PENDEKATAN SPIRITUAL DENGAN MEKANISME KOPING MAHASISWA YANG MENGIKUTI MENTORING DI BANDA ACEH THE CORRELATION BETWEEN SPIRITUAL APPROACH WITH STUDENTS COPING MECHANISM WHO FOLLOW ONMENTORING IN BANDA ACEH Alfi Syahrial1, Rachmalia2 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala e-mail:
[email protected] ;
[email protected]
ABSTRAK Kejenuhan dengan sistem pembelajaran dapat menimbulkan perasaan stress, untuk menghilangkan perasaan stress tersebut mahasiswa melakukan berbagai aktivitas yang dapat mengurangi perasaan tersebut diantaranya mengikuti kegiatan spiritual yaitu mentoring. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan pendekatan spiritual dengan mekanisme koping diantaranya hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam semesta, dan hubungan dengan diri sendiri pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.Jenis penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan teknik angket. Responden penelitian seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan mentoring berjumlah 94 orang dengan teknik total sampling yang diteliti dari 15 Juli hingga 9 Agustus 2016. Hasil uji Chi-square didapatkan mekanisme koping mahasiswa yang adaptif berjumlah 51 0rang ( 54,3%), hubungan pendekatan spiritual terhadap mekanisme koping p-value= 0,828 ,hubungan dengan diri sendiri p-value= 0,707, hubungan dengan orang lain p-value= 0,223, hubungan dengan alam semesta p-value= 0,430, hubungan dengan Tuhan p-value= 0,268, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendekatan spiritual dengan mekanisme koping. Rekomendasi untuk pihak Fakultas Keperawatan agar mekanisme koping adaptif dapat dipertahankan dan menyarankan berbagai aktivitas lain yang dapat meningkatkan mekanisme koping bagi mahasiswa selain mentoring. Kata kunci
: pendekatan spiritual, mekanisme koping, mahasiswa
ABSTRACT The boredom to the learning system could causing stress, to relieve the stress students perform various activities that can reduce that feeling by taking part in spiritual activity which is mentoring. The purpose of this research is to seek the correlationbetween spiritual approach with coping mechanisms such as relationship with God, relationships with others, relationship with the universe, and the relationship with yourselfon the students of the Faculty of Nursing, Syiah KualaUniversity. This Correlative descriptive study is using questionnaires for data collecting. All respondents are students who participated in the mentoring which amounted to 94 people with a total sampling studied from July 15 to August 9, 2016. Chi-square test results obtained adaptive coping mechanisms student amounted to 51 (54.3%), relationship spiritual approach to coping mechanisms p-value = 0.828, relationship with yourself p-value = 0.707, relationships with others p-value = 0.223, the relationship with the universe p-value = 0.430, relationship with God p-value = 0.268, so the conclusion is there was no significant relationship between a spiritual approach to coping mechanisms. Recommendation for the Faculty of Nursing that adaptive coping mechanisms can be maintained and suggested various activities that could improve the coping mechanisms for students other than mentoring. Keywords
: spiritual approach, coping mechanisms, students
1
PENDAHULUAN Stres merupakan perasaan yang ditimbulkan akibat respon abnormal yang diterima oleh otak. Apabila kita merasakan stres dan cemas menerima sesuatu keadaan yang tidak normal dalam kehidupan, ada satu cara yang efektif untuk mengatasi perasaan tersebut, yaitu melalui Do’a. Do’a adalah bentuk energi yang terkuat dan dapat terwujud dengan sendirinya pada manusia. Selain itu, do’a juga merupakan suatu bentuk kegiatan spiritual yang dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas spiritualitas (Prasetyono,2005, p.105). Untuk mendukung spiritual agar dapat mengurangi rasa cemas dan stress juga diperlukan koping individu yang baik dalam memecahkan berbagai masalah. Koping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara keinginan dan pendapatan yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan.(Nasir. A&Muhith. A. 2011, p.154).Stres juga dapat menyebabkan terjadinya hal-hal negatif, namun yang ditakutkan adalah hilangnya kepercayaan kepada Tuhan. Oleh karena itu, perlu meningkatkan spiritual untuk mengingatkan individu kepada Tuhan (Prasetyono,2005, p.105). Spiritualitas sering didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seseorang dan rasa terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi. Menurut Fisher dalam Nasir&Muhit (2011) mengatakan bahwa spiritual dibagi menjadi 4 dimensi yaitu: dimensi hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam semesta, dan hubungan dengan Tuhan. Untuk meningkatkan spiritualitas seseorang cenderung melakukan hal yang dapat membuat perasaan tenang dan nyaman termasuk melakukan kegiatan mentoring. Mentoring adalah mendukung individu sehingga mereka berkembang lebih efektif. Ini merupakan kemitraan antara mentor (yang memberi bimbinngan) dan mentee (yang menerima bimbingan) yang dirancang untuk membangun kepercayaan diri mentee.Kegiatan mentoring sudah dilakukan diberbagai Instansi Pemerintahan,
