Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 732
PENDIDIKAN KELUARGA PADA ANAK BURUH GENDONG PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA INFORMAL EDUCATION FOR THE BERINGHARJO MARKET (YOGYAKARTA)
CHILDREN OF
CARRIER
LABOURS
IN
Oleh Eni Vena Widyastuti, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Prodi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan keluarga pada anak buruh gendong Pasar Beringharjo. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 10 buruh gendong Pasar Beringharjo dengan kriteria bahwa buruh gendong tersebut memiliki
keluarga inti yang meliputi ayah, ibu dan anak dalam satu rumah dan memiliki anak usia 6-17 tahun. Objek penelitian ini tentang pendidikan keluarga. Instrumen penelitiannya yaitu lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan interactive model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1)Pendidikan keluarga pada anak buruh gendong meliputi pemberi dasar pendidikan moral, sosial dan agama. a) Pemberi dasar pendidikan moral, diberikan keluarga buruh gendong dengan menerapkan aturan-aturan yang mengajarkan anak untuk memiliki nilai jujur, mandiri dan tanggungjawab. b) Pemberi dasar pendidikan sosial, diberikan dengan mengajarkan anak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan baik itu di lingkungan keluarga maupun masyarakat, nilai utama yang diterapkan ialah nilai gotong royong. c) Peletak dasar-dasar keagamaan, dilakukan dengan memberikan nasehat dan memantau anak untuk beribadah. Nilai pokok yang diajarkan yaitu rajin beribadah. 2) Dukungan keluarga buruh gendong terhadap pendidikan formal anak, meliputi: a) Mengingatkan anak untuk belajar; b) Memenuhi kebutuhan sekolah anak; c) Memberikan nasehat dan arahan kepada anak (memberikan motivasi); serta d) Memberikan dukungan pada pilihan anak.
Kata Kunci: Pendidikan, Anak, Pendidikan Keluarga
Abstract The research is aimed to know about informal education for the children of carrier labours in Beringharjo Market. This study used the qualitative-descriptive method. The subjects of this research are 10 carrier labours of Beringharjo Market with criteria that thecarrier labours has main family include father, mother and children in a house and they have children aged 6-17 years. The object is informal education for children. The research instrument are the interview guidelines, documentation and observation sheet. The technique of collecting data through observation, interview and documentation. The data analysis technique used the interractive model from Miles and Hubberman, such as data reduction, data presentation and conclution. The data validity was gained through the data sources triangulation and triagulation techniques. The result of the study show that: 1) Informal education for the children of carrier labours includethe default basic edification, social and religious. a) Default basic edification given by familiy of worker to apply the rules which teach children to be honest, independent and responsible. b) The basic of social education, given to teach children’s participation on activities either in the family environment and the community, the main value which applied is the value of mutual copperation. c) Religious foundation, given by advice and monitoring the child to do the worship. The principal values which taught is doing worship frequently. 2) The support of carrier labour family for their children, include: a) Remembering their children to learn,
733 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016
b) Giving the needs of their children for school, c) Giving advice and direction to children, as well as, d) Giving support to the choice of children. Keyword: Education, Children, Informal Education.
pasar itu sendiri, serta para pengunjung
PENDAHULUAN Beringharjo adalah sebuah pasar yang berada di pusat
kota Yogyakarta.
Tidak heran apabila pasar
atau khalayak umum yang berbelanja di pasar (2003: 77).Kegiatan ini tidak asing
ini menjadi
bagi masyarakat Yogyakarta. Kegiatan
tujuan para wisatawan domestik maupun
memanggul atau menggendong barang
mancanegara,
tersebut sudah lama dilakukan oleh buruh
karena
letaknya
yang
strategis dan berada di kawasan malioboro
gendong
dekat dengan Benteng Vredeburg dan
Beringharjo, bahkan kegiatan ini sudah
Kraton Yogyakarta yang membuat pasar
menjadi ciri khas tersendiri bagi para
Beringharjo tidak pernah sepi pengunjung.
wisatawan yang berkunjung di pasar
Pasar Beringharjo menjadi pasar pertama
tersebut.
