II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1
Sejarah Umum Kuda Kuda termasuk golongan hewan dalam filum Chordata yaitu hewan yang
bertulang belakang, kelas Mammalia yaitu hewan yang menyusui anaknya (Blakely dan Bade, 1994).
Hewan ini telah lama menjadi salah satu ternak
penting secara ekonomis dan telah lama memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu seperti kendaraan beroda. Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi zoologis sebagai berikut (Ensminger, 1962): Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Animalia : Chordata : Mammalia : Perissodactyla : Eqiuidae : Equus : Equus caballus
Tetua kuda berasal dari tiga tipe primitif kuda yang sampai sekarang salah satunya bertahan. Kuda tersebut adalah (1) forest horse, dikenal sebagai Equus caballus silvaticus atau diluvial horse yang kemungkinan dibentuk dari Equus caballus germanicus yang bertahan pada masa setelah jaman es dengan tinggi 1,52 m dengan rambut yang kasar, ekor dan bulu tengkuk yang lebat, serta tapak kaki yang lebar yang cocok untuk daerah rawa. Warna bulu biasanya berwarna 7 merah atau hitam, (2) przewalskii asiatic wild horse adalah kuda liar yang masih bertahan sampai sekarang dengan nama ilmiah Equus caballus przewalskii
7 przewalskii. Di daerah Mongol dikenal dengan nama taki dan orang kirghis menyebutnya kertag. Kuda ini ditemukan di daerah Asia tengah oleh peneliti Rusia bernama mikhalovitch przewalskii pada tahun 1879. Kuda ini berbeda dengan keturunan kuda domestik disebabkan perbedaan kromosom yaitu 66, sedangkan yang domestik 64. Kuda przewalskii mempunyai tinggi sekitar 1,32 m dengan keeempat kaki berwarna hitam serta ekor dan rambut tengkuk berwarna hitam, sedangkan daerah di bawah perut berwarna krem, dan (3) kuda tarpan, merupakan kuda liar yang menyebar ke Eropa Timur sampai Ukraina. Kuda tarpan ini mempunyai nama ilmiah Equus caballus gmelini. Kuda tarpan liar terakhir dengan jenis kelamin betina mati di Askanianova (sebelah timur Crimea Ukraina) pada tahun1880. Kuda ini mempunyai tinggi 1,32 m (Edward, 1994). Evolusi yang terjadi pada kuda diakibatkan karena perubahan iklim dan vegetasinya.
Adaptasi kuda menjadikan kuda dengan ciri-ciri fisik asalnya
berubah menjadi kuda yang memiliki kaki lebih panjang dan lebih cepat pergerakannya dan jumlah jari kaki depan maupun kaki belakang berkurang menjadi tiga. Kuda yang memiliki satu jari ini dikenal dengan nama latin Equus, dan merupakan awal dari keberadaan kuda yang ada hingga sekarang (Bane dan Hellen, 1990). 2.2
Klasifikasi Kuda Kuda dibedakan menjadi kuda berdarah dingin (coldbloods), berdarah
panas (hotblood), dan berdarah hangat (warmblood). Kuda berdarah panas identik dengan kuda tipe ringan yang agresif seperti kuda Arab, sedangkan kuda berdarah dingin indentik dengan kuda tipe berat yang sering digunakan untuk menarik beban (Edward, 1994).
8 Kuda dapat diklasifikasikan menjadi kuda tipe ringan, tipe berat maupun kuda poni sesuai dengan ukuran, bentuk tubuh dan kegunaan. Kuda tipe ringan mempunyai tinggi 1,45 s.d 1,70 m saat berdiri, bobot badan 450 s.d 700 kg dan sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik atau kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibandingkan kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45 s.d 1,75 m saat berdiri dengan bobot badan diatas 700 kg dan biasa digunakan sebagai kuda pekerja.
Kuda poni
memiliki tinggi kurang dari 1,45 m jika berdiri dan bobot badan 250 s.d 450 kg. Beberapa kuda berukuran kecil biasanya juga terbentuk dari keturunan kuda tipe ringan (Ensminger, 1962). 2.3
Sejarah Kuda Polo Kuda polo merupakan kuda yang ditentukan ketingiiannya rata-rata sekitar
152 cm, karakteristik kuda poni polo ini tampilannya seperti Thoroughbred. Kuda harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan sangat lincah. Langkah kaki rendah tidak dipermasalahkan, karena lebih mudah untuk memukul bola dari sebuah kuda poni yang lebih pendek langkahnya (Edward, 2002). Criollo, kuda ini berasal dari Argentina yang dianggap memiliki hubungan dengan Barb, Andalusia dan Arab. Nenek moyang Criollo dibawa ke Amerika Selatan oleh tentara Spanyol pada abad ke-16. Kuda ini kebanyakan dikawin silang
dengan
Thoroughbreds,
kombinasi
yang
kuat,
bakat
atletik
dengan Thoroughbreds yang cepat untuk menghasilkan kuda polo terbaik di dunia. Kuda ini memiliki kisaran tinggi 135 s.d 153 cm. Criollo merupakan kuda yang tangguh dan cerdas.
