PENDIDIKAN PRANATAL MENURUT ISLAM (STUDI KASUS) IBU HAMIL DI DESA ROWOBONI, KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh CHUSNUL WARDATI NIM 11112108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
ِ ف يَ َشاءُ َْل إِلَ َه إِاْل ُه َو ال َْع ِزيْ ُز ا ْْلِ ِك ْيم َ ص ِّوُرُك ْم ِ ِْف ْاْل ْر َح ِام َك ْي َ ُُه َو الّذي ي Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al-Imran:6)
PERSEMBAHAN 1. Untuk Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada henti untuk kesuksesan saya. 2. Bapak Mahfud Ridwan Lc. selaku guru spiritual dan motivator dalam hidup saya. 3.
Seluruh asatidz, guru dan santri Pondok Pesantren Edi Mancoro.
4. Saudara dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do‟anya untuk keberhasilan ini. 5. Serta siapapun mereka yang pernah berjasa dalam hidupku.
vi
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pendidikan Pranatal Meurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di akhirat. Selanjutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4.
Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam memempuh studi di IAIN Salatiga.
5.
Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6.
vii
viii
ABSTRAK Wardati, Chusnul. Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Salatiga, 2016 Kata Kunci: Pendidikan Pranatal, Islam, Ibu Hamil Pedidikan pranatal menurut Islam adalah suatu bimbingan dan pengajaran secara Islam yang diberikan kepada janin dengan tujuan membentuk kepribadian yang baik menurut ukuran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun 2016. Serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal menurut Islam. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sumber utama penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Proses penyajian data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, yaitu dengan cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menangkap fakta, fenomena, variabel dan keadaan yang didapat ketika penelitian berlangsung dan menjelaskan data yang didapatkan. Hasil penelitian ini adalah, (1) Pendidikan pranatal menurut Islam yang diterapkan oleh ibu hamil dengan beberapa metode, yaitu: menjalankan ibadah, sholat, berpuasa, berdzikir, mengikuti pengajian di majlis ta‟lim, berdo‟a, menjaga perilaku, dan membaca Al-Qur‟an. (2) Penerapan pendidikan pranatal menurut Islam dipengaruhi beberapa faktor penghambat dan pendukung. Faktor itu muncul dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Faktor pendukung dari diri sendiri adalah ibu hamil termotivasi kelak anaknya menjadi generasi yang baik dan berakhlak mulia. Sedangkan faktor pendukung dari keluarga adalah adanya dorongan yang kuat dalam pendidikan pranatal yang bersifat religius, selain itu do‟a dan nasihat dari keluarga menjadi motivasi untuk pendidikan tersebut. Adapun faktor pendukung dari lingkungan adalah lingkungan tempat tinggal yang masih menjunjung tinggi tradisi keagamaan dan nilai-nilai luhur. Disisi lain faktor penghambat pun muncul dalam pendidikan pranatal menurut Islam. Faktor yang muncul dari diri sendiri yaitu kurangnya perhatian terhadap pendidikan pranatal. Sedangkan faktor penghambat dari keluarga, yaitu tidak ada kesadaran terhadap pendidikan pranatal menurut Islam. Adapun faktor penghambat dari lingkungan berada di daerah yang jauh dari tradisi-tradisi Islam.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI ………………………………………... LEMBAR BERLOGO……………………………………………….. PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………… PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………. MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………… KATA PENGANTAR………………………………………………... ABSTRAK…………………………………………………………… DAFTAR ISI…………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR………………………………………………… DAFTAR TABEL ……………………………………….................... DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………...... B. Fokus Penelitian……………………………………………...... C. Tujuan Penelitian……………………………………………..... D. Kegunaan Penelitian………………………………………….... E. Penegasan Istilah......................................................................... F. Tijauan Pustaka……………………………………………....... G. Metode Penelitian …………………………………………....... 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ………………………….. 2. Lokasi Penelitian…………………………………………. 3. Subjek Penelitian dan Sumber Data……………………… 4. Teknik Pengumpulan Data…………….......………………. 5. Pengecekan Keabsahan Data…………….....……………… 6. Tahap-tahap Penelitian……..……………………………… H. Sistematika Penulisan…………………………………………...
x
I ii iii iv v vi vii ix x x xvi xvii
1 4 5 5 6 7 9 10 11 12 13 16 16 17
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Pranatal ..………………………...........
19
1. Pengertian Pendidikan ...........................................................
19
2. Pengertian Pranatal.................................................................
21
3. Konsep Pendidikan Pranatal Menurut Islam..........................
23
4. Tujuan Pendidikan Pranatal ………………….......................
26
B. Pendidikan Pranatal.....................................................................
29
1. Pranatal Menurut Pandangan Islam………………………....
29
2. Proses Kejadian Manusia......................................................
33
3. Dasar Pendidikan Pranatal..……………………………….
43
4. Doa-do‟a Pranatal......................................……….................
48
C. Metode Mendidik Anak dalam Kandungan...............................
52
1. Metode Pendidikan Pranatal...................................................
52
2. Materi Pendidikan Anak dalam Kandungan..........................
59
BAB III: PAPARAN DATA A. Profil Desa Rowoboi, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang................................................................................
64
B. Profil Subjek Penelitian..........................................................
70
C. Temuan Penelitian..................................................................
72
1. Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.................................... 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal
72
Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamata Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun 2016.......................................................................... BAB IV: ANALISIS DATA A. Metode yang Digunakan Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016
xi
78
Dalam Pendidikan Pranatal Menurut Islam .............................
86
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal Menurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru,
Kabupaten
Semarang
tahun
2016........................................................................................... 93 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. .
96
B. Saran............................................................................................ 97 C. Penutup ………………………………………………………... 98 Daftar Pustaka....................................................................................... 99 Lampiran-lampiran...............................................................................
xii
100
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
:Gambar Selama Proses Penelitian
Lampiran II
:Pedoman Obsevasi, Dokumentasi dan Wawancara
Lampiran III
:Verbatim Wawancara
Lampiran IV
:Data Ibu Hamil
Lampiran V
:Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran VI
:Surat Ijin Penelitian
Lampiran VI
:Nota Pembimbing Skripsi
Lampiran VIII
:Lembar Konsultasi
Lampiran IX
:Nilai SKK
Lampiran X
:Riwayat Hidup Penulis
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, manusia berbekal pengetahuan dan ketrampilan sehingga manusia akan berkembang menjadi lebih baik. Pendidikan sangatlah dibutuhkan dalam setiap tatanan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri seseorang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilki. Muhaimin (2002:37) menuturkan bahwa istilah pendidikan adalah biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian yang lebih mengarah pada efektif. Sedangkan menurut Dewey, pendidikan adalah
suatu
sistem
pengalaman.
Dikarenakan
kehidupan
adalah
perkembangan, jadi pendidikan artinya menolong perkembangan batin manusia tanpa dibatasi oleh umur. Sistem perkembangan yaitu sistem penyesuaian pada tiap-tiap fase serta memberi kecakapan dalam perubahan seseorang lewat pendidikan
(www.ilahiya.com/pengertian-pendidikan-dan–tujuan-menurut-
ahli/). Dalam pandangan Islam, pendidikan sangatlah penting. Oleh karena itu, pendidikan diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan dan berlangsung seumur hidup atau life long education. Pendidikan seumur hidup dalam perspektif Islam merupakan pendidikan yang terus berlangsung dalam
1
usaha pengarahan, pembinaan, dan pembentukan peserta didik untuk mengembangkan potensi baik jasmaniah maupun rohani agar tercipta insan kamil menurut aturan-aturan Islam. Dengan paradigma demikian,
proses
pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga (informal), sekolah (formal), dan di masyarakat (nonformal) (Baharudin dan Makin, 2007:142). Islam memberikan perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan. Pendidikan
dalam
perspektifIslam,
merupakan
salah
satu
bentuk
pengfungsional potensi manusia, dan Islam juga memberikan derajat yang tinggi pada ilmu dan pendidikan. Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar “didik”. Dengan memberi awalan “pe” dan aklhiran “kan”, maka mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya) (Porwadarminta, 2006:702). Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai pengembangan atau bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa.
Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kalian dari ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.” (QS. 16 an-Nahl: 78) Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya bangsa di masa depan sangat ditentukan oleh anak di masa sekarang. Untuk itulah Islam telah memberikan petunjuk kepada orang tua terutama ibu yang sedang hamil agar memperhatikan anak yang masih ada dalam kandungannya, sebab
2
masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak dalam kandungan Mansur (2004:vii). Jadi, Islam sangat memperhatikan pendidikan umat manusia sejak dini, termasuk pendidikan anak sejak masih dalam kandungan. Pendidikan pranatal adalah pendidikan yang diberikan anak sebelum lahir atau sejak dalam kandungan sampai anak tersebut lahir. Jadi, apapun yang dilakukan oleh orang tua, itulah pendidikan yang diberikan pada anak dalam kandungan. Maka pendidikan pranatal merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (sebagai pendidik) dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia agar dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan, yang dimulai sejak masih dalam kandungan ibu (pranatal). Secara real pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan, namun dalam pandangan Islam diajarkan pendidikan dimulai sejak dalam kandungan (pranatal). Secara umum pranatal dari kata pra yang artinya sebelum dan natal yang artinya sebelum kelahiran (Mansur, 2004:36). Maka pendidikan pranatal memiliki proses yang panjang, yang bersangkutan dimulai masa konsepsi sampai melahirkan. Selain itu masa pemilihan jodoh yang bersangkutan dengan sebelum melahirkan. Islam mengajarkan kepada setiap mukmin agar mengutamakan jodohnya berdasarkan agamanya. Dalam al-Qur‟an surat Al-sajadah ayat 9 memberikan penjelasan anak dalam kandungan sudah dapat dididik. Allah berfirman:
3
Artinya: “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.(QS. AlSajadah: 9) Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa anak dalam kandungan sangat potensial untuk mampu mengikuti ajakan dan saran instruksi dari sang pendidik. Dengan demikian anak dalam kandungan sudah mampu mendapat stimulasi dan rangsangan dari luar kandungan terutama ibunya. Berdasarkan latar belakang yang penulis sampaikan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Tahun 2016”. B.
Fokus Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun 2016? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun 2016?
4
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya kajian bidang Pendidikan Agama Islam dan dapat menjadi wacana keislaman pada umumnya dan bagi civitas akademika Sarjana Pendidikan Agama Islam khususnya, selain itu menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang serta masyarakat umum, sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam bagi anak pra-lahir pada khususnya.
5
E. Penegasan Istilah Penegasan istilah dari judul “Pendidikan pranatal menurutIslam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016” adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sebagai suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan teladan ideal dalam kehidupan (Langgulung, 1988:62). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan secara sadar dan sengaja serta berkelanjutan sesuai dengan potensi dasar (fitrah) dan kemampuan ajar (pengaruh luar) baik secara individual maupun kelompok agar manusia menghayati serta mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar (sempurna ) (Baharuddin & Makin, 2007:147 ). Daradjat (2011:86) mengungkapkan bahwa pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
6
Dengan demikian, yang dimaksud pendidikan agama Islam dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai kholifah di muka bumi, yang berdasarkan pada ajaran Al-Qur‟an dan sunah sehingga tercipta insan yang kamil. 2. Pendidikan Pranatal Mansur (2004:16) mengungkapkan, pranatal dalam pandangan psikologi adalah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir sehat jasmani dan rohani. Pendidikan tersebut akan mempengaruhi pada perilakuperilaku yang berlanjut pada kelahiran anak. Jadi yang dimaksud Pendidikan Pranatal dalam penelitian ini
adalah pendidikan dalam
kandungan ibu atau pendidikan sebelum anak lahir.
F. Tinjauan Pustaka Terkait dengan pendidikan pranatal menurut Islam hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian penulis di antaranya adalah: Skripsi yang ditulis Fuad Zainul Anwar, yang berjudul “Pendidikan Pranatal (Analisis Pedagogis Karya Mansur dalam Buku Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan)”. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan pranatal menurut Mansur perspektif pedagogis.Hasil penelitian ini
7
menunjukkan bahwa, konsep pendidikan dalam kandungan bisa dimulai jauh sebelum terjadinya kelahiran anak sebagai peserta didik, yaitu sejak pemilihan jodoh sebagai upaya persiapan pendidikan. Dengan memberi stimulan pada bayi dalam kandungan, sudah dapat meningkatkan potensi anak sejak dalam rahim. Penelitian Nur „Aini Lutfiah tentang Implementasi Pendidikan Pranatal (Studi Kasus pada Ibu-ibu di PPMI Assalam Sukoharjo). Hasi penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan Islampranatal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode Islami seperti, membaca al-Qur‟an, mendengarkan musik-musik Islam, menjalankan ibadah, beramal shalih, do‟a, dan berdzikir. Selain itu metodeyang paling baik dalam menerapkan pendidikan Islam pranatal adalah komunikasi yang bersifat kasih sayang seperti, sentuhan yang berulang-ulang agar anak dapat menyerap dan mendapatkan kasih sayang yang cukup sejak awal kehadiran dan menciptakan ketenangan secara psikologis pada ibu hamil. Skripsi yang ditulis oleh Siti Fajar Sari, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah UIN Kali Jaga Tahun 2006 yang berjudul“Pendidikan Pranatal Sebagai Sarana Pengembang Potensi Anak dalam Islam”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan anak dalam kandungan dalam perspektif Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, metode mendidik anak dalam kandungan, berbeda dengan metode mendidik anak yang sudah lahir, tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi dengan memberi rangsangan-rangsangan yang diperlukan yang diolah secara educatif
8
melalui ibunya. Selain itu anak yang masih ada dalam kandungan juga telah memiliki beberapa potensi, meskipun tidak seluruh potensi yang dimiliki manusia ada pada anak dalam kandungan. Dari beberapa penelitian di atas, memang cukup banyak tulisan ilmiah yang hampir sama dengan tema pendidikan pranatal menurut Islam. Sehingga dari beberapa penelitian yang ada saling dapat melengkapi satu sama lain. Pada penelitian ini, penulis menekankan tentang pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
G. Metode Penelitian Metode lahir dari kata methodos (Yunani) atau methodus (Latin); kata ini terbentuk dari kata meta (melampaui) dan hados (jalan). Kata ini sekurangkurangnya mengandung dua arti pokok, yaitu (1) jalan atau cara untuk melakukan sesuatu, prosedur tertentu untuk mengajar atau meneliti; (2) keteraturan dan tatanan dalam bertindak, pikiran, sistem untuk melakukan sesuatu. Di dalam metode terdapat jalan, aturan, dan sistem yang mengatur unsur-unsur yang saling terkait dalam satu rangkaian kerja (Chang, 2014:12). Metode penelitian adalah cara untuk mencari kebenaran ilmiah. Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data (Sukmadinata, 2012:6).
9
Jadi secara umum, metode adalah serangkaian langkah yang mempunyai arah yang pasti dalam rangkaian proses penelitian. 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan a. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Disini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu kajian berbagai studi dan kumpulan berbagai jenis materi empiris, seperti studi kasus, kisah hidup, pengalaman personal, pengkuan introspektif, wawancara, artifak, berbagai teks dan produksi kultural, pengamatan, sejarah, interaksional, dan berbagai teks visual(Septiawan, 2007: 5). Menurut Strauss dan Corbin (2007:4) Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dengan demikian, penelitian kualitatif ini menggambarkan secara sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik subjek penelitian tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini pendidikan pranatal studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.Bagaimana penerapan pendidikan pranatal secara Islam yang dilakukan oleh ibu hamil.
10
b. Pendekatan Penelitan Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian etnografi. Penelitian etnografi adalah penelitian yang berusaha memaparkan kisah kehidupan keseharian orang-orang (people‟s daily life), yang dalam keluarga menjelaskan fenomena budaya keluarga itu mereka menjadi bagian integral darinya(Danim, 2002:52). Moleong menggunakan
istilah
penelitian
etnografi
dengan
penelitian kebudayaan, dimana dalam penelitian kebudayaan, pendekatan yang dilakukan peneliti adalah peneliti mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan mengurangi apa yang diketahui mereka berperilaku secara baik common sanse dalam masyarakatnya(Moleong, 2005:23). Setelah mendapatkan data atau informasi tentang pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil diDesa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016 dan informasi kegiatannya, terkait dengan pendidikan Islam terhadap bayi mereka dalam kandungan, maka langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti yaitu menggambarkan informasi atau data tersebut secara sistematis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan perbandingan dan perpaduan dengan teori pendidikan pranatal menurut Islam yang sudah ada. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, dengan alasan peneliti ingin mengetahui pendidikan
11
pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. 3. Sumber dan Jenis Data Mengungkapkan sebuah karya ilmiah haruslah berdasarkan fakta dan data yang nyata, baik diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu, dalam penelitian ini dapat memperoleh data melalui data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk memperoleh informasi langsung tentang bagaimana metode yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari para ibu hamil, suami dan anggota keluarga yang lain. dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah ibu hamil di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Adapun nama ibu-ibu yang sedang hamil yaitu:
12
No.
Nama
Usia Kandungan
Pekerjaan
1.
VA
9,5
Ibu rumah tangga
2.
WN
8,5
Ibu rumah tangga
3.
INR
9,5
Pedagang
4.
FNJ
5
Karyawan pabrik
5.
DAZ
2,5
Ibu rumah tangga
6.
KR
5,5
Karyawan pabrik
b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data ini dapat berupa buletin, majalah, publikasi dari berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survei, studi historis, dan sebagainya. Penulis menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan para narasumber. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara
13
Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interiewer) yang
mengajukan
pertanyaan
terwawancara
(interviewee)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 186:2005) ada kalanya wawancara dilaksanakan secara individu maupun kelompok. Adapun teknik ini peneliti gunakan untuk mencari data untuk mengetahui pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016. b. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan kegiatan sehari-hari orang dimana peneliti dapat terlibat langsung maupun tidak langsung (Sugiyono, 145:2010). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pendidikan pranatal menurut Islamyang diterapkan
oleh ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Peneliti mengadakan pengamatan dengan bersosialisasi dengan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. (sebagai sampel penelitian) untuk mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya mengenai metode yang digunakan dalampendidikan pranatal menurut Islam, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam. c. Dokumentasi
14
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2012:221). Gubaa dan Lincoln mendefisinikan antara dokumen dan record, yaitu record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau mengajukan akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan atau film (Moleong, 2005:216). Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau gambar tentang pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. d. Analisis data Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang di ceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005: 248). Pengumpulan dan analisis data bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah di peroleh (Sukmadinata, 2012: 114).