dan utama bagi masyarakat Yogyakarta.
yang
Waktu
bekerja
yang
di
dihabiskan
Pasar
ibu-
Tidak kalah dengan para wisatawan, warga
ibuburuh gendong untuk bekerja di Pasar,
lokal
menjadi perhatian bagi penulis untuk
juga
turut
memperamai
Pasar
Tradisional ini. Kegiatan jual beli barang
mengkaji
dengan harga yang terjangkau membuat
pendidikan keluarga pada anak buruh
pasar ini menarik bagi siapapun yang
gendong dan dukungan orangtua terhadap
berkunjung ke Yogyakarta.
pendidikan anak.
Pasar
Beringharjo
lebih
dalam
dengan
keramaiannya akan ditemui bapak-bapak
METODE PENELITIAN
maupun
Jenis Penelitian
ibu-ibu
yang
mengenai
lalu-lalang
memanggul barang. Kegiatan itu dilakukan
Penelitian
ini
untuk membantu para penjual maupun
pendekatan
pembeli mengangkut barang dagangan
penelitian deskriptif, dengan tujuan untuk
maupun
mendeskripsikan
belian.
mengungkapkan
Amin
bahwa
Muftiyah
pemakai
jasa
pengangkut barang yang bekerja di Pasar Beringharjo terdiri dari para pedagang di
kualitatif
menggunakan dengan
tentang
jenis
pendidikan
keluarga pada anak buruh gendong Pasar Beringharjo.
Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 734
pendidikan keluarga pada anak buruh
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar
gendong Pasar Beringharjo.
Beringharjo dan rumah masing-masing informan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2016.
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
dalam
penelitian ini menggunakan interactive model yang dikembangkan oleh Miles dan
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah
Huberman yang meliputi pengumpulan
10 buruh gendong Pasar Beringharjo
data, reduksi data, penyajian data dan
dengan kriteria bahwa buruh gendong
verifikasi.
tersebut memiliki keluarga inti yang
menelaah informasi yang di dapat melalui
meliputi ayah, ibu dan anak dalam satu
observasi, wawancara dan dokumentasi
rumah dan memiliki anak usia 6-17 tahun.
yang kemudian disusun dan dikategorikan,
Prosesnya
dimulai
dari
kemudian diperiksa keabsahannya. Prosedur Prosedur yang dilakukan dalam penelitian
meliputi
penyusunan
observasiawal,
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
penelitian,
Buruh gendong, sebagai seorang
penelitian,
ibu tidak dapat lepas dari perannya untuk
pengambilan data di lapangan, pengolahan
memberikan pendidikan kepada anak-
data penelitian, dan penyusunan laporan
anaknya. Walaupun wanita buruh gendong
penelitian. Data penelitian diperoleh dari
harus bekerja, tetapi peran serta untuk
hasil
dan
memberikan pendidikan dalam lingkungan
pendidikan
keluarga tidak dapat dipisahkan, sudah
keluarga pada anak buruh gendong Pasar
menjadi ketentuan dan kodratnya bagi
Beringharjo.
seorang ibu untuk mengurus rumah dan
pengurusan
proposal
HASIL
surat
izin
observasi,
dokumentasi
wawancara
mengenai
anak-anaknya. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
dalam
A. Deskripsi Hasil Penelitian
penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
1. Pemberi Dasar Pendidikan Moral
dibantu dengan pedoman observasi dan
Dasar pendidikan moral yang diberikan
wawancara.
Peneliti
oleh keluarga buruh gendong meliputi:
melakukan
penelitian
sendiri
yang
dengan
cara
mengamati dan mencari informasi tentang
735 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016
Praktik Pendidikan Anak ikut membantu ibu menyapu, mencuci hingga menyetrika bajunya sendiri.
Buruh gendong memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengurus dirinya sendiri, ketika ibu tidak ada di rumah. Keluarga buruh gendong menerapkan aturan bahwa anak ketika pulang sekolah harus pulang ke rumah. Membiasakan anak untuk izin sebelum bepergian.