Daya tahan, kecepatan dan gerakan gesitnya
membuat Criollo populer dan banyak dimanfaatkan peternak di Amerika Selatan
9 untuk menggembalakan ternak. Criollo juga digunakan untuk transportasi dekat atau jauh dan juga membawa beban (Kidd, 1995). Thoroughbred, kuda ini dikembangkan oleh keluarga raja Inggris sebelum diimpor ke Amerika, seiring dengan dibangunnya pemukiman pertama orangorang Amerika.
Penggunaannya di Inggris menyebabkan muncul istilah
“olahraga raja” karena bangsawan Inggris baik laki-laki maupun wanitanya mengembangbiakan dan melombakan Thoroughbred yang penampilannya bagus sekali. Selain kecerdasannya, karakteristik yang menonjol adalah kecepatan lari dan daya tahannya seperti telah dibuktikan selama ratusan tahun dalam arena perlombaan flat dan jumping seperti Kentucky Derby dan English Grand National Steeplechase (Blakely dan Bade, 1994). Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996). 2.4
Anatomi dan Fisiologi Kuda
2.4.1
Kepala dan Leher Kepala dan leher yang memiliki proporsi yang seimbang merupakan
kondisi ideal. Bentuk kepala harus sesuai dengan proporsi keseluruhan tubuh. Bentuk kepala pada kuda tunggang seharusnya tidak terlalu besar karena bagian depan dari kuda tersebut digunakan untuk menahan beban penunggang (Pickeral, 2004).
10 2.4.2
Pundak dan Bahu Pundak merupakan bagian tubuh kuda yang menonjol, menurut Tony dan
Marcy (2002) pundak harus terlihat menonjol dengan perototan yang baik dan menyatu dengan bagian bahu sehingga terlihat atletis, sedangkan menurut Pickeral (2004) pundak yang baik adalah pundak yang tidak terlalu menonjol dan tidak terlalu pula datar karena akan memberikan rasa kurang nyaman pada penunggang. Bahu yang baik adalah bahu yang memiliki kemiringan yang ideal sehingga memberikan kebebasan bagi kuda dan dapat menentukan kemampuan kuda tersebut untuk melompat (Blakely dan Bade, 1994), tulang yang membentuk bahu antara lain os humerus dan os scapula. Os scapula harus lebih panjang dari os humerus agar menghasilkan langkah yang halus. 2.4.3 Dada dan Tubuh Rongga dada dan keadaan tulang rusuk mempengaruhi kenyamanan ketika kuda digunakan. Tulang rusuk yang baik adalah tulang rusuk yang panjang dan datar (Tony dan Marcy, 2002). Dada harus lebar dan dalam agar terdapat ruang yang cukup bagi organ tubuh seperti jantung, dan paru-paru (Pickeral, 2004). Dada yang cukup lebar menghasilkan kedua kaki depan berada pada jarak yang cukup sehingga tidak akan membentur satu sama lain ketika melangkah. 2.4.4
Bagian Belakang Tubuh Bagian belakang tubuh terdiri dari pinggul. Croup yaitu merupakan titik
tertinggi antara pinggul dan pangkal ekor. Bagian belakang tubuh harus terlihat kuat dan berotot karena bagian tubuh ini merupakan sumber tenaga bagi seekor kuda dan apabila dilihat dari belakang terlihat bulat (Pickeral, 2004).
11 Croup pada kuda dewasa akan sejajar dengan titik tertinggi pundak, croup yang terlalu menonjol dengan titik tertinngi melebihi puncak merupakan indikasi bahwa kuda tersebut merupakan kuda yang memiliki kemampuan melompat dengan baik (Pickeral, 2004). 2.4.5
Kaki Orang memiliki prioritas yang berbeda dalam menilai bentuk kuda. Untuk
tujuan penampilan yang bagus, tungkai dan kaki menjadi prioritas utama untuk melihat kekokohan kuda secara cepat. Kaki depan berhubungan dengan bagian bahu. Kaki belakang memiliki peran penting dalam menggerakan sebagian tubuh karena dorongan dari seperempat bagian otot belakang. Fungsi kekuatan dari panjang garis bagian pinggul ke arah pantat harus baik, begitupun panjang garis dari pinggul ke bagian hock, yang berfungsi untuk kecepatan, dan susunan kaki belakang yang menopang berat seperempat bagian belakang (Hamer, 1993). 2.4.6
Sistem Pergerakan Kuda Gerak merupakan hasil dari perjalanan saraf yang saling berkoordinasi
melalui berbagai sistem dalam tubuh, reseptor mengirimkan pesan berupa penghantaran impuls kepada otak, otak mengolah pesan tersebut sampai akhirnya pesan tersebut diterima oleh efektor (berupa tanggapan/gerak).
