BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A*
Kesimpulan
1-
Pendidikan Umum di
Pondok
Pesantren
Pendidikan Umum merupakan suatu program pendidikan
yang
diarahkan untuk membina kepribadian peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh.
pandangan
yang
Dalam pelaksanaan programnya,
berbeda
yaitu
ada
yang
menekankan
kemampuan dasar yang cenderung bersifat
praktis
kemampuan intelektual dan
yang
oleh
setiap
manusia
keterampilan
seperti
kemampuan
berhitung dan sebagainya, dan ada pula kemampuan
dasar
yang
cenderung
yang
bersifat
terdapat
dua
kepada
yakni
suatu
harus
dimiliki
membaca
menulis
menekankan teoritis
pada yakni
pembinaan makna-makna esensial yang ada pada diri manusia. Kedua pandangan di atas sama-sama diarahkan kepada suatu kemampuan dasar bersifat umum yang harus dimiliki orang
sebagai
modal
dasar
dalam
mengembangkan
oleh
setiap
potensinya
secara optimal.
Merujuk landasan,
pada
tujuan
dikemukakan
pada
latar
dan bab
belakang
tindakan
Pendidikan
terdahulu,
144
sejarah,
maka
Umum
pengertian, yang
pendidikan
telah pondok
145
pesantren
merupakan
lembaga
pendidikan
Islam
pertama
Indonesia yang menyelenggarakan program Pendidikan Umum pada
akhir
abad
ke-17
(Kafrawi
munculnya program Pendidikan Umum
1978:18), di
yaitu
jauh
Amerika
di
sebelum
Serikat
yaitu
pada akhir abad ke-19 (Chester W. Haris,1960:570 ) .
Kalau Pendidikan Umum di Amerika mengarahkan kepada proses pembinaan
makna-makna
esensial
setiap manusia (the process of engindering
programnya
yang
dimiliki
esential
meanings
(Philip H. Phenix 19964:5), akan tetapi terbatas
pada
proses
saja sehingga pembinaan keutuhan pribadi sulit diwujudkan. Sama
halnya
dengan
pendapat
Alberty
(1965:205). Ia melihat Pendidikan Umum kontennya saja
atau
isi
itu
kurikulumnya,
and
hanya
Alberty
dari
sementara
segi
landasan,
tujuan dan prosesnya tidak menjadi perhatian beliau. Lain lagi halnya dengan Harris. mengarahkan pandangannya
hanya
pada
C.
kehidupan
pribadi
yang
(1960:570).
aspek
beliau Pendidikan Umum bertujuan untuk ke dalam
W.
Ia
tujuan.
Menurut
mempersiapkan
manusia
memuaskan,
keluarga
yang
bahagia, sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, akan tetapi ukuran pribadi
yang
(pribadi yang
ia
universal
utuh)
karena
yang
landasan
memuaskan maksud
dan
tidak
berpijaknya
bahagia
berlaku
itu
secara
filsafat
hidup
di
Umum
Indonesia,
Amerika Serikat.
Sementara
itu
khususnya pada jenjang
konsep
Pendidikan
pendidikan
tinggi
yang
di
dilaksanakan
146
melalui
MKDU,
terkesan
hanya
Pendidikan Umum yang ada di negara dan
budaya
memindahkan
Amerika
bangsa
dari
Serikat,
Indonesia
konsep
padahal
berbeda
dasar
dengan
budaya
bangsa Amerika. Seperti telah disinggung
pada
bagian
terdahulu
bahwa
untuk mewujudkan kepribadian yang utuh diperlukan suatu konsep pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan yakni landasan, Selama
ini
diakui
Serikat telah memiliki
sosiologis.
tujuan, bahwa
Rationalisme,
Neo Humanisme,
(Nelson B.Herary,1952:20), untuk mencapai tujuan pendekatan humanitis,
unsur
pokok
dalam
dan tindakan.
Pendidikan
landasan
Ketiga landasan di
tiga
Umum
filosofis,
atas
di
psikologis,
mengacu
pada
Naturalisme dan
Umum
di
social sciences,
dan
dan
pandangan
Instrumentalisme
sedangkan pendekatan yang
Pendidikan
Amerika
atas
digunakan menggunakan
natural
sciences
dengan subjek metter yang bervariasi.
Konsep pembinaan pribadi yang memuaskan dan warga negara yang
bertanggung
pembinaan
pribadi
j awab
yang
di
Amerika
memuaskan
berbeda
di
negara
Perbedaannya bertumpu pada konsep dasar tentang
sangat
berpengaruh
pada
penentuan
dengan
landasan,
konsep
Indonesia. manusia
yang
tujuan
dan
tindakan pembinaan pribadi yang memuaskan. Seperti dinyatakan oleh Wakil Presiden RI
Try
Sutrisno
ketika membuka Seminar Internasional VI Mukj izat Al quran
As sunnah tentang
IImu
Pengetahuan
dan
Teknologi
di
dan
IPTN
147
Bandung,
beliau mengemukakan bahwa:
" pembangunan nasional bersifat membangun manusia seutuhnya. Ini berarti pembangunan tersebut mencakup aspek lahiriah maupun batiniyah, secara seimbang, selaras dan serasi." Asas pertama pembangunan Nasional bertumpu pada keimanan dan ketaqwaan (imtak) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara asas pembangunan adalah pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu iptek harus senantiasa berada pada jalur nilai-nilai keagamaan yang luhur yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti yang luhur. Penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan iptek tanpa budi pekerti, dapat membawa manusia pada penderitaan, kesengsaraan bahkan kehancuran. (Harian Umum Republika, Rabu 31 Agustus
1994).
Pernyataan di atas mengandung arti bahwa iman dan merupakan landasan sekaligus tujuan
dalam
pembinaan
takwa manusia
Indonesia seutuhnya. Sementara merupakan
itu
konsep
konsep
pendidikan
Pendidikan
yang
komponen pendidikannya dari mulai dan tindakan pendidikannya.
Pondok
Pesantren
mengintegrasikan landasan,
Dan lembaga
seluruh
tujuan,
pendidikan
konten, pesantren
merupakan khasanah kekayaan bangsa Indonesia yang digali
dari
nilai-nilai
luhur
pada
nilai-nilai
ketuhanan.
bangsa
Indonesia
Pengembangan
yang
bersumber
konsep
pendidikannya
bertolak dari-iman dan takwa kepada Allah SWT,
ditujukan
terwujudnya
yaitu
manusia
Indonesia
seutuhnya
Indonesia yang beriman dan bertakwa
kepada
Allah
pada
manusia
SWT,
agar
mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalam
tindakan
pendidikannya,
pendidikan
pesantren
bercermin kepada perilaku nabi Muhammad Saw dalam membina para
148
sahabat dan para
pengikutnya.
Nabi
Muhammad
SAW
sebagai sentral figur pribadi utuh (Insan Kamil) miniatur
Al-quran
yang
dijadikan
konten
dijadikan
dan
sebagai
dari
kurikulum
konsep
Pendidikan
fleksibel Pendidikan Umum di Pondok Pesantren.
Berdasarkan hasil penelaahan tentang
Umum dan konsep Pendidikan konsep
Pendidikan
Umum
Pondok di
Pesantren
Indonesia
dapat
dikembangkan dari konsep Pendidikan Pondok dilihat dari segi landasan,
di
atas,
maka
digali
dan
Pesantren,
karena
tujuan dan tindakannya, pendidikan
pondok pesantren sudah mencerminkan filsafat hidup bangsa yang digali dari nilai-nilai luhur
budaya
bangsa
yang
bersumber
dari nilai I1ahiyah.