Membiasakan anak ketika waktunya belajar, anak harus belajar.
Membiasakan anak untuk jujur dan terbuka kepada orangtua, dengan mengajak anak untuk berdiskusi dan mencurahkan isi hatinya.
Nilai Moral - Mandiri - Tanggungjawab - Kerja keras - Rajin - Menghormati orangtua - Mandiri - Tanggungjawab
berpartisipasi
-
Disiplin Jujur Tanggung jawab
komunikatif, toleransi, gotong royong,
-
Jujur Disiplin Tanggung jawab Menghormati orangtua Disiplin Kerja keras Tanggung jawab Mandiri Rajin belajar Jujur
dalam
dilakukan di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Nilai sosial yang diajarkan
saling
meliputi
membantu,
bersahabat/
demokratis,
peduli
sosial, peduli lingkungan serta sadar akan kewajibannya. 3. Peletak Dasar Pendidikan Agama
Praktik Pendidikan Memberikan nasehat kepada anak bahwa di setiap aktifitasnya harus mengingat Allah
meliputi nilai mandiri, tanggungjawab, kerja keras, rajin, menghormati orangtua, jujur, disiplin serta rajin belajar. 2. Pemberi Dasar Pendidikan Sosial Pemberi dasar pendidikan sosial dalam keluarga buruh gendong dapat dilihat
Buruh gendong memberikan pendidikan agama supaya anak dapat mendoakan kedua orangtuanya Membiasakan anak untuk berdoa sebelum memulai aktifitasnya, seperti sekolah dan makan. Memasukkan anak ke pondok pesantren
sebagai berikut:
Memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih teman-temannya sendiri.
nilai
pendidikan agama yang meliputi:
yang diterapkan keluarga buruh gendong
Mengajarkan anak untuk membantu orangtua, yang ditunjukkan dengan membiasakan anak untuk membantu ibu berbelanja di warung. Membiasakan anak untuk ikut kerja bakti membersihkan desa dan membiasakan anak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan desa.
yang
Keluarga buruh gendong memberikan
Berdasarkan tabel diatas, nilai-nilai moral
Praktik Pendidikan Memberikan nasehat supaya anak sopan kepada orang yang lebih tua.
kegiatan
-
Nilai Sosial Bersahabat/ komunikatif Toleransi
-
Gotong royong Saling membantu Bersahabat/ komunikatif
-
Gotong royong Saling membantu Demokratis Peduli sosial Peduli lingkungan Sadar akan kewajibannya Bersahabat/ komunikatif
-
Pendidikan sosial diajarkan keluarga buruh gendong dengan mengajak anak untuk ikut
Memberikan nasehat kepada anak untuk melaksanakan sholat
Memasukkan anak ke TPA
Nilai Agama - Senantiasa mengingat Allah - Rajin berdoa - Ikhlas - Tawakal - Bersyukur - Rajin berdoa - Senantiasa mengingat Allah - Tawakal - Bersyukur - Rajin berdoa - Senantiasa mengingat Allah - Tawakal - Bersyukur - Senantiasa menginat Allah - Amanah - Rajin berdoa - Silaturahmi - Tawakal - Rajin beribadah - Rajin berdoa - Senantiasa mengingat Allah - Tawakal - Senantiasa menginat Allah - Amanah - Rajin berdoa - Silaturahmi - Tawakal
Berdasarkan praktik-praktik pendidikan tersebut,
keluarga
memberikan
buruh
pendidikan
gendong
agama
yang
meliputi nilai rajin berdoa, senantiasa mengingat
Allah,
ikhlas,
tawakal,
Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 736
bersyukur, amanah, silaturahmi serta rajin beribadah.