Sekolah, dan Universitas Negeri maupun Swasta ( Kaswan, 2012, p.14 ). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiwan pada 367 mahasiswa Universitas Sumatera Utara di tahun 2013 yang mengikuti mentoring terhadap perubahan konsep diri menyatakan bahwa setelah dilakukan kegiatan mentoring ada perubahan yang ditimbulkan. Adapun perubahan yang ditimbulkan yaitu, perubahan koping akademis (r=0.23), spiritual ( r=0.47 ), kejujuran ( r=0.19 ), parent-relations (hubungan kekeluargaan)((r=0.15)), dan konsep diri umum ( r=0.61) pada mahasiswa. Menurut hasil wawancara penulis dengan wakil direktur kemahasiswaan kegiatan mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, menyatakan bahwa hingga saat ini mahasiswa fakultas keperawatan yang mengikuti mentoring berjumlah 94 orang. Adapun alasan utama mereka mengikuti mentoring adalah untuk meningkatkan iman dan taqwa serta untuk menghindari diri dari rasa cemas dan stress terhadap perkuliahan yang sulit. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Pendekatan Spiritual Dengan Mekanisme Koping Pada Mahasiswa Yang MegikutiMentoring Di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. METODE Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif untuk mengetahui hubungan korelasi dalam sebuah variabel dengan variabel lain yang diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2010, p.142). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang berjumlah 94 orang .Dlam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Dengan kata lain penetapan sampel dilakukan dengan teknik total sampling
2
dengan jumlah sampel 94 orang dari 4 angkatan (2012, 2013,2014, 2015). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan yang berbentuk kuesioner sebagai alat ukur untuk mengukur setiap variabel. Kuesioner tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti mengacu pada tinjauan pustaka dan berdasarkan kerangka konsep yang telah dipaparkan sebelumnya. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu: Bagian A merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data demografi responden yang terdiri dari: jenis kelamin, umur, dan angkatan. Bagian B merupakan daftar pernyataan positif tentang gambaran spiritual mahasiswa fakultas keperawatan dalam bentuk skala likert dengan jumlah (20) pernyataan. Untuk dimensi hubungan dengan Tuhan berjumlah 5 pernyataan (no 1-5), dimensi hubungan diri sendiri berjumlah 5 pertanyaan (no 610), dimensi hubungan dengan orang lain berjumlah 5 pernyataan (no 11-15), dan hubungan dengan alam semesta berjumlah 5 pernyataan (no 15-20). Bagian C merupakan daftar pernyataan tentang mekanisme koping meliputi mekanisme koping yang digolongka menjadi dua kategori, yaitu mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif dalam bentuk skala likert dengan jumlah (16) pernyataan yang berhubungan dengan mekanisme koping dalam memecahkan masalah secara efektif. Penilaian kuesioner bagian B dan C dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan tiga alternatif jawaban yaitu: sering, jarang, tidak pernah. Setiap pernyataan positif, pernyataan “sering” diberikan skor 3, “jarang” diberikan skor 2 dan “tidak pernah” diberikan skor 1 (Arikunto, 2013, p. 285). Penelitian juga dilakukan uji coba instrument meliputi uji validitas dan uji reliabilitas di Fakultas Kedokteran, uji instrumen ini telah dilakukan pada 10 mahasiswa yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel yang akan diuji.Berdasarkan tabel validitas, taraf signifikan 5% dengan 10 orang responden, maka angka kritisnya adalah 0,632. Jika nilai korelasi dari pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner adalah 0,632 maka
kuesioner tersebut adalah valid, sebaliknya bila korelasi dibawah 0,632 maka pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner tersebut tidak valid. Selanjutnya untuk memperoleh alat ukur yang valid, maka pertanyaan/pernyataan yang tidak valid tersebut harus diganti, direvisi atau dihilangkan (Notoadmojo, 2010, p.38 ). Dari hasil uji validitas diperoleh data bahwa terdapat satu pertanyaan yang tidak termasuk kriteria valid yaitu pertanyaan nomor 11 dari pertanyaan mekanisme koping dan dapat dilihat dilampiran 7. HASIL Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Juli sampai dengan 9 Agustus 2016 di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 94 orang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan. Analisa Univariat Data demografi responden pada penelitian ini meliputi; umur, jenis kelamin, dan angkatan. Data yang ditampilkan hanya untuk melihat distribusi demografi responden dan tidak dianalisa hubungannya dengan mekanisme koping mahasiswa . Data demografi yang didapatkan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengisian angket pada 94 responden dapat dilihat pada berikut: Tabel 1Data Demografi Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94). No
Kategori
1.
Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan
2.
3.
Umur a. Remaja akhir ( 1820 tahun ) b. Dewasa awal (2123 tahun ) Masa Perkuliahan a. 2012 ( 8 semester ) b. 2013 (6 semester ) c. 2014 (4 semester) d. 2015( 2 semester)
f
%
11 83
11,7 88,3
32
34,1 65,9
62
16 35 31 12
17,0 37,2 33,0 12,8
3
Berdasarkan Tabel 1 diatas diketahui bahwa responden dengan kategori jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 83 orang (88,3%), umur tertinggi sebanyak 42 orang (44,7%), dan masa perkuliahan terlama sebanyak 35 orang (37,2%) pada semester 6 . Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada 94 responden di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala dapat dilihat pada lampiran 8 dengan hasil kategori sebagai berikut: Tabel 2Hubungan Pendekatan Spiritual pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94) N o
Pendekatan
1
Hubungan Dengan Diri Sendiri Hubungan Dengan Orang Lain Hubungan Dengan Alam Semesta Hubungan Dengan Tuhan
2
3
4
Spiritual
Tinggi
Rendah
f
%
f
%
62
66,0
32
34,0
66
70,2
28
29,8
68,1
30
31,9
64
No
Mekanisme Koping
Frekuensi (f)
1.
Adaptif
51
54,3
2.
Maladaptif
43
45,7
Jumlah
94
100
Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak mekanisme koping pada mahasiswa berada dikategori adaptif yaitu sebanyak 51 orang (54,3%). Analisa Bivariat Hasil analisa statistik pada variabel Pendekatan Spiritual dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.: Tabel 4Hubungan Pendekatan Spiritual Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94) Mekanisme Koping Ju Pendek pml α atan Adap Mala va ah Spiritu tif daptif lu al e f
59
62,8
35
37,2
Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi diantara 4 subvariabel yaitu kategori hubungan dengan orang lain tnggi sebanyak 66 responden ( 70,2). Hasil pengumpulan data yang dilakukan untuk variabel mekanisme koping pada 94 responden di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala dapat dilihat pada lampiran 8 dengan hasil kategori sebagai berikut: Tabel 3Distribusi Frekuensi Kategori Mekanisme Koping pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (n=94)
Perse ntasi (%)
% f
%
f
%
3 2 6 4 8 2 Tinggi 32 27 59 , , , 0 7 8 2 1 3 0 0, 0 7 7 , Rendah 19 16 35 82 , , , 0 8 2 0 2 5 5 4 1 4 5 Total 51 43 94 0 , , 0 3 7 Hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada tabel 4 dari 59 responden (62,8%) yang mempunyai pendekatan spiritual tinggi dengan mekanisme koping adaptif berjumlah 32 orang (34,0%). Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,828 yang berarti p-value> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara pendekatan spiritual dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti
4
Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Hasil analisa statistik pada sub variabel hubungan dengan Tuhan dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Tabel 5Hubungan Dengan Tuhan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94)
Tinggi
Mekanisme Koping Hubun gan Denga n Tuhan
Adaptif
f
Tinggi
32
Rendah
19
Total
51
% 3 4 , 0 2 0 , 2 5 4 , 3
Malada ptif
f
%
Juml ah
f
28, 7
5 9
16
17, 0
3 5
43
45, 7
9 4
27
Hubun gan Denga n Alam Semest a
α
pva lu e
Mekanisme Koping
Adaptif
f
37
Rendah
14
Total
51
% 6 2 , 8 3 7 , 2
0 , 0 5
0, 26 8
1 0 0
Hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada tabel 5 dari 59 responden (62,8%) yang mempunyai hubungan dengan Tuhan tinggi dengan mekanisme koping adaptif berjumlah 32 orang (34,0%). Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,268 yang berarti p-value> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang bearti tidak ada hubungan antara pendekatan spiritual dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Hasil analisa statistik pada subvariabel hubungan dengan alam semesta dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6Hubungan Dengan Alam Semesta Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94)
% 3 9 , 4 1 4 , 9 5 4 , 3
Malada ptif
Juml ah
f
%
f
27
28, 7
5 9
16
17, 0
3 5
43
45, 7
9 4
α
pva lu e
% 6 2 , 8 3 7 , 2
0 , 0 5
0, 43 0
1 0 0
Hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada table 6 dari 64 responden (62,8%) yang hubunngan dengan alam semesta tinggi dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 37 responden (39,4%). Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan didapatkan p-value 0,430 yang berarti p-value> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara hubungan dengan alam semesta dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring. Hasil analisa statistik pada subvariabel hubungan dengan diri sendiri dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini. Tabel 7Hubungan Dengan Diri Sendiri Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94) Mekanisme Koping Hubun gan Denga nDiri Sendir i
Tinggi
Adaptif
f
35
Rendah
16
Total
51
% 3 7 , 3 1 7 , 0 5 4 , 3
Malada ptif
Juml ah
f
%
f
27
28, 7
6 6
16
17, 0
2 8
43
45, 7
9 4
α
pva lu e
% 7 0 , 0 2 9 , 8
0 , 0 5
0, 70 7
1 0 0
5
Hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada tabel 7 dari 62 responden (66,0%) yang hubungan dengan diri sendiri dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 35 responden (37,3%). Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan didapatkan p-value 0,707 yang berarti p-value> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara hubungan dengan diri sendiri dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring. Hasil analisa statistik pada subvariabel hubungan dengan orang lain dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini. Tabel 8Hubungan Dengan Orang Lain Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring (n=94) Mekanisme Koping Hubun gan Denga nOran g Lain
Adaptif
F
Tinggi
39
Rendah
12
Total
51
% 3 9 , 4 1 2 , 8 5 4 , 3
Malada ptif
Juml ah
f
%
f
27
28, 7
6 6
16
17, 0
2 8
43
45, 7
9 4
α
pva lu e
% 7 0 , 0 2 9 , 8
0 , 0 5
0, 22 3
1 0 0
Hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada tabel 8 dari 66 responden (70,0%) yang hubunngan dengan orang lain dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 39 responden (41,5%). Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan didapatkan p-value 0,223 yang berarti p-value> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara hubungan dengan dengan orang lain dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini dijelaskan secara berurutan per variable pada uraian berikut : Hubungan Pendekatan Spiritual Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring Di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai p-value (0,828) > α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendekatan spiritual tehadap mekanisme koping pada mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Menurut Young (2005), spiritual mencakup seluruh aspek pribadi manusia dan merupakan sarana menjalani hidup. Dalam perspektif perawatan kesehatan holistik, jiwa, tubuh dan roh/spirit saling berhubungan dan berinteraksi dengan cara sangat dinamis dalam seluruh “pribadi manusia”. Maka sangatlah sulit dan terkesan dibuat-buat apabila kita mencoba memisahkan ketiga dimensi ini. Hubungan ketiga dimensi akan menghasilkan pola pemikiran yang sejalan dengan interaksi sehari-hari dalam kehidupan. Jika pola pemikiran postif,, maka akan menghasilkan hasil piker yang baik, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam (2012) yang dilakukan pada 67 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (p=0,944). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa kepercayaan individu dan strategi koping memiliki dimensi dan gambaran yang berbeda. Kozier (2010) menyatakan bahwa karakteristik kesejahteraan spiritual meliputi rasa kedamaian dalam diri, rasa kasih sayang terhadap sesama, rasa syukur, menghargai persamaan dan perbedaan, kebijaksanaan, kemurahan hati, humor, kemampuan transenden diri dan kapasitas untuk cinta tanpa syarat. Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri sendiri dengan orang lain, alam, lingkungan, dan dengan kehidupan yang tertinggi. Kesehatan spiritual
6