15
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif yang kemudian dapat dilakukan analisis dengan cara: 1. Mendriskripsikan data dari informan 2. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis. 3. Dikumpulkan dan di simpulkan untuk menjawab tujuan penelitian. 5. Pengecekan Keabsahan Data Moleong (2005: 326-327) mengungkapkan masing-masing teknik pengecekan diuraikan terlebih dahulu ikhtisarnya di kemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari kriteria yang di cek dengan satu atau beberapa teknik pengecekan tertentu. Kriteria-kriteria mencakup kredibilitas (derajat kepercayaan), kepastian (uraian rinci), kebergantungan, dan kepastian (audit kepastian). 6. Tahap-tahap Penelitian Tahap ini terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. a. Tahap Pralapangan Tahap ini terdiri dari enam tahapan yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurusi perizinan, menjajaki
16
dan menilai lapangan, memilih dan memanfatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahapan ini terdiri dari tiga bagian yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data yang akan di cari tentang bagaimana metode orang tua dalam pendidikan pranatal menurut Islam. c. Tahap Analisis Data Pada bagian ini yang dibahas adalah prinsip pokok, tetapi tidak akan di rinci bagaimana cara analisis data itu dilakaukan karena ada bab khusus yang mempersoalkannya, yang di uraikan tentang analisis data dikemukakan pada bab berikutnya (Moleong, 2005:127-148). d. Tahap Penulisan laporan Langkah-langkah yang harus di lakukan antara lain: 1) Menyusun materi data sehingga bahan-bahan itu dapat secepatnya tersedia apabila di perlukan. 2) Penyusunan kerangka laporan. 3) Mengadakan uji silang antara indeks bahan data dengan kerangka baru yang di susun.
17
Setelah pekerjaan tersebut selesai, barulah peneliti siap menghadapi penulisan yang sebenarnya dengan mengikuti kerangka yang telah disusun itu (Moleong, 2005: 361-362).
H. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah: BAB I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau landasan teoritis dalam pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, tahun 2016. BAB III Pada bab ini akan dikemukakan tentang bentuk gambaran umum pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016. BAB IV Pada bab ini berisi pemaparan data beserta analisis deskriptif tentang pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016.
18
BAB V Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Pranatal 1. Pengertian Pendidikan Islam memberikan perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan. Pendidikan
dalam
perspektifIslam,
merupakan
salah
satu
bentuk
pengfungsional potensi manusia, dan Islam juga memberikan derajat yang tinggi pada ilmu dan pendidikan. Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar “didik”.Dengan memberi awalan “pe” dan akhiran “kan”, maka mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya) (Porwadarminta, 2006:702). Dengan demikian pendidikan dapat diartikan pengembangan ataubimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa. Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan
19
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa (Hasbullah, 2012:1). Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dalam Undang-Undang tentang SISDIKNAS Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI tentang SISDIKNAS, 2003:3). Pendidikan merupakan sebagai suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan(Langgulung, 1988: 62). Dengan demikian pendidikan adalah suatu usaha yang berproses berisikan bimbingan yang akan mengarahkan seseorang pada perubahan sikap intelektual dan sosial. Adapun pendidikan dalam kontek Islam disebut dengan, tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟bid (Achmadi, 2005: 14). Dalam al-Qur‟an tarbiyah berarti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan dan menjinakkan. Ta‟lim adalah pengajaran yang
20
bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan ta‟bid diartikan sebagai proses mendidik yang difokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar. Sedangkan pendidikan Islam menurut Tafsir (2001: 32) adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan sebagai sebuah pengetahuan dan pengamalan, pendidikan agama Islam sangat berperan dalam bimbingan yang akan mengarahkan manusia menuju perubahan sikap yang lebih baik, sesuai dengan ajaran dan ketentuan agama. Adapun menurut Achmadi (2005:29) pengertian pendidikan agama Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas) subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian pendidikan agama Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi baik jasmani maupun rohani agar tercipta manusia yang sempurna menurut atuaran-aturan Islam. Melihat beberapa pengertian pendidikan di atas, meskipun berbedabeda namun terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya yang menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsurunsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
21
2. Pengertian Pranatal Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal yang berarti lahir, jadi pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal adalah aktivitas-aktivitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani (Mansur, 2004:16). Pendidikan pranatal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak yang masih dalam kandungan, yang berupa do‟a, perbuatan, motivasi dan lain sebagainya guna mempengaruhinya dan agar ia mengikutinya sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik (Uhbiyati, 2009: 7). Pengertian anak dalam kandungan, sebagaimana dikutip Dr. Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu anak adalah keturunan kedua setelah ayah dan ibunya. sedangkan anak dalam kandungan adalah anak yang masih berada di dalam perut ibunya atau anak yang belum lahir (Islam, 2004:9). Dengan demikian pranatal dapat diartikan anak yang berada dalam kandungan ibunya sejak usia nol sampai sebelum melahirkan. Pendidikan pranatal adalah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus ditunjukkan kepada orang tua karena anak dalam kandungan memang belum mungkin dididik, apalagi diajar kecuali orang tuanya sendiri (Islam, 2004:10).
22
Jadi, pendidikan pranatal adalah usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi bawaan sejak dalam pemilihan jodoh atau masa konsepsi hingga masa kehamilan.
3. Konsep Pendidikan Pranatal Menurut Islam Islam Rahmatan lil „alamin merupakan agama yang membawa rahmat dan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Islam mengatur segala hal dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan yang seharusnya dilalui tiga fase, pranatal, natal, dan post natal. Pendidikan pranatal merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan orang tua kepada peserta didik (anak) yang masih berada dalam kandungan. Dalam rangka agar anak dalam kandungan terlahir menjadi generasi yang sholih, sholikhah, dan berakhlak mulia, sesuai yang dicontohkan kedua orang tuanya. Konsep pendidikan pranatal dalam pandangan para pemikir pendidikan Islam memiliki beberapa perbedaan, namun memiliki makna yang sama. Hal ini akan mampu menjelaskan pendidikan anak yang telah dilakukan oleh Islam sebagai suatu pondasi pendidikan pada anak dalam masa yang akan datang. Menurut (Mansur, 63:2004) pranatal merupakan proses sebelum kelahiran. Menurut pandangan psikologi pranatal ialah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam
23
rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani. Dengan demikian, dalam menjalankan pendidikan pranatal orang tua perlu membekali diri dengan merangkai beberapa langkah, salah satunya ialah memilih calon ibu atau ayah yang sholih sholikhah. Konsep Islam telah mempersiapkan pendidikan anak sebelum terjadinya kelahiran itu sendiri yakni sejak pemilihan jodoh (prakonsepsi). Secara otomatis pasangan harus memiliki agama, akal, akhlak serta bibit yang baik pula agar mampu melahirkan buah yang diharapkan. Sedangkan menurut (Islam, 2004:80) konsep pendidikan pranatal dibagi menjadi beberapa langkah yang secara langsung bertujuan untuk melakukan proses aplikasi pendidikan secara konkret dan mudah dipraktikan oleh orang taunya. Adapun dalam penerapannya terdapat beberapa cara dan kiat yang fokusnya memberi stimulasi efektif bagi optimalisasi fungsi seluruh istrumen indradan membangun kesadaran emosi sang anak dalamkandungan. Antara lain: a. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini, orang tua (calon ayah dan bunda) ditekankan untuk merencanakan suatu cita-cita dan keinginan yang suci, yaitu keinginan kehadiran dan kelahiran sang buah hati. Artinya, pada tahap persiapan ini tidak dapat dipisahkan dari planning makro sebuah bahtera rumah tangga sebagai element yang turut membentuk tanggung jawab peribadatan sebagai hamba Allah SWT. Berangkat dari
24
niat suci tersebut, yaitu kehadiran dan kelahiran seorang anak (Islam, 2004:80) Dengan demikian, memasuki tahap persiapan ini dalam berhubungan seksual pun harus dilakukan dengan pasti, baik, jelas, serta sesuai fitrah manusia. b. Tahap Aplikasi Setelah tahap persiapan dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah aplikasi dari pendidikan itu dimulai. Proses aplikasi ini disusun dalam tiga tahapan. Tahap pertama, bermaksud untuk menarik sensasi dan indra anak dalam kandungan. Tahap kedua, bertujuan membangan pra kesadaran ucapan, kata-kata dan bahasa. Tahap ketiga, bermaksud untuk meningkatkan konsentrasi serta kecerdasan anak. Susunan aplikasi secara nyata akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut (Islam, 2004:82) Tahap Periode Perkembagan 1 Janin Kelas 18-20 minggu 1
Materi Ibadah dan adzan
Do,a takbir
Kata-kata sensosianal
Kelas 2
20-24 minggu
Bahasa
Kelas 3
24-28 minggu
Al-Qur‟an ibadah
Tahap 2
Periode Perkembagan Janin
25
Sub Materi
Materi
dan
dan Qiro‟atul Qur‟an, adzan dan do‟a
Sub Materi
Kelas 1
28-29 minggu
Ibadah
Adzan, sholat, wudlu, dzikir dan do‟a
Kelas 2
29-30 minggu
Al-Qur‟an
Ayat-ayat kisah nabia atau ayat makiyyah
Kelas 3
30-31
Bahasa, Kata-kata akidah, ahlak, utama, tauhid keilmuan, seni atau keimanan, sosial atau ukhuwah, syariah (fiqh), nasyid
Tahap ke 3 Kelas 1
Periode Materi PerkembanganJanin 31-33 minggu Ibadah bahasa
Kelas 2
33-minggu kelahiran
Al-Qur‟an, Aqidah, ahlaq, keilmuan, seni dan olahraga
Kelas 3
Kelahiran
Ibadah kegiatan Ibadah dan rutin kegiatan rutin.
c. Tahap Aplikasi Pendidikan
26
Sub Materi Sholat dan kata-kata kompleks Tahfidz Qur‟an, tauhid atau keimanan, sosial atau ukhwah, syariah atau fiqih, sejarah, nasyid, dan bermain , menyanyi
Detik-detik kelahiran seorang bayi merupakan suatu yang cukup menegangkan, tak heran jika masa-masa ini dianggap masa menakutkan tetapi juga merupakan kehadiran kehidupan baru yang menggembirakan, dan inilah waktu dimulai goresan catatan kehidupan sebagai individu yang diakui sebagai manusia sejati dalam pandangan umum, yaitu kelahiran dirinya yang dilingkupi oleh batas ruang dan zaman, dan saat ini disebut bayi. (Islam, 2004:83) 4. Tujuan Pendidikan Pranatal Secara umum tujuan pendidikan secara universal adalah mewujudkan kedewasaan subjek (anak) didik. Kedewasaan yang dicapai anak didik bersifat normatif, berupa kedewasaan masing-masing. Di samping itu kedewasaan itu meliputi jasmani dan rohani. Kedewasaan jasmani berproses secara otomatis di dalam pertumbuhan fisik (tubuh) manusia. Namun, untuk diperlukan pendidikan dalam arti pemeliharaan dan perlindungan agar pertumbuhan jasmani berlangsung secara sehat. Kedewasaan psikis (rohani) sebagai tujuan pendidikan secara umum kemampuan bertanggung jawab sendiri terhadap sikap, cara berpikir dan tingkah laku, baik pada diri sendiri, masyarakat dan kepada Allah SWT. Kedewasaan ini tidak tercapai secara otomatis dalam perkembangan setiap anak, terutama jika orang dewasa sebagai pendidik mengehendaki isi atau warna tertentu di dalam psikis (rohani) anak (subjek) didik (Nawawi, 1993:120-121).
27
Tujuan pendidikan anak dalam Islam begitu menyeluruh dan universal, yang terdiri dari beberapa aspek, di antaranya spiritual, intelektual, imajinatif, ilmiah maupun bahasa. Oleh karena itu pendidikan dalam kandungan (pranatal) harus mendorong semua aspek ke arah keutamaan serta pencapaian semua kesempurnaan hidup yang berdasarkan nilai-nilai Islam (Islam, 2004: 11). Oleh karena itu pendidikan anak dalam kandungan harus mendorong semua aspek tersebut kearah keutamaan serta pencapaian semua kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Dan begitu juga dengan program dan langkah-langkah pendidikan anak dalam kandungan hendaklah diarahkan pada tujuan, antara lain paling tidak sebagaimana
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim, 66:6) Menjaga dan mendidik anak yang masih berada dalam kandungan dengan persepsi ayat tersebut memberikan perhatian maksimal dengan melakukan stimulasi edukatif yang berorientasikan pada peningkatan potensi daya intelektual, sensasi perasaan atau psikis, menguatkan daya fisik jasmani, memberikan makanan dan minuman yang baik, halah dan bergizi tinggi, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi anak dalam kandungan.
28
Melihat uraian di atas maka dapat diartikan, begitu pentingnya pendidikan sejak dalam kandungan, oleh sebab itu pendidikan anak dalam kandungan harus diperhatikan oleh kedua orang tua terutama ibu yang mengandungnya, sebab pendidikan anak dalam kandungan awal mula berperannya pendidikan untuk manusia, sebagai pondasi awal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya.
B. Pendidikan Pranatal 1. Pranatal Menurut Pandangan Islam Mansur (2004:36) menuturkan pranatal adalah sebelum melahirkan, yang berkaitan dengan hal-hal dan keadaan sebelum melahirkan. Berarti sebelum melahirkan ada sesuatu hal yang menunjukkan adanya sesuatu proses panjang. Hal itu bisa mengandung dua arti, pertama hal-hal yang bersangkutan dimulai masa konsepsi sampai masa melahirkan, sedangkan kedua yakni dimulai masa pemilihan jodoh, karena pemilihan jodoh itu merupakan hal-hal yang bersangkutan sebelum melahirkan. Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan dalam surat al-Baqoroh ayat 221:
29
Artinya: “Janganlah kau kawini perempuan-perempuan musyrik, kecuali jika mereka beriman, sesungguhnya hamba sahaya yang beriman lebih baik dari perempuan yang musyrik meskipun ia mentakjubkan kamu dan janganlah kamu kawinkan (perempuan muslim) dengan laki-laki musyrik, kecuali jika mereka beriman, sesungguhnya hamba laki-laki yang beriman lebih dari pada lakilaki yang musyrik meskipun ia mentakjubkan kamu” (Departeme Agama Ri, 2005:35). Dari ayat di atas jelas bahwa semua manusia dianjurkan untuk memilih-milih terlebih dahulu sebelum melaksanakan pernikahan. Hal ini sejalan dengan sabda nabi Muhammad
SAW yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari Abu Hurairah:
ِّ ت ِ تُنْ ِكح النِساء ِِلَرب ٍع لِم ِاِلا و ِِلسبِها و ِِلم ِاِلا ولِ ِدينِها فَاظ َفر بِ َذ ت ْ َالديْ ِن تَ ِرب َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ُ َ ُ ْ يَ َد َاك
Artinya: “Dinikahilah wanita itu karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, karena keturunanya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah yang mempunyai agama yang kuat, niscaya kamu akan beruntung.” (Al-Asqolani, 209).
Dengan demikian perhatian Islam terhadap pendidikan sangat universal bahkan mengenai pendidikan anak yang masih dalam kandungan ibunya. Di mana pendidikan anak secara tidak langsung dimulai sejak pemilihan jodoh.
30
Dalam al-Qur‟an surat An-Nisa ayat 1 dinyatakan:
Artinya: “Hai sekalian manusia, takutlah kamu kepada Tuhanmu yang menjadikan kamu dari diri yang satu dan menjadikan istri dari padanya dan dari pada keduanya berkembang biak laki-laki dan perempuan yang banyak” (Departemen Agama RI, 2005: 77).
Dari ayat di atas menggambarkan bagaimana asal mula terbentuknya keluarga dan perintah untuk memelihara hubungan silatur rohim antar anggota keluarga terutama suami-istri. Pada dasarnya perkawinan merupakan ikatan seksual yang di sahkan secara sosial dan perkawinan dapat bertimbal balik antara pasangan yang menikah dan antara pasangannya dan anak-anaknya (Rahmat: 1998:126). Ayat di atas juga menunjukkan bagaimana terbentuknya anak solih, sedangkan anak merupakan amanah yang diberikan kepada orang tua maka orang tua harus bertanggung jawab terhadap anak sejak dalam kandungan hingga dewasa. Selain itu Islam juga memberikan perhatian khusus kepada umatnya, dalam memilih pasangan hidup (jodoh). Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan rumah tangga selain itu ada hubungannya terhadap masalah keturunan, baik pada perawatan maupun pendidikan.