Landasan pendidikan pondok
pesantren
adalah
takwa kepada Allah SWT. Bila dikaitkan dengan
filsafat hidup bangsa
Indonesia
takwa merupakan
esensi
Ketuhanan
Yang
Maha
memayungi
sila-sila
dari Esa.
sila Sila
adanya.
pertama
karena
tanpa
pertama
iman
Pancasila dalam
berikutnya,
Sila
landasan
Pancasila,
pertama
berikutnya,
pertama maka tidak ada pula sila tentu tidak bernilai
yaitu
iman
dan ideal
dan yaitu
Pancasila adanya
kalau dalam
pun
sila
ada
Pancasila
bagaikan angka satu pada bilangan sepuluh ribu, jika tidak ada
angka satu maka nol yang berjejer
di
belakangnya
tidak
ada
nilainya.
Dari segi tujuannya, pendidikan pondok pesantren sejalan
dengan
tujuan
ideal
pembangunan
Nasional
Indonesia
yaitu
149
tercapainya suatu kondisi masyarakat adil
dibawah lindungan
dan
ridho
Allah
makmur
Swt.
dan
sehingga
merata
tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Kemudian pesantren
dari
segi
menggali
pendahulu
yang
tindakan
pendidikannya,
dan
mengembangkan
tidak
bertentangan
pondok
tradisi-tradisi dengan
para
nilai-nilai
ke-Islaman.
Adapun
pola
komunikasi
edukatif
yang
diterapkan
di
Pondok Pesantren adalah komunikasi tiga arah yakni Kyai-Santri
dan dengan Allah Swt,
sebagai
pemilik
Tidaklah terlalu istimewa dikalangan
memohonkan ampun kepada Allah SWT
pesan
para
untuk
pendidikannya.
kyai
para
bila
mereka
santrinya
dan
mendo'akan mereka agar diberi kemudahan dalam menimba.ilmu yang diajarkannya.
Dari
penjelasan
tentang
konsep
Pendidikan
Pendidikan Pondok Pesantren di atas, dapat ditarik
bahwa Lembaga Pendidikan Pondok pendidikan
Islam
pertama
di
Pesantren Indonesia
Umum
kesimpulan
merupakan yang
dan
lembaga
melaksanakan
program Pendidikan Umum.
2. Pembinaan Kepribadian di Pesantren Miftahul Huda
2.1. Pola Pembinaan Kepribadian
Dalam
membina
kepribadian
santri,
Miftahul
menerapkan lima langkah yaitu sebagai berikut :
Huda
150
2.1.1 Pengkondisian. Sejak awal masuk ke pesantren para santri dikondisikan ke dalam
dipaksa
suatu
situasi
untuk belajar dan
pesantren membuat peraturan
santri harus
mengikuti
tertentu,
mereka
caranya
pihak
beramal, yaitu
proses
bahwa
seleksi
setiap
yang
wawancara, pree test, dan ijab qobul (proses
santri dari orang tua/wali kepada Kyai). santri lulus dari orang
tua/walinya,
seleksi
dan
kemudian
telah santri
calon
meliputi penyerahan
Setelah
calon
diserahkan harus
oleh
membacakan
Ikrar Santri (Janji Pelajar) di hadapan orang tua/wali, dan pengurus
Dewan
Santri.
Dengan
proses
penerimaan
semacam itu, pesantren telah mendapat mandat penuh
dari
orang tua/wali santri untuk membina putranya.
2.1.2
Penciptaan
situasi
pendidikan
pesantren
memungkinkan terjadinya aktivitas belajar
Dengan situasi
pendidikan
tertentu
melakukan kegiatan belajar dan
keadaan
terpaksa.
sangsi-sangsi yang
Jadwal berat
dan
semua
beramal
beramal.
santri
walaupun
kegiatan
telah
yang
yang
memaksa
santri
mau
dal
am
ketat, untuk
melakukan aktivitas belajar dan beramal.
2.1.3 Proses Pembiasaan. Untuk membiasakan santri belajar dan beramal, penataan lingkungan fisik pesantren sejalan
bangunan pesantren
dengan
tujuan
pendidikannya,
mesjid diletakkan yang
dikelilingi
di oleh
diciptakan
seperti
fisik
tengah-tengah komplek asrama
santri
agar
151
santri terbiasa
shalat
berjamaah,
tata
tertib
masuk
mesjid terpampang di pintu masuk, do'a-do'a dan
dzikir
ba'da shalat terpampang di bagian dalam mesjid. Kegiatan belajar dan menghafal bersama terjadwal dengan tertib. Sebelum
tiba waktu
shalat
petugas
piket
senantiasa
memberitahukan jadwal waktu shalat dan menghimbau kepada seluruh santri
agar
bersiap-siap shalat berjamaah.
2.1.4 Keutuhan Sistem Pesantren.
Penataan
lingkungan pendidikan pesantren diciptakan
sistem yang utuh.
Seorang santri yang
situasi
dan
dalam suatu
mengabaikan
peraturan pesantren, ia akan mendapat teguran dari semua
unsur pesantren mulai dari teman-temannya, kepala kamar,
kepala asrama bahkan ustadznya turut menegur dengan caranya sendiri,
kamar dan
karena
pengurus
ustadznya akan
anggotanya dipanggil oleh
asrama
terbawa seksi
melanggar peraturan pesantren.
malu
kemanan
atau
bila karena
kepala
ada telah
Demikian pula halnya
dengan santri yang berprestasi, seperti dalam pemilihan pengurus pusat Dewan Santri, bila ada salah seorang santri yang terpilih menjadi pengurus pusat Dewan Santri, maka pengurus asrama, kepala kamar, teman sekamar, dan gurunya di kelas turut bangga d an
memberikan dorongan kepada yang lainnya.
2.1.5 Ketauladanan dari Kyai beserta anggota keluargany;
a
Ketauladanan
ini merupakan cara yang efektif dalam
152
membina kepribadian santri
nilai-nilai
pendidikan.
dalam
proses
Kesederhanaan
internalisasi
dan
kesahajaan
dalam penampilan fisik, ketawadhuan dalam bertutur kata, istiqomah dalam bertindak, disiplin terhadap waktu, akan mempercepat
poses
penyadaran
diri
melaksanakan kewajiban menuntut ilmu dan ulama, sehingga para
santri
melaksanakan
betul-betul atas panggilan hati nurani
sangsi
terpaksa.
Kyai
mampu
Kyainya
karena
kepercayaan
santri
pada
hanya pandai menasehati dan
dalam
sebagai
kader
kewajibarmya
dengan
keikhlasan tidak lagi karena takut Ketauladanan
santri
mengajarkan
penuh
atau
merasa
menumbuhkan
Kyai
tidak
ilmunya,
akan
tetapi beliau mampu memberikan contoh yang baik
dalam
kehidupannya sehari-hari.
Pelaksanaan
pembinaan
kelima
kepribadian
pelaksanaan pola ini
langkah
di pada
atau
kurang
atas
Miftahul
santri
dukungan
merupakan
Huda.
kenyataannya
mampu bertahan, terutama bagi
kurang kuat
di
tidak
yang
dari
Akan
tetapi
semua
santri
motivasi
orang
pola
awalnya
tua/walinya,
dengan berbagai alasan mereka mengundurkan diri.
