Q1(CBIPlf Vol. 7 No.2 Juli 2011: 300-305
PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM BERORIENTASI TUJUAN (OBJECTIVE-ORIENTED EVALUATION APPROACH) Oleh: Sudi Hamlni
Program Pascasarjana, Bimhingan Konseling Unnes
J1. Bendan Ngisor Semarang Telp. (024) 8449017 Fax. (024) 8449969.
Abstrak Keberhasilan pendidikan dapat dilakukan dengan beberapa model pendekatan, salah satu diantaranya menggunakan pendekatan evaluasi program yang berorientas; tujuan. Pada pendekatan in; hasil suatu proses pendidikan. ditekankan pada tercapai tidalcnya hasil tujuan pendidilean dilalcsanalean setelah melalu; serangkaiann proses yang memenuhi Icriteria-Icriteria, pertimbangan, kemudian penetapan baik buruk. Dalam tulisan ini diangkat tema tersebut untuk mendeslcripsikan pendekatan dalam melakukan evaluasi program menitik beratlean pada penilaian ketercapaian tujuan. Karena itu, pandangan in; mensyaratlean, bahwa suatu program pendidikan horus menetaplean atau merumuslean tujuan tujuan spesijilcnya secara jelas.
Kata kunci: pendeleatan, evaluasi program, tujuan
1. Pendahuluan Woolfolk dan Nicolich mengemukakan bahwa penilaian atau evaluasi merupa kan suatu proses membandingkan infor masi dengan kriteria, kemudian membu at pertimbangan; yakni membuat kepu tusan berdasarkan nilai-nilai. Sejalan dengan pengertian tersebut, Raka Joni mengemukakan bahwa penilaian adalah "penetapan baik-buruk terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu". Gronlund dan Linn mengemukakan bahwa penilai an merupakan proses pengumpulan in formasi, analisis dan interpretasi infor masi yang sistematis untuk menentukan sejauhmana siswa mencapai tujuan pem belajaran. Secara lebih rinci, Phi Delta Kappa National Study Committee of Evaluation menguraikan pengertian eva luasi sebagai proses pencatian, per oleban dan penyediaan informasi yang berguna bagi pertimbangan altematif altematif keputusan. Pengertian lD1 berkaitan dengan tiga hal mendasar, yaitu: 1) edukasi merupakan suatu proses sistematis yang berkelanjutan; 2) proses tersebut meliputi tiga langkah, yakni: (a) menyusun pertanyaan yang memerlukan jawaban dan informasi spe sifik yang ingin diperoleh, (b) mengum pulkan data yang relevan, (c) menyajikan informasi yang dihasilkan kepada
pengambil keputusan yang akan memo. pertimbangkan dan menginterpretasikan nya berkaitan dengan altematif keputusan yang akan diambil; 3) evaluasi men dukung proses pembuatan keputusan dengan menyediakan altematif-alternatif yang terseleksi serta menindaklanjuti kon sekuensi-konsekuensinya. Dati awal pesatnya perkembangan evalua si pendidikan sekitar tabun 60-70 an sam pai sekarang, para ahli telah mengembang kan sekitar 50 model! pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi, jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses des kripsi, pengumpulan data dan penyampa ian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihenti kan atau diteruskan. Berdasarkan objek tivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenamya bisa dikelompokkan men jadi 6 pendekatan, yaitu: a. Pendekatan berorientasi tujuan
(objectives-oriented approaches/goal oriented approach) b. Pendekatan berorientasi manajemen
(management - oriented approaches) c. Pendekatan berorientasi pemakai
(consumer - oriented approaches) 300
Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi ... ........................................... .... Sudi Harzuni
d. Pendekatan berorentasi kepakaran
Langkah-Iangkab sebagaimana diuraikan di atas merupakan suatu siklus, artinya (expertise - oriented approaches) e. