagaan
7. Kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ditandai oleh adanya sikap yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme, yaitu …. a. b. c. d. e.
Kesatuan, persatuan, dan cinta tanah air Kesatuan, kerakyatan, dan kemanusiaan Kemanusiaan, gotong royong, dan kerakyatan Kesatuan, kerakyatan, dan kekeluargaan Kekeluargaan, gotong royong, dan keadilan
8. Dibawah ini yang termasuk pengertian hakikat bela Negara menurut UU No 3 Tahun 2002 adalah. . . . a. Sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 b. Warga negara wajib membela negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara c. Setiap warga negara mempunyai hak untuk membela negaranya d. Membela negara merupakan tugas dari orang-orang penting saja dan warga negara tidak boleh ikut campur 9. Contoh bentuk bela negara secara non fisik seperti berikut, kecuali. . . . a. b. c. d.
Meningkatkan rasa nasionalisme Kesadaran bebangsa dan bernegara Mengangkat senjata menghadapi agresi musuh Menanamkan kecintaan terhadap tanah air
10. Bagi warga Negara Indonesia, ikut serta dalam upaya pembelaan negara merupakan. . . . a. b. c. d.
Kewajiban Hak Beban Hak dan kewajiban
19