dimanifestasikan dengan perasaan menjadi ”secara umum hidup, bertujuan dan memuaskan” Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendekatan spiritual dengan mekanisme koping mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syaih Kuala. Hal ini disebabkan karena tidak hanya kegiatan mentoring yang dapat meningkatkan mekanisme koping mahasiswa, melainkan terdapat berbagai aktivitas lain yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan mekanisme koping yang adaptif. Hubungan dengan diri sendiri Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring Di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai p-value (0,707) > α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pada subvariable hubungan dengan diri sendiri dengan mekanisme koping pada mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Adler yang dikutip dalam Salaby (2005) menyatakan bahwa tuntunan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan kepercayaan pada diri sendiri. Perasaan rendah diri hampir ratarata dimiliki oleh manusia, hanya ada yang berkembang menjadi kuat ada yang tidak berkembang jadi kuat. Banyak hal yang bias menyebabkan rendah diri diantaranya kekurangan isi pikiran, terlalu perasa, dan kelemahan dan ketidakmampuan fisik. Efektifitas strategi koping tergantung pada kebutuhan individu, usia individu dan interaksi dengan lingkungan. Karena alasan tersebut, tidak ada strategi koping tunggal bekerja pada setiap orang atau untuk setiap stress. Strategi koping terdiri dari upaya-upaya pemecahan masalah seorang individu yang dihadapkan pada tuntutan-tuntutan yang berkaitan dengan keadaan kesejahteraannya, tapi benar-benar menekan sumber-sumber dari individu tersebut (Lazarus, 2007).
Kesadaran diri adalah kekuatan pendorong jiwa manusia dalam mencari identitas dan harga diri. Hal ini juga meliputi bagaimana manusia dapat merasakan kedamaian batin, dan memiliki makna, kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup (Fisher & Gomez, 2013). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Reni, dkk (2014) terhadap 64 siswa Sekolah Menengah Atas dengan metode Cross Sectional Study yang didapatkan hasil terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan kepercayaan diri ( p= 0,003 ). Penelitian tersebut menyatakan bahwa rasa percaya diri siswa didapatkan dari seringnya siswa tersebut menyelesaikan masalah oleh diri mereka sendiri. Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan dengan diri sendiri dengan mekanisme koping mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Kperawatan Universitas Syaiah Kuala, dikarenakan kepercayaan diri mahasiswa tidak memiliki pengaruh berarti terhadap tingkat penyelesaian masalah individu, namun bila mahasiswa memiliki masalah yang sulit diatasi maka dibutuhkan kombinasi antara kepercayaan diri individu dengan koping adaptif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hubungan Dengan Alam Semesta dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring Di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai p-value (0,430) > α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pada subvariabel hubungan dengan alam semesta dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Fisher (2013) menyatakan bahwa domain lingkungan berkaitan dengan perawatan dan memelihara lingkungan fisik dan biologis, memiliki rasa kagum pada lingkungan dan takjub pada alam, serta gagasan adanya keterikatan, persatuan, keterhubungan, dan keharmonisan dengan
7
lingkungan. Spiritualitas melalui hubungan dengan alam merupakan suatu harmoni maupun interaksi seseorng dengan alam seitarnya yang dapat menjadi sumber ketenangan dan keharmonisan . Salah satu karakter kebutuhan spiritual adalah hubungan dengan alam yang meliputi pelestarian dan pengaguman terhadap alam. Faktor alam yang tak tampak dan tak dapat diraba mempengaruhi pikiran perilaku seseorang. Dengan terciptanya hubungan yang baik dengan alam semesta dapat memberikan ketenttraman, ketenangan dan kebahagiaan kepada manusia yang mempengaruhi fisik dan psikisnya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sri (2014) terhadap 98 mahasiswa Universitas Diponegoro yang menyatakan bahwa manusia dan alam semesta memiliki hubungan erat dan manusia tidak bisa dipisah dengan lingkungan. Penelitian tersebut menggunakan metode cross sectional study ( p= 0,011 ) Berdasarkan dari uraian peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan dengan alam semesta dengan mekanisme koping mahasiswa, hal ini dapat disebabkan karena kurangnya interaksi mahasiswa dengan kegiatan yang berlatar belakang dengan alam. Dengan perkuliahan yang padat membuat mahasiswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan untuk melestarikan lingkungan seperti menanam bibit pohon, penghijauan kota, dan membersihkan ligkungan sekitar. Hubungan Dengan Orang Lain Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring diFakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai p-value (0,223) > α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pada subvariable hubungan dengan orang lain dengan mekanisme koping pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Berinteraksi dengan orang lain dengan baik merupakan salah satu karakteristik spiritualitas seseorang. Berbagi waktu,