31
Pendidikan pranatal telah dilakukan sejak lama bahkan nabi Zakariya a.s. dapat menjadi teladan dalam pendidikanpranatal. Adapun metode yang digunakan nabi Zakaria a.s. adalah dengan do‟a. Sebagaimana dalam surat Ali Imran ayat 35:
Artinya:“(ingatlah), ketika istri Imran berkata; “Ya Tuhanku, sesungguhnya Aku bernadzar kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Ali Imran, 3:35) Dari ayat diatas menjelaskan tentang bernadzar supaya do‟a dan keinginannya terkabul, juga menjelaskan pendidikan pranatal dengan menggunakan metode do‟a. Selama anak masih ada di dalam kandungan hendaknya ibu lebih giat dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Serta meminta kepada Allah agar bayinya terlindungi, itu adalah salah satu pembelajaran tauhid yang diberikan kepada anak dalam kandungan. Setiap anak yang dilahirkan ke dunia akan membawa sifat yang diturunkan dari orang tuanya, hal ini menunjukkan perkembangan potensi dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Islam (2004: 2) menuturkan, beberapa penelitian yang telah dilakukan para ilmuan bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan 32
gelap dan terang. Itu terjadi setelah usia lima bulan (sekitar 20 minggu). Kemampuan anak untuk merasakan stimulasi berkembang dengan cukup baik sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai. Dalam Islam pendidikan hendaklah dimulai sejak awal pembuahann (proses nuthfah). Artinya, seseorang yang menginginkan seorang anak yang pintar, cerdas, terampil dan berkepribadian baik, ia harus mempersiapkan perangkat utama dan pendukungnya terlebih dahulu. Praktik memberikan stimulasi pendidikan anak dalam kandungan telah dilakukan oleh salah satu utusan Allah SWT yaitu Nabi Zakaria, beliau telah memberikan stimulasi pendidikan pada anak pralahir yaitu yang dikandung istrinya, sebagaimana diisyaratka dalam al-Qur‟an surat Maryam ayat 10-11:
Artinya: Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhan-ku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakapcakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.” (10). Maka dia keluar dari mihrob menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang. (Q.S. Maryam, 19:10-11) Ayat di atas menjelaskan bahwa pelayanan stimulasi pendidikan yang dilakukan oleh nabi Zakaria a.s. telah membuahkan hasil yang bagus, yakni anak yang memiliki kecerdasan tinggi dalam memahami hukum-hukum Allah SWT. Selain itu digambarkan pula bahwa anak yang dikaruniai itu
33
adalah anak yang terampil dalam melaksanakan titah Allah SWT, memiliki fisik yang kuat, sekaligus anak yang taat pada orang tuannya. 2. Proses Kejadian Manusia Kejadian manusia bukanlah kehendak dari manusia itu sendiri, akan tetapi manusia itu ada karena kehendak Allah SWT, Dzat pencipta manusia dan segalanya. Allah SWT berfirman dalam surat al-Furqon (25) ayat 2:
Artinya: yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tiada mempunyai anak dan tidak ada bagiNya sekutu dalam kerajaanNya dan Dia menjadikan tiap-tiap sesuatu, lalu mengaturnya menurut aturan tertentu. (QS. Al-Furqon, 25: 2)
Melihat ayat di atas maka dapat dipahami bahwa Allah SWT lah yang menciptakan segalanya, termasuk manusia. Meskipun Allah SWT yang menciptakan segala sesuatunya namun Allah SWT tidak pernah merahasiakan tentang penciptaanNya, yaitu melalui wahyu dan firmanNya, Allah telah menguraikan asal mula maupun proses kejadian manusia, sebagai tanda kekuasanNya agar manusia mengetahui dan memahaminya serta mau beriman, taat dan menyembah kepadaNya. Asal mula kejadian semua manusia pada dasarnya adalah sama, mereka diciptakan dari bahan yang sama, hanya saja dalam proses kejadian diantaranya ada yang berbeda yaitu yang bersifat khusus dan istimewa (Mansur, 2004:77).
34
Adapun tentang asal kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman dalam Qur‟an surat As-Shaad ayat 31:
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya Aku akan menjadikan manusia dari tanah”. (QS. As-Shaad, 38: 71)
Ayat di atas menjelaskan tentang penciptaan Adam sebagai manusia pertama yang kedudukannya di surga. Tetapi bisa juga diartikan dalam penciptaan manusia secara universal. Firman Allah SWT yang berikutnya dalam surat al-Hajj: (22) ayat 5:
Artinya:“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebagkitan (dari kubur), maka (ketahulah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudia (dengan berangsurangsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara 35
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering. Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”(Departemen Agama RI, 2005: 332).
ayat di atas jelas bahwa Allah menciptakan Manusia dengan bahan dasarnya adalah tanah. Dalam surat al-mukminun ayat 12 Allah SWT berfirman
Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mukmiun, 23:12) Firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 37
Artinya: “Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)”. (QS. Al-Qiyamah, 75: 37)
Serangkaian ayat-ayat tersebut, jelas bahwa manusia diciptakan dari bahan yang sama yaitu dari tanah, tapi bukan berarti langsung tanah sebagaimana tanah liat yang dibentuk seperti boneka yang hidup dengan perantara. Melainkan tanah tersebut harus mengalami siklus dan proses yang panjang seperti yang telah ditentukan oleh Allah SWT sehingga akan berkembang menjadi seorang manusia. Firman Allah SWT tentang proses kejadian manusia termaktub dalam surat Al-Mukminun (23) ayat 12-14:
36
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati tanah, kemudian Kami jadikan dia dari air mani (yang tersimpan) di dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat , lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mukminun, 23: 12-14) Ayat di atas menjelaskan bahwa di dalam penciptaan atau kejadian manusia adalah dengan proses. Proses penciptaan tersebut secara global telah diugkapkan sehingga dapat dibedakan dan diuraikan sesuai dengan urutan, yaitu: a. Tahap Pertama Ayat ke 12 surat Al-Mukminun telah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah (sulalah min tin) yang dalam ayat-ayat terdahulu tanah merupakan bahan dasar penciptaan manusia, sehingga dalam proses ini boleh dikatakan sebagai proses awal kejadian manusia, yang mana saripati atau zat-zat yang mengandung unsur-unsur kehidupan yang berasal dari tanah dengan perantara tumbuhtumbuhan dan hewan akan terserap ke dalam jaringan-jaringan tubuh manusia, yang salah satunya jaringan reproduksi yang menghasilkan selsel benih pria dan wanita.
37
Maka
intinya
proses
penciptaan
manusia
adalah
proses
terbentuknya sel telur dan sperma bagi wanita dan pria yang terjadi dari zat-zat makanan yang berasal dari saripati tanah dalam sulbi laki-laki (testis) dan taraib (ovarium) perempuan. b. Tahap Kedua Ayat berikutnya menegaskan bahwa saripati tanah tersebut selanjutnya akan menjadi nuthfah, sedang yang dimaksud nuthfah adalah bisa memiliki dua makna: 1) Kata yang pertama dapat diartikan dengan mani atau sel benih lakilaki dan perempuan, sebagaimana yang tersebut dalam surat Ad-Dahr ayat 2 pada lafadz (min nuthfati amsaj) atau dari mani yang bercampur, artinya kata nutfah tersebut adalah bermakna mani lakilaki dan perempuan secara terpisah atau masih sendiri-sendiri dan keduanya belum tercampur. 2) Adapun yang kedua, dengan melihat potongan ayat yang berikutnya maka kata nuthfah tersebut dapat diartikan bermakna mani yang bercampur (antara mani laki-laki dan perempuan), sebab para ahli tafsir cenderung menafsirkan kata qarar makin (tempat yang kokoh) dengan makna rahim wanita. Apabila nuthfah yang dimaksud adalah mani yang telah tercampur, sebab yang akan menempati rahim wanita untuk pertama kalinya adalah ovum yang telah berhasil dibuahi oleh sperma yang juga biasa disebut dengan sighat.
38
Proses yang kedua ini kejadianya merupakan proses berubahnya sari pati tanah yang telah diproses menjadi mani kepada terbentuknya nuthfah. c. Tahap Ketiga Setelah terbentuknya nuthfah untuk penciptaan manusia dengan memulai proses akan terus berkembang, sehingga akhirnya akan berubah menjadi alaqah (segumpal darah) atau lazim disebut embrio. Kemudian berkembang melalui pembelahan diri yaitu satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya. Setelah menjadi sekelompok sel disebut morula, biasanya mencapai jumlah enam puluh empat (morula akhir) dalam keadaan seperti inilah zat calon manusia mencapai rongga rahim untuk bersarang atau melekat dan inilah alaqah. d. Tahap Keempat Masa tahap ini adalah proses dijadikannya segumpal darah menjadi segumpal daging, sehingga akan memperjelas tanda-tanda akan terjadinya manusia. e. Tahap Kelima Proses dijadikannya atau dilengkapinya daging tersebut dengan tulang belulang sebagai kerangka pembentuk manusia, yang kemudian tulang-tulang tersebut dibungkus lagi dengan daging bentuknya kian sempurna sebagai manusia (Mansur, 2004:83).
39
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode pranatal atas tiga tahap perkembangan yaitu, tahap germinal, tahap embrionik, dan tahap janin atau fetus (Desmita, 2013:71). a. Tahap germinal Tahap germinal, yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan dengan “pembuahan” (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang disebut zigot (zygote). Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah tiga hari, blastoksit mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi. b. Tahap Embrio Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi Islam disebut alaqoh, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologi. Tetapi,
40
karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil. c. Tahap Janin (fetus stage) Periode ketiga dari perkembangan masa pranatal disebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi Islam disebut periode mudhghah. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap berumur 4 bulan, yaitu janin setelah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh kedalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga ditentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalahmasalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain (Desmita, 2013: 74). Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu: penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, dan penentuan posisi urutan anak. a. Penentuan Sifat Bawaan
41
Waktu pembuahan dipandang sangat peting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan (pembawaan) dari individu yang baru terbentuk. Hal ini adalah karena masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang dipandang sebagai faktor penentu keturunan. b. Penentuan Jenis Kelamin Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsur penting kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaiman telah dijelaskan bahwa setiap sel mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23 pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa laki-laki mengandung kromosom X dan kromosom Y. Bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom Y, hasilnya menjadi kombinasi XY, yang akan menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersatu dengan ovum, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini menghasilkan keturunan wanita. c. Penentuan Jumlah Anak Meski pada umumnya kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang
42
telah dibuahi (zigot) oleh suatu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini terjadi, akan menghasilkan kembar identik (uniovolar), dua, tiga, atau lebih. Tetapi kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (biovolar, atau fraternal), dua, tiga,atau lebih. d. Penentuan Urutan Anak Posisi anak dalam urutan-urutan saudaranya merupakan kondisi keempat yang ditentukan pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, dan anak menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu. Misalnya, bila anak pertama diharapkan bertindak sebagai contoh bagi saudaranya yang lebih muda dan merawat meraka, hal ini akan mempengaruhi sikap anak pertama terhadap diri dan perilaku meraka sendiri sepanjang retang hidupnya. 3. Dasar Pendidikan Pranatal
43
Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan psikologi Barat terhadap perkembangan individu pada masa pranatal ini, psikologi Timur terutama psikologi Islam telah lebih dulu menempatkan masa pranatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadis nabi SAW yang menjadi landasan utama bagi psikologi Islam, telah memberikan sejumlah informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Dalam sejumlah Al-Qur‟an dan hadis nabi, secara tidak langsung juga telah disebutkan selama dalam periode pranatal individu tidak hanya mengalami
perkembangan
fisik
melainkan
sekaligus
mengalami
perkembangan psikologi (Desmita, 2013: 70). Dalam Al-Qur‟an ada banyak ayat yang menyeru orang tua untuk mendidik, membimbing, menjaga, dan melindungi anaknya, termasuk pendidikan anak yang masih berada dalam kandungan.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim: 6) Ayat di atas mengingatkan kepada semua manusia serta orang-orang yang beriman agar mereka tidak meninggalkan anak turunnya yang lemah jiwa dan raga serta menjaganya dari siksa api neraka. Dalam arti peran 44
orang tua adalah sebagai pendidik maka pendidik harus bertanggung jawab dalam mendidik, membina, dan mengarahkan anaknya. Maka dari itu orang tau dituntut untuk bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga terjaga dari api neraka. Selain itu orang tua dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada anaknya, baik dari segi perbuatan maupun ucapan yang didasarkan pada ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehingga tercipta generasi yang kuat, sejahtera, dan selamat dari api neraka. Dengan demikian tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah merawat dan mendidik sejak masih dalam kandungan sehingga anak menjadi generasi penerus yang berkualitas dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Artinya: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan-) Ku, maka tunduklah kamu kepadaNya dengan bersujud”. (QS. Al-Hijr: 29) Maksud dengan sujud di sini bukan meyembah tetapi sebagai penghormatan.
Artinya: “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.(QS. Al-Sajadah: 9)
45
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa anak dalam kandungan sangat potensial untuk mampu mengikuti ajakan dan saran intruksi dari sang pendidik. Dengan demikian anak dalam kandungan sudah mampu mendapat stimulasi dan rangsangan dari luar kandungan terutama ibunya. Selain itu ada ayat yang lain yang mempertegas bahwa anak dalam kandungan sudah dapat dididik
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami) , Kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)”. (QS. Al-A‟raf: 172) Ayat di atas menunjukkan bahwa anak dalam kandungan sudah siap untuk dididik. Karena ia sendiri sudah hidup berkat nyawa yang memberi kehidupan kepadanya. Ruh itulah yang sesungguhnya responsif. Dengan mengikut sertakan janin yang ditempatinya, terhadap segala rangsangan dari lingkungannya lebih-lebih terhadap rangsangan yang ditujukan kepadanya. Perkembangan manusia sejak dalam kandungan sesungguhnya dalam Al-Qur‟an sangat diperhatikan
46
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati (berasal) daritanah. Kemudia Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungku dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mukminun: 12-14) Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan mengenai pentingnya pendidikan pranatal. Sebab, sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi ibu, baik secara fisik maupun secara psikis. Selain itu Islam juga memperhatikan hal-hal yang mengenai masa pemilihan jodoh yang tentunya hal ini berkaitan dengan masa sebelum adanya anak dalam kandungan. Maka dianjurkan untuk memilih calon ibu yang baik agamanya agar memperoleh kebaikan pula. Sabda nabi Muhamad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Huraira:
ِّ ت ِ تُْن ِكح النِساء ِِلَرب ٍع لِم ِاِلا و ِِلسبِها و ِِلم ِاِلا ولِ ِدينِها فَاظ َفر بِ َذ ت يَ َد َاك ْ َالديْ ِن تَ ِرب َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ُ َ ُ ْ Artinya:“Dinikahi wanita itu karena empat hal, yaitu kekayaan, keturunan, kecantikan, agamanya, maka pilihlah yang mempunyai agama yang kuat, niscaya kamu akan beruntung” (Al-Asqolani: 209).
47
Melihat hadits di atas ada kaitannya bahwa dalam mempersiapkan anak yang berkualitas (shaleh), maka dimulai sejak masa
pemilihan
pendamping hidup (prakonsepsi). Sesungguhnya seorang anak secara fitrah diciptakan dalam keadaan siap untuk menerima kebaikan atau keburukan. Tiada lain hanya kedua orang tuanyalah yang membuatnya cenderung pada salah satu di antara keduanya (Rahman, 2005:23). Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
ُِِ ُّل لُ ٍد ي لُ ٍد َ الْ ِف ْرِ وَِمَّنَا َب اا ي ه ِ ااِِ َو ي نَ ِ رااِِ َو َُ ِ ساا َ ُْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ََ َ َ Artinya:“Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrahnya, maka hanya kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya seoarang Yahudi, seorang Nasrani, dan seorang Majusi”
4. Do’a- do’a Pranatal a. Do’a Untuk Anak agar Memperoleh Hidayah Sejak Sulbi Ayahnya Ketika orang-orang musyrik dari kalangan penduduk kota Thaif menolak seruan Nabi Muhammad SAW yang mengajak mereka untuk masuk agama Islam, lalu mereka mencaci dan melemparinya dengan batu, maka malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi Muhammad bahwa ia bersedia untuk menimpakan dua bukit Makkah kepada mereka (Rahman, 2005:31). Pada saat itu juga nabi Muhammad SAW yang berhati lembut lagi penyayang menjawab:
48
َْر ُ ْ َ ْ ُْ ِر َ ُ ِ ْن َ ْ َ ِِ ْ َ ْن يَ ْبُ ُد َ َو ْ َداُ َوَ يُ ْ ِرُك بِِ َ ْ ًأ Artinya: “Aku berharap semoga Allah mengeluarka dari sulbi mereka orang-orang yang mau menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (Muttafaq „Alaih)
Hadits di atas menunjukkan pengharapan Nabi Muhammad untuk umatnya. Meskipun Nabi diperlakukan tidak baik dan mereka tidak mengikuti ajakan nabi Muhammad SAW namun nabi tetap berharap dan berdo‟a kepada Allah agar kelak anak turunnya menjadi hamba Allah SWT yang mau mengikuti nabi dan menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan Allah SWT dengan apapun. Begitu mulianya sikap rosul yang tetap mendo‟akan umatnya meski ia diperlakukan tidak baik. Nabi Muhammad SAW memberikan bimbingan pula kepada kaum muslim agar melakukan hal-hal yang menghasilkan kemaslahatan bagi anak-anak mereka pada masa mendatang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
ِ ِ ِ ب ال َمَّن ْ َا َ َ ا َرَزقْ تَ نَا ْ ّاَلّ ُه َمَّن َ نّْبنا ال َمَّن ْ َا َ َو َ ن َبَ ًأدا
ِ ْهَ ُ قَ َال ِِب ْس ُ يُ ِ ْ بُ ُ ال َمَّن ْ ًأا
َلَ ْ َ َمَّن َ َ َد ُ ْ ِ َذا َت َ َفَ ُ ْلَ ٌد بَْ نَ ُه َما َولَ ٌد ف
Artinya: “Manakala seseorang di antara kalian sebelum menggauli istrinya terlebih dahulu mengucapkan: „Bismilaahi, Allohumma janibnassy syaithoona maa rozaqtanaa‟ (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, hindarkanlah kami dari gangguan setan dan hindarkan pula anak yang akan Engkau augerahkan kepada kami dari gangguan setan), kemudian dilahirkanlah dari keduanya seorang anak, niscaya selamanya setan tidak akan dapat mengganggunya.” (Muttafaq „Alaih). (Muhammad, t.th: 384)
49
Hadits di atas terkandung anjuran agar mengarahkan kepada kita bahwa sebaiknya permulaan yang kita lakukan dalam hal ini bersifat rabbani, bukan syaithani. Apabila disebutkan nama Allah pada permulaan senggama, berarti hubungan sebadan yang dilakukan suamiistri yang bersangkutan berdasarkan ketaqwaan kepada Allah dan dengan izin Allah anaknya nanti tidak akan diganggu oleh setan. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita untuk memilih orang-orang yang shalih, baik laki-laki maupun perempuan. Saat melakukan pernikahan, agar mereka berkemampuan untuk membesarkan dan mendidik generasi yang shalih. Demikianlah karena sesungguhnya bibit yang tidak shalih jelas tidak dapat memberikan keturunan yang shalih. Sebuah pepatah disebutkan bahwa orang yang tidak punya sesuatu, pasti tidak dapat memberikannya. Sehubungan dengan hal ini, Allah telah berfirman:
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang patut (kawin) darihamba-hamba sahayamu yang perempuan.” (QS. An-Nuur. 24/32) b. Do’a untuk Anak Ketika Masih Berupa Nuthfah Sewaktu Abu Thalhah keluar dari rumahnya, anaknya yang sedang sakit keras menghembuskan nafas terahirnya. Akan tetapi istrinya, Ummu Sulaim, tidak mengabarinya, saat ia pulang ke rumah tidak pula
50
memperlihatkan kepadanya penampilan orang yang bersedih. Ia justru melakukan sebaliknya; dia merias dirinya dan mempersiapkan makan malam untuk suaminya. Abu Thalhah yang sudah lapar pun langsung menyantap hidangan makan malamnya. Sesudah itu saat melihat istrinya bersolek, bangkitlah birahinya dan langsung menyetubuhi istrinya. Setelah semuanya itu berlangsung, barulah Ummu Sulaim menceritakan kepadanya degan cara bijak lagi cerdas bahwa anaknya telah meninggal dunia. Pagi harinya Abu Thalhah menemui Rasulullah SAW dan menceritakan kepadanya semua yang terjadi antara dirinya dan istrinya. Rasulullah SAW pun mendo‟akan keberangkatan bagi keduanya dalam persetubuhannya malam itu. Rosulullah SAW bersabda:
َِب َرَك ُ لَْ َتَ ُك َما Artinya:“Semoga Allah memberkati malam hari yang telah kalian berdua jalani.” Selang beberapa masa kemudian, lahirlah seorang bayi yang diberi nama „Abdullah oleh nabi Muhamma SAW dan berkat do‟a nabi setelah anak itu dewasa dan telah menikah, Allah memberinya sembilan anak yang semuanya hafal Al-Qur‟an. Kisah ini seluruhnya dalam Kitab Shahih Bukhari (Rahman, 2005:34). c. Dzikir untuk Keselamatan Bayi yang Akan Dilahirkan Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Al-Kalimut Thayyib menyebutkan bahwa ketika Fathimah, putri Nabi SAW telah dekat masa
51
kelahiran anaknya, Rasulullah SAW memerintahkan kepada Ummu Salamah dan Zainab binti Jahsy agar keduanya datang menemui Fatimah untuk membacakan di dekatnya ayat kursi (Rahman, 2005:39). dan Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesunguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas „Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A‟raaf (7): 54) Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang meciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam (berkuasa) di atas „Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang memberi syafa‟at kecuali sesudah ada izin-Nya. Yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu,maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Yunus (10: 3).