Kelima pola di atas dilakukan dalam suatu
situasi
yang
utuh, dan pesantren Miftahul Huda dapat melakukannya tanpa ada
kesulitan
yang
berarti.
Sistem
asrama
dirasakan
sangat
menunjang dalam pelaksanaan kelima pola pembinaan ini, di mana
153
kyai dan santri sama-sama hidup dalam satu lingkungan sendiri, aturan sendiri,
kultur
sendiri,
sehingga
pesantren
sering
disebut sebagai kerajaan-kerajaan kecil.
2.2.
Pola Pengajaran
Di Pesantren Miftahul Huda Kyai menggunakan empat langah mengajar di dalam kelas yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Membacakan dan meloghat (menerjemahkan kata
demi
kata)
diulang-ulang sampai tiga kali.
2.2.2 Menjelaskan maksud bacaan itu kalimat demi
diuraikan
seperlunya
sambil
kalimat
dan
diperkaya
dengan
menyimpulakan
materi
contoh-contoh.
2.2.3 Menyimpulkan pembicaraan. Setelah pelajarannya,
Kyai
meyampaikan
nasehat-nasehat
baik
yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
2.2.4 Mengulangi bacaan, penjelasan lalu
semua
diajarkan
santri
dan
harus
belajar
singkat,
dan
mengulangi
bagaimana
apa
cara
kesimpulan yang
telah
mengajarkannya
kembali.
Dari cara KH. Choer Affandi mengajar, satu kali mengajar
santri
mendapatkan
empat
pelajaran
sekaligus.
mengajarkan membaca huruf arab gundul yakni tidak berbaris,
cara ini sebagai aflikasi
huruf
dari
Pertama; arab
ilmu
yang
shorof.
154
Kedua;
menterjemahkan
kata
per
kata
sebagai alikasi dari Ilmu Nahwu dan
(Fokabelary). Ketiga; sasaran
dan
dengan
aplikasi
gramatikanya, dari
tujuannya,
mutarodif
aflikasi
ilmu
mantiq dan balaghah. Keempat; pembahasan materi pelajaran yang dikaitkan dengan kontek kehidupan
sehari-hari
penanaman nilai-nilai ke-Islaman.
dan
sekaligus
Itulah yang jarang ada dalam
lembaga-lebaga pendidikan yang lain di mana
empat
pengajaran
dapat di berikan sekaligus.
2.3. Pola Pengkaderan Calon Kyai
Ada empat langkah yang dilakukan KH.Choer
rangka pengkaderan dan menyebarkan
para
calon
Affandi
kyai
dalam
(alumni
Miftahul Huda) yaitu sebagai berikut:
2.3.1 bagi santri yang dianggap
paling
menonjol
pengetahuan
dan akhlaknya, serta ada persetujuan keluarga dan santri yang
bersangkutan,
keluarga
KH.Choer
menikahkannya
terdekat
beliau
seperti
beliau,
dengan
tujuan
cucu-cucu
kualitas
pendidikan
pesantren
itu sendiri.
2.3.2 santri yang
sudah
pesantren
dianggap
putra/putri
atau
untuk
meningkatan
demi
kelangsungan
dan
lulus
dengan
dari
tingkat
tiga
Ma'had 'aly yang sudah dianggap matang baik ilmu
maupun
perilakunya,
antara
mereka ditawari berbagai alternatif
lain ditawari untuk membuka yang sangat minim dalam
pesantren
pembinaan
baru
di
tempat
keagamaannya
dengan
155
bantuan para kolega,
alumni,
jamaah pengajian KH.
Choer Afandi.
dalam membina masyarakat, di sarankan
untuk
orang
pihak
pasangan
santri
santriwan-santriwati
pada
umumnya
pemerintah desa Upacara
serah
Memuqimkan. santri
itu ke
lainnya
tokoh
ini
dimukimkan
kasus
semacam
upacara
resmi
setempat.
disebut
terdapat
tempat
yang
lain
dan
Upacara
ketidak
cocokan
pesantren
dianggap
digantinya
cocok
oleh
dengan
segera
kader
yang
para tokoh dan pemerintahan setempat.
dikenal dekat dan dianggap pesantren baik dari
maupun
segi
potensial
yang
untuk
sudah
mendirikan
perhatian
terhadap
kemajuan
fisik,
KH.Choer
Affandi
fasilitas
menyarankan untuk membuka pesantren dan menawarkan yang
pesantren.
muda
karakteristik
2.3.3 kepada para orang tua santri atau para tamu
santri
dan
kecamatan,
masyarakat
pihak
sudah
masyarakat
pihak
biasa
itu,
yang
langkah dengan memindahkan pasangan kyai
masyarakat,
agama
efektif
menyerahkannya
suatu
oleh
Akan tetapi bila
yang
mengambil
dalam
para
terima
dan
kepada
dihadiri
dan
putri
Dalam
mengantar
pemerintah daerah setempat yang
atau
maka santri yang akan di lepas
menikahi
pesantren
santri,
Supaya lebih
dewasa di pesantren Miftahul Huda.
ini
tua
sudah
dianggap
Di samping itu
mampu
sering
pula
untuk
para
memimpin
terjadi
secara
tiba-tiba datang tamu yang sengaja untuk meminta
santri
156
yang
sudah
dianggap
mampu
memimpin sebuah pesantren
membina
untuk
masyarakat
dijadikan
atau
mantu,
dan
sudah disiapkan berbagai fasilitas intinya.
2.3.4 melalui organisasi Himpunan Alumni (HAMIDA) dan Himpunan orang
tua/wali
santri,
dalam
penyusunan
programnya
mereka selalu mengaitkan dengan
penyebaran
kader-kader
Miftahul Huda dengan caranya masing-masing.
Dari hasil penelitian ini ditemukan suatu pola pembinaan kepribadian santri
secara
pendidikan yang utuh pula,
utuh
melalui
penciptaan
situasi
berlandaskan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT.
Adapun
langkah-langkah
pengkondisian,
pembinaanya
pembiasaan,
dilakukan
pembelaj aran,
keterampilan dan ketauladanan dari para
melalui
pengaj aran,
pendidik
dan
tenaga
kependidikannya.
3.
Komunikasi
Kyai-Santri di
Miftahul
Huda
3.1. Prinsip Komunikasi Kyai-Santri
Yang dimaksud prinsip komunikasi
adalah
melandasi dan mendorong seseorang beraktivitas
dan
bertanggung
jawab.
Prinsip
di
diartikan sebagai suatu keyakinan yang dan mewarnai segala perbuatan.
sini
sesuatu secara
yang sadar
lebih
cenderung
melandasi,
mendorong
157
Dari data-data ditemukan
lima
yang
prinsip
terungkap
dasar
dalam
komunikasi
penelitian
ini,
kyai-santri
di
pesantren Miftahul Huda yaitu sebagai berikut :
3.1.1 Prinsip kasih sayang (Rahmah). Sifat kasih sayang terhadap makhluknya, berkomunikasi
Kyai
dijadikan santri,
sebagai
oleh
Allah
prinsip itu
santri
Allah
untuk
dibina
dan diarahkan kepribadiannya dengan penuh
kasih
sayang
ditempatkan sebagai amanat/titipan
karena
dalam
seperti Allah menyayangi semua ummatnya.
