BUKU AJAR TES DAN PENGUKURAN
OLEH : RIMA FEBRIANTI,M.Pd
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Tes dan Pengukuran Penjas”, tanpa halangan berarti. Penulis menyadari bahwa terwujudnya buku ini karena adanya bimbingan, bantuan, saran serta kerjasama dari berbagai pihak. Besar harapan penulis agar buku ini dapat bermanfaat sebagai referensi dalam melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran.
Surakarta, April 2016
Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................
i
Daftar Isi .........................................................................................
ii
Bab I KONSEP DASAR TES DAN PENGUKURAN ..............
1
A.Pengantar ....................................................................
1
B.Tujuan Pembelajaran…………………. .....................
2
C.Pengertian Tes,Pengukuran dan Evaluasi ……..........
2
D.Kegunaan Tes dan Pengukuran..... .............................
3
E.Kriteria Evaluasi………………….. ...........................
4
Bab II TES UNSUR KONDISI FISIK ........................................
6
A.Kondisi Fisik ...............................................................
6
B.Unsur Kondisi Fisik .....................................................
7
C.Manfaat Kondisi Fisik………………………………..
11
D.Faktor faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik…….
11
E.Tes Pengukuran Unsur Kondisi Fisik……………….... 1. Jenis Tes Pengukuran Kekuatan……………………...
14
2. Daya Tahan (Endurance) …………………………….
19
3. Daya Otot / Daya Ledak……………………………...
21
4. Kecepatan (Speed)……………………………………
22
5. Daya Lentur (Fleksibility)……………………………
23
6. Kelincahan (Agility)………………………………….
27
7. Keseimbangan (Balance)…………………………......
29
8. Koordinasi (Coordination)……………………………
31
9. Ketepatan (Accuracy)…………………………………
34
10. Reaksi (Reaction)……………………………………..
36
F. Tugas Praktikum Mahasiswa…………………………..
14
37
Bab III TES DAN PENGUKURAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI........................................................................... A. Pentingnya Tingkat Kesegaran Jasmani……………..
38
B. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)……………
38
C. Tugas Praktikum Mahasiswa…………………………
44
38
Bab IV TES DAN PENGUKURAN KETERAMPILAN CABOR……………………………………………………………. A. Tes Keterampilan Pada Cabang Olahraga Bola Voli…..
45
B. Tes Keterampilan cabang olahraga Sepak Bola………...
54
C. Tes Keterampilan Tenis meja…………………………..
55
D. Tes Keterampilan Bulu tangkis ………………………..
56
E. Tes keterampilan Bola Basket………………………….
57
F. Tes Keterampilan Softball ……………………………..
58
G. Tes Keterampilan Bola Tangan…………………………
59
H. Tes Keterampilan Tennis Lapangan……………………
60
I. Tes Keterampilan Sepak Takraw……………………….
61
J. Tugas Praktikum Mahasiswa…………………………...
62
45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 64
BAB I KONSEP DASAR TES DAN PENGUKURAN A. PENGANTAR Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan semua masalahmasalahitu. Tetapi terkadang seseorang akan lupa terhadap apa yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya. Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atau Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dan penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan. Cara evaluasi yang tepat yang harus dilakukan yaitu dengan cara Tes dan Pengukuran terhadap atlet ataupun siswa. Tes dan pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara dan tahap yang mempunyai manfaat dan tujan dilakukannya tes tersebut. Dan tes tersebut dibagi menjadi bebrapa komponen kondisi fisik serta beberapa jenis tes yan sudah dikelompokan. Dengan melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita 1
juga dapat termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
B. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan: 1) Memahami dan mengerti tentang konsep dasar tes, pengukuran dan evaluasi 2) Memahami dan mengerti tentang prinsip-prinsip pengukuran dan memiliki kemampuan memilih tes yang baik 3) Memiliki keterampilan mengukur berbagai jenis tes unsur kondisi fisik,Tes Tingkat Kesegaran Jasmani dan berbagai keterampilan tes gerak dasar cabang olahraga.
C. Pengertian Tes,Pengukuran dan Evaluasi Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa performa dan untuk mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid, yang berarti mengukur apa yang seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang berarti dapat diulang berkali-kali. Pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes. Data yang diperoleh kemudian dievaluasi. Sedangkan evaluasi adalah prosesmenempatkan/pemberian nilai, makna atau kelayakan pada data tersebut. Evaluasi, tes dan pengukuran memiliki hubungan yang erat satu sama lainnya dalam dunia pendidikan. Dari pengertian evaluasi sendiri yang mana suatu kegiatan pengumpulan data, nah kegiatan pengumpulan data ini sendiri dapat di peroleh dengan menggunakan tes. 2
Dimana tes itu sendiri adalah kegitan yang tujuannya untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu/ kelompok. Sama halnya dengan pengukuran sebelum kita mengevaluasi kita mengukur kemampuan individu atau kelompok. Pengukuran pun erat kaitannya dengan tesinformasi tentang karakteristik afektif obyek. Pengumpulan data telah terkumpul semua kemudian kita dapat mengevaluasi keseluruhan pembelajaran yang telah dilaksanakan. PERBEDAAN ANTARA PENGUKURAN DAN EVALUASI No ASPEK PENGUKURAN EVALUASI 1
PROSES
Proses pengumpulan data.
Proses pemberian nilai terhadap data dari hasil pengukuran.
2
RUANG LINGKUP
Merupakan bagian dari proses evaluasi.
Evaluasi lebih luas dari pengukuran.
3
HASIL / PRODUK
Produk adalah data atau informasi.
Produknya adalah suatu nilai atau makna berdasrkan criteria.
Pengukuran yang dilakukan dalam keolahragaan atau pendidikan olahraga berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang semestinya diukur, sesuai dengan luas sempitnya tujuan yang kita ukur atau capai. 2. Niali-nilai keolahragaan belum dapat diketahui sebelum dilakukan pengukuran tersebut. 3. Pengukuran dalam keolahragaan atau pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki program. 4. Tes dan pengukuran hendaknya dilaksanakan oleh para petugas yang telah terlatih dan berpengalaman dalam lapangan tersebut. D. Kegunaan Tes dan Pengukuran 1. Menentukan Status, didalam pendidikan adalah yang harus diperhatikan adalah perkembangan anak, maka seharusnya pembina atau guru olahraga mengetahui
3
sampai dimana perkembagan itu terjadi. Untuk itu harus dilakukan pengukuranagar diketahui status pada suatu saat ataupun dari waktu ke waktu. 2. Klasifikasi, disekolah biasanya klasifikasi keolahragaan berdasarkan tingkat kelas bukan berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak. Kalau dipandang dari sudtut kematangan jasmaniahnya atau ketangkasannya mereka itu akan berbeda. Oleh karena itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan umum ketangkasannya dan diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya. 3. Diagnosa dan Bimbingan, bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan didalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak. 4. Motivasi, Achievment score/nilai dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak untuk berlatih lebih giat. 5. Perbaikan mengajar, testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran mempunyai tempat yang tepat dalam program pengajaran. Tes harus ditempatkan pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan pembelajaran sebelumnya sehingga nilai tes tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran yang disajikan. 6. Penelitian. Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada antara lain: ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran, dan kelayakan tes. Dengan menggunakan tes unjuk kerja fisik dalam penelitian, dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun program latihan yang tepat, membantu memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan yang telah dijalankan. Dengan demikian penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Dengan penelitian tumbuh pengetahuan yang dapat dikembangkan. Pengetahuan bergantung pada informasi yang tepat dan seksama atau data yang dikumpulkan melalui prosedur pengukuran yang direncanakan dengan hati-hati. Informasi dari data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi akan keberartiannya. Jadi suatu tujuan yang penting dari pengukuran dan evaluasi adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk mengadakan penelitian.
4
E. Kriteria Pemilihan Tes
Sebuah tes harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai alat pengukur,sebab memang tidak jarang kesimpulan penting ditarik dan keputusan pentingdiambil berdasarkan informasi-informasi yang berhasil diperoleh melaluipenggunaan tes, padahal di lain pihak kita menyadari kelemahan-kelemahannyayang sebagaian terletak pada kurang cermatnya kita memerikasa alat pengukut(tes) itu sendiri. Pada kegiatan pengetesan diharapkan pada persoalan memilih salah satu dari dua atau lebih tes yang sejenis, oleh karena itu peneliti harus mengetahui karakteristik atau persyaratan yang dapat dijadikan sebagai bahan pegangan dalam menentukan tes yang akan digunakan. yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Validitas Pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut 2. Reliabilitas Reliabilitas mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya. Namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. 3. Objektifitas Objektifitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester). Pengertian objektifitas hampir sama sengan reliabilitas, kedua-duanya tentang hasil pengukuran yang tetap atau sama/hampir sama. 4. Norma Data-data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data yang acak dan berada dalam kemampuan yang dicapai untuk dapat menyamakan hasil dan menempatkannya diperlukan adanya acuan norma. Acuan norma adalah menunjukkan kedudukan seorang tes diantara kelompoknya. cuan norma ini dapat dipakai dengan penggunaan dari angka kasar ke angka tabel. Angka tabel dapt diklasifikasikan kembali apakah nilainya termasuk rendah, sedang atau tinggi. BAB II TES UNSUR KONDISI FISIK 5
A. Kondisi Fisik Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain sepakbola. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Sugiyanto (1996: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktifitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Menurut Mochamad Sajoto (1995: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus berkembang. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian
yang
berbentuk
tes
kemampuan.