Pemberian pendidikan moral dalam keluarga buruh gendong dilakukan dengan cara memberikan nasehat dan arahan,
B. Pembahasan
supaya
1. Pendidikan
Keluarga
(Informal)
Pada Anak Buruh Gendong
moral
dapat
mengajarkan tentang nilai baik dan buruk. Ki Hajar Dewantara (Hasbullah. 2011: 42) menyatakan bahwa rasa cinta, bersatu, perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya
sangat
berfaedah
pendidikan budi pekerti, terdapat di dalam kehidupan keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat pendidikan lain menyamainya. Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa rasa kasih sayang, pada umumnya sangat bermanfaat proses
pendidikan,
khususnya
pendidikan budi pekerti (moral) yang terdapat
dalam
dengan sifat
lingkungan
keluarga
yang kuat dan murni,
sehingga tidak ada pendidikan lain yang menyamai.
Buruh
gendong
memiliki
pandangan bahwa pendidikan moral itu penting, supaya anak dapat belajar sopansantun serta dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Pada dasarnya pendidikan membentengi negatif.
moral diri
itu dari
bertanggungjawab.
mandiri
dan
Seperti
yang
182) bahwa usaha untuk menanamkan nilai
penting hal-hal
untuk yang
moral
kepada
anak
sangat
dibutuhkan. Informasi mengenai benar dan salah, baik maupun buruk dapat menjadi pedoman bagi anak untuk bertindak dan berperilaku di kemudian hari.
untuk
berlangsungnya pendidikan, teristimewa
dalam
jujur,
diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2009:
a. Pemberi Dasar Pendidikan Moral Pendidikan
anak
Pendidikan moral diberikan buruh gendong melalui pembiasaan kepada anak untuk
patuh
kepada
orangtua
dan
mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh orangtua dengan memberikan nasehat dan arahan. Seperti, izin ketika ingin bepergian,
berangkat
sekolah
ketika
waktunya sekolah, langsung pulang ke rumah apabila waktu sekolah telah usai, serta membantu ibu membersihkan rumah. Selain
itu,
buruh
gendong
juga
memberikan kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapa saja, dengan syarat bahwa anak tidak akan neko-neko dan terjerumus
kepada
hal
yang negatif.
Pemberian kebebasan kepada anak untuk bergaul
tersebut
diimbangi
dengan
memberikan arahan dan nasehat kepada anak,
supaya
orangtua
tetap
bisa
mengontrol pergaulan anak. Nilai-nilai moral yang diajarkan keluarga buruh gendong kepada anak, meliputi nilai
737 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016
mandiri, tanggungjawab, kerja keras, rajin,
dipupuk sedini mungkin, lewat rasa tolong
menghormati orangtua, disiplin, jujur, rasa
menolong,
ingin tahu dan menghormati oranglain.
tetangga yang sakit, hingga menjaga
Pemberian
kedamaian
nilai
moral
yang
paling
gotong
dan
royong,
menolong
keserasian
melalui
menonjol dalam keluarga buruh gendong
kehidupan keluarga dengan cara yang
ialah
kekeluargaan. Pendapat bahwa manusia
nilai
jujur,
mandiri
dan
tanggungjawab.
tidak dapat hidup sendiri juga merupakan konsep yang dapat dibenarkan, karena
b. Pemberi Dasar Pendidikan Sosial Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan lembaga sosial yang resmi.
Keluarga
oranglain. Nilai-nilai sosial diajarkan buruh
penting bagi peletak dasar pendidikan
gendong dalam kehidupan sehari-hari dan
sosial. Pemberian bimbingan pada jiwa
dalam lingkungan masyarakat. Nilai-nilai
sosial
melalui
tersebut meliputi nilai gotong royong,
gotong
saling membantu, peduli sosial, peduli
royong, tolong menolong dengan cara
lingkungan, bersahabat/komunikatif, cinta
kekeluargaan. Orangtua menjadi sosok
damai, patuh pada aturan, demokratis,
penentu
sadar akan kewajibannya, menghargai
kehidupan
dapat
sehari-hari,
bagi
basis
tidak bisa hidup tanpa bantuan dari
yang
anak
menjadi
manusia memiliki sifat sosial, sifat yang
dipupuk seperti
pemerolehan
dasar
pendidikan sosial anak.
prestasi,
Buruh gendong berpendapat bahwa
kebersamaan
dan
toleransi.