52
Sesudah itu keduanya membacakan pula surat al-falaq dan surat An-Naas yang dikenal dengan sebutan Al-Mu‟awwidzatain kepadanya.
C. Metode Pendidikan Anak dalam Kandungan 1. Metode Pendidikan Pranatal Mendidik anak dalam kandungan merupakan suatu pekerjaan besar yang
membutuhkan
motivasi
yang
kuat,
pemikiran,
ketelatenan,
pengorbanan dan kesungguhan yang nyata dari pihak pendidiknya yaitu orang taunya (Islam, 2004: 55). Karena mendidik anak dalam kandungan sungguh berbeda dengan mendidik anak yang sudah dilahirkan atau sudah memasuki jenjang formal dimana langkah-langkah dan metodenya telah diketahui dan telah diaplikasikandengan baik. Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak tersebut agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tauanya. Melainkan sekedar memberi stimulasi yang diproses secara edukatif kepada anak dalam kandungan melalui ibunya. Agar pendidikan berjalan dengan baik, maka pendidik perlu memahami prinsip pendidikan pranatal yang menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer yang ada 8 prinsip, yaitu sebagai berikut: a. Prinsip Kerja Sama Permainan-permainan
belajar
dan
latihan-latihan
stimulasi
membantu orang tua dan anggota keluarga lain belajar bekerja sama
53
untuk mencapai kesejahteraan bayi sebelum ia dilahirkan sehingga mereka akan mengetahui bagaimana bekerja sama setelah bayi lahir. b. Prinsip Ikatan Cinta Pralahir Latihan pendidikan pralahir membantu mempersiapkan untuk menerima bayi. Para psikolog dahulu berpendapat bahwa ikatan tidak akan terjalin sebelum bayi dilahirkan. Akan tetapi, dengan memainkan permainan-permainan belajar dan melakukan latihan-latihan, dapat mengungkapkan dan mengembangkan ikatan cinta sebelum kelahiran. Dr. James W. Prescoot juga telah melaporkan bahwa stimulasi gerakan dan sentuhan membantu bayi belajar memberi dan menerima kasih sayang. c. Prinsip Stimulasi Pralahir Seorang bayi belajar dari stimulasi. Sudah jelas bagi setiap orang tua baru bahwa stimulusi indra peraba seperti gelitik, stimulasi indra pendengaran seperti suara ibu, dan stimulasi indra penglihatan seperti gerakan dan warna-warna menjadi kesukaannya setiap hari dalam perkembangan
kehidupannya.
Latihan-latihan
pendidikan
pralahir
memberikan stimulasi sistematis bagi otak dan sistem perkembangan saraf bayi sebelum dilahirkan. d. Prinsip Kesadaran Pralahir Latihan-larihan pendidikan pralahir memiliki potensi mengajarkan bayi untuk menyadari bahwa tindakannya memiliki efek. Dan
54
mempunyai potensi besar dalam mempercepat bayi belajar tentang sebab akibat setelah bayi dilahirkan (Abdurahman, 1999:51) e. Prinsip Kecerdasan Albert Einstein dikabarkan telah menjawab sebuah pertanyaan mengenai kecerdasan bahwa “Rahasia kecerdasan saya yang tinggi adalah bahwa saya belajar sesuatu yang baru setiap hari dalam hidup saya.” Kecardasan berkembang dari rasa tertarik pada hal yag terjadi dan mengapa terjadi. Program pralahir mencakup latihan-latihan untuk menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap sensasi dan urutan yang dapat dipahami sebelum kelahiran.
f. Prinsip Mengembangkan Kebiasaan-Kebiasaan Baik Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik seperti berbicara dengan jelas kepada bayi, mengharapkan bayi menanggapi dan mengulang latihan-latihan pendidikan pralahir dengan perasaanb senang. g. Prinsip Melibatkan Kakak Sang Bayi Dengan ikut serta dalam latihan-latihan pendidikan pralahir, anakanak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan. h. Prinsip Peran Penting Ayah dalam Masa Kelahiran Penelitian telah membuktikan bahwa hubungan baik antara ayah dan bayi sangat berkaitan dengan perkembangan kemampuan sosial anak. Karena banyak latihan pendidikan pralahir dapat dilakukan dengan
55
mudah oleh sang ayah,dan sang bayi akan lebih menanggapi nada dalam suara ayah (Abdurahman, 1999:20). Dengan demikian pendidikan pranatal dilakukan sejak seseorang memilih calon suami atau istri. Hal ini disebabkan istri atau pun suami berpengaruh besar bagi keberhasilan pendidikan pranatal. Islam menuturkan (2004:56) bahwa metode pendidikan anak dalam kandungan yang sudah diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslimin dan mukminin masa lampau, dan hasil yang diperoleh dari praktik pendidikan mereka cukup menggembirakan yaitu: a. Metode Do’a Do‟a
merupakan
instrumen
yang
sangat
ampuh
untuk
mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allah lah yang berhak menentukan hasilnya bagi seseorang. b. Menjalankan ibadah Segala bentuk ibadah, mahdah dan ghairu mahdah,wajib dan sunnah, seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat, dan lain-lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali pengaruh ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain melatih kebiasaan-kebiasaan, juga akan menguatkan mental, spiritual dan keimanaan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa (Uhbiyati, 2009: 27). c. Membaca
56
Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh informasi penting dan ilmu pengethuan. Anak dalam usia kandungan 20 minggu (5 bulan) atau lebih sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya. Dengan demikian, ketika sang ibu membaca suatu informasi ilmu pengetahuan dengan mengekspresikan bacaan tersebut, maka aktivitas ini akan menjadi kegiatan yang penuh kehangatan sekaligus menyenangkan bagi hubungan ibu dan anak. Lebih-lebih jika orang tuanya (suami-istri) suka membaca AlQur‟an dengan diresapi artinya, maka orang tua tersebut telah memberikan rangsangan edukatif yang amat positif kepadanya. d. Menghafal Metode menghafal secara teknis sama dengan metode membaca. Letak perbedaannya hanyalah pada konsentrasi bidang bacaan atau studi yang ditekuni dan dihafal. Jika sang ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang bacaannya hingga hafal betul. Sehubungan dengan hal tersebut hendaknya istri atau suami gemar menghafal surat Al-Qur‟an ataupun hadis nabi yang pendek, agar kelak dalam kandungannya mempunyai kemampuan menghafal Al-Qur‟an maupun hadis nabi Muhammad SAW. e. Berdzikir
57
Dzikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Aktivitas ini sesuatu yang wajib bagi setiap orang-orang mukmin, yang berpegang teguh pada agama Allah SWT. Oleh karena itu seorang ibu (muslimah) sebaiknya dzikir sebagai agenda atau program pendidikan anak dalam kandungan, baik dzikir dalam arti umum atau khusus. Dzikir dalam arti umum ialah mengingat kepada Allah, baik dengan cara membaca kalimah thoyyibah, menegakkan shalat atau lainnya. Sedangkan dzikir dalam arti khusus yaitu membaca kalimah thoyyibah secara sirri atau pelan atau di dalam hati dan jahar, yaitu membaca kalimah La Ila Ha Illallah (tiada Tuhan selain Allah). f. Dialoag Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif antara janin dan orang-orang luar rahim, seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, dan anggota
keluarga
lainnya,
yaitu
utuk
menjalin
dan mengajak
berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya. g. Mengikuti pengajian ta’lim Mengikuti pengajian di majlis-majlis ta‟lim merupakan metode yang sangat relevan dalam upaya mendidik anak dalam kandungan. Sama halnya dengan mengaji Al-Qur‟an, ibu hamil yang mengukuti pengajian di majlis ta‟lim berarti merangsang bayi yang dikandungnya untuk mengikuti pengajian dan sejalan dengan itu, ibu telah membina lingkungan yang baik lagi Islami bagi dirinya dan bayinya. h. Bermain dan bercerita
58
Anak dalam kandungan seringkali melakukan aksi positif, seperti menendang-nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan ini meunjukkan bahwa janin tidak saja melakukan aksinya. Akan tetapi janin juga ingin aksinya itu mendapatkan sambutan, jawaban, respon dari luar rahim, yakni dari ibu atau ayahnya bahkan dari anggota keluarga lainnya. Hal ini dapat dimanfaat untuk berinteraksi yang lebih harmonis, dengan melakukan permainan-permainan edukatif, yang bersifat menghibur. Baihaqi (1999:20) menyatakan bahwa melagukan bacaan Al-Qur‟an, shalawat, qasidah dan nyanyian-nyanyian Indonesia yang religius dengan niat ibadah dan bermaksud mendidik anak dalam kandungan akan sangat bermanfaat bagi bayi yang di dalam kandungan.
i. Bercerita Metode bercerita dilakukan dengan menceritakan tokoh yang baik atau berjasa terhadap masyarakat. Cerita ini diberikan kepada anak melalui ibu/isteri yang sedang mengandung, seperti cerita para nabi, para sahabat, para pejuang, pahlawan terkenal, para ulama‟ besar, para wali, para pemimpin umat, para sufi yang terkenal kesalehannya, dan lain-lain yang memiliki akhlak terpuji dan pantas menjadi suri teladan umat. 2. Materi Pendidikan Anak dalam Kandungan Materi pendidikan anak dalam kandungan terbagi menjadi 3 tahap (Islam, 2004:82).
59
Tahap 1 Kelas 1
Periode Perkembagan Janin 18-20 minggu
Materi Ibadah dan adzan
Do,a takbir
Kelas 2
20-24 minggu
Bahasa
Kata-kata sensosianal
Kelas 3
24-28 minggu
Al-Qur‟an ibadah
Tahap 2 Kelas 1
Periode Perkembagan Janin 28-29 minggu
Ibadah
Adzan, sholat, wudlu, dzikir dan do‟a
Kelas 2
29-30 minggu
Al-Qur‟an
Ayat-ayat kisah nabia atau ayat makiyyah
Kelas 3
30-31
Bahasa, Kata-kata akidah, ahlak, utama, tauhid keilmuan, seni atau keimanan, sosial atau ukhuwah, syariah (fiqh), nasyid
Materi
Tahap Periode Materi ke 3 PerkembanganJanin Kelas 1 31-33 minggu Ibadah bahasa
Kelas 2 33-minggu kelahiran
60
Sub Materi dan
dan Qiro‟atul Qur‟an, adzan dan do‟a
Sub Materi
Sub Materi Sholat dan kata-kata kompleks
Al-Qur‟an, Tahfidz Aqidah, ahlaq, Qur‟an, tauhid keilmuan, seni atau keimanan,
dan olahraga
Kelas 3 Kelahiran
sosial atau ukhwah, syariah atau fiqih, sejarah, nasyid, dan bermain , menyanyi
Ibadah kegiatan Ibadah dan rutin kegiatan rutin.
Selain materi di atas Uhbiyati (2009:35) membagi materi pendidikan pranatal terbagi menjadi 8 yaitu: a. Praktik ibadah Anak dalam kandungan distimulir dengan latihan praktik ibadah agar terbiasa saat ia lahir kelak. Meskipun demikian, perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh orang tua yang rajin shalat beribadah dengan janin yang dikandungnya. b. Bahasa Memang anak dalam kandungan belum bisa berkata tetapi suatu kata dari pendidik didengarkan dan dapat diterima secara baik dengan tingkat penerimaan yang mendasar sekali.
c. Al-Qur’a dan Al-Hadits Anak dalam kandungan direspon untuk mendengarkan bacaanbacaan Al-Qur‟an agar ia terbina dan terlatih pada kondisi suasana
61
keislaman atau bersifat Islami, seperti ayat-ayat Al-Qur‟an dan Al-Hadis pendek. Adapun kalimat-kalimat pendek seperti: 1) Basmalah setiap akan memulai pekerjaan 2) Hamdalah setiap menerima kenikmatan 3) Subhanallah setiap melihat atau menemui sesuatu yang menakjubkan 4) Taraji‟ setiap menghadapi musibah 5) Hauqallah setiap menghadapi kesulitan d. Akhlak mulia Ibu yang sedang hamil harus menjaga akhlaknya dengan baik dan berbudi luhur, dimana hal itu akan memberikan pengaruh yang besar pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam kandungan. Orang tua jangan sampai melakukan perbuatan tidak semestinya terhadap binatang piaraan, juga jangan sampai memaki-maki orang lain. Binatang yang diperlakukan semena-mena ataupun orang lain yang dimaki-maki dapat mengumpat dan kelak berakibat tidak baik bagi bayi yang dikandungnya. Sebaliknya, hendaknya bersikap lemah lembut kepada siapapun.
e. Akidah Selama dalam kandungan, anak telah memiliki keyakinan tauhid, dengan pertolongan cahaya Ilahiyah dari Allah SWT. Oleh karena itu,
62
orang tua semestinya memelihara akidah atau keimanan yang dimiliki anak itu, misalnya dengan cara asmaul husna, membaca atau menghafalkan nama-nama malaikat, sifat wajib, mustahil atau ja‟iz bagi rasul, adanya hari ahir serta qodlo‟ dan qodar Allah. f. Syari’ah Hukum-hukum Islam seperti puasa, zakat, haji, muamalah, dan lainlain terutama yang ringan-ringan dapat dipakai sebagai materi pendidikan anak pranatal. Agar dihindari, materi-materi berat yang memerelukan pemikiran serius, sebab dikhawatirkan dapat menjadikan jenuh dan tidak dapat berlangsung dengan baik. g. Sejarah Islam dan ilmu pengetahuan yang lain Materi-materi
pendidikan
pelajaran
tersebut
dipelajari
dan
dipahami oleh ibunya dibacakan kepada anak yang dikandungnya agar anak dalam kandungan bertambah pengetahuan tentang Islam. h. Etika Agar pendidikan pranatal berlangsung dengan baik, suami ataupun istri supaya menaati aturan sebagai beruikut: 1) Banyak berdo‟a, memohon pertolongan kepada Allah SWT. 2) Taqarrub atau mendekatkan diri dengan Allah SWT. 3) Memberikan shadaqah kepada yang membutuhkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan, pendidikan pranatal merupakan pendidikan sebelum masa melahirkan. Sedangkan
63
lahirnya anak yang shaleh, tidak terlepas dari peran ibu ketika ia mengandung. Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan bahwa janin yang masih berada dalam rahim ibunya sudah dapat dididik, karena secara fisik janin sudah memiliki organ tubuh yang lengkap serta mampu mendengarkan dan dapat merespon stimulasi dari luar perut ibunya. Dengan demikian tujuan pendidikan anak dalam kandungan adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Adapun metode yang digunakan diantaranya adalah metode bicara atau komunikasi, metode do‟a, metode kasih sayang, metode cerita dan metode dzikir. Sedangakan materi yang digunakan adalah pokok-pokok ajaran Islam, iman dan ihsan.