pengetahuan, pengalaman, merawat dan menyayangi anak, mengunjungi kerabat, menghargai persamaan dan perbedaan, kemurahan hati serta mencintai orang lain melalui interaksi dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain merupakan salah satu bentuk interaksi sosial, dimana seseorang melaukan hubungan dan saling berbalas respon satu sama lainnya ( Kozier,2009). Adanya hubungan dengan orang-orang terdekatnya seperti teman, orang tua, dan kerabat lain akan memberikan dukungan kepada seseorang, dimana dukungan tersebut akan membantu seseorang untuk memecahkan berbagai masalah, memberikan informasi, membantu teman atau keluarga , memberi dukungan fisik sehingga meringankan beban internal (Mendatu,2007). Dengan kategori umur rata-rata yang menjadi mahasiswa respoden adalah remaja akhir dimana masa yang memiliki hubungan erat dengan kerabat terdekat dan teman yang lainnya, maka interaksi dengan orang lain sangatlah menentukan cara responden memecahkan masalah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliandari (2014) yang menyatakan bahwa interaksi dengan orang terdekat dapat memberi dukungan sosial yang berarti dan dukungan sosial dapat meningkatkan koping adaptif untuk menunjukkan hubungan positif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa masa yang dilalui oleh individu yang berkelompokkelompok membuat mereka sering berinteraksi antar sesama. Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan dengan orang lain dengan mekanisme koping mahasiswa yang mengikuti mentoring , dikarenakan interaksi dengan mahasiswa yang lain tidak memiliki pengaruh berarti terhadap tingkat penyelesaian masalah individu yang memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu yang lain, terdapat mahasiswa yang cenderung tidak membagikan masalahnya dengan orang lain dan beranggapan dapat menanggug masalahnya sendiri.
8
Hubungan Dengan Tuhan dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Yang Mengikuti Mentoring Di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Berdasarkan Hasil analisa statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai p-value (0,268) > α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pada subvariabel hubungan dengan Tuhan dengan mekanisme koping pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Berhubungan dengan Tuhan dapat dicapai melalui berdo’a atau meditasi, mengunjungi tempat ibadah, dan merenungi diri. Do’a adalah komunikasi atau petisi terhadap Tuhan dengan kata-kata atau pikiran. Meditasi adalah refleksi atau perenungan internal. Do’a dan meditasi merupakan bagian dari sebagian besar agama. Pada agama tertentu, do’a adalah suatu komunikasi dengan Tuhan, Allah, atau kekuatan tertinggi (Kozier,2009). “ Iman kepada Allah mentauhidkan dan beribadah kepadanya merupakan factor penting untuk kesehatan psikis dan juga akan mampu memberikan kekuatan spiritual dalam diri manusia dengan cara beribadah, taat dan berpegang teguh pada ketaqwaan. Kesemua itu akan menciptakan spiritual yang dahsyat dalam semua situasi jasmani dan rohani pada diri seseorang. Kekuatan tersebut memberikan pengaruh padah fisik dan psikis seseorang sehingga memungkinkan untuk berpikir yang baik (Najati, 2000). Taggart (1994) yang dikutip dalam Rumiani (2010) menyatakan bahwa kepercayaan spiritual dan religi individu dan keluarga merupakan inti dari semua koping dan adaptasi keluarga. Keyakinan ini adalah kekuatan besar dalam meningkatkan resiliency keluarga. kepercayaan secular inti dan suci menempatkan individu pada putaran luasnya kebesaran yang tidak diketahui yang disebut kenyataan. Penelitian mengenai koping keluarga dan individu serta resiliency ecara konsisten menunjukkan bahwa dukungan spiritual adalah penting dalam mendukung kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat mengatasi penderitaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amitya (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kepercayaan dengan strategi