Tes
ini
dapat dilakukan di dalam labratorium dan di lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek di kemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi. B. Komponen Kondisi Fisik
6
Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi: 1) Kekuatan (Strenght) Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol. 2) Daya Tahan (Endurance) Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.
7
3) Daya Otot (Muscular Power) Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. 4) Kecepatan (Speed) Kecepatan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengerjakan
gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8). Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain mengejar bola. 5) Daya Lentur (Fleksibility) Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. Gerak yang 8
paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari. 6) Kelincahan (Agility) Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh. 7) Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain 9
sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.
8) Koordinasi (Coordination) Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1995:9). Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya. 9) Ketepatan (Accuracy) Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat untuk mencetak gol. 10) Reaksi (Reaction) Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa. Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal ini dimaksudkan agar pemain mampu 10
untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut juga harus mempunyai reaksi yang baik pula.
C. Manfaat Kondisi Fisik Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisasi tubuh, di antaranya: 1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik lainya. 3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu lainya. 4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan. Apabila kelima keadaan di atas kurang atau tidak tercapai setelah diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa perencanan, sistematika, metode, serta pelaksanaanya kurang tepat.
D. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik Dalam Depdiknas (2000: 8-10), komponen kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah: 1) Umur Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan sendiri. Kebugaran jasmani juga daat ditingkatkan pada hampir semua usia. Pada daya tahan cardiovaskuler ditemukan sejak usia anak anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan cardiovascular akan meningkat dan akan 11
mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi penurunan tersebut dapat berkurang apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga secara teratur. 2) Jenis Kelamin Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak antara pria dan wanita tidak berbeda, tetapi setelah masa pubertas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding dengan pria. 3) Genetik Daya tahan cardiovasculer dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat- sifat yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir. 4) Kegiatan Fisik Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegeran jasmani, latihan bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan cardiovaskuler dan dapat mengurangi lemak tubuh. Dengan melakukan kegiatan fisik yang baik dan benar berarti tubuh dipacu untuk menjalankan fungsinya. 5) Kebiasan merokok Kebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan cardiovasculer. Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Daya ikat CO pada hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen. 6) Faktor Lain Faktor lain yang berpengaruh di antaranya suhu tubuh. Kontraksi otot akan lebih kuat dan cepat biar suhu otot sedikit lebih tinggi dari suhu normal tubuh. Suhu yang lebih rendah akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Lebih lanjut menurut Djoko Pekik Irianto, (2004: 9) faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah sebagai berikut: 1) Makanan dan Gizi 12
Gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan- bahan dasar. Sedangkan bahan makanan adalah suatu yang dibeli, dimasak, dan disajikan sebagai hidangan untuk dikonsumsi. Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pengertian sel tubuh yang rusak, untuk mempertahankan kondisi tubuh dan untuk menunjang aktivitas fisik. Kebutuhan gizi tiap orang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: berat ringannya aktivitas, usia, jenis kelamin, dan faktor kondisi. Ada 6 unsur zat gizi yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh manusia, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
2) Faktor Tidur dan Istirahat Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak mungkin mampu bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan sehingga dapat aktivitas sehari-hari dengan nyaman. 3) Faktor Kebiasaan Hidup Sehat Agar kesegaran jasmani tetap terjaga, maka tidak akan terlepas dari pola hidup sehat yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara: •
Membiasakan memakan makanan yang bersih dan bernilai gizi (empat sehat lima sempurna).
•
Selalu menjaga kebersihan pribadi seperti: mandi dengan air bersih, menggosok gigi secara teratur, kebersihan rambut, kulit, dan sebagainya.
•
Istirahat yang cukup.
•
Menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, minuman beralkohol, obatobatan terlarang dan sebagainya.
•
Menghindari kebiasaan minum obat, kecuali atas anjuran dokter.
4) Faktor Lingkungan Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini tentunya menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Kondisi lingkungan, 13
pekerjaan, kebiasaan hidup sehari-hari, keadaan ekonomi. Semua ini akan dapat berpengaruh terhadap kesegaran jasmani seseorang. 5) Faktor Latihan dan Olahraga Faktor latihan dan olahraga punya pengaruh yang besar terhadap peningkatan kesegaran jasmani seseorang. Seseorang yang secara teratur berlatih sesuai dengan keperluannya dan memperoleh kesegaran jasmani dari padanya disebut terlatih. Sebaliknya, seseorang yang membiarkan ototnya lemas tergantung dan berada dalam kondisi fisik yang buruk disebut tak terlatih.Berolahraga adalah alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran, sebab olahraga mempunyai multi manfaat baik manfaat fisik, psikis, maupun manfaat sosial. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik antara lain; makanan dan gizi, faktor tidur dan istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, faktor lingkungan dan olahraga, dan lainlain. Jadi, agar mempunyai kemampuan kondisi fisik yang baik, seseorang harus memperhatikan beberapa faktor tersebut.
E. Tes Pengukuran Unsur Kondisi Fisik Tes pengukuran setiap unsur kondisi fisik ada bergam bentuk dan cara,berikut adalah beberapa bentuk tes pengukuran unsur kondisi fisik: 1. Jenis Tes Pengukuran Kekuatan a. Tes Kekuatan Pegangan (Hand Dynamometer) Grip strength dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot peras tangan. Kekuatan otot peras tangan juga termasuk dalam komponen kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya. 1) Alat yang digunakan dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand Dynamometer.Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg)
14
2) Prosedur Pelaksanaan Tes: Pengukuran Otot Peras Tangan Kanan dan Kiri. Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu. Pandangan lurus kedepan. Tangan memegang Grip Strenght dynamometer Tangan harus lurus. Skala dynamometer menghadap keluar atau kedepan. Jarum dynamometer berada pada angka nol. Setelah itu, Grip Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga Hanya dengan sekali perasan. Penekanannya tidak boleh dengan sentakan Tangan yang diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak bolah tersentuh badan ataupun benda lain. Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer.Dilakukan sebanyak 3 kali ,di ambil hasil yang terbaik. 3) Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg) Baik sekali 55.50 – keatas 42.50 – keatas Bagus 46.50 – 55.00 32.50 – 41.00 Sedang 36.50 – 46.00 24.50 – 32.00 Cukup 27.50 – 36.00 18.50 – 24.00 Kurang SD – 27.00 SD – 18.00
b. Tes Kekuatan Lengan (Beneh press I-RIM test) 1) Jenis Tes : Push-Up semampu mungkin 2) Tujuan: Mengukur kekuatan otot lengan dan tangan 3) Alat dan peralatan 15
Tally counter Lantai yang datar atau matras Blangko dan alat tulis Pengetes :1 orang pencatat hasil dan 1 orang pengawas merangkap penghitug 4) Pelaksanaan Tes Sebelum memulai tes dipastikan semua alat lengkap. Testee tengkurap dilantai , kedua tangan diletakkan didada, kedua kaki lurus, rapat dan tubuh simetris. Dengan aba-aba “Ya” testee berusaha mengangkat tubuh dengan kedua tangannya lurus. Seorang pengawas merangkap menghitung testee yang melakukan tes push-up. Tes dilakukan 2x
5) Pencatatan hasil Hasil yang dicatat adalah berapa kali testee dapat melakukan tes tersebut dngan benar dan semampu mungkin. 6) Lakukan berulang-ulang dengan nilai A adalah 41 kali permenit. Catatan : Dipastikan selama tes berlangsung seluruh tubuh terangkat keatas.
c. Tes Kekuatan Otot Perut (The Curl Up Test) 1) Jenis Tes : Sit-Up semampu mungkin 2) Tujuan : Mengukur kekuatan otot perut 3) Alat dan peralatan Tally counter Lantai yang datar atau matras Blangko dan alat tulis. 16
4) Pengetes : 1 orang pencatat hasil dan 1 orang pengawas merangkap penghitug 5) Pelaksanaan Tes Posisi tubuh tidur terlentang Kaki menutup,menempel satu sama lain Lutut ditekuk kurang lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki V- Sit Up Kedua tangan menyentuh belakang telinga. Setelah itu gerakkan tubuh bagian atas naik turun Ketika naik, perut dan dada harus sampai menyentuh paha Ketika turun, kepala tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi pundak harus menyentuh lantai. Posisi tangan jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
Jika pergerakan atau pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Maka tidak bisa dihitung. Perhitungan, jika dimulai dari posisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi. Lakukan berulang-ulang dengan nilai A adalah 41 kali permenit.
d. Tes Kekuatan Tungkai/Lutut (Leg Dynamometer/CYBEX division of lumex) 1) Tujuan: Mengukur kekuatan otot tungkai 2) Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan 3) Alat/fasilatas: Leg Dynamometer
17
4) Pelaksanaan : Teste memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga membentuk sudut ± 450, kemudian alat pengikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg dynamometer. Setelah itu teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya. Setelah teste itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat jarum alat-alat tersebut menunjukkan angka berapa. Angka tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai teste.
