Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Pendekatan Metode Kooperatif Type Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Materi Tentang Memahami Hadist Tentang Menjaga dan Melestrikan Lingkungan Alam
Yusnidar1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa terutama pada kelas IX3 materi memahami hadist tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam, yang dilakukan secara pilihan, penelitian berlangsung selama tiga bulan yaitu sejak bulan Februari sampai dengan bulan April 2015. Metode penelitianyang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)(the claasroom action research) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX-3 MTsN Tanah Jambo Aye yakni sejumlah 22 siswa. Adapun teknik analisis data yakni dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif artinya dengan cara membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada kompetensi dasar menjelaskan materi memahami hadist tentang menjaga dan melestraikan lingkungan alam, secara sengaja dibagikan guru untuk dibaca oleh sejumlah siswa, kemudian memasuki pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas 24,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 56 kemudian menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar 28,41% jika dibandingkan dengan pra-siklus yang hanya mencapai 27%. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui teknik non tes juga menunjukkan aktivitas membaca siswa lebih meningkat jika dibandingkan pada siklus I dan siklus II jika dibandingkan dengan pra siklus. Dengan demikian sebagian besar siswa kelas IX-3 MTsN Tanah Jambo Aye, secara sah artinya data diperoleh melalui hasil riset telah mengalami peningkatan kemampuan belajar materi memahami hadist tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam. Kata Kunci: Metode kooperatif tipe Jigsaw, kemampuan, surat pendek.
1
Yusnidar, Guru MTsN Tanoh Jambo Aye, Aceh Utara
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |138
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
(psikomotorik dan lifeskill), dan minat atau
PENDAHULUAN
sikap (afektif) yang harus dipelajari dan
1. Latar Belakang Salah satu komponen pembelajaran
dikuasai oleh para siswa sebagai subyek
yang dinilai sangat berpengaruh terhadap
peserta didik. Dikarenakan pentingnya bahan
berlansungnya proses belajar mengajar adalah
ajar sebagai modal dalam memahami para
bahan pengajaran. Bahan ajar berupa buku,
siswa terkait dengan materi apa saja yang akan
kitab, Al-Qur’anulkarim merupakan salah satu
disampaikan oleh guru. Guru akan membuat
alat yang digunakan untuk membantu guru/
lesson desain tidak cukup hanya mempunyai
instruktur
kegiatan
bekal kemampuan membuat rumusan masalah,
belajar mengajar dikelas (Abdul Madjid,
tujuan pengajaran, akan tetapi para dewan
2007).
guru harus menguasai secara penuh terhadap
dalam
melaksanakan
Proses interaksi yang terjadi antara guru
bahan
pengajaran
secara
resmi
akan
dengan siswa dalam proses belajar mengajar
mempermudah guru untuk menentukan bahan
akan berhasil jika didukung oleh sejumlah
–bahan pengajaran yang cocok dan sesuai
komponen – komponen mengajar, metode,
dengan minat, kebutuhan para siswa dalam
alat, sumber akses informasi, proses evaluasi,
mendongkrak,
assesment,
belajar.
dan
measurement.
Antara
memotivasi
siswa
dalam
komponen tersebut maka saling memengaruhi
Pemilihan metode harus sangat jeli
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
diperhatikan oleh guru terlabih lagi untuk mata
(Saiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain,
pelajaran yang bersifat pengamalan sehari –
1996).
hari, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama
Ilmu pengetahuan berfungsi sebagai alat
Islam (PAI). Dalam pembelajaran PAI sumber
tujuan
utama belajarnya adalah Al-Qur’an seperti
pengajaran dan bahkan untuk mencapai tujuan
tertuang dalam Firman Allah SWT. Surat Al-
jangka panjang yakni tujuan pendidikan
Nahl ayat 64 berikut:
(instrument)
untuk
mencapai
nasional. Melalui proses pengajaran, ilmu pengetahuan di transfer dari guru ke siswa sehingga terjadi proses interaksi antara siswa dengan guru atau yang disebut dengan proses belajar mengajar (Saiful Bahri Djamarah, 1992).
Sumber pokok agama islam adalah Al-
Secara garis besar materi atau bahan ajar yang digunakan guru yang berisikan tentang pengetahuan ISSN 2086 – 1397
Artinya: Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka tentang perselisihan itu dan menjadi suatu petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Al-Nahl: 64).
(kognitif),
keterampilan
Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dinyatakan sebagai pandangan
sumber islam
belajar perlu
utama dipahami
dalam dan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |139
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
yang
pada saat mata pelajaran Qur’an dan Hadist di
mempelajarinya, termasuk diantarannya oleh
MTsN Tanah Jambo Aye. Hal ini disebabkan
kalangan siswa sebagai sasaran pendidik
oleh materi peajaran yang diberikan oleh guru
dinyatakan
dengan metode ceramah dianggap sangat
sebagai sumber utama dalam pendidikan islam
menoton. Sehingga membuat siswa tidak
maka perlu untuk diamalkan, dalam Hadist
memotivasi untuk mengikuti pembelajaran
pun mengikutinya, karena Al-Qur’an dan
dengan baik.
diamalkan
disekolah.
oleh
setiap
Apabila
kalangan
Al-Qur’an
Hadist sebagai pedoman hidup manusia,
Selain itu, juga ditemukan masalah
sumber hukum dan ajaran dalam pendangan
dalam
membaca
dan
memahami
islam, keduanya merupakan suatu kesatuan,
dikarenakan
Al-Qur’an sebagai sumber utama benyak
mengenai kualitas maupun latar belakang
memuat ajaran – ajaran yang bersifat umum
pendidikannya masih sangat minim.
