PENDAHULUAN
Latar Belakang Tebu membutuhkan hara kalium (K) dalamjumlah yang tinggi. Hara K tersebut bahkan diserap tanaman dalam jumlah yang lebih besar daripada hara-hara yang lain. Tanaman tebu rata rata mengambil K dari tanah seba-
-
nyak 120 540 kglha. Sementara itu sumbangan kalium dari air pengairan sangatlah kecil yaitu hanya sekitar6 kglha. Untuk tebu yang ditanam di lahan kering bahkantidak pemah memperoleh sumbangan K dari air irigasi. Dengan demikian sumberutama hara K bagi tanaman tebu hanya mengandalkan dari pupuk (biasanya KCI) dan K asal tanah. Di Indonesia,konsumsipupuk Kpada subsektor perkebunanjauh lebih tinggi dibanding subsektor tanaman pangan. Khusus pada subsektor tanaman tebu, penggunaan pupuk Kjuga selalu meningkatdari tahun ke tahun sejalan dengan perkembangan luasan tanaman tebu serta diciptakannya varietas-varietas unggul yang mampu berproduksitinggi dan rakus hara. Jika pada awal dicanangkannya lnpres No IW1975 tentang Tebu Rakyat Intensifikasi, pemakaian pupuk K hanya 4 304.74 ton KC1 (dengan luas tanam 104 900 ha), maka pada tahun 1985 pemakaian pupuk Kmencapai41 642.25 ton
KCI, dengan luastanam 27 7615 ha. Padatahun 1993 dengan penggunaan pupuk KC1rata rata 2.5 kulha maka industri gula telah mengkonsurnsi pupuk KC1sekitar 104 433 ton; dengan luas tanam 417 735.7 ha. Bahkan data dari
Petrokimia Gresik (1994) menunjukkan bahwa konsumsi pupuk KC1di Indonesia pada tahun 199311994 mencapai 418 000 ton. Semua kebutuhan pupuk K di Indonesia dipenuhi melalui import baik dalarn bentuk pupuk KC1 (MOP) ataupun ZK (SOP). Bentuk pupuk K yang lazim dipergunakan pada perkebunan tebu adalah KCI. Pupuk ini mengandung K sebesar* 51% dan CI sekitar47%. Harga pupuk KC1saat ini (1997) sekitar Rp 550lkg. Tingginya harga pupuk telah mendorong pernikiran banyak peneliti untuk mencari cara-cara yang rnarnpu menekan penggunaan pupuk tersebut. Salah satu upaya yang akan dikaji adalah dengan menggantikan sebagian pupuk KC1dengan garam dapur (NaCI) yang lebih murah dan mudah diperoleh di dalam negeri. Upaya lain adalah dengan merakit verietas-varietas tebu yang mempunyai kemampuan subtitusi K dengan Na yang tinggi dan atau merakit teknologi yang mampu mengefisienkan penggunaan hara. Melalui teknik kultur jaringan, sejak tahun 1991 P3GI telah mencoba merakit varietas tebu yang mampu turnbuh dan berkembang pada media dengan kadar garam yang tinggi. Soeparjono (1993) memperoleh buMi bahwa peningkatan kosentrasi NaCl media dari 0 hingga I% berakibat menurunkan jumlah plantletdan tinggi plantlet tebu umur 60 hari. Dari hasil percobaan ini diperoleh ernpat subklon barutanaman tebu yang tahan terhadap kadargaram
.
yang tinggi yaitu F 154-PIA; F 154-P3B; PS 78-2274-P2B dan PS 78-2274P4B. Hasil rekayasa tersebut saat ini sedang diuji oleh para pemulia P3GI. Tebu yang toleran terhadap salinitas ini mampu tumbuh dengan baik pada tanah Vertisol yang disiram dengan larutan NaCl 1%
* 1.5 Ilpot selama 105
hari dan dilanjutkan dengan penyiraman air laut selama 60 hari. Penyiraman dengan air laut dilakukan dua hari sekaii dan penyirarnan larutan NaCl dilakukan setiap hari hingga tanah mencapai kapasitas lapang. Dalam percobaan pengujiantersebut hara Kdiberikandalam jumlah yang cukup. Terciptanya tebu yang tahan garam memberikan inspirasi untuk mengkaji kemungkinan penggantian sebagian hara K dengan Na. Jika substitusi parsial pada tanaman tebu dapat dilakukan maka dampaknya terhadap kebijaksanaan pemupukandi lingkup industri gula akan sangat besar. Dengan areal tebu nasional seluas lebih dari 400 000 ha, bila diambil rata rata dosis KC1sebesar 2.5 kulha maka setiap tahun diperlukan lebih dari 1juta ku KC1 yang bemilai lebih dari Rp 55 milyar. Apabila dari sejumlah 1 juta ku itu dapat digantikan dengan garam dapur sebesar25% saja, maka dengan harga garam Rp 75/kg akan dihemat biaya pupuk tidak kurang dari k Rp 11.8 milyar tiap tahun. Penelitian-penelitian tentang dampak pemberian K, maupun Na secara sendiri-sendiri terhadap sifat-sifat tanah telah banyak dilakukan. Akan te-
tapi pengaruh kornbinasi perlakuan K dan Na terhadap sifat-sifat kimia tanah seperti ketersediaan hara, pH, Exchangeable Sodium Percentage (ESP), Sodium Adsorption Ratio (SAR) dan Daya Hantar Listrik (DHL) dan pengaruhnya
terhadap produksi tebu belurn banyak ditelaah.
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas. maka serangkaian penelitian akan dilakukan dengan tujuan : 1) Mengkaji peranan Na serta kemungkinansubstitusi KC1oleh NaCl pada tebu varietas PS 82-3605 (peka NaCI) dan PS 78-2274-P4B (toleran NaCI), serta pengaruhnya terhadap status nutrisi, potensial air, kadar klorofil, bobot tebu, mutu nira, rendemen, serta hasil gula. 2) Mernpelajarihubungan antara daya toleransi varietas tebu terhadap gararn
.
dengan responnya terhadap NaCl dan kapasitas substitusi K oleh Na. 3) Menelaah pengaruh natrium (NaCI) dan substitusi KC1oleh NaCl terhadap perubahan sifat tanah seperti ESP, DHL, SAR, rasio NalK, pH, dan komposisi hara K, Na, Ca, Mg serta CI. 4) Menetapkan senyawa rnetabolit tertentu (sukrosa dan klorofil), dan potensial airdaun yang diduga berperan dalam rnenentukan kernampuan substitusi K oteh Na pada tebu varietas PS 82-3605 dan PS 78-2274P4B.
Hipotesis 1) Peranan hara K pada tanarnan tebu sebagian dapat digantikan dengan Na, dan penambahan NaCl serta substitusi parsial KC1oleh NaCl dapat memperbaiki pertumbuhan, hasiltebu, rnutu nira, dan hasil gula. 2) Tebu varietas PS 78-2274-P4B yang toleran terhadap kadar garam NaCi lebih tanggap terhadap penambahan NaCl serta memiliki kapasitas substitusi K oleh Na lebih besar dibanding varietas PS 82-3605 yang peka terhadap NaCI. 3) Varietas tebu dengan kapasitas substitusi Kdeh Na lebih besar, memiliki potensial air, kadar ktorofil dan sukrosa lebih besar. 4) Pemberian NaCl dan substitusi KC1 oleh NaCl sampai batas tertentu
tidak berpengaruh terhadap status kation, SAR, NaIK, ESP, pH, dan
DHL tanah hingga batas yang membahayakan tanaman tebu.