5) Penilaian : Skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan tingkat ketelitian 0,5 kg Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria. KATEGORI PRESTASI (kg) Baik sekali 153.50 – keatas Bagus 112.50 – 153.00 Sedang 76.50 – 112.00 Cukup 52.50 – 76.00 18
Kurang SD –52.00 Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita KATEGORI PRESTASI (kg) Baik sekali 103.50 – keatas Bagus 78.50 – 103.00 Sedang 57.50 – 78.00 Cukup 28.50 –57.00 Kurang SD –28.00
e. Tes Kekuatan Pinggang/Togok (Back Dynamometer) 1) Tujuan:Mengukur komponen kekuatan otot punggung 2) Jenis Kelami:Laki-laki dan perempuan 3) Alat/fasilatas:Back Dynamometer
4) Pelaksanaan : Teste coba berdiri, panggul dirapatkan di dinding, badan dibungkukkan ke depan. Kedua tangan lurus memegang dynamometer dengan kedua tangan lurus. Teste berusaha sekuat-kuatnya mengangkat badan ke atas, sehingga menuju pada sikap berdiri tegak. Alat tersebut menunjukkan angka yang menyatakan besarnya kekuatan kontraksi dari otot punggung tersebut. 5) Penilaian : Besarnya kekuatan tarikan otot punggung teste dapat dilihat pada alat pengukuran setelah melakukan tes tersebut. Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria. 19
KATEGORI PRESTASI (kg) Baik sekali 153.50 – keatas Bagus 112.50 – 153.00 Sedang 76.50 – 112.00 Cukup 52.50 – 76.00 Kurang SD –52.00 Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita KATEGORI PRESTASI (kg) Baik sekali 103.50 – keatas Bagus 78.50 – 103.00 Sedang 57.50 – 78.00 Cukup 28.50 –57.00 Kurang SD –28.00
2. Daya Tahan (Endurance) a. Tes lari 2,4 km (Cooper) 1) Sasaran : Laki-laki dan perempua usia 13 tahun ke atas. 2) Peralatan : Stopwatch, lintasan lari sejauh 2400 meter, nomor dada, formulir, dan alat tulis 3) Pelaksanaan : start berdiri dan
Setelah
aba-aba
“ya”
pelari menggunakan
berlari secepatnya hingga menempuh garis finis yang berjarak 2,4 km 4) Penilaian : Ukur jarak tempuh orang yang menjalani tes tersebut dengan stopwatch pada waktu memasuki garis finish
20
KATEGORI
HASIL DALAM MENIT, DETIK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
< 8,37
< 11,50
Baik sekali Baik Sedang
8,37 s/d 9,40 9,41 s/d 10,48 10,49 s/d 12,10
11,50 s/d 12,29 12,30 s/d 13,30 13,31 s/d 16,54
kurang
12,11 s/d 15,30
16,55 s/d 18,30
> 15,30
> 18,31
Istimewa
kurang sekali b. Harvard Step Test
1) Tujuan: Untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori. 2) Perlengkapan: stopwatch, metronom, bangku setinggi 20 inci (50,8 cm), formulir, dan alat tulis. 3) Pelaksanaan: Berdiri di belakang bangku. Pada hitungan satu, satu kaki naik ke atas bangku sampai lutut lurus. Hitungan dua, kaki yang lain naik ke atas bangku. Hitungan tiga, kaki yang pertama turun. Hitungan empat, kaki yang lain turun. Tes dilaksanakan selama 5 menit dengan kadens (empat hitungan) 30. Setelah selesai melakukan tes, segera duduk dan dihitung denyut nadinya sesuai dengan rumus yang akan digunakan. 4) Penilaian: Untuk menilai daya tahan kardiovaskuler dengan tes ini dapat digunakan dua rumus, yaitu rumus panjang dan rumus pendek. Bila rumus panjang yang digunakan, prosedur penilaiannya sebagai berikut. Hitung denyut nadi (DN) 1 – 1 ½ menit, 2 – 2 ½ , 3 – 3 ½ menit, setelah tes kemudian jumlahkan Kemudian hitunglah dengan rumus: PEI =(waktu tes(detik)×100)/2×jumlahdenyutnadi Konsultasikan hasil penghitungan dengan kriteria berikut Hasil (Nilai) Kriteria 21
90 – ke atas 80 – 89 65 – 79 56 – 64 3. Daya Otot / Daya Ledak
Baik sekali Baik Sedang tinggi Sedang rendah
a. Loncat Tegak / Vertical Jump 1) Alat yang diperlukan: Papan berskala yang ditempel di dinding Penghapus papan tulis Serbuk kapur Alat tulis 2) Pelaksanaan: Papan berskala di tempel di dinding setinggi jangkauan murid-murid Peserta berdiri menyamping dinding dibawah papan skala Tangan peserta diolesi kapur khususnya pada ujung jarinya Peserta meraihkan tangannya lurus ke atas setinggi-tingginya menempel ke papan skala, sehingga bekas tempelan tangan tertera di papan skala. Selanjutnya dicatat seberapa jangkauan tersebut. Kemudian peserta melakukan ancang-ancang untuk melompat ke atas tegak lurus, selanjutnya peserta melakukan lompatan ke atas setinggi-tingginya sambil meraih tangan yang dioles kapur tersebut menyentuh papan skala, sehingga berbekas di papan skala dan dapat dibaca oleh guru dan dicatat.
22
Selanjutnya dihitung selisih antara jangkauan tangan dengan hasil raihan tangan dengan lompat tegak tersebut. Selisih inilah merupakan kemampuan daya ledak otot tungkai. Tabel Norma loncat tegak untuk laki-laki dan perempuan: - lebih dari 89 cm
Nilai 10
- 85-88
Nilai 9 - 81-85
Nilai 7 - 71-75
Nilai 8 - 76-80
Nilai 6 - 66-70
Nilai 5
- 60-65 Nilai 4 - 50-59
Nilai 3 - 40-49
- kurang dari 40
Nilai
Nilai 2
1
4. Kecepatan (Speed) a) Tes lari 50 m 1.
Tujuan:Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
2.
Alat dan Fasilitas Lintasan lurus,rata,tidak licin,mempunyai lintasan lanjutan,berjarak 50 m Bendera start Peluit
23
Tiang pancang Stopwacth Serbuk kapur Formulir tes Alat Tulis Petugas Tes 3.
petugas Pembebrangkatan,Pengukur waktu merangkap sebagai pencatat hasil
4.
Pelaksanaan Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis star Gerakan: Pada aba – aba “SIAP” peserta mengambil sikap star berdiri ,sikap untuk lari Pada aba – aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish.
5.
Lari masih Bisa diulang apabila peserta: Mencuri start Tidak melewati garis finish Terganggu oleh pelari lainnya Terpeleset
6.
Pengukuran waktu : Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis finish
7.
Pencatat hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 m dalam satuan detik Waktu dicatat satu angka dibelakang koma,
Tabel penialian lari 50 meter Lari 50 meter Skor
Kriteria
Lari 50 meter putri
Putra
5
s.d - 6.7
Baik sekali
s.d – 7.7
4
6.8 - 7.6
Baik
7.8 – 8.7
3
7.7 - 8.7
Cukup
8.8 – 9.9
2
8.8 -10.3
Kurang
10.0 – 11.9
24
1
10.4-dst
Kurang sekali
12.0 –dst
5. Daya Lentur (Fleksibility) a. Sit and Reach 1) Tujuan : Untuk mengukur kelentukan badan 2) Alat dan fasilitas Pita pengukur dalam cm dengan panjang minimal 2 meter Tembok atau papan tegak lurus dengan lantai datar Alat tulis Formulir tes Pelaksanaan
3) Pelaksanaan Pita pengukur diletakkan lurus dilantai, dengan huruf nol pada tepi tembok, teste melepaskan kaus kaki duduk berljunjur menduduki pita pengukur Pantat, punggung, dan kepala merapat ketembok, kedua kaki lurus kedepan dengan kedua lutut lurus Panjang kaki dicatat sampai cm penuh, pengukuran dari tembok kedua kaki kangkang kedua lutut boleh bengkok. Kemudian teste merfaihkan kedua lengannya kedepan sejauh mungkin dan menempatkan kedua jari jari taangan pada pita sejauh mungkin tahap raihan tersebut minimal 3 detik Jauh raihan itu dicatat sampai sentimeter penuh. Lagkukan raihan 2 kali berurutan, dan jarak raihan terjauh yang dihitung. Kelentukan tubuh diukur selisih antara jarak raihan dengan jarak kaki dalam sentimeter.
25
Gambar tes sit and reach 4) Table penilaian sit and reach Skor Putra Kriteria
Putri
19,5
Baik sekali
20,0 – 23,0
5 4
17,0 – 19,0
Baik
18,5 – 19,5
3
14,5 – 16,5
Cukup
17,0 – 18,0
2
12,5 – 14,0
Kurang
15,0 – 16,5
1
< 12,0
Kurang sekali
13,5 – 14,5
b. Standing Trunk Flexion 1) Prosedur pelaksanaan tes : Peserta atau orang coba tidak memakai alas kaki Peserta berdiri dengan kaki lurus diatas balok tes. Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk ) Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur. Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes. Dimulai dari angka -20. ( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu ) Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.
