1.
Pendahuluan Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, komputer yang dahulu sebagai alat untuk menghitung atau mengelola data sekarang ini telah berperan dalam kehidupan sehari-hari yang telah memberikan kemudahan dalam kehidupan teknologi informasi, khususnya multimedia. Aplikasi multimedia merupakan salah satu sarana yang efektif dan efisien yang dapat menunjang peningkatan layanan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya bidang fashion. Dalam dunia fashion, aplikasi multimedia dapat membantu konsumen dalam mencari produk yang diinginkan. Hal ini mempercepat waktu dan menghemat tenaga saat membeli produk. Pemilihan busana yang tepat disertai pelengkap busana yang sesuai mempunyai arti besar dalam penampilan seseorang. Namun, kenyataan yang dijumpai pada saat membeli busana akan mengalami kesulitan memilih busana yang akan dipakai. Busana yang akan dipilih cocok atau tidak sesuai dengan yang diinginkan, dengan mengganti untuk menyesuaikan busana yang dipilih maka akan memakan banyak waktu. Pembeli juga akan merasa lelah jika harus berkeliling melihat seisi dari toko tersebut dan mondar mandir ke kamar ganti. Permasalahan inilah yang dialami meercut company sebagai salah satu perusahaan dalam bidang konveksi yang membutuhkan suatu katalog digital untuk menawarkan barang dan jasa, oleh sebab itu perlu adanya katalog produk pada perusahaan yang dapat berupa website maupun katalog digital berbasis multimedia. Berdasarkan dengan permasalahan yang ada, perlu adanya sebuah aplikasi katalog berbasis multimedia untuk membantu pembeli dalam pemilihan busana. Aplikasi yang dapat membantu memudahkan pembeli dalam pemilihan busana agar mempercepat waktu. Dan dapat digunakan oleh Meercut Distro sebagai media promosi untuk memperkenalkan Meercut Distro kepada masyarakat luas dengan mengimplementasikan katalog digital pada distro Meercut, selain mengimplementasikan katalog digital pada distro Meercut, promosi juga dapat dilakukan dengan cara mengunggah aplikasi dan memberikan link aplikasi di media sosial distro Meercut, sehingga masyarakat luas dapat melihat contoh katalog digital Meercut distro dan sebagai media promosi produk Meercut distro . Dengan adanya katalog produk, pembeli juga dapat melihat produk-produk distro tanpa harus berkeliling toko. Kajian Pustaka Pengembangkan aplikasi pemantasan busana ini, banyak sumber acuan yang digunakan. Sumber acuan ini dapat berupa buku-buku penunjang dan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain. Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pembuatan Aplikasi Multimedia sebagai media promosi dan penawaran iklan majalah online entrepreneur magz bahwa Media Interaktif dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempromosikan penjualan iklan majalah online Entrepreneur Magz agar konsumen lebih tertarik pada produk tersebut [1].
2.