3.1.2 Komunikasi Tiga Arah. Komunikasi pendidikan di pesantren terjadi
komunikasi
Allah. Apabila Kyai
tiga
arah
menemukan
menyimpang dari aturan Allah,
yaitu
Kyai-Santri
dan
seorang
santrinya
yang
atau sulit untuk
menerima
pelajaran, maka upaya Kyai tidak sebatas upaya lahiriyah saja
yaitu
dengan
cara
mengingatkan
dan
menasehati
kepada santri yang bersangkutan, akan tetapi lebih dari itu. Kyai langsung
memohon
bantuan
kepada
Allah
dari
sikap
melalui do'a agar santri tersebut terhindar yang jelek
dan
dimudahkan
dalam
memperoleh
ilmunya.
Praktek semacam itu diambil dari ketuladanan nabi
menyampaikan dakwah Islam dan
dalam
Tatkala Nabi Muhammad Saw. menyeru untuk
beriman
kepada
Allah,
mendidik penduduk
malahan
dalam
umatnya. kota
mereka
unta
hingga
Nabi
berlumuran
darah.
Jika
Taif
menolak
dengan kasar sampai tega melempari Nabi dengan batu tai
jauh
dan nabi
158
menginginkan agar mereka Malaikat
Jibril
menawarkan
telah
jasanya.
dibalas diutus
Jika
oleh
siksaan
Allah
Nabi
saat
Allah,
itu
untuk
menghendakinya,
semua
penduduk Taif akan dihancurkan karena kedzaliman mereka.
Atas tawaran Jibril Nabi
menjawab
dengan
sebuah
do'a
:"Ya Allah berilah petunjuk pada ummatku, mereka berbuat begitu karena mereka tidak tahu". Do'a Nabi menyentuh karena menunjukkan terhadap ummatnya.
Sikap
kehangatan
itu
sangat
kasih
sayang
semacam itulah yang
dijadikan
prinsip komunikasi oleh Kyai dalam membina dan para santri, dan masyarakatnya.
belum ditemukan dalam ini.
dunia
pendidikan
Prinsip kasih sayang ini
Kyai di
mata
kultus
mampu
semacam
ini
modern
dewasa
melahirkan
wibawa
santri
dan
jamaahnya,
secara
sepintas
kyai
itu
berlebihan
karena
mengarah
terkesan wibawa
kepada
Komunikasi
mendidik
individual,
seperti
seorang
berkomunikasi langsung dengan Kyainya dia
santri
tidak
berani
menatap muka Kyai.
3.1.3 Niat yang Ikhlash
(semata-mata
karna
jiwa Kyai (Quwwatul janan) memancarkan dan
sifat
ikhlas
mampu
melahirkan
tawakal dalam mengemban amanat Allah.
yang
ikhlas
dalam
melaksanakan
banyak mempertimbangkan imbalan
Allah) sifat sikap
ikhlas,
sabar
Seorang
tugasnya
yang
Kekuatan
dan
pendidik
tidak
akan
diterimanya
dari
159
manusia.
Jumlah
honor
yang
diterimanya
tidak
akan
mempengaruhi semangat dalam mendidik.
3.1.4 Rojaa (penuh harapan/optimis). diri dalam hidupnya
hanya
Para
kepada
Kiyai Allah
mengabdikan SWT,
melalui
pengabdiannya di lembaga Pondok Pesantren. Mendidik para santri dipandangnya sebagai suatu tugas dari Allah
SWT,
mereka
para
mempunyai
santrinya
akan
suatu
harapan
menjadi
bahwa
orang-orang
kelak
yang
mendapatkan ilmu yang bermanfaat sehingga mengajarkan
kembali
masyarakat luas.
ilmu
Dengan
yang
bekal
shaleh
mereka
mampu
diterimanya
keyakinan
kepada
bahwa
santri
merupakan titipan Allah, maka upaya pendidikannya sebatas
hubungan
guru
dengan
murid,
tidak
akan
tetapi
dianggapnya sebagai hubungan silaturrahmi karena
dititipkan oleh orang
Islam.
Upaya
tuanya
pendidikan
untuk
tersebut
diberi
santri
pendidikan
mengandung
nilai
ibadah, amanah dan tanggung jawab langsung kepada
Allah
swt dan menjalin hubungan silaturrhmi dengan
orang
santri. Oleh
di
karena
pesantren betul betul
tapi
penuh
harapan
itu
belajar
dinikmati
bahwa
mengajar dihayati
kelak
tua
pondok
tanpa
beban
murid-muridnya
menjadi ulama yang mampu mengajarkan kembali
dan
ilmu
akan
yang
diterimanya.
3.1.5
Khasyyatullah
(takut
kepada
Allah).
Seperti
dikemukakan di atas bahwa jiwa memegang peranan
telah penting
160
dalam berkomunikasi. Orang yang
batinnya
penuh
dengan
rasa takut kepada Allah, akan mampu memancarkan pengaruh tersendiri dalam berkomunikasi dan sesama
manusia,
berbeda
kosong daripada rasa
interaksinya
dengan
takut
orang
kepada
yang
Allah.
dengan batinnya
Orang
yang
hanya takut kepada Allah, tidak akan pernah takut kepada apapun dan siapapun. Oleh karena
itu
dia
akan
berani
menyatakan kebenaran sekalipun dirasakannya pahit. Tindakan pendidikan yang didasari oleh iman kepada Allah
akan memiliki keberanian dan sanggup
menghadapi
resiko
apapun selamaia yakin bahwa tindakannya itu menapak pada
kebenaran
hakiki.
Sebaliknya,
ia
pun
hati-hati kalau-kalau mewariskan atau yang tidak baik kepada anak didiknya.
akan
sangat
memberi
pengaruh
Ia akan
meletakan
nilai-nilai Ilahiyyah sebagai tolok ukur dalam
dan tujuan pendidikannya. Khasyyatullah
ini
tindakan
memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap mantapnya quwaatul janan.
Khasyyatullah
inilah
menyebabkan para Ulama mata
yang
memancar
dihormati dari
hati
Khasyyatullah biasanya menimbulkan
di
antaranya
dan
disegani.
yang
kesan
penuh
dan
yang Sinar dengan
pancaran
yang hebat terhadap batin orang yang dihadapinya. Dengan khasyyatullah ini
pula
perkataan
Kiyai
terasa
lebih
berbobot dan membawa pengaruh lebih besar pada pembinaan pribadi santrinya.
161
Kelima
prinsip
yang
terungkap
dalam
komunikasi
Kyai-Santri di pondok pesantern Miftahul Huda dapat
tercermin
dalam tindakan pendidikan dan aktivitas Kyai dan Santri
dalam
pergaulan hidup sehari-hari.
3.2. Pola Komunikasi Kyai-Santri di Pesantren Miftahul Huda
Dari penelitian
ini
terungkap
suatu
pola
komunikasi
Kyai-Santri yang diterapkan di Pesantren Miftahul Huda dilandasi lima
prinsip
di
atas.