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data
64
1. Profil Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang a. Sejarah Desa Rowoboni Desa Rowoboni berdiri sejak pertengahan abad XVI. Desa yang terletak dipesisir sebelah selatan Rawa Pening ini awal mulanya berasal dari kata Rowo dan Boni. Rowo mempunyai arti air dan Boni mempunyai arti sumber, atau dengan kata lain Rowoboni berarti Sumber Air (Dokumentasi, 01/09/2016). Sampai sekarang tak heran apabila di sekitar Desa Rowoboni di Dusun manapun terdapat sumber mata air. Salah satunya sebagai sumber yang tersebar di desa ini yaitu sumber air di Dusun Muncul. Yang hingga saat ini terkenal dengan “Pemandian Muncul”. Dahulu kala Desa Rowoboni ini di perintah oleh seorang demang yang bernama Ki Demang Suryo Mangun Broto yang beliaunya memiliki empat orang Istri. Salah satu istrinya yang paling di kenal oleh masyarakat pada waktu itu yaitu Nyi Ageng Pandan Wangi. Ki Demang beserta istri-istrinya pada waktu itu bertempat tinggal di Dukuh Rowoganjar. Selain Dukuh Rowoganjar, Desa Rowoboni memiliki nama Dukuh yang lain yaitu Dukuh Rowokancing, Rowopotro, Rowokinjeng, Rowosuyud, Rowogono, dan Muncul. Ki Demang Suryo Mangun Broto dan keluarganya adalah seorang pemerintah yang bijaksana. Nyi Ageng Pandanwangi sebagai seorang istri Demang memiliki kebiasaan menjemur sebagian kekayaannya yang berupa emas berlian di setiap hari Jum‟at kliwon. Setiap Tahunnya setiap
65
usai panen raya selalu mengadakan tasyakuran dengan mengadakan pertujukan pagelaran wayang kulit. Sebaliknya pada musim tanam, masyarakat mendapat giliran untuk menggarap sawah Ki Demang (Dokumentasi, 01/09/2016). Kebiasaan
Tahunan
lainnya
yaitu
setiapmenjelang
bulan
Ramadhan tiba masyarakat menggelar ritual megengan, yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan padusan. Kebiasaan ini bertujuan untuk membersihkan diri dan mensucikan dirisebelum melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan. Hingga pada suatu ketika Rawa Pening mengalami luapan sekitar Tahun1933 yang berdampak kepada pindahnya sebagian dukuh yang terletak di pesisir Rawa Pening. Hingga sekarang Desa Rowoboni memiliki enam Dusun yaitu Dusun Muncul, Rowoganjar, Rowokasam, Candisari, Gondangsari, dan Sentul (Dokumentasi, 01/09/2016) b. Geografi Desa Rowoboni adalah salah satu dari sepuluh desa yang berada di wilayah Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang (Dokumentasi, 01/09/2016)
c. Luas Wilayah Wilayah Desa Rowoboni seluas 512,80 Ha dari: 1) Tanah sawah seluas 97,35 Ha a) Irigasi tehnis
:0 Ha
66
b) Irigasi setengah tehnis
:0 Ha
c) Irigasi sederhana
:97, 35 Ha
2) Tanah kering seluas 55, 25 Ha a) Pekarangan/perumahan
:25,25 Ha
b) Tegalan
:30 Ha
3) Tanah Seluas
:350 Ha
4) Lain-lain
:10, 20 Ha
d. Iklim Desa Rowoboni beriklim sedang, terletak di ketinggian 450 M dari permukaan air laut, curah hujan rata-rata 2.000 s/d 3.000 mm tiap Tahun. e. Batas-batas Desa Rowoboni terletak di Kecamata Banyubiru dengan batas-batas 1) Sebelah Utara
:Rawa Pening.
2) Sebelah Barat
:Desa Tegaron dan Desa Kebondowo.
3) Sebelah Selatan :Desa Kebumen dan Desa Gedong. 4) Sebelah Timur
:Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang
f. Jumlah Dusun Desa Rowoboni terdiri dari 6 dusun yaitu: 1) Dusun Muncul 2) Dusun Rowoganjar
67
3) Dusun Rowokasam 4) Dusun Candisari 5) Dusun Gondangsari 6) Dusun Sentul g. Demografi 1) Jumlah Penduduk Desa Rowoboni Sebanyak 2.456 yang terdiri dari: a) Laki-laki
:1.236 jiwa
b) Perempuan
:1.220 jiwa
c) Jumlah kepala keluarga
:723 KK
d) Jumlah RW
:6 RW
e) Jumlah RT
:15 RT
2) Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian a) PNS
:28 Orang
b) TNI
:6 Orang
c) POLRI
:2 Orang
d) Pegawai swasta
:332 Orang
e) Pensiunan
:34 Orang
f) Buruh Bangunan
:83 Orang
g) Buruh Industri
:88 Orang
h) Petani
:237 Orang
i) Peternak
:7 Orang
j) Nelayan
:178 Orang
68
k) Lain-lain
:354 Orang
3) Jumlah penduduk menurut agama a) Islam
:2.442 Orang
b) Katolik
:13 Orang
c) Kristen
:1 Orang
d) Hindu
:0 Orang
e) Budha
:0 Orang
4) Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin: Daftar tabel 1.3 jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelimin. NO Umur (Th)
Laki-laki
Perempuah
Jumlah Jiwa
1.
0-1
48
62
110
2.
1-5
88
96
184
3.
6-10
103
100
203
4.
11-15
111
86
197
5.
16-20
86
85
171
6.
21-25
92
99
191
7.
26-30
138
114
252
8.
31-40
185
180
365
9.
41-50
184
169
353
10.
51-60
110
105
215
11.
60 ke atas
91
124
215
Jumlah
1.236
1.220
2.456
.
69
5) Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan a) TK/Play group: 108 Orang b) Belum tamat SD
:247 Orang
c) Tidak tamat SD
:151 Orang
d) Tamat SLTP
:364 Orang
e) Tamat SLTA
:471 Orang
f) Tamat Akademik/Diploma
:61 Orang
g) Sarjana ke atas
:40 Orang
6) Sarana dan Prasarana: a) Pendidikan anak usia dini (PAUD)
:2 buah, guru 8 orang, 65
anak b) Taman kanak-kanak (TK)
:2 buah, guru 6 orang, peserta
didik 106 anak c) Sekolah Dasar (SD)
:2 buah, guru 14 orang,
peserta didik 297 d) Madrasah Ibtidaiyah (MI)
:1 buah, guru 7 orang, peserta
didik 72. e) Masjid
:4 buah
f) Mushola
:7 buah
h. Struktur Kepengurusan Secara struktur sistem tata kerja pemerintah Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
70
1) Kepala Desa
:Agus Salim
2) Sekretaris Desa
:Hardono
3) Kepala seksi keuangan
:Rumaekah
4) Kepala seksi umum
:Latifah
5) Kepala urusan pemerintahan
:Agung Sudarmanto
6) Kepala urusan pembangunan
:-
7) Kepala urusan kemasyarakatan
:Sri Mulyono
B. Profil Subjek Penelitian 1. Data informan Tabel 2.3 Daftar Ibu Hamil No. Nama Ibu Hamil
Usia Ibu Hamil
Usia Kandungan
1.
FNJ
28 Tahun
5 bulan
2.
KR
23 Tahun
5,5 bulan
3.
WN
28 Tahun
8,5 bulan
4.
VA
21 Tahun
9,5 bulan
5.
INR
28 Tahun
9,5 bulan
6.
DAZ
22 Tahun
2,5 bulan
2. Profil Keluarga 71
a. Profil Keluarga Ibu FNJ Ibu FNJ lahir di Kabupaten Semarang begitu juga suaminya bapak NR lahir di Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2007 keluarga ini mempunyai satu anak yang bernama SH yang masih duduk dibangku kelas IV SD, sedangkan anak yang sedang dikandung merupakan anak ke dua. Selain itu pendidikan terahir ibu FNJ dan bapak NR adalah SMA/sederajat. Ibu FNJbekerja sebagai karyawan di pabrik obat dan suaminya berwiraswasta. b. Profil Keluarga Ibu KR Ibu KR lahir di Salatiga dan suaminya bapak MK lahir di Kabupaten Semarang menikah pada Tahun 2016. Ibu KR dulunya bekerja sebagai karyawan di pabrik kemudian keluar karena terjadi pelemahan janin yang dikandungnya, pekerjaan suaminya (bapak MK) adalah berwiraswasta. Pendidikan terahir ibu KR SMA/sederajat dan pendidikan terahir bapak MK SMP. c. Profil Keluarga Ibu WN Ibu WN lahir di Kabupaten Semarang dan suaminya bapak AG lahir di Salatiga, menikah pada Tahun 2007 keluarga ini mempunyai satu anak yang sudah duduk dibangku kelas 1 SD yang bernama MG. Suaminya bekerja sebagai security di bank BRI Salatiga dan ibu WN ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir ibu WN dan Bapak AG adalah SMA/sederajat. d. Profil Keluarga Ibu VA
72
Ibu VA lahir di Kabupaten Semarang begitu juga suaminya bapak SK lahir di Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2015. Ibu VA bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya sebagai buruh bangunan. Pendidikan terahir ibu VA SMA/sederajat dan pendidikan terahir bapak SK SMP. e. Profil Keluarga Ibu INR Ibu INR lahir di Sumatra dan suaminya bapak SPR lahir di Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2009 keluarga ini sudah di karuniai satu anak berumur 3,5 Tahun. Pekerjaan ibu INR setiap harinya adalah berdagang dan suaminya bekerja sebagai karyawan pabrik. Pendidikan terahir ibu INR dan bapak Sapari SMA/sederajat. f. Profil Keluarga Ibu DAZ Ibu DAZ lahir di Sumatra dan suaminya bernama AAB lahir di Kabupaten Semarang, pekerjaan ibu DAZ adalah ibu rumah tangga dan bapak Ahmad AAB adalah berwiraswasta. Pendidikan terahir ibu DAZ dan bapak AAB adalah SMA/sederajat.
C. Temuan Penelitian 2. Pendidikan Pranatal Menurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Pranatalberasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal yang berarti lahir, jadi pranataladalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal adalah
73
aktivitas-aktivitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliput sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani (Mansur, 2004:16). Dalam pendidikan pranatal menurut Islam, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak yang diidam-idamkannya. Tentunya metode yang digunakan dalam pendidikan pranatal pun berbeda-beda karena seseorang juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Di bawah ini yang akan penulis paparkan yaitu tentang metode pendidikan pranatal menurut Islam studi kasusibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu yang sedang mengandung. a. Menurut Ibu FNJ Usia kandungan ibu FNJ 5 bulan, kegiatan ibu FNJ adalah bekerja di pabrik. Anak yang dikandung ibu FNJ adalah anak kedua. Adapun metode yang digunakan ibu FNJ dalam
pendidikan pranatal adalah
sholat, membaca Al-Qur‟an, berzikir, do‟a dan mengikuti pengajian setiap malam Sabtu. Seperti penuturannya: “Usia kandungan saya sekarang 5 bulan, kegiatan saya setiap hari adalah bekerja dipabrik, cara untuk mendidik janin secara Islamyang saya lakukan yaitu semisal neloni gitu mbak, selain itu membaca AlQur‟a , kalau habis sholat itu saya dzikir, do‟a dan setiap malam minggu itu disini ada yasinan dan dilanjutkan ceramah dari ustaz atau ustadzah. Tujuannya ya agar mengerti agama dan menjadi anak yang sholih sholikhah” (FNJ/02/10/2016). b. Ibu KR
74
Usia kandungan ibu KR 5,5 bulan, kegiatan sehari-hari adalah bekerja di pabrik, kandungannya sempat mengalami lemah karena terlalu banyak aktivitas. Metode yang digunakan Ibu KR dalam pendidikan pranatal
yaitu
menjaga
perilakunya,
membaca
Al-Qur‟an
dan
mendengarkan sholawat, seperti ungkapan ibu KR sebagai berikut: “Usia kandungan saya 5 setengah bulan. Alhamdulilah sehat tapi kemarin agak lemah karena kebanyakan aktivitas, kemarin itu saya kerja di pabrik kadang lembur jadi agak kontraksi gitu. Proses pendidikan ya gerak sedikit-dikit (olahraga) terus menjaga ucapan karena itu juga akan berpengaruh terhadap anak saya nantinya. Tiap sholat magrib ngaji, selain itu tiap malam itu saya ajak ngobrol bapaknya juga ngajak ngobrol terus, kadang juga saya putarkan sholawatan. Tujuannya agar setelah lahir bisa ngerti agama” (KR/04/10/2016). c. Ibu WN Dalam kesaharian ibu WN adalah ibu rumah tangga, adapun anak yang sedang dikandung merupakan anak ke-2. Dalam pendidikan pranatal ibu WN menggunakan metode mendengarkan musik-musik Islami selain itu berdzikir, do‟a dan mengajak berkomunikasi. Selain itu ibu WN juga menerapkan prinsip melibatkan kakak sang bayi untuk memahami kondisi ibunya ketika mengandung dan setelah melahirkan nantinya, seperti penuturannya: “Usia kandungan 8 setengah bulan. Alhamdulilah keadaan kandungan sehat. Saya menanamkan pendidikan dalam kandungan ya sejak awal kandungan. Kadang ya saya dengarkan musik mbak, sholawatan dan kosidahan, caranya tinggal saya putarkan lewat HP volumenya ya di naikkan. Kadang saya juga sholat malam, berdzikir dan do‟a. Bisanya juga di ajak ngobrol bapaknya dan kakaknya juga. Saya juga mengajarkan kepada anak saya yang pertama ini agar tidak iri ketika adiknya sudah lahir nanti. Tujuaanya agar menjadi anak sholih” (WN/06/10/2016).
75
d. Menurut ibu VA Anak yang dikandung ibu VA merupakan anak pertamanya. Ia melaksanakan pendidikan pranatal secaraIslamsejak awal mengetahui jika anak dalam kandungan bisa dididik itupun dari salah satu tokoh agama yang berada di dusunnya. Metode pendidikan
pranatal yang
dilakukan ibu VA yaitu membaca Al-Qur‟an, berdo‟a, mengelus perut, dan mengikuti pengajian rutinan di masjid. Hal ini berdasarkan ungkapan ibu VA dibawah ini: “Proses pelaksanaan pendidikannya ya biasa gitu mbak pada usia 3 bulan memasuki 4 bulan itu saya teloni kemudian pada usia kandungan saya 7 bulan itu juga saya pitoni supaya selamat. Kalau habis magrib itu saya rutin mengaji Al-Qur‟an supaya anak saya bisa mengenal arabarab, biar terbiasa dengan kalimat Al-Qur‟an, selain itu saya juga berdo‟a untuk kebaikan kandungan saya supaya selamat dan dimudahkan dalam proses kelahirannya apalagi sekarang usia kandungan saya sudah tua mbak. Kalau amalan saya sehari-hari membaca surat Maryam, itu saya dikasih tau sama tetangga saya yang kebetulan menjadi tokoh agama di sini. Kalau surat yusuf jarang sih mbak. Kadang juga saya mengelus-elus perut saya mbak biar merasakan sentuhan dari ibunya, tapi kadang saya juga ikut pengajian di masjid tiap minggu biar saya dan anak saya selalu mendapatkan kebaikan dari Allah selain itu juga dapat berbaur dengan ibu-ibu yang lain”(VA/07/10/2016). e. Menurut ibu INR: Usia kandunagan ibu INR 38 minggu, anak yang dikandungnya merupakan anak kedua. Ibu INR menanamkan pendidikan pranatal sejak usia kandungan 3 bulan. Adapun metode pendidikan digunakan
adalah
membaca
Al-Qur‟an,
pranatal yang
berpuasa,
megelus
perutnya,cerita, bercakap-cakap (komunikasi), berdzikir, dan do‟a yang
76
bertjuan semoga menjadi anak yang sholih. Sesuai dengan penuturan ibu INR: “Usia kandungan saya 38 minggu (9,5 bulan) lebih sedikit mbak, bersyukur sekali kandungan saya diberikan kesehatan mbak. Iya kata bidan saya memang bayi yang masih dalam kandungan sudah dapat dididik. Saya melakukan pendidikan ini sejak usia kandungan 3 bulanan mbak. Saya mulai lebih sering mengaji Al-Qur‟an sampai sekarang dan semoga saja tetap istiqomah agar anak saya menjadi anak yang sholih. Selain itu saya puasa mbak, berlatih untuk prihatin dan supaya jadi kebiasaan baik, kadang-kadang perut saya elus-elus,. Selain itu juga bercerita, saya ajak ngobrol juga mbak, setelah sholat juga saya berdzikir dan berdo‟a untuk anak saya semoga lahir dalam keadaan sempurna dan menjadi anak sholih” (INR/07/10/2016) f. Menurut ibu DAZ. Usia kandungan ibu DAZ adalah 10 minggu (2,5 bulan). Ibu DAZ merasa senang dengan anak pertamanya itu, pada usia kandunagan yang masih dini ini ibu DAZ belum rutin melakukan hal-hal yang bersifat Islami untuk mendukung kandungannya akan tetapi ia akan lebih akan sering melakukanya pada usia kandungan tiga bulan. Metode yang digunakan ibu DAZ dalam pendidikan pranatal adalah membaca artikel, membaca Al-Qur‟an setelah sholat magrib, berdzikir dan do‟a. Sesuai dengan ungkapan ibu DAZ sebagai berikut: “Usia kandungan saya 10 minggu (2 bulan). Alhamdulilah sehat, saya senang sekali dengan kandungan ini karena ini anak pertama saya. Menurut saya anak yang masih dalam rahim itu bisa dididik karena kata ibu saya anak dalam rahim itu sudah dapat bergerak-gerak seperti menendang-nendang gitu apalagi kalau usia kandungan sudah tua mbak. Ya sedikit-sedikit sudah menerapkan tapi belum rutin insyaallah kalau sudah kandungan berusia 3 bulan saya akan lebih giat lagi untuk mendidik anak saya.Ya sekarang ini mbak sudah saya mulai sedikit-dikit. Cara yang saya gunakan buka-buka google baca artikel tapi kalau habis magrib saya ngaji biar anak saya besuk juga bisa ngaji. Terus setiap habis sholat saya sempatkan dzikir dan do‟a untuk kesehatan,
77
kemudahan dan kebaikan anak, semoga menjadi anak yang sholih dan sholikhah dan cita-citanya terkabul” (DAZ/08/10/2016). Melihat temuan di atas mengenai metode yang dilakukan oleh ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut Islam maka dapat dikatakan bahwa setiap satu orang ibu hamil tidak hanya menggunakan satu metode akan tetapi menggunakan beberapa metode sekaligus, diantaranya metode berdo‟a, metode dzikir, metode membaca Al-Qur‟an, metode membaca buku, metode berkomunikasi, metode cerita, metode berlagu, metode beribadah, metode mendengarkan pengajian di majlis ta‟lim, dan metode sholat. Dengan demikian ibu-ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 sebagian besar sudah menanamkan pendidikan pranatal menurut Islam dengan menggunakan caranya masing-masing. Nawawi (1993:121) mengungkapkan Kedewasaan psikis (rohani) sebagai tujuan pendidikan secara umum kemampuan bertanggung jawab sendiri terhadap sikap, cara berpikir dan tingkah laku, baik pada diri sendiri, masyarakat dan kepada Allah SWT. Kedewasaan ini tidak tercapai secara otomatis dalam perkembangan setiap anak, terutama jika orang dewasa sebagai pendidik mengehendaki isi atau warna tertentu di dalam psikis (rohani) anak (subjek) didik. Dengan demikian dalam mendidik janin secara Islami yang telah dilakukan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, juga memiliki tujuan, seperti yang telah dipaparkan ibu hamil dalam wawancara diatas.