2
Sistem distro berbasis multimedia dengan Flash CS4 yang didukung dengan PHP dan MySQL digunakan sebagai media promosi produk dan memberikan informasi letak distro melalui animasi lebih efektif dan efisien dalam memberikan informasi produk dan informasi lokasi distro melalui fasilitas yang ada bila dibandingkan dengan media pamflet [2]. Dilakukan perancangan aplikasi multimedia majalah online sebagai media promosi untuk menarik konsumen pada penelitian sebelumnya serta sistem distro berbasis multimedia melalui web yang berisi informasi produk dan lokasi distro. Media interaktif digunakan sebagai sarana promosi sehingga menghasilkan suatu aplikasi yang interaktif, efektif, dan efisien. Untuk melengkapi penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini dilakukan pembuatan aplikasi katalog digital berbasis multimedia untuk pemilihan busana sebagai sarana yang bertujuan memudahkan konsumen dalam memilih produk-produk dari distro meercut. Dengan memanfaatkan multimedia dalam katalog digital akan sangat menarik minat pengunjung distro, dikarenakan multimedia mencakup tekt, suara, gambar, animasi, sehingga pemanfaatan multimedia sangatlah tepat digunakan dalam katalog digital. Aplikasi ini dibantu dengan diperagakan oleh model untuk membantu konsumen dalam memilih busana sebagai simulasinya. Multimedia merupakan integrasi dari berbagai tipe media objek, seperti teks, audio, video, dan gambar (image). Dengan mengintegrasikan berbagai media objek tersebut, maka layanan yang dibuat lebih enak untuk dinikmati, interaktif, dan dinamis. Tujuan teknologi multimedia adalah memberikan layanan yang paling memuaskan bagi user. Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dan lain - lain [3]. Action Script di Adobe Flash dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi animasi, mengontrol dan mengendalikan elemen-eleman seperti tombol, gambar, suara dan video, serta beragam keperluan lainnya yang berkaitan dengan tampilan aplikasi dan animasi. Pembuatan suatu animasi akan jauh lebih efisien dengan memanfaatkan ActionScript ini [4]. Action Script 3.0 adalah bahasa pemprograman berorientasi objek yang memungkinkan untuk mengontrol lebih jauh ketika menbangun aplikasi flash yang kompleks. Versi ini dimaksudkan untuk dikompilasi dan dijalankan pada versi virtual pada versi mesin Virtual Mesin Action Script yang sepenuhnya telah ditulis ulang dari bawah ke atas (AVM2). Karena hal tersebut, kode yang ditulis pada ActionScript 3.0 umumnya ditargetkan untuk flashplayer 9 atau lebih tinggi dan tidak akan bekerja pada versi sebelumnya. Pada saat yang sama, Action Script 3.0 mengeksekusi hingga 10 kali lebih cepat dari pada Action Script versi sebelumnya [5]. Katalog digital adalah aplikasi yang berisi daftar barang atau produk beserta keterangan-keterangan yang terkait, katalog digital merupakan produk canggih bagi siapa saja yang membutuhkan katalog profesional, murah, canggih dan mudah untuk di update untuk menggantikan fungsi dari katalog manual. Katalog digital dibuat untuk memudahkan dalam mempelajari sebuah produk secara interaktif, selain itu katalog digital dapat dikembangkan sebagai sarana periklanan atau media promosi [6]. 3
Distro merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara masal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk [7]. Meercut Company adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang konfeksi (Potong kain, Sablon, Jahit Kain). Selain itu Meercut Company juga memproduksi tas, pin, sticker, dan berbagai merchandise yang lain. Untuk mempermudah pemasaran digunakan media internet dan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, dibantu Meercut distro untuk memamerkan dan menjual hasil produksinya. Selain menjual hasil produksi Meercut Company juga melayani pemesanan dari konsumen. Seiring dengan perkembangan dunia fashion dan style, Meercut merupakan salah satu usaha yang menjawab kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat khususnya anak muda dalam segi fashion dan style. Banyak produkproduk yang dihasilkan oleh meercut diminati anak-anak muda baik dalam maupun luar kota. Meercut merupakan usaha pakaian yang 100% original diproduksi oleh Meercut sendiri dan tidak bekerja sama dengan merk atau brand lain. 3.
Perancangan Sistem
Gambar 1 Prototype Model
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perancangan sistem dengan menggunakan model Prototype. Prototype merupakan model perancangan sistem dimana kebutuhan diubah menjadi sistem yang bekerja (Working System) yang diperbaiki secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan dari kerjasama antara analis dengan pengguna [8]. Proses dari perancangan sistem dengan menggunakan prototype model, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Pengumpulan Kebutuhan Pengguna Tahap pertama dari metode prototype ini adalah mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna melalui proses requirement dan analisis. Pada tahap ini penulis menggumpulkan data yang dibutuhkan terhadap kebutuhan dari tempat 4
studi kasus yaitu Meercut Distro & Clothing yang berupa gambar-gambar lokasi distro, sejarah berdirinya distro, dan foto produk-produk Meercut Distro . Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada Bapak Paul dan Bapak Danang pemilik dari Meercut. Setelah mendapatkan data dilakukan analisa kebutuhan sistem yang dikembangkan berdasarkan permintaan pengguna sistem. 2.