perbedaan
hadist
individual
baik
dan global. Oleh karena itulah maka Hadist
Dari dua permasalahan sebagaimana
sebagai sumber kedua dalam pendidikan islam
yang telah dikemukakan diatas, maka disini
sekaligus sebagai penjelas (bayan) keumuman
melalui forum ilmiah ini peneliti dapat
isi Al-Qur’an.
memformulasikan judul “Pendekatan Metode
Khusus di MTsN Tanah Jambo Aye,
Kooperatif
Type
Jigsaw
dapat
merupakan suatu lembaga pendidikan agama
Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa
yang bernaung dibawah Kemenag, yang mana
Materi Tentang Memahami Hadist Tentang
mata pelajaran yang diajarkan adalah mata
Menjaga
pelajaran umum dan mata pelajaran khusus
Alam Mata Pelajaran Qur’an Hadist”.
tentang agama. Untuk mata pelajaran agama,
dan
Melestrikan
Lingkungan
2. Rumusan Masalah
maka salah satunya adalah Al-Qur’an dan
Berdasarkan latar belakang masalah
Hadist. Maka dari sinilah guru dituntut untuk
yang telah dipaparkan di atas, maka yang
tepat dalam memilih metode mengajar dalam
menjadi
mencapai
tindakan ini adalah sebagai berikut:
pemahaman
belajar
siswa.
permasalahan
dalam
penelitian
Sedangkan pada tahun pelajaran 2014/2015
Apakah dengan pendekatan metode kooperatif
bahan ajar untuk Al-Qur’an dan Hadist benar–
type Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
benar disusun oleh guru dan guru harus benar–
belajar siswa materi tentang memahami hadist
benar
yang
tentang menjaga dan melestrikan lingkungan
dihadapi siswa saat pembelajaran atau oleh
alam, mata pelajaran Qur’an Hadist di MTsN
siswa
Tanah Jambo Aye Tahun Ajaran 2014/2015?
memperhatikan
sendiri.
Hasil
permasalahan
pengajaran
awal
dilapangan, ditemukan masalah dalam proses pembelajaran, yaitu suasana belajar yang menjenuhkan dikarenakan siswanya tidak aktif ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |140
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
3. Tujuan Penelitian
b. Guru Bidang Studi
Dari permasalahan diatas, maka yang
Pembelajaran mengenai konsep materi
menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
tentang memahami hadist tentang menjaga dan
meningkatkan
siswa
melestrikan lingkungan alam bagi siswa
materi tentang memahami hadist tentang
MTsN Tanah Jambo Aye Tahun Ajaran
menjaga dan melestrikan lingkungan alam
2014/2015,
mata pelajaran Qur’an Hadist di MTsN Tanah
sungguh sangat bermamfaat sebagai berikut:
kemampuan
belajar
Jambo Aye Tahun Ajaran 2014/2015.
1.
bagi
guru
hendaknya
akan
Menjadi suatu model pembelajaran ini akan menjadi suatu alternatif model bagi
4. Manfaat Penelitian
para guru bidang studi Al-Qur’an dan
Penelitian ini hendaknya bermamfaat bagi semua pihak terutama bagi:
Hadist dalam melaksanakan tugasnya untuk menanamkan suatu konsep materi
a. Siswa 1. Pembelajaran
dengan menggunakan
tentang
memahami
hadist
tentang
pendekatan metode Kooperative Type
menjaga dan melestrikan lingkungan
Jigsaw ini merupakan suatu langkah dan
alam di MTsN Tanah Jambo Aye Tahun
upaya
Ajaran 2014/2015.
untuk
maksimal
memanfaatkan
penggunaan
secara
pendekatan
2.
Dengan
lahirnya
model,
pembelajaran pendidikan yang sesuai
pembelajaran
dengan karakteristik siswa MTsN Tanah
mempermudah
Jambo Aye Tahun Ajaran 2014/2015
mengembangkan
dalam mengenalkan, menanamkan dan
dimiliki siswa baik kognitif, afektif,
memahami materi tentang memahami
maupun psikomotorik.
hadist tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam. 2. Semakin tumbuh berkembangnya minat
3.
ini,
metode akan
guru
dalam
kompetensi
Dengan
demikian
berguna
bagi
profesionalisme
maka
model
ini
yang
juga
pengembangan guru
untuk
dan motivasi siswa dalam mengikuti
meningkatkan kualitas kegiatan belajar
sejumlah
mengajar.
program
pembelajaran
terutama pelajaran Al-Qur’an da Hadist sesuai dengan karakteristik siswa MTsN Tanah
Jambo
2014/2015
Aye dalam
Tahun
KAJIAN TEORI 1. Memahami Isi Al-Qur’an dan
Ajaran
Hadist
mengenalkan,
Dalam
bingkai
Republik
tentang
tentang
masyarakatnya adalah memeluk agama islam
menjaga dan melestrikan lingkungan
sudah selayaknya mempelajari dan memahami
alam.
sejumlah isi Al-Qur’anulakrim dan hadist
ISSN 2086 – 1397
hadist
(NKRI),
Kesatuan
menanamkan dan memahami materi memahami
Indonesia
Negera
mayoritas
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |141
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
merupakan suatu kewajiban bagi setiap ummat
pendidikan adalah satu alat yang digunakan
muslimin. Hal ini karena keduanya adalah
oleh manusia untuk memelihara kelanjutan
sumber utama bagi ajaran agama islam.
hidupnya baik sebagai individu maupun
Sehingga hampir mustahil seorang muslim
masyarakat. Disamping itu, pendidikan juga
dapat menjalankan agamanya dengan baik
berfungsi
tanpa mempelajari Al-Qur’an dan Hadist.
potensi yang ada pada diri masing masing
Karena Al-Qur’anlah yang menjadi sumber
manusia.
pembeda antara yang benar dan yang salah.
