I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang NPC adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia yang
dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf dan Country Club. NPC membina tim nasional polo Indonesia yang pada bulan Desember 2007 dan berkesempatan mewakili Indonesia pada ajang turnamen polo SEA Games 2007 Thailand. Pada tahun 2011, NPC menjadi tempat penyelenggaraan turnamen polo berkuda pada South East Asian Games (SEA Games) tahun 2011 di Indonesia (NPClub, 2009). NPC merupakan perkembangan sarana pertama olahraga polo di Indonesia yang memanfaatkan kuda polo sebagai sarana olahraga. Kualitas kuda yang akan dijadikan kuda polo harus diperhatikan, dengan demikian kuda NPC diimpor dari Argentina. Kuda yang berada di NPC dirawat di stable yaitu kandang tempat untuk bernaung. Kuda polo merupakan kuda untuk olahraga, salah satu karakteristik yang dimiliki adalah kecepatan lari yang baik. Kecepatan lari yang baik adalah yang lincah, biasanya kecepatan lari diantaranya ditentukan dari negara kuda berasal dan kegunaan kuda. Kuda yang berasal dari Amerika Serikat memiliki kegunaan kuda berlari cepat, contohnya kuda Thoroughbred, Palomino, dan Criollo, sedangkan kuda yang
berasal dari Perancis memiliki kegunaan kuda tarik,
contohnya kuda French Coach. Penentuan kualitas kuda polo salah satunya dengan metode penilaian diantaranya konformasi tubuh.
Ketepatan prediksi konformasi tubuh dapat
2 dilakukan salah satunya dengan menggunakan rumus Mc. Bane. Rumus Mc. Bane merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui konformasi tubuh kuda ideal. Informasi mengenai konformasi tubuh aktual, pada kuda polo berdasarkan standar Mc. Bane belum dilakukan di NPC. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian “Penyimpangan Ukuran-Ukuran Tubuh Kuda Polo Terhadap Ukuran Ideal Mc. Bane di Nusantara Polo Club”. 1.2
Identifikasi Masalah
1.
Bagaimana konformasi tubuh aktual kuda polo di stable NPC.
2.
Berapa penyimpangan konformasi tubuh antara nilai ideal Mc. Bane dengan aktual pada kuda polo di stable NPC.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui konformasi tubuh aktual kuda polo di stable NPC.
2.
Mengetahui penyimpangan konformasi tubuh antara nilai ideal Mc. Bane dengan aktual pada kuda polo di stable NPC.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar yang
bermanfaat untuk kajian lebih lanjut mengenai konformasi tubuh menggunakan rumus Mc. Bane pada kuda polo di NPC dan bagi para pemilik kuda. 1.5
Kerangka Pemikiran Kuda yang dijadikan kuda polo harus memiliki kecepatan lari yang baik,
daya tahan terhadap cuaca dan ketangkasansaat bermain polo di lapangan. Semua
3 hal tersebut dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh kuda, dengan demikian semakin ideal bentuk maupun ukuran tubuh kuda maka kualitasnya akan baik untuk digunakan kuda polo. Kemampuan atletis terbaik dapat dicapai dengan tinggi pada pundak (withers) dan pada titik tertinggi pinggul (croup), dan tinggi badannya harus proporsional dengan panjang badan.
Kuda yang berbadan panjang, berkaki
pendek atau bertubuh pendek, berkaki panjang tidak memenuhi syarat. Bagian belakang yang lebih pendek, semakin baik, asalkan memiliki pinggul dan bahu yang panjang. Seekor kuda yang berbadan terlalu panjang pada saat perjalan jauh tidak dapat membawa beban berat dipunggungnya (Bane dan Hellens, 1990). Pada saat kuda umur 2 tahun pada bagian withers pertumbuhannya tidak secepat bagian croup.
