Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match...
1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas III Mata Pelajaran Pkn Tema Harga Diri di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember (The Application Model of Cooperative Learning type Make a Match for Increase the Activities and students' Learning Outcomes on The third Grade's PKn lesson Theme self value in SDN Ampel 04 Wuluhan Jember)
Vivit Nurul Fadilah, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriyah Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Ampel 04 Wuluhan Jember dengan tujuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember.Hal ini dikarenakan aktivtas belajar siswa kurang aktif dan hasil belajar siswa sedang pada mata pelajaran PKn. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus selama 3 kali pertemuan, dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III dengan jumlah 23 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumen dan tes. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, persentase aktivitas belajar siswa siklus I 53,25% (kategori cukup aktif), mengalami peningkatan 17,94% pada siklus II menjadi 71,19% (kategori aktif). Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 67,04 (kategori cukup) dan pada siklus II sebesar 73,78 (kategori baik). Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas, make a match.
Abstract This research is executed at SDN Ampel's III. class 04 Wuluhan Jember with intent to apply model kooperatif's learning make's type a. match to increase activity and student studying result III. class at SDN Ampel 04 Wuluhan Jember. It because of aktivtas studies active reducing student and yielding learned student be on PKn's subject. This observational type is Observational Action braze (PTK) one that consisting of 2 cycles up to 3 meet times, with 4step which is planning, action, observation and reflection. Subjek is this research is III. class student by total 23 students. Methodic data collecting that is utilized is observation, interview, document and essays. Analisis is data on observational it utilizes analisis kualitatif's descriptive data. Base observational result, activity percentage studies student i. cycle 53,25% (active enough category), experiencing step-up 17,94% on cycle II. as 71,19% (active category). Students learned result also experience step-up, on i. cycle as big as 67,04 (enough category) and on cycle II. as big as 73,78 (good category).
Keywords: Learned activity, Result Pleads j ar, Action research brazes, make a. match .
Pendahuluan Peningkatan disuatu negara memang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk upaya membentuk manusia yang berkualitas dimulai dari keluarga,lingkungaan sosial serta ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-5
lembaga pendidikan pendidik untuk mengembangkan potensi sumber dayamanusia tersebut diperlukan tenaga pendidik atau guru yang memiliki pengetahuan,ketrampilan dan strategi belajar yang mampu mengantarkan peserta didik mencapai ketuntasan dalam proses pembelajar.
2
Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match... Banyaknya masyarakat yang mempunyai harapan tinggi terhadap lembaga pendidikan agar anak-anaknya mampu menjadi generasi muda yang cerdas,bertanggung jawabserta menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku. Pendidikan Kewarganegaraan disekolah dasar berdasarkan kurikulum 2006 diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik yang terampil dan memiliki standart kompetensi tinggi sehingga menjadi warga nnegara yang profesional dan memiliki komitmen kuat serta konsisten untuk membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam persaingan global utama yang harus dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil belajar siswa yang optimal, baik hasil belajar dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran (Suryosubroto, 1997:19). Dari faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Namun, kenyataan di lapangan khususnya di SDN Ampel 04 Wuluhan Kabupaten Jember berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III pada tanggal 08 Noveber 2013 menunjukkan fakta rendahnya hasil belajar PKn di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember tepatnya pada kelas III disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan untuk penyamapaian materi pelajaran terkesan menjadi monoton dan minimnya media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 08 November 2013 diperoleh persentase aktivitas belajar siswa sebesar 35,59% menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam kategori kurang aktif. Berdasarkan nilai ulangan tengah harian mata pelajaran PKn siswa kelas III semester ganjil, dapat dilihat bahwa dari 23 siswa, terdapat 1 siswa yang tergolong kategori sangat baik dengan persentase 14%, 2 siswa tergolong baik dengan perssentase 9%, 7 siswa tergolong sedang/cukup dengan persentase 31%, 5 siswa tergolong kurang dengan persentase 22% dan 8 siswa tergolong sangat kurang baik dengan persentase 34%. Dilihat dari data hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang baik dengan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 50. Melihat data observasi aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn serta keterangan yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Akbar (2009:26), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses investigasi terkendali untuk ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-5
menentukan dan memecahkan maslah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran dikelas tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diberikan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran PKn agar siswa tidak merasa bosan. Apabila model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Model pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (dalam Isjoni,2012:15). Penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe make a match. Make a match adalah tipe pembelajaran mencari pasangan, dimana siswa mendapatkan sebuah kartu(bisa soal atau jawaban) (Komalasari,2010:85). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa diajak berpendapat dan bekerja kelompok sehingga siswa terlibat aktif dan tidak terjadi kebosanan dalam menerima pembelajaran PKn yang nantinya akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe make a match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas III Mata Pelajaran Pkn tema harga diri di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember.
