PENDAHULUAN Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu, misalnya kemauan siswa untuk melakukan kemandirian dalam belajar. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu, misalnya keadaan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat (Slameto, 2010). Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa untuk berbuat, bertindak, dan berpikir atas dasar kreatif dan penuh inisiatif, percaya diri, bertanggung jawab dan bukan sematamata tekanan dari guru atau pihak lain. Archer (2002) mengemukakan bahwa kemandirian belajar yaitu sikap dimana individu memiliki rasa tanggung jawab dalam merancang belajarnya, menerapkan, serta mengevaluasi proses belajarnya. Kemandirian belajar adalah proses menggerakkan kekuatan atau dorongan diri dalam diri individu yang belajar untuk menggerakkan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya (Surya, 2003). Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah faktor dari luar individu yaitu keadaan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Wirowidjojo dalam Slameto (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama, dimana dalam keluarga tersebut terdapat orang tua dan anak. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menciptakan keseimbangan hubungan yang harmonis di dalam keluarga, karena apabila suatu keluarga itu harmonis yang di dalamnya terdapat hubungan yang nyata, teratur dan baik, terutama hubungan anak dengan orang tua, maka intensitas orang tua dalam membimbing anak untuk belajar akan meningkat. Wiradana (2012) menyatakan bahwa intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan perhatian orang tua, dimana perhatian tersebut berupa bimbingan terhadap belajar anak, menjaga kesehatan anak, mengontrol kegiatan anak, penyediaan fasilitas dan sarana belajar bagi anak. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa siswa di SMP N 7 Salatiga berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, dirasa tidak semua siswa mendapat perhatian lebih dan pengawasan dari orang tua. Hal ini diketahui ketika wawancara dengan salah satu guru matematika yang mengatakan siswa jarang
mengerjakan PR, karena orang tua sibuk bekerja dan kurang memperhatikan ketika anak belajar di rumah, ada siswa yang terlambat berangkat ke sekolah. Penyebab lainnya yaitu kurangnya kemandirian belajar pada diri siswa. Hal ini diketahui ketika siswa mengerjakan tes atau ulangan siswa berusaha mencontek pekerjaan teman yang satu dengan yang lainnya, siswa hanya diam ketika ditanya guru tentang pemahaman pada materi pelajaran yang diajarkan sehingga pada saat diberi tugas atau PR tidak bisa mengerjakan, siswa cenderung hanya menggunakan buku paket yang disarankan guru dan tidak berusaha mencari buku referensi lain di perpustakaan. Permasalahan tersebut ternyata secara tidak langsung dapat menghambat proses belajar yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan dan berbagai penelitian yang ada, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah terdapat hubungan antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. 2) Apakah terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. 3) Apakah terdapat hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga.
KAJIAN TEORI Howard Kingsley (2001) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Mudjiono (2002) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Berdasarkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik apabila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau hasil yang diperoleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu, misalnya kemauan siswa untuk melakukan kemandirian dalam belajar. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu, misalnya keadaan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat (Slameto, 2010). Abdullah (2001) mengemukakan bahwa kemandirian belajar dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Mujiman (2005) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Surya dalam Novitasari (2008) mengemukakan bahwa kemandirian belajar adalah sikap menggerakkan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk menggerakkan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya. Kemandirian belajar dengan demikian lebih mengarah pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar. Berdasarkan beberapa pengertian tentang kemandirian belajar, maka dapat disimpulkan kemandirian belajar adalah sikap dimana individu melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan dari dalam individu tanpa bergantung terus-menerus pada orang lain dan bertanggung jawab dalam setiap aktivitas belajarnya. Aspek kemandirian belajar menurut Holstein dalam Silawati (2013) adalah sebagai berikut. 1) Tanggung jawab; 2) Tegas dalam mengambil keputusan; 3) Mengejar minat baru (inovatif). Jalaluddin (2004) mengemukakan bahwa tingkat keseringan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya dapat menghasilkan sebuah perilaku yang positif karena segala tingkah lakunya selalu mendapat arahan dari orang tuanya. Santoso (2010) mengemukakan bahwa Intensitas perhatian orang tua adalah kesadaran orang tua dalam mendidik, membimbing, dan merawat anak-anaknya (baik berbentuk tindakan maupun ucapan) dengan penuh rasa kasih sayang agar anaknya dapat meraih cita-cita dan hidup
mandiri. Wiradana (2012) menyatakan bahwa intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan perhatian orang tua, dimana perhatian tersebut berupa bimbingan terhadap belajar anak, menjaga kesehatan anak, mengontrol kegiatan anak, penyediaan fasilitas dan sarana belajar bagi anak. Berdasarkan beberapa pengertian dari intensitas perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan perhatian orang tua yang diberikan kepada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan dan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, memberikan alat-alat belajar dan sarana belajar serta memberikan pengarahan kepada anak agar mencapai hasil belajar sesuai dengan keinginannya. Aspek intensitas perhatian orang tua menurut Wiradana (2012) yaitu sebagai berikut. 1) Bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak; 2) Penyediaan fasilitas dan sarana oleh orang tua terhadap kegiatan belajar anak.
METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, Lokasi penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga jalan Setiaki No.15 Salatiga. Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi delapan kelas atau cluster yaitu siswa kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H. Dari kedelapan cluster dipilih secara acak dua cluster, didapat kelas VIII C dan VIII F sebagai sampel dan seluruh anggota dalam cluster terpilih dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 53 siswa. Pengumpulan instrumen menggunakan metode angket digunakan untuk mengumpulkan data intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa dan metode dokumentasi untuk memperoleh data hasil belajar matematika siswa. Validitas instrumen menggunakan validitas butir soal dengan menggunakan korelasi Product Moment. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Correlation Product Moment dan Multyple Correlation / korelasi ganda.
HASIL PENELITIAN Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana uji normalitas digunakan untuk menguji distribusi pengisian jawaban sampel normal atau tidak pada alat ukur yang dipakai. Sukestiyarno (2010) mengemukakan bahwa jika nilai signifikan
> 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Ringkasan hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Intensitas perhatian orang tua
.090
53
.200*
Kemandirian belajar
.111
53
.114
Hasil belajar
.118
53
.062
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil analisis Kolmogorov-Smirnov untuk variabel intensitas perhatian orang tua sebesar = 0,200, karena 0,200 > 0,05 analisis data intensitas perhatian orang tua berdistribusi normal. Variabel kemandirian belajar sebesar = 0,114, karena 0,114 > 0,05 maka analisis data kemandirian belajar berdistribusi normal. Variabel hasil belajar diperoleh = 0,062, karena 0,062 > 0,05 maka hasil belajar siswa berdistribusi normal. Analisis korelasi antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar menggunakan program perhitungan data statistik SPSS 17 for wondows. Analisis korelasi antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Korelasi Intensitas Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar
Intensitas perhatian orang tua Intensitas perhatian orang tua
Pearson Correlation
Hasil belajar
Hasil belajar 1
Sig. (2-tailed) N
.226 .104
53
53
Pearson Correlation
.226
1
Sig. (2-tailed)
.104
N
53
53
Berdasarkan Tabel 2, nampak bahwa koefisien korelasi antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa sebesar r = 0,226 artinya korelasi antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa adalah rendah. Terlihat pada nilai Sig.(2tailed) sebesar 0,104 > 0,05, hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. Analisis korelasi antara kemandirian belajar dengan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Korelasi Kemandirian Belajar dengan Hasil belajar
Kemandirian belajar Kemandirian Pearson Correlation belajar Sig. (2-tailed) N Hasil belajar Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Hasil belajar 1
.178 .203
53
53
.178
1
.203 53
53
Berdasarkan Tabel 3, nampak bahwa koefisien korelasi antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa sebesar r = 0,178 artinya korelasi antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa adalah sangat rendah. Terlihat pada nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,203 > 0,05, hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. Analisis korelasi ganda intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar dihitung menggunakan rumus korelasi ganda atau Multiple Correlation menggunakan program penghitungan data statistik SPSS 17.0 for windows. Analisis korelasi antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Analisis Korelasi antara Intensitas Perhatian Orang Tua dan Kemandirian Belajar dengan Hasil belajar
Mo del 1
R .232a
Change Statistics Std. R Error of R F Squar Adjusted the Square Chan e R Square Estimate Change ge df1 df2 .054
.016
7.776
.054 1.424
2
50
Sig. F Change .250
a. Predictors: (Constant), Kemandirian belajar, Intensitas perhatian orang tua
Berdasarkan Tabel 4, nampak bahwa koefisien korelasi antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa secara bersama-sama sebesar R = 0,232 artinya korelasi antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa adalah rendah. Terlihat pada nilai Sig.F Change sebesar 0,203 > 0,05, hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengacu pada perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut. 1) Tidak ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga dengan nilai korelasi sebesar 0,226 dan nilai signifikan sebesar 0,104 > 0,05. 2) Tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga dengan nilai korelasi sebesar 0,178 dan nilai signifikan sebesar 0,203 > 0,05. 3) Tidak ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga dengan nilai korelasi sebesar 0,232 dan nilai signifikan F Change sebesar 0,250 > 0,05.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Priyatno. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Silawati. 2013. Hubungan Kedisiplinan Belajar dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang. UKSW. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukestiyarno. 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES PRESS. Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: PT.Gramedia. Wiradana, I Wayan.2012. Hubungan antara Intensitas Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Yangapi. Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/733 diunduh pada tanggal 8 Februari 2014.