78
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal Menurut Islam studi kasusIbu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Dalam melakukan setiap pekerjaan kerapkali muncul masalahmasalah yang dapat menghambat proses pelaksanaan pekerjaan tersebut. Begitu pula dalam pendidikan pranatal menurut Islam oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Tidak sedikit masalah-masalah yang dihadapi oleh ibu hamil dalam pendidikan pranatal secara Islam. a. Ibu FNJ 1) Faktor Pendukung Dalam keluarga ibu FNJ, terdapat faktor yang mendukung dalam pendidikan pranatal menurut Islamdiantaranya dukungan dari keluarga, ibu dan suaminya, selain itu makan-makanan yang bergizi misalnya susu dan sayur. Sesuai dengan ungkapan ibu FNJ: “Ya walau sudah pisah rumah dengan orang tua tetapi mereka tetap mengingatkan akan hal ucapan dan perbuatan untuk selalu dijaga, karena hal itu akan mempengaruhi janin saya. Dukungan dari suami ya, selalu mengingatkan saya dalam hal kebaikan dan ibadah. Selain itu makan-makanan yang bergizi susu, sayur, dan buah” (FJN/02/10/2016). 2) Faktor Penghambat Faktor
penghambat
dalam
pendidikanpranatal
menurut
Islamoleh ibu FNJ adalah fisik merasa lelah setelah pulang kerja,
79
selain itu belum rutin dalam melakukan pendidikan pranatal menurut Islam hal ini disebabkan karena dalam pekerjaan ibu FNJ mengikuti shift (shift malam dan shift siang), sehingga jika masuk shift malam tidak bisa mengikuti kajian rutinan malam Sabtu (pengajian/yasinan) atau membaca Al-Qur‟an di malam hari. Adapun solusinya ibu FNJ menggunakan waktu sebaik mungkin untuk mendidik janinnya. Jika ibuFNJ masuk kerjanya siang maka waktu malam ia gunakan untuk melakukan kegiatan yang bersifat religius yang bertjuan untuk mendidik janinnya, begitu sebaliknya jika ibu FNJ kerja malam hari ia akan meluangkan waktunya untuk melakukan kegiatan yang bersifat religius pada siang hari.Berikut penuturan ibu FNJ: “Namanya orang hamil kadang pegal-pegal, apalagi kalau sudah pulang kerja sudah lelah jadi langsung istirahat. Ditempat saya kerja itu ada shift-shiftan jadi saya mengikutinya, kalau masuk shift malam gitu saya tidak bisa mengikuti kegitan tiap malam sabtu (pengajian/yasinan) bahkan terkadang saya juga jarang membaca AlQur‟an. Untuk itusebisa mungkin jika saya masuk di sift siang atau sift malam saya gunakan waktu sebaik mungkin, ya intinya saya luangkan waktu untuk mendidik janin ini. Kalau badan sudah merasa lelah ya saya istirahat sebentar, dan saya tidak pernah memaksakan untuk pekerjaan ini” (FJN/02/10/2016). b. Ibu KR 1) Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu KR terdorong dari keinginannya sendiri karena ingin mempuyai anak yang mengerti agama, selain itu dukungan dari keluarga dan kerjasama antar dirinya dan suaminya. Makanan yang sehat, susu,
80
dan vitamin juga ia konsumsi untuk mendukung kesehatan janinnya. Sesuai dengan apa yang diungkapkan ibu KR: “Yang pertama itu dari orang tua selalu mengingatkan misal dalam hal makanan, mana yang boleh atau tidak boleh dimakan, mengingatkan tentang ucapan dan perilaku saya. Suami saya juga selalu memberi motivasi ya pokoknya ada kerjasama antara saya dan suami saya untuk kebaikan anak kami. Untuk makanan saya sampai sekarang masih mengkonsumsi susu dan vitamin agar bayi saya sehat” (KR/04/10/2016). 2) Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu KR adalah kegiatan yang sangat padat sehingga pernah mengalami lemah kandungan. Adapun solusi yang dilakukan ibu KR adalah istirahat untuk beberapa hari tanpa melakukan kegiatan apapun. Sesuai apa yang dituturkan ibu KR: “Kemarin itu pernah mengalami lemah kandungan karena aktivitas saya yang padat, terus saya keluar dari pekerjaan karena saya harus bed rest terlebih dahulu” (KR/04/10/2016). c. Ibu WN 1) Faktor Pendukung Faktor yang mendukung dalam pendidikanpranatal oleh ibu WN adalah adanya perhatian dan motivasi dari keluarga, makanan yang bergizi. Berikut ungkapan ibu WN: “Kalau dari keluarga itu sangat mendukung mbak, kadang saya disuruh kerumah ibu saya dibelikan buah-buahan, dimasakkan sayur yang baik untuk kesehatan anak saya, terus diberi arahan bagaimana sebaiknya ibu yang sedang hamil itu agar anaknya baik pula. Kalau suami saya ya alhamdulilah selalu memberikan dorongan contohnya saya dibangunkan ketika malam diajak sholat tahajud dan berdo‟a” (WN/06/10/2016).
81
2) Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu WN adalah malas, susah makan, badan bagian belakang (punggung) terasa sakit, terkadang juga anak pertamanya rewel. Untuk menanggulangi itu ibu WN mengkonsumsi vitamin dan ibu WN selalu memberikan pengertian kepada anak pertamanya untuk memahami kondisi ibunya. Berikut ungkap ibu WN: “Kadang saya pas dirumah sendiri gini malah malas, saya juga akhir-akhir ini gak selera makan, terus badan yang bagian belakang ini kadang-kadang pegal-pegal. Anak yang pertama ini juga kadang-kadang masih manja rewel semisal kalau saya sedang membaca Al-Qur‟an dia (anak yang pertama) minta apa lah gitu.Untuk itu saya selalu mengkonsumsi vitamin. Dan saya juga kasih tau kepada GNT (anak pertama) tentang kondisi saya,agar tidak begitu rewel dan iri dengan adiknya jika sudah lahir.” (WN/06/10/2016).
d. Ibu VA 1) Faktor Pendukung Beberapa faktor yang mendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu VA di antaranya adalah faktor lingkungan, faktor keluarga, dan kemauan sendiri. Ibu VA mengungkapkan: “Alhamdulilah kalau di sekitar sini itu masih banyak kegiatan pengajian dan jika mau kemasjid juga dekat, kalau keluarga terutama ibu saya selalu mengingatkan dan mengarahkan, sebenarnya kemauan untuk mendidik anak dalam kandungan sih kemauan diri sendiri mbak, agar menjadi anak yang sholih atau sholikhah” (VA/07/10/2016).
82
2) Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam penanaman pendidika pranatal oleh ibu VA adalah kadang merasa malas. Untuk itu ibu VA meminta bimbingan dan arahan kepada ibunya untuk selalu mengingatkannya jika ia melakukan hal yang tidak baik dan bermalas-malasan. Ibu VA mengungkapkan: “Ya saya itu kalau sudah duduk gini kadang malas ngapangapa pengennya tidur terus mungkin itu juga bawaan dari kehamilan ini mbak. Ya pada awal itu saya bilang ke ibuku untuk selalu menasihati dan mengarahkan saya, karena saya memang baru hamil sekali ini dan belum mengetahui apapun, dan alhamdulilahnya ibu saya tidak bosan-bosan untuk mengarahkan saya” (VA/07/10/2016). e. Ibu INR 1) Faktor Pendukung Faktor yang mendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu INR adalah kemauan sendiri dan dukungan dari suami. Ibu INR mengatakan: “Karena saya ingin memiliki anak yang sholih atau sholikhah jadi saya berusaha untuk memperbaiki diri saya sendiri, ya misalnya tadi to mbak saya mengaji, berpuasa, berdo‟a selain itu suami saya juga selalu mengingatkan jika saya salah saya harus perbaiki sikap saya lagi” (INR/07/10/2016). 2) Faktor Penghambat Faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu INR adalah ketika badan merasa sakit-sakit atau pegal-pegal.
83
Untuk itu ibu INR jika badan merasa sakit ia segara istirahat dan tidak melakukan aktivitas apapun. Ungkapan ibu INR: “Kalau saya gak terlalu sibuk mbak, tapi pas badan saya terasa sakit dan pegal-pegal saya cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas lainnya” (INR/07/10/2016). f. Ibu DAZ 1) Faktor pendukung Faktor pendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu DAZ adalah karena tegnologi yang sudah maju maka ibu DAZ lebih mudah
dalam
mencari
persoalan
yang
berkaitan
dengan
kandungannya melalui google, dari diri sendiri dan dukungan dari suami. Seperti ungkapan ibu DAZ: “Sekarang itu serba mudah saya setiap ada apa yang menyangkut diri saya terutama kandungan ini saya buka google mbak, saya baca-baca lalu saya terapkan, kalau dari pribadi juga termotivasi untuk mempunyai anak yang lebih baik, dari suami juga mbak” (DAZ/08/10/2016). 2) Faktor penghambat Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu DAZ adalah ketika merasa lemas dan lelah. Untuk itu ibu DAZ beristirahat untuk menjaga kandungannya yang masih muda. Ungkap Ibu DAZ: “Kadang saya merasa lemas dan lelah sayatidak melakukan aktivitas, saya hanya tiduran di ranjang, ya mungkin ini bawaan kandungan sayayang masih berusia muda, semoga nanti kelanjutannyatidak begini lagi mbak” (DAZ/08/10/2016).
84
Melihat temuan diatas mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam maka dapat dikatakan mayoritas ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 mempunyai faktor pendukung yang sama di antaranya, faktor dukungan dari keluarga, faktor dukungan dari suami, faktor keinginan sendiri, faktor makanan yang bergizi, dan faktor lingkungan sekitar. Begitu juga faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal, mayoritas ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 memiliki hambatan yang sama. Adapun faktor penghambat yang paling dominan yaitu dari diri sendiri seperti malas, badan terasa sakit, dan aktivitas yang padat. Selain itu faktor penghambat lainnya yaitu dari keluarga dan lingkungan. Setiap ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dalam menanggulangi hambatan-hambatannya mereka memiliki solusi yang berbeda-beda. Seperti merasa malas meminta orang lain atau keluarga untuk selalu mengingatkan dan mengarahkannya, jika badan mulai terasa lelah dan sakit ibu hamil segera istirahat, jika ibu hamil malas makan maka ibu hamil mengkonsumsi vitamin dan makanan yang sehat dan bergizi, jika ibu hamil padat dengan aktivitasnya maka ibu hamil meluangkan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas yang bersifat religius yang bertujuan untuk mendidik janinnya. Begitu juga dalam keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada ibu hamil untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya
85
melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik. Selain itu hendaknya dalam keluarga mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi ibu atau ayah bagi bayi. Faktor yang menghambat dalam ligkungan seperti masih jauhnya dari peradaban yang religius hendaknya ikut serta dalam menjaganya. Meski tidak turut menjaga secara terus-menerus, dengan cara menciptakan lingkungan yang bernuansa Islami, aman, tentram, dan damai maka akan sangat membantu perkembangan bayi pranatal.
86
BAB 1V ANALISIS DATA B. Metode yang Digunakan Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dalam Pendidikan Pranatal Menurut Islam. Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya bangsa ditentukan oleh anak di masa sekarang. Islam pun telah memberikan perhatian kepada ibu hamil untuk memperhatikan janinnya. Karena masa selanjutnya akan ditentukan oleh pendidikan dalam kandungan. Jadi Islam sangat memperhatikan pendidikan umat manusia sejak dini, bahkan sejak masih dalam kandungan ibunya. Dalam Al-Qur‟an ada banyak ayat yang menyeru orang tua untuk mendidik, membimbing, menjaga, dan melindungi anaknya, termasuk pendidikan anak yang masih berada dalam kandungan (pranatal).
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS AtTahrim: 6) 87
Melihat ayat di atas mengingatkan kepada semua manusia serta orangorang yang beriman agar mereka tidak meninggalkan anak turunnya yang lemah jiwa dan raga serta menjaganya dari siksa api neraka. Dalam arti peran orang tua adalah sebagai pendidik maka pendidik harus bertanggung jawab dalam mendidik, membina, dan mengarahkan anaknya. Mendidik anak dalam kandungan merupakan suatu pekerjaan besar yang membutuhkan motivasi yang kuat, pemikiran, ketelatenan, pengorbanan dan kesungguhan yang nyata dari pihak pendidiknya yaitu orang taunya (Islam, 2004: 55). Hal ini dikarenakan mendidik anak dalam kandungan sungguh berbeda dengan mendidik anak yang sudah dilahirkan atau sudah memasuki jenjang formal dimana langkah-langkah dan metodenya telah diketahui dan diaplikasikan dengan baik. Dalam mendidik anak dalam kandungan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Tahun 2016 pun tidak hanya membutuhkan motivasi dari dirinya sendiri, akan tetapi membutuhkan motivasi dari orang lain seperti suami, orang tua, dan orang-orang yang berada disekitarnya. Pengorbanan ibu hamil tidak sedikit mereka harus menempuh perjalanan sulit untuk menjaga kandungannya agar tetap sehat dan baik, perasaan seperti cemas dan hati-hatipun muncul dalam benaknya. Hal ini terbukti dari hasil wawancara terhadap ibu KR. Ibu KR harus berhenti bekerja demi kesehatan kandungannya.
88
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak tersebut agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tauanya. Melainkan sekedar memberi stimulasi yang diproses secara edukatif kepada anak dalam kandungan melalui ibunya. Islam menuturkan (2004:56) metode pendidikan anak dalam kandungan yang sudah diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslimin dan mukminin masa lampau, dan hasil yang diperoleh dari praktik pendidikan mereka cukup menggembirakan. Diantaranya adalah metode berdo‟a, metode ibadah, metode membaca, metode menghafal, metode berdzikir, metode berdialog, metode mengikuti pengajian di majlis ta‟lim, metode bermain dan bercerita, dan metode berlagu. Hal ini juga diterapkan oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. 1. Metode Do’a Kebanyakan dari ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2016 metode yang digunakan adalah metode do‟a. Karena do‟a merupakan suatu pengharapan yang dipanjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Islam (2004:57) menuturkan do‟a merupakan instrument yang ampuh untuk mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allah-lah yang berhak menentukan hasilnya. Dengan do‟a seseorang akan terbesit dan tersugesti dengan do‟anya dan termotivasi menjadi seorang yang kuat, penuh optimis
89
dan mempunyai harapan yang pasti dan ampuh melakukan aktifitas yang baik.
2. Metode Menjalankan Ibadah Menjalankan ibadah baik itu ibadah wajib maupun ibadah sunah dalam pendidikan pranatal secara Islam merupakan perbuatan yang akan mempengaruhi kebiasaan anak. Aplikasi kegiatan ibadah, menguatkan mental spritual dan keimanan anak. Uhbiyati, (2009: 27) menuturkan segala bentuk ibadah, mahdah dan ghairu mahdah, wajib dan sunnah, seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat, dan lain-lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali pengaruh ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain melatih kebiasaan-kebiasaan, juga akan menguatkan mental, spiritual dan keimanaan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa. Dalam prosesnya ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, tahun 2016 juga menggunakan metode menjalankan ibadah, seperti sholat fardlu, sholat sunnah, mengkuti kajian rutinana (pengajian) dan berpuasa. Dalam hasil observasi ibu INR mengungkapkan bahwa salah satu metode yang digunakan dalam mendidik anak dalam kandungan adalah berpuasa yang bertujuan agar menjadi kebiasaan yang baik. 3. Metode Membaca
90
Anak dalam kandungan pada usia dua puluh minggu (lima bulan) lebih bisa menyerap informasi melalui pengalaman-pengalaman stimulasi. Metode ini dilakukan dengan cara metode membaca cerita. Pada umumnya dalam keluarga Islam dianjurkan untuk sering membaca surat Yusuf, yang terkenal dengan cerita keistimewaan Nabi Yusuf baik fisik maupun mental, yakni cerdas, sabar, jujur dan memiliki sifat kepemimpinan. Selain itu juga dianjurkan untuk membaca surat Maryam dengan tujuan agar memperoleh kemudahan saat melahirkan dan mendapatkan anak yang sholikhah. Berdasarkan hasil wawancara kepada ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru,
menerapkan pendidikan
Kabupaten
Semarang,
tahun
2016
dalam
pranatal salah satunya mereka menggunakan
metode membaca. Pada umumnya ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 metode membaca yang paling sering dibaca yaitu Al-Qur‟an, selain itu ada juga yang membaca artikel sebagai tambahan wawasan. 4. Metode Berdzikir Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup menegangkan bagi calon ibu baru. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan bahagia karena menanti sang buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran biasanya semakin meningkat.
91
Karena itulah, Islam memberikan tuntunan bagi para ibu hamil untuk senantiasa berdzikir, agar segala gundah dan resah terhapus, digantikan oleh rasa tenang dan bahagia. Dzikir yang diterapkan oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Tahun 2016 diantaranya adalah membaca Al-Qur‟an, membaca kalimat toyyibah dan sholat. 4. Metode Komunikasi Islam (2004:57) menuturkan, bahwa Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang luar rahim, seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, dan anggota keluarga lainnya, yaitu utuk menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya. Terkait metode dialog atau komunikasi yang terjalin antara orang tua dengan janin memiliki perasaan, kesadaran, dan daya ingat. Melihat hasil wawancara pada ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru,
Kabupaten
Semarang
Tahun
2016
juga
mengungkapkan bahwa pada umumnya mereka mengajak berinteraksi dengan janinnya yang melibatkan orang yang berada di sekitarnya. Adapun metode komunikasi yang digunakan diantaranya berdialog, getaran, gerakan dan mendengarkan musik Islami. Musik tidak hanya merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif.
92
Dengan demikian, stimulasi pralahir dalam bentuk komunikasi, sama halnya orang tua telah merangsang perkembangan otaknya sebelah kiri, sehingga berkembang lebih dini. 5. Metode Mengikuti Pengajian Di Majelis Ta’lim Metode mengikuti pengajian di majelis ta‟lim berarti merangsang bayi yang dikandungnya untuk mengikuti pengajian, sejalan dengan itu ia akan membina yang baik lagi Islami bagi dirinya dan bayinya. Pada umumnya kegiatan majelis ta‟lim di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang sudah menjadi kebiasaan di setiap derah. Tidak sedikit masyarakat yang mengikuti kajian rutinan di setiap daerahnya sendiri. Begitu juga dengan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, mereka tetap mengikutinya sebagai ajang pendidikan Islam dan pendidikan sosial kepada masyarakat lainnya. 6. Metode Bercerita Metode bercerita atau medongeng kepada janin dalam kandungan memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang bayi dan anak nantinya. Berbicara pada bayi sejak dalam kandungan akan meningkatkan kemampuan berbahasa mereka ketika bayi sudah lahir dan dewasa. Hasil wawancara pada ibu INR bahwa ia mengungkapkan salah satu metode yang digunakan adalah metode bercerita Islam.
93
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Pendidikan Pranatal Menurut
IslamStudi KasusIbu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, baik yang bersifat mendukung maupun yang menghambat. Di antara faktor yang mendukung, yaitu: 1. Dari Diri Sendiri a. Motivasi yang kuat dimiliki ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut Islamwalaupun sedikit demi sedikit. b. Kesabaran dan ketelatenan ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut Islam. c. Perhatian dan kasih sayang yang besar terhadap perkembangan janin karena termotivasi supaya anak yang berada dalam kandungan kelak menjadi lebih baik dari pada orang tuanya. 2. Dari Keluarga a. Dukungan yang kuat dari keluarga seperti suami, orang tua, mertua dan keluarga lainnya sangat memotivasi dalam pendidikan pranatal menurut Islam. b. Seluruh
keluarga
mendo‟akan
menyelenggarakan ritual adat istiadat.
94
keselamatan
ibu
dan
bayi,
3. Dari Lingkungan a. Berbicara dan menasehati tentang pengalaman hamil. b. Lingkungan tempat tinggal yang masih menjunjung tinggi tradisi keagamaan. c. Lingkungan masyarakat yang terdapat berbagai kegiatan keagamaan dan menjujung tinggi nilai luhur. Sedangkan faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam yaitu: 1. Dari Diri Sendiri a. Ibu hamil kurang sabar. b. Kesibukan ibu hamil, sehingga kurang memperhatikan pendidikan pranatal menurut Islam. c. Ibu hamil merasa malas. 2. Dari Keluarga a. Jauh dari orang tua atau mertua ketika ada permasalahan yang terkait dengan kehamilan. b. Ketidak sadaran keluarga terhadap pendidikan pranatal menurut Islam. 3. Dari Lingkungan a. Berada di daerah yang jauh dari tradisi-tradisi Islam. Faktor merupakan segala hal yang dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan negatif , dengan kata lain asal-usul suatu masalah. Melihat analisis di atas maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat dan pendukung dalam
95
pendidikan pranatal menurut Islam bersal dari ibu hamil itu sendiri, keluarga dan lingkungan. Keinginan ibu hamil untuk menciptakan generasi yang lebih baik dari padanya, merupakan salah satu motivasi dalam mendidik janin secara Islami, tetapi dengan berjalannya waktu kadang ibu hamil merasa letih, lelah dan kadang kurang sabar. Begitu juga keluarga sangat mendukung dalam menerapkan pendidikan Islam dan menyelenggarakan ritual adat istiadat yang berhubungan dengan keselamatan si jabang bayi. Akan tetapi ketika ibu hamil sedang ada masalah dengan kandunganya jauh dari sanak keluarga, dan bahkan ada keluarga yang kurang kesadarannya dalam menerapkan pendidikan Islam terhadap janin. Adapun faktor lingkungan
yaitu, lingkungan tempat
tinggal dan masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi agama Islam, tetapi ada juga tempat tinggal yang daerahnya jauh dari tradisi-tradisi Islam. Lingkungan yang baik maka akan membawa kepada kebaikan begitu juga sebaliknya.
96
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan pranatal menurut Islam ibu studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendidikan pranatal menurut Islamstudi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang,Tahun 2016, menunjukkan upaya dalam pendidikan pranatal ibu hamil menggunakan berbagai metode. Adapun metode yang digunakan adalah, metode berdo‟a, metode beribadah, membaca Al-Qur‟an, metode berkomunikasi, metode berlagu, metode berdzikir, dan metode mengikuti pengajian di majlis ta‟lim. 2. Adapun fakor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat. Rasa malas dari ibu hamil sendiri, kesibukan ibu hamil, ketidak
sadaran
keluarga
dalam
menerapkan
pendidikan
pranatal
menurutIslam. Adapun faktor yang mendukung dalam menerapkan pendidikan pranatal menurut Islam yaitu, motivasi ibu hamil yang menginginkan kelak anaknya menjadi orang yang lebih baik, dukungan keluarga, kepedulian masyarakat sekitar, dan lingkungan yang baik.
97
B. Saran 1. Kepada Orang Tua a. Sebagai orang tua yang diberikan amanah berupa anak, orang tua harus memelihara dan menjaga anaknya dengan cara bersyukur dan mendidiknya dengan baik. b. Ibu sebagai orang pertama yang langsung berhubungan dengan kandunganya, harus menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis. c. Sebagai
upaya
pendidikan pranatal menurut
Islam, orang tua
mengupayakan agar suasana dalam rumah tangga tentram sehingga emosi ibu dapat terkontrol. d. Kedua orang tuamerangsang kepada anak yang masih berada dalam kandungan, supaya perkembangan otak bayi meningkat. 2. Kepada Masyarakat Masyarakat ikut andil dalam pendidikan pranatal menurut Islam, karena lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan bayi pranatal. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan pranatal menurut Islam adalah lingkungan, yang tidak lain adalah masyarakat itu sendiri. Meski tidak turut menjaga secara terus-menerus, dengan cara menciptakan lingkungan yang bernuansa Islami, aman, tentram, dan damai maka akan sangat membantu perkembangan bayi pranatal.
98
C. Penutup Alhamdulillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis sudah mengupayakan yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Tak lupa penulis haturkan terimakasih atas bantuan semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita berserah diri.
99
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Alwiyah. 1999. Cara Baru Anak Sejak dalam Kandungan. Bandung: Kaifa. Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Al-Asqolani, Hafidz Ibnu Hajar. Bulughul Maram. Surabaya: Darul Abidin. Baharuddin dan Moh makin. 2007.Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Prakis dalam Dunia Pendidikan). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Esai, Skripsi, Tesis dan Disertasi untuk Mahasiswa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama Ri. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: Syamil Cipta Media. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dr. Sulaiman, Al-Kumayi. 2013. Cara Bijak Rosulullah dalam Mendidik Anak. Yogyakarta: Real Books. Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pndidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. Islam, Ubes Nur. 2004. Mendidik Anak dalam Kandungan, Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini. Jakarta: Gema Insani. Jalal, Abdul Fattah. 1988. Azas-azas Pendidikan Islam. Bandung: CV. Diponegoro. Langgunung, Hasan. 1988. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka AlHusna. Mansur. 2004. Mendidik anak sejak dalam kandungan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Moleong, Lexi J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
100
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Bandung. Remaja Rosdakarya. Muhammad, Abu Isa Bin Isa Ibnu Saurah. t.th. Sunan at Turmudzi: Darul Fikr. Juz II. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Mursid. 2010. Kurikulum dan pendidikan Anak Usia Dini. Semarang: AKFI Media. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Usana Offset Printing. Purwodarminto. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahman, Jamaal „Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Rahmat, Jalaludin. 1998. Islam Alternatif. Bandung: Mizan. Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Buku Obor. Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: pustaka pelajar offset. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfbet. Sukmadinata, 2012. Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Perspektof Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education Pendidikan Anak Sejak Dalam Kandungan Sampai Lansia. Semarang: Walisongo Press. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) , Beserta Penjelasannya. 2003. Bandung: Citra Umbara. www.lahiya.com/pengertian-pendidikan-dan–tujuan-menurut-ahli/ (20.07).
101
Lampiran I Gambar Selama Proses Penelitian
Wawancara Ibu FNJ
Aktivitas ibu KR saat Olahraga
102
Wawancara ibu VA
Keluaga ibu WN
103
INSTRUMEN PENELITIAN I.
PEDOMAN OBSERVASI 1. Mengamatimetode yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dalam pendidikan pranatal menurut Islam. 2. Mengamati faktor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal menurut Islam pada ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
II.
PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Data Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. 2. Keadaaan Keluarga Ibu Hamil. 3. Identitas Responden.
III.
PEDOMAN WAWANCARA 1.
Identitas ibu hamil?
2.
Berapa usia kandungan ibu?
3.
Bagaimana kondisi kandungan ibu?
4.
Bagaimana pandangan ibu tentang pendidikan pranatal menurut Islam?
5.
Pada usia kandungan berapa Anda melakukan pendidikan pranatal menurut Islam?
6.
Bagaimana proses pendidikan pranatal menurut Islam yang Anda terapkan terhadap janin Anda?
104
7.
Metode apa saja yang ibu terapkan dalam pendidikan Islam pranatal pada janin ibu?
8.
Apa tujuan dari metode yang Anda terapkan dalam pendidikan pranatal menurut Islam terhadap janin Anda?
9.
Apa harapan Anda terhadap anak Anda setelah melakukan pendidikan pranatal menurut Islam?
10. Apa faktor pendukung dalam pendidkan pranatal menurut Islam? 11. Apa faktor peghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam? 12. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut ?
105
Nama
:FNJ
Umur
:28 Tahun
Usia kandungan
:5 bulan
Pekerjaan
:Karyawan Pabrik
Hari/ tanggal: Minggu, 02/10/2016 Pukul: 15.00-16.00 Pertanyaan Selamat sore bu..
Jawaban Selamat sore juga mbak, maaf sebelumnya ini kok tumben main kesini.
Berapa usia kandungan Usia kandungan saya 5 bulan, ya leibu
bih sedikit.
Bagaimana
kondisi Ya.. Alhamdulilah sehat. Kandungan
kandungan ibu
saya ini merupakan anak ke-2, jadi saya juga sudah tidak kaget lagi.
Biasanya cek ke dokter Untuk saat ini masih sebulan sekali, berapa minggu sekali tapi mungkin jika sudah masuk 7 bubu
lan, saya akan lebih sering periksa ke dokter.
Kalau kegiatan ibu se- Saya kerja. hari-hari apa Bekerja di mana
Bekerja di Ungaran, pabrik obat.
Selama hamil ini ibu Iya, tapi kalau di tempat saya kermasuk kerja terus
janya kan mengikuti shift, jadi saya juga mengikutinya. Tapi ya selama hamil ini saya tidak pernah lembur. Beda sama ketika saya belum isi.
Kalau
menurut
ibu Ya selama anak belum lahir kita me-
pendidikan anak dalam lakukan hal yang baik dan yang aga-
1
Kode
kandungan secara Is- mis-agamis gitu. lam itu apa bu Misalnya
Saya menjaga perbuatan saya, selain A.11 itu ketika kehamilan ini saya juga me- A.1 laksanakan tradisi seperti neloni, yang bertujuan agar anak saya selamat
Pada usia berapa tradisi 3 mau masuk 4 itu namanya neloni, A.1 itu di lakukan Selain
tradisi
kalau 7 bulan itu mitoni tadi, Saya membaca Al-Qur‟an
A.5
kegiatan apa saja yang dilakukan ibu
untuk
merangsang kandungan ibu agar menjadi anak yang baik Tapi kan ibu kerja, Sebisa mungkin saya sempatkan. apakah ibu setiap hari Walau hanya sedikit. dalam membaca AlQur‟an Selain itu apa lagi ibu
Setelah sholat saya berdzikir, ini san- A.2 gat berbeda ketika belum hamil saya jarang berdzikir.
Kalau berdo‟a
Ya kalau itu pasti, karena katanya kan A.1 do‟a kita pasti akan di dengar dan dikabulkan oleh Allah. Jadi saya minta semoga diberikan kemudahan dalam melahirkan dan semoga anak saya kelak menjadi anak yang sholih dan lebih baik dari orang tuanya,
Kegiatan yang lainnya
Saya ikut pengajian setiap malam A7
2
Sabtu, kebetulan di sini ada yasinan di lanjutkan dengan ceramah dari tokoh agama yang ada di desa ini. Nah, dari kegiatan atau Agar kelak anak saya mengetahui cara yang dilakukan agama dan menjadi anak yang sholih ibu setiap hari itu tujuannya apa Kemudian
apa
yang Alhamdulilahnya, ada dorongan dari
menjadi motivasi atau keluarga baik itu suami, orang tua, B.2 faktor
pendorong dan mertua selalu mendukung. Selalu
dalam
menerapkan menasihati hal-hal kebaikan, jika saya
pendidikan tersebut
begini begitu, atau misal saya melakukan hal yang tidak baik saya di ingatkan. Karena kebetulan rumah mertua dekat dengan kami
Selain itu
Makan-makanan yang bergizi dan B.1 halal.
Kemudian
faktor Kadang saya jika sudah merasa lelah, C.1
penghambat
dalam setelah pulang kerja langsung istira-
mendidik anak dalam hat. Selain itu kurang rutin dalam kandungan
menerapkan pendidikan secara Islam..
Nama
:KR
Umur
:23 Tahun
Usia kandungan
:5,5 bulan
Pekerjaan
:Karyawan Pabrik
3
Hari/ tanggal
:Selasa, 10/10/2016
Pukul
:10.00-10.30
Pertanyaan
Jawaban
Berapa usia kandungan Usianya 5,5 bulan mbak ibu Bagaimana
kondisi Alhamdulilah sekarang sudah sehat,
kandungan ibu
kemarin itu saya sempat drop karena pekerjaan saya yang begitu banyak.
memang ibu kerja di Di pabrik sih, trus juga sering lemmana
bur. tapi sekarang saya sudah keluar mbak
Menurut ibu KR pen- Dengan melakukan pendekatan sedidikan
anak
dalam cara Islami,
kandungan secara Islam itu apa Apakah ibu juga mela- Oh iya, misalnya saya menjaga uca- A.11 kukan cara itu terhadap pan dan perbuatan, karena ucapan janin ibu
yang tidak baik akan berakibat tidak baik pula bagi janin.
Selian itu bu
Setiap habis magrib saya mengaji A.5 Al-Qur‟an tujuannya agar anak saya kelak pintar ngaji dan menjadi anak sholeh
Apakah ada kerja sama Kalau sama bapaknya malah di pu- A.9 antara ibu dengan suami tarkan yang kaya habib syeich gituuntuk mendidik janin gitu. Trus setiap malam bapaknya secara Islam
juga sering mengajak ngobrol sama janin ini
Faktor pendukung un- Namanya baru cucu pertama kali ya B.2 tuk menerapkan pen- mbak, jadi orang tua saya itu selalu
4
Kode
didikan itu apa saja
menjaga dan menasihati, diberitahu mana makanan yang boleh di konsumsi mana yang tidak boleh
Kalau dari suami
Suami saya selalu memotivasi se- B.2 moga anak kami kelak menjadi lebih baik dari pada kami, dan selalu ada kerja sama mbak
Kerja sama, contohnya Kadang saya kalau lagi malas men- B.2 bagaimana bu
gaji, yah suami saya yang ngaji di A.5 dekat saya, kadang ya di ajak ngobrol, trus lagi kalau saya lagi malas dengan pekerjaan, suami saya yang mengerjakan.
Selain itu bu
Setiap
hari
saya
mengkonsumsi B.1
makanan yang bergizi, susu, vitamin dan olah raga Kemudian
faktor Emmm ya mungkin karena waktu C.1
penghambat
dalam saya yang padat, jadi saya kurang
menerapkan pendidikan maksimal apa saja bu
dalam
pendidikan janin.
Nama
:WN
Umur
:28 Tahun
Usia kandungan
:8,5 bulan
Pekerjaan
:Ibu rumah tangga
Hari/ tanggal
:Selasa, 06/10/2016
Pukul
:09.00-09.30 5
memperhatikan
Pertanyaan
Jawaban
Kode
Berapa usia kandungan Usia kandungan saya 8 bulan lebih ibu
sedikit, hampir 8,5.
Bagaimana kondisi kand- Alhamdulilah baik, sejak awal saya hamil ungan ibu
tidak pernah merasa mual atau bagaimana gitu.
Menurut ibu pendidikan Maksutnya pendidikan yang diberikan pranatal secara Islam itu terhadap anak yang masih dalam kandunbagaimana
gan secara Islam, misal sholat, kalau baca Al-Qur‟an itu katanya di anjurkan membaca surat Maryam dan Yusuf.
Kalau
ibu
menerapkan
sendiri Sejak awal hamil saya sudah menerapkan. pendidikan Karena ini kan anak yang ke-2 jadi saya
itu tidak
sudah ada gambaran dari pengalaman anak saya yang pertama.
Bagaimana
cara
menerapkannya
ibu Kebetulan ini tadi saya habis memutar A.3 lagu Islami, soalnya kata dokter saya, anak yang sering di dengarkan musik akan lebih baik perkembangannya.
Selain itu
Sholat malam mbak, saya sengaja ketika A.4 isya‟ tidak sholat tapi jam 03.00 saya bangun untuk melakukan sholat isya‟ dan sholat-sholat sunah.