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember. Subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas III SDN Ampel 04 Wuluhan Jember, dengan jumlah siswa 23 yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Jenis penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan mengadopsi dari model skema Hopkins, yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode, observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini antara lain: 1. memperhatikan penjelasan guru, 2. kerjasama dalam kelompok, 3. permainan make a match, 4. penyampaian pendapat atau bertanya. Hasil belajar siswa berupa nilai dari ranah kognitif yang diperoleh setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran PKn . Alat penilaian
3
Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match... yang digunakan berupa tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan berupa tes subyektif dan obyektif. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. a. Persentase aktivitas siswa
A N
Pa =
x 100%
Keterangan: Pa = persentase aktivitas i = jumlah skor A = jumlah skor maksimal Dari rumus di atas dapat ditentukan tingkat kategori aktivitas belajar siswa dengan kriteria seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria aktivitas belajar siswa Persentase Keaktifan
Kategori Keaktifan
81% - 100%
Sangat Aktif
61% - 80%
Aktif
41% - 60%
Cukup Aktif
21% - 40%
Kurang Aktif
0% - 20% Sangat Kurang Aktif Sumber: adaptasi dari Masyhud (2013). b. Persentase hasil belajar siswa Peningkatan pada kategori hasil belajar siswa setelah penerapan teori belajar Bruner dan metode discovery dapat dihitung dengan rumus:
P =
s x 100% N
Keterangan: P = persentase kategori hasil belajar siswa s = jumlah siswa N = jumlah seluruh siswa Dari rumus di atas dapat ditentukan tingkat kategori hasil belajar siswa dengan kriteria seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Kategori hasil belajar siswa Kategori Hasil Belajar
Rentangan Skor
Sangat Baik
80-100
Baik
70-79
Sedang/Cukup
60-69
Kurang
50-59
Sangat Kurang Sumber: Masyhud (2013).
0-49
Hasil Penelitian dan Pembahasan Langkah awal sebelum melakukan penelitian adalah meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Ampel 04 Wuluhan Jember. Dalam tindakan pendahuluan ini peneliti menggunakan berbagai metode pengumpulan data antara lain, teknik wawancara, dokumen, dan
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-5
observasi. Wawancara dengan guru kelas III SDN Ampel 04 Wuluhan Jember dilakukan untuk mengetahui model mengajar guru dan aktivitas belajar siswa kelas III. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa guru dalam mengajar PKn menggunakan metode ceramah dan penugasan, jarang menggunakan media. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan nilai hasil belajar siswa tergolong rendah. Hasil pengumpulan data dokumen diperoleh daftar nama siswa dan nilai Ulangan Harian mata pelajaran PKn pada semester ganjil. Daftar nama siswa dan nilai UH dapat dijadikan pedoman pembentukan kelompok heterogen. Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa ketika belajar di dalam kelas sebelum diadakan tindakan. Dari hasil observasi diperoleh aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang aktif. Berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match terdapat peningkatan persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Persentase aktivitas belajar siswa siklus I, dan siklus II Kategori Keaktifan
Siklus I (%)
Siklus II (%)
Sangat Aktif
84.37
45
Aktif
64.58
39
Cukup Aktif
51.25
22
Kurang Aktif
32.03
4
0
0
Sangat Kurang Aktif
100 100 Jumlah Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa pada siklus I persentase sangat aktif 84,37%, aktif 64,58%, cukup aktif 51,251%, kurang aktif 32,03%, dan sangat kurang aktif 0%. dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu sangat aktif 40, aktif 39, cukup aktif 22, kurang aktif 4, dan sangat kurang aktif 0. data tersebut tersaji pada Gambar 1 berikut. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa secara klasikal dalam pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada siklus I sebesar 53,25%, dan siklus II sebesar 71,19%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,94%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, peningkatan tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Persentase hasil belajar siswa Per Kriteria Secara Klasikal
Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match... Kategori Hasil Belajar
Pra Siklus (%)
Siklus I (%)
Siklus II (%)
Sangat Baik
4
18.5
22
Baik
9
44
61
Sedang/Cukup
31
14
17
Kurang
22
5
4
Sangat Kurang
34
18.5
0