sebagai
Pendidikan
pengembang
merupakan
potensi–
suatu
kunci
Sebagaimana firmanNya dalam (QS Al-
pembuka dalam usaha dalam mengarungi
Baqarah: 185)
bahtera kehidupan di dunia dalam upaya
Alqur’an hadist merupakan salah satu
mencapai kebahagiaan di akhirat. Dengan
bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama
pendidikan,
Islam. Sama halnya dengan segi – segi
berkembang menurut peradabannya masing–
pendidikan lain, pendidikan agama juga
masing.
menyangkut dengan aspek kognitif, afektif dan
memandang pendidikan sebagai dasar utama
psikomotorik. Ini berarti bahwa pendidikan
seorang idutamakan dan dimuliakan. Hal ini
agama bukan hanya sekadar memberi dampak
sebagaimana dengan Firman Allah SWT
pengetahuan tentang keagamaan, melainkan
dalam QS. Al-Mujaddalah ayat 11:
justru yang lebih utama adalah membiasakan diri untuk taat terhadap ajaran agamanya (Purwanto, 2003: 158). Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlQur’an sebagai petunjuk bagi segenap ummat manusia dan penjelasan – penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. mutu pembelajaran Al-Qur’an Hadist juga harus dijadikan sebagai tolok ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa. (Nation of Character Building). Berdasarkan pengertian diatas
maka,
pendidikan
dapat
dikatakan sebagai sumber kehidupan. Sebab ISSN 2086 – 1397
Bersamaan
selalu tumbuh
dengan
itu,
dan
islam
Artinya, “Allah akan meninggikan derajat orang – orang beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”. Begitu juga pemerintah Indonesia yang memandang
pendidikan
sebagai
upaya
tonggak yang sangat pening dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah menjadi cita – cita seluruh bangsa Indonesia, sehingga masalah pendidikan di cantumkan dalam
Demikian halnya dalam peningkatan
tersebut
menusia
tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan
Undang–Undang
Dasar
1945
alinea ke empat, berbunyi: “.... kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |142
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
kehidupan bangsa yang berdaulat ...” (UUD 1945). Mengingat
sangat
adil
dan
yang diterimanya, akan tetapi mereka sering kali menjadi tidak memahami atau tidak
pentingnya
mengerti secara mendalam akan sejumlah
pendidikan bagi seluruh sendi kehidupan
pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut.
bangsa dan negara, maka hampir seluruh
Dan sebagian peserta didik tidak mampu
negara di dunia ini menangani secara langsung
menghubungkan antara apa yang mereka
masalah – masalah yang berhubungan dengan
pelajari dengan bagaimana akan pengetahuan
pendidikan. Dalam hal ini, masing – masing
tersebut
negara itu dapat menentukan sendiri dasar dan
dimanfaatkan dengan baik.
akan
digunakan
atau
telah
tujuan falsafah pendidikan di negaranya.
Di samping itu, model pembelajaran
Adapun tujuan pendidikan yang ada di
agama yang tersedia dan diajari disekolah
Indonesia, sesuai dengan UU-RI No.20 Tahun
masih sangat jauh dari mapan atau boleh
2003 Bab II pasal 3 yaitu: “Pendidikan
dikatakan masih kurang inovatif, hal ini dapat
Nasional bertujuan untuk berkembangnya
dilihat dari kualitas pengajaran yang masih
potensi peserta didik agar menjadi manusia
dilaksanakan secara manual, dan inilah salah
yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang
satu
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan
membutuhkan suatu perubahan dan kemudian
rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dikembangkan dengan menggunakan metode
inovatif, responsif, komunikatif, sehingga
pengajaran aktif, inovatif dan menyenangkan.
menjadi warga negara yang demokratis serta
Maka disinilah peran penting guru agama
bertanggung jawab”.
untuk ikut andil dalam mengenalkan sekaligus
Pendidikan keagamaan berfungsi untuk
aspek
sebagai
pengkajian
pelaku
yang
pengupayaan
pengenalan
menyiapkan peserta didik menjadi anggota
pembelajaran
masyarakat
dianggap mudah diterima oleh peserta didik.
yang
memahami
dan
melalui
resmi
mengamalkan nilai – nilai ajaran agama atau
2. Pendekatan
menjadi ahli ilmu agama. Ironisnya fenomena
Type Jigsaw
dunia pendidikan yang terjadi di sekitar kita
Model
pengajaran
Metode
pendekatan
yang
Kooperatif
pembelajaran
saat ini sangat meperihatinkan, mengenai
kooperatif type jigsaw merupakan suatu jenis
proses belajar – mengajar di sekolah sering
pendekatan pembelajaran yang menekankan
kali membuat kita kecewa, apalagi jika
pada konsep pembelajaran kerjasama. Dimana
dikaitkan dengan sejumlah pemahaman peserta
para siswa diartikan sebagai makhluk sosial
didik terhadap materi ajar. Walaupun sering
yang membutuhkan sebuah kelompok dalam
kali kita ketahui bahwasanya banyak peserta
belajar
didik yang mungkin mampu menyajikan
komunitas kecil yang berada di dalam kelas.
atau
ditempatkan
dalam
suatu
tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |143
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Menurut Anita, model pembelajaran
disebut
dengan
kondisi
awal.