Perancangan Prototype Tahap selanjutnya mengidentifikasi kebutuhan dari Meercut, data yang didapat sebelumnya kemudian dijadikan acuan untuk mengembangkan prototype untuk perancangan sistem. Dalam perancangan sistem ini dibuat sebuah prototype yang telah disesuaikan dengan menggunakan alat bantu perancangan system UML (Unified Modelling Language) berdasarkan dengan requirement dari Meercut, sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan. 3.
Evaluasi Prototyping Tahap ini developer bekerja dengan pihak Meercut untuk menentukan seberapa baik prototype itu dan apakah prototype yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan. Jika belum sesuai dari pihak Meercut memberikan saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut. Developer kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaharui prototype yang ada. Setelah itu, developer akan memperbaiki prototype sesuai dengan feedback yang telah didapat pada proses evaluasi. Hasil revisi dari prototype selanjutnya diberikan kembali pada Meercut untuk dievaluasi dan dinilai kembali, apakah tujuan umum dari pembuatan software telah tercapai. Apabila prototype belum memenuhi kebutuhan pengguna, tahap selanjutnya kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum tercapai dan pengguna merasa puas. Perancangan proses pada penelitian ini dilakukan menggunakan UML (Unfied Modelling Language) dengan beberapa proses, yang akan di jelaskan sebagai berikut. Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system, yang menjelaskan keseluruhan kerja system secara garis besar dengan merepresentasikan antara actor dengan system yang dibuat, serta memberikan gambaran fungsi-fungsi yang diberikan system kepada user.
5
Gambar 2 Use Case Diagram System
Pada gambar 2 menunjukkan Use Case diagram dengan penjelasan sebagai berikut : User (pengunjung) dapat mengakses menu pada aplikasi seperti menu Profile, menu Gallery, Menu Product, Menu Fit, pada menu Profile, User dapat melihat tentang sejarah berdirinya dan perkembangan Meercut Distro, selain melihat sejarah berdirinya Meercut Distro pada menu Profile terdapat menu Contact Us yang berisi penjelasan tentang alamat, nomor telephone, dan alamat jejaring sosial Meercut Distro untuk memudahkan user untuk mengetahui info tentang Meercut Distro. Pada menu Gallery, user dapat melihat gambar-gambar lokasi Meercut Distro. Selanjutnya user dapat mengakses menu Product, di dalam menu Product, user dapat melihat produk yang di jual oleh Meercut Distro sesuai dengan kategori jenis kelamin di dalam menu product, di dalam menu produk akan terlihat produk yang di jual Meercut berupa Shirt, T-Shirt, Jacket, Bag dan Dress. Pada saat user mengakses menu fit, user dapat melakukan simulasi pemilihan busana Meercut Distro yang diperagakan oleh model yang telah tersedia berupa gambar. Pada Gambar 3 merupakan Activity Diagram untuk menjelaskan alur proses user mengakses menu utama pada aplikasi menu Fit, dimana di dalam menu akan terdapat proses pemeragaan busana Meercut Distro yang akan di jelaskan sebagai berikut. Pertama user mengakses aplikasi pada menu Fit setelah itu aplikasi merespon dan menampilkan menu Fit, di dalam menu Fit, user dapat memilih kategori jenis kelamin Male dan Female, jika user memilih menu Male maka aplikasi katalog digital akan merespon dan menampilkan menu Male yang berisi produk-produk Meercut Distro dan user dapat melakukan simulasi pemilihan busana.
6
Gambar 3 Activity Diagram Menu Fit
4.
