1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Tempat Penelitian Nusantara Polo Club (NPC) adalah club polo berkuda eksklusif pertama di
Indonesia yang terletak di kawasan Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, keluar langsung dari tol Jagorawi KM 24 Karanggan jika dari Jakarta dan tol Jagorawi KM 28 Cibinong jika dari Bogor. Letak Geografis Kabupaten Bogor 6º18' 6º47'10 Lintang Selatan (LS) dan 106º23'45-107º 13'30 Bujur Timur (BT) dengan Luas Wilayah 298.838.304 Ha. Berdasarkan posisi geografisnya, Cibinong, Kabupaten Bogor memiliki batas-batas :
Utara :
Kab. Tangerang Kab/Kota Bekasi, Kota Depok
Timur :
Kab. Cianjur dan Kab. Karawang
Selatan :
Kab. Sukabumi dan Cianjur
Barat :
Kab. Lebak (Prov. Banten)
Tengah:
Kota Bogor
Keadaan iklim di wilayah ini berada pada kisaran suhu antara 23-34oC dengan rataan 26,7oC dan kelembaban antara 34-82% dengan rataan 68,6%. Kisaran suhu di NPC masih diatas kisaran suhu yang nyaman untuk kuda. Menurut Ensminger (2010), suhu yang nyaman untuk kuda yaitu berkisar antara 7,22-23,88oC, namun yang paling baik pada suhu 12,77oC. Kelembaban yang dapat diterima berkisar 50-75%, namun yang paling baik yaitu pada kelembaban 60%. Tingginya suhu di NPC memberi efek negatif bagi kuda, karena sebagian besar kuda di NPC merupakan kuda impor, sehingga kuda cukup sulit beradaptasi
2 pada suhu kandang tersebut di NPC. Berbagai cara yang dilakukan oleh petugas di NPC untuk mengatasi suhu lingkungan yang tinggi yaitu dengan pemasangan kipas dan pipa penyejuk udara, pemandian kuda, pemberian air minum, dan mengatur pembentukan kandang yang terbuka untuk menjaga kuda agar tetap nyaman. Nusantara Polo Club (NPC) diambil alih oleh Prabowo Subianto pada tahun 2005 setelah sebelumnya bernama Batavia Polo Club yang didirikan oleh Hasyim Djojohadikusumo. Awalnya lahan yang dimiliki oleh Batavia Polo Club hanya sebatas kandang Bravo, setelah beralih kepemilikan dan berganti nama menjadi Nusantara Polo Club, lahan yang dimiliki untuk pengembangan kuda polo semakin diperluas hingga akhirnya sekarang terdapat kandang Alfa dan beberapa padang penggembalaan yang cukup luas. Fasilitas yang digunakan serta kuda yang dimiliki NPC semakin lengkap dan banyak.
Gambar 2. Lokasi Nusantara Polo Club (Google Earth)
3 Terdapat dua kandang kuda di NPC yaitu kandang Alfa dan Bravo. Kuda yang digunakan untuk penelitian adalah kuda yang berasal dari kandang Alfa yang khusus ditempati kuda polo, sedangkan kandang Bravo ditempati kuda non-atlet. Kuda non-atlet yang berada di kandang Bravo merupakan kuda tua pasca atlet yang sudah tidak aktif dalam olahraga polo dan hanya dapat digunakan untuk olahraga serta untuk menyimpan kuda titipan member.
Indonesia merupakan
Negara beriklim tropis sehingga memiliki suhu diatas kisaran suhu yang nyaman untuk kuda. Menurut Stull (1997) menyatakan bahwa pada suhu comfort zone seekor kuda dapat tumbuh lebih baik karena kuda dapat melakukan homeotermi dalam tubuhnya dengan mudah, dan ketika suhu lingkungan mencapai suhu 2423°C ternak kuda biasanya akan meningkatkan intensitas bernafas dan keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Kuda lokal dan kuda persilangan yang lahir di Indonesia dapat beradaptasi dengan suhu daerah tropis, namun untuk kuda impor agak sulit beradaptasi sehingga dibutuhkan perlakuan yang khusus dalam merawatnya, seperti menggunakan kipas angin di kandang, memandikan kuda, memberikan banyak air minum, serta kandang yang terbuka dan memiliki ventilasi yang bagus untuk dapat mengalirkan udara dengan baik dan menurunkan suhu tubuh,.