Pada
kooperatif type jigsaw merupakan salah satu
pelaksanaan siklus awal, kondisi awal ini
model
metode pembelajaran yang digunakan masih
pembelajaran
yang
mendukung
pembelajaran demonstrasi dan konstektual.
konvensional
Sistem
learning
rendahnya nilai materi Qur’an Hadist. Setelah
seperti di definisikan oleh (US Departemen of
itu dilakukannya tindakan kelas yang terbagi
Education, 2001) sebagai sistem kerja belajar
dalam dua siklus yaitu siklus I dengan
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk
menggunakan LKS dan siklus II dengan
kedalam struktur ini adalah lima unsur pokok
menggunakan
kuis.
yaitu saling ketergantungan positif, tanggung
dilakukannya
tindakan
jawab individual, interaksi personal, keahlian
peningkatan nilai pemahaman belajar siswa
bekerjasama, dan proses kelompok.
kelas IX-3 MTsN Tanah Jambo Aye, materi
pembelajaran
kooperatif
tindakan dilakukan terdiri
dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan kelas dilakukan test
berpengaruh
Pada
hasil
diduga
pada
akhir
terjadinya
tentang memahami hadist tentang menjaga dan
3. Kerangka Berfikir Penelitian
yang
melestrikan lingkungan alam. Secara skematis uraian digambarkan kerangka
pemikirannya
sebagai
berikut:
sebagai langkah untuk melakukan
komparasi dan juga untuk melihat kondisi sebelum dilakukannya tindakan kelas atau
KON DISI
AW AL
SISWA:Nilai Pelajaran Qur’an Hadist siswa masih rendah I: SIKLUS Pendekatan Metode Kooperatif Type Jigsaw SIKLUS II: dengan LKS Penggunaan dan
Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Menerapkan Type Jigsaw Metode Diduga dengan Kooperatif Type Jigsaw Menggunakan KON Metode DISI Kooperatif AKH Type Jigsaw IR dapat meningkatkan Gambar 2. Diagram Alir Rencana Penelitian Tindakan Hasil Belajar Siswa kelas IX-3 Semester Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |144 II Tahun 2014/ 2015 TIND AKAN
ISSN 2086 – 1397
GURU: Pembelajaran Secara Konvensional
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
teknik
METODELOGI PENELITIAN
observasi
data
(outlier)
dan
dokumentasi. Studi observasi digunakan pada
1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTsN Tanah
saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, selain itu
kemampuan memahami, mendalami materi
salah satu tujuan dari penelitian ini adalah
tentang memahami hadist tentang menjaga dan
untuk memperbaiki serta meningkatkan proses
melestrikan lingkungan alam pelajaran Qur’an
pembelajaran terutama mata pelajaran Qur’an
Hadist, pada siklus I dan siklus II. Sedangkan
Hadist materi tentang memahami hadist
teknik dokumentasi digunakan untuk meliput,
tentang menjaga dan melestrikan lingkungan
mengumpulkan data informasi khususnya nilai
alam, khususnya pada
mata pelajaran Qur’an Hadist.
mendeskripsikan
kompetensi dasar
tentang
menjaga
dan
4. Analisis Data
melestarikan lingkungan alam.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif,
2. Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan,
yang meliputi analisis deskriptif komparatif
terhitung mulai bulan Februari – April 2015.
hasil belajar dengan cara membandingkan
Adapun yang menjadi subyek penelitiannya
hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan
adalah siswa kelas IX-3 berjumlah 22 siswa.
membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini instrument yang
Adapun
analisa
hasil
dengan
digunakan adalah teknik tes dan non tes. Tes
menggunakan persentase perumusan berikut
tertulis digunakan pada akhir siklus I dan
ini:
siklus II, yang terdiri atas materi tentang
Keterangan:
memahami
P = Persentase yang dicari (%)
hadist
tentang
menjaga
dan
melestrikan lingkungan alam pelajaran Qur’an
F = Frekuensi jawaban siswa
Hadist, MTsN Tanah Jambo Aye, Kabupaten
n = Jumlah siswa
Aceh Utara, Tahun Ajaran 2014/ 2015. Sedangkan teknik non tes yakni meliputi
Kriteria penilaian hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah 65.
Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa No 1. 2. 3. 4. 5.
ISSN 2086 – 1397
Nilai 85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 < 54
Kategori Penilaian Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak Tuntas
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |145
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Analisis deskriptif kualitatif dalam
dan melestrikan lingkungan alam,
penelitian tindakan ini dalah dari hasil
yang
observasi dengan cara membandingkan hasil
siswa.
observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus
dilengkapi
langkah
ini adalah terjadinya peningkatan nilai rata-
menggunakan
rata hanya sebesar 7%.
pembelajaran
merupakan
pembelajaran
dengan metode
Cooperative
Type
Jigsaw.
5. Prosedur Penelitian Tindakan ini
kerja
4) Memodelkan strategi dan langkah-
II. Adapun indikator keberhasilan penelitian
Penelitian
lembar
jenis
5) Mengadakan
observasi
tentang
penelitian tindakan kelas (the classroom action
pelaksanaan proses pembelajaran.
research) yang ditandai dengan adanya siklus,
a. Mengadakan tes tertulis.
adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2
b. Penilaian hasil tes tertulis.
siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan,
3. Pengamatan
(observing),
yaitu
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
mengamati proses pembelajaran dan
a. Siklus I
menilai hasil tes serta hasil praktek
1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 2. Pelaksanaan
sehingga diketahui hasilnya, 4. Refleksi
(acting),
terdiri
atas
(reflecting),
menyimpulkan
yaitu
pelaksanaan
hasil
kegiatan;
tindakan pada siklus I sebagai refleksi
1) Pelaksanaan program pembelajaran
siklus II.
