HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TEMBAKAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MAHASISWA PUTERI SEMESTER I PENJASKESREK UNIVERSITAS RIAU Iis Novaria1, Drs.Slamet,M.Kes,AIFO2, Zainur,S.Pd,M.Pd3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstract The purpose of this study is to see how the relationship explosive leg muscle power to shoot a jump shot in the game of basketball semester student daughter Penjaskesrek Riau University in 2012. Type of research is correlational. The population is the daughter of the first semester students Penjaskesrek Riau University in 2012, amounting to 17 people. Sampling technique using total sampling, meaning that all the sampled population study. The research instrument used in data collection is a test explosive leg muscle power to shoot jump shots. Data processed by statistical regression on 0.05α significant level. The hypothesis is explosive leg muscle power to shoot jump shots. The results of the data analysis states that r = 0.80. Based on these results, it can be concluded that there is a significant relationship between explosive leg muscle power to shoot jump shots Basketball, where the level of α = 0.05 obtained t count (5.24)> t table (1.753), thus H0 rejected and Ha accepted.
Keywords: Muscle Power Shoot
A. PENDAHULUAN Didalam kehidupan manusia sehari-hari tidak luput dari aktivitas, salah satunya dalam aktivitas berolahraga. Setiap aktivitas manusia dalam berolahraga akan selalu melibatkan kondisi fisik didalamnya. Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda dan ditawar-tawar lagi. Selanjutnya Kondisi fisik merupakan satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik dalam peningkatan maupun dalam pemeliharaanya, yang berarti bahwa dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen harus dikembangkan, selanjutnya ada beberapa komponen kondisi fisik yang mana mencakup : kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Oleh sebab itu apabila komponen-komponen kondisi fisik itu dimiliki oleh seseorang maka fisik seseorang tersebut akan maksimal dalam beraktifitas terutama dalam berolahraga. 1.Mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Riau,Nim 0905132396, Alamat; Jln. harapan Rumbai. 2.Dosen Pembimbing I, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (081365361995) 3.Dosen Pembimbing II, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (081364593780)
1
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi salah satunya dibidang olahraga yang mana menjadi skala prioritas. Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian yang integral dari pendidikan, yang dapat memberikan sumbangan berharga terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya . Dalam kegiatan olahraga banyak sekali cabang-cabang olahraga yang bisa dilakuakan oleh setiap orang salah satunya permainan bola basket, permainan bola basket ini digemari oleh banyak kalangan bukan saja anak muda tetapi orang tua dan anak-anak, karena permainan ini sangat menyenangkan dan menghibur. Prestasi pada cabang olahraga permainan bola basket di Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang pesat, terutama pada beberapa tahun ini. Menurut (Sajoto, 1995:22), Daya ledak atau power sama dengan “kekuatan explosive” power dari otot tergantung dari dua factor yang saling berkaitan yaitu antara kekuatan otot berkontraksi dan kecepatan . Daya otot (muscular power) merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependekpendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan (force) x kecepatan (velocity) (Sajoto, 1995:9). Bola basket pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1891 yang ditemukan pertama kali oleh Dr. James Naismith, permainan ini diciptakan untuk mengisi waktu luang para mahasiswanya pada musim dingin. Setelah permainan ini diterapkan disebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men,s Cristian Asosiation) olahraga ini menjelma menjadi olahraga yang popular diseluruh dunia. Disamping menguasai teknik-teknik dasar dengan rangkaian jump shoot dalam permainan bola basket juga dibutuhkan kondisi fisik yang baik untuk menunjang keberhasilan dan penguasaan dalam permainan bola basket, salah satunya daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk dapat mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1995:8). Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam panelitian ini yaitu: “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara explosive power otot tungkai dengan hasil tembakan jump shoot pada permainan bola basket Mahasiswa Puteri Semester I Penjaskes Rek UR? Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan explosive power otot tungkai dengan hasil jump shoot dalam permainan bola basket Mahasiswa Puteri Semester I Penjaskes Rek UR. B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas (daya ledak otot tungkai) dengan variabel terikat (hasil jump shoot) berkaitan dengan factor-faktor lain. Koofisien korelasi alah Suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dan variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan anatara variabel-variabel (Arikunto, 2006:270). Dalam penelitian
2
ini, peneliti melihat secara korelasi dan data yang diperoleh melalui tes pengukuran terhadap semua variabel, variabel bebas dan variabel terikat. 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa puteri jurusan penjaskerek UR tahun 2012, yang berjumlah 17 orang. 2.2 Sampel Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa puteri jurusan penjaskesrek UR tahun 2012 yang berjumlah 17 orang. 2.3 Teknik Sampling Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, mengingat jumlah populasinya yang lebih sedikit dari 100 orang. Karena apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka sebaiknya semua populasi dijadikan sampel, Karena populasi hanya berjumlah 17 orang, jadi semuanya dijadikan sampel. (arikunto, 2006:131). 3. Instrumen penelitian a. Tujuan : Mengukur explosive power otot tungkai dan hasil tembakan jump shoot. b. Peralatan a) Jump MD b) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis. c) Bola basket d) Stopwatch. e) Pluit. c. Pelaksanaan a) Pengukuran explosive power (vertical jump) yaitu menggunakan Jump MD (Meter Digital) Testee berdiri tegak lurus diatas jump md, Pasang jump md dipinggang testee dengan nyaman dan tali dalam keadaan tegang, Hidupkan jump md, dan skor dalam keadaan 0,00, Testee mengambil posisi siap untuk melocat keatas setingi mungkin, Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas, Posisi badan tidak boleh miring kedepan atau kebelakang pada saat meloncat. b) Pengukuran jump shoot Testee berdiri di depan bawah ring, Kemudian mengambil satu bola yang berada di sekitar lingkaran tengah lapangan, Kemudian setelah aba-aba start dibunyikan, testee kemudian melakukan shoot ke ring dengan sebanyak-banyaknya selama waktu 60 detik, Skor testee adalah jumlah bola yang masuk ke ring basket. d. Penilaian a) Explosive Power 3
Penilain dalam tes ini dilakukan dengan melihat skor yang dihasilkan testi setelah meloncat, skor yang terdapat di jump md merupakan hasil tinggi loncatan testee, nilai yang diperoleh testee adalah nilai yang tertinggi dari ketiga loncatan yang dilakukan. b) Jump Shoot Penilain dalam tes ini dilakukan dengan melihat banyaknya bola yang masuk kering selama satu menit. Skor testee adalah jumlah bola yang masuk ke ring basket masuk sekali dengan skor satu. 4. Prosedur penelitian a. Kegiatan melakukan tes vertical jump menggunakan jump md ini dilakukan dengan posisi yang benar yaitu dari pemasangan alat, sikap awalan dan lomcatan, dengan posisi badan tetap lurus tidak condong kedepan dan kebelakang, sebelum melakukan loncatan testi berdiri tegak lurus dan tali yang dipasang di pinggang harus tegang. b. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dan nilai yang diambil yaitu nilai yang tertinggi. c. Tes kedua yaitu melakukan tembakan jump shoot selama satu menit dengan nilai tertinggi yaitu banyaknya bola yang masuk ke ring. Testi melakukan jump shoot dengan bola yang disediakan dilapangan, apabila bola tidak terkontrol maka harus diambil sendiri dan melanjutkan melakukan jump shoot sampai waktu selesai. d. Kemampuan testi melakukan kedua tes ini dicatat seluruhnya dan data ini diambil dari semua sampel yang diteliti untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dan kemampuan jump shoot masing-masing testi. e. Setelah diambil data selanjutnya akan dilakukan uji normalitas data dan uji „t‟ C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a. Hasil analisis data kwantitatif Setelah dilakukan test vertical jump menggunakan jump md (meter digital) dengan melakukan tiga kali kesempatan maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 55 cm, skor terendah 32 cm, dengan rata-rata (mean) 42.12 cm, standar deviasi 5.22 , dan variansi 27.28, analisis hasil jump md serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Table 1. Analisis Data Statistik Jump MD dari semua sampel STATISTIK Sampel Mean Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum
JUMP MD 17 42,12 5,22 27,28 32 55 699
4
Setelah dilakukan test Jump Shoot yaitu melakukan tembakan Jump Shoot sebanyakbanyaknya selama satu menit maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 21 , skor terendah 7 , dengan rata-rata (mean) 11.94 , standar deviasi 4.02, dan variansi 16.17, analisis hasil jump shoot serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 2sebagai berikut: Table 2. Analisis Data Statistik Jump Shoot dari semua sampel STATISTIK Sampel Mean Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum
JUMP SHOOT 17 11,94 4,02 16,17 7 21 203
b. Hasil uji normalitas Tabel 3. Uji Normalitas data Variabel X Hasil pengukuran vertical jump (jump md) Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel X
L 0 Max 0,201
LTabel 0,206
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data explosive power (X) berdistribusi normal sebab L0maks < Ltabel atau 0,201 < 0,206
Variabel Y Hasil pengukuran tembakan jump shoot Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel Y
L 0 Max 0,151
LTabel 0,206
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data tes jump shoot (Y) berdistribusi normal sebab L0maks < Ltabel atau 0,151 < 0,206 c. Hasil uji ‘t’ Selanjutnya untuk menganalisis korelasi dan uji-t dari kedua variabel tersebut maka harga – harga yang dibutuhkan untuk perhitungan sebagai berikut : ∑x = 699
∑x2 = 29205
∑x.y = 8634
∑y = 203
∑y2 = 2699
n
= 17
Untuk perhitungan koofesien korelasi doperoleh hasil : 5
rxy = 0,80
Untuk menguji apakah data korelasi product moment signifikan maka, untuk uji signifikan koofesien korelasi di atas, akan dilakukan Uji–t : Dan hasil uji-t diperoleh yaitu : t
= 5,24 Tabel 4. Analisis Uji ‘t’ Uji – t
t=
t hitung
tTabel
5,24
1,75
Penghitungan derajat bebas (db/v) = n-2 pada α = 0.05 (Ritonga, 2007 :105) (db/v) = 17-2 = 15 Daftar distribusi t pada α = 0.05 diperoleh to 95 (15) = 1,753. Karena thitung = 5,24 > ttabel =1,753 maka terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori cukup. 2. Pembahasan Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : hubungan explosive power otot tungkai dengan hasil tembakan jump shoot dalam permainan bola basket mahasiswa puteri semester I Penjaskes Rek UR r = 0,80. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori cukup. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian maka disimpulkan bahwa untuk hubungan variabel x terhadap variabel y diperoleh r = 0.80, maka hubungan antara variabel x terhadap y dikategorikan cukup. Dimana keberartiannya diuji dengan uji t dan di dapat t hitung 5,24 > t tabel 1,753, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Saran Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini disarankan kepada: a. Kepada seluruh Mahasiswa Olahraga di harapkan senantiasa melakukan latihan untuk meningkatkan explosive power otot tungkai agar menghasilkan tembakan jump shoot yang lebih baik. 6
b. Bagi peneliti sendiri, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sample yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pelatih, pembina maupun atlit dapat meningkatkan prestasi c. Para Pelatih / Guru Pendidikan Jasmani harus memperhatikan komponen kondisi fisik yang dominan seperti, explosive power otot tungkai, kekuatan, koordinasi, karena semua komponen ini sangat berperan penting.
7
DAFTAR PUSTAKA Sajoto, 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Disik dalam Olaharaga, Semarang: Dahara Prize. Akros Abidin, 1999. Bola Basket Kembar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. PB PERBASI, 2010. Peraturan Bola Basket Resmi, Jakarta: PB. PERBASI. PB PERBASI, 2006. Bola Basket Untuk Semua, Jakarta: PB. PERBASI. Oliver Jon, 2007. Dasar-dasar Bola Basket, Bandung: Intan Sejati. Wissel Hal, 2000. Bola Basket, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Amir Hasan, Ibrahim, 2008. Future Streetball, Bandung: PT Mizan Pustaka. Ismaryati, 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga, Surakarta: UNS. Lutan Rusli, dkk, 1996. Manusia dan olahraga, Bandung: ITB dan IKIP. Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktk, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-prinsip dan Penerapannya, Jakarta: Dirjen Olahraga, Depdiknas. Adnan Aryadie, 2005. Tes dan Pengukuran Olahraga, Padang: UNP. Ritonga Zulfan, 2007. Statistik Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Pekanbaru: Cendikia Insani.
8