1 I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kuda merupakan hewan yang memiliki cukup banyak manfaat untuk
kehidupan manusia. Kuda sebagai sumber pangan daging dan susu, rekreasi dan alat transportasi aktivitas sehari-hari, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan peliharaan yang kemudian diperlombakan keunggulannya baik dari peforma fisik dan peforma kecepatan berlari. Peranan ini sampai sekarang menjadikan kuda menjadi hewan kesayangan dan penting dilakukan pengembangan budidaya yang intens untuk pelestarian kuda. Sudah sejak lama kuda dikenal sebagai keperluan militer dan sebagai kuda pacuan yang dimana dengan semakin berkembangnya teknologi modern kemudian menjadi hewan tunggangan yang dapat digunakan sebagai hobi serta sarana olahraga seperti Polo berkuda, Tent Pegging, Gymkhana, Berburu, dan Equestrian (cabang olahraga tunggang kuda). Penggunaan kuda olahraga permainan polo berkuda sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Polo berkuda adalah olahraga beregu yang dimainkan di atas kuda dengan tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Olahraga polo berkuda dijuluki The Sport of Kings yaitu olahraga para raja karena permainan ini hanya dimainkan oleh anggota kerajaan. Nusantara Polo Club merupakan club terbuka dibawah pimpinan Letnan Jenderal Prabowo Subianto untuk membina olahraga polo berkuda di Indonesia. Kuda yang dipergunakan di Nusantara Polo Club untuk perlombaan polo berkuda berasal dari Negara Argentina. Argentina sudah terkenal memiliki jenis
2 kuda yang tangguh dan kuat untuk diperuntukan dalam akivitas olahraga berkuda. Kuda yang digunakan dalam olahraga polo berkuda telah dipilih dan diseleksi berdasarkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasannya. Kuda dipergunakan sebagai alat pembantu subjek untuk berlomba memasukan bola ke tim lawan pada saat berlangsungnya perlombaan polo berkuda, maka dari itu kuda harus memiliki performa fisik dan kesehatan yang baik untuk menunjang dan memenuhi syarat untuk mengikuti perlombaan. Seperti kekuatan fisik, kecepatan berlari, konsentrasi, ketangkasan dan kecerdasan kuda. Hal tersebut dapat terpenuhi dengan memelihara dan melatih kuda agar pada saat perlombaan memiliki performa yang dapat termanfaatkan dengan baik. Kuda yang akan mengikuti turnamen atau olahraga berkuda harus memiliki performans dan ketahanan tubuh kuat untuk menghasilkan kecepatan maksimal, salah satunya adalah panjang langkah trot. Langkah trot merupakan sebuah ciri langkah seekor kuda yang berirama membentuk aturan yang diagonal antara kaki kanan depan dengan kaki kiri belakang. Langkah ini dilakukan secara serentak ketika telapak kuda menginjak permukaan lantai rata. Langkah trot berkaitan dengan tinggi pundak dari seekor kuda yang mana tinggi pundak mempengaruhi bagaimana langkah trot berirama lambat ataupun cepat. Irama langkah yang lambat membuat performans kuda polo menjadi kurang baik dibandingkan dengan kuda polo yang memiliki irama langkah yang cepat.
Konstruksi tinggi pundak pun membuat kuda memiliki
kecepatan lari yang baik di arena olahraga polo berkuda serta kuda memiliki daya mobilitas bagus dan daya tahan ketika pertandingan yang optimal. Gerakan langkah trot akan dipengaruhi oleh jenis lapangan. Kuda polo biasanya melakukan aktivitas gerakan di lapangan rumput pada saat perlombaan
3 polo.
Lapangan rumput memiliki permukaan yang keras, sehingga lapangan
rumput akan memberikan tekanan yang besar pada kaki kuda pada saat menginjak kebawah. Berdasarkan dari latar belakang ini, penelitian yang berjudul “Korelasi Antara Tinggi Pundak Dengan Panjang Langkah Trot Pada Kuda Polo (Kasus Di Nusantara Polo Club, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”, perlu untuk dilakukan.
1.2
Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan dari latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa masalah,
yaitu: 1)
Berapa tinggi pundak dan panjang langkah trot pada kuda di Nusantara Polo Club.
2)
Seberapa besar derajat hubungan antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot pada kuda di Nusantara Polo Club.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1)
Mengetahui tinggi pundak dan panjang langkah trot pada kuda di Nusantara Polo Club.
2)
Mengetahui seberapa besar derajat hubungan antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot pada kuda di Nusantara Polo Club.
1.4
Kegunaan penelitian Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah untuk dapat memberikan
4 informasi agar dapat menambah keilmuan serta menjadi sumber pustaka sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai besarnya derajat hubungan antara tinggi pundak dengan panjang langkah trot pada kuda dan menjadi acuan informasi mengenai tinggi pundak dan panjang langkah trot pada kuda di Nusantara Polo Club.
1.5
Kerangka Pemikiran Nusantara Polo Club (NPC) merupakan club olahraga polo berkuda
eksklusif pertama yang ada di Indonesia yang didirikan pada tahun 2005 oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto. Club ini mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam turnamen Kings Cup 2006 di Thailand. Nusantara Polo Club mulai membina tim nasional polo Indonesia pada bulan Desember 2007 mewakili Indonesia pada cabang turnamen polo SEA GAMES 2007 yang diselenggarakan di Thailand (Nusantara-Polo.com, 2015).
