PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI ; SEBUAH KETERKAITAN MOTIVASI FASILITATOR DESA
Oleh Subandi Email.
[email protected] Hidup adalah pilihan. Dan salah satu pilihan untuk bisa hidup adalah investasi pendidikan. Betapa banyak uang , tenaga, fikiran, dan pengorbanan dalam menjalankan misi kehidupannya melalui pendidikan. Secara ekonomi mungkin masih bisa dihitung, namun secara nurani sulit dihitung dan diuangkan tat kala jenjang-jenjang pendidikan itupun
dilallui tanpa
beban.Menjadikan pendidikan sebagai investasi sekarang dan yang akan datang nantinya. Kelak pasti mereka akan belajr dari catatan –catatan seluruh investasi yang telah ditanamkan.Fasilitator Desa (FD) adaalh investasi pemerintah daerah yang cukup besar dalam pembangunan era sekarang. FD inilah kader pembangunan sejati yang dibina pemerintah daerah kabupaten dalam menjaga keberlanjutan sebuah program di desanya. Banyak masyarakat desa lebih kenal FD disbanding aparatur desanya akibat intensitas interaksi bersama masyarakat cukup tinggi. Kondisi yang berada sekarang lebih dari 1891 FD tersebar di 237 kecamatan lokasi PNPM PISEW akan menjadi investasi besar yang harus dimaknai bagi peningkatan kualitas hidup di masyarakat. Untuk itu peran pendidikan melalui program yang harus didesakkan secara terus menerus menjadi investasi
panjang. Adakah keterkaitan
pendidikan sebagai investasi pemerintah daerah dengan
motivasi FD terkait dengan
pembangunan di daerahnya? Pendidikan Fasilitator Desa Sebagai Investasi Pemda Pengertian Investasi Kata investasi berasal dari bahasa Inggeris investment yang berarti penanaman (uang, modal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan arti investasi
1
sebagai berikut: 1.Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan; 2. Jumlah uang atau modal yang ditanam. Sedangkan modal diartikan dengan: 1.Uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dansebagainya; harta benda (uang,barang, dansebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan sebagainya. 2. Barang yang dipergunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja (berjuang dansebagainya). Di antara klasifikasi modal yang dijelaskan, juga terdapat modal manusiawi yang berarti bentuk modal yang berupa keterampilan dan kecakapan. Mengacu pada pengertian investasi yang dikemukakan di atas, jelas bahwa investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga mencakup SDM yang berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Pengertian investasi ini sangat relevan dengan pendidikan, di mana dengan adanya pendidikan, keterampilan dan kecakapan seseorang akan semakin baik dan bertambah.
Sementara itu
Nanang Fattah dengan mengutip Cohn (1979) mengartikan investasi sebagai,”upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang.” Dengan penjelasan ini dapat dimengerti bahwa seseorang yang berinvestasi melalui pendidikan akan merasakan atau memetik manfaatnya dikemudian hari atau di masa depan. Dan seseorang itu harus tahan berkorban dan “mengeyampingkan” kesenangannya atau keinginannya untuk beberapa saat sesuai dengan kondisi yang ditempuhnya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai proses pemberdayaan, yaitu proses untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada keberdayaan masyarakat lokal, kepada bangsanya, dan pada akhirnya pada masyarakat global. Dengan demikian pendidikan perlu diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar mampu mandiri. Setiap anak didik perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Inilah makna pendidikan yang harus senantiasa dipegangi oleh para pendidik, yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. FRasilitator desa yang dengan 2
tahapan kegiatan yang diikuti akan membentuk karakter belajar yang kuat. Motivasi inilah yang perlu diukur lebih lanjut. Motivasi Fasilitator Desa Elchanan Cohn yang
dikutip oleh Nanang Fattah mendefinisikan
ekonomi pendidikan
sebagai,”suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal , serta bagaimana mendiskusikannya secara merata (equal) dan adil (equality) di antara berbagai kelompok masyarakat.” Pendidikan amat berperan dalam mengembangkan potensi individu FD dan masyarakat baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan juga amat berperan dalam pertumbuhan ekonomi, sains dan teknologi. Lebih dari itu, pendidikan juga amat berperan dalam penyiapan SDM yang berkualitas untuk menghadapi hidup di masa depan. Dengan demikian pendidikan harus bersifat futuristik. Sejalan dengan pendidikan harus berorientasi masa depan (futuristik), tepat sekali apa yang dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib demikian , “didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, dan bukan untuk zamammu.” Oleh karena itu motivasi Fasilitator Desa ini menjadi kuat manakala pendidikan sebagai pilar perubahan selalu ditanamkan. Walaupun masih ada juga belum dihargai secara ekonomis atau honor oleh Pemda yang layak. Rata-rata baru menerima honor 300 ribu tiap bulan di program PNPM PISEW, tetapi kualitas kinerjanya cukup membantu program ini menurut kelompok kerja di tingkat kecamatan di mana FD bertugas. Karena FD dipilih oleh kepla desa secara terbuka berdasarkan persyaratan program dan selanjutnya diajukan untuk memperoleh SK dari Bupati. Keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan kearah lebih baik dimana FD berada itulah penulis dudukkan dalam investasi tanpa henti. Pendidikan bagi penulis akan melahirkan wajah-wajah individu dan masyarakat lebih baik di masa depan sebagaimana penulis pahami dalam diri selama ini sebagai berikut:
1.Wajah
kekeluargaan dan persaudaraan yang menumbuhkan sikap egaliter (QS 49:10,11,13). 2. Wajah 3
yang penuh kemuliaan sebagai
makhluk yang berakal
16:70;17:23;25:72;33:34;49:13:56:77;69:40;89:17;96:3). menumbuhkan
jalan
terang
5:15;6:122;4:174;14:1;24:35;33:46;39:22;66:8).