sesuai dengan jadwal, 2) Proses
b. Siklus II
pembelajaran
dengan
1. Perencanaan (planning), terdiri atas
menerapkan pembelajaran metode
kegiatan:
Cooperative Type Jigsaw pada
1) Penyusunan rencana pelaksanaan
kompetensi dasar mengenai materi tentang memahami hadist tentang menjaga
dan
melestrikan
lingkungan alam pelajaran Qur’an Hadist. 3) Secara mengenai
pembelajaran (RPP); 2) Menyiapkan
skenario
pembelajaran. 2. Pelaksanaan
(acting),
terdiri
atas
kegiatan; klasikal strategi
menjelaskan
1) Pelaksanaan program pembelajaran
dalam
dilaksanakan sesuai dengan jadwal,
pembelajaran metode Cooperative
2) Proses
pembelajaran
dengan
Type Jigsaw pada kompetensi dasar
menerapkan pembelajaran dengan
mengenai
tentang
menggunakan metode Cooperative
memahami hadist tentang menjaga
Type Jigsaw pada kompetensi dasar
ISSN 2086 – 1397
materi
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |145
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
mengenai
materi
tentang
memahami hadist tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam pelajaran Qur’an Hadist. 3) Siswa
HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum dilaksanakannya suatu model pembelajaran dengan menggunakan metode
menerapkan
strategi
Cooperative Type Jigsaw, dimana suasana
pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran selama ini cenderung kaku dan
Cooperative Type Jigsaw pada
monoton, sehingga guru tidak bisa berbuat
kompetensi dasar mengenai materi
banyak dan para siswa tidak begitu aktif,
tentang memahami hadist tentang
kreatif dalam menerima penjelasan dari guru
menjaga
melestrikan
yang sedang mengajar. Siswa kurang terlibat
lingkungan alam, kemudian di ikuti
dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara
kegiatan kuis.
penuh,
dan
4) Mengadakan
observasi
tentang
terlihat
kebanyakan
guru
yang
memegang pelajaran tersebut, dan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran sudah mulai
5) Mengadakan tes tertulis penilaian
terasa dan kelihatan hasil belajar siswa sangat
hasil tes tertulis. 3. Pengamatan
lemah (kurang). Hal ini justru berdampak pada
(observing),
yaitu
kurang
bergairahnya
melaksanakan
menilai hasil tes serta hasil praktek
pembelajaran dan berakibat pada rendahnya
sehingga diketahui hasilnya,
nilai hasil belajar siswa seperti yang terlihat
(reflecting),
menyimpulkan
yaitu
pelaksanaan
menerima
dalam
mengamati proses pembelajaran dan
4. Refleksi
dan
siswa
sejumlah
pada tabel dibawah ini:
hasil
tindakan yang diterapkan pada siklus II. Tabel 2. Rekap Hasil Test Pra-Siklus No
Hasil (Angka)
1. 2. 3. 5. 6.
85-100 75-84 65-74 55-64 <54
Hasil (Huruf)
Arti Lambang
A Sangat baik B Baik C Cukup D Cukup E Sangat Kurang Jumlah Sumber: Tabulasi data per bulan Oktober 2015 Dari terpampang
tabel
3
sebagaimana
diatas
terlihat
bahwa
pelaksanaan tes siswa pra-siklus ISSN 2086 – 1397
Jumlah Siswa 10 16 4 30
Persen % 40% 55% 5% 100%
yang
siswa yang mendapat nilai A (sangat baik)
pada
dan nilai B (baik),
tidak ada
siswa (40%) yang
mendapat nilai C (cukup), 10 siswa (55%) Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |146
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
yang mendapat nilai D (kurang) dan 16 siswa
adalah berjumlah 4 orang siswa.
(9,5%) yang mendapat nilai E (sangat kurang)
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus No 1. 2.
Jumlah Siswa Pra Siklus
Ketuntasan Belajar Jumlah 10 20 30
Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Berdasarkan perolehan nilai hasil test maka ketuntasan hasil belajar siswa pada pra-
Persen 25,5% 75,5% 100%
siswa (25,5%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 20 siswa (75,5%).
siklus adalah siswa yang tuntas sebanyak 10
Tabel 4. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus No 1. 2. 3.
Keterangan
Nilai 70 54 62,3
Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
Rata-rata nilai hasil test pra-siklus
ketentuan alokasi waktu sebanyak 3 x 45
adalah 62,3 dengan nilai tertinggi sebesar 70
menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam
dan nilai terendah sebesar 54.
1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama pelaksanaan siklus I terjadi 2 kali tatap muka
2. Deskripsi Hasil Siklus I
(Silabus dan RPP dilampirkan).
a. Perencanaan Tindakan Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:
Penentuan
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah tentang pelajaran Qur’an kompetensi
mampu
metode
penggunaan
Cooperative Type Jigsaw sebanyak 4 siswa yang terpilih dan pembentukan kelompok –
Pembelajaran (RPP)
dengan
2) Penyiapan Skenario Pembelajaran
Hadist,
menjelaskan
materi tentang menerapkan sikap membaca
kelompok kecil sebanyak 4 kelompok yang terdiri dari 4 siswa
dengan memperhatikan
heterogenitas baik kemampuan dan gender. (1) Pelaksanaan (Acting), Terdiri atas
secara teliti. Berdasarkan materi yang dipilih
Kegiatan
tersebut, kemudian disusun kedalam rencana
(1) Proses
pembelajaran
dengan
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Masing-
menerapkan pembelajaran dengan
masing RPP diberikan kesempatan dengan
menggunakan pendekatan metode
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |2
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Cooperative Type Jigsaw pada
Observasi
dilaksanakan
untuk
kompetensi dasar materi tentang
mengetahui secara detail mengenai keaktifan,
memahami hadist tentang menjaga
kekompakan, kerjasama tim, kecepatan dan
dan melestrikan lingkungan alam
ketepatan siswa dalam
pelajaran Qur’an Hadist.
tentang memahami hadist tentang menjaga dan
memahami materi
klasikal
menjelaskan
melestrikan lingkungan alam, pelajaran Qur’an
dalam
pembelajaran
Hadist. Hasil observasi digunakan sebagai
dengan menggunakan pendekatan
bahan kajian, refleksi dan untuk merencanakan
metode Cooperative Type Jigsaw
rencana tindakan pada siklus II.