Hasil dan Pembahasan Tahap ini pengembang bekerja sama dengan client untuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhannya dan untuk memberikan saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut. Developer kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaharui prototype yang ada. •Prototype 1 Developer membuat rancangan awal dari sistem dan dievaluasikan kepada client. Setelah mencoba aplikasi yang ada, client menganjurkan untuk memberi fitur galeri yang berupa foto-foto dari distro. •Prototype 2 Terdapat tambahan dari client dengan memberikan masukan dalam aplikasi pemantasan busana dipisahkan sesuai jenis kelaminnya. •Prototype 3 Aplikasi yang ada sudah memuat tambahan bagian penjelasan materi yang diminta oleh client. •Prototype 4 Aplikasi sudah sesuai dengan harapan client dan layak untuk diujikan. Halaman Depan merupakan halaman awal yang akan dilihat oleh konsumen setelah membuka aplikasi ini. Pertama kali sistem dijalankan maka tampilan yang paling awal muncul yaitu sebuah logo dari meercut distro dan di bawahnya terdapat navigasi enter untuk melanjutkan ke menu selanjutnya seperti yang digambarkan pada Gambar 4.
7
Gambar 4 Tampilan Halaman Awal Aplikasi Kode Program 1 Button Enter 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
var lompathalaman:MovieClip = mrct1; var dipanggil:Loader = new Loader(); var namadipanggil:URLRequest = new URLRequest("revisi6.swf"); lompathalama.buttonMode = true; lompathalaman.addEventListener(MouseEvent.CLICK, lompatan); function lompatan(eLompatan:MouseEvent):void { flash.media.SoundMixer.stopAll(); dipanggil.load(namadipanggil); addChild(dipanggil);
Kode Program 1 merupakan perintah yang digunakan untuk menangani event klik pada menu enter dengan menggunakan perintah lompathalaman.addEventListener(MouseEvent.CLICK, lompatan); Pada kode program ini terjadi lompatan halaman dari halaman awal new.swf menuju ke revisi6.swf dengan perintah var nama dipanggil:URLRequest = new URLRequest(“revisi6.swf”);.
Gambar 5 Tampilan Halaman Fit Pemantasan
Gambar 5 menunjukkan user sedang memilih salah satu produk T-Shirt dari distro meercut. Terdapat pilihan-pilihan yang dapat digunakan oleh user sesuai keinginan user seperti t-shirt, jacket, dress dan kemeja. Kode Program 2 merupakan penggalan kode program untuk halaman pemilihan busana. Kode Program ini berisi perintah-perintah yang digunakan untuk memasang busana-busana yang akan dikenakan model. Kode program 8
cewexdresslagi.addEventListener(MouseEvent.CLICK, dressoks); t-shirt yang dipilih merupakan t-shirt nomor tiga yang mempunyai perintah ngepaskefem3.addEventListener(MouseEvent.CLICK, bisapas3); untuk menangani event klik pada button t-shirt nomor tiga. Perintah tersebut memiliki beberapa fungsi yaitu jika button t-shirt tersebut dipilih maka akan mengeluarkan suara dengan perintah suara21.play(0); dan perintah ngepaskefem3.x = 78.75; ngepaskefem3.y = 160.00; merupakan perintah bahwa t-shirt nomor tiga yang dipilih terdapat pada koordinat x=78.75, y 160.00 yang merupakan koordinat dari model dan busana tersebut berukuran width = 106.15, height = 108.20 dengan perintah ngepaskefem3.width = 106.15;ngepaskefem3.height = 108.20;. Sedangkan t-shirt yang lain, terdapat pada koordinat masing-masing dengan ukuran width dan length yang sama. Kode Program 2 Pemantasan Busana 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
ngepaskefem.buttonMode = true; ngepaskefem2.buttonMode = true; ngepaskefem3.buttonMode = true; ngepaskefem4.buttonMode = true; cewexdresslagi.addEventListener(MouseEvent.CLICK, dressoks); function dressoks(eDressoks:MouseEvent):void { gotoAndStop(92); suara21.play(0); } ngepaskefem3.addEventListener(MouseEvent.CLICK, bisapas3); function bisapas3(eBisapas3:MouseEvent):void { suara21.play(0); ngepaskefem3.x = 78.75; ngepaskefem3.y = 160.00; ngepaskefem3.width = 106.15; ngepaskefem3.height = 108.20; }
Gambar 6 Reset Ulang
User juga dapat mengembalikan model pada kondisi awal dimana model tidak mengenakan produk dari distro yaitu dengan cara memilih menu reset yang berada di bawah model seperti yang terdapat pada Gambar 6. Perintah ngresetbaru.addEventListener(MouseEvent.CLICK, posisiawal); yang terdapat pada Kode Program 3 merupakan perintah untuk menangani event klik pada 9
button reset. Perintah tersebut memliki beberapa fungsi yaitu ketika button reset dipilih maka memainkan suara dengan perintah mereset4.play(0); dan semua tshirt akan kembali pada koordinat masing-masing seperti contoh pada t-shirt nomor satu yang mempunyai perintah ngepaskefem.x = 221.55;ngepaskefem.y = 153.50; dan untuk ukuran ngepaskefem.width = 44.80;ngepaskefem.height = 55.30;. Kode Program 3 Button Reset 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
5.