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan jika dati basil membandingkan data kiner (adversary-eriented approaches) ja dengan tujuan sudah diperoleh berupa kesenjangan-kesenjangan, maka perlu di f. Pendekatan berorientasi naturalistik partisipan (naturalistic and participant lakukan perumusan/penentuan ulang tu juan program yang telab dievaluasi ter oriented approaches) sebut. Paradigma penilaian lain yang banyak Dati ke-enam pendekatan evaluasi berori entasi tersebut, dalam tulisan ini hanya dipengaruhi pemikiran Tyler adalab dibabas pendekatan berorientasi tujuan. yang dikembangkan Metfessel dan Michael (1967). Kontribusi yang paling banyak dati pemikiran ini dalam eva 2. Konsep Dasar dan Sejarah Perkem luasi berorientasi tujuan adalab bangan Pendekatan penilaian berorientasi tujuan berkembangnya visi instrument alterna (objective-oriented approach) berkem tive untuk pegumpulan data. Adapun bang sejak diperkenalkan tabun 1930 proses penilaian yang dikembangkan pe an, dimana penerapannya dalam dunia mikiran ini meliputi langkah-Iangkah pendidikan dimulai dan sangat kental sebagai berikut: dipengaruhi pemikiran Tyler. Dalam perkembangan selanjutoya tradisi Tyler ini a. melibatkan seluruh komunitas seko juga dikembangkan oleh beberapa ahli, lab sebagai fasilitator dalam penilaian program, seperti: Metfessel dan Michael (1967), Hammond (1973), dan Provus (1973). b. memformulasikan tujuan yang spesifik dan kohesif, Pada bagian berikut secara riogkas akan diuraikan pokok-pokok pikiran dati c. menterjemahan tujuan yang spesifik masing-masing ahli tersebut. tersebut kedalam format-format yang komunikatif dan dapat diaplikasikan untuk memfasilitasi pembelajaran di Tyler mendefinisikan penilaian pendi ling-kungan sekolab yang bersang dikan sebagai suatu proses untuk menen tukan sejauhmana tujuan-tujuan pendidik kutan, d. memilih atau mengkonstruksi instru an dati program sekolab atau kurikulum . ment-instrumen yang akan digunakan tercapai. Pendekatan penilaian yang di kemukakan Tyler ini meliputi langkah dalam pengukuran untuk dapat me langkab sebagai berikut: nyimpulkan efektifitas suatu program, e. melakukan observasi secara periodic a. Menentukan tujuan secara jelas dengan menggunakan instrumen-ins b. Mengklasifikasikan tujuan-tujuan terse trumen pengukuran perilaku yang but valid (tes, skala, dU.), c. Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam f. menganalisis data menggunakan istilab perilaku terukur statistika yang tepat, d. Temukan situasi dimana prestasi atau g. menginterpretasikan data dengan tujuan dapat diperlihatkan menggunakan standar tingkat kinerja yang diharapkan, e. Mengembangkan atau memilih teknik teknik pengukuran h. meyusun rekomendasi untuk imple f. Mengumpulkan data mentasi, modifikasi, atau reVlSl g. Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan program selanjutoya tujuan-tujuan yang dinyatakan h. dalam perilaku terukur. Pemikiran lain yang termasuk pendekat an penilaian berorientasi tujuan adalab 301
OCR
atau mengakhiri program atau salah satu paradigma penilaian Hammond's (1973). aspek dari program tersebut. Penilaian dalam pemikiran lD1 tidak hanya memusatkan perhatian pada tercapai tidaknya tujuan, tetapi juga 3. Pendekatan Evalaasi Berorientasi Taja melakukan kajian terhadap persoalan: an mengapa suatu inovasi gagal dan ino Model Objective-Oriented Approach (pendekatan penilaian berorientasi tuju vasi lainnya sukses? Untuk mengi dentifikasi faktor-faIdor yang mem an) adalah pendekatan dalam melaku kan evaluasi program yang menitik pengaruhi keberhasilan suatu program pendidikan, Hammond mengembangkan beratkan pada penilaian ketercapaian kubus tiga dimensi, yang terdiri dari : 1) tujuan. Karena itu, pandangan lD1 mensyaratkan, bahwa suatu program dimensi pembelajaran, menggambarkan pendidikan hams menetapkan atau karakteristik aktifitas pendidikan yang akan dievaluasi, 2) dimensi kelembagaan, merumuskan tujuan-tujuan spesifiknya secara jelas. Terhadap tujuan-tujuan menggambarkan karakteristik individu atau kelompok yang terlibat dalam program yang sudah ditetapkan aktifitas pendidikan yang akan dievalu tersebutlah evaluasi program difokuskan. Tujuan program yang asi dan 3) dimensi tujuan, menggam dimaksud bisa saja hanya tujuan dari barkan ranah tujuan aktifitas pendidikan sebuah program pembelajaran di kelas yang akan dievaluasi. Kubus ini diguna dalam satu mata pelajaran, atau juga kan untuk menggambarkan program tujuan program dalam pengertian yang pendidikan dan mengorganisasikan vari lebih luas, misalnya tujuan program abel-variabel yang dievaluasi. Kubus ini dinamakan Hammond sebagai "Structure sekolah dalam satu tabun.