26
c. Tes statis fleksibilitas pergelangan kaki 1) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan fleksibilitas pergelangan kaki teste 2) Alat dan fasilitas Bidang yang datar atau gedung yang mempunyai dinding tembok. Stopwatch Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan Berdiri menghadap dinding,ujung jari menyentuh dinding,dan bersandar poada dinding Geser kaki menjauhi dinding secara perlahan sejauh mungkin Pertahankan kaki untuk berdiri,tubuh dan lutut dan lutut terbuka lebar sedangkan dada tetap menempel pada dinding Ukur jarak antara ujung kaki dengan dinding.jarak paling pendek adalah ¼ inci Ulangi sebanyak tiga kali dan catat hasil jarak terbaik. 4) Penilaian Ukuran di nyatakan dalam satuan inci. 5) Table penilaian penilaian fleksibilitas kaki Kategori
Laki-laki
Perempuan
Sempurna
35.00
32.00
Baik
35.00 – 32.51
32.00 – 30.51
27
Cukup
32.50 – 29.51
30.50 – 26.51
Kurang
29.50 – 26.50
26.50 – 24.25
Buruk
< 26.50
<24.25
d. Tes statis fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan. 1) Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan teste 2) Alat dan fasilitas Bidang yang datar Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan Berbaring tengkurap di lantai dengan ke dua tangan diluruskan memegang sebuah tongkat Naikkan tongkat setinggi mungkin,wajah mengikuti gerakan tongkat Ukur jaraj naikknya tongkat dari lantai .jarak terpendek adalah ½ inci Ulangi sebanyak tiga kali dan catat jarak terbaik Ukur jarak pangkal lengan hingga jari yang terpanjang Catat nilai terbaik dari jarak lengan
4) Penilaian fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan Klasifikasi Laki- laki Sempurna >12.50 Baik 12.50 – 11.50 Cukup 11.49 – 8.25 Kurang 8.24 – 6.00 Buruk <6.0 6. Kelincahan (Agility)
Perempuan >11.75 11.75 – 10.75 10.74 – 7.50 7.49 – 5.50 < 5.50
a. Shuttle Run 1) Tujuan: Untuk mengukur kelincahan seseorang dalam mengubah arah dan posisi 2)
Alat dan fasillitas : Stopwacth sesuai kebutuhannya 28
Lintasan lari datar panjang minimal 10 meter dengan garis jarak 5 meter dengan setiap lintasan lebar 1,22 meter Tester:1 Orang starter dan pencatat waktu,Pengambil sesuai dengan testee dan lintasan yang tesrsedia 3) Pelaksanaan: Pada aba – aba “ bersedia” setiap teste berdiri di belakang garis atau garis pertama di tengah lintasan. Pada aba-aba “siap” testee dengan start berdiri dan siap lari. Dengan aba-aba “ya”testee segera lari menuju garis kedua dan setelah melewati kedua garis kedua segera berbalik menuju garis start Lari dari garis startatau garis pertama menuju ke garis start. Lari dari garis start atau garis pertama menuju ke garis kedua dan kembali ke garis start di hitung 1 kali. Pelaksanaan lari dilakukan sampai ke empat kalinya bolak – balik sehingga menempuh jarak 20 meter. Setelah melewati garis finish stopwatch dihentikan. Catatan :Kelincahan lari dihitung sampai dengan 0,1 atau 0,01 detik.
Gambar penilaian shuttle run
Skor
Table penilaian shuttle run Shttle run Kriteria Putra
Shuttle run putri
5
<15,5
Sempurna
<16,7
4
16 – 15,6
Baik sekali
17,4-16,8
29
3
16,6-16,1
Baik
18,2-17,5
2
17,1-17,6
Cukup
18,9– 18,3
1
17,7-17,2
Kurang
19,6 -19,0
b. Tes zig – zug run 1) Tujuan: Untuk mengetahui kelincahan seseorang dalam mengubah arah atau posisi. 2) Alat dan peralatan: Lapangan Stopwatch Tongkat/cone Pluit Alat tulis Diagram dan Formulir tes Tester: − 1 orang starter − Pencatat waktu − Pencatat hasil tes − Pengawas 3) Pelaksanaan Teste berdiri di belakang garis start ,bila ada aba – aba “ya” ia berlari secepat mungkin mengikuti arah/cone yang telah disusun secra zig- zag sesuai dengan diagram samapai batas finish. Testee diberi kesempatan melakukan tes 3 kali kesempatan. Gagal bila menggeserkan tongkat/cone tidak sesuai pada diagram tas tersebut. 4) Penilaian Pencatatan waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali percobaan dan dicatat sampai sepersepuluh detik.
30
Gambar tes Zig-zug Run
Table penilaian Zig-zug Run Laki-laki No
norma
Prestasi/detik
1
Baik sekali
Ke atas 12.10
2
Baik
12.11 – 13.53
3
Sedang
13.54 – 14.96
4
Kurang
14.97 – 16.39
5
Kurang sekali
16. 40 - kebawah
No
norma
Prestasi/detik
1
Baik sekali
Ke atas 12.42
2
Baik
12.43 – 14.09
3
Sedang
14.10 – 15.74
4
Kurang
15.75– 17.39
5
Kurang sekali
17. 40 – ke bawah
Perempuan
7. Keseimbangan (Balance) a. Berdiri 1 kaki dengan mata tertutup / strock stand 1) Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan teste dalam mempertahankan keseimbangan tubuh dalam posisi statis 2) Alat dan fasilitas Lokasi yang kering Stopwatch
31
Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan Berdiri dengan nyaman pada kedua kaki Tangan diletakkan dipinggang Berdilirah pada salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan letakkan ibu jari kaki dan lutut kaki masih menjejak ditanah
4) Penilaian Waktu akan dihentikan apabila teste membuka mata Menggerakikan tangannya Meletakkan dan menggerakkan kakinya Kesempatan dilkukan sebanyak 3 kali
b. Standing balance tes 1) Tujuan: Untuk mengukur keseimbangan tubuh 2) Alat dan fasilitas Tempat yang permukaannya datar Stopwatch Alat tulis dan formulie tes 3) Pelaksanaan Teste berdiri diatas satu kaki selama mungkin Sebelum tes dimulai testee diperkennkan untuk melakukan percobaan selama 1menit Teste berdiri dengan 1 kaki, sedangkan tangan yang lain berada diatas kepala, dengan kaki jinjit 32
Peragakan sikap ini selama mungkin yang dapat dilakukan oleh teste Stopwatch dihentikan saat kaki yang diangkat menyentuh tanah atau teste kehilangan keseimbangan 4) Penilaian Waktu yang ditempuh oleh teste dalam mempertahankan keseimbangan
c. One kine balance 1) Tujuan : Untuk mengukur keseimbangan 2) Alat dan fasilitas Bidang yang rata atau gym Stopwatch Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan Tes Posisi siap dengan menoleh kekanan Berlutut dengan kaki sebelah sedangkan kaki yang lain diangkat lurus kebelakang Luruskan
kedua
kaki
belah
tangan
kesamping
sehingga
bahu.pertahankan sikap ini hingga 5 hitungan 4) penilaian Gagal bila menyentuh lantai dengan bagian badan selain lutut kaki Gagal bila keseimbangannya hilang
8. Koordinasi (Coordination) a. Tes Lempar Tangkap Bola Tenis 1) Tujuan : mengukur koordinasi mata-tangan. 2) Alat/ fasilitas : Bola tenis, kapur atau pita untuk membuat batas,
33
sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas dengan garis tengah 30 cm, meteran dengan tingkat ketelitian 1 cm. 3) Pelaksanaan Sasaran ditempatkan ditembok setinggi bahu peserta tes. Peserta berdiri dibelakang garis batas lemparan sejauh 2,5 meter. Peserta tes diberi kesempatan untuk melempar bola ke arah sasaran dan menangkap bola kembali sebanyak 10 kali ulangan, dengan menggunakan salah satu tangan. Peserta diberikan lagi kesempatan untuk melakukan lempar tangkap bola dengan menggunakan salah satu tangan dan ditangkap oleh tangan yang berbeda sebanyak 10 kali ulangan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan percobaan. 4) Skor: Skor yang dihitung adalah lemparan yang sah, yaitu lemparan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali, serta pada pelaksanaan lempar dan tangkap bola peserta tidak menginjak garis batas. Sebuah lemparan akan memperoleh skor 1 apabila lemparan tersebut mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali dengan benar. jumlah skor adalah keseluruhan hasil lempar tangkap bola dengan tangan yang. sama dan tangan berbeda. b. Lemparan Depan (Shocken) 1) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan koordinasi tungkai dan lengan 2) Alat pengukur : Meteran TAJIMA 3) Fasilitas: Peluru 3 Kg (Putri), dan 4 Kg (Putra) Satuan pengukuran: Hasil diukur dalam meter Hasil tes : Hasil adalah lemparan yang terjauh dari kedua tes Norma Pengukuran Norma Tes Shocken Depan Putri > 11,19 m
Status Sangat baik 34
Putra > 14,41 m
11, 19 – 9,44 m
Baik
1 1,91 – 14,41 m
9,44 – 8,56 m
Cukup
11,91 – 10,66 m
8,56 – 5,93 m
Kurang
10,66 – 6,91 m
Sangat kurang
< 6,91 m
< 5,93 m 4) Pelaksanaan :
Atlet berdiri dengan lutut ditekuk (90°), badan tegak menghadap bidang lemparan, peluru dipegang dengan dua tangan. Peluru dilontarkan kedepan atas dengan cara mengayunkan lengan, meluruskan tungkai dan pinggul secara bersamaan Hasilnya diukur dari jatuhnya peluru sampai tumpuan kaki disikap permulaan. Tes ini dilakukan dua kali c. Tes Lemparan Belakang (Shocken) 1) Bentuk Tes: Lemparan belakang (shock-en) 2) Tujuan: Untuk mengukur kemampuan koordinasi tungkai dan lengan 3) Alat pengukur : Meteran TAJIMA 4) Fasilitas: Peluru 3 Kg (Putri), 4 Kg (Putra) Satuan pengukuran : Hasil diukur dalam meter. 5) Hasil tes: Hasil adalah lemparan yang terjauh dari kedua tes Norma Pengukuran Norma Tes Shocken Belakang Putri
Status
Putra
> 11,49 m
Sangat baik
> 14,32 m
10, 04 – 9,34 m
Baik
1 1,76 – 14,32 m
9,34 – 8,49 m
Cukup
11,76 – 10,49 m
8,49 – 5,94 m
Kurang
10,49 – 5,93 m
Sangat kurang
< 5,93 m
< 5,94 m 6) Pelaksanaan
Atlet berdiri dengan lutut ditekuk (90°), badan tegak menghadap bidang lemparan, peluru dipegang dengan dua tangan.