ngresetbaru.addEventListener(MouseEvent.CLICK, posisiawal); function posisiawal(ePosisiawal:MouseEvent):void { mereset4.play(0); ngepaskefem.x = 221.55; ngepaskefem.y = 153.50; ngepaskefem.width = 44.80; ngepaskefem.height = 55.30; }
Hasil Pengujian Sistem
Pengujian Aplikasi yang dibuat menggunakan kuisioner, sebelumnya responden (customer Meercut Distro) menggunakan aplikasi katalog digital yang telah disediakan oleh pihak Meercut Distro setelah selesai menggunakan aplikasi, responden mengisi kuisioner untuk mengetahui feedback dari aplikasi. Tabel 1 merupakan tabel kuisoner hasil pengujian aplikasi terhadap 30 responden, selanjutnya yaitu konsumen Meercut Distro untuk mendapatkan kuantitatif menggunakan acuan huruf A sampai dengan E dengan rincian sebagai berikut : -
Jawaban A = Sangat Baik Jawaban B = Baik Jawaban C = Cukup Jawaban D = Kurang Jawaban E = Kurang Sekali
Adapun daftar pertanyaan yang diberikan kepada konsumen Meercut Distro adalah sebagai berikut. Apakah konsep aplikasi ini dapat dimengerti? Apakah aplikasi ini mudah untuk dioprasikan? Apakah desain tampilan aplikasi ini menarik? Apakah aplikasi ini dapat memberikan informasi mengenai katalog produk? 5. Apakah aplikasi ini dapat membantu dan menghemat waktu dalam pemilihan produk Meercut Distro 6. Apakah penggambaran menu fit dengan produk dan model pada aplikasi ini menarik? 7. Apakah aplikasi ini membantu mempromosikan Meercut Distro 1. 2. 3. 4.
10
Tabel 1 Jumlah Hasil Kuesioner Responden
Soal 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Jumlah jawaban jawaban jawaban jawaban jawaban koresponden A B C D E 10 16 4 0 0 30 6 13 9 2 0 30 6 17 7 0 0 30 4 15 9 2 0 30 10 15 5 0 0 30 7 13 9 1 0 30 6 15 9 0 0 30 49 104 52 5 0 210
Tabel 1 merupakan jumlah jawaban dari hasil kuesioner uji responden yang diisi oleh 30 responden. Hasil tersebut dibuat dalam diagram dengan penjelasan seperti berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Jawaban E
: 49 dari 210 (49/210 x 100% = 20 %) : 104 dari 210(104/210 x 100% = 49,5 %) : 52 dari 210(52/210 x 100% = 24,8 %) : 5 dari 210 (5/210 x 100% = 2,4 %) : 0 dari 210(0/210 x 100% = 0 %)
Berdasarkan dari penelitian yang telah diujikan kepada 30 responden, maka dapat didimpulkan bahwa 69,5 (penjumlahan presentase dari jawaban A dan B) nilai untuk aplikasi ini baik dan dapat membantu konsumen dalam pemilihan busana Meercut Distro. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
Responden lebih tertarik menggunakan katalog digital daripada media buku katalog untuk mendapatkan informasi. Adanya interaksi antara responden dan aplikasi Responden menyukai multimedia yang ditampilkan dalam aplikasi.