ofEvaluationD. Pendekatan lain yang banyak dipe ngaruhi pemikiran Tyler dikembangkan Provus berdasarkan pada tugas-tugas evaluasi di sebuah sekolah umum di Pittsburgh, Pensylvania. Provus (1973) yang memandang penilaian sebagai proses pengelolaan informasi berke lanjutan yang dirancang memberi pela yanan sebagai the watchdog of program management dan the handmaiden
of administration in the management of program development trough sound decision making. Menurut Provus, evaluasi adalah proses: 1) menyetujui berdasarkan standar (istilah lain yang digunakan secara bergantian dengan istilah tujuan), 2) menentukan apakah ada kesenjangan antara kinerja aspek aspek program dengan standar lcinerja yang ditetapkan; 3) menggunakan informasi tentang kesenjangan kesenjangan yang ditemukan sebagai bahan untuk meningkatkan mengelola,
Pendekatan berorientasi tujuan ini pertama kali dikenalkan oleh Ralph Tyler tabun 40-50 an sebagai standar baru bagi evaluasi pendidikan. Sebelumnya untuk mengevaluasi bidang pendidikan dilakukan dengn tes yang menggunakan acuan kriteria. Tyler menggunakan metodologi yang lebih kompleks untuk menggabungkan hasil pencapaian siswa dengan basil belajar yang diinginkan. Tyler merumuskan evaluasi basil belajar dari tujuan pembelajaran berdasarkan taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom dan Krathwohl. Pendekatan ini kemudian diberi nama pendekatan/model Tyler, sesuai nama pengembangnya. Model Tyler ini kemudian banyak dipakai untuk mengevaluasi hasil atau program pendidikan. Cara pendekatan evaluasi berorientasi tujuan lD1 dapat juga digunakan untuk mengevaluasi program lain seperti program kesehatan. 302
Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi... ........................................... ....Sudi Harzuni
Dalam perkembangan lebih lanjut, modeVpendekatan berorientasi tujuan ini kemudian dikembangkan atau disempurnakan lagi oleh Metffessel dan Michael tahun 1967, oleh Provus 1973 dan juga oleh Hammond. Darl beberapa model pendekatan baru ini ciri utamanya tetap sarna yaitu, jika suatu kegiatan atau program sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai, maka evaluasinya berf"okus pada apakah tujuan itu telah dicapai.
4. Model Tyler Evaluasi berorientasi program dari Tyler didesain untuk menggambarkan sejauh mana tujuan program telah dicapai. Tyler menggunakan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang berhasil diamati untuk memberikan masukan terhadap kekurangan dari suatu program. Pendekatan ini memfokuskan pada tujuan spesifik dari program dan sejauh mana prorgam ini telah berhasil mencapai tujuan tersebut. Dalam bidang pendidikan, kegiatan yang bisa dievaluasi dengan pendekatan ini dapat saja se-simpel kegiatan harlan di kelas atau bahkan kegiatan kompleks yang melibatkan seluruh sekolah. Hasil yang diperoleh dari evaluasi ini nantinya dapat dipakai untuk merumuskan kembali tujuan dari kegiatan, mendefinisikan kembali kegiatanlprogram, prosedur penilaian dan perangkat yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan. Berikut ini langkah-Iangkah dari Tyler untuk menentukan sejauh mana tujuan programlkegiatan pendidikan telah dicapai: a. Menetapkan tujuan umum, b. Menggolongkan sasaran atau tujuan, c. Mendefinisikan tujuan dalam konteks istilah perilaku, d. Menentukan situasi dimana pencapaian tujuan dapat ditunjukkan, e. Mengembangkan atau memilih tenik pengukuran, 303
f. Mengumpulkan data kinerja, g. Membandingkan data kinerja dengan perilaku yang menggambarkan tujtian. Setelah langkah terakhir selesai, kesenjangan antara kinerja dan tujuan yang diinginkan dapat diketahui. Kemudian hasil ini digunakan untuk mengoreksi kekurangan program. Saat program koreksi berjalan, berikutnya siklus evaluasi ini bisa diulang kembali. Pemikiran Tyler ini secara logis bisa diterima dan juga mudah dipakai oleh para praktisi evaluasi pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang gurulpraktisi pendidikan pasti akrab dengan tujuan umum dan tujuan khusus setiap kegiatan pendidikan. Tyler juga menggunakan pre-test dan post-test untuk digunakan sebagai salah satu teknik pengukuran.