35
Peluru dilontarkan ke belakang atas dengan cara mengayunkan lengan, meluruskan tungkai dan pinggul secara bersamaan Hasilnya diukur dari jatuhnya peluru sampai tumpuan kaki disikap permulaan. Tes ini dilakukan dua kali
9. Ketepatan (Accuracy) a. Tes menembakan bola ke sasaran (shooting)) 1) Tujuan: Untuk mengukur kemampuan dan kecakapan menembakkan bola ke sasaran 2) Alat dan fasilitas Bola kaki Lapangan Gawang Alat tulis Formulir tes 4) Pelaksanaan tes Bola diletakan pada sebuah titik berjarak 13 meter dari garis gawang dan tepat dipertengahan lebar gawang. Dengan awalan siswa menendang bola tersebut sekuat mungkin kearah sasaran. Pelaksanaannya tidak dengan aba-aba. Oleh karena kecepatan tembakan juga mendapatkan penilaian, maka waktunya harus diambil. Pengambil waktu menjalankan stopwatchnya tepat ketika kaki siswa mengenai bola. Dan tepat saat bola mengenai sasaran, pengambil waktu menghentikan stopwatchnya. 5) Testeer Hasil yang dicatat adalah: 36
− Hasil tembakan yang berupa angka sasaran yang dikenai bola − Kecepaatan tembakan yang berupa waktu yang ditempuh bola dari mulai disepak saat mengenai sasaran .waktu dicatat sampaipersepuluh d b. Tes serangan 1) Tujuan : Untuk mengetahui ketepatan mengarahkan bola tangan dengan kecepatan serangan 2) Alat dan fasilitas: Lapangan bola voli Bola voli Net Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan tes Teste berdiri bebas didalam lapangan permainan Bola dilambungkan kedekat atas jaring ke arah teste.testee melompat dengan atau tanpa awalan dan memukul bola melampui jarring net kedalam lapangan lawan. Stop wacth dijalankan pada waktu tangan testee memukul bola dan dihentikan pada saat bola menyentuh tanah.waktu yang dicatat sampai sepuluh detik. Kesempatan diberikan sebanyak 5 kali. Catatan :Pemansan (warming up) diijinkan tetapi mencoba bahan tes yang dilarang 4) Penilaian,Hasil yang dicatat adalah: Angka sasaran Waktu yang ditempuh oleh bola mulai dipukul sampai menyentuh tanah Hasil yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dari setiap sasaran Nilai nol (0) diberikan bila testee menyentuh jarring,bola jatuh diluar lapangan.
c. Tes umpan 37
1) Tujuan : Untuk mengukur kecakapan dan keterampilan dalam member umpan (pass) pada sasara. 2) Alat dan fasilitas Lapangan Bola voli Tali Net Alat tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan tes Testee berdiri dibelakang garis serang Bola dilemparkan kearahnya dari lapangan di seberang testee Testee mengumpan bola sesuai dengan peraturannya yang telah ditentukan Kesempatan diberikan sebanyak 6 kali 4) Pencatat hasil Nilai setiap umpan ditentukan oleh angka pada sasaran dimana bolah jatuh: Nilai nol diberikan bila: − Bola
dimainkan
dengan
cara
yang
tidak
sah
(
misalnya
;mengangkat,mendorong,dan sebagainya) − Bola tidak melampui tali yang direntangkan,mnyentuh garis tengah dan jatuh keluar sasaran − Bola yang menyentuh garis sasaran kecuali garis tengah dihitung telah memasuki sasaran dengan angka yang lebih besar. Hasil yang dicatat adalah jumlah dari empat nilai terbaik.
10. Reaksi (Reaction) a.
Tes Kecepatan Reaksi Tangan 1) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan tangan untuk melakukan reaksi terhadap suatu stimulus 2) Alat dan fasilitas: 38
Meja dan kursi Mistar Alatn tulis Formulir tes 3) Pelaksanaan tes Testee dalam keadaan duduk di kursi dengan kedua tangannya berada disisi meja,dengan jarak tangan kanan kurang lebih 30 cm Testee memegang mistar reaksi kemudian menjatuhkan secara vertical diantara kedua telapak tangan testee dari atas tanpa aba-aba Bersamaan dengan jatuhnya tongkat reaksi .testee segera berusaha menjepit mistar reaksi tersebut secepat mungki dengan mengguanakan kedua tangannya. Testee diberi kesempatan melakukan tes sebnayak 3 kali 4) Penilaian Angka yang terbaik ditunjukkan telapak tangan bagian bawah pada mistar dari 3 kali melakukan tes merupakan nilai kecepatan reaksi tangan testee b.
Tangkap Penggaris 1) Tujuan :Untuk mengukur kemampuan gerak reaksi tangan 2) Alat dan fasilitas: Ruangan stop watch Alat tulis Formulir tes Penggaris 3) Pelaksanaan tes Testee dalam keadaan duduk di kursi dengan kedua tangannya berada disisi meja,dengan jarak tangan kanan kurang lebih 30 cm Testee memegang mistar reaksi kemudian menjatuhkan secara vertical diantara kedua telapak tangan testee dari atas tanpa aba-aba Bersamaan dengan jatuhnya tongkat reaksi .testee segera berusaha menjepit mistar reaksi tersebut secepat mungki dengan mengguanakan kedua tangannya. 39
Testee diberi kesempatan melakukan tes sebnayak 3 kali 4) Penilaian Angka yang terbaik ditunjukkan telapak tangan bagian bawah pada mistar dari 3 kali melakukan tes merupakan nilai kecepatan reaksi tangan testee
F. TUGAS PRAKTIKUM MAHASISWA 1. Mahasiswa Dibagi menjadi 10 kelompok,masing-masing kelompok mendapatkan satu tugas menjadi panitia pelaksanaan tes dan pengukuran unsur kondisi fisik sesuai dengan komponen unsur kondisi fisik yang diperoleh 2. Panitia bertugas untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana tes sebelum tes dilakukan 3. Panitia bertugas menjadi pengetes 4. Setelah tes dan pengukuran selesai dilakukan terhadap semua mahasiswa/tester panitia berkewajiban mengevaluasi hasil tes 5. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan tes
BAB III TES DAN PENGUKURAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI A. Pentingnya Tingkat Kesegaran Jasmani Kebugaran/Kesegaran jasmani ialah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan ringan tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain. Kesegaran jasmani merupakan suatu aspek penting dimiliki oleh setiap orang, hal ini disebabkan karena
40
kesegaran jasmani menunjukkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yangdilakukan sehari-hari, baik sebagai siswa, mahasiswa, pegawai, petaniataupun lainnya.Oleh karena pentingnya memiliki kesegaran jasmani yang baik maka upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani ini sangat perlu dilakukan pada lembaga-lembaga pendidikan dari tingkatan yang paling rendah (taman kanak-kanak) sampai pada perguruan tinggi, pendidikan jasmani yang diberikan dalam berbagai macam cabang olahraga pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani para pelakunya, sedangkan tujuan yang lain yaitu prestasi olahraga merupakankegiatan yang diberikan dalam program ekstrakurikuler. Pendidikan jasmani yang diberikan disetiap lembaga pendidikan dari jenjang Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi tidak lepas dari upaya lembaga pendidikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani peserta didik. Pendidikan jasamani pada setiap jenjang pendidikan diberi isi dan bentuk aktifitas fisik yang berdasarkan tingkat pertumbuhandan perkembangan peserta didiknya untuk mencapai kesegaran jasmaniyang sesuai dengan tuntutan kondisi fisik yang dapat menunjang proses pembelajaran yang dihadapi sehari-hari. Pendidikan jasmani diberikandalam berbagai bentuk aktifitas seperti gerak dasar jalan, lari, lompat dan lempar, serta pada taraf penguasaan keterampilan diberikan dalam bentuk cabang olahraga seperti atletik, permainan, senam, bela diri dan renang. B. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Secara pasti tingkat kesegaran jasmani hanya dapat diketahui melalui tes dan pengukuran yang dilakukan oleh setiap orang. Bentuk tes dan pengukuran kesegaran jasmani bermacam-macam. Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki oleh siswa maupun mahasiswa. Sedangkan pengukuran merupakan bagian dari evaluasi yang menggunakan alat dan teknik tertentu untuk mengumpulkan informasi secara tepat dan benar (Winarno, 2007:70-71). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) adalah suatu tolak ukur untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani yang berbentuk rangkaian butir-butir tes yang menjadi salah satu tolak ukur dalam mengetahui tingkat kesegaran jasmani anak yang digolongkan sesuai dengan umur anak tersebut. Tes kesegaran jasmani indonesia atau yang biasa disebut dengan tkji terbagi dalam 4 golongan instrumen tes yang dibedakan sesuai dengan golongan umur 41
yaitu: 1) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 6-9 tahun, 2) tes kesegaran jasmani indonesia (tkji) 10-12 tahun dan, 3) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 13-15 tahun, 3) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 16-19 tahun. Sesuai dengan tolak ukur kesegaran jasmani, maka tolak ukur ini hanya berlaku untuk mengukur kesegaran jasmani anak sesuai dengan golongan umur tersebut. Dengan demikian tolak ukur ini tidak berlaku untuk mengukur kesegaran jasmani bagi mereka yang tidak termasuk kelompok umur tersebut. Pusat kebugaran jasmani dan rekreasi menyusun rangkaian tes yang diberi nama tes kebugaran jasmani indonesia (TKJI) yang kategorinya dikelompokan menjadi 4 kelompok •
Umur 6 s/d 9 tahun
•
Umur 10 s/d 12 tahun
•
Umur 13 s/d 15 tahun
•
Umur 16 s/d 19 tahun Kategori dengan membedakan juga jenis kelamin dimana kategori putra dan putri.