Untuk penjumlahan jawaban C (cukup) dan D (kurang) yang berjumlah 27,2 %, didapat kesimpulan dari hasil diskusi dengan responden bahwa yang mempengaruhi jawaban tersebut : Media informasi berbentuk teks yang terlalu panjang Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan 30 responden pada tahap beta testing terdapat hasil presentase nilai jawab yang dibuat dalam bentuk diagram pada Gambar 7.
11
Gambar 7 Diagram Hasil Pengisian Kuisioner
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Perancangan dan Implementasi Katalog Digital Berbasis Multimedia (Studi Kasus: Busana Meercut Distro Clothing) responden lebih tertarik menggunakan katalog digital daripada menggunakan katalog buku untuk mendapatkan informasi, hal ini disebabkan customer dapat melakukan simulasi pemilihan busana Meercut Distro yang mereka inginkan, dan dapat melihat produk-produk Meercut dengan navigasi yang menarik dan mempermudah pencarian. 6.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, Perancangan Katalog Digital Berbasis Multimedia dapat mempermudah customer dalam pemilihan busana yang diinginkan, serta dengan katalog digital ini dapat digunakan sebagai alternatif promosi oleh perusahaan Meercut Distro. Pemanfaatan bahasa pemrograman Action Script 3.0 mempermudah untuk pengontrolan elemen-elemen fungsi seperti suara, button, animasi, dalam pengembangan interaksi aplikasi user, sehingga memudahkan user untuk mengoperasikan Aplikasi Katalog Digital dan menarik perhatian customer bila dibandingkan katalog biasa.
12
7.
Daftar Pustaka
[1]
Pratiwi, 2010, Pembuatan Aplikasi Multimedia sebagai Media Promosi dan Penawaran Iklan Majalah Online Enterpreneur Magz. http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.21_.0465_.pdf (diakses pada tanggal 14 Januari 2013). Permana, 2010, Sistem Berbasis Multimedia untuk Distro Pakaian Di Kota Cilacap. http://repository.uii.ac.id/520/SK/I/0/00/004/004439/uii-skripsisistemberbasismult-03523084-INDRAPERMANAHUT0MO-8796999358preliminari.pdf (diakses pada tanggal 14 Januari 2013) Wahono, Romi Satria, 2006. Aspek dan Kriteria Penilaian Multimedia Pembelajaran Interaktif (dokumen berformat pdf sebagai kriteria penilaian lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk SMA dan sederajat tahun 2006). Pendidikan Menengah Umum – Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. (atau dalam: http://romisatriawahono.net diakses tanggal 20 Januari 2013) Agung, Gregorius, 2009, Kupas Tuntas Flash CS5, Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo
[2]
[3]
[4] [5] [6]
[7]
[8]
Garry Grossman & Emmy Huang, 2006, Action Script 3.0 . http://www.adobe.com/devnet/actionscript/articles/actionscript3_overview.html (Diakses pada tanggal 2 Maret 2013) Tusfia, Salis, 2010, Pembuatan Katalog Digital Museum Anak Kolong Tangga di Taman Budaya Yogyakarta dengan menggunakan Macromedia Flash MX. http://journal.amikom.ac.id/index.php/SI/article/download/4213/1925 (diakses pada tanggal 4 April 2013) Soleh, Mochammad. Pembangunan Website E-Commerce di Varrazy Distro. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/536/jbptunikompp-gdl-rizkymocha-26786-6unikom_r-i.pdf (diakses pada tanggal 20 Januari 2013)
Pressman, Roger S, 1997, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta : ANDI
13