Pola
komunikasi
dengan
tersebut
adalah sebagai berikut:
3.2.1. Membina Kepercayaan Santri-Kyai dan Kyai-Santri. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan sistem pendidikan tertentu di mana
situasi pendidikan diciptakan sedemikian
komunikasi
Kyai-Santri
berjalan
rupa
dalam
sehingga
suatu
pola
komunikasi khas pesantren. Kepatuhan dan ketaatan santri kepada
kyai
bersifat
absolut,
kepercayaan para santri kepada kasih sayang kyai
kepada
karena
kyainya,
santrinya
telah
demikian
tidak
menunjukkan
perhatian,
jawab,
memberi
dan
santri
kemampuan
suri
tauladan
santrinya.
pada
kyai,
ilmiyah,
yang
pula
dibuat-buat
karena telah terbina kepercayaan kyai kepada
Untuk menumbuhkan kepercayaan
terbina
kyai
tanggung
baik
kepada
santrinya. Sebaliknya untuk menumbuhkan kepercayaan kyai
162
Pada
santrinya,
maka
santri
dapat
menunjukkan
keseriusan, kesungguhan, kesabaran dan ketawakalannya dalam belajar dan beramal. Dengan tunibuhnya kepercayaan dari kedua belah pihak,
maka komunikasi
Kyai-Santri
berjalan secara intensif dan konsisten, hubungan
sangat akrab. Dari hubungan yang
akrab
ini,
mereka
penuangan
ilmu bapak Kyai kepada santrinya demikian intensif, bahkan bukan hanya terbatas pada ilmunya, akan tetapi seluruh perilaku merupakan
kepribadian
dan
bahagian
tutur
dari
seorang
kata
proses
santri.
bapak
Kyai
pembinaan
sudah
watak
Terjadinya
dan
komunikasi
interaktif yang positif antara Kyai, Ustadz, dan
Santri
di
sistem
pondok
pesantren,
ditunjang
oleh
asrama/pondokan, di mana selama 24 jam antara Kyai,
Ustadz dan santri bergaul dalam satu kompleks dengan tata nilai dan peraturan yang dibuat
oleh
Kyai.
Semua
program kegiatan para santri tidak terlepas dari kontrol
bapak Kyai
dan
para
Ustadz
sehingga
menimbulkan
keakraban sekaligus wibawa karena ilmu dan perilakunya. Keakraban yang melahirkan wibawa inilah yang menjadi ciri khas komunikasi edukatif di pondok pesantren. 3.2.2 Penataan Lingkungan Fisik.
Perubahan-perubahan perilaku ke arah yang positif sesuai
163
dengan
pesan
pendidikan,
merupakan
tujuan
dari
pendidikan pesantren. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan
melalui
penciptaan
lingkungan
yang
memungkinkan sampainya pesan-pesan pendidikan. Di samping pengetahuan agama
yang
pondok
Sukamanah
Pesantren
diperoleh
KH.Choer
Tasikmalaya,
Affandi
juga
beliau
pernah mengenyam pendidikan formal di zaman kolonial
(Hollandsch Inlandsche School) dan praktis
seperti
pertanian
dan
pendidikan di suatu
pendidikan
zaman
kemampuan
memberikan
dalam
bekal
di
kolonial
keterampilan
di
Surabaya,
Bandung.
telah
raenata
Pengalaman
membawanya
lingkungan
bagi
kepada
fisik
para
dan
santrinya.
Bangunan mesjid yang megah berlantai dua ukuran 30 meter dan 7 buah asrama,
masing-masing
madrasah,
berlantai
3,
HIS
pendidikan-pendidikan
administrasi
pertukangan
di
dan
dirancang
x
perkantoran
50 yang
sendiri
tanpa
melibatkan seorang arsitek pun,
beliau hanya dibantu oleh
putra-putra dan para santrinya.
Mereka sengaja dilibatkan
dalam rangka memberikan pengalaman baru bagi mereka
kelak
akan
dirasakan
pembangunannya
manfaatnya.
melibatkan
seluruh
yang
Adapun
pelaksanaan
santri,
tidak
ada
seorang santri pun yang luput dari tugas piket dan bakti dalam pembangunan fisik
fisik
bangunan,
mesjid
pesanren.
yang
megah
Dalam
dan,
madrasah.
Di antara
penataan
diletakkan
tengah-tengah komplek pesantren dikelilingi
putra-putri
kerja
oleh
asrama
di
asrama
putra dan
164
putri
dipagari
termasuk
oleh
rumah
rumah-rumah
kediaman
Ua
anggota
Ajengan
sederhana. diletakkan di pinggir.
Setiap
komplek pesantren dibangun pos-pos fisik bangunan
dirancang
dewan
yang
sangat
pintu
keluar
penjagaan.
sedemikian
kyai
rupa
Penataan
seolah-oleh
dapat bicara mengkomunikasikan nilai-nilai pendidikan.
3.2.3 Penataan Lingkungan Non Fisik
Penataan lingkungan non fisk yang pesantren Miftahul Huda
tidak
dilakukan
terlepas
di
dari
pondok pengaruh
pendidikan dan pengalaman hidup KH.Choer Affandi sebagai
pendiri sekaligus mantan
bupati
pimpinan
di
Ciamis
darurat
DI,
tampak
sistem
pedidikanya,
pondok selatan
dominan
menerapkan
kolonial Belanda
seperti
pemerintahan
DI.Til,
kepemimpinan,
dalam
pemerintahan
dan
Sebagai mantan komandan perang menerapkan
dalam sistem militer terutama
dalam
disesuaikan
KH.Choer
tidak
masyarakat
dalam
pola
segan-segan
gerakan
kepemimpinan
masalah
Bagi para santri yang melanggar disiplin pesantren,
dan
pola
disedernanakan
beliau cenderung
penataan
penataan
dengan tujuan pendidikannya dan sosio budaya pedesaan.
Sebagai
mewarnai
dalam
kepemimpinan
yang
dalam
dalam
pembenahan organisasi pesantren dan beliau
pesantren.
dan
disiplin. peraturan
memberi
sangsi
165
yang
tegas
dan
keras
terhadap putra-putri
tanpa
dan
pandang
cucu
beliau.
latar belakang pendidikannya, beliau pesantren
Sukamanah
selama
6
penataan
sistem
penjenjangan,
sekalipun
Demikian
pernah
tahun
materi khusus dari KH. RD. Didi yaitu kurikulum pendidikan,
bulu
pula
mondok
dan
mendapatkan
cara
penyususnan
telah memberikan warna lain
pendidikan
metode
di
meliputi
pengajaran,
dalam
pree dan
test, evaluasi
pengajaran.
Sekiranya
lembaga-lembaga
pendidikan
kepribadian murid menerapkan pola
yang
pembinaan
membina
kepribadian
dan
pola komunikasi Kyai-Santri seperti di pesantren Miftahul Huda
Manonjaya,
maka
upaya
pembinaan
kepribadian
murid
akan
tercapai dengan baik.
Demikian halnya dengan upaya pengembangan pola pembinaan kepribadian dan pola komunikasi
guru-murid
dalam
Umum mau mempertimbangkan hal-hal yang positif
objektif
di
pesantren
Miftahul
Pendidikan Umum akan lebih
B.
kaya
Huda, dan
Pendidikan
dalam
insya
Allah
kondisi
konsep
terarah.
Rekomendasi
1* Rekomendasi bagi Pengembangan Pendidikan Umum
Dengan
terungkapnya
beberapa
kelebihan
dalam
pola
166
pembinaan
kepribadian
dan
pola
komunikasi
Kyai-Santri
di
pesantren Miftahul Huda, kiranya dapat dijadikan bahan masukan
dalam
pengembangan
pola
pembinaan
kepribadian
dan
pola
komunikasi guru-murid dalam Pendidikan Umum.