TKJI merupakan battery test dimana terdiri dari
1. Sprint Sprint atau lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan. Kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing kelompok umur berbeda. Jarak Kelompok umur
Putra
Keterangan
Putri
6 s/d 9 tahun
30 meter
30 meter
10 s/d 12 tahun
40 meter
40 meter
13 s/d 15 tahun
50 meter
50 meter
16 s/d 19 tahun
60 meter
60 meter
Pencatatan waktu dilakukan dalam satuan detik dengan satu angka dibelakang koma.
Sedangkan penilaian tesnya adalah: Usia 6 s/d 9 tahun Putra
Putri
Sd -5.5 detik
Sd – 5.8 detik
Usia 10 s/d 12 tahun Nilai 5
42
Putra
Putri
Sd- 6.3 detik
Sd – 6.7 detik
5.6 – 6.1 detik
5.9 – 6.6 detik
4
6.4 – 6.9 detik
6.8 – 7.5 detik
6.2 – 6.9 detik
6.7 – 7.8 detik
3
7.0 – 7.7 detik
7.6 – 8.3 detik
7.0 – 8.6 detik
7.9 – 9.2 detik
2
7.8 – 8.8 detik
8.4 – 9.6 detik
8.7 - dst
9.3 - dst
1
8.9 – dst
9.7 – dst
Usia 13-16 tahun Putra
Putri
Sd -6.7 detik
Sd – 7.7 detik
6.8 – 7.6 detik 7.7 – 8.7 detik
Usia 17-19 tahun Nilai
Putra
Putri
5
Sd – 7.2 detik
Sd – 8.4 detik
7.8 – 8.7 detik
4
7.3 – 8.3 detik
8.5 – 9.8 detik
8.8 – 9.9 detik
3
8.4 – 9.6 detik
9.9 – 11.4 detik
2
9.7 – 11.0 detik 11.5 – 13.4 detik 11.1 - dst 13.5 – dst
8.8 – 10.3 detik 10.9 – 11.9 detik 10.4 – dst 12.0 – dst
1
2. Pull-up Pull-up bertujuan untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu. Untuk penilaian kelompok umur 06 – 09 tahun dan umur 10 – 12 tahun melakukan pull-up selama 60 detik dengan penilaian. Usia 6 s/d 9 tahun putra
putri
40 detik ke atas
33 detik ke atas
22 – 39 detik
Usia 10 s/d 12 tahun Nilai
putra
Putri
55
51 detik ke atas
40 detik ke atas
18 – 32 detik
4
31 – 51 detik
20 – 39 detik
09 – 21 detik
09 – 17 detik
3
15 – 30 detik
08 - 19 detik
03 – 08 detik
03 – 08 detik
2
05 – 14 detik
02 – 07 detik
00 – 02 detik
00 – 02 detik
1
00 – 04 detik
00 – 01 detik
Untuk kelompok umur 13 – 15 tahun dan umur 16 – 19 tahun, melakukan gerakan pull-up selama 60 detik. Penilaian putra dihitung frekuensinya, sedangkan yang putri yang dihitung waktunya, masing-masing penilaian sebagai berikut. Usia 13 s/d 15 tahun Putra
putri
16 detik ke atas
41 detik ke atas
11 – 15 detik
22 – 40 detik
nilai
Usia 16 s/d 19 tahun Putra
putri
5
19 detik ke atas
40 detik ke atas
4
14 – 18 detik
20 – 39 detik
43
06 – 10 detik
10 – 21 detik
3
09 – 13 detik
08 – 19 detik
02 – 05 detik
03 – 09 detik
2
05 – 08 detik
02 – 07 detik
00 – 01 detik
00 – 02 detik
1
00 – 04 detik
00 – 02 detik
3. Sit-up Sit-up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Kelompok umur 6-9 tahun dan 10-12 tahun melakukan selama 30 detik dengan kreteria penilaian Usia 6 s/d 9 tahun putra
putri
7 kali ke atas
15 kali ke atas
3 – 16 kali
Usia 10 s/d 12 tahun nilai
putra
Putri
5
23 kali ke atas
20 kali ke atas
11 – 14 kali
4
18 – 22 kali
14 – 19 kali
07 – 12 kali
04 – 10 kali
3
12 – 17 kali
07 – 13 kali
02 – 06 kali
02 -03 kali
2
04 – 11 kali
02 – 06 kali
00 -01 kali
00 – 01 kali
1
00 – 03 kali
00 – 01 kali
Sedangkan untuk kreteria penilaian kelompok umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun yang melakukan selama 60 detik adalah Usia 13 s/d 15 tahun Usia 16 s/d 19 tahun nilai putra Putri putra Putri 38 kali ke atas
28 kali ke atas
5
41 kali ke atas
29 kali ke atas
28 – 37 kali
19 – 27 kali
4
30 – 40 kali
20 – 28 kali
19 – 27 kali
09 – 18 kali
3
21 – 29 kali
10 – 19 kali
08 – 18 kali
03 – 08 kali
2
10 – 20 kali
03 – 09 kali
00 – 07 kali
00 – 02 kali
1
00 – 09 kali
00 – 02 kali
4. Vertical jump Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai. Ukuran papan sekala selebar 30 cm dan panjang 150 cm, dimana jarak antara garis sekala satu dengan yang lainnya masing-masing 1 cm. Papan sekala ditempelkan di tembok dengan jarak sekala nol(0) dengan lantai 150 cm. Pertama berdiri menyamping papan sekala dengan mengangkat tangan keatas ukur tinggi yang didapat, kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin sebanyak tiga kali, tiap lompatan dicatat tinggi yang diperoleh kemudian ambil
44
yang terteinggi, selisih antara raihan tertinggi dengan pengukuran yang pertama saat tidak melompat adalah hasil vertical jump. Dengan kreteria penilaiannya Usia 6 s/d 9 tahun putra
putri
38 cm ke atas
38 cm ke atas
30 – 37 cm
Usia 10 s/d 12 tahun nilai
putra
Putri
5
46 cm ke atas
42 cm ke atas
30 – 37 cm
4
38 – 45 cm
34 – 41 cm
22 – 29 cm
22 – 29 cm
3
31 – 37 cm
28 – 33 cm
13 – 21 cm
13 – 21 cm
2
24 – 30 cm
21 – 27 cm
1
Di bawah 24 cm
Dibawah 21 cm
Di bawah 13 Di bawah 13 cm cm Usia 13 s/d 15 tahun putra
putri
66 cm ke atas
50 cm ke atas
53 - 56 cm
Usia 16 s/d 19 tahun nilai
putra
Putri
5
73 cm ke atas
50 cm ke atas
39 - 49 cm
4
60 - 72 cm
39 - 49 cm
42 - 52 cm
30 – 38 cm
3
50 - 59 cm
31 - 38 cm
31 - 41 cm
21 – 29 cm
2
39 - 49 cm
23 - 30 cm
1
Di bawah 39 cm
Dibawah 23 cm
Di bawah 31 cm 5. Lari jarak sedang
Di bawah 21 cm
Lari jaeak sedang dilakukan untuk mengukur daya tahan paru, jantung, dan pembuluh darah. Jarak yang ditempuh bergantung pada kelompok umur masinmasing Jarak Kelompok umur
putra
putri
6 s/d 9 tahun
600 m
600 m
10 s/d 12 tahun
600 m
600 m
13 s/d 15 tahun
1000 m
800 m
16 s/d 19 tahun
1200 m
1200 m
Sedangkan kreteria penilaiannya sebagai berikut Usia 6 s/d 9 tahun putra
putri
Usia 10 s/d 12 tahun nilai
putra
45
putri
Sd 2’39”
sd 2’53”
5
Sd 2’09”
sd 2’32”
2’40”-3’00”
2’54”-3’-23”
4
2’10”-2’30”
2’33”-2’54”
3’01”-3’45”
3’24”-4’08”
3
2’31”-2’45”
2’55”-3’28”
3’36”-4’48” Dibawah 4’48”
4’09”-5’03” dibawah 5’03”
2
2’46”-3’44” dibawah 3’44”
3’29”-4’22” dibawah 4’22”
1
Usia 13 s/d 15 tahun
Usia 16 s/d 19 tahun nilai
putra
putri
putra
putri
Sd 3’04”
sd 3’08”
5
sd 3’14”
sd 3’52”
3’05”-3’53”
3’07”-3’55”
4
3’15”-4’25”
3’53”-4’56”
3’54”-4’46”
3’56”-4’58”
3
4’26”-5’12”
4’57”-5’58”
4’47”-6’04” Dibawah 6’04”
4’59”-6’40” dibawah 6’40”
2
5’13”-6’33” dibawah 6’33”
5’59”-7’23” dibawah 7’23”
1
Untuk kreteria kategori kebugaran kita harus menjumlahkan semua nilai dari lima item tes tersebut kemudian cocokan dengan table berikut no Jumlah nilai klasifikasi 1
22 – 25
Baik sekali (BS)
2
18 - 21
baik (b)
3
14 - 17
sedang (s)
4
10 - 13
Kurang (K)
5
05 - 09
Kurang sekali (KS)
Untuk lebih memudahkan telah ada “tkji calkulator“ Tes TKJI ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta tes harus dalam keadaan sehat dan siap untuk melakukan tes. Hendaknya peserta tes mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes. Jika para peserta tes tidak dapat melaksanakan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal atau tidak mendapatkan nilai. G. TUGAS PRAKTIKUM MAHASISWA 1. Mahasiswa Dibagi menjadi 5 kelompok,masing-masing kelompok mendapatkan satu tugas menjadi panitia pelaksanaan tes dan pengukuran salah satu rangkaian tes TKJI 2. Panitia bertugas untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana tes sebelum tes dilakukan 3. Panitia bertugas menjadi pengetes 46
4. Setelah tes dan pengukuran selesai dilakukan terhadap semua mahasiswa/tester panitia berkewajiban mengevaluasi hasil tes 5. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan tes
47
BAB IV TES DAN PENGUKURAN KETERAMPILAN CABANG OLAHRAGA
Olahraga telah menjadi satu bagian dari aktivitas manusia, karena bermanfaat bagi orang yang melaksanakannya. Manfaat dari olahraga antara lain dapat membuat tubuh sehat, kuat, serta menjadi bugar dan bersemangat untuk melakukan kegiatan. Olahraga juga dapat dijadikan sebagai ajang kesenangan dan untuk prestasi. Olahraga memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk memperoleh kesenangan, kesehatan, status sosial, dan juga untuk prestasi sebagai olahragawan professional. Tes dan Pengukuran Keterampilan pada cabang olahraga tertentu Bertujuan untuk mengukur penguasaan / keterampilan seseorang dalam bermain salah satu cabang olahraga melalui pengukuran teknik-teknik dasar permainan. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa, dan sebagai dasar pemberian nilai pendidikan olahraga di sekolah.