(2) Secara strategi
yang dilengkapi lembar kerja siswa
(2) Observasi Hasil Pembelajaran
(LKS).
a. Mengadakan tes tertulis,
(3) Memodelkan strategi dan langkahlangkah
model
pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan metode Cooperative Type Jigsaw.
b. Penilaian hasil tes tertulis. (3) Pengamatan (Observing) Tabel
5
seperti
yang
terpampang
dibawah ini akan menunjukkan perolehan nilai
(4) Mengadakan observasi
hasil test siklus I yaitu sebanyak 3 siswa (15%)
Observasi Proses Pembelajaran
mendapatkan nilai A (sangat baik), sebanyak
Observasi
dilaksanakan
pada
15 siswa (15%) mendapat nilai B (baik),
keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
sebanyak 12 siswa (65%) mendapat nilai C
observasi dilakukan oleh
2 (dua) observer
(cukup), dan sebanyak siswa (0%) mendapat
yaitu guru bidang studi dan guru kelas (teman
nilai D (kurang) dan tidk ada siswa yang
sejawat) yang dilaksanakan di MTsN Tanah
mendapat nilai E (sangat kurang).
Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara.
Tabel 5. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I No
Hasil (Angka)
Hasil ( Huruf)
Arti Lambang
1. 85-100 A Sangat baik 2. 75-84 B Baik 3. 65-74 C Cukup 4. 55-64 D Kurang 5. <54 E Sangat Kurang Jumlah Sumber : Tabulasi data bulan Maret 2015
ISSN 2086 – 1397
Jumlah Siswa
Persen %
3 15 12 30
15 % 35 % 50 % 100%
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |149
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I No
Ketuntasan
1. 2.
Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Berdasarkan
Jumlah Siswa Jumlah 18 12 30
hasil test pada siklus I
maka ketuntasan hasil belajar di peroleh
Persen 75% 25% 100%
sebanyak 18 siswa (75%) dan yang belum tuntas
sebanyak
12
siswa
(25%).
Tabel 7. Rata-Rata Hasil Tes Siklus I No 1. 2. 3.
Keterangan
Nilai 86 58 70,4
Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
11 siswa dan pada akhir siklus I berkurang
Refleksi Berdasarkan hasil tes kemampuan awal
menjadi 1 siswa (lihat tabel 8). Nilai rata-rata
dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat
kelas meningkat dari 6,23 kemudian menjadi
dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang
7,03. Komparasi hasil nilai tes pra-siklus dan
masih mencapai di bawah Kriteria Ketuntasan
siklus I dapat di lihat dari tabel 9 dibawah ini
Minimal (65). Pada pelaksanaan pra siklus
(tabel terlampir).
jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak
Tabel 8. Komparasi Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I Hasil Tes (Dalam Huruf ) A (85 -100) B (75-84) C (65-74) D (55-64) E (< 54) Jumlah
No 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Siswa yang Berhasil Pra Siklus Siklus I 3 15 10 12 16 4 30 30
Tabel 9. Perbandingan Nilai Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I No 1. 2. 3.
Keterangan Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata
ISSN 2086 – 1397
Pra Siklus 70 54 62,3
Siklus I 86 58 70,4
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |2
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
c. Pelaksanaan (Acting), Terdiri atas
3. Deskripsi Hasil Siklus II Berdasarkan
hasil
refleksi
pada
Kegiatan;
pelaksanaan siklus I, maka memasuki tahap
(1) Pelaksanaan
pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat di
pembelajaran
deskripsikan tindakan adalah sebagai berikut.
jadwal. (2) Proses
1. Perencanaan Tindakan Perencanaan (planning), terdiri atas
program sesuai
dengan
pembelajaran
dengan
menerapkan pembelajaran dengan
kegiatan:
menggunakan pendekatan metode
a. Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Cooperative Type Jigsaw pada
Pembelajaran (RPP)
capaian kompetensi dasar materi
Materi yang dipilih dalam penelitian ini
tentang memahami hadist tentang
adalah materi tentang memahami hadist
menjaga
dan
tentang menjaga dan melestrikan lingkungan
lingkungan
alam pelajaran Qur’an Hadist. Berdasarkan
Qur’an Hadist.
melestrikan
alam,
pelajaran
materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun
(3) Secara
ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan
strategi
pembelajaran (RPP). Tema yang dipilih dalam
dengan
siklus I membaca artikel, buku modul, diktat.
Cooperative
Berdasarkan tema yang telah dipilih tersebut
dilengkapi dengan lembar kerja
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
siswa (LKS terlampir).
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
klasikal
menjelaskan
dalam
pembelajaran
menggunakan
metode
Type
(4) Memodelkan
Jigsaw
strategi
dan
Masing-masing RPP diberikan kesempatan
langkah-langkah
dengan alokasi waktu sebanyak 3 x 45 menit,
pembelajaran
artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali
menggunakan pendekatan metode
tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I
Cooperative Type Jigsaw.
terjadi 2 kali tatap muka (Silabus dan RPP dilampirkan).
model dengan
(5) Mengadakan observasi. d. Observasi Proses Pembelajaran
b. Penyiapan Skenario Pembelajaran
Observasi
dilaksanakan
pada
Penentuan tutor sebaya sebanyak 4
keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
yang
pembentukan
observasi dilakukan oleh
sebanyak
4
observer yaitu guru bidang studi dan guru
kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan
kelas (teman sejawat) di MTsN Tanah Jambo
memperhatikan
Aye,
siswa
terpilih
kelompok-kelompok
dan kecil
kemampuan dan gender.
heterogenitas
baik
Kabupaten
Aceh
2 (dua) orang
Utara.