a. Tyler juga mendeskripsikan 6 tujuan dari sekolah (khususnya sekolah di amerika), b. Menguasai informasi, c. Mengembangkan kebiasan kerja dan keteramilan belajar, d. Mengembangkan cara berpikir yang efektif, e. Menginternalisasikan sikap, minat, apresiasi dan kepekaan sosial, f. Menjaga kesehatan fisik, g. Mengembangkan filsafat hidup. Tyler menekankan perlu penyaringan tujuan umum sebelum menerimanya sebagai basis untuk mengevaluasi kegiatan. Dalam bidang pendidikan, cara menyaringnya dengan mengajukan pertanyaan yang bermakna mengenai filsafat, sosial dan pedagogis. Sanders dan Cunningham 1975 juga menyarankan pentingnya metode logika dan empiris dalam mengevaluasai sasaran. Metode logika mencakup: a) Memerlksa kekuataan dari argumen atau rasional b) dibalik masing-masing tujuan, Memeriksa konsekuensi dari pencapaian sasaran atau tujuan, c) Mempertimbangkan
Q
nilai-nilai hukum, kebijakan, moral dan kondisi ideal. Sedangkan metode empiris mencakup: a) Mengumpulkan data untuk menggam barkan keputuan tentang nilai dari suatu tujuan atau sasaran, b) Mengatur diskusi dengan para ahli untuk mengavaluasi sasaran atau tujuan, c) Mempelajari catatan arisip, d) Melaksanakan pilot study untuk melihat pencapaian tujuan. Model Tyler yang banyak digunakan sebagai evaluasi berorientasi tujuan ini telah mengilhami para ahli untuk mengembangkan model turunannya antara sbb: a. Paradigma Evaluasi Metfessel dan Michael Model ini lahir tabun 1967 di mana model ini banyak diilhami oleh tradisi pendekatan Tyler. Paradigma evaluasi ini menawarkan 8 langkah proses evaluasi, meliputi: 1) Melibatkan stakeholders sebagai fasilitator evaluasi program, 2) Memrumuskan model kohesi dai tujuan khusus dan sasaran, 3) Menerjemahkan tujuan khusus ke dalam bentuk yang komunikatif, 4) Memilih dan membuat instrumen, 5) Melaksanakan observasi pereiodik menggunakan instrumen tes yang dipilih, 6) Menganalisa data menggunakan moetode yang sesuai, 7) Menginterpretasi data menggunakan standar level yang diinginkan, 8) Membuat rekomendasi untuk implementasi yang akan datang, modifikasi dan revisi tujuan umum dan tujuan khusus
b. Model Evaluasi Kesenjangan Provus Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus. Provus melihat evaluasi sebagai proses informasi manajemen yang berkesinambungan. Meskipun tampak seperti pendekatan berorientasi
manajemen tapi model ini lebih diilhami oleh tradisi evaluasi Tyler. Provus melihat evaluasi sebagai proses berikut langkahnya: 1) Memilih standard (istilah lain dari tujuan), 2) Menentukan adanya kesenjangan antara jinerja dari program dan standar kinerja, 3) Menggunakan informasi kesen jangan untuk memutuskan program agar di tingkatkan, dipelihara atau dibatalkan. Provus menamakan pendekatannya ini sebagai Model Evaluasi Kesenjangan (DEM- Discrepancy Evaluation Mo del). Provus juga menunjukkan bahwa selama program masih dikembang-kan ada 4-5 tabap perkerm-bangan 1) Definisi 2) Instalasi 3) Proses 4) Produk 5) Cost-benefit (optional) c. Kubus Evaluasi Hammond Hammond mengembangkan konsep ini pada tabun 1973, yang menggambarkan bahwa tujuan program bisa dianalisa dengan menggunakan kerangka kerja 3 dimensi. d. Model Logika e. Teori Program dikembangkan oleh Chen Model lain yang agak berbeda adalah goal-free evaluation, yaitu model evaluasi yang mencoba membebaskan diri dari tujuan yang "mengkung kungnya". Pendekatan ini didasari pemikiran bahwa kadang ada tujuan atau nilai penting yang temyata tidak ditetapkan pada awal dikembang kannya suatu program. Akan lebih baik jika model evaluasi bebas tujuan dan evaluasi berorientasi tujuan tn1 digunakan bersamaan untuk saling melengkapi, bukan untuk berdiri sendiri- sendiri. 304
Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi ... ........................................... .... Sudi Harzuni
s. Kekuatan
dan Kelemahan Pendekatan 6. Kesimpulan Dari bahasan pendekatan berorientasi Evaluasi berorientasi Tujuan tujuan dapat disimpulkan sebagai berikut: Kekuatan utama dari pendekatan evaluasi a. pengertian evaluasi sebagai proses berorientasi tujuan adalah kelugasannya. pencarian, perolehan dan penyediaan Pendekatan ini mudah dimengerti, mudah informasi yang berguna bagi diikuti, mudah diterapkan, dan juga pertimbangan altematif-altematif ke mudah disetujui untuk diteliti oleh direktur putusan, yang meliputi tiga hal program. Pendekatan ini telah menstimu lasi pengembangan teknik, prosedur mendasar: yaitu: (1) evaluasi meru pengukuran dan instrumen untuk berkem pakan suatu proses sistematis yang berkelanjutan; (2) proses tersebut bang. Literatur mengenai pendekatan ini meliputi tiga langkah, yakni: (a) pun berlimpah, ide kreatif dan model menyusun pertanyaan yang model bam yang lahir dari pendekatan inipun banyak bermunculan. Dengan memerlukan jawaban dan informasi spesifik yang ingin diperoleh, (b) pendekatan ini pemilik program bisa mengumpulkan data yang relevan, (c) melihat lebih jelas hasil pencapaian dati menyajikan informasi yang suatu program sehingga bisa menilai dan menimbang suatu program. dihasilkan kepada pengambil keputusan yang akan mempertim Namun walau pendekatan ini banyak bangkan dan menginterpre-tasikannya berguna , ada beberapa kritik yang muncul berkaitan dengan altematif keputusan yang akan diambil; (3) evaluasi mendu mengenai pendekaan berorientasi tujuan ini, seperti yang diungkapkan oleh klu1,g proses pembuatwn keputusan Fitzpatrick, Sanders dan Worthen sebagai dengan menyediakan alternatif-altema berikut: tif yang terseleksi serta menindaklanjuti konsekuensi-konse-kuensinya. 1) kurangnya komponen evaluasi yang b. Kekuatwn utama dari pendekatan riil, lebih menekankan mengukur evaluasi berorientasi tujuan adalah kelugasannya, sedangkan kelemah tujuan pencapaian daripada annya, serta mudah dimengerti, mudah keberhargaan tujuan itu sendiri 2) kekurangan standar untuk diikuti, mudah diterapkan, dan juga mempertimbangkan kesenjangan mudah disetujui untuk diteliti oleh direktur program. yang penting antara hasil observasi denganlevelkine~a
nilai dati tujuan itu sendiri 4) mengabaikan alternatif penting dalam mempertimbangkan perencanaan program 5) melupakan konteks mengenai objek evaluasi dilaksanakan 6) mengabaikan hasil penting yang diperoleh yang tidak diungkapakan dalam tujuan 7) meninggalkan bukti informasi program yang tidak menggambarkan tujuan program 8) menghasilkan pendekatan yang linier dan kurang fleksibel 3) mengabaikan
305
DAFI'AR PUSTAKA Fitzpatrick, Jody L, Sanders, James R, Worthen, Blaine R, ,2004. Program Evaluation Alternative Approaches and Practical Guidelines, Pearson Education Sutikno, Muzayanah" 2010. Modul kuliah Evaluasi Program, Jakarta Tayibnapis, Farida Y, 2008 . .Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, Rineka Cipta, Jakarta