Penataan
situasi
baik
pondok
di• lembaga-lembaga
diaplikasikan murid,
pendidikan
untuk
tingkat
yang
dasar,
membina
menengah,
tingkat perguruan tinggi, seperti sistem ini dilakukan di pesantren,
pesantren
dirasakan
kepribadian
maupun
untuk
yang
selama
asrama sangat
dapat
efektif
membina kepribadian peserta didik, karena asrama
dalam
bukan
hanya
berfungsi sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi dapat berfungsi sebagai tempat membinan pembinaan
watak,
sikap,
kerpibadian
toleransi,
yang
kemandirian,
pula
meliputi tanggung
jawab, pengetahuan dan keterampilan.
Untuk terciptanya situasi pendidikan yang
kondusif
tercapainya tujuan Pendidikan Umum, maka semua
harus mengalami
hidup
dilingkungan
asrama
peserta
yang
bagi didik
suasananya
seperti di pondok pesantren.
Hal-hal
yang
perlu
di
perhatikan
dalam
pengembangan
Pemdidikan Umum di sekolah adalah sebaga berikut :
1.1
Pola
kepemimpinan
di
sekolah
harus
memadukan
pola
kepemimpinan otoriter dengan pola kepemimpinan demokratis.
1.2 Prinsip komunikasi
guru-murid
prinsip kasih sayang, komunikasi khosyatullah, dan roja/optimis,
di
sekolah ilahiyah,
mengacu niat
pada
ikhlas,
167
1.3 Perlakuan guru terhadap murid.
Murid harus dipandang
oleh
guru
sebagai
tua/wali dan amanah Allah yang harus
titipan
dijaga
dan
orang dibina.
Oleh karena itu mereka harus diperlakukan secara baik
dan
adil.
1.4 Pola Komunikasi Guru-Murid.
Membina kepercayaan murid pada guru dan guru caranya guru dapat menunjukan perhatian,
pada
murid,
tanggung
jawab,
kemampuan akademis dan suri tauladan yang baik,
sementara
murid harus mampu menunjukkan kesungguhan ketawakalan
dan
kesabarannya.
1.5 Penataan lingkungan fisik dan non fisik.
Dalam
penataan
memperhatikan
lingkungan
fisik
hal-hal berikut
ini
dan
fisik
perlu
:
1.5.1 Lokasi kampus diupayakan berada agak terpencil, agar
non
di
memudahkan
suatu
dalam
tempat
pengawasan
yang dan
terjaga dari pengaruh-pengaruh negatif dari luar.
1.5.2 Harus ada figur sentral yang bertempat tingal
kedudukan kiyai di
dijadikan
dilingkungan
tengah-tengah
Bagi lembaga pendidikan tinggi,
sesuai
dan
harus
asrama,
menempatkan
tersebut adalah para pemimpin
(Rektor. Dekan, Ketua
Jurusan,
pondok
orang
dirinya edukatif
Kepala
prototipe persis
yang
seperti
pesantrennya. yang
kira-kira
sebagai dan
Biro
figur
struktural
Bimbingan
Penyluhan, Direktur dan sebagainya). Mereka itulah
yang
168
harus hidup bersama mahasiswa, memberi teladan dalam
segala
seperti
perilaku
ini
akan
dan
sikapnya.
menciptakan
sosial
langsung
Kondisi
pondok
control
antra
dosen\guru dengan mahasiswa\siswa, sehingga kedua
pihak
akan
senantiasa
masing-masing.
Sebagai
berusaha
menjaga
perilakunya
konsekuensi
pelaksanaan tersebut, maka setiap
logis
orang
kepercayaan menduduki posisi jabatan
belah
yang
dari
mendapat
struktural,
harus
tinggal di lingkungan asrama, selama jabatannya.
1.5.3 Mesjid berikut fasilitas kampus, seperti tempat kegiatan keterampilan, olah raga, dapur umum,
toserba,
koprasi,
perpustakaan harus ditempatkan di dalam.kampus
sehingga
tidak membuka peluang bagi pa.ra siawa untuk keluar masuk
kampus,
dan
rumah
para
tempat-tempat strategis pengawasan.
Dengan
pembimbing
yang
demikian
dapat
diletakkan
berfungsi
situasi
di
sebagai
pendidikan
akan
terj aga dan berjalan secara utuh.
1.5.4 Kalau fasilitas
asrama
tidak
bisa
laahs(aiawa) sekaligus, maka pada
menampung
tahap
seluruh
pertama
diatur
misalnya hanya tingkat satu yang diwajibkan masuk asrama selama satu tahun, yang berarti
tahun
harus memberikan kesempatan kepada Jika
asrama
tidak
bisa
menampung
keduanya
temanya seluruh
tingkat satu, sambil menunggu penambahan
yang
mereka
beru.
mahasiswa
asrama
baru,
169
bisa diatur misalnya mereka hidup di training centre "pondok" dalam waktu yang lebih pendek dari setahun. Dengan cara tersebut di atas semua siswa
mengalami hidup
di
training
semua merasakan pelayanan
relatif sama.
Dengan
centre
dan
kata
dan
"pondok",
fasilitas
lain
mahasiswa
mereka
sekolah
pengalaman
yang
hidup
di
asrama model "pondok pesantren" tersebut akan melengkapi
usaha sekolah yang selama ini telah dilaksanakan seperti KKN, KKL
dll,
sehingga
akan
pengalaman mereka, sebagai
melengkapi
tahap
wawasan
persiapan
dan
terjun
ke
masyarakat.
Dengan sistem "Pondok Pesantren"
tersebut
semua
calon
alumni diberi pengalaman untuk belajar bermsyarakat, dan dapat
melatih
diri
diantisipasi banyak
dalam teralami
mereka telah selesai studi,
berbagai di
kegiatan
masyarakat,
misalnya
selain
yang
manakala diberikan
kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana cara mengurus dirinya, mengatur keuangan sendiri, menyuci sendiri, dan memanfaatkan fasilitas belajar secara diikut
sertakan
berorganisasi,
dalam
kegiatan,
berdiskusi,
maksimal, mulai
kebiasaan
dari
mereka cara
tolong-menolong,
sikap toleransi, kebersamaan, musyawarah, dan dilibatkan dalam kegitan-kegiatan lain yang berguna.
170
3. Rekonedasi Bagi Pengembangan Pondok Pesantren
2.1. Kepedulian pesantren terhadap perkembangan IPTEK Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu
pesat, dirasakan telah banyak merubah sikap, pola
pikir,
dan pola hidup masyarakat. yang
cenderung
dan pada gilirannya tidak tertutup dan
aspirasi
masyarakat
materialistik,
kemungkinan
terhadap
lembaga
persepsi pendidikan
pesantren akan berubah pula. Perubahan persepsi
tersebut
didasarkan atas desakan kebutuhan hidup masyarakat dewasa
ini.