Jumlah 100 100 100 Lebih jelasnya persentase hasil belajar siswa pra siklus siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 1. Diagram persentase hasil belajar siswa Per Kriteria Secara Klasikal Berdasarkan Gambar 1. dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Rata-rata skor hasil belajar siswa dari pra siklus 50 (kurang baik), siklus I 67,04 (cukup baik), siklus II 73,78 (baik). Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan semakin baik. Pada kegiatan pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa sangat tertarik dan bersemangat mengerjakan tugas dari guru. Pada saat diskusi kelompok pada siklus I pertemuan 1 siswa belum terbiasa mengerjakan tugas secara berkelompok, sehingga terdapat beberapa siswa yang diam tanpa melakukan diskusi dengan kelompoknya. Guru memberi pengarahan kepada siswa agar dapat mengerjakan tugas dengan berdiskusi bersama kelompoknya. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah bisa mengerjakan tugas bersama kelompoknya. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II terdapat temuan penelitian antara lain guru hanya melaksanakan langkah-langkah pembejaran kooperatif tipe make a match sampai pada pengumpulan data, pada pertemuan pertama di siklus I siswa belum terbiasa melakukan permainan make a match berdasarkan observasi pada aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, berdasarkan hasil wawancara siswa diketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung sangat disukai siswa karena pembelajaran tidak monoton.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
yang telah
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-5
4
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan. Siswa masih berada pada tahap berpikir enaktif dan ikonik, hal ini dibuktikan dengan beberapa siswa kesulitan mencari kartu pasangannya dan kesulitan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III mata pelajaran PKn tema harga diri di SDN Ampel 04 Wuluhan Jember. Hal ini terbukti persentase aktivitas belajar siswa pada sebelum tindakan 35,59% (kategori kurang aktif) pada siklus I 53,25% (kategori cukup aktif) sehingga pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 17,66%, dan pada siklus II 71,19% (kategori aktif) sehingga pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,94%. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti pada siklus I kategori sangat baik dari sebelum tindakan 4% menjadi 18.5% pada siklus I sehingga meningkat 14.5%, kategori baik dari sebelum tindakan 23% menjadi 31% pada siklus I sehingga meningkat sebesar 9%, kategori sedang/cukup dari sebelum tindakan 31% menjadi 14% pada siklus I sehingga menurun 17%, kategori kurang sebelum tindakan 22% pada siklus I 5% sehingga mengalami penurunan sebesar 17%, kategori sangat kurang dari sebelum tindakan 34% menjadi 18,5% pada siklus I sehingga menurun 25,5%. Skor rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 67,04 dengan kategori sedang/cukup. Pada siklus II juga mengalami peningkatan, kategori sangat baik dari siklus I 18,5% menjadi 22% pada siklus II sehingga meningkat 3.5%, kategori baik dari siklus I 44% menjadi 61% pada siklus II sehingga meningkat 17%, kategori cukup baik dari siklus I 14% menjadi 17% pada siklus II sehingga meningkat 3%, kategori kurang dari siklus I 5% menjadi 4% sehingga menurun 1% dan kategori sangat kurang siklus I 18,5% menjadi 0%sehingga menurun 18,5%. Skor rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 73,78 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diajukan yaitu untuk guru pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran PKn. Untuk pihak sekolah sebaiknya psebaiknya mendukung pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Untuk peneliti lain dapat dijadikan acuan dalam mengadakan penelitian yang sejenis.
Ucapan Terima Kasih Penulis V.N.F. Mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II atas waktu, perhatian, dan sarannya dengan penuh kesabaran selama bimbingan penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga kepada orang tua dan teman-teman-teman seperjuangan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2010 atas dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis demi kelancaran pengerjaan skripsi ini.
Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match...
Penulisan Daftar Pustaka/Rujukan [1]
Akbar, S.2009.Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media
[2]
Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
[3]
Komalasari. 2010. Model –model pembelajaran kooperatif. Bandung : PT Cipta media
[4]
Masyhud, M. S. 2013. Analisis Data Statistik untuk Penelitian Pendidikan Sederhana. Jember: LPMPK.
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014, I (1): 1-5
5