4.2
Pemeliharaan Kuda Nusantara Polo Club Populasi kuda di NPC berjumlah 74 ekor kuda. Sebanyak 35 ekor kuda
non-atlet ditempatkan di kandang Bravo, sedangkan 39 ekor lainnya ditempatkan dikandang Alfa. Selain fasilitas kandang kuda yang tersedia di NPC juga terdapat tack room yaitu tempat untuk menyimpan peralatan-peralatan yang dipergunakan untuk bermain polo, ruangan tempat menyimpan obat-obatam, ruangan pakan
4 tempat menyimpan konsentrat, mess untuk pegawai dan atlet, kantor pegawai, lapangan
exersice,
lapangan
untuk
polo,
kandang
paddock,
padang
penggembalaan, dan kebun rumput. Nusantara Polo Club memelihara kurang lebih 74 ekor kuda yang terdiri atas kuda jantan kastrasi, kuda betina dewasa, anak kuda dan kuda poni kecil. Jumlah kuda yang digunakan untuk bahan penelitian adalah kuda yang berada di kandang Alfa yang dikhususkan untuk bermain polo. Terdapat 25 ekor kuda yang dipergunakan untuk penelitian yaitu terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina. Kuda yang berada di NPC terdiri dari kuda poni Argentina. Kuda poni Argentina dibeli dari Argentina dan pada tahun 2007 dikirim ke Thailand untuk mengikuti SEA Games 2007. Setelah mengikuti kejuaraan ini, kuda dikirim ke Indonesia dan dipelihara sampai sekarang di NPC. Kuda ini sebelumnya harus melewati karantina untuk diperiksa kesehatannya dan diadaptasikan terlebih dahulu dengan lingkungan sekitarnya. Kuda yang digunakan untuk bermain polo adalah kuda poni Argentina atau yang juga disebut sebagai kuda poni polo, merupakan hasil persilangan antara kuda Thoroughbred dan Criollo.
Kidd (1995) menyatakan, Criollo
kebanyakan dikawinsilangkan dengan Thoroughbred untuk menghasilkan kombinasi yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbred yang cepat untuk menghasilkan kuda polo terbaik di dunia. Criollo merupakan kuda yang tangguh dan cerdas, memiliki daya tahan tubuh dan kecepatan yang baik, serta gerakan yang gesit. 4.2.1
Pemberian Pakan Pakan yang diberikan pada kuda adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan
yang diberikan adalah rumput Brachiaria mutica (Forssk). Rumput diperoleh dari
5 kebun rumput yang terdapat di NPC dan biasa dipanen pada pukul 15.00 WIB kemudian diangkut menggunakan mobil bak terbuka.
Rumput yang sudah
dipanen diambil sehari sebelum rumput itu akan diberikan kepada kuda yang kemudian disimpan terlebih dahulu di gudang rumput. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat didalam rumput. Konsentrat yang diberikan adalah konsentrat yang berbentuk pellet. Konsentrat ini digunakan untuk kuda olahraga atau kuda yang mengikuti kompetisi.
Konsentrat atau sereal biji-bijian merupakan pakan utama yang
menjadi sumber energi, dan seluruh biji-bijian kemungkinan bermanfaat bagi kuda (NRC, 1989).
Kuda yang akan digunakan bermain polo diberi pakan
tambahan berupa oat. Oat diberikan sebagai tambahan energy bagi kuda yang akan bermain polo. Oat merupakan biji-bijian tradisional untuk kuda, tinggi akan kandungan serat, namun energi yang tercerna (digestible energy) rendah, dan bobotnya ringan dibanding biji-bijian yang lain (NRC, 1989). Pemberian pakan pada kuda dilakukan setiap pagi dan sore hari, berupa rumput dan konsentrat. Pada pukul 05.00 kuda diberi konsentrat, pukul 09.00 diberi rumput, dan pukul 17.00 kuda diberi rumput serta pukul 18.00 diberi konsentrat. Jumlah rumput yang diberikan untuk seekor kuda dalam sehari ±20 kg dan 5 kg konsentrat setiap harinya. 4.2.2
Perawatan Kuda (Grooming) Kegiatan perawatan kuda di NPC mencakup pembersihan kuda, yaitu
menyikat bulu kuda, memandikan kuda, mengganti tapal kuda, serta pencukuran bulu ekor kuda. Penyikatan bulu kuda menggunakan sikat atau disebut roskam dilakukan setiap pagi dan sore hari, hal ini bertujuan untuk membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada bulu kuda. Penyikatan bulu dilakukan dari
6 mulai bagian kepala, leher, badan, kaki, sampai ekor kuda. Perawatan bulu kuda dilakukan untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan terhindar dari penyakit . Pencukuran rambut dan bulu ekor dilakukan setiap hari senin (apabila aktif polo) dan pencukuran dilakukan apabila rambut atau bulu ekor sudah mulai memanjang (apabila sedang istirahat polo).
Perawatan kuku perlu dilakukan
untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada kuku kuda dan mencegah kuda terkena penyakit kuku. Pemotongan kuku dilakukan setelah exersice, bermain polo atau melakukan aktivitas. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan kuda di NPC terdiri dari roskam, sikat, sisir, pencungkil kuku, sabun, dan shampo.