Pemberian
dasar
pendidikan
pendidikan sosial penting untuk diajarkan
dilakukan
buruh
gendong
kepada anak. Pendidikan sosial dapat
memberikan nasehat dan contoh kepada
mengajarkan anak untuk hidup rukun antar
anak. Seperti, mengajak anak untuk ikut
sesama, hidup bermasyarakat dan karena
berpartisipasi
manusia tidak dapat hidup sendiri. Tanpa
dilakukan di lingkungan masyarakat desa,
adanya
seperti gotong royong membersihkan desa.
pendidikan
sosial
dalam
dalam
dengan
kegiatan
(2009:
yang
lingkungan keluarga, anak akan merasa
Syamsu
susah dalam menjalani hidup antar anggota
menyatakan perkembangan sosial anak
masyarakat.
180-181)
buruh
gendong
dapat dimanfaatkan dengan memberikan
dukung
dengan
tugas kepada anak baik yang bersifat fisik
pernyataan dari Hasbullah (2011: 43)
maupun yang bersifat kognitif secara
bahwa melalui kehidupan dalam keluarga,
berkelompok.
jiwa kesadaran sosial pada anak akan
memberikan pendidikan sosial kepada
tersebut
Pendapat
Yusuf
sosial
dapat
di
Jadi,
orangtua
dapat
Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 738
anak dengan memberikan tugas kepada
pendidikan agama menjadi dasar yang
anak untuk membersihkan rumah (fisik)
penting bagi anak sebagai pijakan anak
dengan seluruh anggota keluarga maupun
untuk melangkah dan menanggapi dunia.
merencanakan kegiatan yang dilakukan
Pemberian
pendidikan
agama
pada saat hari libur (kognitif) yang
dilakukan oleh buruh gendong dengan
dilakukan bersama keluarga. Nilai sosial
memberikan nasehat dan memantau anak
yang paling dominan dalam keluarga
untuk beribadah. Hasbullah (2011: 43)
buruh gendong ialah nilai gotong royong.
menyatakan bahwa keluarga memiliki peran
c. Peletak Dasar-dasar Keagamaan Keluarga memiliki peran yang penting
dalam
pemberian
yang
besar
dalam
proses
internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan
kedalam
pribadi
individu.
dasar-dasar
Keluarga menjadi peletak pertama bagi
pendidikan agama kepada anak. Pemberi
anak untuk mengenal agama. Sikap atau
dasar pendidikan agama yang dilakukan
tingkahlaku
oleh keluarga kepada anak dapat menjadi
menirukan
landasan anak dalam berpikir, berbicara
menirukan
maupun berperilaku. Keluarga menjadi
disampingnya
peletak pertama bagi anak dalam mengenal
Maka, peran orangtua dalam memberikan
agama. Orangtua juga menjadi contoh bagi
pendidikan agama sangat penting untuk
anak, pedoman anak dalam berperilaku di
membentuk
kehidupan sehari-hari, apa yang dikerjakan
religius anak.
oleh orangtua, akan diperhatikan dan diikuti
oleh
anak-anaknya.
Hasil
anak orang
yang
cenderung
terdekatnya,
bagaimana
orang-orang
melaksanakan
dan
akan
ibadah.
menumbuhkan
penelitian
nilai
menunjukkan
Orangtua
bahwa pendalaman ilmu agama kepada
menjadi sosok yang penting bagi anak
anak sebagaian besar dilakukan buruh
untuk mengenal agama.
gendong dengan memasukkan anak ke
Buruh gendong menilai bahwa
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)
pendidikan agama menjadi dasar yang
dengan tujuan anak di ajarkan membaca
penting untuk diajarkan kepada anak.
iqra’,
Pendidikan agama menjadi landasan bagi
menghafal hafalan surat pendek. Pada saat
anak untuk bertindak dan berperilaku,
di rumah, orangtua sebatas mengingatkan
mana yang baik dan mana yang buruk
anak untuk sholat. Tidak ada hukuman
sudah diajarkan dalam agama. Dasar
bagi anak yang melalaikan ibadahnya.