Kegiatan
observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail mengenai keaktifan, kerjasama,
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |150
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
kecepatan dan ketepatan
siswa dalam
2. Hasil
memahami materi tentang tentang membaca surat
pendek
pilihan.
Hasil
dalam
Penelitian Tindakan
observasi
digunakan sebagai bahan kajian, dan refleksi
Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II dapat di deskripsikan seperti pada tabel berikut ini:
untuk merencanakan rencana tindakan.
Tabel 10. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II No
Hasil (Angka) 85-100 75-84 65-74 55-64 <54
1. 2. 3. 4. 5.
Hasil (Huruf) A B C D E
Arti Lambang
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Sumber : Tabulasi Data Bulan April 2015
Jumlah Siswa 6 13 10 1 30
Persen % 17% 35% 44% 4% 100%
Berdasarkan hasil pemaparan dari
siswa (45%) mendapatkan nilai B artinya
tabel diatas memperlihatkan perolehan nilai
(baik), dan 10 siswa (44%) mendapatkan nilai
hasil test siklus II, sebanyak 6 siswa (7%)
C (cukup), dan sebanyak 1 siswa (4%) yang
mendapatkan nilai A artinya (angat baik), 13
memperoleh nilai D.
Tabel 11. Ketuntasan Belajar Siklus II No 1. 2.
Ketuntasan Belajar Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Jumlah Siswa Jumlah 29 1 30
Persen 98,5% 1,5% 100%
Berdasarkan perolehan nilai hasil test
Tanah Jambo Aye, KabupatenAceh Utara
siklus II maka ketuntasan siswa dalam belajar
dianggap sudah tuntas dalam menyelesaikan
sudah mencapai pada angka 98,5% (tabel 12)
tugas belajar.
atau sebanyak 29 siswa kelas IX-3 MTsN
Tabel 12. Rata-Rata Hasil Tes Siklus II No 1. 2. 3.
Keterangan Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
ISSN 2086 – 1397
Nilai 88 60 70,4
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |151
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Rata-rata perolehan nilai pada siklus II
khususnya
kompetensi
materi
ini adalah 7,4 dengan nilai tertinggi 8,8 dan
memahami
hadist
nilai terendah 6,0.
melestrikan lingkungan alam pelajaran Qur’an
Refleksi
Hadist. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai
tentang
tentang
menjaga
dan
Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai
rata-rata yang didapatkan oleh siswa yaitu
hasil siklus II dapat diketahui bahwa melalui
pada siklus I sebesar 7,03 dan meningkat pada
pembelajaran
menggunakan
siklus II sebesar 7,4 dengan perolehan nilai
pendekatan metode Kooperatif Type Jigsaw
yang bervariasi seperti yang tertera dalam
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa
tabel 13 dibawah ini:
terutama
dengan
pada
pelajaran
Qur’an
Hadist,
Tabel 14. Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa yang Berhasil Siklus I Siklus II 3 6 15 13 12 10 1 30 30
Hasil Tes No 1. 2. 3. 4. 5.
A (85 -100) B (75-84) C (65-74) D (55-64) E (< 54) Jumlah
Sedangkan perbandingan nilai hasil test
terlihat dengan jelas peningkatan perolehan
siklus I dan siklus II dengan pra-siklus dapat di
nilai hasil belajar dimana sudah ada siswa
lihat pada tabel 14, Pada pra-siklus belum ada
yang mendapatkan nilai A (sangat baik) dan B
siswa yang mendapatkan nilai A (sangat baik)
(baik), perolehan nilai tersebut meningkat
dan B (baik), sedangkan pada siklus I sudah
jumlahnya pada siklus II (tabel 14 ).
Tabel 15. Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No
Hasil Lambang Angka
1. 2. 3. 4. 5.
Hasil Evaluasi
Arti Lambang
85-100 A Sangat Baik 75-84 B Baik 65-74 C Cukup 55-64 D Kurang <54 E Sangat Kurang Jumlah Sumber: Tabulasi data per bulan April 2015
ISSN 2086 – 1397
Pra Tindakan
Model Siklus I
Model Siklus II
10 16 4 30
3 16 12 30
6 13 10 1 30
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |1
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Berdasarkan
data tabel komparasi
hanyak 5 anak yang tuntas dengan nilai rata-
rekap nilai di atas maka ketuntasan siswa pada
rata 62,3 pada siklus I dan II 17 siswa yang
pra-siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat
tuntas nilai rata-rata siklus I 70,4 dan siklus II
dalam tabel 15 di bawah ini. Pada kondisi awal
74.
Tabel 16 Perbandingan Ketuntasan Nilai Rata- Rata Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II No
Uraian
1. 2. 3.
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah siswa Tuntas Belum Tuntas 10 siswa 10 siswa 18 siswa 12 siswa 29 siswa 1 siswa
Rata-Rata 62,3 70,4 74,0
Perbandingan nilai belajar dan proses
umum sudah terlihat perbedaan yang sangat
pembelajaran pada pra-siklus dan siklus I
jelas dari pada suasana pembelajaran pada pra-
dapat di lihat pada tabel 16, dimana antara pra-
siklus.
siklus dan siklus I terdapat kenaikan nilai ratarata sebesar
Hasil belajar siswa pada siklus I juga
13,0%. Selain itu proses
sangat berbeda dari pra-siklus baik dari
pembelajaran di siklus I terlihat lebih aktif,
perolehan nilai yang di dapat dan juga
siswa
ketuntasan
berperan
serta
dalam
proses
hasil
belajar
siswa
serta
pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran
peningkatan nilai rata-rata yang di peroleh.
pendekatan dengan menggunakan metode
Dari jumlah 30 siswa di kelas IX-3 MTsN
Kooperatif Type Jigsaw.