Selanjutnya,
pergerakan terjadi karena kerja sama antara otot dan tulang, dimana otot sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Pergerakan lari pada kuda merupakan hasil kerja sama antara otot dan kerangka penyusunnya, otot yang menempel pada kerangka berkontraksi membentuk sebuah tali yang keras dan memiliki gaya pegas untuk menarik tulang atau kerangka. Gerak terjadi akibat adanya kontraksi dari otot, saat otot berkontraksi dibutuhkan energi berupa ATP
12 (Adenosine triphosphat). ATP ini di produksi dari rangkaian metabolisme energi yang terjadi di dalam sel. Perfoma yang maksimal membutuhkan sistem tubuh yang beroperasi pada kapasistas maksimumnya. Waktu yang cukup dan memadai dalam latihan merupakan dasar yang kuat bagi kuda untuk melakukan aktivitas otot lebih tinggi lagi (Gibbs, dkk.,2000) 2.4.7
Sistem Otot Kuda Sistem otot adalah sistem organ pada hewan yang menyebabkan gerakan
dan dikontrol oleh sistem saraf. Otot kaki depan meliputi otot trapezius dan otot omotransversarius yang memepertahankan skapula dan di dalamnya terdapat romboides dan otot seratus ventralis. Masing-masing otot berperan untuk gerak mengayun skapula. Selanjutnya, otot yang bekerja pada persendian bahu ialah otot brakiosefalikus dan terdiri dari otot supra spinatus, otot subskapularis, dan otot deltoideus. Masing-masing berperan dan pergerakan pada persendian bahu yang berbentuk bola dan cekungan dengan demikian semua jenis gerakan dapat dilakukan (Frandson, 1992). Otot yang banyak berperan pada pergerakan seekor kuda adalah otot bergaris melintang karena merupakan perekat tulang rangka.
Otot bergaris
melintang (muscle atau musculus) ini terdiri atas serat-serat otot atau fiber yang dibungkus dengan perimycium. Setiap fiber terdiri atas serat halus atau myofibril. Myofibril ini yang menimbulkan kegiatan kontraksi dan relaksasi (Soeharsono, 2010). Kegiatan kontraksi otot yang bisa menarik dan mengendur mengakibatkan pergerakan pada kuda. Kemampuan berlari tergantung pada cepatnya kontraksi dari sebagian besar serabut-serabut otot (Frape, 1986). Serabut-serabut otot yang lebih besar
13 memiliki potensi yang lebih besar pula untuk menghasilkan tenaga atau daya untuk berjalan atau berlari. Dalam hal ini ATP yang tersedia dalam otot lebih tinggi, maka akan meningkatkan daya tahan ketika kecepatan lari bertambah (Kearns dan Keever, 2001). Selama berkontraksi ATP berubah menjadi ADP ditambah sejumlah energi digunakan untuk berkontraksi. Untuk kembali menjadi ATP dibutuhkan sumber energi dan oksigen yang berasal dari lingkungan. Sumber energi bisa didapat dari makanan. Serat otot menghasilkan energi dalam bentuk (adenosine trifosfat) ATP, yang menghasilkan kerja mekanik, melalui protein kontraktil. Susunan struktural dari sistem musculoskeletal menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk memanfaatkan energi ini, baik untuk pergerakan kaki kuda dalam pola berirama, atau memungkinkan kontraksi diafragma, yang memberi kontribusi besar untuk upaya dalam inspirasi (Hinchcliff dkk., 2008). 2.4.8
Sistem Kerangka Kuda Bagian tubuh yang menyusun tinggi pundak dan panjang badan adalah otot
dan kerangka, dimana tinggi pundak dan panjang badan merupakan ukuran tubuh yang mempengaruhi pada pergerakan kuda. Tulang berfungsi sebagai pelindung bagi organ penting dalam tubuh, mendukung bagian bagian lunak pada tubuh, menyediakan kerangka bagi kuda untuk melakukan gerak. Tulang atau kerangka yang menyusun konstruksi tinggi pundak terdiri dari kerangka kaki depan, yaitu scapula, humerus, ulna, radius, karpus, metacarpus, falanx proksimal, falanx medialis, dan digiti sedangkan kerangka kaki belakang terdiri dari femur, tibia, fibula, tuber, kalkis, tarsus, metatarsus dan digiti (Frandson, 1992).
14 Otot-otot kerangka kuda mempunyai perkembangan yang pesat, khususnya pada bangsa kuda atletik.
Berbeda dengan kebanyakan mamalia, dimana 30
sampai dengan 40% dari bobot badan terdiri dari otot, dan bangsa kuda bukan atletik sekitar 42% bobot badan terdiri dari otot, pada bangsa kuda atletik lebih dari separuh sekitar 55% dari berat badan dewasa bangsa kuda atletik terdiri dari otot rangka (Hinchckiff dkk., 2008).