pendidikan agama menjadi fondasi bagi
Keterbatasan keluarga buruh gendong
anak dalam kehidupannya. Pada dasarnya
dalam hal ilmu agama menjadi hambatan
al-qur’an,
tatacara
sholat
dan
739 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016
mereka dalam memberikan pendidikan
sehingga dapat membekas pada diri anak
agama kepada anak. Oleh sebab itu, buruh
dan menjadikan karakteristik dan pribadi
gendong
bagi diri anak. Di masing-masing keluarga
mempercayakan
pendidikan
agama anak kepada lembaga pendidikan
memiliki
pola-pola
agama, seperti TPA. Walaupun demikian,
berbeda,
tergantung
pemberian pendidikan dalam keluarga
pandangan orangtua dalam memberikan
tetap ada, orangtua membiasakan anak
asuhan pada anak-anaknya.
berdoa sebelum menjalankan aktifitas atau kegiatannya, mengikuti
mengajak kegiatan
anak
agama,
pengasuhan dari
yang
bagaimana
Pola pengasuhan yang diterapkan
untuk
dalam keluarga buruh gendong pasar
hingga
beringharjo cenderung mengajarkan anak
mengajak anak untuk berdoa atau mengaji
untuk
bersama.
pendidikan
bertanggung jawab, tetapi tetap dalam
tersebut dapat mengajarkan anak untuk
pengawasan orangtua. Menurut Diana
memiliki nilai-nilai agama yang meliputi
Baumrid (John W, Santrock, 2007: 167-
nilai ikhlas, sabar, amanah, bersilaturahmi,
168) pengasuhan yang mendorong anak
senantiasa mengingat Allah, rajin berdoa,
untuk mandiri namun masih menerapkan
rajin
dan
batas dan kendali pada tindakan mereka,
bersyukur.Nilai agama yang utama dalam
tindakan verbal memberi dan menerima
keluarga
dimungkinkan dan orangtua memiliki sifat
Praktik-praktik
beribadah,
buruh
tawakal
gendong
ialah
rajin
beribadah.
dan
belajar
untuk
yang hangat dan penyayang kepada anak
John W, Santrock (2007: 163) mengemukakan (parenting)
mandiri
bahwa
ialah pengasuhan otoritatif (demokratis).
pengasuhan
Dalam pengasuhan ini, tidak ada bentuk-
sejumlah
bentuk pemaksaan, pengabaian maupun
membutuhkan
kemampuan interpersonal dan mempunyai
penelantaran anak.
tuntutan interpersonal yang besar, tetapi
Secara keseluruhan buruh gendong
sangat sedikit dalam pendidikan formal
menganut pola pengasuhan demokratis,
mengenai tugas ini. Pola pengasuhan
tetapi
tergantung
menjadikan
dari
bagaimana
suatu
pola
pengasuhan pola
ini
tidak
pengasuhan
yang
lingkungan keluarga membentuk aturan
diberikan oleh semua buruh gendong
(perilaku, norma dan nilai) yang harus
sama.
dipatuhi oleh anggota keluarganya. Pola
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
pengasuhan ini dibentuk oleh orangtua
dalam keluarga buruh gendong pasar
yang terdiri dari ayah dan ibu untuk
beringharjo menerapkan pola pengasuhan
memberikan pendidikan pada anaknya
demokratis. Pola ini menekankan anak
Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 740
untuk mandiri dan bertanggung jawab,
tersebut dapat menjadi suatu dorongan
tetapi masih dalam pengawasan orangtua.
tersendiri
Orangtua menerapkan peraturan-peraturan
Memberikan
yang dibuat untuk dipatuhi anak, supaya
anak, sehingga anak merasa di perhatikan
mengajarkan
disiplin.
dan semangat untuk belajar. Harapannya,
Peraturan-peraturan yang dibuat dalam
supaya anak menjadi orang yang lebih
keluarga bertujuan baik untuk membentuk
baik daripada orangtuanya dan dapat
pribadi anak lebih baik, bukan untuk
menjadi orang yang sukses di kemudian
membatasi atau mengekang anak.