A. Tes dan Pengukuran Keterampilan Pada Cabang Olahraga Bola Voli Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh semua lapisan masyarakat, baik remaja maupun dewasa. Selain itu permainan bola voli juga dapat melatih seluruh fungsi tubuh disamping melatih kerja kelompok. Berbagai segi positif dari permainan ini yaitu ukuran lapangan relatif kecil, jumlah pemain cukup banyak, perlengkapan alat permainan sederhana dan menimbulkan kegembiraan bagi yang memainkannya. Selain itu permainan bola voli dapat dilakukan di lapangan terbuka maupun tertutup. Permainan bola voli adalah permainan tempo yang cepat, sehingga untuk memainkan bola sangat terbatas. Seorang pemain bila tidak menguasai teknik yang sempurna akan memungkinkan kesalahan-kesalahan teknik yang tentunya sangat merugikan tim. Penguasaan bola dalam permainan bola voli merupakan hal penting untuk setiap pemain. Hal ini bisa dikatakan, merupakan bagian yang fundamental dalam proses permainan bola voli untuk berhasilnya dalam suatu pertandingan. Sehingga untuk dapat menguasai bola dengan baik dibutuhkan suatu penguasaan teknik dasar yang baik pula. Penguasaan teknik yang baik 48
dapat di ukur dengan tes keterampilan bola yang terdiri dari passing atas, passing bawah, service atas, service bawah dan smash. Berikut adalah alat tes teknik dasar bola voli yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet junior putra dan putri usia 15 - 18 tahun. a)
Passing Bawah
1) Tujuan Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass bawah selama 60 detik. 2) Alat dan perlengkapan: Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri dan Bolavoli, Stopwatch, lapangan dengan bentuk segi empat sama sisi dengan ukuran 4,5 x 4,5 m. Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yangberdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net. Petugas tes Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: − Petugas tes I: (1) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. (2) Menghitung waktu selama 60 detik. (3) Memberi aba-aba. (4) Mengamati kaki peserta tes jika keluar arena. − Petugas tes II: (1) Berdiri di atas bangku/box. (2) Menghitung pass bawah yang benar.
49
3) Pelaksanaan Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m. Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar aba-aba “Ya” Setelah
bola
dilambungkan, peserta tes
melakukan
passing bawah dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. Bila peserta tes gagal melakukan pass bawah dan bola keluar area, maka peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan pass bawah kembali. Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung.
Gambar Pelaksanaan Tes Passing Bawah 4) Pencatatan Hasil Pass bawah yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil passing bawah dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini: Tabel Penilaian Tes Passing Bawah Putra
Putri 50
Nilai
b)
>47 40 - 46
> 45 37 - 44
5 4
27 - 39 17 - 26 < 16
21- 36 13 -20 <12
3 2 1
Passing Atas 1) Tujuan :Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass atas selama 60 detik. 2) Alat dan perlengkapan (1) Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. (2) Pita berukuran panjang 10 meter dan lebar 30 cm (tidak tembus pandang). (3) Stopwacth. (4) Lapangan dengan bentuk segi empat dengan ukuran 4,5 x 4,5 m. (5) Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yang berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net. 3) Petugas tes Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: Petugas I: (1) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. (2) Menghitung waktu selama 60 detik. (3) Memberi aba-aba. (4) Mengamati kaki peserta tes jika keluar area. Petugas tes II: (1) Berdiri di atas bangku/box. (2) Menghitung pass atas yang benar.
51
4) Pelaksanaan tes Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 m. Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar aba-aba “Ya”. Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan
passing atas dengan
ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. Bila peserta tes gagal melakukan passing atas dan bola keluar area, peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan passing atas kembali. Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul kedua kaki berada di luar tidak dihitung.
Gambar Pelaksanaan Tes Passing Atas 5) Pencatatan hasil Passing atas yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri dan dilakukan di dalam area selama 60 detik. Penilaian hasil passing atas dilakukan dengan berpedoman seperti apda tabel dibawah ini: Tabel Penilaian Tes Passing Atas Putra
Putri 52
Nilai
> 56 43 -55
> 54 37 - 53
5 4
31 - 42 20 - 30 < 19
20 - 36 10 - 19 <9
3 2 1
c) Servis Bawah 1) Tes servis bahwa bertujuan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis bawah. 2) Alat dan perlengkapan berupa : lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garisgaris yang membatasi sasaran nilai. Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putrid dan bolavoli. Petugas tes terdiri dari 2 orang dimana Petugas tes I bertugas berdiri bebas di dekat area peserta tes dan mengawasi pelaksanaan tes. Sedangkan Petugas tes II bertugas untuk berdiri tidak jauh dari area sasaran dan menghitung dan mencatat hasil tes.
Gambar Pelaksanaan Tes Servise Bawah 3) Pelaksanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah peserta tes bediri di daerah servis dan melakukan servis bawah sebanyak 6 kali,
53
Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi. Pencatatan hasil yaitu nilai diberikan kepada pelaksanaan servis bawah yang benar. Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Bila bola yang jatuh digaris batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. 4) Penilaian hasil servis bawah dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini: Tabel Penilaian Tes Servis bawah Putra
Putri
Nilai
>25
>24
5
21-24
19-23
4
15-20 10-14 <9
10-18 5-9 <4
3 2 1
d) Service Atas 1) Tujuan :Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas. 2) Alat dan perlengkapan Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai. Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. Bolavoli. Petugas tes,Petugas terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: − Petugas tes I: (1) Berdiri bebas di dekat area peserta tes. (2) Mengawasi pelaksanaan tes. 54
− Petugas tes II: (1) Berdiri tidak jauh dari area sasaran. (2) Menghitung dan mencatat hasil tes. 3) Pelaksanaan tes Peserta berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6 kali. Peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi
Gambar Pelaksanaan Tes Servis Atas 4) Pencatatan hasil Nilai diberikan kepada pelaksanaan servis atas yang benar. Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Bila bola yang jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. Penilaian hasil servis atas dilakukan dengan berpedoman seperti pada tabel dibawah ini: Tabel Penilaian Tes Servis Atas Putra > 27
Putri > 23
Nilai 5
21 -26
18 -22
4
15 - 20 8 - 14
11 - 17 7 - 10
3 2
<7
<6
1
55
e) Smash 1) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan melakukan smash. 2) Alat dan perlengkapan Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri. Bolavoli. Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dan dibuat garisgaris yang membatasi sasaran nilai. Petugas tes ,Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut: − Petugas tes I: (1) Berdiri di dekat net di area peserta tes. (2) Sebagai pengumpan. − Petugas tes II: (1) Berdiri tidak jauh dari area sasaran. (2) Menghitung dan mencatat hasil tes. 3) Pelaksanaan tes Peserta tes berdiri di garis serang, pengumpan berdiri di tengah dekat net dan melambungkan bola untuk dismash peserta tes. Pada saat bersamaan peserta tes melakukan smash sambil melompat dan mengarah pada sasaran yang paling tinggi. Melakukan smash sebanyak 6 kali. Apabila bola lambung tidak sempurna maka dapat diulang kembali.
56
Gambar Pelaksanaan Tes Smash 4) Pencatatan hasil Hasil yang dicatat berasarkan jatuhnya bola pada setiap sasaran dengan benar sebanyak 6 kali.
Tabel Penilaian Tes Smash Putra > 22
Putri > 21
Nilai 5
18 - 21
16 - 20
4
12 - 17 8 - 11
10 - 15 7-9
3 2
<7 <6 1 Kategori Tingkat Kemampuan Teknik Dasar No
Nilai
Klasifikasi/Kategori
1 2
Putra 22-25 19-21
Putri 22-25 19-21
Baik Sekali Baik
3
14-18
12-18
Sedang
4 5
9-13 9-11 Kurang 5-8 5-8 Kurang Sekali Sumber: Tes Keterampilan Bola Voli, Depdiknas,1999
Selain tes keterampilan bola voli seperti diatas,berikut penulis berikan beberapa contoh tes keterampilan di berbagai cabang olahraga yanglain secara singkat :
B. Tes Keterampilan cabang olahraga Sepak Bola. 57
a. Tes Passing and Stopping. Tujuan: untuk mengukur keterampilan dalam menendang dan menahan bola. Alat yang digunakan : - Bola 2 buah - Stop watch - Bangku Swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm). - Kapur. b. Tes Heading. Tujuan : Mengukur keterampilan kepala dalam memainkan bola. Alat yang digunakan : - Bola - Stop watch
c. Tes Dribbling. Tujuan : Mengukur keterampilan,kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan atau menggiring bola. Alat yang digunakan : - Bola - Stop watch - 6 buah tongkat atau lembing, untuk rintangan - Tongkat bendera - Kapur d. Tes Shooting. Tujuan : Mengukur keterampilan, ketepatan, dan kecepatan gerak kaki dalam menendang bola ke sasaran. Alat yang digunakan : - Bola - Stop watch - Gawang - Nomor-nomor 58
- Tali.