Tujuan dari sholat sunah Ya kalau orang tuanya berusaha sering A.8 itu apa bu
melakukan ibadah-ibadah kan, anaknya juga nantinya seperti itu, dan untuk A.1 mendekatkan diri kepada Allah SWT, kemudian berdo‟a kepada Allah Semoga apa yang kita inginkan untuk anak kami dika-
6
bulkan oleh Allah. Jadi ibu sering sholat ma- Ya Insyaallah, karena kadang saya pesan B.2 lam ya
sama suami untuk membangunkan saya A.2 pada malam hari. Kalau dzikir kan tidak harus habis sholat, tapi dalam hal apa saja berusaha mengingat dan menyebut namanNya.
Selain dari ibu sendiri Emm kalau suami saya itu sebenarnya B.2 apakah suami ibu juga sibuk, tapi kadang menasihati dan men- A.9 membantu dalam pen- guatkan saya, kadang juga mengajak erapkan pendidikan itu
ngomong-ngomong dengan
janin
ini,
kakaknya pun juga. Malah yang saya takutkan itu anak saya yang pertama Takut kenapa
Takut merasa iri dengan adiknya jika su- C.2 dah lahir. Mulai sekarang sih sudah saya beri pengertian untuk tidak iri dengan adiknya, agar tidak rewel terus.
Apa yang memotivasi ibu Dukungan dari keluarga, kadang saya di untuk melakukan pen- suruh datang ke rumah orang tua saya.di B.2 didikan janin secara Is- sana saya di berikan nasihat yang baik, lam
untuk menjaga anak dalam kandungan saya juga. Kemudian dimasakan makanan yang sehat dan bergizi. Karena akhir-akhir ini kan saya malas makan.
Kalau dari suami ibu
Adanya kerja sama di antara kami dan se- B.2 lalu perhatian tidak hanya kepada saya tetapi juga pada kandungan saya.
Kemudian adakah faktor Ketika di rumah sendiri itu saya malah C.1 penghambat menerapkan
dalam malas, dan akhir-akhir ini badan terasa pendidikan sakit.
7
prenatal secara Islam
C.2 Ketika saya mengerjakan sesuatu, ada saja anak saya yang pertama ini masih sering rewel. Kaya tadi pagi itu lagi baca AlQur‟an malah Gnt (anak pertama) rewel, minta nyalakan tivi.
Kalau masyarakat di sini Kalau masyarakat sini sih baik-baik, suka B.3 bagaimana bu
memberi masukan dan nasihat untuk perkembangan janin, dan masyarakatnya sering mengadakan pengajian-pengajian bahkan sering.
Nama
:VA
Umur
:21 Tahun
Usia kandungan
:9,5 bulan
Pekerjaan
:Ibu rumah tangga
Hari/ tanggal
:Selasa, 07/10/2016
Pukul
:09.00-09.30 Pertanyaan
Berapa usia kandungan ibu
Jawaban Usia kandungan saya sekarang 9,5 bulan
Kondisi kandungan ibu sehat Alhamdulilah sehat, insyaallah bekan
suk HPLnya.
8
Kode
Apakah selama hamil ini ibu Malas, rasanya pingin tidur terus.
C.1
merasakan hal yang tidak enak Terus kegiatan ibu sehari-hari Saya dulu kerja di pbrik, tapi sejak apa
saya mengandung saya milih untuk tidak bekerja dulu,
Menurut ibu pendidikan anak Mengajarkan kebaikan kepada anak dalam kandungan secara Is- yang masih dalam kandungan melam itu apa
lalui orang tuanya.
Apakah ibu juga menerapkan Insyaallah saya menerapkannya pendidikan itu Pada
usia
berapa
ibu Masuk usia 3 bulan
menerapkan pendidikan prenatal Bagaimana cara melaksana- Ketika usia kandungan 3 masuk 4 B.3 kan pendidikan tersebut
bulan itu diteloni, dan ketika kandungan saya 7 bulan itu dipitoni.
Kenapa harus ada hal neloni Karena itu merupakan do‟a agar A.1 dan mitoni
selamat dan diberikan kebaikan kepada anak.
Selain itu cara apa lagi yang Membaca Al-Qur‟an setiap habis A.5 ibu terapkan dalam menerap- magrib, selain itu juga berdo‟a un- A.1 kan pendidikan pranatal
tuk kebaikan kandungan, supaya selamat dan dimudahkan dalam proses kelahiran. Apalagi sekarang kandungan saya sudah tua
Biasanya surat apa saja yang Kalau amalan saya setiap hari A.1 sering ibu baca
membaca surat Maryam, itu saya A.5 dikasih tau sama tetangga yang kebetulan menjadi tokoh agama di
9
desa ini. Surat yusuf juga
Kalau surat yusuf jarang sih mbak.
Kemudian selain membaca Em, kadang perut saya elus-elus A.9 Al-Qur‟an cara yang dilaku- biar kan ibu apa
merasakan
sentuhan
dari
ibunya.
Kalau di desa sini ada acara Ada semacam rutinan bu Ibu juga ikut rutinan itu
Ikut, kadang saya juga ikut penga- A.7 jian di masjid setiap minggu, biar saya dan anak saya selalu mendapatkan kebaikan dari Allah, selain itu juga dapat bergaul dengan ibuibu lain.
Kemudian faktor pendukung Alhamdulilah kalau disekitar sini B.3 apa saja yang memotivasi ibu itu masih banyak kegitan yang reuntuk menerapkan pendidi- ligius sehingga dapat memotivasi kan tersebut
untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Kalau mau ke masjid juga dekat
Kalau dari keluarga
Sebenarnya kalau dari keluarga ter- B.2 utama ibu saya selalu mengingatkan dan mengarahkan pada kebaikan.
Selain itu bu
Sebenarnya motivasi itu juga mun- B.1 cul dari saya sendiri. Agar anak saya menjadi sholih dan sholikhah
Kemudian faktor penghambat
Saya kalau sudah duduk seperti C.1
dalam menerapkan pendidi- ini, kadang malas ngapa-ngapa. kan pranatal
Pengennya tidur terus mungkin ini juga bawaan dari kehamilan ini.
10
Nama
:INR
Umur
:28 Tahun
Usia kandungan
:9,5 Bulan
Pekerjaan
:Pedagang
Hari/ tanggal
:Selasa, 07/10/2016
Pukul
:10.00-10.30 Pertanyaan
Jawaban
Berapa usia kandungan ibu
Usia kandungan saya 9,5 lebih sedikit mbak,
Bagaimana kondisi kand- Alhamdulilah kandungan saya sehat. ungan ibu Kalau kegiatan ibu sehari- Saya jaga warung, kalau dulu saya kerja hari apa
di pabrik. Sekarang saya milih buka warung karena juga menjaga kandungan ini.
Kemudian
menurut
ibu Kegiatan yang bertujuan untuk anak
11
Kode
pendidikan pranatal menu- yang masih dalam kandungan yang dilarut Islam itu apa
kukan secara Islami. Yang bertujuan agar anak yang kita kandung menjadi anak yang baik.
Apakah ibu juga menerap- Iya, memang kata bidan saya bayi yang kannya
masih ada dalam kandungan sudah dapat dididik.
Sejak
usia
menerapkan
berapa
ibu Saya melakukan ini sejak usia kandun-
pendidikan gan 3 bulanan
tersebut Kemudian metode apa saja
Mulai lebih sering mengaji Al-Qur‟an A.5
yang dilakukan ibu dalam sampai sekarang dan semoga saja tetap menerapkan
pendidikan istiqomah agar anak saya menjadi anak
tersebut Selain
yang sholih. membaca
Al- Selain itu saya juga berpuasa, berlatih A.8
Qura‟an apa lagi
untuk prihatin agar menjadi kebiasaan baik.
Kalau hal yang paling ser- Kadang perut saya elus-elus kemudian A.9 ing ibu lakukan apa
saya ajak ngobrol.
Metode yang lain lagi bu
Setelah sholat saya berdzikir dan berdo‟a A.2 semoga anak saya lahir dalam keadaan A.1 sempurna dan menjadi anak yang sholih.
Kemudian faktor pendu- Karena saya ingin memiliki anak yang B.1 kung apa saja yang memo- sholih sholikhah jadi saya berusaha untivasi ibu untuk menerap- tuk memperbaiki diri saya sendiri. kan pendidikan pranatal Misalnya apa bu
Mengaji, berpuasa, dan berdo‟a.
A.5, A.8, A.1
Kalau dari keluarga
Suami saya selalu mengingatkan jika B.2 saya salah, dan harus memperbaiki per-
12
buatan saya. Kalau
faktor
yang Kalau saya tidak terlalu sibuk, tapi C.1
menghambat dalam pen- ketika badan saya terasa sakit saya lebih didikan prantal apa bu
baik istirahat.
Nama
:DAZ
Umur
:22 Tahun
Usia kandungan
:2,5 Bulan
Pekerjaan
:Ibu ramah tangga
Hari/ tanggal
:Selasa, 08/10/2016
Pukul
:10.00-10.20 Pertanyaan
Jawaban
Berapa usia kandungan Usia kandungan saya 2 bulan ibu Bagaimana kondisi kand- Alhamdulilah sehat, saya senang sekali ungan ibu
dengan kandungan saya, karena ini merupakan anak pertama saya.
Kalau kegiatan ibu se- Saya ibu rumah tangga hari-hari apa Menurut ibu apakah anak Menurut saya anak yang masih dalam Rayang masih dalam kand- him itu sudah dapat dididik, karena kata ungan itu sudah dapat ibu saya anak yang masih dalam rahim itu dididik.
sudah dapat bergerak-gerak, seperti me-
13
Kode
nendang-nendang apa lagi kalau sudah tua. Menurut ibu pendidikan Pendidikan untuk anaknya yang masih pranatal menurut Islam ada dalam kandungan secara Islam. itu apa Apakah
ibu
menerapkan
juga Ya, sedikit-sedikit sudah menerapkan tapi
pendidikan belum rutin, insyaallah kalau kandungan
itu
sudah berusia 3 bulan saya akan lebih giat lagi untuk mendidik anak saya.
Bagaimana
cara
ibu Baca-baca artikel
menerapkan
pendidikan
A.5
tersebut Selain itu
Kalau habis magrib saya membaca Al- A.5 Qur‟an, biar anak saya nantinya juga bisa B.1 ngaji.
Kalau berdo‟a apa yang Sehabis sholat saya sempatkan berdzikir A.2 ibu harapkan untuk calon dan do‟a untuk kesehatan, kemudahan, A.1 anak ibu ini Faktor
dan kebaikan anak
pendukung apa Sekarang itu serba mudah ya, saya setiap B.3
saja yang menjadikan ibu ada suatu masalah yang menyangkut diri B.1 termotivasi menerapkan
untuk saya terutama kandungan ini, saya buka A.5 pendidikan google, membaca-baca artikel lalu saya
pranatal secara Islam
terapkan.
Selain itu bu
Kalau
dari
saya
termotivasi
untuk B.1
memiliki anak yang lebih baik, suami saya juga Kalau
faktor
yang Kadang saya merasa lemas dan lelah, saya C.1
menghambat
dalam tidak melakukan aktivitas. Ya mungkin
menerapkan
pendidikan ini bawaan kandungan saya yang masih
pranatal menurut Islam berusia muda.
14
apa
Keterangan: Untuk metode yang digunakan ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut Islam berkode A.1-A.11 1. Metode do‟a
:A.1
2. Metode berdzikir
:A.2
3. Metode berlagu
:A.3
4. Metode sholat
:A.4
5. Metode Membaca
:A.5
6. Metode menghafal
:A.6
7. Metode mengikuti majlis ta‟lim
:A.7
8. Metode menjalankan ibadah
:A.8
9. Metode berdialog
:A.9
10. Metode Bercerita
:A.10
11. Metode menjaga perbuatan
:A.11
Untuk faktor pendukung dalam pendidikan pranatal menurut Islam berkode :B.1B.3 1. Faktor diri sendiri
:B.1
2. Faktor keluarga
:B.2
3. Faktor lingkungan
:B.3
15
Untuk faktor penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam berkode :C1C2 1. Faktor diri sendiri
:C.1
2. Faktor keluarga
:C.2
3. Faktor lingkungan
:C.4
16
17
18
19
20
21
DAFTAR NILAI SKK
No
Nama
: Chusnul Wardati
NIM
: 111-12-108
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Tanggal
Kegiatan
Penyelenggara
Sebagai
Nilai
Jenis SKK: Sertifikat Kegiatan 1
05-07
OPAK STAIN Salatiga
DEMA STAIN
September
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
8
Peserta
2
Salatiga
2012 2
08-09
OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
HMJ Tarbiyah STAIN
September
Salatiga
Salatiga
10 September
Orientasi Dasar Keislaman
CEC-ITTAQO
2012
(ODK)
STAIN Salatiga
11 September
Seminar Entrepreneurship dan
Mapala MITAPASA
2012
Koperasi
dan KSEI STAIN
2012 3
4
Salatiga 5
12 September
Achievment Motivation Training
2012 6
13 September
Salatiga Library User Education
UPT Perpustakaan
2012 7
JQH dan LDK STAIN
STAIN Salatiga
29 September
Seminar Nasional dengan tema:
LMP Dinamika
2012
“Urgensi Media dalam
STAIN Salatiga
Pergulatan Politik” 8
05-07 Oktober
MAPABA PMII Joko Tingkir
2012
Salatiga
22
PMII STAIN Salatiga
9
23 Februari
Seminar Nasional dalam ragka
HMI STAIN Salatiga
Peserta
8
2013
pelantikan Mahasiswa Islam
Seminar Nasional dengan tema
Dewan Mahasiswa
Panitia
8
“Ahlussunnah Waljamaah dalam
STAIN Salatiga
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
8
Peserta
8
Panitia
3
8
Cabang Salatiga
10
25 Maret 2013
Perspektif Islam Indonesia” 11
12
05 April 2013
06 Mei 2013
Bedah buku “Berhenti Kerja
Komunitas pengusaha
Semakin Kaya”
muslim Salatiga
Pelatihan ketrampilan
Pondok Pesantren Edi Mancoro
13
27 Mei 2013
Seminar Nasional
Koperasi Mahasiswa
Enterpreneurship
(KOPMA) Fatawa STAIN Salatiga
14
15
01 Juni 2013
03 Agustus
Seminar Nasional dengan tema
Communicative
“How to Develop the Best
English Club (CEC)
Generation”
STAIN Salatiga
Asramanisasi Ramadhan 1434 H
Pondok Pesatren Edi
2013 16
Mancoro
30 September
Sosialisasi dan Silaturahim
HMJ Tarbiyah & HMJ Peserta
2013
Nasional “Sosialisasi UU No.1
Syariah STAIN
Th. 2013, Peran serta Fungsi
Salatiga
OJK & Peran Pemerintah dalam Pengawasan LKM (Lembaga Keuangan Mikro)”
17
18
26 Desember
Peringatan Hari Lahir Pondok
Pondok Pesantren Edi
2013
Pesantren Edi Mancoro ke-24
Mancoro
27 Mei 2014
Pelatihan Manasik Haji
Pondok Pesantren Edi
23
Panitia
3
Peserta
2
Mancoro 19
08 Juli 2014
Gerakan Santri Menulis
Suara Merdeka
Peserta
4
20
19 Juli 2014
Pesantren Kilat
LDK Darul Amal
Pemateri
4
Panitia
3
Panitia
3
Peserta
2
Peserta
2
Bedah Kurikulum PAUD
Himpaui Kota Salatiga Peserta
2
07 Februari
Sosialisasi Peningkatan
Rumah Sakit Umum
Peserta
2
2015
Kesehatan dengan Peserta Guru
Daerah Salatiga dan
PAUD (KB/TPA/SPS/TK)
Dinas Pendidikan
Tingkat Kota Salatiga
Pemuda dan Olahraga
peserta
2
Peserta
2
STAIN Salatiga 21
22 Juli 2014
Asramanisasi Ramadhan 1435 H
Pondok Pesantren Edi Mancoro
22
23
20-21 Agustus
Opak Jurusan Tarbiyah STAIN
HMJ Tarbiyah STAIN
2014
Salatiga
Salatiga
08 November
Diklat Micoiteaching
HMPS Pendidikan
2014 24
Agama Islam
15 November
Kegiatan Sosialisasi Karya Nyata
Pemerintah Kota
2014
dan KaryaTulis Tingkat
Salatiga, UPT Dinas
Kecamatan Sidomukti Kota
Pendidikan Pemuda
Salatiga
dan Olahraga, Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kec. Sidomukti, Kota Saltiga
25
22 Desember 2014
26
Kota Salatiga 27
31 Maret 2015
Pelatihan Kompetensi Tenaga
Pemerintah Kota
Pendidik PAUD
Salatiga dan Dinas Pendidikan dan Olahraga
28
17 Mei 2015
Bedah Novel “Gus Dur dan
Pondok Pesantren Edi
24
29
06 Juni 2015
Sinta”
Mancoro
Haflah Akhirussanah Khotmil
Pondok Pesantren Edi
Qur‟an dan Haul KH.Sholeh dan
Mancoro
Panitia
3
Peserta
8
Peserta
2
Yayasan Edi Mancoro
Peserta
2
Kegiatan Asramanissi Ramadhan
Pondok Pesantren Edi
Peserta
2
1437 H
Mancoro
Surat Keputusan Nomor:
Pengasuh dan Pengurus Pondok
3
015/KQ-EM/SK/VI/2013
Pesantren Edi Mancoro
KH. Ridwan 30
31
22 Juni 2015
Kegiatan Kelompok Guru (KKG) Kepala UPT Dinas GUGUS PAUD BIMA Kec.
Pendidikan, Pemuda
Sidomukti
dan olahraga
18 Oktober
Sarasehan dengan tema
Pondok Pesantren Edi
2015
“Meneguhkan Peran Santri
Mancoro
Sebagai Generasi Penerus Bangsa” 32
14 Mei 2016
Ijazah Kulliyatud Dirosah Al Islamiyah wal Ijtima'iyah (KDII)
33
27 Juni 2016
Jenis SKK : Surat Keputusan 34
10 Juni 2013
Khatam Al-Qur‟an (Juz 30 Bilghoib) 33
22 Juli 2014
Surat Keputusan Nomor:
Pengasuh PP. Edi Mancoro dan
01/ORG.S.PPEM/VII/2014
Pengurus Harian Yayasan Edi
Pengangkatan Pengurus
Mancoro
Organisasi Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Masa Khidmad 2014-2015
25
4
26
27