PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.
Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian (Mubyarto, 1986). Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini masih perlu terus ditumbuhkembangkan. Di balik peranan sektor pertanian yang semakin penting, keadaan sumber daya manusia yang berada di sektor ini masih memprihatinkan karena sebagian besar asih tergolong berkualitas rendah. Sekitar 69 % penduduk yang berada di sektor ini tergolong miskin, diantaranya 82 % berada di perdesaan (Noor, 1996). Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, telah menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman, dan mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 204 juta dan terus bertambah 1,6 persen per tahun, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup
Universitas Sumatera Utara
besar, yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003). Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi pembangunan perdesaan haruslah berbasiskan pertanian.
Agar kesempatan
berusaha, kesempatan kerja, dan penciptaan nilai tambah di perdesaan dapat ditingkatkan. Basis pembangunan perdesaan diperluas pada kegiatan kegiatan yang mempunyai keterkaitan yang erat dengan pertanian. Strategi pembangunan perdesaan ini disebut dengan pendekatan sistem agribisnis.
Tampaknya
pendekatan ini merupakan salah satu alternatif yang mendapat banyak dukungan, baik dari para akademisi maupun para praktisi (Mubyarto, 1984). Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya dengan keragaman hayati sudah saatnya mengembangkan potensi yang ada. Pertanian monokultur yang secara sistematis telah menghancurkan kekayaan alam Indonesia, perlu dihempang perjalanannya. Kekayaan alam Indonesia perlu tetap dipertahankan, dengan mengembangkan pola tani yang sesuai dengan kondisi lokal di setiap daerah (Soekirman, dkk.2007). Sistem pertanian monokultur adalah konsep pertanian yang kurang sesuai dengan alam Indonesia yang kaya dengan keragaman. Monokultur hanya sesuai di negara negara yang kepemilikan lahannya luas tidak seperti Indonesia yang kepemilikan lahan masing masing petani cukup kecil. Keragaman tanaman yang ada di setiap daerah cukup beragam. Kekhasan tanaman di setiap daerah di Indonesia juga telah diketahui seperti di Tapanuli Selatan ada salak, di Malang ada apel, di Palembang ada duku, di Langkat ada Rambutan Belarang, dan masih banyak kekhasan di setiap pelosok tanah air. Keberadaan pertanian monokultur
Universitas Sumatera Utara
tentunya akan mengancam keragaman hayati yang dimiliki negara kita. Usaha usaha untuk menghempang sudah saatnya dimulai sebelum keberagaman tanaman yang ada di pelosok tanah air menjadi musnah (Soekirman,dkk. 2007). Dalam pengembangan pada diversifikasi komoditi pertanian ini azas skala ekonomi, keunggulan komperatif secara regional, dan efisiensi perlu mendapat perhatian utama.
Diversifikasi atau penganekaragaman tanaman perlu untuk
perluasan pasar dan meningkatkan efisiensi komoditi. Menurut Kasryno dalam Limbong, dkk.(1992) mengatakan bahwa dengan cara ini pula kesempatan kerja dan distribusi pendapatan dapat didorong karena diversifikasi berupa pengaturan pada pergiliran tanaman untuk efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, dan pemberantasan hama secara terpadu. Diversifikasi pertanian merupakan salah satu cara yang efektif mengatasi masalah pengangguran dan tekanan penduduk karena sumbangannya bagi perluasan kesempatan kerja dan pemerataan sangat besar. Melalui diversifikasi, peningkatan efisiensi dan produktivitas maka pendapatan dan daya beli pertanian akan meningkat berarti makin banyak barang dan jasa yang dapat dijual (Hasyim,1994). Berdasarkan
prasurvei
di
lapangan,
sistem
diversifikasi
lebih
menguntungkan daripada sistem monokultur, oleh karena itu penulis tertarik meneliti tentang pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di desa Mesjid Kecamatan Batangkuis.
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi
petani dengan pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di daerah penelitian, faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi, keputusan apa yang diambil oleh petani, masalah apa saja yang dihadapi petani dalam pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di daerah penelitian, bagaimana upaya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi petani di daerah penelitian. Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di daerah penelitian, untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi, untuk mengetahui keputusan apa yang diambil oleh petani, untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani dalam pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di daerah penelitian, untuk mengetahui upaya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi petani di daerah penelitian. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijakan untuk menyusun program pertanian di masa mendatang, sebagai bahan informasi dan
Universitas Sumatera Utara
studi bagi pihak pihak yang terkait dan yang membutuhkan, penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terutama yang berhubungan dengan pengembangan pada monokultur atau diversifikasi dalam usahataninya. Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi petani (umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas) dengan pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi di daerah penelitian, faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada monokultur atau diversifikasi ada pada faktor pribadi dan lingkungan, keputusan yang diambil petani adalah diversifikasi.
Universitas Sumatera Utara