C. Tes Keterampilan Tenis meja a. Tes Backboard (dilakukan selama 30 detik). Tujuan: Untuk mengukur kecakapan bermain tenis meja, level kemampuan sedang. Alat yang digunakan: - Stopwatch - Lima buah bola - Sebuah bat - Sebuah meja tenis meja yang dapat dilipat - Dinding atau sebuah tiang untuk sandaran bagian meja yang didirikan tagak - Pita kertas ukurang 2 cm.
b. Tes service (10 kali pukulan). Tujuan : Untuk mengukur keterampilan service. Alat yang digunakan: - Bola, 5 buah - Bat, 2 buah - Stopwatch - Formulir pencatatan hasil.
D. Tes Keterampilan Bulu tangkis a. Tes Wall Volley (dilakukan selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan memukul shuttlecock secara terus menerus Alat yang digunakan: - Racket dan shuttlecock - Dinding/tembok 59
b. Tes Serve Pendek Tujuan : Untuk mengukur ketepatan penempatan service ke petak service bagian depan. Alat yang digunakan: - Racket - Shuttlecock - Kapur c. Tes Serve Panjang Tujuan : Untuk mengukur kemampuan service yang diarahkan ke bagian sudut belakang lapangan. Alat yang digunakan: - Racket - Shuttlecock 17 - Tiang bambu, 2 buah - Kapur - Pita sepanjang net, ukuran lebar 5 cm
d. Clear Test / Lob (melakukan pukulan sebanyak 20 kali) Tujuan : Untuk mengukur kekuatan pukulan ke atas dan ketepatan mengarahkan ke bagian belakang lapangan. Alat yang digunakan: - Racket - Shuttlecock - Tali - Tiang bambu - Kapur
E. Tes keterampilan Bola Basket 60
a. Tes Melempar dan menangkap Bola (dilakukan selama 30 detik, jarak dari tembok 3 m) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan melempar dan menangkap bola yang dilakukan secara terus menerus. Alat yang digunakan: - Bola basket - Kapur - Dinding/tembok - Stopwatch b. Tes bankshoot (selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur ketepatan melakukan lemparan ke keranjang secara terus Menerus. Alat yang digunakan: - Lapangan bola basket - Stopwatch - Bola, 3 buah c. Tes Dribbling (selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan menggiring bola melewati rintangan Alat yang digunakan: - Lapangan bola basket - Stopwatch - Tonggak/tiang, 6 buah F. Tes Keterampilan Softball a. Speed Throw (tiga kali kesempatan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan kecepatan lemparan sejauh 19,76 m Alat yang digunakan: - Bola softball, 3 buah - Pita pengukur - Stopwatch b. Fielding Fly Ball (dilakukan selama 30 detik) 61
Tujuan : Untuk mengukur keterampilan melempar dan menangkap bola secara terus menerus Alat yang digunakan: - Dinding/tembok - Pita pengukur - Kapur - Stopwatch - Bola softball c. Throw and Catch Tujuan : Untuk mengukur kemampuan melempar dan menangkap kembali bola sambil berlari Alat yang digunakan: - Bola softball - Tiang bambu, 2 buah - Tali - Pita pengukur d. Repeated throw (dilakukan selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan lempar tangkap bola secara terus menerus. Alat yang digunakan: - Dinding/tembok - Bola softball - Stopwatch - Pita pengukur - Kapur
e. Fungo Batting (melakukan 10 kali pukulan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan melakukan pukulan Alat yang digunakan: - Bat pemukul - Bola softball 62
- Lapangan softball f. Overhand Accuracy Throw (melakukan 10 kali lemparan) Tujuan : Untuk mengukur ketepatan lemparan jauh ke sasaran Alat yang digunakan: - Bola softball - Pita pengukur - Kapur - Dinding/tembok
G. Tes Keterampilan Bola Tangan a. Tes Lempar Tangkap (dilakukan selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan melempar dan menangkap bola secara terus menerus Alat yang digunakan: - Bola tangan, 2 buah - Dinding/tembok - Stopwatch - Pita pengukur - Kapur b. Tes Dribbling (dilakukan selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan menggiring bola melewati rintangan di lapangan Alat yang digunakan: - Bola - Tonggak atau bangku, 8 buah - Stop watch - Pita pengukur - Kapur
c. Flying Shoot (melakukan 6 kali tembakan) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menembak secara berturut-turut dari tiga 63
posisi. Alat yang digunakan: - Gawang - Tali - Pita pengukur - Bola, 6 buah d. Speed & AccuracyThrow (melakukan 5 kali lemparan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan menembak ke sasaran yang dilakukan secara terus menerus dengan cepat. Alat yang digunakan: - Bola, 5 buah - Stop watch - Dinding/tembok - Pita pengukur - Kapur
H. Tes Keterampilan Tennis Lapangan a. Tes Backboard (dilakukan selama 30 detik) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan memukul bola secara terus menerus Alat yang digunakan: - Racket - Bola tennis - Dinding/tembok - Peluit - Kapur b. Tes Service (melakukan 10 kali pukulan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan melakukan pukulan dan ketepatan servis yang di arahkan ke sasaran. Alat yang digunakan: - Racket tennis 64
- Bola tennis - Pita pengukur - Tiang bambu, 2 buah - Tali
c. Tes Forehand dan Backhand Drive (masing-masing 10 kali pukulan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan mengarahkan puukulan forehand dan backhand ground strokes ke sasaran. Alat yang digunakan: - Racket - Bola tennis - Tiang bambu, 2 buah - Tali - Pita pengukur - Kapur - Lapangan Tennis
I. Tes Keterampilan Sepak Takraw a. Tes Service (melakukan 5 kali sepakan) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan mengarahkan service ke sasaran. Alat yang digunakan: - Lapangan sepak takraw - Bola, 5 buah - Net - Tali - Stopwatch - Pita pengukur - Kapur b. Tes Ball Controll (dilakukan selama 60 detik) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan mengontrol bole dengan kaki dan kepala 65
yang dilakukan secara terus menerus. Alat yang digunakan: - Bola sepak taktraw - Stopwatch - Lapangan yang rata
c. Tes Passing (melakukan 5 kali operan) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan mengoper bola ke teman Alat yang digunakan: - Bola - Tali - Net - Lapangan sepak takraw
d. Tes Smash (melakukan 5 kali smash) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan smash ke arah sasaran Alat yang digunakan: - Lapangan sepak takraw - Bola - Stopwatch
J. TUGAS PRAKTIKUM MAHASISWA 1. Mahasiswa Dibagi menjadi 3 kelompok,masing-masing kelompok mendapatkan satu tugas menjadi panitia pelaksanaan tes dan pengukuran Keterampilan dalam cabang olahraga yang dipilih 2. Panitia bertugas untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana tes sebelum tes dilakukan 3. Panitia bertugas menjadi pengetes
66
4. Setelah tes dan pengukuran selesai dilakukan terhadap semua mahasiswa/tester panitia berkewajiban mengevaluasi hasil tes 5. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan tes
67
Penyusunan Tes Keterampilan cabang Olahraga A. Kriteria Penyusunan Tes Keterampilan 1. Tes harus mengukur kemampuan-kemampuan yang penting 2. Tes harus menyerupai permainan yang sesungguhnya 3. Tes harus mendorong bentuk gerakan yang baik 4. Tes harus dilakukan oleh seorang pelaku saja 5. Tes harus menarik dan mempunyai arti 6. Tes harus cukup sukar 7. Tes harus dapat membedakan tingkat kemampuan 8. Tes harus dilengkapi dengan cara menskor yang teliti 9. Tes harus mempunyai cukup jumlah percobaan 10. Tes harus dapat dipertimbangkan dengan bukti-bukti statistika
B. Prosedur Penyusunan Tes Keterampilan 1. Pelajari masalah tes atau kebutuhan akan pembuatannya 2. Analisis keterampilan yang akan diukur 3. Pembuatan butir-butir tes eksperimen 4. Buat petunjuk tertulis dari setiap butir tes5. Pilih dan peroleh sebuah kriteria 6. Pilih orang coba yang akan dipergunakan 7. Tentukan reliabilitas butir-butir tes eksperimen 8. Tentukan validitas butir-butir tes eksperimen 9. Menentukan / mencari reliabilitas baterai tes 10. Menentukan / mencari validitas baterai tes ============================= DAFTAR PUSTAKA
68
Arikunto, Suharsimi (1995), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Depkes. Republik Indonesia, (2005), Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani, Dir.Jen Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Jakarta. Harsono. (1988). Panduan Kepelatihan. Jakarta: KONI. Mulyono, Biyakto Atmojo, Sarwono, (1995), Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud Dikdasmen, Jakarta. Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta: Depdikbud Sudjadi, dr.1996. Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Widiastuti, Dr. M.Pd. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya. 2011
69