Tanah Jambo Aye, adalah berjumlah 28 siswa
PEMBAHASAN
yang
berhasil
menuntaskan
hasil
belajarnya dengan nilai rata-rata sebesar 70,4
1. Siklus I Proses
telah
pembelajaran pada siklus I
dari sebelumnya sebesar 6,23 (tabel 15).
terlihat sangat berbeda dari pra-siklus, dimana
Persentase peningkatan
sudah terjadi interaksi antara siswa dan juga
pra-siklus dan siklus I adalah sebesar 13,0%.
adanya komunikasi dan penggalian materi
Selain itu pada siklus I sudah ada siswa yang
secara bersama-sama. Siswa terlihat lebih cair
mendapatkan nilai A (sangat baik) sebanyak 3
dalam suasana belajarnya dan merasa tidak
siswa (15%).
kaku, selain itu
siswa terlihat lebih aktif
nilai rata-rata dari
2. Siklus II
dalam bertanya dan mencari jawaban dari
Berdasarkan hasil observasi pada siklus
tugas yang diberikan oleh guru bersama
II, proses pembelajaran yang terjadi hampir
dengan teman-temannya. Walaupun masih ada
sama
sebagian kecil siswa yang kurang terlibat
meningkatnya keaktifan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran ini tapi secara
dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
ISSN 2086 – 1397
dengan
siklus
I,
dimana
sudah
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |1
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
Guru sudah mengurangi peranannya untuk
kemampuan belajar siswa terutama pada mata
memberikan
berbagai informasi tentang
pelajaran Qur’an Hadist materi memahami
materi keadaan siswa, akan tetapi guru sudah
hadist tentang menjaga dan melestarikan
mendampingi siswa untuk menggali dan
lingkungan pilihan di kelas IX-3 MTsN Tanah
menemukan sejumlah informasi lewat teman
Jambo Aye, khususnya kompetensi dasar
sekelasnya dan juga dengan teman-teman
mendeskripsikan materi memahami hadist
lainnya. Pada siklus II terlihat siswa lebih aktif
tentang menjaga dan melestarikan lingkungan
jika dibandingkan dengan siklus I. Suasana
di kelas IX-3 MTsN Tanah Jambo Aye, Tahun
pembelajaran menjadi cair dan tidak terlalu
Pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar
kaku, adanya proses komunikasi baik antar
siswa tersebut terlihat dalam hal peningkatan
siswa,
nilai rata-rata yang telah diperoleh, besarnya
antar
kelompok
maupun
dengan
gurunya.
ketuntasan siswa dan juga suasana belajar
Hasil pemahaman belajar pada Siklus II
siswa yang berbeda dari suasana belajar
lebih meningkat jika dibandingkan dengan
sebelum
Siklus I. Peningkatan tersebut
terlihat jelas
keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan
pada perolehan nilai dan juga nilai rata-rata
adalah sebesar 19,7%, dan ketuntasan belajar
yaitu dari sebelumnya 70,4 menjadi 7,4 di
siswa
siklus II (tabel 15). Sementara itu jumlah siswa
dibandingkan pra siklus yang hanya mencapai
yang tuntas pada siklus I sebesar 80% dan
45%.
pada
siklus
II
sebesar
memperoleh persentase rata-rata
adalah
dengan
peningkatan nilai 5,11%.
tindakan.
Secara
pada akhir siklus II mencapai 93%
Adapun
hasil
non-tes
pengamatan
proses belajar menunjukkan adanya suatu
Secara
perubahan siswa lebih aktif selama proses
keseluruhan penggunaan model pembelajaran
pembelajaran berlangsung pada Siklus I dan
dengan menggunakan metode Kooperatif Type
Siklus II dibandingkan dengan suasana belajar
Jigsaw
siswa
dapat
sebesar
92%
dilakukan
meningkatkan
kemampuan
memahami materi memahami hadist tentang
yang
pasif
2. Saran
pelajaran Qur’an Hadist di kelas IX-3 MTsN
1. Penerapan
Tanah Jambo Aye.
dengan
PENUTUP
Cooperatif
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kaku
sebelum
dilakukannya tindakan kelas.
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
1. Simpulan
dan
model
pembelajaran
menggunakan Type
Jigsaw
metode materi
memahami hadist tentang menjaga dan melestarikan
lingkungan
pelajaran
ini, maka dapat di simpulkan bahwa penerapan
Qur’an Hadist di kelas IX-3 MTsN
pembelajaran dengan menggunakan metode
Tanah Jambo Aye, tentunya siswa
Kooperatif Type Jigsaw dapat meningkatkan
yang terpilih harus mampu memahami
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |154
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
dengan baik dan benar agar hasil
harapan untuk meningkatkan hasil
belajar tercapai.
belajar
2. Bagi para guru sudah waktunya untuk menggunakan
model
pembelajaran
siswa
terutama
untuk
membantu siswa yang belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru.
cooperative type jigsaw ini dengan
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |155
Yusnidar, Pendekatan Metode Kooperatif…
DAFTAR PUSTAKA Abdul Madjid. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Qur’an Hadist. Jakarta. Erlangga. Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif Learning. Inna Publikatama. Jakarta. Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Di Publikasikan oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan. Jakarta. Saiful Bahri Djamarah. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta. PT. Bina Aksara. Saiful Djamarah dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative Type Jigsaw. Nuansa Press. Surakarta. ----------- .1996. Beribu Manfaat Penggunaan Metode Cooperative Type Jigsaw. Nuansa Press. Surakarta. Purwanto. 2003. Hakikat Pembelajaran Qur’an Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |156