orientasi baru dalam pedagogi
MENERAPKAN
PENDIDIKAN MULTIKULTUR DI SEKOLAH Uwes A. Chaeruman Ruslan Pasari S3 Prodi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Univeristas Negeri Jakarta
Pertanyaan kita hari ini … Apakah
pendidikan multikultur itu? Bagaimana multikulturalisme menurut pemikiran founding fathers dan sistem pendidikan nasional? Bagaimana menerapkan pendidikan multikultural di sekolah?
PENDIDIKAN MULTIKULTUR Definisi
Pendidikan multikultur adalah pendidikan
anti-rasis pendidikan dasar penting bagi semua siswa (kebutuhan) Pervasive – spektrumnya luas keadilan sosial proses pedagogi kritis (Neito, 2002)
Pendidikan multikultur, dipandang sebagai: ide/konsep:
semua peserta didik, tanpa memperhatikan gender, status social, suku, rasa tau karakteristik budaya, wajib memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah. gerakan
reformasi:
membuat perubahan di sekolah dan isntitusi pendidikan sehingga seluruh peserta didik dari semua kelas social, gender, ras, dan kelompok budaya dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar. proses
berkelanjutan:
proses terus menerus untuk mencapai potensi tertinggi dirinya sebagai manusia (highest potentials as human beings) Banks and Banks (1997)
MULTIKULTURALISME Pemikiran “Founding Father”
Bhineka Tunggal Ika
Pembukaan UUD 1945 Kemerdekaan
adalah hak setiap bangsa Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan Pancasila sebagai dasar negara:
Kemanusiaan yang adil dan beradab Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ki Hajar Dewantara “Oleh karena tiap-tiap negara itu terjadi dari beberapa golongan yang masing-masing mempunyai sifat dan kepercayaan sendiri-sendiri, haruslah kita memahamkan perbedaanperbedaan golongan itu agar terwujudlah azas persatuan yang selaras (harmonis) dan menurut keadaan (natuurlijk)”
UU No 20 Tahun 2003: Sisdiknas “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
PENDIDIKAN MULTIKULTUR DI SEKOLAH Panduan Penerapan
Syarat: tiga level transformasi … Transformasi
diri (transformation of self)
apakah semangat multikulturalisme telah ada atau terjadi pada diri saya sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah?
Transformasi
sekolah dan persekolahan (transformation of school and schooling)
apakah semangat multikulturalisme telah diaktualisasikan dalam sistem persekolahan?
Transformasi
society)
masyarakat (transformation of
Apakah semangat multikulturalisme telah tercermin dalam kehidupan masyarakat seharihari? Gorski (2010)
Transformasi level sekolah integrasi
materi (content integration), Proses pembentukan pengetahuan (knowledge construction process), reduksi prasangka (prejudice reduction), pendidikan/perlakuan pedagogic tanpa pandang bulu (equity pedagogy), dan pemberdayaan budaya sekolah dan struktur social (empowering school culture and social structure) Banks and Banks (1997)
Integrasi Materi upaya
guru memberikan atau menggunakan contoh dan materi dari berbagai budaya dan kelompok untuk mengajarkan konsep kunci, pronsip, generalisasi, teori dan lain-lain ketika mengajar satu topik atau mata pelajran tertentu. Contoh: dalam topik tumbuhan biji belah, guru menjelaskan konsep dikotil pada biji kopi seraya menjelaskan budaya/tradisi beberapa kelompok masyarakat dalam memenfaatkan kopi sebagai minuman
Proses pembentukan pengetahuan
upaya membantu siswa untuk memahami, mencari tahu, dan menentukan bagaimana suatu pengetahuan atau teori pada dasarnya secara implisit tercipta karena adanya pengaruh budaya, kalangan, kelompok dengan status sosial tertentu yang terjadi pada saat itu. Contoh: Runtuhnya teori geosentris yang didukung kelompok agama diganti oleh teori heliosentris, walaupun Galileo pada saat itu harus menebusnya dengan hukuman mati.
Reduksi prasangka upaya
guru membantu siswa mengembangkan sikap positif terhadap perbedaan (baik dari sisi suku, budaya, ras, gender, status sosial, dll.) menanamkan sikap berprasangka baik (khusnudzon) Contoh: melibatkan siswa melakukan aktifitas bersama dengan mereka yang terdiri dari berbagai status sosial, ras, gender dan lain-lain
Perlakuan tanpa pandang bulu upaya
guru memperlakukan secara sama (tanpa pandang bulu, tanpa pilih kasih) dalam proses pembelajaran di sekolah (di dalam maupun di luar kelas).
Pemberdayaan budaya sekolah
proses merestrukturisasi dan reorganisasi sekolah sehingga siswa dari beragam ras, suku, kelas sosial akan mengalami dan merasakan pemberdayaan dan persamaan budaya semangat multikulturalisme harus tercermin dalam segala aktifitas sekolah. menuntut adanya perubahan baik dari sisi literasi multikultur pendidik dan tenaga kependidikan, kebijakan sekolah, struktur organisasi, iklim sekolah dan lain-lain.
Contoh praktek kontradiktif Ujian
Nasional sebagai alat penentu kelulusan Klasifikasi sekolah RSBI, SBI dan lain-lain. Hanya siswa yang sudah bisa baca tulis yang boleh masuk sekolah dasar. Pembelajaran yang berpusat pada guru, guru sebagai pemain utama dan siswa sebagai penonton utama. Strategi pembelajaran yang monoton, tidak memperhatikan karakteristik dan kondisi siswa. Praktek KKN pada rekrutmen siswa maupun tenaga guru (pendidik dan kependidikan), Anjuran menggunakan satu sumber buku, dari buku sekolah elektronik (BSE)
Penutup: asesmen diri sederhana
Apakah saya telah menerapkan pendidikan multikultur?
No Pernyataan 1.
Sebagai tenaga pendidik saya telah memiliki sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman baik dari sisi gender, suku, ras, bahasa, budaya, dan lain-lain.
2.
Saya mengaitkan presfektif budaya, gender, ras, dan lainlain ketika mengajarkan suatu topik mata pelajaran tertentu.
3.
Saya menjelaskan bagaiaman suatu pengetahuan atau teori tercipta dengan mengaitkan pengaruh prespektif kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan lain-lain ketika pengetahuan tersebut dibangun.
4.
Saya meluruskan sikap negatif terhadap ras, gender, budaya, suku ketika terjadi pada diri siswa, sejawat ketika beraktifitas sehari-hari di sekolah
5.
Saya memperlakukan semua siswa sama, adil, tanpa pandang bulu dan pilih kasih dalam proses pembelajaran maupun interaksi aktifitas sehari-hari di sekolah.
YA TDK
TERIMA KASIH untuk TIDAK bertanya …