Olahraga polo berkuda merupakan
olahraga berkuda yang sudah sejak lama digemari oleh pada raja, yang dimana objek dari permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang tim lawan menggunakan tongkat kayu dengan tim yang terdiri dari empat orang pemain masing-masing pemain berada diatas kuda. Kuda yang digunakan dalam lomba polo berkuda di Nusantara Polo Club ini rata-rata menggunakan kuda poni Argentina dengan jenis kuda Criollo. Jenis kuda Criollo memiliki daya tahan tubuh yang kuat bila dipergunakan dalam olahraga kuda, salah satunya olahraga polo berkuda (Theequinest.com, 2015). Ukuran-ukuran tubuh merupakan faktor yang banyak berhubungan dengan performance ternak. Penggunaan ukuran-ukuran badan, sangat baik untuk berat badan maupun untuk mengetahui sifat keturunan dan produksi, sehingga dengan
5 memakai ukuran-ukuran badan kita dapat menilai performance ternak (Ensminger, 1962). Ukuran bagian-bagian tubuh dan kondisi kaki kuda pada saat proses pemilihan sangat diperlukan sebagai acuan mengetahui konformasi seekor kuda agar mendapatkan kuda yang baik dan sesuai untuk dipergunakan dalam olahraga polo berkuda. Ukuran tubuh merupakan salah satu sifat kuantitatif yang mudah untuk diamati. Sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat diukur dan dipengaruhi oleh banyak gen dan faktor lingkungan (Hardjosubroto, 1994). Sifat kuantitatif yang dapat diamati dari kuda adalah tinggi pundak, panjang badan, bobot badan, lingkar dada, dalam dada, lebar dada, bobot lahir dan bobot sapih. Beberapa hal tersebut menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari performa kuda tersebut. Tinggi pundak disusun oleh konstruksi panjang kaki dari seekor kuda, sehingga tinggi pundak berhubungan dengan kecepatan lari, semakin tinggi pundak maka semakin baik sehingga mempunyai daya mobilitas dan daya tahan (endurance) yang tinggi (Bandiati, 1990).
Tinggi pundak/ wither height
(sentimeter), diukur dari bagian tertinggi pundak/ processus spinosus melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur (Dewi, 2011).
Penampilan fisik yang meliputi bobot badan, panjang badan, tinggi
pundak serta lingkar dada, yang hubungannya dengan panjang melangkah dan frekuensi melangkah serta didukung oleh fungsi kerja otot yang telah terlatih dan menghasilkan ketangguhan kuda dalam berlari (Hickman, 1987). Gerakan yang berkaitan dengan kecepatan lari kuda salah satunya yaitu langkah trot.
Langkah trot adalah sebuah gaya berjalan dua irama diagonal
dimana kaki kanan depan dan kaki kiri belakang menginjak permukaan dataran
6 dengan serentak, dan kaki kiri depan dan kaki kanan belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak (Bogart dan Taylor, 1983). Keseluruhan kerangka mempunyai perototan yang terdiri atas tiga jenis urat syaraf utama. Pertama adalah urat syaraf dengan kejangan pelan (slow twitch fiber), yang berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan otot. Kedua adalah urat syaraf
dengan
kejangan
menengah
(intermediate
twitch
fiber),
yang
mempengaruhi kemampuan slow dan fast twitch fiber. Ketiga adalah urat syaraf dengan kejangan cepat (fast twitch fiber), yang mempengaruhi kecepatan kontraksi otot. Otot dengan fast twitch fiber akan memberikan seekor kuda kecepatan, kegesitan, ketangkasan dan kekuatan saat berlari (Quickness, 2007). Graham-Thiers (2005), menyatakan bahwa untuk mempertahankan ukuran otot seekor kuda tanpa memperhatikan berapa umur kuda tersebut diperlukan tambahan makanan berupa asam amino.
Ukuran otot tidak akan berkurang
meskipun kuda melakukan sedikit exercise, sedangkan apabila tanpa tambahan pakan otot akan banyak menyusut. Faktor yang mempengaruhi panjang langkah trot salah satunya adalah tinggi pundak. Dalam gaya berjalan langkah trot kaki digerakkan teratur, tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah (Blakely dan Bade, 1991). Pada saat kuda melakukan langkah trot, ukuran tubuh yang menunjang adalah tinggi pundak yang berhubungan langsung dengan panjang kaki depan dan akan mempengaruhi terhadap panjang langkah kaki kuda.
Kuda mempunyai
konformasi tubuh baik yang dapat dilihat ketika kuda sedang berlari kecil atau disebut dengan trot yang dimana saat bergerak terlihat dengan jelas bila kaki depan keluar atau terlalu kedalam, atau juga pada saat berjalan kedua kaki saling berdekatan atau terlalu berjauhan maka kuda tersebut memiliki konformasi yang
7 kurang baik (Thomas, 2000).
1.6
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016, bertempat di
Lapangan Nusantara Polo Club, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.