Kuda muda umur kurang dari 3 tahun, bagian croup
biasanya lebih tinggi dari bagian withers, yang terakhir tidak mencapai tinggi penuh dengan cepat, sedangkan pada umur 3 tahun bagian croup lebih tinggi dibagian withers. Namun demikian pada umur 3-4 tahun bagian withers akan lebih panjang dari croup, sehingga bisa lebih tinggi dari bagian croup. Pada saat itu kuda terlihat seimbang. Pada beberapa kuda, bagian croup biasanya lebih tinggi dari bagian withers (Bane dan Hellens, 1990). Kuda yang baik harus memiliki konformasi tubuh yang baik atau ideal, sehingga dalam memilih seekor kuda, perlu memperhatikan tinggi pundak, lingkar dada, tinggi pinggul dan panjang badan dari ternak kuda tersebut (Sostroamidjojo dan Soeradji, 1990). Tinggi pundak disusun oleh konstruksi panjang kaki dari seekor kuda, sehingga tinggi pundak berhubungan dengan kecepatan lari, semakin tinggi pundak makin baik sehingga mempunyai daya mobilitas dan daya tahan (endurance) yang tinggi (Bandiati,1990). Bentuk kuda yang persegi adalah tinggi
4 pundaknya sama dengan jarak antara titik pundak sampai dengan bagian bawah (bokong) dengan kata lain tinggi pundak sama dengan panjang badan. Bagian tubuh yang menyusun tinggi pundak dan panjang badan adalah otot dan kerangka, karena tinggi pundak dan panjang badan merupakan ukuran tubuh yang mempengaruhi pada pergerakan kuda. Tulang berfungsi sebagai pelindung bagi organ penting dalam tubuh, mendukung bagian bagian lunak pada tubuh, menyediakan kerangka bagi kuda untuk melakukan gerak. Tulang atau kerangka yang menyusun konstruksi tinggi pundak terdiri dari kerangka kaki depan, yaitu scapula, humerus, ulna, radius, karpus, metacarpus, falanx proksimal, falanx medialis, dan digiti sedangkan kerangka kaki belakang terdiri dari femur, tibia, fibula, tuber, kalkis, tarsus, metatarsus dan digiti (Frandson, 1992). Kuda yang baik adalah kuda yang memiliki tinggi pundak dan panjang badan yang sama. Jika kedua ukuran tubuh tersebut tidak sesuai maka akan berpengaruh terhadap pergerakan kuda. Tinggi pundak diukur dengan cara berdiri di sisi kuda secara tegak lurus pada suatu dataran dengan ketinggian yang sama dan mengukur dari titik tertinggi pundak sampai ke tanah (Ensminger, 1991). Tinggi pundak akan berpengaruh pada panjang kaki depan seekor kuda, sehingga akan mempengaruhi langkah kuda (Hardjosubroto, 1994). Konformasi kuda yaitu perbandingan ukuran-ukuran, bentuk dan struktur dari bagian tubuh yang sesuai konformasi (Smith dan Heater, 2000). Ketepatan prediksi konformasi tubuh yang dilakukan menggunakan standar ideal Mc. Bane (1990), kuda yang memiliki perbandingan panjang bagian tubuh a=b=d=e, c=1/2a. Bagian depan merupakan jarak dari tenggorokan (throat lutch) hingga jarak tertinggi pundak diukur dalam satuan cm (a). Bagian tengah merupakan jarak dari pundak ke pinggul (hip) diukur dalam satuan cm (b). Bagian belakang merupakan
5 jarak dari pinggulke pangkal ekor (dock) diukur dalam satuan cm (c). Jarak antara pundak hingga bagian belakang sikut (elbow) diukur dalam satuan cm (d). Jarak dari bagian belakang sikut hingga ke tanah (ground) diukur dalam satuan cm (e) (Bane dan Hellens, 1990). Konformasi tubuh dapat mempengaruhi pergerakan, daya tahan, serta kecepatan lari kuda. Penyimpangan antara konformasi tubuh nilai aktual terhadap observasi menentukan kualitas konformasi seekor kuda, semakin kecil simpangan semakin baik kualitas kuda tersebut. 1.6
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016.
Bertempat di
Nusantara Polo Club, Jl. Karanggan Raya, Cibinong, Kabupaten Bogor.