koping (p= 0,112). Penelitian ini dilakukan pada remaja korban gempa di Yogyakarta. Berdasarkan dari uraian diatas maka peneliti menyimpukan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan dengan Tuhan dengan mekanisme koping mahasiswa, dikarenakan koping yang adaptif memerlukan beberapa aspek yang lain agar dapat berkaitan sehingga menimbulkan pemikiran yang positif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan Tidak ada hubungan antara pendekatan spiritual dengan mekanisme koping pada mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (pvalue= 0,828) dengan subvariabel sebagai berikut: Tidak ada hubungan antara hubungan dengan diri sendiri dengan mekanisme koping pada mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (p-value= 0,552). Tidak ada hubungan antara hubungan dengan orang lain dengan mekanisme koping pada mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (p-value= 0,149). Tidak ada hubungan antara hubungan dengan alam semesta dengan mekanisme koping pada mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (p-value= 0,312). Tidak ada hubungan antara hubungan dengan Tuhan dengan mekanisme koping pada mahasiswa yang mengikuti mentoring di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (p-value= 0,268). Setelah peneliti melakukan penitian, maka peniliti menyarankan: Pengembangan ilmu pengetahuan: Peneliti menyarankan kepada pihak Fakultas Keperawatan agar dapat menyediakan berbagai aktivitas lin yang dapat meningkatkan koping mahasiswa, karena koping yang adaptif tidak hanya didapatkan dengan kegiatan mentoring saja. Kegiatan yang membuat mahasiswa harus berinteraksi antar sesama mahasiswa sangat disarankan untukk meningkatkan koping mahasiswa.
9
Pemecahan masalah praktik keperawatan di lapangan: Diharapkan adanya informasi tentang berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan koping mahasiswa . berbagi kegiatan yang terdapat di Fakultas dan diluar Fakultas yang berhubungan dengan cara meningkatkan koping mahasiswa. Pengembangan metodologi keperawatan: Disarankan agar dapat mengembangkan penelitian tentang berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan koping mahasiswa. Berupa berbagai kegiatan yang tercipta dari strategi koping internal dan koping eksternal
Nasir. A & Muhith. A. (2011). Dasar-dasar keperawatan jiwa: pengantar dan teori. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi penelitiank Kesehatan.Jakarta: Tiga Serangkai. Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan edisi 7 jilid 2. Jakarta: EGC. Prasetyono D. (2005).Kiat Menngatasi Cemas Dan Depresi. Jogjakarta: Tugu Publisher.
REFERENSI Amitya, K (2013). Hubungan Sistem Kepercayaan Dan Strategi Menyelesaikan Masalah Pada Korban Bencana Gempa Bumi. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari http://ejournal.ugm.ac.id/index.php/pa ud/article/viewFile/1597/1378.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Univesitas Syiah Kuala. (2012). Buku Panduan Akademik. Banda Aceh:Author. Reni, D (2014). Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual Dengan Mekanisme Koping Pada Remaja Di Sman 2 Purwokerto.Diakses pada 2 Agustus 2016. Dari http://jurnal.harbang.edu/file/19Asep_Reni_D-edit.pdf.
Arikunto.(2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta Kaswan. (2012). Coaching Dan Mentoring. Bandung: Alfabeta. Liliweri, A. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Made, N (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Coping Stres Dengan Kualitas Hidup Pasien Tb Paru Di Puskesmas Perak Timur Surabaya Tahun 2014. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari http://journal.unair.ac.id/downloadfullpapers-jppp6f4abbecebfull.pdf.
. Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Cetakan 5. Jakarta: Kencana. Setiawan,I . (2013). Pengaruh Mentoring Agama Islam Terhadap Perubahan
Mulyasa, E. (2005). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mundakir .(2006).Komunikasi Keperawatan aplikasi Dalam Pelayanan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10