hari.
anak
untuk
bagi
anak
dorongan
untuk
belajar.
positif
kepada
b. Memenuhi kebutuhan sekolah anak 2. Dukungan
Orangtua
dalam
dan
sekolah
anak
ialah
kebutuhan untuk menunjang sekolah dan
Pendidikan Formal Anak Dukungan
Kebutuhan
peran
orangtua
belajar anak. Jika kebutuhan sekolah tidak
dalam mendorong anak sekolah sangat
dipenuhi,
anak
cenderung
kurang
dibutuhkan anak untuk memotivasi dirinya
maksimal dalam belajar. Namun, apabila
supaya semangat sekolah. Dukungan yang
orangtua memenuhi kebutuhan belajar
baik dari orangtua dapat berdampak baik
anak, anak akan merasa terdorong untuk
kepada anak. Dukungan orangtua dalam
lebih giat dalam belajar. Buruh gendong
mendorong anak sekolah dilakukan buruh
mencoba memenuhi kebutuhan sekolah
gendong dengan cara, sebagai berikut:
anak, seperti alat-alat tulis, buku sekolah
a. Mengingatkan Anak untuk Belajar
dan kebutuhan sekolah anak lainnya.
Belajar menjadi suatu bagian dalam
Pemenuhan kebutuhan sekolah ini, dapat
memperoleh pengetahuan, tetapi belajar
memotivasi anak untuk semangat sekolah,
biasanya
karena kebutuhan untuk sekolahnya telah
menjadi
suatu
hal
yang
membosankan bagi anak. Hal tersebut
dipenuhi
dapat
orangtua
kebutuhan sekolah anak menjadi suatu
mengingatkan dan memberi dorongan
dukungan positif orangtua kepada anak,
kepada
anak merasa bahwa setiap anak sekolah
diatasi
anak
apabila
untuk
belajar,
dengan
oleh
Memenuhi
mengingatkan dan memberikan dorongan
orangtua
tersebut, anak akan merasa diperhatikan
memenuhi
dan
Buruh
Sehingga dengan dipenuhinya kebutuhan
gendong dalam memberikan dukungan
sekolah anak, anak akan termotivasi untuk
sekolah kepada anak yaitu dengan cara
belajar dan sekolah dengan baik.
semangat
untuk
belajar.
mengingatkan anak untuk belajar. Hal
selalu
orangtua.
mengusahakan
kebutuhan
untuk
sekolahnya.
741 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016
c. Memberikan Nasehat dan Arahan kepada Anak (Memotivasi Anak) Orangtua
Anak
kewajiban
Pilihan anak menjadi suatu hal
untuk memberikan nasehat kepada anak.
yang perlu di hargai, karena anak memiliki
Nasehat tersebut dapat diberikan orangtua
hak untuk memilih dan menentukan masa
dalam bidang apapun, termasuk saat anak
depannya. Buruh gendong memberikan
malas belajar, malas mengerjakan PR
dukungan pada pilihan anak entah itu
ataupun malas berangkat sekolah. Buruh
sekolah, jurusan, ekstrakurikuler dan minat
gendong memberikan nasehat dan arahan
anak sesuai dengan kemauannya, tetapi
kepada anak supaya anak dapat termotivasi
orangtua tetap memberikan arahan kepada
untuk sekolah. Nasehat dan arahan dari
anak supaya anak tidak menyimpang dari
orangtua kepada anak dapat memberikan
yang seharusnya. Jika anak dikekang dan
motivasi, sehingga apa yang dilakukan
tidak diberikan kebebasan takutnya anak
anak dapat memberikan manfaat pada
akan bertindak semaunya sendiri dan
dirinya sendiri dan tetap berada dalam
berdampak tidak baik pada dirinya. Jadi
ranah yang positif, karena mendapatkan
orangtua
nasehat
orangtua.