4.3
Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang Langkah Trot Hasil penelitian mengenai ukuran tinggi pundak terhadap panjang langkah
Trot pada kuda polo yang berada di Nusantara Polo Club, Cibinong, Kabupaten Bogor seperti yang ditampilkan pada tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Analisis Data Tinggi Pundak dan Panjang Langkah Trot Variabel N Mean Minimum Maksimum S Baku KV (cm) (cm) (cm) (cm) (%) T Pundak 25 152 142 157 3,42 2,24 PLT 25 147 119 185 13,04 8,66 Keterangan : PLT = Panjang Langkah Trot
Berdasarkan tabel diatas diketahui terdapat dua variabel yaitu tinggi pundak dan panjang langkah trot dengan sampel sebanyak 25 ekor. Rata-rata tinggi pundak pada kuda polo adalah 152 cm dengan tinggi pundak tertinggi 157 cm dan tinggi pundak terendah 142 cm, simpangan baku dari tinggi pundak 3,42, koefisien variasi 2,24%, sehingga dapat disimpulkan rataan dari tinggi pundak kuda polo sebesar 152±3,42 cm. Koefisien variasi di atas memiliki kesesuaian
7 dengan pendapat Sastrosupadi (2000) yang menyatakan bahwa populasi yang mempunyai koefisien variasi yang nilainya dibawah 15% berarti populasi yang diamati dalam keadaan seragam. Hal tersebut sesuai dengan data yang telah didapatkan, juga berarti kuda polo ini termasuk ke dalam standar kuda yang baik. Berdasarkan hasil analisis dari data yang telah diperoleh mengenai tinggi pundak pada kuda polo di Nusantara Polo Club, Cibinong, Kabupaten Bogor, kuda poni memiliki standar yang baik dan memenuhi syarat kuda polo, karena hasil penelitian menunjukan kesesuaian dengan pendapat dari Ensminger (1962) bahwa kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m jika berdiri.
Keadaan
pundak pada seekor kuda merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan kecepatan dan ketangkasan seekor kuda pada saat berlari. Menurut Sasimowski (1987) pundak kuda harus panjang, tonjolan pundak terlihat jelas dan miring. Tinggi pundak berhubungan dengan kecepatan lari, semakin tinggi pundak maka semakin baik sehingga mempunyai daya mobilitas dan daya tahan (endurance) yang tinggi (Bandiati, 1990).
Berdasarkan hasil penelitian dan
disesuaikan dengan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa kuda polo di Nusantara Polo Club memiliki kriteria tinggi pundak yang baik. Berdasarkan nilai rata-rata mengenai panjang langkah trot pada kuda polo adalah sebesar 150 cm dengan nilai tertinggi panjang langkah trot adalah 185 cm dan nilai terendah adalah 119 cm, simpangan baku dari langkah trot adalah 13,04, koefisien variasi 8,66%, sehingga dapat disimpulkan rataan dari panjang langkah trot pada kuda polo sebesar 150±13,04 cm. Maka panjang langkah trot pada kuda polo berarti seragam karena nilai koefisien variasinya dibawah 15%. Kerja kuda yang optimum didapat dari latihan yang baik dan teratur.
8 Menurut Gibbs dkk, (2004) waktu yang cukup dan memadai dalam latihan merupakan dasar yang kuat bagi kuda untuk melakukan aktivitas otot lebih tinggi lagi. Pemberian pakan yang sesuai, pemeliharaan yang baik, latihan yang teratur, dan istirahat yang cukup menjadikan kuda dapat mempunyai daya kerja yang optimal. Pada saat penelitian kuda ditunggangi, panjang langkah trot dihitung dengan cara menghitung jumlah langkah kuda pada jarak 100 meter, yang selanjutnya dikonversikan ke dalam panjang langkah trot menggunakan standar dari Jisper Nissen (1971). Langkah trot biasanya digunakan oleh kuda polo pada saat melakukan latihan sebelum pertandingan olahraga polo berkuda akan dimulai yang dilakukan di lapangan tempat akan berlangsungnya perlombaan polo berkuda.
Langkah trot dilakukan sebelum pertandingan polo berkuda yang
bertujuan untuk melatih kuda agar pada saat melangkah kuda tidak kaget dan melatih pergerakan teratur secara bersamaan.
4.4
Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linear antara dua peubah atau lebih (Sudjana, 2005: 369). Korelasi antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot terdapat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Korelasi antara Tinggi Pundak dengan Panjang Langkah Trot sebagai berikut : Variabel Korelasi dengan Panjang Langkah Trot (r) Tinggi Pundak
0,824
P-value (Sig.(2tailed) 𝛼1% 0,000
9 Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dengan tingkat signifikasi 0,000 antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot koefisien korelasinya sebesar 0,824. Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi yang nyata antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai sebesar 67% dari tinggi pundak ada hubungannya dengan panjang langkah trot. Sisanya (r2x100%) yang berarti panjang langkah trot dipengaruhi oleh tinggi pundak sebesar 67% dan sisanya 33% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan mengenai tinggi pundak. Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan nyata antara tinggi pundak dan panjang langkah trot karena nilai korelasi diperoleh sebesar 0,824 yang tergolong memiliki kisaran nilai koefisien korelasi dengan kategori tinggi karena menurut Warwick dkk (1995) menyatakan koefisien korelasi (r) mengukur derajat hubungan dua sifat atau peubah (variabel). Kisaran nilai koefisien korelasi 0,050,25 termasuk kategori
rendah;
>0,25-0,50 kategori sedang dan >0,50-1
termasuk kategori tinggi. Hubungan korelasi yang positif berarti nilai-nilai suatu variabel meningkat diikuti dengan meningkatnya variabel lain dan sebaliknya suatu variabel diikuti dengan menurunnya variabel.