bagi
dan dimuliakan (QS
8:4;
3. Wajah yang bercahaya yang lingkungannya
(QS
4. Wajah yang kreatif yang menumbuhkan
gagasan baru dan bermanfaat bagi kemanusiaan (QS 23:14). 5. Wajah yang penuh keterbukaan yang menumbuhkan prestasi kerja dan pengabdian mendahului prestise (QS 6:132). 6. Wajah yang monokotomis yang menumbuhkan integralisme sistem ilahiah ke dalam sistem insaniah dan sisitem kauniah (QS 2:25,38;3:9;4:135) 7. Wajah keseimbangan yang menumbuhkan kebijakan dan kearifan dalam pengambilan keputusan (QS 55:78). 8. Wajah kasih sayang yang menumbuhkan
karakter
dan
aksi
solidaritas
dan
sinergi
(QS
7:151,156,
dan
seterusnya;21:107;17:24;30:21;31:3;48:29;80:31;90:17). 9. Wajah altruistik yang menumbuhkan rasa kebersamaan dalam mementingkan orang lain (QS 59:9). 10. Wajah demokratis yang menumbuhkan rasa penghargaan dan penghormatan terhadap persepsi dan aspirasi yang berbeda (QS 9:60;59:7). 11. Wajah keadilan yang menumbuhkan persamaan hak serta perolehan (QS 5:8 dan seterusnya).
12. Wajah disiplin yang menumbuhkan keteraturan dan ketertiban dalam
kehidupan (QS 2:187 dan seterusnya; 24:51;59:18). 13. Wajah manusiawi yang menumbuhkan usaha menghindarkan diri dari dominasi dan eksploitasi (QS 2:256;40:8,9). 14. Wajah yang penuh kesederhanaan yang menumbuhkan rasa dan karsa menjauhkan diri dari pemborosan dan kemubaziran (QS 2:165;3:15,17,185 dan seterusnya;4:135 dan seterusnya;7:131;79:38,39). 15. Wajah yang intelektual atau terpelajar yang menumbuhkan daya imajinasi dan daya cipta (QS 58:11). 16. Wajah yang bernilai tambah (value added) (QS 22:78;53:39;59:18 dan seterusnya). Motivasi menjadi Fasilitator Desa adalah pilihan tepat untuk mewujudkan kondisi tersebut. Tanpa ada masyarakat yang mandiri yang penuh keberdayaan, akan mustahil bisa menginvestasikan dalam pendidikan lebih tinggi. Dan tidak akan mungkin masyarakat yang tanpa pendidikan bisa mandiri. Karena untuk melahirkan SDM yang berkualitas di masa depan bukanlah pekerjaan ringan dan mudah, tentunya dibutuhkan pendamping yang berkemampuan tinggi dalam
transfer of heart, transfer of head, dan transfer of hand kepada seluruh FD dan
dimana lingkungannya berada.
4
Berdasarkan uraian-uraian di atas terlihat bahwa posisi dan keterkaitan motivasi FD dengan nilai investasi pendidikan bagai kehidupan masa depan sangat signifikan. Pendidikan sangat strategis dalam mewujudkan SDM yang dicita-citakan di masyarakat. Pembangunan infrastruktur di masyarakat yang didampingi FD adalah sebuah alat untuk membangun manusia secara utuh. Itulah diperlukan pendamping handal di masyarakat. Kehadiran FD tentu membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan di daerahnya yang amat strategis. Posisi strategis pendidikan bagi Fasilitator desa khususnya perlu didorong lebih maju. Pendidikan ini menurut Harold G. Shane , karena pendidikan
memiliki empat potensi yang secara tegas
signifikan dengan kehidupan masa depan. Pertama, pendidikan menyediakan wahana yang telah teruji untuk implementasi nilai-nilai masyarakat yang berubah, hasrat masyarakat yang muncul dan menimbulkan nilai-nilai baru. Sekolah tidak menciptakan hari esok tetapi dapat mencerminkan kebudayaan yang berubah dan menyiapkan anak-anak untuk berperan serta secara lebih efektif dengan usaha secara terus menerus untuk mendapatkan jalan hidup yang baik. Kedua, pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah-masalah sosial tertentu. Ketiga, pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang tinggi untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru. Dan keempat,
pendidikan merupakan cara
terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk membimbing perkembangan manusia, sehingga pengalaman dari dalam berkembang pada setiap anak dan karena itu ia terdorong untuk memberikan konsentrasi pada kebudayaan manusia yang lebih baik serta dapat dikembangkan dalam suasana psikologis yang baik pula. Bangkitlah Fasilitator Desa sejati. Masyarakat menunggumu.
5