I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di Indonesia kuda umumnya dimanfaatkan tenaganya sebagai penghela
untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang masih banyak ditemui di daerah-daerah, sehingga sampai saat ini masih dirasakan peranannya oleh masyarakat. Kuda yang digunakan untuk menarik delman adalah kuda lokal dewasa. Kuda lokal memiliki karakteristik yang cukup unik, yaitu postur tubuhnya yang pendek. Kuda lokal umumnya memiliki tinggi pundak berkisar 113-133 cm. Kondisi ini memudahkan pada proses pemasangan keretek atau gerobak yang berfungsi sebagai sarana transportasi yang dinaiki oleh penumpang, selain itu sesuai dengan postur tubuh orang Indonesia yang tidak terlalu tinggi. Pemilik kuda delman lebih mengharapkan bahwa kudanya mempunyai kecepatan berlari, hal ini berkaitan dengan aktivitas kuda delman dalam menarik penumpang maupun barang (Soehardjono, 1990). Salah satu gerakan yang berkaitan dengan kecepatan lari kuda adalah gerakan langkah trot. Langkah trot merupakan gaya langkah kuda dimana lebih cepat dari berjalan normal (walk) dan lebih lambat dari berlari cepat (canter/gallop). Langkah trot adalah sebuah gaya berjalan dua irama diagonal dimana kaki kanan depan dan kaki kiri belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan kaki kiri depan dan kaki kanan belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak (Bogart dan Taylor, 1983).
2 Langkah trot berkaitan dengan ukuran tubuh diantaranya tinggi pundak yang berhubungan langsung dengan panjang kaki depan dan akan berpengaruh terhadap panjang langkah kaki kuda saat melangkah. Tinggi pundak diukur dari titik tertinggi pundak sampai ke tanah. Panjang Badan diukur dengan dari titik pundak sampai dengan bagian belakang.Tinggi pundak juga idealnya sesuai dengan panjang badan, karena proporsi tubuh kuda yang baik adalah berbentuk persegi (Smith, 2000). Berdasarkan hal tersebut bentuk kuda yang persegi adalah tinggi pundaknya sama dengan jarak antara titik pundak sampai dengan bagian bawah (bokong) dengan kata lain tinggi pundak sama dengan panjang badan. Tinggi pundak dan panjang badan merupakan salah satu faktor penunjang dalam kecepatan langkah trot dan performa pada kuda. Sampai saat ini belum ada informasi tentang hubungan kedua ukuran tubuh tersebut dengan panjang langkah trot kuda delman, oleh karena itu penelitian ini perlu untuk dilaksanakan. 1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : 1. Seberapa besar hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan dengan panjang langkah trot pada kuda delman 2. Bagaimana bentuk hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan dengan panjang langkah trot pada kuda delman 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui seberapa besar hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan dengan panjang langkah trot pada kuda delman.
3 2. Mengetahui dan mempelajari model regresi hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan
dengan panjang langkah trot pada kuda
delman. 1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar ilmu pengetahuan,
seleksi dan gambaran mengenai hubungan tinggi pundak dan panjang badan dengan panjang langkah trot pada kuda delman di Kecamatan Cicendo Kota Bandung. 1.5
Kerangka Pemikiran Kuda tarik pada dasarnya merupakan pemindah beban berat, mampu
menarik beban yang berat. Kuda tersebut memindahkan beban yang berat dengan kecepatan yang relatif lambat. Kemampuan atau daya tarik tiap ekor kuda adalah antara 500 kg-1500 kg (Anonimus, 1977). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih kuda tarik adalah mempunyai bobot badan ideal, otot punggung yang kuat, kekuatan kaki dan telapak kaki yang besar (Cole, 1966). Telapak kaki yang besar akan memberikan daya cengkeram yang besar pada tanah, sehingga memudahkan kuda untuk berjalan. Bobot badan sangat penting untuk perlekatan dengan tanah karena memberikan tekanan kebawah sehingga dapat menghindari kemungkinan tergelincir (Anderson & Kiser, 1963). Selain itu kecepatan berlari, yang berkaitan dengan aktivitas kuda delman dalam menarik penumpang maupun barang, merupakan salah satu kriteria bagi kuda delman. Kuda yang baik adalah kuda yang memiliki tinggi pundak dan panjang badan yang sama. Jika kedua ukuran tubuh tersebut tidak sesuai maka akan berpengaruh terhadap pergerakan kuda. Tinggi pundak diukur dengan cara berdiri
4 disisi kuda secara tegak lurus pada suatu dataran dengan ketinggian yang sama dan mengukur dari titik tertinggi pundak sampai ke tanah (Ensminger, 1991). Tinggi pundak akan berpengaruh pada panjang kaki depan seekor kuda, sehingga akan mempengaruhi langkah kuda (Hardjosubroto, 1994). Panjang badan merupakan faktor penunjang kecepatan kuda, karena kuda yang baik ukuran panjang badannya sama dengan tinggi pundaknya, cara mengukur panjang badan yaitu dengan mengukur bagian depan dibawah leher sampai bagian belakang kuda. Tinggi pundak disusun oleh konstruksi panjang kaki dari seekor kuda, sehingga tinggi pundak berhubungan dengan kecepatan lari, semakin tinggi pundak makin baik sehingga mempunyai daya mobilitas dan daya tahan (endurance) yang tinggi (Bandiati,1990). Kuda memiliki tiga langkah alami yaitu walk, trot dan gallop. Trot adalah kecepatan alami, dua hentakan, kiprah diagonal di mana kaki depan dan kaki belakang berlawanan lepas landas pada detik yang sama dan mendarat ke tanah secara bersamaan. Ada saat-saat singkat ketika keempat kakinya bersamaan dari tanah dan kuda tampaknya mengapung di udara (Ensminger, 1991). Tinggi pundak, panjang badan merupakan faktor penunjang dalam kecepatan dan kelincahan yang merupakan penentu panjang langkah trot pada kuda delman, maka dari itu jawaban sementara dari penelitian ini adalah bahwa hubungan antara tinggi pundak dan panjang langkah trot pada kuda delman memiliki korelasi yang tinggi terhadap panjang langkah trot.
5 1.4
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo
Kota Bandung pada tanggal 28 April sampai 3 Mei 2014.