Untuk
mempertahankan
eksistensinya
sebagai lembaga yang diminati maka lembaga
tradisional
pendidikan
perlu
memahami
ajaran
pemikiran
para
dan
Islam.
ulama
disegani
pesantren
mengadakan
agar
Salah
salaf
satunya
perlu
diterjemahkan ke dalam kontek
masyarakat,
khususnya
pembaharuan
tetap
pesantren
dalam
upaya
adalah
hasil
dikembangkan
kehidupan
moderan
dan
dengan
kata laian "pengaktualisasian nilai-nilai Islam.ke
kontek kehidupan modern". tidak
akan
memandang
lembaga pendidikan
Dengan
bahwa
dengan
berbagai
menghadapi
pesantren
keakhiratan
lembaga pesantren harus tampil pendekatan
tuntutan
dan
upaya
saja.
menarik baru
yang
tantangan
ini
masyarakat
hanya Oleh
dalam
sebagai
karena
memperkaya inovatif ke-kinian
ke-di-sinian dengan berpedoman pada petunjuk
Allah
itu
diri dalam dan
SWT,
171
dengan
kata
lain
pesantren
harus
terus
mengadakan
pembaharuan-pembaharuan. Akan tetapi Pembaharuan tersebut
tidak menghilangkan jati diri
dan
identitasnya
sebagai
lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang masyarakat dan
telah
terbukti
mampu
melahirkan
putri terbaik bangsa. Pesantren sebagai lebaga kader-kader
ulama
sangat
dari
dibutuhkan
putra
pembinaan
dalam
era
pembangunan. Dari ulama yang ahli dalam bidang agama
memahami dinamika masyarakat, diharapkan dan
pola
pemikiran
yang
dibutuhkan
muncul oleh
dan
gagasan
pembangunan
secara integral.
Atas
dasar
aspirasi
masyarakat
melalui
santri
terungkapkan dalam penelitian ini, maka pondok
yang
diperkirakan
pesantren
yang
cocok
mampu
untuk
menjawab
masa
pesantren
sekarang
permasalahan
yang
adalah dinamika
masyarakat, yang di dalamanya terdapat unsur-unsur : Pengajian dan pendalaman kitab-kitab salafiyah dan mutakhir,
yang
disajikan
dengan
sistem
(1)
kitab
trasisional
(sorogan dan bandungan) maupun klasikal. Penelaahan kitab
kuning masih perlu dipertahankan, -supaya santri menguasai kitab karya ulama terdahulu langsung
dari
bahasa
Arab;
tetapi sebaiknnya kitab mutakhir karya ulama abad 20 harus dipelajari baik
yang
ditulis
dalam
maupun yang telah tersedia dalam bahasa
bahan bandingan, dan sebagai upaya
bahasa
Indonesia
pencerapan
pun arab
untuk
informasi
172
dan
perkembangan
IPTEK
dan
budaya
integral, terutama kitab-kitab yang sesuatu faham
madzab
;
supaya
masyarakat tidak
kiyai
pesantren lebih luas wawasannya, tidak
secara
terikat
yang
oleh
dihasilkan
fanatik
madzhab;
tetapi ahli agama yang mampu mnggali sendiri ajaran agama langsung
dari
As-sunnah.
Ini
perpustakaan sumber
sumber
aslinya,
berarti
yang
yaitu
Al
pesantren
berisi
berbagai
Quran
harus
dan
memiliki
literatur
sebagai
informasi.
2.2. Pengembangan Program dan Pendekatan yang Inovatif
Dibukanya program pendidikan formal atau mengizinkan para santri untuk mesantren sambil sekolah umum
keuntugan
tersendiri
bagi
pengembangan
santri. Keuntungan dari model pesantren
lain : (1) mereka yang selama
ini
akan
membawa
wawasan tersebut
berada
di
para antara
simpangan
jalan, bingung memilih antara sekolah dan pesantren, bisa diatasi dengan
memasuki
pesantren
sekolah umum ; dengan demikian
sekaligus
konflik
mengikuti
psikologis
bisa
dikurangi; (2) pesantren turut mengisi kekurangan sekolah
formal,
sebagai
bertambahnya
akibat mpeledakan
populasi
santri,
mendapat pendidikan formal; (3)
anak
usia
bertmbanya sikap
sekolah;
anak
yang
hidup
sederhana,
watak mandiri, tabah menghadapi kesulitan dan
Iain-lain,
yang selama ini menjadi ciri khas pesantren, akan merasuk
173
dan merupakan "penyegaran" dalam kehidupan sekolah sekalikus
menguragi
kehawatiran
deislamisasi atau pendangkalan
menjadi
issue
masyarakat;
terjadinya
agama,
(4)
yang
semakain
duniwiah,
dan
peguasaan
nilai ilmu;
dan dan
pandangan
pendidikan
dengan
hidup
model
ini
menghilangkan sekuler
pesantren
yang dikenal berorientasi ke langit, ukhurowiah, oleh suatu
proses
selama
anggapan "dualisme" pendidikan antara pendidikan
yang beroreientasi
umum,
yang
pondok
diganti kuat
dan
pesantren
tersebut, kedua dimensi agama dapat direalisir; (5)
menghilangkan rasa sombong dan rendah diri (
akan
superiority
dan imferiority complex) pada alumni; selama ini keluaran pesantren merasa super dalam ilmu agama, sementara mereka
merasa
kurang
sebaliknya
berdaya
lulusan
dalam
sekolah
segi
umum
pengetahuan
merasa
super
umum, dalam
pengetahuan umu, tetapi merasa rendah dalam bidang agama. (6) Memberikan kemungkinan kepada lulusan pesantren untuk meneruskan
ke
perguruan
tinggi.
Para
sarjana
yang
mempunyai latar belakang pendidikan pesantren, diharapkan mamupu
menterjemahkan
modern. Bagi
santri
ajaran
yang
agama
terus
pesantren, dengan diberikannya
dalam
kehidupan
memperdalam
pengetahuan
agama
umum
formal, diharapkan lahir kiyai ahli agama yang
di
secara
menguasai
ilmu pengetahuan, mampu memanfaatkan situasi dan kondisi, selama tidak menyimpang dari ajaran agama.
174
Perlunya
pendidikan
keterampilan
di
pesantren
yang
sifatnya efektif, dengan pertimbangan : (1) Hanya sedikit santri yang berhasil menjadi kiyai.
(2)
Makin
kebutuhan akan penguasaan salah satu bidang
dirasakan
keterampilan
dalam alam kemajuan teknologi sekarang ini, dan mengingat
makin
menyempitnya
pemilikan
dampak dari pembangunan, peledakan
tanah
pertanian
sebagai
industrialisasi konsekuensi, dan
penduduk.Kegiatan
keterampilan
sebaiknya
diberikan secara alami dari disesuaikan dengan nilai-nilai
yang hidup di
pesantren,
jiwa pengabdian, bukan kebutuhan materi,
tetapi
misalnya
diselaraskan
dengan
semata-mata
berorientasi
kepada
harus
orientari
ganda,
ialah
orientasi mondial dan transendental. Program keterampilan
disesuaikan dengan sikap hidup yang
serba
mengabdi
dan
sarwa ibadah, yang telah menjadi kultur pesantren. Dengan
pengembangan
atasmaka
akan
pesantren
mengitegrasikan
keterampilan yang kesemuanya
seperti
seni,
tersebut
ilmu,
merupakan
sebagai media dakwah, seperti yang
agama
kebutuhan
manusiawi. Selain untuk hiburan kesenian dapat telah
di
dan dasar
digunakan
ditempuh
oleh
terjadi
yang
wali songgo dahulu.