dukungan pada pilihan anak asalkan
Memberikan nasehat dan arahan kepada
kegiatan yang diikuti anak positif dan
anak dapat mengontrol sikap maupun
dapat memberikan dampak yang baik pada
tingkahlaku anak supaya anak tetap berada
diri anak. Memberikan dukungan pada
dalam koridor dan ranah ataupun jalan
pilihan anak dengan membebaskan anak
yang baik (positif). Nasehat dan arahan
untuk
anak dalam bidang pendidikan dapat
keingannanya menjadi bentuk dukungan
dilakukan orangtua dalam mengingatkan
orangtua kepada anak dalam mendukung
anak
ikut
sekolah anak. Dukungan ini tidak semata-
menyumbangkan pikiran kepada anak
mata hanya untuk membebaskan anak,
dalam memilih sekolah maupun jurusan
tetapi dalam memberikan dukungan pada
yang diinginkan, dengan membentuk suatu
pilihan
diskusi yang baik dan dengan sikap
memberikan kontrol dan arahan kepada
kekeluargaan menjadikan anak merasa
anak. orangtua memberikan izin kepada
nyaman, aman dan merasa mendapatkan
anak atas apa yang dia pilih, asalkan apa
perhatian dari orangtua.
yang dipilih oleh anak tetap berada pada
dan
untuk
memiliki
d. Memberikan Dukungan pada Pilihan
arahan
belajar
dari
atau
memberikan
memilih
anak
ini,
kebebasan
sesuai
orangtua
dan
dengan
tetap
jalur yang positif dan dengan pantauan atau kontrol dari orangtua.
Pendidikan Keluarga Pada... (Eni Vena Widyastuti) 742
SIMPULAN DAN SARAN
lebih
A. Simpulan
memperhatikan
1. Pendidikan keluarga pada anak buruh
Membagi peran ayah dan ibu untuk
gendong
meliputi
pemberi
dasar
pendidikan moral, sosial dan agama. (a) Pemberi
dasar
pendidikan
diberikan
keluarga
buruh
moral, gendong
baik
lagi
2. Bagi Direktorat Pendidikan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mengajarkan anak untuk memiliki nilai
memberikan
jujur, mandiri dan tanggungjawab. (b)
tentang
Pemberi
orangtua siswa.
sosial,
anak-anaknya.
untuk anak.
dilakukan
pendidikan
lebih
memberikan pendidikan yang lebih baik
dengan menerapkan aturan-aturan yang
dasar
untuk
oleh
peneliti,
rekomendasi
peneliti kebijakan
pengasuhan (parenting) bagi
diberikan dengan mengajarkan anak untuk
ikut
berpartisipasi
kegiatan-kegiatan lingkungan
baik
dalam itu
keluarga
masyarakat,
nilai
di
maupun
utama
yang
diterapkan ialah nilai gotong royong. (c) Peletak dasar-dasar keagamaan,
DAFTAR PUSTAKA Amin Muftiyah. 2003. Profil Endongendong Pasar Beringharjo Yogyakarta. Jogjakarta: Yayasan Annisa Swasti (YASANTI). Binti
Maunah. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
dilakukan dengan memberikan nasehat dan memantau anak untuk beribadah. Nilai pokok yang diajarkan yaitu rajin beribadah. 2. Dukungan keluarga buruh gendong terhadap
pendidikan
formal
anak,
Warto, dkk. 1996. Keluarga Sejahtera Menurut Sistem Budaya Masyarakat Pedesaan Jawa Tengah. Semarang: Bagian Proyek P2NB. Jawa Tengah. Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan edisi revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
meliputi: (1) Mengingatkan anak untuk belajar;
(2)
Memenuhi
kebutuhan
sekolah anak; (3) Memberikan nasehat dan arahan kepada anak (memberikan motivasi);
serta
(4)
John W. Santrock (Alih Bahasa: Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti). 2007. Perkembangan Anak (Child Development, eleventh edition). Jakarta: Erlangga.
Memberikan
dukungan pada pilihan anak. B. Saran 1. Bagi Buruh Gendong Sebagai seorang ibu, buruh gendong hendaknya membagi waktu dengan
Ngalim Purwanto. 2011. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsu Yusuf. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.