Suatu
pergesaran
nilai
yang
mungkin
merupakan kelemahan dari dimasukkannya sekolah formal
lingkungan tertulis"
pesantren, atau
diploma
dengan formal
adanya akan
sistem melemahkan
ke
"ijazah atau
175
menggoyahkan sistem
dalam mencari ilmu
"ijazah
yang
oral",
dimiliki
motivasi
oleh
terdesak oleh motivasi ekstrinsik demi
intrinsik
pesantren
mengejar
bisa
diploma
untuk kepentingan ekonomik. Dedikasi transmisi ilmu kiyai yang dijiwai dan bernilai ibadah,
lilhati-ta'alaa,
bergeser menjadadi
mengajar
belajar
mendapatkan
Itu
mungkin
upah.
terjadi
yang
dan
merupakan perlu
efek
mendapat
bisa
karena
untuk
sampingan pemikiran
yang lebih
Ianjut.
Miftahul Huda sebagai pondok pesantren yang telah menghasilkan
lulusan
pesantren,
dalam
pengabdian
dan
yang
pembinaan
telah dan
mendirikan
peningkatan
membuka
suatu program pendidikan lanjutan pesantren atau
disebut
pasca
pesantren.
kepada pendalaman suatu
sudah
kualitas
saatnya
program
pengetahuannya,
mampu
banyak
Program
bidang
ini
kajian
bisa
diarahkan
Islam
umpamanya
ahli di bidang Ilmu Fiqih, Usui Fiqih, Ilmu Tafsir Hadits, Ilmu Tasawuf dll. membuka program spesialis yang
ahli
Affandi,
di
para
Tidak
diperlukan
bidangnya.
Melalui
pembantunya
bisa
Falak,
bisa
para
Ahli
dipungkiri kyai
kharisma
mengundang
senior KH.Choer
para
kyai
senior yang ahli sebagai tenaga pengajar luar biasa
atau
dosen terbang. Manfaat yang akan dirasakan bila program,
tersebut antara
lain;
1)
terwujud
silaturrahmi
para kyai jumhur akan terjadi secara rutin, 2)
antara
kebutuhan
176
masyarakat tertentu
akan yang
ulama
yang
semakin
ahli
langka
ulama-ulama yang ahli dan
dalam
bidang-bidang
dapat
memikiran
dipenuhi,
masalah
3)
pendidikan
akan dapat didengar suaranya oleh pihak pemerintah bahkan
mereka
akan
diminta
masukan-masukannya
dalam
upaya
pengembangan dan penataan sistem pendidikan di Indonesia.
Bila Pesantren Miftahul Huda ingin
tetap
mempertahankan
pola pendidikan syalafiyyah, maka penataan dalam berbagai aspeknya harus tetap konsisten. Satu contoh
kecil
dalam
penggunaan peristilahan. Di lingkungan pesantren Miftahul
Huda masih banyak
peristilahan
hasil adopsi dari luar
yang
seperti
digunakan
istilah
sebagai
Alumni,
Reuni,
koordinator asrama, Evaluasi Dakwah, dan Iain-lain.
2.3. Keterlibatan Pesantren dalam Dunia Politik Praktis Bagi
pihak
mengadakan
yang
berwewenang
pembahauran
dan
pondoh
memperhatikan aspirasi
warga
pemirintah yang
menghendaki
tidak
bermaksud
pesantren,
masyarakat
dihiraukan
bisa
keterlibatan
menimbulkan
Jika
usaha
pembaharuan
yang akan dilakukan oleh pihak pengurus
objektifitasnya oleh mereka, dan
dan
pondok hal
kecurigaan
kehawatiran otoritas mereka merasa terganggu. segala bantuan dan
perlu
pesantren
pesantren dalam kegiatan politik praktis.
tidak
untuk
itu
dan
Soyagyanya
pondok
pesantren
harus
dirasakan
bersifat
netral.
Yang
177
penting adalah menumbuhkan motivasi untuk kerja produktif yang disemangati ajaran agama.
Bila
para
kyai
terjun
ke
dunia
politik
praktis
dikhawatirkan wibawa dan kharismatiknya akan pudar lambat laun akan ditinggalkan santri dan sejarah
telah
membuktikan
jamaahnya.
bahwa
Perjalanan
pesantren-pesantren
salafiyah yang ditinggalkan oleh kyainya karena berkiprah dalam dunia politik praktis dan
jamaahnya,
semata-mata cenderung
karena
untuk
yang
ditinggalkan
santri
diperjuangkannya
bukan
kepentingan
untuk
kelompok-kelompok
banyak
ummat,
kepentingan tertentu
yang
akan
tetapi
golongan
atau
tidak
mencerminkan
aspirasi ummat Islam secara luas.
Tidak aktifnya kyai dalam
dunia
politik
berarti para kyai buta akan perkembangan bila para
kyai
buta
politik,
maka
praktis
bukan
politik,
sebab
lembaga
pesantren
sebagai sosil kontrol dalam pembangunan tidak akan
tersa
lagi, bahkan lembaga pesantren akan dijaikan sebagai alat untuk kepentingan politik kelompok-kelompok tertentu.
Demikian pula pihak pemerintah jangan menganggap -lembaga pondok
pesantren
itu
sebagai
sosial
kontrol
pemerintah,
pesantrennya
akan
dapat
sebagai
tetapi
lawan
terhadap kyai
dijadiakan
karena
fungsinya
kebijakan-kebijakan dengan
sebagai
potensial dalam melaksanakan pembangunan.
semua
mitra
unsur
yang
178
3. Rekomendasi Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi
para
peneliti
yang
tertarik
kepada
lembaga
pendidikan Pondok Pesantren, dengan terungkapnya beberapa data
empirik
dari
penelitian
ini
diharapkan
bisa
mendorong
penelitian leb ih 1anjut.
Eksistensi kiyai masih dirasakan
sebagai
ulama,
tokoh
terhormat di masyarakat, yang mempunyai fungsi dan peran
yang
cukup
luas
besar
dalam
menata
kehidupan
bagi
masyarakat
terutama di daerah pedesaan.
Lajunya masyarakat
perkembangan
informasi
internasional
perkembangan
dewasa
informasi
IPTEK
IPTEK
ini,
dan
budaya
dengan
lajunya
perkembangan
masyarakat di Indonesia, terdapat kesenjangan terutama bagi kelompok masyarakat
dan
pembina
yang
dan
budaya mencolok,
para
aktivis
pesantren Salafiyyah. Kesenjangan ini dapat di jadikan
kajian
khusus, karena di satu fihak ajaran Islam telah merangsang dan memotivasi
ummatnya
untuk
berfikir
kreatif
mengembangkan
IPTEK, sementara itu lembaga pesantren masih banyak yang
acuh
tak
laju
acuh
bahka
cenderung
ada
yang
menghalangi
perkembangan IPTEK.
Pandangan lembaga-lembaga pesantren yang masih
kolot,
mempunyai
alasan
disamping pola hidup akan
untuk
menolak
meningkat,
juga
produk
dianggap
IPTEK
itu,
pengaruh-pengaruh
negatif dari IPTEK itu susah untuk dibendungnya.
Akan
tetapi
179
bagaiman halnya perkembangan budaya masyarakat kehadiran dan pengembangan IPTEK itu. pengembangan IPTEK itu
akan
kita
Apakah
biarkan
yang
menuntut
penggunaan tanpa
ada
dan bobot
nilai-nilai ketuhanan ?.
Sikap para kyai IPTEK serta
pandangan
terhadap mereka
penggunaan terhadap
dan
perkembangan
masyarakat dewasa ini, khususnya bagi para kyai di pesantren Salafiyyah merupakan salah menarik untuk diteliti.
satu
pengembangan
bahan
budaya
lingkungan yang
cukup